Você está na página 1de 4

I

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Sampah merupakan salah satu permasalahan sanitasi yang dihadapi oleh
berbagai daerah di Indonesia terutama di kota-kota besar. Meningkatnya
pembangunan, pertambahan jumlah penduduk, dan aktivitas di berbagai
tingkat sosial ekonomi masyarakat berakibat jumlah timbulan sampah turut
meningkat. Keadaan tersebut tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana
yang memadai sehingga sampah menjadi permasalahan yang cukup kompleks.
Di Jawa Barat pada tahun 2005 silam terjadi peristiwa longsornya TPA
Leuwigajah yang menelan korban jiwa. Peristiwa ini menjadi sebuah pelajaran
bagi pemerintah sebagai penyedia sarana prasarana persampahan untuk
memperbaiki pengelolaan sampah di daerahnya masing-masing.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan

Metropolitan dan

Pusat Pertumbuhan di Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana


akan membangun TPA skala regional Legoknangka yang melayani wilayah
Metropolitan Bandung Raya (MBR)

yaitu Kota Bandung, Kota Cimahi,

Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, dan


Kabupaten Sumedang. Wilayah MBR merupakan pusat pertumbuhan yang
memiliki keunggulan karena lokasi, sejarah, dan/atau kebijakan pemerintah
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penggerak percepatan pembangunan di
daerah

sekitarnya.

dibutuhkan

Untuk

ketersediaan

menunjang
infrastruktur

perkembangan
khususnya

wilayah

fasilitas

MBR,

pengelola

persampahan. Setiap daerah yang termasuk wilayah MBR telah menerapkan


berbagai cara untuk mengatasi masalah persampahan namun hasilnya dirasa
belum efektif.

Pada tahun 2013, Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat
menghasilkan timbulan sampah sebesar 1.492 ton/hari atau 7.459 m3/hari
dengan komposisi 73,4% organik. (BPLH Kota Bandung, 2013). Timbulan
sampah yang dihasilkan penduduk Kota Bandung ditampung di TPA Regional
Sarimukti yang juga menampung sampah dari penduduk Kabupaten Bandung
Barat dan Kota Cimahi. TPA yang terletak di Desa Cigedig Sarimukti,
Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat ini memiliki luas 25 ha dan
sudah terpakai sebesar 19 ha. Total sampah yang masuk dari ketiga daerah
tersebut adalah 2.528 m3/hari (Pokja AMPL Kota Cimahi, 2011). Masa
layanan TPA Sarimukti diperkirakan hingga tahun 2017. Hal ini menjadi
pekerjaan bagi pemerintah untuk menyediakan lahan TPA baru. Pengadaan
lahan untuk TPA bukanlah pekerjaan mudah terutama di kota-kota besar
karena masalah keterbatasan lahan. Jika lahan tersedia pun, timbul masalah
lain seperti penolakan dari warga sekitar calon lokasi TPA.
Di daerah lain yakni Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, dan Kabupaten
Bandung sudah memiliki TPA untuk melayani daerahnya masing-masing.
Kabupaten Sumedang terdapat satu TPA yang berlokasi di Desa Cibeureum
Wetan, Kecamatan Cimalaka. Pada tahun 2011, luas TPA dengan sistem open
dumping yang sudah terpakai sebesar 6,7 ha dengan luas total 10 ha (Pokja
AMPL Kabupaten Sumedang, 2011). Kabupaten Garut saat ini menggunakan
TPA Pasirbajing sebagai tempat pembuangan akhir dengan sistem open
dumping. Luas lahan yang ada mencapai 12,5 ha dengan lahan yang sudah
terpakai sebesar 8,5 ha (Pokja Sanitasi Kabupaten Garut, 2013). Kabupaten
Bandung dilayani satu TPA dengan sistem open dumping yang terletak di Desa
Babakan,

Kecamatan

Ciparay.

Pada

operasionalnya

TPA

Babakan

diperkirakan akan berakhir pada tahun 2014, namun saat ini TPA Babakan
masih difungsikan (Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan
Kabupaten Bandung, 2013).
Dengan demikian, untuk menangani masalah persampahan dibutuhkan upaya
dalam pengelolaannya terutama aspek pengolahan guna mereduksi timbulan

sampah dan meningkatkan umur operasional TPA. Untuk memilih alternatif


teknologi pengolahan yang dapat diterapkan di TPA Regional Legoknangka,
diperlukan adanya pendekatan ilmiah. Metode yang digunakan adalah
analytical hierarchy process (AHP) yang didasari oleh pendapat para pakar
dan pemangku kepentingan di bidang persampahan.

I.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari penelitian ini adalah untuk menentukan alternatif teknologi
pengolahan sampah yang dapat diterapkan di TPA Regional Legoknangka
yang melayani Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten
Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Garut. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendapatkan alternatif teknologi yang sesuai
dengan komposisi dan karakteristik timbulan sampah di daerah layanan.
I.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah:
a. Lokasi penelitian adalah TPS-TPS di wilayah pelayanan TPA Regional
Legoknangka.
b. Penelitian yang dilakukan antara lain mengukur jumlah timbulan sampah
di masing-masing TPS serta menentukan komposisi dan karakteristik
sampah.
c. Penilaian terhadap alterbatif teknologi pengolahan sampah berdasarkan
pendapat para pakar dan pemangku kepentingan di bidang persampahan.
d. Metode analisis yang digunakan dalam pengambilan keputusan alternatif
teknologi pengolahan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP).

I.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan tugas akhir Studi Pemilihan Alternatif
Teknologi Pengolahan Sampah TPA Kawasan Regional (Studi Kasus: TPA
Legoknangka) ini adalah sebagai berikut:
BAB I

Pendahuluan
Bab I berisi latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, dan

BAB II

sistematika penulisan laporan tugas akhir.


Tinjauan Pustaka
Bab II berisi literatur mengenai pengelolaan persampahan

BAB III

khususnya mengenai aspek pengolahan.


Metodologi Penelitian
Bab III berisi uraian tahap pengerjaan laporan tugas akhir yakni
meliputi studi literatur, pengumpulan data sekunder, pengumpulan

BAB IV

data primer, dan metode analisis dan pembahasan.


Gambaran Umum Wilayah Studi
Bab IV berisi gambaran wilayah yang akan dilayani oleh TPA

BAB V

Regional Legoknangka.
Analisis dan Pembahasan
Bab V berisi analisis data-data mengenai timbulan, komposisi, dan
karakteristik sampah yang ada di wilayah studi serta alternatif
teknologi pengolahan yang dapat diterapkan berdasarkan analisis

BAB VI

multikriteria.
Kesimpulan dan Saran
Bab VI berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan
serta saran untuk penelitian selanjutnya.

Você também pode gostar