Você está na página 1de 17

ALAT UKUR DEBIT CIPOLETTI DAN THOMPSON

PADA SALURAN TERBUKA


Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hidrolika

SMTS07-A
Nama

: Hendi Kurniawan

NPM

: 14313014

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014

ALAT UKUR DEBIT CIPOLETTI DAN THOMPSON PADA


SALURAN TERBUKA
Hendi Kurniawan
14313014 - SMTS 07 A
Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Universitas Gunadarma, Depok
Email: hendikrnwn@gmail.com
ABSTRAK
Pengukuran debit berguna untuk mengetahui potensi sumber daya air
suatu wilaya DAS dan dijadikan untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air
melalui pendekatan sumber daya air permukaan yang ada. Pengukuran debit
dibagi menjadi beberapa bagian metode salah satunya metode sekat ukur.
Alat ukur debit dengan metode sekat ukur pada saluran terbuka memiliki
konsep sederhana, yaitu hubungan kedalaman muka air dengan laju yang
dipengaruhi oleh bentuk dan dimensi alatnya. Perhitungan debit menggunakan
persamaan tinggi air atau head. Parameter yang dapat digunakan dalam
pemilihan alat ukur tersebut antara lain kemudahan dan biaya pembuatan serta
pemasangannya, jumlah debit yang dapat diukur secara optimal, dan dimensi
salurannya.
Ada beberapa jenis alat ukur debit yang menggunakan metode sekat ukur
diantaranya, yaitu sekat Thompson (untuk debit kurang dari 200 lt/d), sekat
Romjin dan Cipoletti (untuk debit antara 200 dan 2.000 l/d).

Kata kunci : debit, sekat ukur Cipoletti, sekat ukur Thompson, saluran terbuka.

1. ALAT UKUR DEBIT SALURAN TERBUKA


1.1

Debit
Debit adalah suatu koefisien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir

dari suatu sumber persatu-satuan waktu,dilambang kan dengan Q dalam satuan


meter kubik/ detik. Pengukuran debit dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
a. Pengukuran debit dengan bangunan air
b. Pengukuran debit berdasarkan aliran dan luas penampang melintang
c. Pengukuran dengan alat-alat tertentu seperti pengukur arus magnetis,
pengukuran gelombang supersonis
Kemampuan pengukuran debit aliran sangat diperlukan untuk mengetahui
potensi sumber daya air suatu wilaya DAS. Debit aliran juga dijadikan untuk
memonitor dan mengevaluasi neraca air melalui pendekatan sumber daya air
permukaan yang ada.
1.2

Saluran Terbuka
Aliran saluran terbuka adalah aliran air dalam saluran yang memiliki

permukaan bebas yang terbuka terhadap tekanan atmosfir, ini adalah ciri khusus
yang membedakannya dengan saluran pipa. Aliran pada saluran terbuka
disebabkan oleh kemiringan saluran dan permukaan cairannya serta kekasaran
salurannya. Saluran terbuka meliputi semua jenis saluran terbuka yang bersifat
alami dan buatan.
1.3

Bangunan Ukur
Bangunan ukur adalah bangunan yang dapat digunakan untuk mengukur

aliran yang melewatinya. Pada jaringan irigasi bangunan ukur ini dipasang pada
setiap pangkal saluran tersier dihilir pintu sadap. Pada bangunan bagi, dimana
hilir bangunan terdapat lebih dari satu saluran sekunder atau primer, hanya satu
saluran yang tidak dilengkapi dengan bangunan ukur. Selebihnya dipasang
bangunan ukur pada saluran sekunder. Bagian bangunan ukur yang berfungsi
untuk mengukur debit adalah pintu ukur dan sekat ukur.

1.4

Pengukuran Debit
Secara umum pengukuran debit dipermukaan bebas dilakukan untuk

mengetahui berapa debit aktual yang ada untuk pemanfaatan atau pengendalian
aliran suatu badan air. Pengukuran debit umumnya dilakukan pada waktu-waktu
tertentu dan sering kali berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan rating curve.
Semakin banyak pengukuran dilakukan akan semakin teliti analisa data. Untuk
menentukan jumlah pengukuran yang dilakukan tergantung kepada:
a. Tujuan pengukuran
b. Kepekaan aliran permukaaan bebas
c. Ketelitian yang ingin dicapai
Terdapat beberapa metoda pengukuran debit aliran permukaan bebas berdasarkan
variabel maupun cara peninjauan nya yang ditinjaunya, yaitu :
a. Berdasarkan variabel yang ditinjau
1) Metode luas kecepatan
2) Metode sekat ukur
a)

Sekat ukur cippoleti

b)

Sekat ukur Thompson

c)

Alat ukur Parshall flume

d)

Sekat ukur Drempel

b. Berdasarkan cara peninjauannya


1) Metode pengukuran tidak langsung
a)

Pelampung

b)

Pengukuran Current meter

c)

Menggunakan Persamaan Manning

2) Metode pengukuran langsung


a)

Alat ukur Pintu Romyin

b)

Alat ukur cippoleti

c)

Sekat ukur Thompson

d)

Alat ukur Parshall flume

2. ALAT UKUR CIPOLETTI


2.1

Gambaran Umum
Alat Ukur Debit Cippolleti adalah suatu alat ukur debit berdasarkan

peluapan sempurna dengan ambang tipis. Alat ukur ini merupakan dinding tegak
dengan penampang pengaliran (penampang basah) yang berbentuk trapesium
(sisinya 4 : 1). Alat ukur debit ini digunakan untuk mengukur debit saluran yang
tidak begitu besar dengan debit antara 200 hingga 2000 1/d, dan biasa dipakai
pada saluran yang langsung ke sawah. Alat ini sesuai dipakai di pegunungan
dimana tanah mempunyai kemiringan yang cukup besar.
Prinsip kerja bangunan ukur Cipoletti di saluran terbuka adalah menciptakan
aliran kritis. Pada aliran kritis, energi spesifik pada nilai minimum sehingga ada
hubungan tunggal antara head dengan debit. Dengan kata lain Q hanya merupakan
fungsi H saja.
2.2

Rumusan Umum
Rumus umum yang menghubungkan ketinggian muka air (h) dan debit (Q)

untuk alat ukur ambang Cipoletti adalah sebagai berikut:


2
Q .Cd .b.h 3 / 2 2.g
3
Keterangan Rumus
Q

= debit aliran (m3/s)

Cd

= koefisien debit 0,63

= lebar ambang (m)

= tinggi muka air (m)

= gravitasi (9,8 m/s2)


Dikarenakan terjadi kontraksi aliran air permukaan bebas di muka ambang

tajam maka persamaan alat ukur cipoletti menjadi:

Q 0,42.b.h 2 g h

Q 1,86.b.h 3 / 2
2.3

Pengukuran Alat Cipoletti


4

2.3.1

Alat yang Diperlukan


a. Sekat trapesional yang sisi-sisi sekat itu meruncing dibuat dari pelat
logam(baja,alumunium,dll) atau dari kayu lapis bisa juga dibuat dari
beton atau pasangan batu.
b. Penggasis, tongkat ukur, atau pita ukur.
c. Hitung debit dengan persamaan

Q 1,86.b.h 3 / 2
2.3.2

Keadaan untuk Pengukuran


a. Aliran di hulu dan hilir sekat harus tenang
b. Aliran hanya melalui sekat, tidak ada kebocoran pada bagian atas atau
samping sekat
c. Air harus mengalir bebas dari sekat, tidak menempel pada sekat

4
1

Gambar 2.1 gambar model sekat ukur Cipoletti


2.3.3

Cara Pengukuran
a. Tempatkan sekat pada aliran air bisa berupa sungai kecil, pelimpah
mata air dan sebagainya yang akan diukur, pada posisi yang baik
sehingga sekat betul-betul mendatar atau ketinggian muka air pada
kedua sisi adalah sama
b. Ukur ketinggian muka air dengan alat ukur penggaris, tongkat ukur,
atau pita ukur.

2.3.4

Pertimbangan dalam Pengukuran Debit dengan Alat Ukur Cipoletti


5

a. Head (beda elevasi pada ambang dengan muka air di hulu) tidak lebih
kecil dari 6 cm dan tidak lebih besar dari 60 cm untuk debit aliran
yang dirancang.
b. Untuk weir berbentuk segi-empat dan trapesium, head tidak
melebihi 1/3 dari panjang weir atau lebar ambang (H max 1/3 L).
c. Lebar

ambang weir harus dipilih

sedemikian

rupa

sehingga

head untuk debit rencana mendekati head maksimum dengan


memperhatikan persyaratan (a) dan (b).
d. Kapastas aliran dengan variasi lebar alat ukur dan kedalam muka air
dapat dilihat pada tabel 2.1
e. Elevasi ambang (crest) harus dipasang cukup tinggi sehingga
air melimpah melaluinya dan jatuh bebas (free

flow), dengan

ruang udara di bawah dan di sekitar terjunan air (nappe).


f. Kemiringan pintu 4 : 1
g. (h) harus diukur pada titik dengan jarak minimal 4H dari ambang ke
arah hulu saluran.
h. Tebal ambang ukur harus antara 0,8 s/d 2 mm
i. Permukaan air di bagian hilir pintu minimal 6 cm dibawah ambang
ukur bagian bawah.
j. (h) harus > 6 cm, tetapi < L/3
k. P dihitung dari saluran sebelah hulu harus > dari 2h max, dimana
hmax adalah ketinggian air yang diharapkan.
l. b diukur dari tepi saluran dan harus > 2hmax.

Tabel 2.1 Debit (Lt/detik) untuk sekat ukur Cipoletti

2.4

Ciri-ciri Alat Cipoletti


Ciri-ciri khusus dari alat ukur Cipoletti, antara lain:
a. Konstuksi sederhana sehingga dapat dibuat dari bahan-bahan lokal seperti
kayu, plat besi dan sebagainya.
b. Berbentuk trapezium dengan perbandingan panjang sisi 4:1.
c. Dapat digunakan untuk mengukur debit air pada saluran yang berukuran
kecil, misalnya saluran sekunder dan tersier, dengan debit aliran sekitar
100 hingga 2000 l/d.

d. Bila diperlukan dibuat dalam bentuk yang dipindah-pindahkan. Sangat


cocok untuk areal perkebunan tebu yang sering pindah-pindah lokasi atau
untuk keperluan penelitian efisiensi irigasi dan kebutuhan air tanaman.
e. Agar dapat berfungsi dengan baik, diperlukan kemiringan aliran air yang
cukup dan tidak cocok dipakai diareal irigasi yang datar.
f. Di muka ambang, mudah terjadi pengendapan lumpur yang dapat
mempengaruhi hasil pengukuran debit dan perlu pemeliharaan yang
teratur.
2.5

Kelebihan dan Kekurangan Alat Ukur Cipoletti

a. Kelebihan
Kelebihan dari alat Cipoletti,yaitu
1) Sederhana dan mudah dibuat
2) Biaya pelaksanaan tidak mahal
b. Kekurangan
1) Terjadi sedimentasi dihulu bangunan.
2) Pengukuran debit tidak bisa dilakukan jika muka air hilir naik
diatas elevasi ambang bangunan ukur.
3. ALAT UKUR THOMPSON
3.1

Gambaran Umum
Alat ukur ini berbentuk segitiga sama kaki terbalik, dengan sudut puncak di

bawah. Sudut puncak dapat merupakan sudut siku atau sudut lain, misalnya 60
atau 30. Alat ukur Thompson sering digunakan untuk mengukur debit-debit yang
kecil yaitu sekitar 200 lt/detik. Ambang pada alat ukur thompson merupakan suatu
pelimpah sempurna yang melewati ambang tipis
Sekat Thompson (V-notch) adalah nama yang terkenal di PDAM, khususnya
di kalangan operator yang bertanggung jawab atas kelancaran pasokan air, mulai
dari sumber air baku (intake, broncaptering), transmisi (unit bak pelepas tekanan,
BPT), serta instalasi pengolahan air (sedimentasi, kanal). Sebagai alat ukur, sekat

Thompson sangat dibutuhkan untuk mengetahui perkiraan debit air yang akan dan
sudah diolah.
3.2

Rumusan Umum
Berdasarkan pada bentuk puncak peluap biasa berupa ambang tipis

maupun lebar. peluap biasa disebut ambang tipis bila tebal peluap t < 0,5 H dan
disebut ambang lebar. Apabila 0,5 H < t < 0,66 H keadaan aliran adalah tidak
stabil dimana dapat terjadi kondisi aliran air melalui peluap ambang tipis atau
ambang lebar.
Gambar dibawah ini menunjukkan peluap segitiga, dimana air mengalir di atas
peluap tersebut, tinggi peluapan adalah H dan sudut peluap segitiga adalah Dari
gambar tersebut lebar muka air adalah:

Total head line


h
H0

Gambar3.1 Sekat Thompson ( V-notch)


B = 2 H Tg /2
Dengan menggunakan persamaan deferensial dan integrasi didapat suatu
rumus persamaan untuk mencari nilai debit pada alat ukur peluap segitiga, adapun
persamaan tersebut adalah :

Cd . tan .h5 / 2 2.g


15
2

Apabila sudut = 90, Cd = 0,6 dan percepatan grafitasi = 9,81 m/d


maka ,debitnya
Q = 1,417 H5/2
Persamaan V-notch telah distandarkan oleh ISO (1980), ASTM (1993), and
USBR (1997) semuanya memberikan hasil menggunakan Kindsvater-Shen

equation. Contoh penggunaan persamaan tersebut adalah seperti dibawah ini.


Dimana Q dalam unit cfs dan tinggi dalam unit ft. Diberikan dibawah ini kurva
untuk C dan k vs sudut. Pada standar yang ada tidak diberikan persamaan untuk
menyusunan kurva tersebut, sehingga satu satunya jalan adalah menggunakan
kurva tersebut.
Gambar 3.2 Kurva V-notch
3.3

Pengukuran Alat Thompson

3.3.1 Alat yang Diperlukan


Alat yang diperlukan untuk perhitungan debit, antara lain:
a. Sekat V-notch, dibuat dari pelat logam (baja, aluminium, dan lainlain) ,dari kayu lapis, atau dari pasangan batu
b. Penggaris, tongkat ukur atau pita ukur
3.3.2 Keadaan untuk Pengukuran
a. Aliran di hulu dan di hilir sekat harus tenang.

10

b. Aliran hanya melalui sekat, tidak ada kebocoran pada bagian atas atau
samping sekat.
c. Aliran harus mengalir bebas dari sekat, tidak menempel pada sekat
(lihat Gambar 3.3 )
d. Tebal ambang ukur antara 0,8 sd 2 mm.
e. Permukaan air dibagian hilir harus min 6 cm dibawah ambang ukur
bagian bawah.
f. h harus > 6 cm untuk menghindari kesalahan ukur.
g. Persamaan dikembangkan untuk h antara 38 cm dan h/P<2,4.
h. Persamaan dikembangkan untuk V-notch yang sempurna, dalam arti
h/B harus 0.2.
i. Lebar saluran rata-rata (B) harus >91 cm.
j. Bagian bawah V-notch harus min. 45 cm diatas bagian dasar saluran
bagian hulu
Apabila alat ukur tidak memenuhi ketentuan diatas, maka alat ukur disebut
alat ukur V-notch yang tidak sempurna. Dimana:
a. h/B yang dibutuhkan 0,4.
b. Dasar ambang ukur bagian bawah cukup 10 cm diatas dasar saluran
sebelah hulu.
c. Lebar saluran cukup dengan 10 cm, dan h bisa sampai 61 cm (Vnotch
sempurna mempunyai h 38 cm)
d. Grafik C yang digunakan berbeda, graphic memberikan hubungan
antara C sebagai fungsi dari h/P dan P/B dan hanya berlaku untuk VNotch dengan sudut 900
e. Pada Standar USBR, 1997 dapat dilihat bahwa Nilai C bergerak dari
0,576 sd 0,6; sedangkan pada V-Notch sempurna dengan sudut 900,
nilai C adalah 0,578.

11

Gambar 3.3 Ukuran head Alat Ukur Thompson


3.3.2 Cara Pengukuran
a. Tempatkan sekat pada aliran yang akan diukur, pada posisi yang baik
sehingga sekat betul-betul mendatar atau ketinggian muka air pada
kedua sisinya adalah sama.
b. Ukur ketinggian muka air dengan penggaris, tongkat ukur dan pita
ukur.
3.3.3 Pertimbangan dalam Pengukuran Debit Alat Ukur Thompson
a. Weir harus halus dan tegak lurus terhadap sumbu kanal
b. Panjang weir atau sudut notch ditentukan dengan akurat
c. Mengupayakan tinggi kanal dari dasar dua kali dari maksimum head air
di atas dasar takik
d. Bahannya dari lempeng tipis 3-5 mm,
e. Alat ukur dipasang pada jarak minimal tiga kali head maksimumnya.
Tabel 3.1 Perbandingan Nilai Head (cm) dengan Debit (Lt/detik) untuk sekat ukur
Thompson

12

Pada tabel 3.1 diberikan perkiraan nilai debit dengan head. Tinggi air dalam
centimeter dan debitnya dalam liter per detik, mulai dari sekitar 10 lt/detik sampai
dengan 200 lt/detik. Perlu ditambahkan bahwa alat ukur ini yang dipasang di unit
BPT di jalur pipa transmisi air baku PDAM sering kurang optimal fungsinya
karena gejolak alirannya terlampau besar (sangat turbulen) dan jarak dari ambang
ke saluran di hulunya tidak memenuhi syarat, Oleh sebab itu, pengukuran tinggi
head-nya menjadi kurang teliti sehingga dugaan debit pun menjadi kurang tepat.
Untuk mengatasi kekurangan itu dipasang alat broncaptering dibagian hilir
sehingga dapat mendekati nilai debit rillnya kemudian dibuat di BPT terakhir
sebelum masuk ke reservoir distribusi. Juga dapat dipasang sebelum unit
prasedimentasi kalau airnya dari sungai. Hanya saja, perlu didahului oleh bar
screen dan fine screen di unit intake-nya agar takiknya tidak tertutupi oleh
serpihan sampah. Nilai H sebanding dengan nilai Cd dan Q.
3.4

Ciri-Ciri Alat Thompson


Ciri-ciri khusus dari alat ukur Thompson, antara lain:

13

a. Konstuksi sederhana sehingga dapat dibuat dari bahan-bahan lokal


seperti kayu, plat besi dan sebagainya.
b. Berbentuk segitiga dengan berbagai macam sudut sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan penggunaannya.
c. Dapat digunakan untuk mengukur debit air pada saluran yang berukuran
kecil, misalnya saluran sekunder dan tersier.
d. Bila diperlukan dibuat dalam bentuk yang dipindah-pindahkan. Sangat
cocok untuk areal perkebunan tebu yang sering pindah-pindah lokasi atau
untuk keperluan penelitian efisiensi irigasi dan kebutuhan air tanaman.
e. Agar dapat berfungsi dengan baik, diperlukan kemiringan aliran air yang
cukup dan tidak cocok dipakai diareal irigasi yang datar.
f. Di muka ambang, tidak mudah terjadi pengendapan lumpur yang dapat
mempengaruhi hasil pengukuran debit dan perlu pemeliharaan yang
teratur.
3.5
a.

Kelebihan dan Kekurangan Alat Ukur Thompson


Kelebihan
Kelebihan dari alat Cipoletti,yaitu
1) Sederhana dan mudah dibuat
2) Biaya pelaksanaan tidak mahal

14

b.

Kekurangan
1) Hanya dapat digunakan pada debit aliran yang kecil (< 100 l/d).
2) Penggunannya sering kurang optimal karena gejolak aliran yang
melalui sekat terlampau besar (sangat turbulen) dan jarak dari
ambang ke saluran di hulunya tidak memenuhi syarat
3) Pengukuran debit tidak bisa dilakukan jika muka air hilir naik diatas
elevasi ambang bangunan ukur.

4. KESIMPULAN
Pengukuran debit berguna untuk mengetahui potensi sumber daya air suatu
wilaya DAS dan dijadikan untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air melalui
pendekatan sumber daya air permukaan yang ada. Pengukuran debit dibagi
menjadi beberapa bagian metode salah satunya metode sekat ukur.
Ada beberapa jenis alat ukur debit yang menggunakan metode sekat ukur
diantaranya, yaitu sekat Thompson (untuk debit kurang dari 200 lt/d) dan Cipoletti
(untuk debit antara 200 dan 2.000 l/d). kedua alat tersebut memiliki keunggulan
dan kelemahan masing masing. Diantara itu semua terdapat persamaan dari kedua
alat ukur tersebut yaitu, menggunakan prinsip loncatan hidrolik, biaya
pemasangan dan pembuatan tidak mahal.
Sekat Ukur Thompson sangat dipakai di PDAM yang digunakan untuk
mengetahui perkiraan debit air yang akan diolah. Sedangkan alat ukur cipoletti
sendiri saat ini tida dianjurkan lagi karena jarak antara pintu air dengan bangunan
ukur jauh sehingga eksploitasi pintu jadi rumit dan menghasilkan nilai debit yang
kurang akurat.
5.

SARAN
Dalam pengukuran menggunakan sekat ukur Cipoletti maupun sekat ukur

Thompson perlu di perhatikan hal-hal yang menjadi pertimbangan masing-masing


alat ukur debit agar mendapatkan nilai debit yang akurat.

15

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Loncatan Air Pada Saluran Miring terbuka Dengan Variasi Panjang
Kolam Olakan, Majalah Ilmiah UKRIM, Edisi 2/th XIII/2008. Halaman
10, http://e-jurnal.ukrimuniversity.ac.id (diakses pada tanggal 9 Desember
2014)
Anonim,Teknik Irigasi dan Drainase : topik 4.Efisiensi irigasi dan pengukuran
debit,http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/pdf/Topik%204%20Kuliah
%20conpres.pdf (diakses pada tanggal 10 Desember 2014)
Fasdarsyah, ST, MT Bangunan Air, http:// komting.mywapblog.com/ files/
bangunan-air-1-bab-4.pdf (diakses pada tanggal 9 Desember 2014).
Sri Eko Wahyuni, Salamun Irigasi Sesi 6, http://www.scribd.com/ doc/
203268979/ Irigasi-Sesi-6-Alat-Ukur-Debit (Diakses pada tanggal 8
Desember 2014)

16

Você também pode gostar