Você está na página 1de 22

PERSALINAN PERVAGINAM

G1P0A0, 24 Tahun, Hamil 39 Minggu 6 Hari


Janin I Hidup Intrauterine
Presentasi Kepala, Punggung kiri
Belum Inpartu
Preeklamsia Ringan

Disusun oleh:
Dyah Kurnia Fitri
(H2A008015)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2012

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu fase kehidupan yang sangat dinantikan oleh setiap wanita untuk
dapat menjadi seorang ibu serta meneruskan keturunan. Kehamilan tersebut tentu saja
diharapkan dapat diakhiri dengan proses persalinan yang berlangsung secara normal.
Persalinan (partus) adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan biasa atau persalinan normal atau
persalinan spontan terjadi apabila bayi lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai
alat-alat atau alat bantu serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam
waktu kurang dari 24 jam. Partus spontan pervaginam diawali dengan tanda-tanda rasa sakit oleh
adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah (show) yang
lebih banyak, kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya, pada pemeriksaan dalam serviks
mendatar dan pembukaan telah ada.1
Pada dan selama persalinan ada tiga faktor penting yang berperan, yaitu power (kekuatan
kontraksi ibu (his), kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan
mengejan, ketegangan dan kontraksi ligament rotumdum), passager (janin dan plasenta), passage
(kondisi jalan lahir lunak dan tulang). Keberhasilan persalinan juga dipengaruhi oleh riwayat
Antenatal Care (ANC), riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya, riwayat penggunaan KB,
riwayat penyakit ibu, riwayat pernikahan dan lain-lain.2
Persalinan dibagi menjadi empat kala. Kala satu dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus
dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Kala dua adalah kala
pengeluaran yaitu dimulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap, dan berakhir ketika janin sudah
lahir. Kala tiga persalinan dimulai segera setelah janin lahir, dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban janin. Kala empat saat monitoring dimulai setelah lahirnya plasenta
dan berakhir 2 jam setelahnya.3
Dalam laporan kasus ini akan dibahas lebih banyak mengenai persalinan normal baik
definisi, faktor penyebab mulainya persalinan, tahapan, mekanisme, pemantauan persalinan
dengan partograf WHO dan memimpin persalinan sehingga dapat menambah pengetahuan dan
pemberian informasi yang benar pada pasien, keluarganya maupun masyarakat.

KASUS
Identitas Pasien
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Nama : Ny. I
Umur : 24 Tahun
Alamat : Jl. Pusponjolo timur.
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Suami : Tn. I
Umur : 27 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Masuk RS : 21/06/2012
No RM : 287505

Riwayat Perjalanan Penyakit


Anamnesa
Diambil dari

: Autoanamnesis tanggal 21 Juni 2012 pukul 13.00 WIB

Keluhan Utama

: Pasien datang dari rujukan bidan

Keluhan Tambahan : Pasien datang karena tensi tinggi


Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke RSUD TUGUREJO dari bidan dengan tensi tinggi, kenceng-kenceng (+)
jarang, keluar lendir darah dari jalan lahir (-), keluar air dari jalan lahir (-). Gerakan janin (+)
masih di rasakan.
Riwayat Haid
Menarche

: 14 tahun

Haid

: Teratur

Siklus

: 28 hari

Lama Haid

: 6 hari

Banyaknya Haid

: 3 x sehari ganti pembalut.

Nyeri Haid

: (+) setiap kali hari pertama haid dan tidak menggangu aktifitas

Hari Pertama Haid Terakhir : 15-09-2011


Taksiran Partus
Riwayat Perkawinan

: 22-06-2012

Menikah usia 23 tahun dan sudah menikah selama 1 tahun. Merupakan pernikahan pertama bagi
pasangan suami dan istri.
Riwayat Obstetri
Anak Pertama

: Hamil ini

Riwayat Abortus

: disangkal

Kesimpulan

: G1P0A0

Riwayat KB
Belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Darah Tinggi

: Disangkal

Riwayat Kencing Manis

: Disangkal

Riwayat Asma

: Disangkal

Riwayat Jantung

: Disangkal

Riwayat Alergi

: Disangkal

Riwayat Kista

: Disangkal

Riwayat Tumor

: Disangkal

Riwayat ISK

: Disangkal

Riwayat IMS

: Disangkal

Riwayat TORCH

: Disangkal

Riwayat penyakit selama kehamilan

: Batuk Pilek biasa

Riwayat penggunaan obat-obatan dan jamu : Disangkal, hanya konsumsi vitamin dari bidan.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Darah Tinggi

: Disangkal

Riwayat Kencing Manis

: Disangkal

Riwayat Asma

: Disangkal

Riwayat Jantung

: Disangkal

Riwayat Alergi

: Disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi


Memiliki asuransi Jampersal, rumah dihuni 2 orang, lingkungan rumah bersih.
Kesan ekonomi cukup.
Riwayat Pribadi
Riwayat Merokok

: Disangkal

Riwayat Konsumsi Alkohol : Disangkal


Riwayat Hewan Peliharaan

: Disangkal

Catatan Penting Selama Asuhan Antenatal


Pasien mengatakan telah kontrol kehamilan secara rutin ke bidan > 4 kali selama kehamilan.
Menurut pasien, riwayat Imunisasi TT dilakukan 2 kali yaitu 1 kali sebelum menikah dan 1 kali
saat diketahui usia kehamilan 5 minggu. Kenaikan berat badan pasien selama kehamilan kurang
lebih 0,5 kg setiap minggunya. Tinggi badan pasien tidak mengalami perubahan. Selama
kehamilan tekanan darah pasien dalam batas normal, hanya sejak tadi malam tensi tinggi. Tinggi
fundus uteri sesuai usia kehamilan, untuk yang sekarang 29 cm dan taksiran berat janin 2635.
Selama kehamilan, pasien mengkonsumsi vitamin dari bidan. Keluhan yang pernah dirasa saat
kehamilan hanya pegal-pegal, mual muntah, kaki terasa sakit.
Pemeriksaan Fisik
(saat pemeriksaan pada tanggal 21-06-2012 pukul 13.00 WIB)

Keadaan Umum

: Baik

Kesadaran

: Compos Mentis

Keadaan gizi : cukup

Tinggi Badan : 158 cm

Berat Badan

Tekanan Darah

Nadi

: 88 x / menit, reguler isi cukup

Pernapasan

: 20 x / menit, teratur

: 60 kg
: 140 / 95

Suhu

: 36,5 0C

Mata

: Konjungtiva anemis -/Sklera ikterik -/Tanda dehidrasi (mata cekung -/-)

Mulut

Hidung

: Sianosis (-)
: Septum deviasi (-)
Nafas cuping hidung -/Sekret -/-

Telinga

: Warna aurikula dbn


Nyeri tarik aurikula -/Sekret -/Laserasi -/Membran timpani putih mutiara

Leher

: Deviasi trakhea (-)


Pembesaran kelenjar limfe -/Retraksi otot bantu nafas (-)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)

Jantung

: dbn
BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Paru

: dbn
Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-

Abdomen

Ekstremitas

: Sesuai status obstetri


:
Superior

Inferior

Oedema

-/-

-/-

Sianosis

-/-

-/-

Akral dingin

-/-

-/-

Clubbing finger

-/-

-/-

Refleks fisiologis

+/+

+/+

Refleks patologis

-/-

-/-

Kelainan Fisik

: tidak dijumpai

Status Obstetrikus
Pemeriksaan Luar
Inspeksi :
Perut membuncit, membujur dan striae gravidarum (-)
Genitalia Eksterna : air ketuban (-), Lendir darah (-)
Palpasi :

Pemeriksaan Leopold
I. TFU 29 cm, teraba bulat, besar, ballotement (-). Kesan bokong.
II. Teraba tahanan besar memanjang sebelah kiri (kesan punggung), teraba tahanan kecilkecil sebelah kanan (kesan ekstrimitas). DJJ 13-13-13
III. Teraba bagian janin bulat, keras, bisa digoyang (kesan kepala)
IV. Kesan konvergen, bagian bawah belum masuk pintu atas panggul.

His (+) jarang

Auskultasi :
Denyut jantung janin terdengar paling keras di sebelah kiri bawah umbilikus dengan frekuensi
13-13-13.
Pemeriksaan Dalam
VT: 1 jari sempit, KK (+), eff 10 %
Portio posterior, lunak
Bagian bawah janin: presentasi kepala turun Hodge 1
Ubun-ubun kecil belum bisa dinilai.

Pemeriksaan Penunjang Diagnostik

Laboratorium Hematologi
Darah Rutin (WB
EDTA)
Hb
Ht
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW

Nilai

Nilai normal

10.90 g/dL
33.80 %
5.48. 103/uL
191.103/uL
a. 106/uL
82.00 fL
26.70 pg
32.20 g/dL
13.18%

11.7-15.5g/dL
80-100%
3.6-11
150-440
3.8-5.2
80-100
26-34
32-36
11.5-14.5

Kuning tua
Agak Keruh
1.015 g/mL
7.0

Kuning Muda
Jernih
1.015 1.025
4.6 7.4

POS(+)4/500 mg/dL
POS(+) 2/25 sel/uL
POS(+)1/10-25 sel/ uL
POS (1+)/ 1 mg/dL
Normal

5gr/dL negaif
-

5-8/lpk
0-1/lpb
0-1/lpb
-

5-15
1-4
0-3
-

Reaktif (+)

Non Reaktif

Urin Makroskopis
Warna
Kekeruhan
Berat Jenis
pH
Urin Kimia
Protein
Reduksi
Erytrosit
Leukosit
Nitrit
Keton
Bilirubin
Urobilinogen
Urin Sedimen
Epitel
Leukosit
Erytrosit
Bakteri
Kristal
Silinder Hyalin
Silinder Granula
Sero-Imun (Serum)
HbsAg

Pemeriksaan penunjang lain :


-

USG
(tidak dilakukan)
HBsAg Reaktif (+)

Diagnosa Kerja
Ibu

: G1P0A0, 24 tahun, gravida 39 minggu 6 hari, belum inpartu, preeklamsia ringan.

Janin : Tunggal, hidup intrauterine, presentasi kepala


Penatalaksanaan Awal
-

Rencana partus pervaginam


Informed Concent kepada pasien dan keluarga tentang keadaan ibu serta janin dan

rencana tindakan
Kelola sesuai Partograf WHO

no
1

Waktu Tensi/nadi/Suhu
Jam 140/95
88X/menit
13.00
36.50C

HIS
10-

DJJ
13-

11

13-13

(35)

Keterangan
TFU : 29 cm, sehingga TBJ : 2635
L I-IV : janin1 intrauterine
Pres kep. U PUKI
VT:
kuncup, kk(+), Eff 10%
Portio posterior, lunak
Bagian bawah janin : Kepala, turun
Hodge I
Ubun-ubun kecil belum bisa dinilai.
Diagnosis:
G1PoAo, 24 tahun, H 39 minggu 6 hari
Janin I hidup intrauterine
Pres kep. U PUKI
Belum inpartu
Preeklamsia ringan
HbsAg (+)
Sikap:
Infus RL 20 tpm
Metyldopa 3x250 mg
Nifedipine 3x10 mg
MgSo4 20% Bolus 4 gr.
Induksi Misoprostol 1/8 tablet
pervaginam
Pengawaasan 10
Menyarankan ibu makan dan minum
yang

17.00

150/100
88X/menit
36.50C

1011
(35

banyak untuk kepentingan

mengejan
Tunggu dan evaluasi 4 jam
13VT: kuncup, kk(+), Eff10%
Portio posterior, lunak.
13-13
Bagian bawah janin : Kepala, turun
Hodge I
Ubun-ubun kecil belum bisa dinilai.
Dx/
G1PoAo, 24 tahun, H 39 minggu 6 hari
Janin I hidup intrauterine
Pres kep. U PUKI
Belum inpartu
Preeklamsia ringan

21.00

162/100
84x/menit
36,50C

7-8

12-

(40)

12-12

HbsAg (+)
S/ Pengawaasan 10
Tunggu dan evaluasi 4 jam
VT: 1jari, kk(+), Eff10%
Portio posterior, lunak.
Bagian bawah janin : Kepala, turun
Hodge I
Ubun-ubun kecil belum bisa dinilai.
Dx/ G1PoAo, 24 tahun, H 39 minggu 6
hari

22.00

164/144,

7-8

12-

(40)

12-12

23.00

90X/menit,
36.30C
174/100
96X/menit
36.50C

4-5

12-

(45)

12-12

00.30

163/120
96X/ menit
36.50C

2-3

12-

(50)

12-12

Janin I hidup intrauterine


Pres kep. U PUKI
Belum inpartu
Preeklamsia ringan
HbsAg (+)
S/ Pengawaasan 10
Tunggu dan evaluasi 4 jam
Kk pecah spontan
Ketuban jernih
Ibu mengeluh kenceng-kenceng sering
VT : 7cm, kk (-)
Kepala H II
UUK di postenor
D/ G1PoAo, 24 tahun, H 39 minggu 6
hari
Janin I hidup intrauterine
Pres kep . U PUKI
Inpartu kala I
PER
HbsAg (+)
S/ Pengawaasan 10
Tunggu dan evaluasi 2 jam
Ibu mengeluh kenceng-kenceng sering
VT: lengkap
Kepala III (+)
D/ G1PoAo, 24 tahun, H 39 minggu 6
hari
Janin I hidup intrauterine
Preskep U puki
Inpartu kala II
PER
S/ Pimpin mengejan
Pengawasan 9

01.00

01.03
01.05

141/82
90X/menit
36.50C

Lahirnya bayi perempuan spontan,


AS: 8-9-10
BB: 2700, PB : 47, LK : 33, LD:32
Injeksi oksitosin 10IU im
Kala III berhasil
Plasenta lahir spontan kotiledon lengkap
Infark (-), hematom (-)
TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi kuat
Eksplorasi jalan lahir:
Laserasi (+), Sisa jaringan (-)
Jahit (+) jelujur
Pendarahan aktif : 200 cc
D/ P1A0
Post partum spontan
S/ Menginformasikan Hasil kepada ibu
Memfasilitasi ibu untuk IMD, IMD
(+)
Pengawasan 2 jam post partum :
Keadaan umum Ibu post partum: baik
composmentis.
TV :
TD : 130/90 mmHg
N : 96x / menit
RR : 20x/menit
T: 36,50 C

Follow up Post Partum


Jumat (22 juni 2012 pukul 05.00) :
Keluhan utama : Mules
Keadaan umum : Baik, composmentis
Tanda Vital:
TD: 130/90 mmH
t: 36,5
N: 88x/ menit
RR: 20x/ menit
Mata : Conjungtiva palpebra anemis -/Thorax: cor/pulmo dbn
Abdomen: TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi kuat.
Ekstremitas : edema -/-/PPV : (+) lokhea
Perdarahan : 250 cc
ASI : (-)
BAK : (+)
BAB : (-)
D/ P1A0, 24 Tahun

Post partum spontan


HbsAg (+)
Tindakan : S/ Asam mefenamat 3x500mg
Vitamin BC/C/SF 2x1
Edukasi makanan bergizi, tidak pantangan dalam makan guna kepentingan
penyembuhan luka jahitan.
Menjaga kebersihan diri
Pimpin persalinan ketika ada tanda-tanda in partu :
- Pembukaan servix lengkap
- Effacement 100%
- HIS teratur dan adekuat
- Ketuban pecah
- Bloody show
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
1.

Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.

2.

Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin


& memasukan alat suntik sekali pakai 2 ml ke dalam wadah partus set.

3.

Memakai celemek plastik.

4.

Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.

5.

Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan
dalam.

6.

Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan
letakan kembali kedalam wadah partus set.

7.

Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah yang telah dibasahi oleh air matang
(DTT), dengan gerakan vulva ke perineum.

8.

Melakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban
sudah pecah.

9.

Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.

10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan DJJ dalam batas
normal (120 160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk
meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his,
bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu
belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter 5 6 cm.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 6 cm, memasang handuk bersih
pada perut ibu untuk mengeringkan bayi jika telah lahir dan kain kering dan bersih yang
dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu. Setelah itu kita melakukan perasat stenan (perasat
untuk melindungi perineum dngan satu tangan, dibawah kain bersih dan kering, ibu jari pada
salah satu sisi perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada
belakang kepala bayi. Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat
keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum).
20. Setelah kepala keluar menyeka mulut dan hidung bayi dengan kasa steril kemudian
memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan
23. kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan
distal untuk melahirkan bahu belakang.
24. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala,
lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang
tangan dan siku sebelah atas.
25. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai
bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara
kedua lutut janin)
26. Melakukan penilaian selintas :

a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?


b. Apakah bayi bergerak aktif ?
27. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering.
Membiarkan bayi atas perut ibu.
28. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
29. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.
30. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3
paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
31. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari
klem pertama.
32. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
33. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan
kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
34. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
35. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva
36. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi.
Tangan lain menegangkan tali pusat.
37. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan
kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30
40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan mengulangi prosedur.
38. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah
atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
39. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila
perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah
untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.

40. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok
fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi
uterus baik (fundus teraba keras)
41. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan
bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam
kantong plastik yang tersedia.
42. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila
laserasi menyebabkan perdarahan.
43. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
44. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
45. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik
profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.
46. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha
kanan anterolateral.
47. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
48. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
49. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
50. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama
pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
51. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.
52. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi
(10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
53. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
54. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban,
lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.
55. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin
minum.
56. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%. Membersihkan sarung tangan
di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

58. Melengkapi partograf.

PEMBAHASAN
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar. Partus normal adalah bila bayi lahir dengan presentasi belakang
kepala tanpa memakai alat bantu, tidak terdapat komplikasi pada ibu dan bayi, dan umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam.
Pada dan selama pesalinan ada 3 faktor penting yang berperan yaitu kekuatan kontraksi
ibu (his) dan kekuatan mengedan, kondisi jalan lahir dan janin itu sendiri. Partus dibagi menjadi
4 kala. Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm, kala ini dinamakan pula
kala pembukaan. Kala II disebut kala pengeluaran oleh karena dengan kekuatan his dan kekuatan
mengedan janin di dorong keluar sampai lahir. Dalam kala III atau kala uri, plasenta terlepas dari
dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 2 jam, dalam
kala ini diamati apakah terjadi pendarahan postpartum atau tidak.
Kasus yang dibahas adalah pasien Ny. I usia 24 tahun hamil 39 minggu 6 hari G1P0A0.
Usia kehamilan pasien ini termasuk normal atau aterm. Kehamilan aterm adalah kehamilan yang
berusia antara 37 sampai 42 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Pasien datang ke RSUD TUGUREJO dari bidan dengan tensi tinggi, kenceng-kenceng
(+) jarang, keluar lendir darah dari jalan lahir (-), keluar air dari jalan lahir (-). Gerakan janin (+)
masih di rasakan. Riwayat Haid pasien ini adalah, menarche usia 14 tahun, teratur, siklus 28 hari,
dengan lama Haid 6 hari. Hari Pertama Haid Terakhir adalah 15-09-2011, Sehingga taksiran
Partus 22-06-2012. Riwayat menikah usia 23 tahun dan sudah menikah selama 1 tahun.
Merupakan pernikahan pertama bagi pasangan suami dan istri. Riwayat KB yaitu belum pernah
menggunakan alat kontrasepsi apapun.
Status Internus pada pasien ini adalah keadaan umum baik, compos mentis, keadaan gizi
cukup, tinggi badan 158 cm, berat Badan 60 kg, tekanan darah 140 / 95 mmHg, nadi 88 x /
menit, reguler isi cukup, pernapasan 20 x / menit, teratur, dan suhu 36,5 0C. Dalam pemeriksaan
status internus didapatkan tensi tinggi pada pasien ini, sehingga dapat dikategorikan sebagai
preeklamsia ringan.
Preeklamsia ringan adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya
perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel. Untuk
menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan darah rutin, urin maroskopis, urin kimia, urin

sedimen, dan sero-imun (Serum). Pada pemeriksaan urin kimia didapatkan kadar proteinuria
yaitu +4. Proteinuria adalah adanya protein 300 mg dari 24 jam jumlah urine (diukur dengan
metode Esbach) atau 1+ dipstik . Diagnosis preeklamsia ringan ditegakkan berdasarkan atas
timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah kehamilan 20 minggu. Yang
dimsaksud hipertensi adalah sistolik/diastolik 140/90 mmHg. Edema lokal tidak dimasukkan
dalam kriteria preeklamsia, kecuali edema pada lengan, muka dan perut, dan edema generalisata.
Pada pemeriksaan sero imun (serum) didapatkan HbsAg reaktif (+).
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan kelebihan dalam jaringan tubuh, dan
biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta penbengkakan pada kaki, jari-jari
tangan, dan muka, atau pembengkan pada ektrimitas dan muka. Edema pretibial yang ringan
sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan
diagnosa pre-eklampsia. Kenaikan berat badan kg setiap minggu dalam kehamilan masih
diangap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali atau 3 kg dalam sebulan preeklampsia harus dicurigai. Edema dapat terjadi pada semua derajat Hipertensi dalam kehamilan)
tetapi hanya mempunyai nilai sedikit diagnostik kecuali jika edemanya general. Kenaiklan berat
badan pasien ini selama kehamilan kurang lebih 0,5 kg setiap minggunya.
Diagnosis kehamilan tunggal hidup di dukung dengan pemeriksaan fisik dimana denyut
jantung janin positif dengan satu punctum maksimum frekuensi DJJ 13-13-13. Hasil
pemeriksaan Leopold didapatkan TFU 29 cm, kesan presentasi kepala, teraba bagian janin bulat,
keras, bisa digoyang menandakan kepala bayi belum masuk pintu atas panggul. Berdasarkan
TFU maka ditentukan taksiran berat janin dengan rumus Johnson yaitu TBJ = (TFU-12) x 155,
sehingga didapatkan TBJ pada pasien ini adalah 2635 gram. Dilakukan pemeriksaaan dalam
(VT) didapatkan vulva vagina tidak ada kelainan dan belum terdapat tanda-tanda inpartu:
-

Pembukaan servix lengkap


Effacement 100%
HIS teratur dan adekuat
Ketuban pecah
Bloody show
Berdasarkan pemeriksaan dalam dapat disimpulkan bahwa pasien ini datang saat belum

inpartu yaitu pembukaan 1 jari sempit, KK (+), efficement 10 %, portio lunak posterior, kepala
masih tinggi, dan ubun-ubun kecil belum bisa dinilai. Tindakan awal yang dilakukan dalam
kasus ini adalah:

Informed Concent kepada pasien dan keluarga tentang keadaan ibu serta janin dan

rencana tindakan
Rencana partus pervaginam
Pasang RL 20 tpm
Metyl Dopa 3.250 mg
Nifedipin 3.10mg
Induksi Misoprostol 1/8 tablet pervaginam
MgSo4 20% Bolus 4 gr.
Kelola sesuai Partograf WHO

RINGKASAN
Kasus yang dibahas adalah pasien Ny. I usia 24 tahun hamil 39 minggu 6 hari G1P0A0.
Usia kehamilan pasien ini termasuk normal atau aterm. Kehamilan aterm adalah kehamilan yang
berusia antara 37 sampai 42 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Riwayat Haid
pasien ini adalah, menarche usia 14 tahun, teratur, siklus 28 hari, dengan lama Haid 6 hari.
Hari Pertama Haid Terakhir adalah 15-09-2011, Sehingga taksiran Partus 22-06-2012. Riwayat
menikah usia 23 tahun dan sudah menikah selama 1 tahun. Merupakan pernikahan pertama bagi
pasangan suami dan istri. Riwayat KB yaitu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
apapun.
Status Internus pada pasien ini adalah keadaan umum baik, compos mentis, keadaan gizi
cukup, tinggi badan 158 cm, berat Badan 60 kg, tekanan darah 140 / 95 mmHg, nadi 88 x /
menit, reguler isi cukup, pernapasan 20 x / menit, teratur, dan suhu 36,5 0C. Dalam pemeriksaan
status internus didapatkan tensi tinggi pada pasien ini, sehingga dapat dikategorikan sebagai
preeklamsia ringan. Pada pemeriksaan sero imun (serum) didapatkan HbsAg reaktif (+).
Diagnosis kehamilan tunggal hidup di dukung dengan pemeriksaan fisik dimana denyut
jantung janin positif dengan satu punctum maksimum frekuensi DJJ 13-13-13. Hasil
pemeriksaan Leopold didapatkan TFU 29 cm, kesan presentasi kepala, teraba bagian janin bulat,
keras, bisa digoyang menandakan kepala bayi belum masuk pintu atas panggul. Berdasarkan
TFU maka ditentukan taksiran berat janin dengan rumus Johnson yaitu TBJ = (TFU-12) x 155,
sehingga didapatkan TBJ pada pasien ini adalah 2635 gram.
Berdasarkan pemeriksaan dalam dapat disimpulkan bahwa pasien ini datang saat belum
inpartu yaitu pembukaan 1 jari sempit, KK (+), efficement 10 %, portio lunak posterior, kepala
masih tinggi, dan ubun-ubun kecil belum bisa dinilai.

DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro, G.H., saifuddin, A.B., Rachimhadhi, T. (2008), Ilmu Kebidanan, ed. 7,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
2. Kelompok Kerja Penyusunan Pedoman Pengelolaan Hipertensi Dalam Kehamilan Di
Indonesia Himpunan Kedokteran Eto Maternal POGI. 2005, Pedoman pengelolaan
hipertensi dalam kehamilan di indonesia, ed kedua.

Você também pode gostar