Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DASAR TEORI
misalnya untuk penilaian kualitas air bawah yanah dan resiko pencemaran, memprediksi bencana
longsor, gempabumi, erupsi gunungapi, karakterstik sumber daya mineral dan energi, manajemen
lahan dan perencanaan tata guna lahan, dan lain sebagainya.
Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat interpretasi dan dapat
menghasilkan berbagai jenis peta untuk berbagai macam tujuan, termasuk misalnya untuk
penilaian kualitas air bawah tanah dan resiko pencemaran, memprediksi bencana longsor,
gempabumi, erupsi gunung api, karakteristik sumberdaya mineral dan energi, manajemen lahan
dan perencanaan tataguna lahan, dan lain sebagainya.
Informasi yang ada pada peta geologi sangat dibutuhkan bagi para pengambil kepurtusan,
baik untuk keperluan sektor publik maupun swasta, seperti misalnya dalam penentuan rencana
rute suatu jalan, sistem cut and fill pada pembutan jalan di medan yang berbukit-bukit. Peta
geologi juga dipakai dalam benefit-cost analysis untuk memperkecil ketidak pastian dan
potensi penambahan biaya.
Dalam pemetaan geologi, seorang ahli geologi harus mengetahui susunan dan komposisi
batuan serta struktur geologi, baik yang tersingkap di permukaan bumi maupun yang berada di
bawah permukaan melalui pengukuran kedudukan batuan dan unsur struktur geologi dengan
menggunakan kompas geologi serta melakukan penafsiran geologi, baik secara induksi dan
deduksi yang disajikan diatas peta dengan menggunakan simbol atau warna.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, seperti Sistem Informasi Geografi
(SIG) maka aspek pemetaan geologi mengalami perubahan, yaitu dengan tersedianya piranti
lunak (software) sebagai alat bantu yang memungkinkan ukuran (geometri) dan karakteristik dari
suatu tubuh batuan dan kenampakan geologi lainnya disimpan secara elektronik (dalam format
digital), ditelusuri, dianalisa, dan disajikan untuk berbagai keperluan. Dengan memanfaatkan
teknologi SIG, memungkinkan para ahli melakukan analisa spasial, misalnya dalam mencari
sebaran polusi yang mungkin terjadi disekitar suatu sumur bor didasarkan atas sifat sifat
batuannya (porositas dan permeabiliatas), penentuan rute rencana jalan dengan menghindari
wilayah wilayah yang rawan longsor dan daerah daerah yang lerengnya tidak stabil. SIG juga
menyediakan peta-peta geologi dan fasilitas untuk keperluan analisa geologi bagi para pengguna,
baik akhli geologi maupun yang bukan.
2
1.2.1
Singkapan
Informasi-informasi geologi permukaan tersebut pada umumnya diperoleh melalui pengamatan
(deskripsi) singkapan-singkapan batuan. Singkapan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tubuh
batuan/urat/badan bijih yang tersingkap (muncul) di permukaan akibat adanya erosi (pengikisan) lapisan
tanah penutupnya.
Lintasan(Traverse)
Dalam melakukan pemetaan geologi yang sistematis, dibutuhkan lintasan-lintasan
pengamatan yang dapat mencakup seluruh daerah pemetaan. Perencanaan lintasan tersebut
sebaiknya dilakukan setelah gambaran umum seperti kondisi geologi regional dan geomorfologi
daerah diketahui, agar lintasan yang direncanakan tersebut efektif dan representatif.
Pada prinsipnya, lintasan-lintasan yang dibuat pada aliran-aliran sungai atau jalur-jalur
kikisan yang memotong arah umum perlapisan, dengan tujuan dapat memperoleh variasi litologi
(batuan). Kadang-kadang juga diperlukan lintasan-lintasan yang searah dengan jurus umum
perlapisan dengan tujuan dapat mengetahui kemenerusan lapisan. Secara umum lintasan
(traverse) pemetaan ada 2 (dua), yaitu lintasan terbuka dan lintasan tertutup. Lintasan terbuka
mempunyai titik awal dan titik akhir yang tidak sama, sedangkan lintasan tertutup bersifat loop
(titik awal dan titik akhir sama). Namun yang perlu (penting) diperhatikan, informasi-informasi
yang diperoleh dari lintasan-lintasan yang dibuat dapat digunakan sebagai dasar dalam
melakukan korelasi (interpretasi) batas satuan-satuan litologi.
1.2.3
1.3
pengamatan singkapan batuan pada lintasan yang dilalui, mengukur kedudukan batuan,
mengukur unsur struktur geologi, pengambilan sampel batuan, membuat catatan pada buku
lapangan dan memplot data geologi hasil pengukuran keatas peta topografi (peta dasar).
Peralatan untuk pekerjaan lapangan meliputi antara lain:
melakukan analisa dan penafsiran di lapangan, seperti menentukan jenis sesar, hubungan antar
satuan batuan dan lain sebagainya. Semua hasil pekerjaan lapangan yang berupa hasil
pengukuran kedudukan batuan, lokasi-lokasi singkapan batuan dan unsur-unsur geologi lainnya
harus diplot pada peta dasar dan pekerjaaan analisis terhadap hubungan antar batuan atau satuan
batuan juga harus dilakukan dan dipecahkan di lapangan.Hal-hal yang tidak dapat dikerjakan dan
dilakukan di lapangan, seperti misalnya analisa paleontologi, analisa petrografi, maupun analisa
sedimentologi, maka diperlukan pengambilan contoh batuan guna keperluan analisis di
laboratorium.
Hasil akhir dari suatu pemetaan geologi lapangan adalah suatu peta geologi beserta
penampang geologinya yang mencakup uraian dan penjelasan dari bentuk bentuk bentangalam
atau satuan geomorfologinya, susunan batuan atau stratigrafinya, struktur geologi yang
berkembang beserta gaya yang bekerja dan waktu pembentukannya dan sejarah geologinya.
1.4 Informasi Hasil Pemetaan Geologi
5
Menurut Zakaria (2011), peta pola jurus perlapisan batuan merupakan peta kontur
strike/dip (kesamaan arah jurus dan kemiringan batuan). Dalam rekonstruksi pola jurus
perlapisan batuan, diperlukan beberapa langkah pekerjaan sebagai berikut:
a. Inventarisasi data yang diperlukan:
Strike/dip
Hasil deskripsi batuan menjadi satuab batuan dengan batas-batas satuan batuannya.
Indikasi struktur geologi (sesar, kekar, perlipatan), off-set perlapisan batuan, drag fold,
mata air, air terjun, danau, dll.
b. Plotting data pada peta. Kontur ketinggian pada peta untuk pola jurus perlapisan batuan
dihilangkan karena akan dibuat kontur strike/dip.
c. Cara rekonstruksi pola jurus dan kemiringan perlapisan batuan berdasarkan kontur
strike/dip, struktur geologi dan satuan batuan sebagai berikut:
Plot data yang diperlukan
Buat kunci kontur strike/dip
Rekonstruksi struktur geologi (jika ada indikasi struktur)
Rekonstruksi pola jurus dan kemiringan.
1.5 Jenis Batuan
Batuan adalah agregat padat dari mineral, atau kumpulan yang terbentuk secara alami
yang tersusun oleh butiran mineral, gelas, material organik yang terubah, dan kombinasi semua
komponen tersebut. Secara umum, batuan terbagi menjadi tiga, yaitu :
1.5.1
Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena pembekuan magma dan lava. . Di
dalam kerak bumi terdapat batuan yang masih cair dan sangat panas yang disebut magma. Jadi
magma merupakan bahan cair yang sangat panas dan terdapat di dalam perut bumi. Magma yang
mencapai permukaan bumi disebut lava.Pendinginan magma dan lava menyebabkan magma dan
lava membeku menjadi batuan beku.
a. Batuan Beku
Batuan beku terbentuk sebagai akibat pembekuan magma dalam permukaan bumi (dalam
batolit), pipa magma/kawah (vent), sill, dike (retas), dan di atas permukaan bumi (lelehan).
Berdasarkan tempat terjadinya, batuan beku dapat dibagi menjadi 2 (dua):
1. Batuan beku intrusif (intrusive rocks)
a. Batuan beku dalam (plutonik), terjadi sebagai akibat pembekuan magma yang jauh
di dalam bumi. Batuan ini dicirikan dengan komposisi Kristal berukuran
6
Batu Apung
Obsidian
a. Proses Terbentuk : Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi
gunung api bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga
akan terbentuk gelas atau kaca daripada kristal dominan. Obsidian adalah batuan yang
disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan
kuarsa.
b. Massa Jenis : 2,36 2,5 gram/cm3
c. Warna : Warnanya bening seperti kaca dan warnanya kadang-kadang hitam mulus, merah
tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning atau merah putih atau
biru. Batu obsidiansering ditemukan dalam keadaan mengkilau mulus walaupun belum
dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70% silicon dioxide bahkan lebih dan jika tercampur
mineral mineral tertentu warnanya akan berubah.
d. Karakteristik lain : Batu obsidian mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan daftar keras
Mohs dan termasuk batu mulia tanggung.
e. Manfaat : Dapat dijadikan sebagai perhiasan cincin Dijadikan kerajinan Di Itali, Perancis
dan Belanda batu ini dipercayai sebagai jimat pengusir roh jahat yang harus dimiliki di
tiap rumah.
3.
Granit
7.
Andesit (andesite)
Batuan Sediment
Batuan sedimen (endapan) terbentuk sebagai akibat pengendapan material yang berasal
dari pecahan, bongkah batuan yang hancur karena proses alam, kemudian terangkut
(tertransportasi) oleh air, angin, es, dan terakumulasi dalam satu tempat (cekungan), kemudian
termampatkan/kompaksi (compacted) menjadi satu lapisan batuan baru. Batuan sedimen
mempunyai ciri berlapis sebagai akibat terjadinya perulangan pengendapan.
Batuan sedimen dapat dibagi menjadi:
1. Batuan sedimen klastik/detrital/fragmental
Terbentuk sebagai akibat kompaksi dari matrial batuan beku, batuan sedimen lain,
dan batuan malihan, dengan ukuran butir beragam.Karena pembentukan tersebut
diakibatkan olhe angin, air atau es, maka disebut juga batuan sedimen mekanik
(mechanical sediment).Contoh : batu gamping, batu pasir, batu lempung, breksi,
konglomerat, tilit (tilite, konglomerat/breksi yang terendapkan oleh es), batu lanau,
11
12
f. Fosil, sisa organism yang mati dan terendapkan bersama-sama dengan batuan membentuk
batuan sedimen berfosil.
g. Rekah kerut (mud crack), biasa ditemukan pada dasar (lapisan batuan lingkungan
pengendapan) danau, empang, dan sungai yang mengering.
Contoh-contoh batuan sedimen, yaitu:
1. Konglomerat
13
b. Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi
terpadatkan dan terikat.
c. Kegunaan : sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca dan sbg kontruksi
bangunan
3. Batu Serpih
14
b. Cara terbentuk : dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang, dan binatang laut
yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapu tidak akan musnah, tapi memadat
dan membentuk batu kapur
c. Kegunaan : sbg bahan baku semen
5. Batu lempug
6. Breksi
Batuan Metamorf
Batuan malihan/ubahan (metamorphic) berasal dari batuan beku atau batuan sedimen
yang termalihkan (terubah) di dalam bumi sebagai akibat tekanan dan temperature yang
sangat tinggi yang mengakibatkan perubahan sifat fisik dan kimia dari batuab asal.Contoh :
marmer (malihan dari batu gamping), kuarsit (malihan dari batu pasir kuarsa), dan genes
(malihan dari granit).
Pengelompokan batuan malihan/metamorf.
1. Batuan malihan kontak/termal
Terbentuk sebagai akibat adanya terobosan (intrusi) magma, panas yang ditimbulkan
saat terjadi penerobosan mengakibatkan batuan sekelilingnya terubah menjadi batuan
malihan. Zona sentuh antara intrusi magma dengan batuan sekitarnya disebut daerah
pemanggangan (baked zone). Contoh: marmer, kuarsit, hornfel, epidorit.
2. Batuan malihan dinamik atau kinetic
Pembentukan batuan malihan sebagai akibat adanya tekanan yang kuat yang
menyebabkan terlipatnya serta terubah satu lapisan batuan.Karena pemnentukan batuan
malihan ini meliputi cakupan daerah yang sangat luas maka disebut juga malihan regional.
Tekstur batuan malihan/metamorf.
1. Foliasi, mendaun (foliated)
Susunan mineral pembentuk batuan memperlihatkan bentuk yang sejajar dan teratur.
Contoh: genes, sekis, sabak (slate), filit.
2. Non foliasi, membutir
16
Bentukan dan susuna mineral pembentuk batuan memperlihatkan bentuk membutir atau
pejal (massive). Contoh: marmer, kuarsit, antrasit, grafit.
Contoh batuan metamorf:
1. Batuan Pualam
18
a. Ciri : butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah, dan abu-abu,
kehitaman, coklat, biru
b. Cara terbentuk : Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok
yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan
c. Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan
7. Sekis
19
a. Ciri : berwarna hitam, hijau dan ungu, mineral pada batuan ini umumnya terpisah
menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang
mengkilapdan terkadang ditemukan kristal garnet
b. Cara terbentuk : batuan metamorf regional yang terbentuk pada derajat
metamorfosa tingkat menengah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Aceh Besar. Ekskursi dilakukan pada tanggal 12 desember 2015 dimulai dari pukul 09.00 WIB
-15.00 WIB
2.2
singkapan batuan. Berikut titik lokasi dari peninjauan singkapan batuan di lapangan:
1. Station I
20
21
22
o 95 14' 8'' E
Strike : N 125' E
Dip : 5
6. Station VI
25
8. Station VIII
26
VII.a
VIII.b
Pukul : 13.50 WIB
Cuaca : Cerah
Mengarah ke batuan metamorf (metasedimen), terjadi alterasi hidrotermal.
Dua lokasi yang terdapat batuan yang berbeda.
Panjang singkapan : 9,3 meter
Koordinat :
o 5 32' 32'' N
o 95 14' 2'' E
Strike : N 310' E
Dip : 25
27
9. Station IX
a.
Station 1
Pada lokasi station 1, jenis batuan yang terdapat di daerah tersebut adalah batuan
sediment yang berjenis batu gamping dimana disana juga terdapat banyak bidang
diskontinuitas serta di setiap patahan terdapat rekahan yang dialiri air.
b.
Station 2
Lokasi station 2 tidak berada jauh dari lokasi station 1 dimana di tempat ini masih banyak
trdapat bidang diskontinuitas dan mengandung mineral dengan kandungan CaC03
dimana terdapat dibeberapa sisi berwarna keabu-abuan.
28
c.
Station 3
Lokasi di station 3 ini jenis endapan yang terdapat adalah endapan batu pasir, sedimen
klastik dan kerikil.
d.
Station 4
Pada lokasi station 4 batuan mengarah ke laut, batuan sedimen, lempung pasir halus.
Semakin mengarah ke laut, sedimennya semakin kecil.
e.
Station 5
Batuan di lokasi ini adalah batuan sedimen klastik dan dilokasi inin banyak terdapat
pepohonan sehingga pelapukannya pun tinggi.
f.
Station 6
Pada lokasi ini batuannya adalah batu pasir, kemudian pada lokasi ini sedang pasang dan
banyak terdapat fosil yakni kerang dan kepiting.
g.
Station 7
Singkapan merupakan batu lempung.Warna luar singkapan merah kecoklatan, warna
dalam singkapan coklat kekuningan.
h.
Station 8
Pada lokasi ini pada lokasi ini batuannya merupakan batuan meta-sedimen
i.
Station 9
Merupakan batuan metamorf terlapukan (slade atau filit), terjadi pelapukan dan warna
batuannya cenderung merah abu abu keunguan.
2.4
bijihnya tergolong kedalam batu gamping yang telah berubah warna akibat pelapukan dan ada
celah-celah yang dialiri air serta batuan yang berada dilokasi itu memiliki urat kalsit. Kemudia
dilokasi tersebut batuannya telah terlapukkan
29
30
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Terdapat tiga jenis sebaran batuan di daerah pecan bada yaitu batuan batu pasir,
2. SARAN
Persiapan harus lebih di tingkatkan seperti batrai pada GPS di chek terlebih
31