Você está na página 1de 31

BAB I

DASAR TEORI

1.1 Pengertian Peta Geologi


Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah/wilayah/
kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala.Peta geologi disajikan berupa gambar dengan
warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya.Penjelasan berisi informasi, misalnya situasi
daerah, tafsiran dan rekaan geologi, dapat diterangkan dalam bentuk keterangan pinggir.
Peta geologi merupakan sumber informasi dasar yang antara lain : jenis-jenis batuan.
Ketebalan dan arah penyebaran batuan, susunan / urutan satuan batuan, struktur, pelapisan, kekar
dan perlipatan. Serta proses yang pernah terjadi didaerah ini. Peta geologi adakalanya dibuat
berdasarkan kepentingannya, misalkan untuk kepentingan ilmiah ( science ), untuk kepentingan
pertambangan atau teknik sipil ( engrinering ) atau kepentingan lain misalnya pertanian
lingkungan dsb. Hal secara prinsip sama, misalnya pada peta geologi teknik , disamping
dicantumkan jenis batuan, disini juga dibedakan hasil pelapukan ( soil ), tanah timbunan, juga
sifat-sifat teknik batuan, muka air tanah, kedalam bataun dasar dsb.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun peta geologi adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Menentukan penyebaran satuan batuan (tentang satuan batuan dan formasi)


Dalam peta geologi selalu cantumkan strike/dip lapisan batuan
Mengetahui umur satuan batuan & urutan stratigrafi
Menentukan struktur geologi dan periode tektonik
Rekonstruksi kondisi geologi secara keseluruhan dan menyusun sejarah geologi
Pengisian legenda pada peta geologi
Pengisian keterangan pada peta geologi
Menentukan skala tegak dan horizontal dan mencantumkan koordinat kapling peta
Menentukan garis penampang pada peta geologi dan membuat profil geologi pada

penampang yang dibuat dengan menggunakan metoda busur


j. Mengetahui symbol-simbol pada profil geologi untuk semua jenis sesar (sesar normal,
mendatar dan naik), antiklin dan sinklin.
1.2 Pemetaan Geologi
Menurut Noor (2009), pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat
interprestasi dan dapat menghasilkan berbagai jenis peta untuk berbagai macam tujuan, termasuk
1

misalnya untuk penilaian kualitas air bawah yanah dan resiko pencemaran, memprediksi bencana
longsor, gempabumi, erupsi gunungapi, karakterstik sumber daya mineral dan energi, manajemen
lahan dan perencanaan tata guna lahan, dan lain sebagainya.
Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat interpretasi dan dapat
menghasilkan berbagai jenis peta untuk berbagai macam tujuan, termasuk misalnya untuk
penilaian kualitas air bawah tanah dan resiko pencemaran, memprediksi bencana longsor,
gempabumi, erupsi gunung api, karakteristik sumberdaya mineral dan energi, manajemen lahan
dan perencanaan tataguna lahan, dan lain sebagainya.
Informasi yang ada pada peta geologi sangat dibutuhkan bagi para pengambil kepurtusan,
baik untuk keperluan sektor publik maupun swasta, seperti misalnya dalam penentuan rencana
rute suatu jalan, sistem cut and fill pada pembutan jalan di medan yang berbukit-bukit. Peta
geologi juga dipakai dalam benefit-cost analysis untuk memperkecil ketidak pastian dan
potensi penambahan biaya.
Dalam pemetaan geologi, seorang ahli geologi harus mengetahui susunan dan komposisi
batuan serta struktur geologi, baik yang tersingkap di permukaan bumi maupun yang berada di
bawah permukaan melalui pengukuran kedudukan batuan dan unsur struktur geologi dengan
menggunakan kompas geologi serta melakukan penafsiran geologi, baik secara induksi dan
deduksi yang disajikan diatas peta dengan menggunakan simbol atau warna.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, seperti Sistem Informasi Geografi
(SIG) maka aspek pemetaan geologi mengalami perubahan, yaitu dengan tersedianya piranti
lunak (software) sebagai alat bantu yang memungkinkan ukuran (geometri) dan karakteristik dari
suatu tubuh batuan dan kenampakan geologi lainnya disimpan secara elektronik (dalam format
digital), ditelusuri, dianalisa, dan disajikan untuk berbagai keperluan. Dengan memanfaatkan
teknologi SIG, memungkinkan para ahli melakukan analisa spasial, misalnya dalam mencari
sebaran polusi yang mungkin terjadi disekitar suatu sumur bor didasarkan atas sifat sifat
batuannya (porositas dan permeabiliatas), penentuan rute rencana jalan dengan menghindari
wilayah wilayah yang rawan longsor dan daerah daerah yang lerengnya tidak stabil. SIG juga
menyediakan peta-peta geologi dan fasilitas untuk keperluan analisa geologi bagi para pengguna,
baik akhli geologi maupun yang bukan.
2

1.2.1

Singkapan
Informasi-informasi geologi permukaan tersebut pada umumnya diperoleh melalui pengamatan

(deskripsi) singkapan-singkapan batuan. Singkapan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tubuh
batuan/urat/badan bijih yang tersingkap (muncul) di permukaan akibat adanya erosi (pengikisan) lapisan
tanah penutupnya.

Singkapan-singkapan tersebut dapat ditemukan (dicari) pada bagian-bagian permukaan


yang diperkirakan mempunyai tingkat erosi/pengikisan yang tinggi, seperti :
1. Pada puncak-puncak bukit, dimana pengikisan berlangsung intensif.
2. Pada aliran sungai, dimana arus sungai mengikis lapisan tanah penutup.
3. Pada dinding lembah, dimana tanah dapat dikikis oleh air limpasan.
4. Pada bukaan-bukaan akibat aktivitas manusia, seperti tebing jalan, sumur penduduk, atau
pada parit-parit jalan, tambang yang sudah ada.
Pengamatan-pengamatan yang dapat dilakukan pada suatu singkapan antara lain :
1. Pengukuran jurus dan kemiringan (strike & dip) lapisan yang tersingkap.
2. Pengukuran dan pengamatan struktur-struktur geologi (minor atau major) yang ada.
3. Pemerian (deskripsi) singkapan, meliputi kenampakan megaskopis, sifat-sifat fisik,
tekstur, mineral-mineral utama/sedikit/aksesoris, fragmen-fragmen, serta dimensi
endapan.
1.2.2

Lintasan(Traverse)
Dalam melakukan pemetaan geologi yang sistematis, dibutuhkan lintasan-lintasan

pengamatan yang dapat mencakup seluruh daerah pemetaan. Perencanaan lintasan tersebut
sebaiknya dilakukan setelah gambaran umum seperti kondisi geologi regional dan geomorfologi
daerah diketahui, agar lintasan yang direncanakan tersebut efektif dan representatif.
Pada prinsipnya, lintasan-lintasan yang dibuat pada aliran-aliran sungai atau jalur-jalur
kikisan yang memotong arah umum perlapisan, dengan tujuan dapat memperoleh variasi litologi
(batuan). Kadang-kadang juga diperlukan lintasan-lintasan yang searah dengan jurus umum
perlapisan dengan tujuan dapat mengetahui kemenerusan lapisan. Secara umum lintasan
(traverse) pemetaan ada 2 (dua), yaitu lintasan terbuka dan lintasan tertutup. Lintasan terbuka

mempunyai titik awal dan titik akhir yang tidak sama, sedangkan lintasan tertutup bersifat loop
(titik awal dan titik akhir sama). Namun yang perlu (penting) diperhatikan, informasi-informasi
yang diperoleh dari lintasan-lintasan yang dibuat dapat digunakan sebagai dasar dalam
melakukan korelasi (interpretasi) batas satuan-satuan litologi.
1.2.3

Interpretasi dan informasi data


Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau dihasilkan dari kegiatan pemetaan

geologi/alterasi antara lain :


1. Posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara).
2. Penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan, bijih, atau batubara.
3. Penyebaran dan pola alterasi yang ada.
4. Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi (stratigrafi atau formasi).
5. Struktur geologi yang mempengaruhi kondisi geologi daerah.
6. Informasi-informasi pendukung lainnya seperti geomorfologi, kondisi geoteknik dan
hidrologi.
7. Bangunan-bangunan, dll.
Sedangkan dalam melakukan interpretasi tersebut, beberapa kaidah dasar geologi perlu
diperhatikan, antara lain :
1. Efek fisiografis ; berhubungan dengan topografi dan morfologi.
2. Zona-zona mineralogis ; berhubungan dengan batas zona endapan/bijih, zona pelapukan,
dan zona (penyebaran) alterasi.
3. Aspek stratigrafi dan litologi ; berhubungan dengan perlapisan batuan, zona-zona intrusi,
dan proses sedimentasi.
4. Aspek struktur ; berhubungan dengan ketidak selarasan, patahan, lipatan, zona kekar,
kelurusan-kelurusan, dll.
Dari hasil pemetaan geologi/alterasi yang baik, maka dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Daerah (zona) pembawa bijih (zona endapan) dapat diketahui (diperkirakan).
2. Dapat disusun model geologi endapan yang bersangkutan.
3. Pekerjaan eksplorasi yang berlebihan (di luar zona bijih/endapan) dapat dihindarkan
(efisiensi).
4

4. Daerah-daerah yang belum dieksplorasi (dipelajari) dapat diketahui dengan pasti.

1.3

Metode Pemetaan Geologi Lapangan


Menurut Noor (2009), pekerjaan pemetaan geologi lapangan mencakup observasi dan

pengamatan singkapan batuan pada lintasan yang dilalui, mengukur kedudukan batuan,
mengukur unsur struktur geologi, pengambilan sampel batuan, membuat catatan pada buku
lapangan dan memplot data geologi hasil pengukuran keatas peta topografi (peta dasar).
Peralatan untuk pekerjaan lapangan meliputi antara lain:

Buku catatan lapangan


Peta topografi (peta dasar)
Pita ukur (meteran)
GPS
Kompas geologi
Palu geologi
Kamera
Serta alat tulis lainnya
Pada pemetaan geologi, tidak saja melakukan observasi dan pencatatan akan tetapi juga

melakukan analisa dan penafsiran di lapangan, seperti menentukan jenis sesar, hubungan antar
satuan batuan dan lain sebagainya. Semua hasil pekerjaan lapangan yang berupa hasil
pengukuran kedudukan batuan, lokasi-lokasi singkapan batuan dan unsur-unsur geologi lainnya
harus diplot pada peta dasar dan pekerjaaan analisis terhadap hubungan antar batuan atau satuan
batuan juga harus dilakukan dan dipecahkan di lapangan.Hal-hal yang tidak dapat dikerjakan dan
dilakukan di lapangan, seperti misalnya analisa paleontologi, analisa petrografi, maupun analisa
sedimentologi, maka diperlukan pengambilan contoh batuan guna keperluan analisis di
laboratorium.
Hasil akhir dari suatu pemetaan geologi lapangan adalah suatu peta geologi beserta
penampang geologinya yang mencakup uraian dan penjelasan dari bentuk bentuk bentangalam
atau satuan geomorfologinya, susunan batuan atau stratigrafinya, struktur geologi yang
berkembang beserta gaya yang bekerja dan waktu pembentukannya dan sejarah geologinya.
1.4 Informasi Hasil Pemetaan Geologi
5

Menurut Zakaria (2011), peta pola jurus perlapisan batuan merupakan peta kontur
strike/dip (kesamaan arah jurus dan kemiringan batuan). Dalam rekonstruksi pola jurus
perlapisan batuan, diperlukan beberapa langkah pekerjaan sebagai berikut:
a. Inventarisasi data yang diperlukan:
Strike/dip
Hasil deskripsi batuan menjadi satuab batuan dengan batas-batas satuan batuannya.
Indikasi struktur geologi (sesar, kekar, perlipatan), off-set perlapisan batuan, drag fold,
mata air, air terjun, danau, dll.
b. Plotting data pada peta. Kontur ketinggian pada peta untuk pola jurus perlapisan batuan
dihilangkan karena akan dibuat kontur strike/dip.
c. Cara rekonstruksi pola jurus dan kemiringan perlapisan batuan berdasarkan kontur
strike/dip, struktur geologi dan satuan batuan sebagai berikut:
Plot data yang diperlukan
Buat kunci kontur strike/dip
Rekonstruksi struktur geologi (jika ada indikasi struktur)
Rekonstruksi pola jurus dan kemiringan.
1.5 Jenis Batuan
Batuan adalah agregat padat dari mineral, atau kumpulan yang terbentuk secara alami
yang tersusun oleh butiran mineral, gelas, material organik yang terubah, dan kombinasi semua
komponen tersebut. Secara umum, batuan terbagi menjadi tiga, yaitu :
1.5.1

Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena pembekuan magma dan lava. . Di

dalam kerak bumi terdapat batuan yang masih cair dan sangat panas yang disebut magma. Jadi
magma merupakan bahan cair yang sangat panas dan terdapat di dalam perut bumi. Magma yang
mencapai permukaan bumi disebut lava.Pendinginan magma dan lava menyebabkan magma dan
lava membeku menjadi batuan beku.
a. Batuan Beku
Batuan beku terbentuk sebagai akibat pembekuan magma dalam permukaan bumi (dalam
batolit), pipa magma/kawah (vent), sill, dike (retas), dan di atas permukaan bumi (lelehan).
Berdasarkan tempat terjadinya, batuan beku dapat dibagi menjadi 2 (dua):
1. Batuan beku intrusif (intrusive rocks)
a. Batuan beku dalam (plutonik), terjadi sebagai akibat pembekuan magma yang jauh
di dalam bumi. Batuan ini dicirikan dengan komposisi Kristal berukuran
6

besar/kasar (faneritik), mudah dibedakan secara mata telanjang (megaskopis).


Contoh : granit, granodiorit, diorite, sianit, gabro.
b. Batuan beku profir, terbentuk di sekitar pipa magma/kawan, komposisi Kristal
beragam, ada yang besar/kasar, dan sedang (porfiritik).
c. Batuan beku afanitik, tekstur kristal halus. Contoh : andesit, dasit, basal, latit, riolit,
trakit.
2. Batuan beku ekstrusif (extrusive rocks, volcanic rocks)
Terbentuk sebagai akibat magma/lava yang mengalir ke permukaan bumi kemudian
mendingin dan membeku dengan cepat, dicirikan dengan komposisi kristal yang sangat
halus (amorf). Contoh: obsidian, batu apung, pitchstone, lava, perlit, felsit, basal.
Contoh batuan beku:
1.

Batu Apung

Ciri-ciri dari batu apung:

a. Massa Jenis : dibawah 1 gram/cm3


b. Warna : Putih, dan coklat muda
c. Karakteristik lain : dapat terapung di air, kedap suara, batuapung juga tahan terhadap api,
kondensi, jamur dan panas.
d. Manfaat : Dalam sektor industri lain, batu apung digunakan sebagai bahan pengisi (filler),
pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif, isolator
temperatur tinggi dan lain-lain.
2.

Obsidian

Ciri-ciri dari batu obsidian:

a. Proses Terbentuk : Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi
gunung api bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga
akan terbentuk gelas atau kaca daripada kristal dominan. Obsidian adalah batuan yang
disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan
kuarsa.
b. Massa Jenis : 2,36 2,5 gram/cm3
c. Warna : Warnanya bening seperti kaca dan warnanya kadang-kadang hitam mulus, merah
tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning atau merah putih atau
biru. Batu obsidiansering ditemukan dalam keadaan mengkilau mulus walaupun belum
dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70% silicon dioxide bahkan lebih dan jika tercampur
mineral mineral tertentu warnanya akan berubah.
d. Karakteristik lain : Batu obsidian mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan daftar keras
Mohs dan termasuk batu mulia tanggung.
e. Manfaat : Dapat dijadikan sebagai perhiasan cincin Dijadikan kerajinan Di Itali, Perancis
dan Belanda batu ini dipercayai sebagai jimat pengusir roh jahat yang harus dimiliki di
tiap rumah.
3.

Granit

Ciri-ciri batu granit


a.
b.
c.
d.
e.
f.
4.

Warna : terang, abu-abu, putih, pink


Tekstur : faneritik, berbutir sedang-kasar, ukuran kristal > 2 cm
Mineral utama : K-Felspar 2/3 bagian, kuarsa (SiO2) > 10%
Mineral tambahan : horbblenda, biotit, piroksen, uskovit, Na-amfibol, turmalin,sodalit
Tempat terdapat : tajur (stocks), lakolit, batolit
Kegunaan : bahan bangunan, monument, prasasti, tegel
Basalt

Ciri-ciri batu basalt:


a.
b.
c.
d.
e.
5.

Warna : abu-abu gelap, hitam


Tekstur : afanitik
Mineral utama : K-felspar < 10%, kuarsa < 10%, felspatoid <10%
Mineral tambahan : hornblende, biotit, piroksen, Na-amfibol, olivine, uralit
Tempat terdapat : retas
Gabro (gabbro)

Ciri-cri batuan Gabro


a. Warna : abu-abu gelap, hijau tua-hitam
b. Tekstur : ekogranular, beragam dari faneritik hingga porfiritik
c. Mineral utama : feldspar plagioklas 2/3 bagian, feldspar < 10%, Ca-plagioklas, kuarsa
(SiO2) < 10%, felspatoid < 10%
d. Mineral tambahan : olivine, augit, biotit, piroksen
e. Tempat terdapat : tajur, lakolit, batolit, lopolit
f. Kegunaan : konstruksi bangunan arsitektur
g. Keterangan : sering mengandung bijih besi (ilmenit, magnetit)
6.

Peridotit (peridotit) / piroksenit

Ciri-ciri batu perodotit:


a. Warna : hijau, hitam
b. Tekstur : faneritik, ekogranular
c. Mineral utama : K-felspar < 10%, kuarsa (SiO2) < 10%, felspatoid < 10
d. Mineral tambahan : hornblenda, biotit, piroksen
e. Tempat terdapat : tajur (stocks), retas (sill,dike)
10

f. Kegunaan : material pelengkap dalam bangunan

7.

Andesit (andesite)

Ciri-ciri batu andesit:


a. Warna : abu-abu
b. Tekstur : afanitik
c. Mineral utama : K-felspar < 10%, kuarsa <10%
d. Mineral tambahan : horblenda, biotit, piroksen, Na-amfibol, felspatoid
1.5.2

Batuan Sediment
Batuan sedimen (endapan) terbentuk sebagai akibat pengendapan material yang berasal

dari pecahan, bongkah batuan yang hancur karena proses alam, kemudian terangkut
(tertransportasi) oleh air, angin, es, dan terakumulasi dalam satu tempat (cekungan), kemudian
termampatkan/kompaksi (compacted) menjadi satu lapisan batuan baru. Batuan sedimen
mempunyai ciri berlapis sebagai akibat terjadinya perulangan pengendapan.
Batuan sedimen dapat dibagi menjadi:
1. Batuan sedimen klastik/detrital/fragmental
Terbentuk sebagai akibat kompaksi dari matrial batuan beku, batuan sedimen lain,
dan batuan malihan, dengan ukuran butir beragam.Karena pembentukan tersebut
diakibatkan olhe angin, air atau es, maka disebut juga batuan sedimen mekanik
(mechanical sediment).Contoh : batu gamping, batu pasir, batu lempung, breksi,
konglomerat, tilit (tilite, konglomerat/breksi yang terendapkan oleh es), batu lanau,

11

arkosa (batu pasir feldspar), arenaceous (serpih pasiran), argillaceous (serpih


lempungan), carbonaceous (serpih gampingan).
2. Batuan sedimen organic
Batuan sedimen yang mengandung sisa organism yang terawetkan (fosil). Contoh:
batu gamping gastropoda, batu gamping amonit, batu gamping koral (terumbu), batu
gamping foram, batu gamping alga (muddy limestones), batubara, radiolarit
(mengandung fosil radiolaria), batubara, diatomaceous earth (mengandung fosil diatome).
3. Batuan sedimen kimia
Contoh : batu gamping kristalin, travertine, tufa (stalaktit dan stalagmite),
dolomite, gypsum, anhidrit, halit (batu garam).
Ciri-ciri fisik yang umum dalam batuan sedimen, yaitu:
Berlapis, batuan sedimen sering membentuk lapisan antara satu satuan batuan dengan
satuan batuan lainnya yang dipisahkan oleh bidang perlapisan, dimana dalam kondisi normal
lapisan yang di bawah menunjukkan umur yang lebih tua.
a. Tekstur, ukuran butir, bentuk, dan susunan fragmen pembentuk batuan sedimen
dinamakan tekstur, yang secara umum terbagi menjadi klastik dan non klastik (kristalin).
Contoh : konglomerat bertekstur kasar, batu pasir, batu lanau, dan batu lempung
mempunyai tekstur yang halus.
b. Gelembur gelombang (ripple marks), terjadi sebagai akibat gerakan arus pada permukaan
lapisan batuan di dasar sungai atau di pantai.
c. Warna, lapisan batuan sedimen sering memperlihatkan warna yang berlainan antara tiap
lapisan yang berbeda sebagai akibat unsure kimia dalam lapisan batuan tersebut.
Hematite (Fe2O3) memberikan warna merah, limonit menyebabkan warna kuning, dan
mangan menimbulkan warna ungu gelap-hitam.
d. Kongkresi, lapisan dalam berbentuk bulat atau pipih pada serpih, batu gamping, dan batu
pasir yang relative lebih keras dibandingkan dengan massa batuan yang melingkupinya.
Bentukan ini Nampak setelah bagian luar batuan tersebut terkelupas akibat pelapukan
atau erosi. Panjang atau garis tengah bentukan tersebut beragam dari beberapa cm hingga
puluhan cm.
e. Geode (geode), kongkresi batuan berbentuk bulat berlubang, dan di dalamnya terdapat
deretan kristal.

12

f. Fosil, sisa organism yang mati dan terendapkan bersama-sama dengan batuan membentuk
batuan sedimen berfosil.
g. Rekah kerut (mud crack), biasa ditemukan pada dasar (lapisan batuan lingkungan
pengendapan) danau, empang, dan sungai yang mengering.
Contoh-contoh batuan sedimen, yaitu:
1. Konglomerat

Ciri-ciri batu konglomerat


a. Ciri : material kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang merekat satu sama
lainnya
b. Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi
terpadatkan dan terikat
c. Kegunaan : untuk bahan bangunan
2. Batu pasir

Ciri-ciri batu pasir


a. Ciri : tersusun dari butiran-butiran pasir, warna abu-abu, kuning, merah

13

b. Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi
terpadatkan dan terikat.
c. Kegunaan : sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca dan sbg kontruksi
bangunan
3. Batu Serpih

Ciri-ciri batu serpih


a. Ciri : lunak, baunya seperti tanah liat, butir-butir batuan halus, warna hijau, hitam,
kuning, merah, abu-abu
b. Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas dan halus karena gaya beratnya
menjadi terpadatkan dan terikat
c. Kegunaan : sbg bahan bangunan
4. Batu Gamping

Ciri-ciri batu gamping:


a. Ciri : agak lunak, warna putih keabu-abuan, membentuk gas karbon dioksida kalau
ditetesi asam

14

b. Cara terbentuk : dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang, dan binatang laut
yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapu tidak akan musnah, tapi memadat
dan membentuk batu kapur
c. Kegunaan : sbg bahan baku semen
5. Batu lempug

Ciri-ciri batu lempung:


a. Ciri : Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu
b. Cara terbentuk : lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena
proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya.
Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk
batu lempung
c. Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan

6. Breksi

Ciri-ciri batu breksi:


15

a. Ciri : gabungan pecahan-pecahan yang berasal dari letusan gunung berapi


b. Cara terbentuk : terbentuk katena bahan-bahan iini terlempar tinggi ke udara dan
mengendap di suatu tempat
c. Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan dan sbg bahan bangunan
7. Dolomite (dolomite)
Endapan karbonat yang terbentuk sebagai akibat pengisian dan pergatian beberapa
unsure kalsium oleh magnesium dalam batu gamping. Dolomite disebut juga batu
gamping magnesium (CaMg(CO3)2)
8. Evaporit (evaporites)
Batuan endapan yang terbentuk sebagai akibat penguapan air laut.Contoh :
anhidrit, gypsum, halit
1.5.3

Batuan Metamorf
Batuan malihan/ubahan (metamorphic) berasal dari batuan beku atau batuan sedimen

yang termalihkan (terubah) di dalam bumi sebagai akibat tekanan dan temperature yang
sangat tinggi yang mengakibatkan perubahan sifat fisik dan kimia dari batuab asal.Contoh :
marmer (malihan dari batu gamping), kuarsit (malihan dari batu pasir kuarsa), dan genes
(malihan dari granit).
Pengelompokan batuan malihan/metamorf.
1. Batuan malihan kontak/termal
Terbentuk sebagai akibat adanya terobosan (intrusi) magma, panas yang ditimbulkan
saat terjadi penerobosan mengakibatkan batuan sekelilingnya terubah menjadi batuan
malihan. Zona sentuh antara intrusi magma dengan batuan sekitarnya disebut daerah
pemanggangan (baked zone). Contoh: marmer, kuarsit, hornfel, epidorit.
2. Batuan malihan dinamik atau kinetic
Pembentukan batuan malihan sebagai akibat adanya tekanan yang kuat yang
menyebabkan terlipatnya serta terubah satu lapisan batuan.Karena pemnentukan batuan
malihan ini meliputi cakupan daerah yang sangat luas maka disebut juga malihan regional.
Tekstur batuan malihan/metamorf.
1. Foliasi, mendaun (foliated)
Susunan mineral pembentuk batuan memperlihatkan bentuk yang sejajar dan teratur.
Contoh: genes, sekis, sabak (slate), filit.
2. Non foliasi, membutir

16

Bentukan dan susuna mineral pembentuk batuan memperlihatkan bentuk membutir atau
pejal (massive). Contoh: marmer, kuarsit, antrasit, grafit.
Contoh batuan metamorf:
1. Batuan Pualam

Ciri-ciri batuan pualam:


a. Ciri : campuran warna berbeda-beda, mempunyai pita-pita warna, kristal-kristalnya
sedang sampai kasar, bila ditetesi asam akan mengeluarkan bunyi mendesah, keras
dan mengkilap jika dipoles
b. Cara terbentuk : terbemtuk bila batu kapur mengalami perubahan suhu dan tekanan
tinggi
c. Kegunaan : untuk membuat patung dan lantai/ubin
2. Batuan Filit

Ciri-ciri batu Filit:


a. Warna : abu-abu
b. Tekstur : ukuran butir lebih halus dari sekis. Lebih kasar dari batu sabak.
17

c. Keterangan : ubahan dari serpih


d. \Kegunaan : untuk dinding, lantai mebel
3. Marmer

Ciri-ciri batu marmer:


a. Warna : putih, kuning
b. Tekstur : berbutir halus-sedang
c. Keterangan : ubahan dari batu gamping atau dolomite
d. Kegunaan : untuk dinding, lantai, mebel
4. Batu sabak

Ciri-ciri batu sabak:


a. Ciri : abu-abu kehijau-hijauan dan hitam, dapat dibelah-belah menjadi lempenglempeng tipis
b. Cara terbentuk : terbentuk bila batu serpih kena suhu dan tekanan tinggi
c. Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan, sbg batu tulis, sbg bahan bangunan, dan
untuk membuat atap rumah (semacam genting)
5. Genesis

18

a. Ciri : berwarna putih kebau-abuan, terdapatgoresan-goresan yang tersusun dari


minera-mineral, mempunyai bentuk bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada
lapisan-lapisan, dan terbentuk urat-urat yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran
mineral di dalam batuan tersebut
b. Cara terbentuk : terbentuk pada saat batuan sedimen atau batuan beku yang
terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang
tinggi.
c. Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan
6. Milonit

a. Ciri : butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah, dan abu-abu,
kehitaman, coklat, biru
b. Cara terbentuk : Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok
yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan
c. Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan
7. Sekis

19

a. Ciri : berwarna hitam, hijau dan ungu, mineral pada batuan ini umumnya terpisah
menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang
mengkilapdan terkadang ditemukan kristal garnet
b. Cara terbentuk : batuan metamorf regional yang terbentuk pada derajat
metamorfosa tingkat menengah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Tempat dan Waktu


Tempat pelaksanaan ekskursi Desa Ujung Pancu, Kecamatan Pekan Bada, Kabupaten

Aceh Besar. Ekskursi dilakukan pada tanggal 12 desember 2015 dimulai dari pukul 09.00 WIB
-15.00 WIB

2.2

Sketsa Singkapan Batuan


Pada peninjauan lapangan kali ini mengambil beberapa titik lokasi (station) dari

singkapan batuan. Berikut titik lokasi dari peninjauan singkapan batuan di lapangan:
1. Station I

20

Pukul : 9.40 WIB


Cuaca : Cerah Berawan
Singkapan merupakan batu gamping, kombinasi warna batuan coklat-kuning.
Batuan memiliki rekahan yang dialiri oleh air.
Pada singkapan batuan station ini terdapat singkapan yang berwarna kehitaman yang
disebut dengan kalkarius mudstone, yaitu batuan mudstone yang tidak mengandung
CaCO3.
Tebal urat kalsit :
o Lapisan I : 55 60 cm
o Lapisan II : 40 55 cm
o Lapisan III : 28 30 cm
Panjang singkapan : 27,4 meter
Koordinat :
o 5 31' 29,51'' N
o 95 16' 5,22'' E
Strike : N 50' E
Dip : 45
2. Station II

21

Pukul : 10.25 WIB


Cuaca : Cerah Berawan
Singkapan merupakan batu gamping, kombinasi warna batuan coklat-kuning.
Lokasi station II masih sama dekat dengan station I
Batuan memiliki rekahan yang dialiri oleh air.
Ketebalan lapisan :
o Lapisan I : 38 42 cm
o Lapisan II : 80 85 cm
o Lapisan III : 30 35 cm
Panjang singkapan : 21,6 meter
Koordinat :
o 5 31' 32'' N
o 95 16' 7'' E
Strike : N 330' E
Dip : 34
3. Station III

22

Pukul : 11.15 WIB


Cuaca : Cerah Berawan
Endapan batu pasir, sedimen klastik dan kerikil.
Panjang singkapan : 50 meter
Koordinat : 5 32' 44'' N
95 15' 1,30'' E
Daerah endapan alluvial.
4. Station IV

Pukul : 11.34 WIB


23

Cuaca : Cerah Berawan


Batuan mengarah ke laut, batuan sedimen, lempung pasir halus.
Semakin mengarah ke laut, sedimennya semakin kecil.
Warna : kekuningan.
Tebal urat kalsit :
o Lapisan I : 28 cm
o Lapisan II : 58 cm
o Lapisan III : 23 cm
Panjang singkapan : 6,9 meter
Koordinat :
o 5 32' 47,31'' N
o 95 14' 23'' E
Strike : N 228' E
Dip : 10
5. Station V

Pukul : 11.58 WIB


Cuaca : Cerah
Singkapan merupakan batu sedimen klastik.
Warna : kuning, bagian luar berwarna kehitaman akibat pelapukan
Ketebalan singkapan :
o Lapisan atas : 26 cm
o Lapisan bawah : 34 cm
o Panjang singkapan : 17,1 meter
Koordinat :
o 5 33' 10'' N
24

o 95 14' 8'' E
Strike : N 125' E
Dip : 5
6. Station VI

Pukul : 12.23 WIB


Cuaca : Cerah
Batu pasir, warna luar singkapan akibat pelapukan warna dasar singkapan berwarna
merah.
Panjang singkapan : 10,8 meter
Koordinat :
o 5 33' 20'' N
o 95 14' 15,3'' E
Strike : N 310' E
Dip : 26
7. Station VII

25

Pukul : 13.36 WIB


Cuaca : Cerah
Singkapan merupakan batu lempung.
Warna luar singkapan merah kecoklatan, warna dalam singkapan coklat kekuningan.
Warna dari singkapan diketahui dengan cara dipukul menggunakan palu geologi.
Ketebalan singkapan :
o Lapisan I : 20 cm
o Lapisan II : 33 cm
o Lapisan III : 15 cm
Panjang singkapan : 12 meter
Koordinat :
o 5 32' 43'' N
o 95 14' 11'' E
Strike : N 255' E
Dip : 30

8. Station VIII

26

VII.a

VIII.b
Pukul : 13.50 WIB
Cuaca : Cerah
Mengarah ke batuan metamorf (metasedimen), terjadi alterasi hidrotermal.
Dua lokasi yang terdapat batuan yang berbeda.
Panjang singkapan : 9,3 meter
Koordinat :
o 5 32' 32'' N
o 95 14' 2'' E
Strike : N 310' E
Dip : 25
27

9. Station IX

Pukul : 14.10 WIB


Cuaca : Cerah
Batuan metamorf terlapukan (slade atau filit)
Panjang singkapan : 9,2 meter
Koordinat : 5 32' 33'' N
95 13' 57'' E
Strike : N 255' E
Dip : 30
2.3 Analisa Sketsa
Berdasarkan sketsa yang telah dibuat dilihat pada lampiran A, maka dapat disimpulkan dari 9
station yang telah dibuat adalah sebagai berikut:

a.

Station 1
Pada lokasi station 1, jenis batuan yang terdapat di daerah tersebut adalah batuan
sediment yang berjenis batu gamping dimana disana juga terdapat banyak bidang
diskontinuitas serta di setiap patahan terdapat rekahan yang dialiri air.

b.

Station 2
Lokasi station 2 tidak berada jauh dari lokasi station 1 dimana di tempat ini masih banyak
trdapat bidang diskontinuitas dan mengandung mineral dengan kandungan CaC03
dimana terdapat dibeberapa sisi berwarna keabu-abuan.

28

c.

Station 3
Lokasi di station 3 ini jenis endapan yang terdapat adalah endapan batu pasir, sedimen
klastik dan kerikil.

d.

Station 4
Pada lokasi station 4 batuan mengarah ke laut, batuan sedimen, lempung pasir halus.
Semakin mengarah ke laut, sedimennya semakin kecil.

e.

Station 5
Batuan di lokasi ini adalah batuan sedimen klastik dan dilokasi inin banyak terdapat
pepohonan sehingga pelapukannya pun tinggi.

f.

Station 6
Pada lokasi ini batuannya adalah batu pasir, kemudian pada lokasi ini sedang pasang dan
banyak terdapat fosil yakni kerang dan kepiting.

g.

Station 7
Singkapan merupakan batu lempung.Warna luar singkapan merah kecoklatan, warna
dalam singkapan coklat kekuningan.

h.

Station 8
Pada lokasi ini pada lokasi ini batuannya merupakan batuan meta-sedimen

i.

Station 9
Merupakan batuan metamorf terlapukan (slade atau filit), terjadi pelapukan dan warna
batuannya cenderung merah abu abu keunguan.

2.4

Analisa Penampang Geologi


Berdasarkan analisa dari sebaran batuan dari station 1 sampai dengan station 3, sebaran

bijihnya tergolong kedalam batu gamping yang telah berubah warna akibat pelapukan dan ada
celah-celah yang dialiri air serta batuan yang berada dilokasi itu memiliki urat kalsit. Kemudia
dilokasi tersebut batuannya telah terlapukkan
29

30

BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Terdapat tiga jenis sebaran batuan di daerah pecan bada yaitu batuan batu pasir,

batu metamorf, dan batu sediment.


Didapati deformasi batuan sediment seperti kekar, rekahan dan sesar.

2. SARAN
Persiapan harus lebih di tingkatkan seperti batrai pada GPS di chek terlebih

dahulu sebelum dijalankannya ekskursi.


GPS yang dibawa ke tempat ekskursi sebaiknya lebih dari satu unit.
Untuk konsumsi sebaiknya yang di bawa ke lapangan di hitung terlebih dahulu
sebelum berangkat, agar tidak terjadinya salah perhitungan.

31

Você também pode gostar