Você está na página 1de 24

ABORTUS PROVOCATUS MEDICINALIS ec SEVERE MITRAL STENOSIS

Andi Mey Pratiwi, Mono Valentino Yohanis


BAB I
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. Liana
Umur
: 25 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa
Alamat
:
No RM
:
Kelas
: III
Tanggal masuk : 6--02-2016
B. ANAMNESIS
Keluhan utama

: Kehamilan dengan penyakit jantung

Anamnesis terpimpin

Pasien rujukan dari poli kandungan RSU Bahteramas dengan gravid 12


minggu dengan riwayat Mitral Stenosis berat. Pasien mengeluh sering
merasakan sesak napas selama hamil. Pasien mengeluh sesak saat berjalan
maupun sekedar mengepel dirumah, sesak berkurang saat beristirahat. Sesak
pada malam hari disangkal oleh pasien, terbangun karena sesak (-) berdebardebar (-).. Keluhan ini dirasakan sejak kehamilannya memasuki usia 1 bulan.

Nyeri perut tembus belakang (-), pelepasan air-air (-), lendir (-), darah (-)
Demam (-), batuk (-), pusing (+). Riwayat kehamilan sekarang:

pasien

melakukan pemeriksaan antenatal di posyandu, pasien mengaku melakukan


pemeriksaan sekitar 2 kali selama kehamilannya. Suntik TT 1x. Pasien juga
pernah melakukan pemeriksaan USG ke dokter kandungan 1 kali. Riwayat
kehamilan terdahulu : ini merupakan kehamilan yang ke-2, pasien pernah
merasakan keluhan seperti ini pada kehamilan sebelumnya. Sekitar 2 tahun
yang lalu saat usia kehamilan 6 bulan pasien dirawat di ruang bersalin delima
RSUB dengan keluhan sesak sehingga didiagnosis mengalami penyakit katup
jantung, dan dilakukan SC. Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit
jantung sebelum kehamilan pertama terjadi.
dalam keluarga: tidak ada.

Riwayat penyakit yang sama

Riwayat demam dan infeksi kulit terdahulu

disangkal oleh pasien. Riwayat penyakit jantung sejak kecil disangkal oleh
pasien.

Riwayat obstetri:
I.

Anak pertama lahir tahun 0000, jenis kelamin perempuan, lahir secara
SC saat usia kehamilan 7 bulan

Riwayat kontrasepsi : Pasien menggunakan kontrasepsi jenis kondom sejak


terdiagnosis sakit jantung

C. STATUS GENERALIS
Tanda vital
Tekanan darah

: 100/70 mmHg

Nadi

: 112x/menit

Pernapasan

: 26x/menit

Suhu

: 36,5oC

Status Generalis
Kepala

: konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-), sianosis (-)

Leher

: Massa tumor (-), pembesaran kelenjar (-)

Paru

:
Inspeksi

: Simetris kanan dan kiri

Palpasi

: Massa tumor (-), nyeri tekan (-)

Perkusi

: Sonor, kanan = kiri

Auskultasi

: Bunyi pernapasan vesikuler, Bunyi tambahan Ronkhi


-/-, Wheezing -/-

Jantung

: Ictus cordis tidak tampak, Ictus cordis tidak teraba

bunyi

jantung S1/S2 Reguler, Bunyi tambahan Murmur sistolik di


apex paru.
Abdomen

Inspeksi

: cembung (+)

Auskultasi

: peristaltic (+), kesan normal

: massa
tekan (-)

Kimia darah

Nilai

GDS
Ureum
Creatinin
SGOT
SGPT

66 mg/dl
13 mg/dl
0,6 mg/dl
13 U/L
13 U/L

: redup
Ekstremitas

: edema (-)

D. PEMERIKSAAN OBSTETRIK
Dilakukan tanggal 06-05-2016, pukul 12:00
Pemeriksaan luar
Leopold I : Tepi atas sympisis
Leopold 2 : Sulit dinilai
Leopold 3 : Sulit dinilai
Leopold 4 : Sulit dinilai
DJJ
:TBJ
:HIS
: (-)
Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Kimia darah (20-4-2016)

Palpasi
tumor (-) nyeri

Perkusi

2. Darah rutin (20-4-2016)


Parameter
WBC
RBC
HGB
PLT

Nilai
9,85x103
4,80x106
12 g/dl
223x103

3. Pemeriksaan imun-serologi (8-4-2016)


HbsAg : negatif (-)
4. Ultrasonografi :
5. Echocardiografi :
Dimensi Ruang jantung : Dilatasi LA
Kontraktilitas global LV
: LVEF 61%
Analisa Segmental : Global normokinetik

K.Aorta
K.Mitral

: 3 cuspis, Kalsifikasi (-), Penebalan RCC, AR Mild, AS (-)


: Hocjey stick appearance, MVA 0,6 cm, MV PHT 0,7 cm MR

moderate
K.Tricuspid : TR Severe
K.Pulmonal : Fungsi dan pergerakan baik
Kesan : Fungsi sistolik global dan segmental baik, Disfungsi LV, MS Severe,
MR moderate, AR mild, TR Severe, PH mild
D/ Mitral Stenosis Berat
F. DIAGNOSIS
G2P1A0 Gravid 12 minggu + Mitral stenosis berat
G. RENCANA TERAPI
- Rencana Kuretase
- Konsul jantung.
Terapi dari jantung :
1. Diuretic (furosemid) 1 ampul/12jam/iv
2. Betabloker (bisoprolol) 1 x 2,5 mg
3. Ramipril (ACE-I) 1 x 2,5 mg
H. Laporan Operasi

I. Follow UP
Follow Up
Tanggal
Selasa,
12-04-2016

Perjalanan Penyakit
S: Sesak (-), pusing (+)
O: TD 110/70mmHg N 80x/menit P
24x/menit S 36,5C
DJJ 136x/menit

Terapi
Tranfusi PRC 1 bag
Konsul jantung

Rabu,
13-04-2016

S: Sesak (-), pusing (-)


O: TD 120/70mmHg N 84x/menit P
23x/menit S 36,5C
DJJ 148x/menit

Kamis,
14-04-2016

S: Sesak (-), pusing(-)


O: TD 110/70mmHg N 86x/menit P
22x/menit S 36,5C
DJJ 128x/menit
S: O: TD 110/70mmHg N 86x/menit P
22x/menit S 36,5C, Hb 8,8g/dl
DJJ 140x/menit,
S: O: TD 100/60mmHg N 86x/menit P
22x/menit S 36,5C

Jumat,
15-04-2016

Sabtu,
16-04-2016

Minggu,
17-04-2016

S: O: TD 110/60mmHg N 86x/menit P
22x/menit S 36,5C

Senin,
18-04-2016

S: O: TD 110/70mmHg N 86x/menit P
22x/menit S 36,5C

Selasa,
19-04-2016

S: O: TD 120/80mmHg N 86x/menit P
22x/menit S 36,5C

Tranfusi PRC 1 bag


Furosemid 1 amp/12j/IV
Bisoprolol 1x2,5mg
Ramipril 1x2,5mg
Cek darah rutin
Furosemid 1 amp/12j
Bisoprolol 1x2,5mg
Ramipril 1x2,5mg
Rencana SC
Furosemid 1 amp/12j
Bisoprolol 1x2,5mg
Ramipril 1x2,5mg
Operasi SC
Int post op:
- Awasi tanda vital
- Inj cefotaxime 1
gr/12j/IV
- Inj as. Tranexamat 1
amp/8j/IV
- Inj. Tramadol 1 amp /
8j/IV
- Drips metilergometrin 1
amp dlm 500cc RL, 28
tpm
- Inj cefotaxime 1
gr/12j/IV
- Inj as. Tranexamat 1
amp/8j/IV
- Inj. Tramadol 1 amp /
8j/IV
Aff infus dan kateter
Cefadroxil 2x1
Asam mefenamat 3x1
SF 1x1
GV
BPL

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Istilah abortus digunakan untuk menunjukkan fetus yang mati atau
nonviable yang beratnya kurang dari 500 gram ketika lahir.
Penelitian Faisal dan Ahmad (1997) menemukan bahwa walaupun aborsi
dilarang oleh hukum, praktek aborsi di Indonesia, baik oleh dokter, bidan,
maupun dukun tergolong tinggi, dan cenderung meningkat dari tahun ke
tahun. Sampai 1997 diperkirakan dalam setahun di Indonesia terjadi 750.000
1.000.000 aborsi yang disengaja atau dengan risiko 16,7 22,2 aborsi per
kelahiran hidup. Menurut Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) yang mencakup perempuan kawin usia 15 49 tahun menemukan
bahwa tingkat aborsi pada tahun 1997 diperkirakan 12 persen dari seluruh
kehamilan yang terjadi. Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil
analisa data
Namun menurut Darwin (2000), sejak tahun 2000 diperkirakan kasus
aborsi terjadi sebanyak 2 juta kasus per tahun. Hal ini tidak sesuai dengan
KUHP yang melarang aborsi tanpa pengecualian, sementara UU No. 23 Tahun
1992 tentang kesehatan (UUK) melarang dilakukannya aborsi kecuali ada
indikasi medis dan dalam keadaan darurat untuk menyelamatkan jiwa ibu.
Penyakit jantung merupakan penyebab utama komplikasi ibu pada wanita
hamil. Hingga 20% dari kehamilan pada pasien dengan penyakit jantung
diperberat oleh gagal jantung, hipertensi dan aritmia. kejadian komplikasi
dari penyakit jantung pada obstetri dan neonatal juga lebih sering ditemui
dibandingkan dengan wanita tanpa penyakit jantung Meskipun penyakit
jantung rematik menurun di seluruh dunia, itu masih merupakan penyebab

penting dari masalah katup dengan mitral stenosis menjadi lesi umum (90%) .
Patofisiologi stenosis katup mitral pada kehamilan. Sebagian besar pasien
hamil dengan mitral stenosis didiagnosis selama kehamilan.

Umumnya

kehamilan pasien dengan mitral stenosis terdiagnosis selama kehamilan itu


berlanjut.

Sebelumnya pasien tanpa gejala menjadi bergejala akibat

perubahan

hemodinamik

yang

berhubungan

dengan

kehamilan.

Perkembangan gejala adalah alasan utama untuk mengevaluasi secara dini.


1. Abortus Provocatus medicinalis
a. Defenisi
Kata abortion dalam Blakss Law Dictionary, yang diterjemahkan
menjadi aborsi dalam bahasa Indonesia mengandung arti: The spontaneous
or artifcially induced expulsion of an embrio or featus. As used in illegal
context refers to induced abortion. Keguguran dengan keluarnya embrio atau
fetus tidak semata mata karena terjadi secara alamiah, akan tetapi juga
disengaja atau terjadi karena adanya campur tangan (provokasi) manusia
Abortus provokatus adalah istilah latin yang secara resmi dipakai
dalam kalangan kedokteran dan hukum, yang artinya adalah dengan sengaja
mengakhiri kehidupan kandungan dalam rahim seorang wanita hamil.
Berbeda dengan abortus spontan yaitu kandungan seorang wanita hamil yang
gugur secara spontan. Untuk itu perlu dibedakan antara pengguguran
kandungan dan keguguran. Pengguguran kandungan dilakukan dengan
sengaja, sedangkan keguguran terjadi tidak disengaja. Untuk menunjukkan
pengguguran kandungan, istilah yang sering digunakan sekarang adalah aborsi
Aborsi menurut konstruksi yuridis peraturan perundang undangan di
Indonesia adalah tindakan mengugurkan atau mematikan kandungan yang
dilakukan dengan sengaja oleh seorang wanita atau orang yang disuruh
melakukan untuk itu. Wanita hamil dalam hal ini adalah wanita yang hamil

atas kehendaknya ingin mengugurkan kandungannya, sedangkan tindakan


yang menurut KUHP dapat disuruh untuk lakukan itu adalah tabib, bidan atau
juru obat. Pengguguran kandungan atau pembunuhan janin yang ada di dalam
kandungan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya: dengan obat yang
diminum atau dengan alat yang dimasukkan ke dalam rahim wanita melalui
lubang kemaluan wanita
b. Klasifikasi Abortus
1. Abortus Spontan
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi tanpa didahului
faktor faktor mekanis ataupun medicinalis, semata mata
disebabkan oleh faktor alamiah
2. Abortus provokatus (induced abortion) adalah abortus yang disengaja,
baik dengan memakai obat obatan maupun alat alat. Abortus
provokatus terbagi menjadi dua, yaitu :
a) Abortus Provokatus Medicinalis

(Abortus

provocatus

therapeutica) Abortus provokatus medicinalis adalah abortus


yang dilakukan dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan,
dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
b) Abortus Provokatus Kriminalis Abortus provokatus kriminalis
adalah abortus yang terjadi karena tindakan tindakan yang
tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
c. Tahap Perkembangan Janin
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan
sel sperma hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi)
berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama
menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena
dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan
telur), yang terjadi dua minggu setelahnya
1) Trimester Pertama (0-12 minggu)
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai
dari periode germinal sampai periode terbentuknya fetus. (7)

a) Periode Germinal (Minggu 0 3)


Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur
yang telah dibuahi membelah dua 30 jam setelah dibuahi.
Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang
falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur
disebut morula. Sel sel mulai berkembang dan hingga
blastocyst tertanam pada endometrium.
b) Periode Embrio (Minggu 3 8 )
Pada minggu keempat, embrio mulai terbentuk dan
memproduksi

hormon

kehamilan,

Human

Chorionic

Gonadotropin hormone. Janin mulai membentuk struktur


manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang
belakang serta jantung dan aorta. Proses terbentuknya sistem
saraf pusat, organ organ utama dan struktur anatomi seperti
mata, mulut dan lidah, sedangkan hati mulai memproduksi sel
darah.
Pada minggu kelima, terbentuk 3 lapisan yaitu
ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan
yang paling atas yang akan membentuk sistem saraf pada janin
tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang,
kulit serta rambut. Lapisan mesoderm berada pada lapisan
tengah yang akan membentuk organ jantung, tulang dan organ
reproduktif. Lapisan endoderm yaitu lapisan paling dalam yang
akan membentuk usus, hati, pankreas dan kandung kemih
Pada minggu keenam hingga kedelapan, sistem
pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, bagian wajah mulai
terbentuk, anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun
belum sempurna
c) Periode Fetus (Minggu 9 12)

Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh


dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat
tinggi. Semua organ penting yang telah terbentuk mulai
bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat,
hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Janin
mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm
dan berat 7 gram. Pada akhir trimester pertama, plasenta
berkembang

untuk

menyediakan

oksigen,

nutrisi

dan

pertukaran hasil metabolisme janin.

Gambar 1. Periode Perkembangan Janin

2) Trimester ke dua (12-24 minggu)


Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi
melalui plasenta. Bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan
mulai bisa mendengar suara. Dalam proses pembentukan ini sistem
peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi.
Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin.
Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan
ultrasongrafi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi
plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit dan
rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 21. Indera
penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata
sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak
sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.

Gambar 2. Perkembangan janin Trimester 2

3) Trimester ketiga (24 -40)


Dalam trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan
sempurna.

Janin

menunjukkan

aktivitas

motorik

yang

terkoordinasi seperti menendang serta sudah memiliki periode


tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan
masa bangun. Paru paru berkembang pesat menjadi sempurna.
Pada bulan ke 9 ini, janin mengambil posisi kepala di bawah dan
siap untuk dilahirkan. Berat bayi lahir berkisar antara 3 3,5 kg
dengan panjang 50 cm.
2. Mitral stenosis
a. Defenisi
Stenosis mitral adalah suatu penyempitan jalan aliran darah dari atrium
kiri keventrikel kiri. Penyempitan katup mitral menyebabkan katup tidak
terbuka dengantepat dan menghambat aliran darah antara ruang-ruang
jantung kiri. Ketika katupmitral menyempit (stenosis), darah tidak dapat
dengan efisien melewati jantung.Kondisi ini menyebabkan seseorang
menjadi lemah dan nafas menjadi pendek serta gejala penyerta yang
lainnya.
b. Etiologi
Secara etiologis stenosis mitral dapat dibagi atas reumatik (lebih dari
90%) dan non Reumatik Stenosis mitral reumatik berawal dari demam

reumatik, suatu peradangan non supuratif pada berbagai jaringan tubuh


dengan berbagai manifestasinya, misalnya karditis. Di negara yang sedang
berkembang (termasuk indonesia) manifestasi stenosis mitral sebagian
terjadi pada usia dibawah 20 tahun yang disebut sebagai JUVENILE
MITRAL STENOSIS yang jarang ditemukan pada negara-negara maju.
c. Manifestasi klinis
keluhan utama berupa sesak napas,. Pada stenosis mitral yang
bermakna dapat mengalami sesak pada aktivitas sehari-hari. Paroksismal
nokturnal dispnea, ortopnea atau edema paru yang tegas dapat terjadi pada
stenosis mitral lanjut. Hal ini akan dicetuskan oleh berbagai keadaan
meningkatnya aliran darahmelalui mitral atau menurunnya waktu
pengisian diastole, termasuk latihan,emosi, infeksi respirasi, demam,
aktivitas seksual, kehamilan serta fibrilasiatrium dengan respons ventrikel
cepat.
Fatigue merupakan keluhan umum pada stenosis mitral. Aritmia atrial
berupa fibrilasi atrium juga merupakan kejadian yang seringterjadi pada
stenosis mitral yaitu 30-40%. Kejadian ini sering terjadi pada umuryang
lebih lanjut atau distensi atrium yang menyolok akan merubah
sifatelektrofisiologi dari atrium kiri. Fibrilasi atrium yang tidak dikontrol
akan menimbulkan keluhan sesak ataukongesti yang lebih berat, karena
hilangnya peran kontraksi atrium dalampengisian ventrikel (1/4 dari isi
sekuncup) serta memendeknya waktu pengisian diastol dan seterusnya
akan menimbulkan gradient transmitral dan kenaikan tekanan atrium kiri.
Nyeri dada dapat terjadi pada sebagian kecil pasien dan tidak dapat
dibedakan dengan angina pektoris. Diyakini hal ini disebabkan oleh
karena hipertrofi ventrikel kanan dan jarang bersamaan dengan
aterosklerosis koroner. Manifestasi klinis dapat juga berupa komplikasi
stenosis mitral seperti tromboemboli, infektif endokarditis atau simtom
karena kompresi akibat besarnya atrium kiri seperti disfagia dan suara
serak.

3. Perubahan Hemodinamik Selama Kehamilan


Kehamilan menyebabkan perubahan dalam sistem kardiovaskular
untuk memenuhi peningkatan metabolisme ibu dan janin.

Termasuk

peningkatan volume darah dan curah jantung (CO), dan penurunan resistensi
vaskuler dan tekanan darah (BP). 2
Pada wanita hamil akan terjadi probahan hemodinamik karena
peningkatan volume darah sebesar 30-50% yang dimulai sejak trimester
pertama dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32-34 minggu dan
menetap sampai aterm. Sebagian besar peningkatan volume darah ini
menyebabkan meningkatnya kapasitas rahim, mammae, ginjal, otot polos dan
system vascular kulit dan tidak memberi beban sirkulasi pada wanita hamil
yang sehat. Peningkatan volume plasma (30-50%) relatif lebih besar
dibanding peningkatan sel darah (20-30%) mengakibatkan terjadinya
hemodilusi dan menurunya konsentrasi hemoglobin. Peningkatan volume
darah ini mempunyai 2 tujuan yaitu pertama mempermudah pertukaran gas
pernafasan, nutrien dan metabolit ibu dan janin dan kedua mengurangi akibat
kehilangan darah yang banyak saat kelahiran. 4
Peningkatan volume darah ini mengakibatkan cardiac output saat
istirahat akan meningkat sampai 40%. Peningkatan cardiac output yang terjadi
mencapai puncaknya pada usia kehamilan 20 minggu. Pada pertengahan
sampai akhir kehamilan cardiac output dipengaruhi oleh posisi tubuh. Sebagai
akibat pembesaran uterus yang mengurangi venous return dari ekstremitas
bawah. Posisi tubuh wanita hamil turut mempengaruhi cardiac output dimana
bila dibandingkan dalam posisi lateral kiri, pada saat posisi supinasi maka

cardiac output akan menurun 0,6 l/menit dan pada posisi tegak akan menurun
sampai 1,2 l/menit
4. Aspek Medikolegal abortus provocatus medicinalis Kodeki BAB II Butir
7d
Seorang dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi
hidup makhluk insan
Sumpah Hiprocates
Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan kepada siapa pun
meskipun diminta, atau menganjurkan kepada mereka untuk tujuan itu. Atas
dasar yang sama, saya tidak akan memberikan obat untuk menggugurkan
kandungan.
Lafal Sumpah Kedokteran
Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai saat pembuahan.
Deklarasi Oslo (1970)
a. Abortus buatan legal hanya dilakukan sebagai suatu tindakan terapeutik yang
keputusanya disetujui secara tertulis oleh 2 orang dokter yang dipilih berkat
kompetensi profesional mereka dan prosedur operasionalnya dilakukan oleh
seorang dokter yang kompeten diinstalasi yang diakui suatu otoritas yang sah,
dengan syarat tindakan tersebut disetujui oleh ibu hamil bersangkutan, suami,
atau keluarga.
b. Jika dokter yang melaksanakan tindakan tersebut merasa bahwa hati
nuraninya tidak membenarkan ia melakukan pengguguran itu, ia berhak
mengundurkan diri dan menyerahkan pelaksanaan tindakan medik itu kepada
teman sejawat lain yang kompeten.
c. Yang dimaksud indikasi medis dalam abortus buatan legal ini adalah suatu
kondisi yag benar-benar mengharuskan diambil tindakan tersebut sebab tanpa
tindakan tersebut dapat membahayakan jiwa ibu atau adanya ancaman
gangguan fisik, mental, dan psikososial jika kehamilan dilanjutkan, atau

resiko yang sangat jelas bahwa anak yang akan dilahirkan menderita cacat
mental, atau cacat fisik yang berat.
Hukum
UU. Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 75-77
1. Pasal 75
a. Setiap orang dilarang melakukan aborsi
b. Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan
berdasarkan: Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia
dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/ atau janin,
yang menderita penyakit berat dan/ atau cacat bawaan, maupun yang
tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup
diluar kandungan.
c. Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
setelah melalui konseling dan/atau penasehat pra tindakan dan
diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh
konselor yang kompeten dan berwenang.

2.

Pasal 76
a. Aborsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 hanya dapat dilakukan:
Sebelum kehamilan berumur 6 minggu dihitung dari hari pertama
haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis.
b. Oleh

tenaga

kesehatan

yang

memiliki

keterampilan

dan

kewenanganyang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri.


c. Dengan persetujuan ibu hamil.
d.

Dengan persetujuan suami, kecuali korban perkosaan, dan

e. Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan


oleh menteri.

3. Pasal 77
Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari
aborsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 ayat (2) dan (3) yang tidak
bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan
dengan norma agama dan ketentuan per- Undang-undang-an.
KUHP
1. Pasal 299,
a. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya
supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa
karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.
b. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau
menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia
seorang tabib, bidan, atau juru obat, pidananya ditambah sepertiga.
c. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian
maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

2. Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya
atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.
3. Pasal 347
a. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama
dua belas tahun.
b. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun

4. Pasal 348
a. Barang siapa dengan sengaja menggunakan atau mematikan kandungan
seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun enam bulan.
b. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.
5. Pasal 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
berdasar kan pasal 346, ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan
dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat
dditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan
pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.
UU No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15
(lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta
rupiah).
Pada penjelasan UU No.23 Tahun 1992 Pasal 15 dinyatakan sebagai berikut :
1. Ayat (1) : Tindakan medis dalam bentuk pengguguran kandungan dengan alasan
apapun, dilarang karena bertentangan dengan norma hukum, norma agama,
norma kesusilaan dan norma kesopanan. Namun dalam keadaan darurat sebagai
upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu atau janin yang dikandungnya dapat
diambil tindakan medis tertentu.
2. Ayat (2)
Butir (a) : Indikasi medis adalah suatu kondisi yang benar benar
mengharuskan diambil tindakan medis tertentu, sebab tanpa tindakan medis tertentu
itu, ibu hamil dan janinnya terancam bahaya maut.
Butir (b) : Tenaga kesehatan yang dapat melakukan tindakan medis tertentu
adalah tenaga yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya, yaitu
seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan.

Butir ( c ) Hak utama untuk memberikan persetujuan ada pada ibu hamil
yang bersangkutan, kecuali dalam keadaan tidak sadar atau tidak dapat
memberikan persetujuannya, dapat diminta dari suami atau keluarganya.
Butir (d) : Sarana kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan yang memiliki
tenaga dan peralatan yang memadai untuk tindakan tersebut dan telah ditunjuk oleh
pemerintah.
3. Ayat (3)
Dalam Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan dari pasal ini
dijabarkan antara lain mengenal keadaan darurat dalam menyelamatkan jiwa ibu
hamil atau janinnya, tenaga kesehatan mempunyai keahlian dan kewenagan
bentuk persetujuan, sarana kesehatan yang ditunjuk.
Abortus buatan legal, yaitu abortus buatan yang sesuai dengan ketentuan
ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal 15 UU No.23 Tahun 1992 tentang
kesehatan, yakni harus memenuhi hal sebagai berikut :
a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan
tersebut;
b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan;
c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau
keluarganya
d. Pada sarana kesehatan tertentu.
Berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia, maka tindakan aborsi tidak
diperbolehkan apapun alasannya di luar alasan medis. Ketentuan dalam KUHP Bab XIX
Pasal 346, 347, 348, 349 dan Pasal 299 tersebut dilandasi suatu pemikiran atau
paradigma bahwa anak yang masih dalam kandungan merupakan subjek hukum sehingga
berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum. Selain itu, apabila dilihat dari aspek hak
asasi manusia bahwa setiap orang berhak untuk hidup maupun mempertahankan
hidupnya sehingga pengakhiran kandungan (aborsi) dapat dikualifikasikan sebagai
tindakan yang melanggar hak asasi manusia. Dengan kata lain paradigma yang digunakan
adalah paradigma yang mengedepankan hak anak (pro-life). Oleh karena itu dalam

KUHP tindakan aborsi dikualifikasikan sebagai kejahatan terhadap nyawa. Adapun yang
dapat dikenai sanksi pidana berkaitan dengan perbuatan aborsi adalah perempuan yang
menggugurkan kandungannya itu sendiri dan juga mereka yang terlibat dalam proses
terjadinya aborsi seperti dokter, bidan atau juru obat.
Aborsi apabila ditinjau dari prespektif hak perempuan diatur dalam Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Ada kasus-kasus
tertentu yang membuat perempuan hamil harus memutuskan untuk melakukan aborsi
Sebagai contoh hamil karena perbuatan kriminal yaitu akibat terjadinya kehamilan yang
tidak dikehendaki karena perkosaan. Hal ini juga didukung dengan pasal 15 ayat (1) dan
(2) Undang-Undang Kesehatan Nomor 13 tahun 1992 dipahami sebagai wujud adanya
perlindungan terhadap hak perempuan, maka logikanya alasan medis sebagai upaya
untuk meyelamatkan jiwa ibu hamil harus dapat pula diberikan kepada perempuan yang
mengalami trauma psikis akibat kejahatan seksual. Bila Undang Undang Kesehatan
memberikan kewenangan tenaga kesehatan untuk menyatakan seorang perempuan yang
sedang hamil harus diaborsi dengan alasan medis dan untuk pelaksanaannya harus
dengan persetujuan perempuan yang bersangkutan, suami atau keluarganya, maka
tentunya perempuan itu sendiri sebagai orang yang mempunyai hak atas fungsi
reproduksinya juga berwenang untuk mengambil keputusan atas dirinya sendiri apabila
dirasakan kehamilan itu membawa penderitaan atau trauma berkepanjangan. Keputusan
untuk melakukan aborsi dalam kasus seperti ini baru dapat dikatakan legal atau
dibenarkan oleh hukum apabila ada persetujuan dari tenaga ahli seperti Psikiater atau
Psikolog.

5.

Syarat-syarat Aborsi dilegalkan


a. Berdasarkan deklarasi OSLO 1970
1. Abortus buatan legal hanya dilakukan sebagai suatu tindakan terapeutik
yang keputusanya disetujui secara tertulis oleh 2 orang dokter yang
dipilih

berkat

kompetensi

profesional

mereka

dan

prosedur

operasionalnya dilakukan oleh seorang dokter yang kompeten diinstalasi


yang diakui suatu otoritas yang sah, dengan syarat tindakan tersebut
disetujui oleh ibu hamil bersangkutan, suami, atau keluarga.

2. Jika dokter yang melaksanakan tindakan tersebut merasa bahwa hati


nuraninya tidak membenarkan ia melakukan pengguguran itu, ia berhak
mengundurkan diri dan menyerahkan pelaksanaan tindakan medik itu
kepada teman sejawat lain yang kompeten.
3. Yang dimaksud indikasi medis dalam abortus buatan legal ini adalah
suatu kondisi yag benar-benar mengharuskan diambil tindakan tersebut
sebab tanpa tindakan tersebut dapat membahayakan jiwa ibu atau adanya
ancaman gangguan fisik, mental, dan psikososial jika kehamilan
dilanjutkan, atau resiko yang sangat jelas bahwa anak yang akan
dilahirkan menderita cacat mental, atau cacat fisik yang berat
b. Berdasarkan UU. NO. 36 tahun 2009 pasal 75
1. Setiap orang dilarang melakukan aborsi
2. Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan
berdasarkan: Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini
kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/ atau janin, yang
menderita penyakit berat dan/ atau cacat bawaan, maupun yang tidak
dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup diluar
kandungan.
3. Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
setelah melalui konseling dan/atau penasehat pra tindakan dan diakhiri
dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang
kompeten dan berwenang.
c. Menurut UU kesehatan pasal 76 abortus provocatus dapat dilakukan
dengan syarat sebagai berikut :
1. Sebelum kehamilan berumur 6 minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis.
2. Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang
memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri.
3. Dengan persetujuan ibu hamil.
4. Dengan persetujuan suami, kecuali korban perkosaan, dan

5. Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh


menteri.
d. Menurut ACOG indikasi medis untuk aborsi therapeutik adalah:
1. Kehamilan akan sangat mengganggu kesehatan fisik dan mental ibu
2. Anak yang lahir adalah cenderung memiliki cacat fisik danmental
kuburan
3. Kehamilan itu adalah hasil dari pemerkosaan atau incest

6. Komplikasi Abortus Medicinalis


a. Komplikasi yang paling banyak terjadi setelah aborsi antara lain nyeri,
pendarahan karena evakuasi yang tidak lengkap dan atonia uteri, dan infeksi
dan luka karena alat yang dipergunakan selama prosedur aborsi. Pada sepsis
akibat aborsi, infeksi biasanya dimulai dari endometritis. Jika tidak ditangani,
infeksi dapat menyebar ke myometrium dan parametrium. Parametritis bisa
berubah menjadi peritonitis. Pasien bisa mengalami bakteremia dan sepsis.
Pelvic inflammatory disease adalah komplikasi yang paling sering dari sepsis
akibat aborsi.
b. Syok servikal. Vasovagal syncope dihasilkan dari stimulasi kanalis servikalis
yang dapat terlihat setelah blok paraservikal. Penggunaan atropin dengan
anestesi paracervical atau penggunaan sedatif bisa mencegah syok servikal.
c. Perdarahan masif mengindikasikan adanya atonia uteri atau perforasi.
d. Hematometra. Nyeri perut bawah dengan intensitas yang meningkat pada 30
menit pertama mengindikasikan adanya hematometra. Jika tidak disertai
demam atau jika perdarahannya berlangsung cepat, dan pada pemeriksaan
uterus membesar, globular, tegang, dapat mengindikasikan adanya suatu
hematometra. Penanganannya adalah dengan reevakuasi segera.
e. Emboli.

BAB III
PEMBAHASAN

Você também pode gostar