Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKRIPSI
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI BENSON TERHADAP
TINGKAT STRES PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL
TRESNA WERDHA KASIH SAYANG IBU
CUBADAK BATUSANGKAR
TAHUN 2016
Nama
NIM
: 1205142010335
Tanda Tangan
Tanggal
: Mei 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena telah memberi
nikmat kesehatan, kekuatan, pikiran yang jernih dan keterbukaan hati sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini yang berjudul Pengaruh
Teknik Relaksasi Benson terhadap Tingkat Stres pada Lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Cubadak Batusangkar Tahun 2016.
Penelitian skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi. Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
skripsi ini, sangatlah sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu, pada kesempatan kali ini izin kan peneliti mengucapkan terima kasih
kepada :
1.
Ibu Ns. Marlina Andriani, S.Kep, M.Kep selaku ketua STIKes Yarsi
2.
Sumbar Bukittinggi.
Ibu Ns. Ade Srywahyuni, S.Kep, MNS selaku ketua Program Studi
3.
4.
5.
6.
7.
STIKes
Yarsi
Sumbar
Bukittinggi
yang
telah
skripsi ini.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Akhir kata, peneliti berharap Allah Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Peneliti juga mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dimasa yang akan datang.
Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi kita semua dan bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pendidikan.
Bukittinggi,
Mei 2016
Peneliti
Sebagai sivitas akademik Stikes Yarsi Sumbar Bukittinggi, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama
NIM
: 1205142010335
Program Studi
: S1 Keperawatan
Jenis Karya
: Skripsi
Bukittinggi,
Mei 2016
Yang Menyatakan
MEI 2016
ABSTRAK
Data dari Departemen Sosial RI, pada tahun 2010 terdapat sebelas ribu
lansia yang terlantar. Lansia yang terlantar merupakan kelompok yang beresiko
tinggi mengalami masalah stres dan depresi. Stres pada lansia adalah suatu
gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh tuntutan kehidupan
(tekanan mental atau beban kehidupan) dan perubahan fisik, biologis, psikologis,
dan sosial yang dipengaruhi oleh lingkungan maupun individu didalam
lingkungan. Salah satu cara mengatasi stres pada lansia dengan terapi
nonfarmakologi adalah dengan teknik relaksasi Benson. Teknik relaksasi Benson
merupakan suatu teknik relaksasi pernafasan dengan memasukkan faktor
keyakinan agama yang dianut. Teknik ini merupakan upaya untuk memusatkan
perhatian pada suatu fokus dengan menyebut berulang-ulang kalimat keagamaan
dan menghilangkan berbagai pikiran yang menganggu. Penelitian ini dilakukan di
UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Cubadak Batusangkar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi Benson
terhadap tingkat stres pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu
Cubadak Batusangkar. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre
experiment yaitu one group prestest posttest design. Populasi dalam penelitian ini
berjumlah 70 lansia. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 15 responden. Sampel
diambil secara non probability sampling (purposive sampling). Instrumen
penelitian ini menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS).
Berdasarkan hasil uji paired sample t-test diperoleh nilai p value=0,000 (p<0,05)
yang berarti Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan penerapan teknik relaksasi Benson terhadap tingkat
stres pada lansia. Teknik relaksasi Benson diharapkan dapat dijadikan salah satu
terapi nonfarmakologi untuk mengatasi stres dan diterapkan dalam kehidupan
seharihari.
Kata Kunci
: relaksasi Benson, stres, lansia
Kepustakaan : 58 (1995-2014)
9
10
MEI 2016
10
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
PERNYATAAN ORISINALITAS..................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iv
KATA PENGANTAR......................................................................................v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH....................vii
ABSTRAK
...............................................................................................viii
DAFTAR ISI....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................xiii
DAFTAR SKEMA..........................................................................................xiv
DAFTAR TABEL............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................11
C. Tujuan Penelitian..................................................................................12
1. Tujuan Umum................................................................................12
2. Tujuan Khusus...............................................................................12
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................13
1. Bagi Institusi Pendidikan...............................................................13
2. Bagi Institusi Pelayanan................................................................13
3. Bagi Peneliti...................................................................................13
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Lansia....................................................................................................14
1. Pengertian Lansia ..........................................................................14
2. Batasan Umur Lansia.....................................................................15
3. Klasifikikasi Lansia.......................................................................15
4. Karakteristik Lansia......................................................................16
5. Tipe Lansia....................................................................................16
6. Proses Penuaan..............................................................................17
7. Teori Proses Penuaan....................................................................17
8. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penuaan.............................22
11
12
12
13
13
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
14
15
DAFTAR SKEMA
Skema 3.1
Skema 4.1
: Kerangka Konsep..................................................................46
: Bagan Pengumpulan Data dengan Rancangan Penelitian One
Group Prestest Posttest Design............................................57
15
16
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 4.1
Tabel 5.1
.................................................................................................37
: Definisi Operasional................................................................52
: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Cubadak
Tabel 5.2
Tabel 5.3
2016.........................................................................................62
: Distribusi Frekuensi Responden dengan Tingkat Stres Sebelum
Diberikan Teknik Relaksasi Benson di Panti Sosial Tresna Werdha
Kasih Sayang Ibu Cubadak Batusangkar Tahun 2016............
Tabel 5.4
.................................................................................................62
: Analisa Kuesioner DASS Berjumlah 14 Pernyataan tentang Stres
Tabel 5.5
Tabel 5.6
.................................................................................................65
: Analisa Kuesioner DASS Berjumlah 14 Pernyataan tentang Stres
Tabel 5.7
16
17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
: Curriculum Vitae
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
: Informed Consent
Lampiran 7
: Kisi-Kisi Kuesioner
Lampiran 8
: Kuesioner Penelitian
Lampiran 9
17
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demografi kependudukan dunia sedang mengalami perubahan, seiring
dengan meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH). Usia Harapan Hidup
(UHH) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menilai derajat
kesehatan penduduk, artinya jika angka harapan hidup meningkat, maka
derajat kesehatan penduduk juga meningkat. Fenomena peningkatan angka
harapan hidup di Indonesia yang terjadi menunjukkan bahwa tingkat
kesejahteraan masyarakat Indonesia meningkat (Kepmenkes RI Nomor 264,
2010). Di balik sisi positif meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia
ini,
ternyata
peningkatan
usia
harapan
hidup
dapat
menyebabkan
19
19
20
20
21
dalam
Puspasari
(2009)
menjelaskan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi stres pada lansia antara lain faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal stres bersumber dari diri sendiri yang dapat dialami
lewat penyakit dan pertentangan. Faktor eksternal stres bersumber dari
keluarga dan lingkungan.
Rumah tinggal dan lingkungan merupakan hal yang penting karena
mempunyai dampak utama pada kesehatan lansia. Lingkungan dapat
mendukung atau mengganggu fungsi fisik, sosial, psikologis lansia. Ada lansia
yang bertempat tinggal dengan anggota keluarga atau tinggal di rumah sendiri
21
22
22
23
23
24
24
25
dengan
keyakinan
yang
dianut
secara
berulang-ulang
dan
25
26
Kasih Sayang Ibu yang terletak di Cubadak, Batusangkar. Kedua Panti Sosial
Tresna Werdha (PSTW) berperan dalam menampung para lansia dititipkan
oleh pihak keluarga, lansia miskin dan terlantar yang diantarkan oleh Dinas
Sosial.
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Panti Sosial Tresna Werdha
(PSTW) Kasih Sayang Ibu Cubadak, Batusangkar adalah Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Cubadak,
Batusangkar Provinsi Sumatera Barat terletak di JL. Batusangkar, Padang
Panjang, Km. 7, Cubadak Lima Kaum. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Kasih Sayang Ibu Cubadak, Batusangkar
mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada
lanjut usia terlantar didalam panti berupa pelayanan dan perawatan, baik
jasmani maupun rohani agar para lanjut usia dapat hidup secara wajar.
Kebanyakan dari lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW)
Kasih Sayang Ibu adalah lansia yang sudah tinggal belasan tahun
dibandingkan dengan lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha
(PSTW) Sabai Nan Aluih. Selama belasan tahun tersebut jarangnya kunjungan
dari keluarga bahkan ada keluarga yang tidak mengunjungi lansia sejak
pertama kali lansia masuk ke Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Kasih
Sayang Ibu. Adanya konflik antar lansia. Terapi yang pernah dilakukan di
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Kasih Sayang Ibu adalah terapi tertawa,
terapi humoris, terapi memori, terapi musik dalam mengatasi depresi dan stres
pada lansia. Teknik relaksasi Benson belum pernah dilakukan di Panti Sosial
Tresna Werdha (PSTW) Kasih Sayang Ibu Cubadak Batusangkar. Keuntungan
dari relaksasi Benson ini selain mendapatkan manfaat dari relaksasi juga
26
27
27
28
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin meneliti
Adakah pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap tingkat stres pada lansia
di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Cubadak Batusangkar Tahun
2016 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap tingkat
stres pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Cubadak
Batusangkar Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya distribusi karakteristik responden (jenis kelamin dan
umur) lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Cubadak
Batusangkar Tahun 2016.
b. Diketahuinya distribusi frekuensi tingkat stres pada lansia sebelum
mendapatkan teknik relaksasi Benson di Panti Sosial Tresna Werdha
Kasih Sayang Ibu Cubadak Batusangkar Tahun 2016.
c. Diketahuinya distribusi frekuensi tingkat stres pada lansia sesudah
mendapatkan teknik relaksasi Benson di Panti Sosial Tresna Werdha
Kasih Sayang Ibu Cubadak Batusangkar Tahun 2016.
d. Diketahuinya perbedaan tingkat stres pada lansia sebelum dan sesudah
mendapatkan teknik relaksasi Benson di Panti Sosial Tresna Werdha
Kasih Sayang Ibu Cubadak Batusangkar Tahun 2016.
28
29
D. Manfaat Penelitian
1.
Bagi Institusi Pendidikan
Manfaat penelitian bagi institusi
pendidikan
adalah
untuk
29
30
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lansia
1. Pengertian Lansia
Lansia adalah seseorang laki-laki atau perempuan yang berusia 60
tahun atau lebih, baik yang secara fisik masih berkemampuan (potensial)
maupun karena sesuatu hal tidak lagi mampu berperan secara aktif dalam
pembangunan (tidak potensial) (Depkes RI. 2001). Lansia merupakan
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas yang mengalami
perubahan biologi, fisik, sosial, ekonomi (proses aging), dan perubahan ini
akan member pengaruh pada seluruh aspek kehidupan termasuk
kesehatannya (Wahyuni, 2008).
Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak
secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak,
dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik
dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang
pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan tertentu. Lansia
merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha
Esa, semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua
merupakan masa hidup. Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran
fisik, mental dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011).
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
pendengaran,
pengaturan
tubuh,
penglihatan,
muskolosketal,
kardiovaskuler,
gastrointestinal,
sistem
urogenital,
fisik, keadaan
kesehatan,
tingkat
pendidikan
atau
c. Perubahan Psikososial
38
39
dari
puncak
pertumbuhan
dan
perkembangan.
Menurut
39
40
darah
tinggi,
mudah
marah,
sedih,
sulit
41
41
42
adanya
konflik
dalam
keluarga,
seperti
menjadi
peristiwa
keluarga
yang
yang
berkepanjangan,
sumber
stres
berkaitan
sakit,
dan
karena
dengan
apalagi
juga
para
peristiwaanggota
serius
kematian
dan
anggota
43
43
44
44
45
3) Suka
mencari-cari
kesalahan
orang
lain
atau
46
46
47
Aspek Penilaian
1.
2.
3.
4.
Merasakan
gangguan
dalam
bernafas (nafas cepat, sulit bernafas)
5.
6.
7.
8.
Kesulitan
bersantai
9.
10.
Pesimis
11.
12.
Merasa
banyak
menghabiskan
energi karena cemas
13.
14.
Tidak sabaran
15.
Kelelahan
16.
17.
18.
Mudah tersinggung
untuk
relaksasi
47
atau
48
19.
Berkeringat
(misal:
tangan
berkeringat) tanpa stimulasi atau
cuaca maupun latihan fisik
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Mudah marah
28.
Mudah panik
29.
30.
31.
32.
Sulit
mentoleransi
gangguangangguan terhadap hal yang sedang
dilakukan
33.
34.
35.
36.
Ketakutan
37.
38.
48
setelah
49
39.
Mudah gelisah
40.
41.
Gemetar
42.
No Soal
3
5
10, 37
13, 26
16
17
21, 34, 38
24
31
42
2
4
7, 41
9
50
Stress
- Pusing
- Berkeringat tanpa sebab
- Ketakutan
- Sulit menelan
- Sadar akan aksi gerak jantung
- Dekat dengan kepanikan
- Tidak berdaya
- Jengkel dengan hal yang kecil
- Reaksi berlebihan
- Sulit rileks
- Energi yang terbuang percuma
- Tidak sabaran
- Menjengkelkan bagi orang lain
- Sulit mentolelir gangguan
- Tegang
- Gelisah
15
19
20, 36
23
25
28, 40
30
1, 11, 18
6
8, 22, 29
12
14
27
32, 35
33
39
50
51
pikiran dan tubuh dari ketegangan melalui latihan dan upaya sadar. Teknik
relaksasi memberikan kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman, stres
fisik, dan emosi. Teknik relaksasi dapat digunakan pada individu dalam
kondisi sakit atau sehat. Teknik relaksasi merupakan upaya pencegahan
untuk membantu tubuh segar kembali dan beregenerasi setiap hari.
Individu yang menggunakan teknik relaksasi dengan benar akan
mengalami beberapa perubahan fisiologis dan perilaku. Relaksasi agar
dapat dilakukan dengan efektif, maka diperlukan partisipasi individu dan
kerja sama (Potter dan Perry 2005).
2. Relaksasi Benson
Relaksasi Benson merupakan suatu teknik relaksasi pernafasan
dengan melibatkan faktor keyakinan (Purwanto, 2007). Relaksasi Benson
dapat digunakan untuk penurunan ketegangan, atau mencapai kondisi
tenang seperti menghilangkan nyeri, stres, kecemasan, insomnia,
penurunan tekanan darah, dan depresi (Setyowati, 2004). Pada teknik
relaksasi ini sangat fleksibel dapat dilakukan dengan bimbingan mentor,
bersama-sama atau sendiri. Teknik ini merupakan upaya untuk
memusatkan perhatian pada suatu fokus dengan menyebut frase atau
kalimat sesuai dengan keyakinan yang di anut secara berulang-ulang dan
menghilangkan berbagai pikiran yang mengganggu. Teknik relaksasi ini
dapat dilakukan setengah jam dua kali sehari (Setyowati, 2004).
Keuntungan dari relaksasi Benson ini selain mendapatkan manfaat
dari relaksasi juga mendapatkan manfaat dari penggunaan keyakinan
seperti menambah keimanan. Hubungan antara religius atau keimanan
dengan penyembuhan telah dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan
oleh David B. Larson dan Mr. Constance P. B. menemukan bukti bahwa
51
52
52
53
53
54
54
55
yaitu
Corticotropin
Releasing
Hormone
(CRH),
selanjutnya
Adrenocorticotropin
Hormone
(ACTH)
Hormone
(ACTH).
Hiperaktivitas
dari
HPH
merupakan akibat dari redusi baik jumlah maupun fungsi dari reseptor
kortisol pada lansia.
HPA dan serotonergik berkaitan erat dimana sistem limbik mengatur
bangun atau terjaga dari tidur, rasa lapar, dan dalam emosi atau pengaturan
mood (Purba, 2006). Orang mengalami ketegangan yang bekerja adalah
sistem saraf simpatis, sedangkan pada waktu rileks yang bekerja adalah
sistem saraf parasimpatetis, dengan demikian relaksasi dapat menekan rasa
tegang sehingga timbul perasaan rileks dan penghilangan. Perasaan rileks
akan diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin
Releasing Hormone (CRH) dan Corticotropin Releasing Hormone (CRH)
mengaktifkan anterior pituitary untuk mensekresi enkephalin dan
endorphin yang berperan sebagai neotransmiter yang mempengaruhi
55
56
suasana hati menjadi rileks dan senang. Di samping itu, anterior pituitary
sekresi Adrenocorticotropic hormone (ACTH) menurun, kemudian
Adrenocorticotropic hormone (ACTH) mengontrol adrenal cortex untuk
mengendalikan sekresi kortisol. Menurunnya kadar Adrenocorticotropic
hormone (ACTH ) dan kortisol menyebabkan stres dan ketegangan
menurun (Sholeh, 2006).
56
57
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah hubungan antara konsep yang satu
dengan konsep yang lain dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang
telah diuraikan pada tinjauan pustaka. Konsep dalam hal ini adalah suatu
abstraksi atau gambaran yang dibangun guna menggeneralisasikan pengertian
(Notoadmodjo, 2002).
Berdasarkan hal di atas maka peneliti ingin meneliti pengaruh teknik
relaksasi Benson terhadap tingkat stres pada lansia. Pada kerangka konsep
yang menjadi variabel independen adalah teknik relaksasi Benson, sedangkan
variabel dependen adalah stres pada lansia. Variabel di atas akan menjadi
dasar dalam pembuatan kerangka konsep dalam penelitian ini sebagai berikut.
Pretest
Stres
57
Posttest
Stres
58
B. Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan sementara jawaban sementara dari suatu
penelitian yang akan dibuktikan dalam penelitian (Notoadmodjo, 2005).
Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
Ha : Ada pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap tingkat stres pada lansia
di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Cubadak Batusangkar
tahun 2016.
Ho: Tidak ada pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap tingkat stres pada
lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Cubadak
Batusangkar tahun 2016.
58
59
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pre experiment dengan pendekatan
one group prestest posttest design, suatu penelitian untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara memberikan satu perlakuan
teknik
relaksasi
Benson
kepada
satu
kelompok
eksperimental
dan
= Responden penelitian
O1
X1
O2
59
60
x1 x 2
1,64 1,28 4
n 15,15
n 15
60
61
Keterangan :
= Besar sampel
x1 x 2
n
1 f
Keterangan:
n
= ukuran sampel
1-f
15
16,7
1 0,1
61
62
diteliti) adalah
62
63
Variabel
Karakteristik
responden
Definisi
Operasional
Jenis
kelamin,
umur
Cara Ukur
Alat Ukur
Wawancara Kuesioner
terpimpin
Skala
Ukur
Hasil Ukur
Nominal 1: Laki-laki
2: Perempuan
1 : Lansia
awal (6074)
2 : Lansia
akhir (
75)
Dependen
Tingkat Stres
Reaksi atau
respons tubuh
terhadap
stresor
psikososial
(tekanan
mental atau
beban
kehidupan)
Independen
Teknik
Wawancara
sesuai
dengan
kuesioner
63
Kuesioner
Ordinal
DASS 42.
DASS
42
adalah
seperangkat
skala
subjektif
yang
dibentuk
untuk
mengukur
status
emosional
negatif dari
depresi,
kecemasan,
dan
stres.
Kuesioner
ini
terdiri
dari 42 butir
pernyataan
di
mana
kuesioner
stres DASS
42
berjumlah
14
pernyataan
yang
terdapat
dalam tem
nomor 1, 6,
8, 11, 12,
14, 18, 22,
27, 29, 32,
33, 35 dan
39.
Lembar
observasi
Nominal
Tingkat stres
dibagi
menjadi:
1. Normal
(0-14)
2. Ringan
(15-18)
3. Sedang
(19-25)
Berpengaruh
dengan
p
64
relaksasi
Benson
pernafasan
dengan
melibatkan
faktor
keyakinan
dalam
melakukan
teknik
relaksasi
Benson
selama
value= 0,000
setengah
jam
dua
kali sehari
(Setyowati,
2004)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen memiliki peran penting dalam sebuah penelitian. Instrumen
berperan dalam memperoleh data yang digunakan dalam sebuah penelitian,
untuk selanjutnya diteliti dan ditarik kesimpulan sebagai hasil penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan instrumen atau alat mengumpul data
dengan alat ukur tingkat stres kuesioner yang sudah tervalidasi adalah
Depression Anxiety and Stres Scale (DASS) 42 yang disusun oleh Lovibond
dan Lovibond (1995). Kuesioner DASS 42 adalah Kuesioner ini terdiri dari
42 butir pernyataan di mana kuesioner stres berjumlah 14 pernyataan yang
terdapat dalam tem nomor 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35 dan
39. Peneliti menggunakan kuesioner DASS yang sudah diterjemahkan ke
dalam Bahasa Indonesia oleh Damanik (2006). Peneliti menggunakan skala
likert, untuk mengukur dengan nilai scoring jika jawaban tidak pernah
bernilai 0, kadang-kadang bernilai 1, sering bernilai 2 dan sangat sering
bernilai 3. Dari pernyataan kuesioner DASS 42 yang berjumlah 14 pernyataan
dengan keterangan 0: tidak pernah, 1: kadang-kadang, 2: sering, 3: sangat
sering (Nursalam: 2008). Kemudian mengakategorikan menjadi tingkatan
stres yaitu stres normal dengan skor 0-14, stres ringan dengan skor 15-18,
64
65
stres sedang dengan skor 19-25, stres berat dengan 26-33, stres sangat berat
34 (Devilly, 2005).
G. Etika Penelitian
Sebelum dilakukan penelitian, peneliti mengurus proses penelitian dan
perizinan dari program Studi Ilmu Keperawatan Stikes yarsi Sumbar.
Kemudian mengunjungi PSTW Kasih Sayang Ibu Cubadak Batusangkar untuk
memperoleh izin melakukan penelitian dan mencari responden yang sesuai
dengan kriteria sampel. Sebelum penelitian dilakukan semua responden diberi
informasi tentang tujuan penelitian dan kerahasiaan data yang dijawab
sehingga terjadi kerjasama yang baik, setiap responden berhak untuk menolak
atau menyetujui sebagai objek penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan,
peneliti memulai melakukan penelitian dengan menekankan etika penelitian
sebagai berikut :
1. Informed consent
2. Persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti dan
memenuhi kriteria sebagai responden, bila subjek menolak maka peneliti
tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek.
3. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaa tidak mencatumkan nama responden di
lembaran tersebut tetapi hanya diberi kode atau inisial.
4. Confidentiality
Kerahasiaan
65
66
66
67
67
68
17 orang
lansia
stres
Teknik relaksasi
benson
17 orang
lansia
stres
Kasih
Sayang
Ibu
Cubadak
Batusangkar
untuk
68
69
22, 27, 29, 32, 33, 35 dan 39 untuk mengetahui apakah ada pengaruh
teknik relaksasi Benson terhadap tingkat stres pada lansia
8) Mengumpulkan hasil pengumpulan data untuk selanjutnya diolah
dan dianalisis.
2. Analisa Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data unuvariat
dan bivariat. Untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis data maka
peneliti menggunakan program komputer.
a. Analisa Univariat
Analisa ini menggunakan uji statistik deskriptif untuk mengetahui
distribusi frekuensi atau tabel frekuensi. Pada penelitian ini variabel
bebas yaitu perlakuan intervensi dengan menggunakan teknik relaksasi
Benson. Hasil dari analisa ini berupa distribusi frekuensi dan
persentase dari masing-masing variabel maupun mean, median, modus,
varians, serta standar deviasi. Adapun gambaran dari bentuk distribusi
frekuensinya adalah karakteristik pasien yang meliputi: umur, jenis
kelamin, stres sebelum diberikan teknik relaksasi Benson dan stres
sesudah diberikan teknik relaksasi Benson.
b. Analisa Bivariat
Analisis ini dilakukan setelah karakteristik masing-masing
variabel diketahui. Data analisis untuk mengetahui apakah ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Perhitungan bivariat pada penelitian ini menggunakan
dependent t-test (paired sample t-test). Pengujian ini dilakukan dengan
membuktikan hipotesis perbedaan rerata pengaruh teknik relaksasi
Benson terhadap tingkat stres pada lansia, dengan kepercayaan 95%
atau nilai p=0,05. Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik
digunakan batasan kemaknaan =0,05 sehingga jika nilai p 0,05,
69
70
70
71
BAB V
HASIL PENELITIAN
merupakan salah satu milik Dinas Sosial Propinsi Sumatera Barat. Jumlah
penghuni di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Kasih Sayang Ibu Cubadak,
Batusangkar ini sebanyak 70 lansia yang terdiri dari 43 lansia laki-laki dan 27
lansia perempuan. Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Kasih Sayang Ibu
Cubadak, Batusangkar terdapat 8 wisma, kantor, aula, dapur, poliklinik,
workshop, rumah dinas, mushallah untuk berkumpul untuk kegiatan shalat,
mengaji, bimbingan keagamaan.
Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 21 Maret sampai 4 April 2016,
pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan
wawancara tersruktur untuk tingkat stres pada lansia dengan menggunakan
kuesioner Depression Anxiety Stres Scale (DASS) dengan penilaian: normal
(0- 14), ringan (15- 18), sedang (19- 25), berat (26- 33), sangat berat( 34).
71
72
B. Analisa Univariat
1. Karakteristik Responden
Data umum menggambarkan karakteristik responden penelitian di
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Kasih
72
73
Frekuensi (n)
Persentase (%)
9
6
15
60.0
40.0
100
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Umur
60-74 tahun : Lansia Awal
75 tahun : Lansia Akhir
Jumlah
7
8
15
46.7
53.3
100
Frekuensi (n)
Persentase (%)
7
8
15
46.7
53.3
100
Ringan
Sedang
Jumlah
73
74
74
75
Pernyataan
Tidak
Pernah
KadangKadang
Sangat
Sering
Sering
6.7
14
93.3
15
100
3.
6.7
60.0
33.3
4.
14
93.3
6.7
46.7
53.3
6.
15
100
7.
10
66.7
33.3
8.
6.7
26.7
10
66.7
9.
14
93.3
6.7
10.
46.7
53.3
11.
12
80.0
20.0
12.
14
93.3
6.7
13.
14
93.3
6.7
14.
14
93.3
6.7
1.
2.
5.
75
76
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Normal
8
53.3
Ringan
6
40.0
Sedang
1
6.7
Jumlah
15
100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian kecil
responden 1 orang (6.7%) mengalami stres sedang setelah diberikan teknik
relaksasi Benson.
76
77
Pernyataan
Tidak
Pernah
KadangKadang
Sangat
Sering
Sering
33.3
10
66.7
6.7
14
93.3
3.
13.3
12
80.0
6.7
4.
20.0
12
80.0
14
93.3
6.7
6.
15
100
7.
6.7
13
86.7
6.7
8.
13.3
40.0
46.7
9.
6.7
14
93.3
10.
14
93.3
6.7
11.
6.7
14
93.3
12.
13.3
53.3
33.3
13.
6.7
14
93.3
14.
13.3
53.3
33.3
1.
2.
5.
77
78
N
15
15
Mean
18.73
14.00
SD
2.154
2.673
t hitung
df
Pvalue
14.992
14
0.000
78
79
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari separoh
responden 9 orang (60.0%) berjenis kelamin laki-laki dan perempuan
sebanyak 6 orang (40%) di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang
Ibu Cubadak Batusangkar.
Hasil penelitian ini berbeda dengan Penelitian Putri (2012)
tentang gambaran lansia pada jenis kelamin di Panti Sosial Tresna
Werdha Bondowoso menunjukkan bahwa lebih dari separoh responden
10 orang (66.67%) berjenis kelamin perempuan dan laki-laki sebanyak
5 orang (33.33%).
Menurut peneliti bahwasanya banyaknya laki-laki dibandingkan
dengan perempuan pada penelitian ini disebabkan oleh banyaknya
jumlah laki-laki dibandingkan perempuan dimana laki-laki berjumlah
43 orang dan perempuan 27 orang. Melalui wawancara kepada lansia,
banyaknya lansia laki-laki yang tinggal di panti karena sudah tidak
memiliki pasangan lagi dan lebih memilih tinggal di panti karena tidak
ada yang mengurus. Para lansia laki-laki tidak mampu lagi untuk
bekerja dan tidak ada mempunyai pendapatan. Anak-anak mereka
sudah menika dan tidak tinggal bersama lansia lagi.
b. Umur
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari separoh
responden 8 orang (53.3%) berusia 75 tahun dan 7 orang (46.7%)
berusia 60-74 tahun.
79
80
80
81
81
82
82
83
dan
senang.
Adrenocorticotropic
Di
samping
hormone
itu,
anterior
(ACTH)
pituitary
menurun,
sekresi
kemudian
83
84
84
85
B. Analisa Bivariat
1. Perbedaan Tingkat Stres Sebelum dan Sesudah Diberikan Teknik
Relaksasi Benson
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata perbedaan sebelum
dan sesudah diberikan teknik relaksasi Benson adalah 4.73. Setelah
dilakukan uji paired sample t test didapatkan bahwa terdapat pengaruh
teknik relaksasi Benson terhadap penurunan stres pada lansia, dengan
dibuktikan dengan nilai t hitung (14.992) dan nilai t tabel (2.145), jadi
nilai t hitung > dari t tabel. Hal ini juga diperkuat dengan nilai p=0,000.
Hal ini berarti p value < 0,05, sehingga Ha diterima, artinya bahwa ada
pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap penurunan tingkat stres pada
lansia dan adanya perbedaan rata-rata tingkat penurunan stres sebelum dan
sesudah teknik relaksasi Benson diberikan di Panti Sosial Tresna Werdha
Kasih Sayang Ibu Cubadak Batusangkar Tahun 2016.
Keadaan ini sesuai dengan teori Benson & Proctor (2000) relaksasi
Benson merupakan pengembangan metode respon relaksasi pernafasan
dengan melibatkan faktor keyakinan pasien. Teknik ini sudah digunakan
baik untuk penurunan ketegangan, atau mencapai kondisi tenang seperti
menghilangkan nyeri, stres, kecemasan, insomnia, penurunan tekanan
darah, dan depresi (Setyowati, 2004).
Hal ini juga sesuai dengan teori Sholeh (2006) yang menyatakan
bahwa saat orang mengalami ketegangan yang bekerja adalah sistem saraf
simpatis, sedangkan pada waktu rileks yang bekerja adalah sistem saraf
parasimpatis. Pada saat melakukan relaksasi ini dilakukan dengan
melakukan inspirasi panjang yang nantinya akan menstimulasi secara
perlahan-lahan reseptor regang paru karena inflamasi paru. Keadaan ini
85
86
86
87
terus-menerus
dapat
menimbulkan
tubuh
menjadi
rileks.
87
88
respon
relaksasi
yang
meningkatkan
kenyamanan
dimana
dapat
88
89
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang pengaruh teknik
relaksasi Benson terhadap penurunan stres pada lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Kasih Sayang Ibu Cubadak Batusangkar tahun 2016 dapat diambil
kesimpulan bahwa :
1. Lebih dari separoh responden (60.0%) berjenis kelamin laki-laki.
2. Lebih dari separoh responden (53.3%) berusia 75 tahun dengan kategori
lansia akhir.
3. Lebih dari separoh lansia (53.3%) mengalami stres sedang sebelum
diberikan teknik relaksasi Benson.
4. Lebih dari separoh lansia (66.7%) tidak stres (normal) sesudah diberikan
teknik relaksasi Benson.
5. Rata-rata tingkat stres sebelum diberikan teknik relaksasi Benson adalah
18.73.
6. Rata-rata tingkat stres sesudah diberikan teknik relaksasi Benson adalah
14.00.
7. Ada pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap penurunan tingkat stres
pada lansia dan adanya perbedaan rata-rata tingkat penurunan stres
sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi Benson dengan p value
0.000 (p<0.05) dan t hitung (14.992)>dari t tabel (2.145).
89
90
B. Saran
dan
menambah
pengetahuan
mahasiswa/mahasiswi
90
91
4. Bagi Lansia
Bagi para lansia mendapatkan informasi tentang pengaruh teknik
relaksasi Benson untuk membantu mengatasi stres. Teknik relaksasi
Benson dilakukan 2 kali sehari selama 15 menit. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh teknik relaksasi
Benson terhadap
penurunan stres pada lansia. Selain itu, dapat dijadikan salah satu terapi
untuk mengatasi stres dan diterapkan dalam kehidupan seharihari.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Waktu
Peneliti sudah melakukan usaha yang maksimal tetapi masih ada
responden yang tidak melakukan teknik relaksasi Benson secara optimal
dikarenakan responden mengatakan relaksasi Benson yang dilakukan
terlalu lama menyebabkan responden berkurang fokusnya dalam
melakukan teknik relaksasi Benson.
2. Sampel
Jumlah responden 15 orang seharusnya lebih banyak karena semakin
besar jumlah sampel (semakin mendekati populasi) maka semakin kecil
peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya semakin kecil jumlah
sampel (semakin menjauhi populasi) maka semakin besar peluang
kesalahan generalisasi.
91
92
CURRICULUM VITAE
Nama Mahasiswa
Tempat/ Tanggal Lahir
Alamat
Agama
: Syahril
: Yenni
: 1 ( Kesatu ) dari 4 Bersaudara
92
93
NIM
: 120514201033
Maret 2016
93
94
FORMAT PERSETUJUAN
(INFORMED CONCENT)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YARSI
SUMBAR BUKITTINGGI
Judul
Pembiayaan
: individu
Penanggung Jawab
1. Data Demografi
Nama Responden
TTL
Jenis Kelamin
Telpon
Alamat
2. Tujuan penulisan
: 082388182307
: : Asrama Kodim, Bukittinggi
:
:
:
:
:
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
94
95
berhak
untuk
95
96
Bukittinggi,
TTD Saksi
Maret 2016
Responden
96
97
KISI-KISI KUISIONER
Pengaruh Teknik Relaksasi Benson terhadap Tingkat Stres pada Lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Cubadak Batusangkar Tahun
2016
1.
Kuesioner Stres
Kuesioner stres menggunakan Depression Anxiety Stres Scale (DASS 42)
yang berjumlah 14 pernyataan yang terdapat dalam tem nomor 1, 6, 8, 11,
12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35 dan 39 di PSTW Kasih Sayang Ibu
Batusangkar tentang tingkat stresnya. Dengan menuliskan dan memberikan
tanda ceklist () pada kolom jawaban yang telah disediakan.
Hasil diperoleh dari jumlah skor secara keseluruhan dari pertanyaan yang
ada dengan tingkatan:
a.
b.
c.
d.
e.
No
1.
Variabel
Tingkat Stres
No Item Kuesioner
Jumlah
14
97
98
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI BENSON TERHADAP TINGKAT
STRES PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
KASIH SAYANG IBU CUBADAK BATUSANGKAR
TAHUN 2016
Kode Responden
(Diisi oleh peneliti)
I.
II.
98
99
99
100
Contoh kata atau frase yang menjadi fokus sesuai dengan keyakinan adalah
Allah, atau nama-namaNya dalam Asmaul Husna, kalimat-kalimat untuk berzikir
seperti Alhamdulillah; Subhanallah; dan Allahu Akbar.
100
101
Pernyataan
TP
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
101
KK
SS
102
102
103
Contoh kata atau frase yang menjadi fokus sesuai dengan keyakinan
adalah Allah, atau nama-namaNya dalam Asmaul Husna, kalimat-kalimat
untuk berzikir seperti Alhamdulillah; Subhanallah; dan Allahu Akbar.
DOKUMENTASI PENELITIAN
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110