Você está na página 1de 6

Modul 3

Bedah Digestif

FISTULOTOMI DAN FISTULEKTOMI


(No. ICOPIM: 5-491, 5-884)

1. TUJUAN
1.1. Tujuan pembelajaran umum
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, topografi rectum dan anus,
memahami dan mengerti diagnosis dan pengelolaan fistula perianal dan tindakan operatif yang sesuai beserta
dengan perawatan pasca bedah.
1.2. Tujuan pembelajaran khusus.
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik mampu untuk :
1. Menjelaskan anatomi rektum dan anus (tingkat kompetensi K3, A3/ ak 2, 3, 6, 7)
2. Mampu menjelaskan patogenesis terjadinya fistula perianal (tingkat kompetensi K3,A3/ ak 2,3,6,7)
3. Mampu menjelaskan macam-macam fistula perianal (K3,A3/ ak 2,3,6,7)
4. Mampu mengevaluasi gejala dan tanda klinis ke arah diagnosa fistula perianal (tingkat kompetensi
K3,A3/ ak 2,3,6,7,12)
5. Mampu menjelaskan indikasi dan mengevaluasi hasil pemeriksaan imaging dalam rangka diagnosis
fistula perional (tingkat kompetensi K3,P4,A3)/ ak 2,3,4,5,6,7,8,10,12)
6. Mampu melaksanakan operasi pada pasien fistula perional (tingkat kompetensi K3,P4,A3/ ak 1-12)
7. Mampu menjelaskan indikasi dan melakukan pembedahan pada penderita fistula perional (tingkat
kompetensi K3,P4,A3/ ak 1-12)
8. Mampu menjelaskan komplikasi fistula perional (tingkat kompetensi K3, A3/ ak 1-12)
9. Mampu menjelaskan prognosis penderita fistula perional, dan mampu melakukan perawatan
periopratif dan mengatasi komplikasi (tingkat kompetensi K3,P4,A3/ ak 1-12)
2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASASAN
1. Anatomi, tofografi anus dan rektum
2. Etiologi, macam, diagnosis, dan rencana pengelolaan fistula perional
3. Work-up penderita fistula perional
4. Perawatan penderita fistula perional pra operatif dan pasca operasi.
3. WAKTU
METODE

4. MEDIA

A. Proses pembelajaran dilaksanakan melalui metode:


1) small group discussion
2) peer assisted learning (PAL)
3) bedside teaching
4) task-based medical education
B. Peserta didik paling tidak sudah harus mempelajari:
1) bahan acuan (references)
2) ilmu dasar yang berkaitan dengan topik pembelajaran
3) ilmu klinis dasar
C. Penuntun belajar (learning guide) terlampir
D. Tempat belajar (training setting): bangsal bedah, kamar
operasi, bangsal perawatan pasca operasi.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Workshop / Pelatihan
Belajar mandiri
Kuliah
Group diskusi
Visite, bed site teaching
Bimbingan Operasi dan asistensi
Kasus morbiditas dan mortalitas
Continuing Profesional Development = Pengembangan
Profesi Bedah Berkelanjutan (P2B2)

5. ALAT BANTU PEMBELAJARAN


Internet, telekonferens, dll.
6. EVALUASI
1. Pada awal pertemuan dilaksanakan pre-test dalam bentuk essay dan oral sesuai dengan tingkat
masa pendidikan, yang bertujuan untuk menilai kinerja awal yang dimiliki peserta didik dan
untuk mengidentifikasi kekurangan yang ada. Materi pre-test terdiri atas:
Anatomi dan topografi rektum dan anus
Penegakan Diagnosis
Terapi ( tehnik operasi )
Komplikasi dan penanganannya
Follow up
2. Selanjutnya dilakukan small group discussion bersama dengan fasilitator untuk membahas
kekurangan yang teridentifikasi, membahas isi dan hal-hal yang berkenaan dengan penuntun
belajar, kesempatan yang akan diperoleh pada saat bedside teaching dan proses penilaian.
3. Setelah mempelajari penuntun belajar ini, mahasiswa diwajibkan untuk mengaplikasikan
langkah-langkah yang tertera dalam penuntun belajar dalam bentuk role-play dengan temantemannya (peer assisted learning) atau kepada SP (standardized patient). Pada saat tersebut,
yang bersangkutan tidak diperkenankan membawa penuntun belajar, penuntun belajar dipegang
oleh teman-temannya untuk melakukan evaluasi (peer assisted evaluation). Setelah dianggap
memadai, melalui metoda bedside teaching di bawah pengawasan fasilitator, peserta didik
mengaplikasikan penuntun belajar kepada nodel anatomik dan setelah kompetensi tercapai
peserta didik akan diberikan kesempatan untuk melakukannya pada pasien sesungguhnya. Pada
saat pelaksanaan, evaluator melakukan pengawasan langsung (direct observation), dan mengisi
formulir penilaian sebagai berikut:
Perlu perbaikan: pelaksanaan belum benar atau sebagian langkah tidak dilaksanakan
Cukup: pelaksanaan sudah benar tetapi tidak efisien, misal pemeriksaan terlalu lama atau
kurang memberi kenyamanan kepada pasien
Baik: pelaksanaan benar dan baik (efisien)
4. Setelah selesai bedside teaching, dilakukan kembali diskusi untuk mendapatkan penjelasan dari
berbagai hal yang tidak memungkinkan dibicarakan di depan pasien, dan memberi masukan
untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan.
5. Self assessment dan Peer Assisted Evaluation dengan mempergunakan penuntun belajar
6. Pendidik/fasilitas:
Pengamatan langsung dengan memakai evaluation checklist form (terlampir)
Penjelasan lisan dari peserta didik/ diskusi
Kriteria penilaian keseluruhan: cakap/ tidak cakap/ lalai.
7. Di akhir penilaian peserta didik diberi masukan dan bila diperlukan diberi tugas yang dapat
memperbaiki kinerja (task-based medical education)
8. Pencapaian pembelajaran:
Pre test
Isi pre test
Anatomi dan topografi rektum dan anus
Diagnosis
Terapi (Tehnik operasi)
Komplikasi dan penanggulangannya
Follow up
Bentuk pre test
MCQ, Essay dan oral sesuai dengan tingkat masa pendidikan
Buku acuan untuk pre test
1. Buku Teks Ilmu Bedah Schwartz Principles of Surgery
2. Buku teks Ilmu bedah Surgery Basic Science and Clinical Evidence, ed. Jeffrey A.
Norton, Springer Verlag 2000, pg. 726 731
3. Atlas of Surgical Operation ed. Robert M. Zollinger Jr., International Edition 2003,
pg. 446 - 447

4. Buku ajar Ilmu Bedah ed. De Jong W, Sjamsuhidayat. 2nd ed. EGC. 2005, pg. 676 678
Bentuk Ujian / test latihan

Ujian OSCA (K, P, A), dilakukan pada tahapan bedah dasar oleh Kolegium I.
Bedah.

Ujian akhir stase, setiap divisi/ unit kerja oleh masing-masing senter pendidikan.

Ujian akhir kognitif nasional, dilakukan pada akhir tahapan bedah lanjut (jaga II)
oleh Kolegium I. Bedah.

Ujian akhir profesi nasional (kasus bedah), dilakukan pada akhir pendidikan oleh
Kolegium I. Bedah
7. REFERENSI
1. Buku Teks Ilmu Bedah Schwartz Principles of Surgery
2. Buku teks Ilmu bedah Surgery Basic Science and Clinical Evidence, ed. Jeffrey A. Norton,
Springer Verlag 2000, pg. 726 731
3. Atlas of Surgical Operation ed. Robert M. Zollinger Jr., International Edition 2003, pg. 446 - 447
4. Buku ajar Ilmu Bedah ed. De Jong W, Sjamsuhidayat. 2nd ed. EGC. 2005, pg. 676 - 678
8. URAIAN: FISTULOTOMY dan FISTULECTOMY
8.1. Introduksi
a. Definisi
Fistulotomy merupakan tindakan bedah untuk mengobati anal fistula dengan cara membuka saluran
yang menghubungkan anal canal dan kulit kemudian mengalirkan pus keluar.
b. Ruang lingkup
Kelainan perianal yang menimbulkan saluran penghubung yang abnormal antara kulit dan anal
canal yang membutuhkan tindakan pembedahan
c. Indikasi operasi
Untuk mengalirkan pus serta menutup saluran fistula serta mempertahankan fungsi defekasi
tetap, normal
d. meacam operasi : fistulotomi simple seton.
e. Kontra indikasi
Fistel perional yang disebabkan proses keganasan
f. Diagnosis Banding
- Inflammatory bowel disease
- Hydradenitis superativa
- Sinus pilonidal
g. Pemeriksaan penunjang
CT Scan, fistilografi MRI
Setelah memahami,menguasai dan mengerjakan modul ini maka diharapkan seorang ahli bedah
mempunyai kompetensi operasi fistulotomi dan fistulektomi serta penerapannya dapat dikerjakan di RS
Pendidikan dan RS jaringan pendidikan
8.2. Kompetensi terkait dengan modul/ List of skill
Tahapan Bedah Dasar ( semester I-III )
Persiapan pre operasi
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Informed consent
Asisten II, asisten I pada saat operasi
Follow up pasca operasi
Tahapan Bedah Lanjut ( semester IV-VII ) dan Chief Residen ( Semester VIII-IX )
Persiapan Pra operasi
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan penunjang
Informed Consent

Melakukan Operasi ( Bimbingan dan Mandiri )


Penanganan komplikasi
Follow up dan rehabilitasi
8.3. Algoritma dan Prosedur
Algoritma (tidak ada)
8.4. Teknik Operasi
- Posisi pasien litotomi atau knee chest :
1. Dilakukan anestesi regional atau general
2. Sebelum melakukan operasi sangat penting untuk meraba adanya jaringan fibrotik saluran fistel di
daerah perianal maupun dekat linea dentate, sehingga dapat ditentukan asal dari fistel
3. Dengan tuntunan rektoskopi dicari internal opening dengan cara memasukkan methilen blue yang
dapat dicampuri perhidrol
4. Bila internal opening belum terlihat dilakukan sondage secara perlahan dengan penggunaan sonde
tumpul yang tidak kaku kedalam fistula dan ujung sonde diraba dengan jari tangan operator yang
ditempatkan dalam rektum
5. Bila internal opening telah ditemukan, dengan tuntunan sonde, dapat dilakukan fistulatomi yaitu
dengan cara insisi fistula searah panjang fistula dan dinding fistula dilakukan curettage untuk
pemeriksaan patologi. Hati-hati jangan sampai memotong sfingter eksterna.
6. Luka operasi ditutup dengan tampon.
8.5. Komplikasi Operasi
Komplikasi yang dapat timbul berupa perdarahan, inkontinensia fecal, retensio urine, infeksi, serta
komplikasi akibat anesthesia.
8.6. Mortalitas
Tergantung dari penyakit yang mendasarinya
8.7. Perawatan pasca Bedah
Hari pertama penderita sudah diperbolehkan makan. Antibiotika dan analgetik diberikan selama 3
hari. Pelunak faeces dapat diberikan pada penderita dengan riwayat konstipasi sebelumnya. Tampon anus
dibuka setelah 2x24 jam atau jika terdapat perdarahan dapat dibuka sebelumnya. Rawat luka dilakukan
setiap hari. Setelah penderita mampu mobilisasi, penderita diminta rendam duduk 2x sehari
dengan larutan Permanganas Kalikus selama 20 menit.
8.8. Follow-Up
Follow up luka dilakukan tiap minggu hingga luka sembuh.
8.9. Kata kunci: fistula perianal, fistulotomi, fislektomi

9. DAFTAR CEK PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR OPERASI


No
1
2
3
4
5
6
1
1
2
3
1
2
3
1
2
3

Daftar cek penuntun belajar prosedur operasi

Sudah
dikerjakan

Belum
dikerjakan

PERSIAPAN PRE OPERASI


Informed consent
Laboratorium
Pemeriksaan tambahan
Antibiotik propilaksis
Cairan dan Darah
Peralatan dan instrumen operasi khusus
ANASTESI
Narcose dengan general anesthesia, regional
PERSIAPAN LOKAL DAERAH OPERASI
Penderita diatur dalam posisi litotomi sesuai dengan letak
kelainan
Lakukan desinfeksi dan tindakan asepsis / antisepsis pada
daerah operasi.
Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
TINDAKAN OPERASI
Insisi kulit sesuai dengan indikasi operasi
Selanjutnya irisan diperdalam menurut jenis operasi tersebut
diatas
Prosedur operasi sesuai kaidah bedah digestif
PERAWATAN PASCA BEDAH
Komplikasi dan penanganannya
Pengawasan terhadap ABC
Perawatan luka operasi

Catatan: Sudah / Belum dikerjakan beri tanda

10. DAFTAR TILIK


Berikan tanda dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan
memuaskan (1); tidak memuaskan (2) dan tidak diamati (3)
1.

Memuaskan

Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun

2.

Tidak
memuaskan

Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur


standar atau penuntun

3.

Tidak diamati

Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama
penilaian oleh pelatih

Nama peserta didik

Tanggal

Nama pasien

No Rekam Medis
DAFTAR TILIK

No

Kegiatan / langkah klinik

Persiapan Pre-Operasi

Anestesi

Tindakan Medik/ Operasi

Perawatan Pasca Operasi & Follow-up

Peserta dinyatakan :
Layak

Penilaian
1
2
3

Tanda tangan pelatih

Tidak layak
melakukan prosedur
Tanda tangan dan nama terang

Você também pode gostar