Você está na página 1de 8

ANALISA KARAKTERISTIK CURAH HUJAN DAN KURVA

INTENSITAS DURASI FREKUENSI (IDF) DI KAWASAN STASIUN


MARITIM TELUK BAYUR, PROVINSI SUMATERA BARAT
Rahmathul Zamzami16
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Padjajaran
rahmathulz@yahoo.com
ABSTRAK
Karya tulis ini ditulis untuk menganalisa karakteristik curah hujan di
wilayah cakupan Stasiun Maritim Teluk Bayur, Provinsi Sumatera Barat. Hasil
analisa tersebut selanjutnya digunakan untuk membuat kurva Intensitas Durasi
Frekuensi (IDF) dengan berdasarkan analisa data curah hujan jangka pendek.
Analisa intensitas curah hujan untuk berbagai durasi dalam periode ulangan
tertentu menggunakan metode Van Breen yang dilanjutkan dengan persamaan
Sherman. Data yang digunakan merupakan data dengan periode pengamatan 8
tahun (2002-2009). Jenis distribusi kemungkinan yang digunakan adalah
distribusi Gumbel. Kurva IDF dapat digunakan dalam bidang teknik seperti
perancangan bangunan keairan.
Kata Kunci : Curah Hujan, Distribusi Probabilitas, Kurva IDF
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara tropik yang mempunyai dua
musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasa terjadi dari
bulan Oktober sampai Maret. Sedangkan musim kemarau biasa terjadi dari bulan
Mei hingga September. Namun, akibat perubahan iklim global pola musim di
Indonesia menjadi sulit diprediksi waktu berlangsungnya. Adapun dampak dari

penyimpangan iklim tersebut seperti peningkatan curah hujan, banjir rob, badai,
angin puting beliung, peningkatan suhu di atas rata-rata dan sebagainya
Perubahan iklim memiliki potensi besar dalam mempengaruhi aspek
pembangunan, terutama bangunan keairan seperti DAS dan sebagainya yang
membutuhkan data curah hujan. Data tersebut berupa, intensitas hujan, durasi, dan
frekuensi yang ditampilkan dalam bentuk kurva intensitas durasi frekuensi (IDF)
(Susilowati dan Dyah, 2010).
Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik curah hujan di
Stasiun Maritim Teluk Bayur, Provinsi Sumatera Barat. Hasil karya tulis berupa
kurva IDF yang nantinya dapat digunakan dalam bidang teknik sipil seperti
perencanaan bangunan pengendali banjir.
Sistem hidrologi dipengaruhi oleh kejadian-kejadian ekstrim seperti banjir
dan kekeringan. Besaran kejadian ekstrim ini sangat berlawanan dengan frekuensi
kejadiannya, dimana peristiwa yang luar biasa sangat jarang terjadi. Analisis
frekuensi berkaitan dengan kejadian-kejadian ekstrim yang juga berkaitan dengan
frekuensi kejadiannya melalui penerapan distribusi kemungkinan. Analisis
frekuensi didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang telah lewat untuk
memperoleh probabilitas besaran hujan di waktu yang akan datang (Susilowati
dan Dyah, 2010).
Dalam statistik diketahui ada empat jenis distribusi frekuensi yang sering
digunakan dalam hidrologi, yaitu distribusi normal, Log-Normal, Gumbel dan
Log Pearson III. Masing-masing distribusi mempunyai karakteristik masingmasing, sehingga perlu dilakukan uji kecocokannya terhadap sifat statistik
masing-masing frekuensi tersebut. Pemilihan distribusi yang salah dapat
menyebabkan kesalahan perkiraan yang cukup besar (Susilowati dan Dyah, 2010).
METODE
Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah Deskriptif Kuantitatif.
Metode ini berupa pengolahan data, analisis data dan interpretasi hasil analisis.
Lokasi karya tulis di Kota Padang. Data yang digunakan berupa data curah hujan
dari Stasiun Maritim Teluk Bayur tahun pengamatan 2002-2009 yang di dapat dari

Loka Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir, Bungus, Sumatera Barat.


Karya tulis ini menggunakan microsoft excel dalam mengolah data curah hujan.
Tahapan yang dilakukan ialah mengolah data curah hujan sehingga
didapatkan hujan rerata dan hujan maksimum di Stasiun Maritim Teluk Bayur.
Analisis frekuensi dihitung dengan data hujan maksimum sehingga dapat
diketahui parameter statistiknya. Distribusi Gumbel digunakan sebagai acuan
dalam mencari hujan rencana
XT = + S x K
Keterangan rumus :

XT

= hujan rencana atau debit dengan periode ulang T

= nilai rata-rata dari data hujan (X)

= standar deviasi dari data hujan (X)

= faktor frekuensi Gumbel : K =

YT

= reduced variate

Sn

= reduced standard

Yn

= reduced mean

Yt Yn
Sn

Selanjutnya untuk mendapatkan Curve IDF terukur dilakukan penurunan


data hujan rencana menjadi data hujan jangka pendek menggunakan metode Van
Breen.
Penurunan rumus yang digunakan Van Breen berdasarkan kepada lamanya
durasi hujan di Indonesia terutama Pulau Jawa yang terkonsentrasi selama 4 jam
dengan hujan efektif sebesar 90% hujan total selama 24 jam. Persamaan tersebut
adalah :
I=

90 x X 24
4

Keterangan rumus :
I

= intensitas hujan (mm/jam)

X24

= hujan harian maksimum (mm)

Setelah diketahui besarnya intensitas hujan pada saat 4 jam, kemudian


ditentukan persamaan regresi kurve intensitas yang dalam karya tulis ini mengacu
pada persamaan Sherman.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil pengolahan data curah hujan didapatkan hasil sebagai berikut :
600
500

495

400
300
200

304

f(x) = - 18.96x
+ 38292
282
248
R = 0.19
222
174

178

170

100
0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Gambar 1. Curah Hujan Maksimum Periode 2002-2009

Dari grafik tersebut terlihat bahwa curah hujan dengan periode


pengamatan 2002-2009 cenderung mengalami penurunan, yakni sebesar 0,1855
mm pertahun. Curah hujan tertinggi berada pada angka 495 mm di tahun 2003 dan
terendah di tahun 2008 dengan angka 170 mm.
25.00
20.00
15.00

23.64
21.07

20.34

f(x) = - 0.35x + 713.09


17.10
16.89 16.98
16.33
R = 0.09

15.43

10.00
5.00
0.00
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Gambar 2. Curah Hujan Rata-rata Periode 2002-2009

Kecenderungan hujan rata-rata dengan periode pengamatan 2002-2009


cenderung mengalami penurunan sebesar 0,0877 mm pertahun.

30.00
26.02

25.00
22.68
20.00
15.00

21.97
18.68

16.4816.03

17.27

19.09
16.5916.42

13.63
12.16

10.00
5.00
0.00

Gambar 3. Curah Hujan Rata-rata Bulanan Periode 2002-2009


Dari grafik di atas terlihat bahwa curah hujan mengalami peningkatan dan
cenderung lebih tinggi ketika Indonesia berada pada musim kemarau, yakni dari bulan
Mei hingga September. Adapun hal ini tidak berarti bahwa musim hujan telah berganti
periode dengan musim kemarau. Untuk menjelaskan hal tersebut, maka perlu
diperhatikan grafik di bawah ini.
600
500

495

400
304

300
200
100

96

104

150 151

195 194

192

248
191

136

Gambar 4. Curah Hujan Maksimum Bulanan Periode 2002-2009


Dari grafik di atas jelas terlihat bahwa curah hujan maksimum terjadi di periode
musim hujan yakni pada bulan Maret dengan curah hujan sebesar 495 mm. Hal ini tentu
dapat dipahami bahwa ketika musim hujan terjadi angin dari barat yaitu Asia bertiup

melewati Indonesia yang ketika sampai di Indonesia ia mempunyai cukup banyak waktu
untuk mengumpulkan uap air. Sedangkan hujan yang cenderung tinggi di musim kemarau
dapat dikatakan bahwa dengan bertiupnya angin timur dari Australia melewati Indonesia
ia cenderung bersifat kering karna tidak mempunyai cukup waktu untuk mengumpulkan
uap air akibat jarak yang terlalu dekat. Akhirnya, sebagai kompensasi maka Indonesia
mengalami musim kemarau hampir secara merata di seluruh wilayahnya termasuk
wilayah lautan.
Lautan yang mengalami pemanasan ini memiliki potensi yang besar untuk
menciptakan daerah konvergensi akibat tekanannya yang rendah. Sehingga angin yang
datang dari tempat bertekanan tinggi yang berlawanan arah akan saling bertubrukan dan
terangkat ke atas yang kemudian akan memicu terbentuknya awan hujan.
Selain itu, diketahui juga bahwa peningkatan suhu permukaan laut di Indonesia
ternyata seiring dengan penurunan suhu di Pasifik. Meskipun penurunan suhu di
Samudera Pasifik tidak terlalu signifikan namun dengan bertambahnya tekanan di
wilayah tersebut mengakibatkan awan-awan hujan yang terbentuk di daerah konvergensi
menjadi sedikit tertahan. Hal inilah yang kemudian memicu terjadinya hujan ekstrim dan
bahkan badai di Indonesia.

Berikut adalah periode ulangan hujan rencana yang dihitung menggunakan


distribusi Gumbel.
Tabel 1. Return period, Gumbel method
Distribution
Return
Rainfall,
Function
Period, Tr (yr) XTr (mm)
Gumbel
2
259.12
5
259.42
10
259.61
25
259.83
50
260.03
100
260.20
Data hujan rencana tersebut selanjutnya diturunkan menjadi data hujan jangka
pendek menggunakan metode Van Breen untuk mendapatkan Curva IDF terukur.
Hasilnya adalah sebagai berikut :
Periode
Ulanga
n
(Tahun)

Tabel 2. Intensitas hujan rencana dengan berbagai periode ulangan dan durasi hujan
Intensitas hujan (mm/jam) tiap menitan

10

15

30

45

60

75

90

105

120

741.06

535.78

307.72

222.48

176.74

147.84

127.78

112.95

101.51

741.92

536.40

308.08

222.74

176.94

148.02

127.93

113.09

101.63

10

742.46

536.79

308.30

222.90

177.07

148.12

128.02

113.17

101.70

25

743.09

537.24

308.57

223.09

177.22

148.25

128.13

113.26

101.79

50

743.65

537.65

308.80

223.25

177.36

148.36

128.23

113.35

101.87

100

744.16

538.01

309.01

223.41

177.48

148.46

128.31

113.43

101.93

125
98.2
5
98.3
6
98.4
3
98.5
2
98.5
9
98.6
6

150
84.9
1
85.0
1
85.0
8
85.1
5
85.2
1
85.2
7

Curva IDF kemudian selanjutnya dibuat menggunakan persamaan


Sherman. Hasilnya adalah sebagai berikut :
800.00
700.00
600.00
500.00

10

25

50

400.00
300.00
200.00

100

100.00
0.00
10

15

30

45

60

75

90 105 120 125 150 165 180

SIMPULAN DAN SARAN


Dari karya tulis ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut; Analisa
hujan wilayah dari data hujan tahunan maksimum dan rata-rata cenderung
mengalami penurunan sebesar 0,1855 dan 0,0877 mm pertahun. Distribusi yang
digunakan adalah distribusi Gumbel. Sedangkan kurva IDF dibuat menggunakan
metode Sherman. Kurva IDF ini dapat digunakan dalam bidang teknik sipil untuk
menghitung debit rencana dengan periode ulangan tertentu.

165
78.6
8
78.7
7
78.8
3
78.9
0
78.9
6
79.0
1

180
73.39
73.48
73.53
73.59
73.65
73.70

Adapun saran yang bisa diberikan oleh penulis adalah; perlunya


melakukan pengujian distribusi probabilitas menggunakan metode Chi-Kuadrat
atau Metode Smirnov-Kolmogorof. Data curah hujan yang digunakan minimal
memiliki periode pengamatan 10 tahun. Perlunya pengkajian kembali mengenai
kecocokan rumus-rumus yang digunakan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Saya ucapkan terimakasih kepada Bang Koko Ondara yang telah
mengenalkan dan mengajari saya akan analisis statistik, sehingga dapat saya
praktekan dalam karya tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA
I Made Kamiana. 2011. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Graha
Ilmu.
Syah dkk. 2013. Analisis Karakteristik Dan Intensitas Hujan Kota Surakarta.
Universitas Sebelas Maret.
Susilowati dan Dyah. 2010. Analisa Karakteristik Curah Hujan Dan Kurva
Intensitas Durasi Frekuensi (IDF) Di Provinsi Lampung. Universitas
Lampung.

Você também pode gostar