Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Akad adalah kesepakatan dua belah pihak atau lebih yang menimbulkan
kewajiban hukum yaitu konsekuensi hak dan kewajiban, yang mengikat pihak-pihak
yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam kesepakatan tersebut (Ghufron
Mas adi, 2002).
A. Jenis Akad
Dalam akuntansi syariah, akad harus sesuai dengan syariah yang
merujuk pada Al qur'an, As-Sunnah, Ijma dan qiyas. Transaksi/akad dalam
syariah dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Akad tabarru merupakan akad yang tidak ditujukan untuk memperoleh ktba
(transaksi nirlaba) tetapi mengharapkan ridho Allah. Sehingga kalau ada biaya
transaksi dari akad jenis ini hanya dibolehkan sebesar biaya riil yang
dikeluarkan. Contohnya: transaksi qardh, rahn, hiwalah, wakalah, wadiah,
kafalah.
2. Akad tijarah merupakan akad yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan.
Terdiri dari akad investasi yang hasilnya tidak pasti seperti akad mudharabah
dan musyarakah; serta akad jual beli dan sewa menyewa yang hasil atau
keuntungannya pasti seperti akad murabahah, salam, istishna' dan ijarah.
Akad yang hasilnya tidak pasti tidak bisa diubah menjadi Akad dengan hasil
yang pasti karena akan menimbulkan riba. Demikian juga sebaliknya akad
dengan hasil pasti tidak boleh diubah menjadi akad dengan hasil tidak pasti
karena akan terjadi gharar atau ketidakjelasan.
Akad tabarru tidak dapat diubah menjadi akad tijarah sedangkan akad
tijarah dapat diubah menjadi akad tabarru (yang semula ditujukan untuk
mencari keuntungan menjadi tolong menolong/kebaikan)
B.
hakiki
secara
material
dan
spiritual
(al-falah).
(taaruf),
saling
memahami
(tafahum),
saling
menolong
f.
j.
Tidak
mengandung
unsur
kolusi
dengan
suap-menyuap
(risywah).
4. Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan Entitas Syariah
Tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan
informasi, menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalampengambilan keputusan ekonomi. Beberapa tujuan
lainnya adalah:
a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan
kegiatan usaha.
b. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi
aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip
syariah bila ada dan bagaimana perolehan dan penggunaannya.
c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas
syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya
pada tingkat keuntungan yang layak.
d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam
modal
dan
pemilik
dana
syirkah
temporer;
dan
informasi
mengenai
terdiri
dari
aset,
liabilitas,
dana
syirkah
Dasar Akrual
Laporan keuangan disajikan atas dasar akrual, namun, dalam
penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha menggunakan
dasar kas. Kelangsungan usaha
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan:
a.
Dapat dipahami
b.
Relevan
harus
mencerminkan
jumlah
yang
sebenarnya
tanpa
Dapat dibandingkan.
pihak
pertama
(pemilik
dana)
menyediakan
seluruh
dana,
finansial
hanya
ditanggung
oleh
pemilik
dana.
Usaha
Akad Musyarakah
1. Penjelasan Akad
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu, di mana masing- masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan
kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Jika
kerugian akibat kelalaian atau kesalahan mitra aktif atau pengelola usaha,
maka kerugian tersebut ditanggung oleh pengelola usaha musyarakah.
Keuntungan
yang
akan
dibagihasilkan
berdasarkan
atas
realisasi
F. Akad Murabahah
1.
Penjelasan Akad
Akad murabahah merupakan akad jual beli, sehingga harus
memenuhi persyaratan syariah tentang prinsip jual beli. Secara umum,
akad
murabahah
merupakan
transaksi
penjualan
barang
dengan
keuntungan
yang
disepakati
dan
penjual
harus
dari
harga
perolehan
ditambah
margin
keuntungan
harus
disepakati,
sehingga
pembeli
keuntungan.
berhak
Marjin
melakukan
muka
diperbolehkan
tetapi
harus
dianggap
sebagai
atas
harga
diperjanjikan di depan.
jual
boleh
dilakukan
sepanjang
tidak
G. Akad Salam
1. Penjelasan Akad
H.
dan pembayaran dilakukan pada awal akad. PSAK 103 mendefinisikan akad
salam adalah akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman
di kemudian hari oleh penjual (muslam ilaihi) dan pelunasan dilakukan oleh
pembeli (al muslam) pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat
tertentu.
I. Akad salam dapat dilakukan secara langsung yaitu antar penjual dan
pembeli, atau secara paralel yaitu: antar penjual dan pembeli, serta penjual 2
(yang merupakan pembeli pada transaksi pertama) dan pembeli 2. Akad
salam paralel diperbolehkan sepanjang tidak ada keterkaitan antara transaksi
penjualan 1 dan penjualan 2.
J.
2. Prinsip Akad Salam
K.
kriteria berbeda dengan akad jual beli yang mengharuskan barang dimiliki
penjual sebelum melaksanakan akad. Akad ini diperbolehkan dan telah
dipraktikkan dari zaman Nabi Muhammad SAW, dan biasanya digunakan untuk
industri pertanian.
L.
Akad salam memang terlihat mirip dengan akad ijon, namun
yang membedakan pada akad salam tidak ada gharar (ketidakjelasan) karena
saat disepakati: harus ada harga yang tidak akan berubah, kuantitas, kualitas,
tanggal penyerahan serta tempat penyerahan. Akad salam juga berbeda
dengan transaksif orward dan future. Pada akad salam harus ada pembayaran
pada saat akad dan hanya penyerahan barang yang tunda, sedangkan forward
pembayaran dan penyerahan sama-sama tunda, apalagi/ufure yang bahkan
tidak perlu dilakukan penyerahan barang. Transaksi jual beli tidak boleh
dilakukan antara utang (dayn) dengan hutang (dayn).
M.
Dalam melakukan transaksi salam harus memenuhi rukun yang
mencakup (1) pelaku yang sudah baligh dan berakal, (2) Objek akad: terkait
modal salam: harus diketahui bentuk dan jenis, pembayaran tunai (ulama
berbeda pendapat untuk pembayaran selain tunai- PSAK membolehkan sesuai
Fatwa No.5 tentang salam), tidak boleh berupa pembebasan utang atau
penyerahan
piutang
lainnya;
terkait
barang:
harus
dijelaskan
tentang
spesifikasi, ukuran, harga, waktu penyerahan, barang harus ada saat waktu
penyerahan, akad rusak jika barang tidak ada saat waktu ditentukan, barang
cacat/kualitas lebih rendah pembeli punya hak khiyar,
N.
barang spesifikasi lebih tinggi tidak boleh mengubah harga,
pengiriman sebelum yang dijanjikan tidak boleh ada perubahan harga, tidak
boleh menjual kembali sebelum barang diterima, penggantian spesifikasi tidak
diperbolehkan (3) ijab kabul.
O.
P.
Q. Akad Istishna'
1. Penjelasan Akad
R.
Penjual
dapat
menyiapkan
barang
yang
dipesan
(sesuai
spesifikasi pemesanan) oleh dirinya sendiri atau melalui pihak lain. Jika
dilakukan oleh pihak lain maka disebut sebagai istishna' paralel, hal ini
diperbolehkan sepanjang kedua akad tidak saling tergantung.
2. Prinsip Akad
U.
b.
tentang
spesifikasi,
ukuran,
harga,
waktu
c.Ijab kabul.
X.
Y. Akad Ijarah
1.
Z.
Penjelasan Akad
Akad ijarah merupakan bagian dari akad jual beli, hanya saja
Prinsip Akad
AC. Pada akad ijarah tidak ada pengalihan hak kepemilikan dan
tidak ada pengalihan risiko, sehingga seluruh risiko atas kondisi aset
menjadi tanggung jawab pemilik sewa. Oleh sebab itu akad ijarah hanya
menggunakan transaksi sewa operasi biasa. Kondisi ini juga berlaku untuk
akad ijarah muntahiya bittamlik, dimana pada akad ini tetap tidak ada
akad pengalihan kepemilikan pada akhir, tetapi hanya waad (janji) untuk
mengalihkan
akad.
Waad
ini
tentunya
masih
dapat
dievaluasi
sudah dikerjakan maka menjadi mengikat dan tidak boleh dibatalkan (3)
ijab kabul.
AE.
1. Akad sharf: akad ini dapat dilakukan jika secara spot yaitu: transaksi
pembelian dan penjualan valas dilakukan pada saat itu juga dan
penyelesaian maksimal 2 hari (sesuai urf). Akad sharf tidak boleh
dilakukan dengan forward dan option.
AG.
Ketentuan: (1) pelaku: baligh dan cakap hukum, (2) objek akad:
mata uang; nilainya diketahui kedua belah pihak, dikuasai penjual, tidak
ada khiyar syarat, tunai, (3) ijab kabul.
2. Akad wadiah: akad ini biasa digunakan untuk tabungan dan rekening giro
di perbankan syariah. Ketentuan: (1) pelaku: baligh dan cakap hukum, (2)
objek akad: barang yang dititipkan; benda dan spesifikasinya diketahui
kedua belah pihak, (3) ijab kabul.
3. Akad wakalah: akad ini biasa digunakan untuk mewakilkan pembelian
barang, realisasi letter ofcredit. Ketentuan: (1) pelaku: baligh dan cakap
hukum, (2) objek akad: barang yang dikuasakan; diketahui dengan jelas,
tidak bertentangan dengan syariah islam, dapat diwakilkan, manfaat
barang/jasa dapat dinilai, kontrak dapat dilaksanakan, (3) ijab kabul.
4. Akad kafalah: akad ini biasa digunakan dalam jasa garansi bank, stand hy
letter of credit, akseptasi, kartu kredit pada perbankan syariah.
AH.
Ketentuan: (1) pelaku: baligh dan cakap hukum, (2) objek akad:
administrasi
yang
terkait
langsung
diperbolehkan,
atau
Ketentuan: (1) pelaku: baligh dan cakap hukum, (2) objek akad:
BF.
BG.
BH.
BI.
BJ.
BK.
BL.
BM.
BN.
BO.
KELOMPOK 4
PELAPORAN KORPORAT
BP.
TRANSAKSI BERBASIS SYARIAH DAN
BQ.
PELAPORAN KEUANGAN SYARIAH
BR.
BS.
BT.
BU.
BV.
BW.
BX.
BY.
BZ.
CA.
Disusun Oleh:
Rani NPM
CC.
CD.
CE.
12030115220039
12030115220038
CF.UNIVERSITAS DIPONEGORO
CG.
ANGKATAN 26
CI. TAHUN 2016
CJ.