Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DEFINISI
Limfoma adalah kanker yang berasal dari jaringan limfoid mencakup sistem
limfatik dan imunitas tubuh. Tumor ini bersifat heterogen, dapat dijumpai ekstra nodal,
yaitu diluar sistem limfatik dan imunitas antara lailn pada traktus digestivus, paru kulit,
dan organ lain. (Tambunan, 2007),
Limfoma Non-Hodgkin adalah sekelompok keganasan (kanker) yang berasal
dari sistem kelenjar getah bening dan biasanya menyebar ke seluruh tubuh. Beberapa
dari limfoma ini berkembang sangat lambat (dalam beberapa tahun), sedangkan yang
lainnya menyebar dengan cepat (dalam beberapa bulan). Penyakit ini lebih sering
terjadi dibandingkan dengan penyakit Hodgkin.
4. Thymus
Kelejar timus terletak di dalam torax, kira kira pada ketinggian bifurkasi
trakea. Warnanya kemerah merahan dan terdiri dari 2 lobus. Pada bayi baru lahir
sangat kecil dan beratnya kira kira 10 gram atau lebih sedikit; ukurannya
bertambah pada masa remaja beratnya dari 30 40 gram dan kemudian mengkerut
lagi. Fungsinya diperkirakan ada sangkutnya dengan produksi antibody dan
sebagai tempat berkembangnya sel darah putih.
5. Bone marrow / sumsum tulang
Sumsum tulang (Bahasa Inggris: bone
adalah
jaringan lunak
yang
ditemukan
pada
ossea)
merupakan tempat produksi sebagian besarsel darah baru. Ada dua jenis sumsum
tulang: sumsum merah (dikenal juga sebagai jaringan myeloid) dan sumsum
kuning.
Sel darah merah, keping darah, dan sebagian besar sel darah putih dihasilkan
dari sumsum merah. Sumsum kuning menghasilkan sel darah putih dan warnanya
ditimbulkan oleh sel-sel lemak yang banyak dikandungnya. Kedua tipe sumsum
tulang tersebut mengandung banyak pembuluh dan kapiler darah. Sewaktu lahir,
semua sumsum tulang adalah sumsum merah. Seiring dengan pertumbuhan,
semakin banyak yang berubah menjadi sumsum kuning.
Orang dewasa memiliki rata-rata 2,6 kg sumsum tulang yang sekitar
setengahnya adalah sumsum merah. Sumsum merah ditemukan terutama
pada tulang
pinggul, tulang
rusuk, tulang punggung,tulang belikat, dan pada bagian lunak di ujung tulang
panjangfemur dan humerus. Sumsum kuning ditemukan pada rongga interior
bagian tengah tulang panjang. Pada keadaan sewaktu tubuh kehilangan darah yang
sangat banyak, sumsum kuning dapat diubah kembali menjadi sumsum merah
untuk meningkatkan produksi sel darah.
C. ETIOLOGI
Penyebab LNH belum jelas diketahui. Para pakar cenderung berpendapat bahwa
terjadinya LNH disebabkan oleh pengaruh rangsangan imunologis persisten yang
menimbulkan proliferasi jaringan limfoid tidak terkendali. Diduga ada hubungan
dengan virus Epstein Barr LNH kemungkinan ada kaitannya dengan factor keturunan
karena ditemukan fakta bila salah satu anggota keluarga menderita LNH maka risiko
anggota keluarga lainnya terjangkit tumor ini lebih besar dibanding dengan orang lain
yang tidak termasuk keluarga itu. Pada penderita AIDS : semakin lama hidup semakin
besar risikonya menderita limfoma.
3
D. KLASIFIKASI
Ada 2 klasifikasi besar penyakit ini yaitu:
1
mengunjungi dokter untuk sebab lainnya. Dalam hal ini, dokter mungkin
menemukan pembesaran kelenjar getah bening pada pemeriksaan fisik rutin.
Kadangkala,
suatu
pemeriksaan,
seperti
pemeriksaan
darah,
mungkin
Gejala
Gangguan
pernafasan
Pembengkakan
wajah
Hilang nafsu
makan
Sembelit berat
Nyeri perut atau
perut kembung
Pembengkakan
tungkai
Penyebab
Kemungkinan
timbulnya gejala
20-30%
30-40%
10%
perut
Penurunan berat
badan
Diare
Malabsorbsi
Pengumpulan
cairan di sekitar
paru-paru
(efusi pleura)
Daerah kehitaman
dan menebal di
kulit yang terasa
gatal
Penurunan berat
badan
Demam
Keringat di malam
hari
Anemia
(berkurangnya
jumlah sel darah
merah)
Mudah terinfeksi
oleh bakteri
10%>
20-30%
10-20%
50-60%
20-30%
G. TAHAPAN PENYAKIT
Penyebaran Limfoma dapat dikelompokkan dalam 4 stadium. Stadium I dan II sering
dikelompokkan bersama sebagai stadium awal penyakit, sementara stadium III dan IV
dikelompokkan bersama sebagai stadium lanjut.
a. Stadium I : Penyebaran Limfoma hanya terdapat pada satu kelompok yaitu kelenjar
b.
getah bening.
Stadium II : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjar
getah bening, tetapi hanya pada satu sisi diafragma, serta pada seluruh dada atau
perut.
7
c.
Stadium III : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjar
getah bening, serta pada dada dan perut.
d.
H. KOMPLIKASI
a. Akibat langsung penyakitnya
Penekanan terhadap organ khususnya jalan nafas, usus dan saraf
Mudah terjadi infeksi, bisa fatal
b. Akibat efek samping pengobatan
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik : ada tumor sistem limfoid, febris keringat
malam, penurunan berat badan, limfadenopati dann hepatosplenomegali
b. Pemeriksaan laboratorium : Hb, leukosit, LED, hapusan darah, faal hepar, faal
ginjal, LDH.
c. Limfografi, IVP, Arteriografi. Foto organ yang diserang, bone scan, CT scan,
biopsi sunsum tulang, biopsi hepar, USG, endoskopi
d. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan histopatologi.
Untuk LH memakai krioteria lukes dan butler (4 jenis). Untuk LNH memakai
kriteria internasional working formulation (IWF) menjadi derajat keganasan
rendah, sedang dan tinggi
e. Stadium ditentukan menurut kriteria Ann Arbor (I, II, III, IV, A, B, E)
f. Ada 2 macam stage : Clinical stage dan pathological stage
J. PENATALAKSANAAN
1
Therapy Medik
Konsultasi dengan ahli onkology medik ( di RS type A dan B)
Limfoma non hodkin derajat keganasan rendah (IWF)
Bila ada keluhan dapat diberi obat tunggal siklofosfamide dengan dosis
Untuk stadium I A, IE, IIA diberi therapy medik sebagai therapy anjuran
: Cyclofosfamide
: hydroxo epirubicin
50 mg/ m 2 iv hari I
: Oncovin
: Prednison
60 mg/m 2 po hari ke 1 5
Pengkajian Keperawatan
Gejala pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, tidak terasa
nyeri, mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha). Pembesaran
kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan, demam, keringat
malam. Hal ini dapat segera dicurigai sebagai Limfoma. Namun tidak semua
benjolan yang terjadi di sistem limfatik merupakan Limfoma. Bisa saja benjolan
tersebut hasil perlawanan kelenjar limfa dengan sejenis virus atau mungkin
tuberkulosis limfa.
Pada pengkajian data yang dapat ditemukan pada pasien Limfoma antara lain :
a. Data subyektif
Badan lemah
b. Data Obyektif
Timbul benjolan yang kenyal, mudah digerakkan pada leher, ketiak atau
pangkal paha
Wajah pucat
Diagnosa Keperawatan
a. Resiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi dan malnutrisi
b. Hipertermi berhubungan dengan tak efektifnya termoregulasi sekunder
terhadap inflamasi
c. Nyeri berhubungan dengan interupsi sel saraf
d. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan sistem
transport oksigen terhadap perdaharan
e. Gangguan integritas kulit/ jaringan berhubungan dengan massa tumor
mendesak ke jaringan luar
f. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen,
malnutrisi, kelelahan.
g. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi
zat gizi.
h. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan intake yang
kurang
i. Perubahan kenyamanan berhubungan dengan mual, muntah
10
Intervensi Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan tak efektifnya termoregulasi sekunder
terhadap inflamasi
Tujuan : suhu badan dalam batas normal ( 36 37,5C)
Intervensi :
Berikan kompres hangat pada dahi, aksila, perut dan lipatan paha.
Rasional : kompres dapat membantu menurunkan suhu tubuh pasien
secara konduksi.
antipiretik
akan
menghambat
pelepasan
panas
oleh
hipotalamus.
b. Nyeri berhubungan dengan interupsi sel saraf
Tujuan : nyeri berkurang
Intervensi :
Tentukan karakteristik dan lokasi nyeri, perhatikan isyarat verbal dan non
verbal setiap 6 jam
11
relaksasi
mengurangi
ketegangan
otot-otot
sehingga
Intervensi :
Evaluasi
respon
pasien
terhadap
aktivitas,
peningkatan
13
Pathway
Limfoma non
Virus
Peternak,
pekerja tani
Merokok
Sinar UV
Mutasi
Radiasi
Paparan
herbisida &
pelarut
Bahan
Perubahan genetik
Keganasan limfosit T
Sel Reedberg / sel
LImfoma Hodgin
Pembesaran
kelenjar getah
bening
Dad
a
Penumpukan
cairan di
paru
Efusi pleura
Perut
Pembengkak
anwajah
nafsu
Anoreksia
Gg. citra
Gg. pola
nafas
Usus
halus
Malabsorpsi
Kerusakan
Diare
integritas kulit
Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Kulit
14
Daerah
kehitaman,
menebal, gatal
Perut
kembung
dan nyeri
Gg. Rasa
nyaman : Nyeri
Sumsum
tulang
Pembentuka
n antibody
Penghancura
n sel darah
merah
Gg.
Anemia
perfusi
Risiko
infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer, Triyanti Kuspuji, dkk. 2001. Kapita selekta kedoktern. Jakarta.
Marilynn E.Doenges, Moorhouse Mary Frances, dkk. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan. EGC. Jakarta.
Setiawan, Lyana. 2002. Kapita Selekta Hematologi. EGC. Jakarta.
Sylvia A.price, wilson Lorraine M. 2006. Patofisiologi. EGC. Jakarta.
15