Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB IV
TEORI DASAR DAN PEMBAHASAN
4.1
Teori Dasar
4.1.1
Definisi Pompa
Pompa adalah mesin fluida dimana tenaga luar diberikan dari poros
penggerak (motor driven) digunakan untuk memberikan gaya pada fluida yang
dipompa dalam bentuk tenaga potensial dan tenaga kinetis, sehingga
memungkinkan fluida mengalir dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pompa juga
dapat juga berupa Mesin fluida yang berfungsi memindahkan fluida ke tempat lain
karena adanya perbedaan tekanan. Klasifikasi pompa secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement
pump) dan pompa kerja dinamis (non positive displacement pump).
a. Positive Displacement Pump (Pompa langkah Positif)
Adalah unit pompa yang dalam kerjanya terutama untuk menghasilkan
Static head atau energi potensial dari fluida yang dipompakan. Di dalam tiap
cycle kerjanya, memberikan volume fluida tetap tanpa memandang tahanan
yang diberikan selama masih memenuhi kapasitas unit dan tenaga penggerak
yang tersedia. Pada Pompa Positive Displacement, bila saluran discharge
(pengeluaran) ditutup saat beroperasi, maka tekanan di dalam pompa akan
naik sampai batas maximum yang dapat dicapai. Maka hal itu dapat
menyebabkan kerusakan (pecahnya) unit/casing pompa.
31
4.1.2
Pompa Centrifugal
Prinsip kerja Pompa Centrifugal ini adalah energy penggerak dari luar
diberikan pada poros untuk menggerakkan Impeller. Impeller memutar fluida yang
masuk kedalam pompa, sehingga energy tekanan dan energy kinetic fluida
bertambah. Fluida terlempar ke luar akibat gaya centrifugal yang ditimbulkan
32
impeller. Fluida yang keluar dari impeller ditampung oleh saluran berbentuk
volute/spiral di keliling impeller dan dialirkan keluar melalui diffuser/vane.
Didalam Difuser ini sebagian energy kecepatan akan diubah menjadi energy
tekanan.
beroperasi pada putaran tinggi, lebih ringan dan biaya instalasi ringan, harga dan
biaya perawatan murah.
A. Bagian bagian pompa centrifugal
Secara umum bagian bagian utama pompa centrifugal dapat dilihat seperti
gambar berikut :
33
34
35
yang keluar dari impeller akan tegak lurus poros pompa (arah radial).
36
c.
37
c. Impeller terbuka
Impeller jenis ini tidak ada dindingnya di depan maupun di belakang.
Bagian belakang ada sedikit dinding yang disisakan untuk memperkuat
sudu. Jenis ini banyak digunakan untuk pemompaan zat cair yang banyak
mengandung kotoran.
4.1.3
Sistem Pendingin
Selain komponen utama, PLTA memiliki komponen-komponen pendukung
yang mempunyai peranan penting, salah satunya ialah system air pendingin. Air
pendingin digunakan untuk menjaga temperatur komponen-komponen utama
38
khususnya pada rotary equipment, sebab over heat pada suatu alat akan
menyebabkan penurunan performa dari alat tersebut. Pada PLTA, system air
pendingin digunakan untuk mendinginkan udara pada generator (air cooler). Panas
yang terjadi merupakan bentuk transformasi dari rugi pada inti ataupun pada belitan
stator dan rotor. Panas yang terjadi akan mempengaruhi terhadap kemampuan
generator dalam menghasilkan energi listrik dan jika dibiarkan terus-menerus
hingga temperature outlet >48oC maka unit akan trip.
Selain pada generator, sistem pendingin digunakan pada turbine bearing,
upper bearing, thrust and lower bearing. Panas yang timbul pada bearing tersebut
akibat adanya gesekan antara turbine bearing dengan poros turbin.
39
40
60 % s/d 100 %. Jika flow air tidak terpenuhi pada saat unit sudah running
maka akan memberikan sinyal alarm gangguan.
4.1.5
ruang generator. Radial fan yang terpasang pada rotor akan mendorong udara pada
stator menuju ke air pendingin. Pada water cooler udara panas dari stator akan
diserap oleh air yang mengalir pada pipa-pipa kecil (tube), sehingga udara yang
keluar dari water cooler/outlet menjadi dingin. Selanjutnya udara yang telah dingin
tersebut akan kembali bersikulasi masuk ke rotor generator, begitu seterusnya
hingga udara di dalam generator tetap terjaga temperaturnya.
41
konveksi, dan ketika panas udara tersebut diserap oleh fin-fin alumunium maka
pada daerah fin tersebut terjadi konduksi.
Pada saat unit start maka flow air pendingin harus memenuhi 60% batas flow
yang telah ditetapkan. Main Water Supply Pump dari Draft Tube. Setelah dipompa
menggunakan MWSP, air akan disaring oleh Main Water Supply Strainer (MWSS).
Tujuan air disaring agar besih dari kotoran sehingga tidak mengganggu aliran air
pendingin, selain itu agar tidak mengganggu proses penyerapan panas pada media
yang didinginkan. MWSS bekerja secara otomatis 12 jam sekali atau dapat juga di
setting sesuai kebutuhan dengan batas range 24 jam
42
a. Upper Bearing
Sirkulasi air pendingin digunakan untuk mendinginkan oli yang ada pada
upper bearing dengan temperature normalnya adalah <60.
43
Cooler
Kapasitas
Upper Bearing
300 l/ min
Generator A/C
12.500 l/ min
Turbin Bearing
260 l/ min
44
4.2
Pembahasan
4.2.1
: PUMP
Pabrikan
Tipe
: Centrifugal Pump
Putaran
: 1470 rpm
Debit
: 18 m3/menit
Head
: 35 m
Nama Alat
Pabrikan
: TOSHIBA
45
46
alat
dilakukan
secara
perlahan
sehingga
dapat
47
b. Matikan tombol start dan sekali atau dua kali untuk 'pastikan pompa
beroperasi normal. Jika tidak ada kerusakan, pompa dapat ditempatkan terus
beroperasi.
c. Katup pembuangan bertahap terbuka dan diatur untuk titik operasi yang
ditentukan.
d. Periksa setiap bagian dari pompa dan pengendali seperti arus, tegangan,
pelumasan pada setiap bagian, putaran yang bising, getaran, tekanan masuk
dan keluar dll.
e. Cek kembali pompa dan pengendali 30 sampai 60 menit setelah start.
f. Selama operasi berhenti, perlahan tutup katup pembuangan sebelum
mematikan penggerak utama.
g. Jika pasokan air eksternal digunakan. Sepenuhnya menutup katup.
3.
B. Maintenance (Perawatan)
Dalam rangka mempertahankan kondisi operasi terbaik untuk pompa
pemeliharaan dan pemeriksaan berikut harus disediakan. Pengukur tekanan dan
pelumas grease harus ditutup kecuali ketika sedang operasi. Hal ini akan mencegah
kerusakan alat.
48
1.
CBG40
CBG50
CBG60
CBG70
CBG80
CBG90
18cc
22cc
38cc
48cc
60cc
82cc
4300 hrs 4300 hrs 4300 hrs 4300 hrs 4300 hrs 4300 hrs
50cc
60cc
110cc
140cc
180cc
245cc
b. Oli
Gunakan oli pelumas ISO VG-56 (JIS K2213 oil turbine = 140). Ganti oli
300 jam setelah operasi. Penggantian berikutnya harus 3 bulan, atau sesuai
kebutuhan dan kondisi oli sendiri.
2.
Suhu pada casing bearing tidak boleh dari suhu ruangan ditambah 40oC atau
80oC. Jika suhu tersebut melebihi standarnya, matikan operasi dan periksa.
3.
Starting frequency
49
4.
11 kW-22 kW
Higher than 26 kW
Tekanan, arus, getaran, suara dll, yang berbeda jauh dari normal adalah gejala
trouble. Lakukan tindakan perbaikan segera. Untuk tujuan ini, disarankan
bahwa catatan disimpan.
5.
6.
Putar poros pompa dengan tangan sekali setiap minggu jika pompa dihentikan
untuk waktu yang lama.Periksa tingkat minyak pelumas sebelum memulai
operasi setelah berhenti lama.
7.
8.
Bagian Consumable
Tabel 4.3 Consumable Parts
Bagian
Gland Packing
Shaft Coupling rubber
Bearing
Gaskets
Shaft Sleeve
Oil Seal
4.2.3
Alasan Penggantian
Frekuensi penggantian
Setiap 6 bulan
Setiap tahun
Setiap 2 - 3 tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
Permasalahan MWSP
Permasalahan yang sering terjadi pada MWSP sendiri yaitu bermasalah pada
bearing dan kebocoran pipa. Pada Main Water Supply Pump (MWSP) unit 4A saat
melakukan Preventive maintenance dengan mengecek temperature MWSP dengan
50
Bearing merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah
poros, agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan.
Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya
bekerja dengan baik. Jenis Bearing pompa sisi luar MWSP ini termasuk jenis SKF
6216, dimana tipe tersebut bearing jenis single row deep groove ball bearings,
dengan beban ringan dan diameter dalam 80 mm.
51
Ball bearing ini yang paling umum digunakan karena cukup simple tapi gerak
putarnya efektif serta dapat menghandle baik beban putar (radial load) ataupun
beban tekan dari samping (thrust load). Tetapi hanya dipakai untuk aplikasi yang
bebannya tidak terlalu berat. Pada ball bearing beban transfer dari bagian luar (outer
race) kedalam rangkaian bola-bola dalam, lalu kebagian dalam (inner race), karena
bentuk bola adalah bulat, maka kontak antara inner race dan outer race sangat
minim sehingga putarannya sangat lembut.
Jika hal ini terus dibiarkan tanpa ada penyelesaian, bisa dipastikan masalah
ini akan menjalar ke seluruh bagian pompa, sehingga mengakibatkan pompa rusak
sepenuhnya, dan hal ini akan berdampak kepada unit 4 UBP Saguling bisa menjadi
trip/ rusak (gagal operasi). Berikut data yang yang menunjukkan bearing pompa sisi
luar panas dengan menggunakan camera Thermal.
52
53
Bisa kita liat sendiri, dengan menggunakan Camera Thermal kita dapat
melihat temperature pada bearing pompa sisi luar menunjukkan bearing pompa
54
berada pada temperature 75oc, dimana suhu ini merupakan suhu abnormal. Ada
beberapa kemungkinan penyebab dari panas yang berlebih (overheating) dari
bearing pompa sisi luar tersebut. Dikarenakan sampai laporan ini diselesaikan,
kondisi MWSP 4A ini masih mengalami panas yang berlebih, maka penulis
membuat suatu analisa.
Dalam hal ini penulis menggunakan Root Cause Failure Analysis (RCFA)
dengan konsep Ishikawa atau Fishbone Diagram (diagram tulang ikan). Konsep
Ishikawa diagram ini digunakan untuk menentukan akar penyebab dari kerusakankerusakan yang terjadi, dikatakan tulang ikan karena bentuk diagramnya mirip
bentuk tulang ikan, seperti gambar dibawah ini :
55
4.2.4
56
Bisa dilihat pada gambar 4.22, ada beberapa kemungkinan yang terjadi
sehingga bearing pompa sisi bagian luar mengalami panas berlebih (overheat).
Berikut rangkuman permasalahan bearing pompa sisi bagian luar MWSP
mengalami panas berlebih (overheat).
57
Explain
Root Cause ?
Grease
Jenis Grease
Volume Grease
secara berkala.
Jika terlalu longgar, cincin dalam / luar yang
berputar menimbulkan gesekan dengan
Cara Pemasangan Bearing
Jenis Bearing
Dari hasil fishbone diagram / Ishikawa Diagram diatas, dapat ditemukan akar
permasalahan dari panas berlebih yang terjadi pada bearing pompa sisi bagian luar.
Ada beberapa kemungkinan indikasi penyebabnya:
58
59
gesekan pada saat berputar dan berpotensi menimnulkan panas yang berlebih
dari bearing.
60
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Setelah melaksanakan kerja magang ini, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal,
diantaranya :
a. Main water supply pump merupakan pompa jenis sentrifugal yang termasuk
komponen utama dari system pendingin yang digunakan untuk memompa air dari
draft tube sebagai pendingin udara.
b. Tiap unit pembangkit di UBP Saguling ini terdiri dari 2 buah pompa MWSP yang
bekerja secara bergantian. Apabila pada saat operasi primary pump trip maka
stand by pump akan bekerja untuk menggantikan tugas dari primary pump. Jika
kedua pompa trip maka unit juga akan trip.
c. Permasalahan yang terjadi pada Main Water Supply Pump unit 4A ini yaitu panas
berlebih yang terjadi pada Bearing pompa sisi bagian luar yang mencapai 75oc,
dimana standar suhu berkisar 40oc-60oc.
d. Dengan menggunakan RCFA Root Cause Failure Analysis metode yang
digunakan yaitu Fishbone Diagram atau Ishikawa Diagram, penulis dapat
menentukan sebab-akibat dari permasalahan yang terjadi MWSP unit 4A UBP
Saguling ini.
e. Ada beberapa penyebab panas berlebih yang terjadi pada bearing pompa sisi
bagian luar tersebut, diantaranya
61
f. Namun menurut penulis penyebab utama panas bearing pompa sisi bagian luar
MWSP ini berasal dari Shaft (poros) yang bermasalah yang dikarenakan poros
mengalami misalignment (tidak sejajar) dimana kedudukan poros pompa dan
penggeraknya tidak lurus, bearing akan mengalami vibrasi tinggi. Pemasangan
yang tidak sejajar tersebut akan menimbulkan guncangan dan gesekan pada saat
berputar dan berpotensi menimnulkan panas yang berlebih dari bearing.
62
5.2
Saran
Setelah menganalisa dan menarik kesimpulan, penulis memberikan beberapa saran,
antara lain:
a. Agar sering dilakukan pengecekan terhadap komponen-komponen UBP
Saguling.
b. Penggantian jenis bearing mungkin saja dapat mengurangi panas yang timbul
serta ketepatan dan toleransi yang diizinkan harus benar.
c. Melakukan alignment ulang pada poros secara presisi dengan menggunakan
system reverse dial indicator atau dengan laser alignment.
d. Jika memungkinkan, penggantian poros (shaft) dapat dilakukan.
63
DAFTAR PUSTAKA