Você está na página 1de 4

Topik : Manusia Sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi Bermoral

Kelas : VII SMP


MP

: Ekonomi
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN
EKONOMI YANG BERMORAL
(Oleh : Diaz Sumantri, S.Pd)
Manusia, ketika kita mendengar kata tersebut terpikir dalam benak kita bahwa ia

adalah makhluk ciptaan

Tuhan yang paling sempurna, karena diberikan akal dan

pikiran yang lebih dari makhluk lainnya di permukaan bumi, namun kesempurnaannya
itu tak lengkap rasanya jikalau akal dan pikirannya tersebut tidak digunakan untuk
berbagi dengan sesama manusia yang lain lewat komunikasi dan hubungan yang baik,
mengapa demikian? Karena antara manusia yang satu dengan manusia yang lain yang
berjumlah kurang lebih 6 miliyar jiwa, terhubung dalam suatu jaringan saling
membutuhkan, saling melengkapi dan saling mempengaruhi satu sama lainnya yang
menjadikan kehidupan di bumi penuh warna dan penuh nuansa indah.
Dimulai dengan starting point setiap manusia memiliki kebutuhan yang berbeda,
karena perbedaan itulah manusia dengan akalnya mulai berfikir untuk bagaimana
memenuhi kebutuhanya. Kemudian sekata demi sekata manusia memulai komunikasi
menjalin interaksi (hubungan) awal dengan manusia yang lainnya, melakukan
pertukaran untuk melengkapi kebutuhan hidup mereka, memberi, menerima, terus
demikian hingga jaring-jaring kehidupan mulai membentuk suatu dinamika.
Pemaparan di atas merupakan gambaran tentang posisi manusia sebagai
makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, selalu membutuhkan orang lain dan saling
berhubungan satu samalainnya, oleh karena itu Aristoteles, seorang filsuf dari Yunani,
menyebut manusia sebagai

zoon politicon, yang artinya manusia diciptakan untuk

hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan sesamannya. Bentuk interaksi manusia


sangat beranekaragam mulai dari berbicara, berjabat tangan, bertanya, bekerja sama,
berdiskusi, tertawa bersama dalam suatu acara hingga menangis bersama ketika ada
orang lain yang terkena musibah. Interaksi tersebut dilakukan secara langsung maupun
menggunakan alat komunikasi, seperti telepon rumah, handphone maupun surat.

Mengapa manusia perlu berhubungan dengan manusia lain? Seperti yang telah
dijelaskan di atas, hal yang mendasari hubungan ini berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan manusia yang beranekaragam. Hampir dalam setiap kegiatannya, manusia
selalu melibatkan orang lain.
Dan dalam hubungannya dengan sesama manusia, manusia selalu berpikir
tentang upaya untuk memenuhi kebutuhannya semaksimal mungkin dengan sumber
daya yang tersedia melalui berbagai kegiatan ekonomi yang mereka lakukan seperti
dalam bidang pertanian, perternakan, perikanan, perkebunan, industri, perdagangan dan
sektor jasa, oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk ekonomi.
Mari sejenak kita renungkan, buka jendela pikiran kita dan tengoklah di
sekeliling kita, dan pikirkan, berapa banyak orang yang terlibat dalam pemenuhan
kebutuhan makanan kita sehari-hari dan bagaimana roda ekonomi berputar. Misalkan
dalam satu kali kita makan nasi bungkus yang harganya Rp. 10.000 dengan menu Nasi,
Tahu/Tempe, Ayam Goreng, Ikan Asin dan Lalapan yang dijual di Kantin sekolah, mari
kita hitung orang yang terlibat didalamnya:
1. Petani Padi
Nasi yang kita makan berasal dari jerih payah petani selama kurang lebih 4-6 bulan
ia menggarap sawahnya, kemudian butiran padi yang dihasilkan digiling dalam
mesin untuk memisahkan beras dengan ampasnya.
2. Petani Kedelai dan pekerja di Pabrik Tahu/Tempe
Makanan favorit kita yaitu tahu tempe, tidak tersaji secara sendirinya melainkan dari
suatu tahapan proses yang cukup panjang mulai dari kedelai yang dihasilkan dari
pertanian, kemudian di proses di pabrik oleh pekerja, hingga menjadi tahu dan
tempe yang siap dipasarkan.
3. Peternak Ayam, dengan rajin dan sabarnya para peternak ayam memilihara dan
merawat ayam dari telur hingga siap untuk di potong dan diolah sebagai lauk pauk
4. Nelayan, berjuang dengan gigih menantang gelombang untuk mencari tangkapan
ikan sebagai lauk pauk yang kita santap sehari-hari.
5. Pedagang Pasar
Pedagang pasar merupakan agen distributor untuk memasarkan berbagai hasil
produksi, misalnya produksi pertanian berupa rempah-rempah dan bumbu-bumbu
masak yang dapat digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga untuk melengkapi
masakannya

6. Ibu Kantin, Kantin dengan keahliannya dalam memasak mengkombinasikan bahanbahan yang telah dihasilkan oleh pihak-pihak sebelumnnya menjadi masakan yang
bernilai lebih tinggi untuk disajikan kepada konsumen.
Itulah diantara beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan makan kita seharihari, bahkan masih banyak pihak-pihak yang ikut terlibat dalam dinamika itu. Sehingga
dapat dikatakan pula bahwa dalam satu kali makan, kita memerlukan pihak lain bahkan
karenannya kegiatan konsumsi kita mampu menggerakan roda perekonomian yang
sangat luar biasa. Jadi, jelaslah bahwa manusia selalu membutuhkan dan berhubungan
dengan orang lain, serta dalam memenuhi kebutuhannya manusia selalu berupaya
semaksimal mungkin untuk memenuhinya dengan sumber daya yang tersedia melalui
berbagai kegiatan ekonomi.
Berbicara tentang pemenuhan kebutuhan semaksimal mungkin, hal ini perlu
digaris bawahi, bukan berarti untuk memenuhi kebutuhan semua hutan harus ditebang,
semua lahan harus dijadikan industri, semua barang tambang harus dieksploitasi besarbesaran. Sebagai makhluk ekonomi yang bermoral pemanfaatan sumberdaya harus
mengindahkan nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat dan lingkungan alam sekitar
kita, seperti contoh untuk memanfaatkan kayu dihutan sebagai bahan industri mebel
tidak perlu kayu kita tebang semua, gunakan lah sistem tebang pilih dan setelah itu
tanamilah kembali hutan tersebut, agar apa?, agar hutan dapat tetap terjaga, kegiatan
ekonomi dalam hal ini industri mebel dapat tetap berjalan, dan masyarakat setempat
dapat terhindar dari bencana banjir dan tanah longsor, dan kita dapat duduk dengan
nyaman sambil menikmati nasi bungkus buatan ibu kantin sekolah.
Dari paparan di atas, sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral,
hendaknya kita mengambil peran sebagai berikut:
1. Melakukan hubungan baik dengan

sesama manusia, menghormati, menghargai

hasil karya orang lain, bersikap kasih sayang, sikap menolong tanpa pamrih dan
tidak membeda-bedakan orang berdasarkan suku bangsa, agama, maupun ras,
karena kita terhubung dalam suatu sistem jaringan yang sangat kompleks tatana
kehidupan saling membutuhkan antar sesama manusia.
2. Hubungan baik itu pun harus tercermin dalam harmonisasi manusia dengan
tumbuhan, manusia dengan hewan bahkan manusia dengan lingkungan alam.

3. Dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk kegiatan ekonomi, hendaknya kita

memperhatikan nilai-nilai dan norma-norma sosial, tidak merugikan orang lain,


menggunakan sumber daya alam secara efektif dan efisien, serta memperhatikan
kelestarian lingkungan sekitar, agar sumberdaya alam tetap terjaga hingga generasi
yang akan datang.

Você também pode gostar