Você está na página 1de 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran,berat dan volume tubuh.
Pertumbuhan bersifat kuantitatif, artinya dapat diukur perubahannya. Contoh faktor yang
dapat digunakan untuk mengetahui pertumbuhan adalah pengukuran berat badan dan
tinggi badan.
Pada umumnya setiap penderita baru harus diukur tinggi badan dan ditimbang
berat badannya.Sebaiknya hal ini kita lakukan kalau keadaan penderita memang
mengizinkan, pada waktu penderita masuk rumah sakit.Jika tidak, kita lakukan begitu
keadaan penderita memungkinkan untuk kita ukur dan timbang.
Kadang-kadang ada penderita yang secara teratur harus ditimbang berat
badannya.Juga terdapat bahwa dokter yang mengobati dan merawat penderita yang
bersangkutan, dalam hubungan dengan pemberian suatu obat atau dalam hubungan
dengan suatu pemeriksaan atau pengobatan dan perawatan yang dilakukannya, merasa
perlu untuk mengetahui tinggi dan berat penderita yang sedang ditanganinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian berat dan tinggi badan?
2. Apa saja kah alat-alat yang digunakan untuk mengukur berat dan tinggi badan?
3. Apa faktor-faktor yang mempegaruhi berat badan dan tinggi badan?
4. Bagaimana cara mengukurberat badan dan tinggi badan?
5. Apa saja kah kelainan-kelainan pada berat badan dan tinggi badan?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian berat dan tinggi badan.
2. Mengetahui alat-alat yang digunakan untuk mengukur berat dan tinggi badan.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi berat badan dan tinggi badan.
4. Mengetahui cara mengukur berat badan dan tinggi badan.
5. Mengetahui kelainan-kelainan pada berat badan dan tinggi badan.
D. Pengumpulan Data

Pengumpulan

data

dilakukan

dengan

cara

menggali

sumber-sumber

pengetahuan melalui buku-buku dan browsing atau telusur internet yang berkaitan dengan
berat badan dan tinggi badan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Berat Badan dan Tinggi Badan


Tingkat kesehatan umum seseorang dapat dicerminkan melalui perbandingan
tinggi badan dan berat badan sesuai dengan ukuran normalnya .Pengukuran berat badan
merupakan tindakan rutin pada saat skrining kesehatan dan kunjungan ke praktik dokter
atau klinik.Kedua pengukuran tersebut merupakan rutinitas yang dilakukan pada saat
klien masuk ke lingkungan layanan kesehatan.Perawat mengukur berat badan dan tinggi
badan bayi dan anak-anak untuk mengkaji pertumbuhan dan perkembangan.Pada lansia,
tinggi badan dan berat badan yang dikaitkan dengan pengkajian nutrisi merupakan hal
penting dalam menentukan penyebab dan pengobatan kronik, serta dalam mengkaji lansia
yang mengalami kesulitan makan dan aktivitas fungsional lainnya.Perawat harus mencari
kecenderungan menyeluruh dalam perubahan tinggi badan dan berat badan.
1. Berat Badan
Berat badan klien normalnya bervariasi setiap hari karena kehilangan atau
retensi cairan.Penambahan berat badan yang progresif dapat terjadi selama
kehamilan.Kecenderungan menurun pada berat badan lansia yang rentan dapat
mengindikasikan reduksi serius cadangan makanan.Pengkajian ini menskrining
adanya perubahan berat badan yang abnormal.Riwayat keperawatan dapat
membantu memfokuskan pada kemungkinan penyebab perubahan berat badan
tersebut.Sebelum melakukan pengukuran, perawat menanyakan pada klien tinggi
badan dan berat badan yang terstandardisasi dapat membantu mengungkapkan
berat badan normal yang diharapkan untuk klien dengan tinggi badan tertentu.
Penambahan berat badan 2,3 kg dalam sehari mengindikasikan masalah retensi
cairan. Jika klien mengalami penurunan berat badan lebih dari 5% dalam sebulan
atau 10% dalam enam bulan, maka ia mengalami penurunan berat badan yang
signifikan.
Klien harus ditimbang pada waktu yang sama dengan timbangan dan baju
yang sama. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan yang
objektif.Walaupun penimbangan berat badan merupakan hal yang rutin, namun
kecermatan harus dilakukan untuk memastikan keakuratan hasil pengukuran
karena keputusan medis dan keperawatan (misalnya penentuan jenis obat, dosis
obat, pengangkatan pemberian posisi) dibuat berdasarkan berat badan.

2. Tinggi Badan
Tinggi badan adalah mengukur tinggi badan dengan alat pengukur dari
ujung kepala sampai ujung kaki. Hal ini berhubungan dengan pertumbuhan yang
terbagi menjadi tiga tahap, yaitu: Pertama, dimulai dari bayi lahir hingga ia
berusia 3 tahun. Pada tahun pertama, pertambahan tinggi badan mencapai 1,5 kali
panjang lahir. Pada usia dua tahun, rata-rata anak tumbuh sebanyak 6-10 cm
pertahunnya.Tahap kedua, tahap anak-anak yang akan berakhir ketika anak
memasuki masa pubertas (usia 6-12 tahun). Penambahan tinggi anak mencapai 57 cm pertahunnya.Tahap terakhir, tahap pubertas (usia 12-18 tahun), ditandai
dengan percepatan dalam pertumbuhan karena pengaruh hormon seksual. Jika
tinggi anak berada pada atau melebihi 97/100, maka anak dapat dikatakan
memiliki perawakan tinggi.

B. Macam-macam alat pengukur berat badan dan tinggi badan


1. Berat Badan
a. Timbangan berdiri

b. Timbangan Tidur/ platform

Duduk

2. Tinggi Badan
Ada beberapa cara untuk mengukur tinggi badan, antara lain :
a. Dilakukan dengan berdiri
b. Dilakukan dengan timbangan platform
Gambar
a)

b)

c. Timbangan

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Berat dan Tinggi Badan


Beberapa yang mempengaruhi berat badan adalah salah satunya makanan
dan minuman. Dalam sehari kita membutuhkan gizi lengkap seperti
karbohidrat, lemak, protein,Vitamin dan mineral.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Tinggi Badan

Faktor genetik adalah elemen dasar penentu tinggi seseorang

Faktor yang harus diperhatikan sejak dalam kandungan, zat gizi yang
penting yaitu protein, lemak, vitamin (A dan D), mineral (zat besi,
kalsium, seng dan yodium)

Faktor hormon yang berkaitan dengan pertumbuhan, yaitu :


-

Hormon pertumbuhan berfungsi untuk merangsang


pertumbuhan tulang.

Hormon tiroid dibutuhkan untuk membantu melancarkan


proses metabolisme dalam tubuh

Hormon seks terdiri dari esterogen, progesteron dan


androgen bertugas dalam pematangan seksual

D. Cara Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan


1. Menimbang Berat Badan
Persiapan
Timbangan badan (berdiri, duduk, tidur).
Prosedur Pelaksanaan
Timbangan berdiri

Beritahu pasien

Tempatkan handuk kertas diatas timbangan

Beritahu pasien untuk memakai baju yang tidak tebal dan melepas
sandal (sepatu). Untuk memastikan pengukuran tinggi dan berat badan
yang akurat

Bantu pasien naik ketimbangan

Atur ratio berat

Untuk mengukur tinggi badan beritahu pasien untuk berdiri tegak


diatas timbangan

Bantu pasien turun dari timbangan

Kembalikan timbangan diposisi semula


Perhatian :

- Jika timbangan menggunakan roda maka kuncilah timbangan sebelum


pasien naik ketimbangan.
- Jika timbangan menggunakan display digital pastikan tandanya dinol.
Timbangan duduk (kursi)

Beritahu pasien

Bawa pasien kedekat timbangan

Kunci timbangan untuk mencegah timbangan bergerak

Tempatkan timbangan disamping tempat tidur/kursi roda pasien dengan


lengan kursi timbangan terbuka

Pindahkan pasien ketimbangan

Tutup lengan kursi timbangan kedepan dan kuncilah

Ukur berat pasien

Bukalah kunci lengan kursi timbangan dan pindahkan pasien ketempat


tidur atau kursi roda

Timbangan tidur (bed)

Beritahu pasien akan ditimbang dan jaga privacy pasien

Bawa pasien kedekat timbangan dan kunci roda timbangannya

Arahkan pasien disisi timbangan

Lepaskan kerangka pengaman

Rendahkan strecer terhadap matras

Angkat pasien ketimbangan

Ukur berat badan pasien

Kembalikan pasien keposisi semula

2. Mengukur Tinggi Badan


Persiapan
Pita ukur
Prosedur pelaksanaan

Beritahu pasien

Bantu pasien naik ketimbangan berdiri yang dilengkapi dengan alat ukur
tinggi badan

Beritahu pasien untuk menghadap ke perawat (saling berhadapan)

Beritahu pasien untuk berdiri tegak diatas timbangan

Mengukur tinggi badan pasien

Bantu pasien turun dari timbangan


Perhatian :
Untuk mengukur tinggi badan pada bayi dan orang yang tidak dapat
berdiri, misalnya pada pasien cidera/fraktur, maka pengukuran dilakukan
dengan posisi berbaring.

E. Kelainan yang Berhubungan Dengan Tinggi Badan


Kelainan yang Berhubungan dengan Berat Badan:

Marasmus adalah salah satu bentuk kekurangan gizi yang buruk paling sering
ditemui pada balita penyebabnya antara lain karena masukan makanan yang
sangat kurang, infeksi, pembawaan lahir, prematuritas, penyakit pada masa
neonatus serta kesehatan lingkungan.

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan.

Busung lapar adalah sebuahpenyakit yang diakibatkankekurangan proteinkronis


pada anak-anak yang sering disebabkan beberapa hal, antara lain anak tidak

cukup mendapat makanan bergizi, anak tidak mendapat asuhan gizi yang
memadai dan anak mungkin menderita infeksi penyakit.
Kelainan yang Berhubungan dengan Tinggi Badan:

Dwarfism (cebol) yaitu gangguan pertumbuhan akibat gangguan pada fungsi


hormone pertumbuhan / growth hormone. Gejalanya berupa badan pendek,
gemuk, muka dan suara imatur (tampak seperti anak kecil), pematangan tulang
yang terlambat, lipolisis (proses pemecahan lemak tubuh) yang berkurang,
peningkatan kolesterol total / LDL, dan hipoglikemia. Biasanya intelengensia / IQ
tetap normal kecuali sering terkena serangan hipoglikemia berat yang berulang.

Kretinisme yaitu perawakan pendek akibat kurangnya hormone tiroid dalam


tubuh. Hormone tiroid diproduksi oleh kelenjar tiroid (gondok) terutama sel
folikel tiroid

Manusia dikatakan berperawakan raksasa (gigantisme) apabila tinggi badan


mencapai dua meter atau lebih. Penyebab utama gigantisme adalah kelebihan
hormone pertumbuhan / growth hormone.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengukuran berat badan dan tinggi badan terhadap pasien dapat dilakukan
dengan beberapa cara tergantung dengan keadaan pasien tersebut. Cara-cara tersebut
antara lain dengan posisi berdiri, duduk dan tidur. Selanjutnya data-data dari hasil
pengukuran berat badan dan tinggi badan digunakan untuk mengetahui kondisi pasien.
Pengukuran berat badan dan tinggi badan mencerminkan tingkat kesehatan
umum.Kita dapat mengetahui berat badan orang bervariasi, hal itu diakibatkan resersi
cairan dan kekurangan cairan.Misalnya pada wanita hamil berat badan cenderung
meningkat dan tubuhnya juga ikut membesar.Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi
kesehatan ibu dan kandungan itu sendiri.
B. SARAN
Untuk memungkinkan perbandingan yang objektif dalam pengukuran berat
badan maka klien/pasien harus ditimbang pada waktu yang sama, dengan menggunakan
timbangan yang sama dan pakaian yang sama. Sedangkan dalam pengukuran tinggi badan
klien/pasien diminta untuk dapat berdiri tegak dengan postur yang baik dan pasien harus
melepas sepatu mereka. Apabila klien tidak mampu berdiri maka pengukuran tinggi
badan dapat dilakukan dengan cara membaringkan klien dalam posisi lurus dan diukur
dengan menggunakan meteran.
Usaha-usaha untuk menjaga berat badan:

Makan ala kadarnya. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak


mengandung lemak.

Lebih baik mengurangi makanan yang disediakan dan menghindari apabila


ada sisa makanan. Banyak ibu menambah berat badan mereka sebab mereka
tidak suka melihat makanan dibuang.

Makan dengan teratur. Makanan harus dikurangi sedikit, disediakan baik-baik


dan diatur dengan menarik di meja makan. Tidak ada alasan untuk tidak
menikmati makanan meskipun sekarang makanan kurang dari biasanya.

Jangan menahan lapar berlama-lama sebagai salah satu jalan diet.

Jangan lupa makan pagi. Hal ini akan menolong anda dalam pekerjaan
sepanjang hari, dan anda akan terhindar dari godaan makan gula-gula dan jajan
diantara waktu makan.

10

DAFTAR PUSTAKA

11

Você também pode gostar