Você está na página 1de 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1. Pengamatan Uji Resistensi Pada Cawan Petri
Identifikasi
Gambar

Uji Resistensi

100 mg/mL;75 mg/mL;50 mg/mL;25 mg/mL


Bakteri (sampel saus)
Karakteristik optik : Opaque

Mikroorganisme
Morfologi

Bentuk : Punctiform
Elevasi :Raised
Bentuk sel
Susunan sel
Gram positif

(+)

Bentuk tepian : Entire


Coccus
Streptococcus
Negatif (-)

atau negatif (-)


Diameter
zona

Konsentrasi 100 mg/mL : 2,89 cm

hambat

Konsentrasi 75 mg/mL : 2,68 cm


Konsentrasi 50 mg/mL : 2,64 cm

Konsentrasi 25 mg/mL : 2,45 cm


Keterangan : diameter paper disk = 0,5 cm
B. Analisis Data
Hasil yang kami dapatkan dari uji resistensi bakteri terhadap antibiotik adalah
sensitif, hal ini dapat dilihat dari zona inhibitor yang terbentuk. Dari data nampak
perbedaan besar zona hambat atau zona bening yang terbentuk sebagai respon
terhadap perbedaan pengenceran antibiotik. Dari data di atas dapat dilihat bahwa
besar pengenceran berbanding lurus dengan besarnya zona hambat yang terbentuk.
Semakin besar pengenceran maka akan semakin besar pula zona hambat yang
terbentuk.
C. Pembahasan
Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau
menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa

antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya


atau tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan
berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptic, sterilizer, sanitizer
dan sebagainya.
Praktikum kali ini bertujuan untuk menguji daya antimikroba dari antibiotik.
Antibiotik yang digunakan adalah penisilin 500 mg. Berdasarkan pengamatan yang
telah dilakukan pada bakteri sampel saus didapatkan hasil diameter zona hambat
yang berbeda-beda dari keempat konsentrasi yang berbeda. Zona hambat pada
daerah sekitar paper disk yang telah dicelupkan pada konsentrasi antibiotik yang
tinggi mempunyai zona hambat dalam yang tidak berwarna atau bening dimana
menandakan tidak ditumbuhi bakteri. Menurut Gaman, dkk (1992), bahwa metode
difusi agar dari prosedur Kirby-Bauer, sering digunakan untuk mengetahui sensitivitas
bakteri. Prinsip dari metode ini adalah penghambatan terhadap pertumbuhan
mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di sekitar
cakram kertas yang mengandung zat antibakteri. Diameter zona hambatan
pertumbuhan bakteri menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat antibakteri.
Selanjutnya dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona hambatan yang terbentuk
bakteri tersebut semakin sensitif. Hal ini senada dengan penyataan Jawelz (1995),
pada umumnya metode yang dipergunakan dalam uji sensitivitas bakteri adalah
metode Difusi Agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan
mikroorganisme oleh ekstrak yang diketahui dari daerah di sekitar kertas cakram
(paper

disk)

yang

tidak

ditumbuhi

oleh

mikroorganisme.

Zona

hambatan

pertumbuhan inilah yang menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap bahan anti


bakteri.
Data dan hasil pengamatan menunjukkan bahwa zona hambat pada
konsentrasi antibiotik yang tinggi lebih luas jika dibandingkan dengan konsentrasi
antibiotik yang rendah merupakan bahan antimikroba yang cocok untuk menghambat
pertumbuhan bakteri hampir menunjukkan. Zona bening tersebut terjadi karena
antimikroba akan mengakibatkan pembentukan cincin-cincin hambatan di dalam area
pertumbuhan bakteri yang padat sehingga tak ada bakteri yang tumbuh di dalam
cincin tersebut. Keampuhan suatu antimikroba dapat dilihat dari seberapa besar zona
bening yang terbentuk akibat berdifusinya zat antibiotika tersebut, Antimikroba yang
berbeda memiiki laju difusi yang berbeda pula, karena itu keampuhan antimikroba
satu sama lain tidak sama (Wilson 1982).
Bahan antimikroba berfungsi untuk mematikan, merusak, menghambat
pertumbuhan dari mikroba. Antimikroba bekerja dengan cara merusak dinding sel
atau merusak protein dari mikroba sehingga mikroba tersebut mati. Bahan

antimikroba bekerja dengan beberapa mekanisme yaitu membunuh dirinya sendiri,


mempertahankan hidupnya, dan melawan bakteri lain (Widjajanti 1996).
Dari data hasil praktikum didapatkan bahwa zona hambat pada tiap konsentrasi
mikroba berbeda-beda hal ini dikarenakan konsentrasi antibiotik yang tinggi dapat
membuat zona hambat yang lebih luas.

Você também pode gostar