Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DASAR TEORI
Sukandarrumidi, 2004
Gambar 3.1
Lapisan Batubara Bentuk Horse Back
3-1
b) Bentuk Pinch
Bentuk ini dicirikan oleh perlapisan yang menipis di bagian tengah.
Sukandarrumidi, 2004
Gambar 3.2
Lapisan Batubara Bentuk Pinch
c) Bentuk Clay Vein
Bentuk ini terjadi apabila di antara 2 bagian deposit batubara terdapat urat
lempung.
Sukandarrumidi, 2004
Gambar 3.3
Lapisan Batubara Bentuk Clay Vein
d) Bentuk Burried Hill
Bentuk ini terjadi apabila di daerah dimana batubara semula terbentuk
terdapat suatu kumulasi sehingga lapisan batubara seperti terintrusi
Sukandarrumidi, 2004
Gambar 3.4
Lapisan Batubara Bentuk Burried Hill
3-2
e) Bentuk Fault
Bentuk ini terjadi apabila di daerah dimana deposit batubara mengalami
beberapa seri patahan.
Sukandarrumidi, 2004
Gambar 3.5
Lapisan Batubara Bentuk Fault
f) Bentuk Fold
Bentuk ini terjadi apabila di daerah dimana deposit batubara mengalami
perlipatan.
Sukandarrumidi, 2004
Gambar 3.6
Lapisan Batubara Bentuk Fold
3.2.
diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumberdaya batubara ini dibagi dalam kelaskelas sumberdaya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang ditentukan secara
kualitatif oleh kondisi geologi/tingkat kompleksitas dan secara kuantitatif oleh
jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi cadangan apabila
setelah dilakukan kajian kelayakan dinyatakan layak.
Cadangan batubara adalah bagian dari sumberdaya batubara yang telah
diketahui dimensi, sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat
pengkajian kelayakan dinyatakan layak untuk ditambang.
3-3
3.3.
yang
memuat
batasan-batasan
alamiah
(aliran
sungai,
jalan,
3-4
3.4.
Perencanaan Tambang
Perencanaan adalah penentuan persyaratan teknik pencapaian sasaran
kegiatan serta urutan teknis pelaksanaan dalam berbagai macam anak kegiatan
yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan.
Perencanaan tambang berhubungan dengan waktu. Perencanaan tambang
meliputi pekerjaan membuat rancangan tambang dalam jangka waktu tertentu
secara aman dan menguntungkan serta menentukan tahapan penambangan
(Nurhakim, 2008 : 1).
Terdapat 3 faktor utama dalam proses perencanaan.
a. Faktor geologi dan alam : kondisi geologi, bentuk endapan, kondisi hidrologi,
topografi, dan karateristik metalurgi.
b. Faktor ekonomi : kadar, tonnase, nisbah pengupasan, kadar batas, biaya
operasi, biaya investasi, keuntungan yang diharapkan, tingkat produksi, dan
kondisi pasar.
c. Faktor teknologi : peralatan, kemiringan lereng penambangan, tinggi jenjang,
kemiringan jalan, batas kuasa pertambangan, dan batas penambangan.
Fungsi perencanaan secara umum antara lain :
a. Pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan dalam
mencapai tujuan.
b. Perkiraan terhadap masalah pelaksanaan, kemampuan, harapan, hambatan,
dan kegagalan yang mungkin terjadi.
c. Usaha untuk mengurangi ketidakpastian.
d. Kesempatan untuk memilih kemungkinan terbaik.
e. Penyusunan urutan kepentingan tujuan.
f.
g. Cara penggunaan dan penempatan sumber daya secara berdaya guna dan
berhasil guna (Nurhakim, 2008 : 3).
Tujuan dari pekerjaan perencanaan adalah :
a. Melaksanakan penambangan yang secara teknis sesuai dengan metode
kerja yang sitematis, ramah lingkungan, dan sesuai dengan kaidah-kaidah
kesehatan dan keselamatan kerja.
b. Mencapai sasaran produksi yang telah ditetapkan dengan efisiensi kerja yang
tinggi dan ongkos produksi yang semurah mungkin (Prodjosoemarto, 2004 :
13).
3-5
3.5.
penjadwalan
produksi
dan
material
buangan
(waste)
3-6
3-7
dapat dibuat untuk melihat detail dari penjadwalan produksi, kebutuhan alat serta
biaya (Arif dan Adisoma, 2002 : 3-4).
3.5.2. Dimensi Jenjang
Komponen dasar dalam penggalian di tambang terbuka adalah jenjang.
Bagian-bagian jenjang ditunjukkan pada Gambar 2.2. Tiap-tiap jenjang memiliki
permukaan bagian atas dan bagian bawah yang dipisahkanolehjarak H yang
disebutsebagaitinggijenjang. Permukaan sub-vertikal yang tersingkap disebut
sebagai muka jenjang (bench face). Semuanya itu digambarkan dengan kaki
lereng (toe), puncak (crest) dan sudut muka jenjang (face angle). Sudut muka
jenjang ini dapat bervariasi tergantung pada karakteristik batuan, orientasi
jenjang dan peledakan. Pada batuan keras, sudut ini bervariasi antara 55o 80o.
Permukaan jenjang yang tersingkap paling bawah disebut jenjang dasar
(bench floor). Lebar jenjang ini adalah jarak antara crest dan toe yang diukur
sepanjang permukaan jenjang bagian atas. Lebar bank adalah proyeksi
horizontal dari muka jenjang (gambar 3.8).
3-8
Impact zone
(m)
3.5
4.5
5.0
Berm Height
(m)
1.5
2
3
Berm Width
(m)
4
5.5
8
Minim. Bench
Width (m)
7.5
10
13
3.6.
Tahapan Penambangan
Tahapan penambangan (pushback) adalah bentuk-bentuk penambangan
3-9
3-10
3-11
Pengembangan Material
Yang dimaksud dengan pengembangan material adalah perubahan
3-12
untuk mengambil bahan galian yang berada di dalam bumi. Oleh karena itu,
diperlukan suatu area tertentu untuk membuang material tanah penutup tersebut
sehingga tidak menutupi area yang masih mengandung bahan galian yang
ekonomis. Tempat penimbunan dapat dibagi menjadi dua, yaitu waste
dump/disposal dan stockpile. Waste dump/disposal adalah daerah pada suatu
operasi tambang terbuka yang dijadikan tempat membuang material kadar
rendah dan/atau material bukan bijih. Material tersebut perlu digali dari pit demi
memperoleh bijih/material kadar tinggi, sedangkan stockpile digunakan untuk
menyimpan material yang akan digunakan pada saat yang akan datang.
Stockpile juga dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan bijih kadar rendah
yang dapat diproses pada saat yang akan datang maupun tanah penutup atau
tanah pucuk yang dapat digunakan untuk reklamasi.
Berdasarkan alasan sosiologis di masyarakat, banyak perusahaan
menjauhi nama waste dumps. Istilah yang dipakai adalah disposal area, waste
rock storage area, rock piles, dan lain-lain.
Disposal biasanya dibuat pada lubang-lubang bekas penambangan
ataupun bekas penambangan batubara, seperti yang terlihat pada gambar 3.12.
Ketika lubang tersebut telah penuh, maka permukaan dari disposal ini akan
ditutupi dengan lapisan tanah penutup (top soil) untuk dijadikan daerah
penghijauan. Sudah menjadi tanggung jawab tiap perusahaan penambangan
untuk melakukan penghijauan kembali setelah area penambangan ditutup. Oleh
karena itu, suatu area yang berupa lubang atau lereng bekas penambangan
harus disiapkan untuk menjadi disposal area.
3-13
Sudut kemiringan untuk suatu dump umumnya lebih landai dari pit.
Material pada umumnya tidak dapat ditumpuk setinggi kedalaman dari pit.
3-14