Você está na página 1de 28

AIR SUSU IBU DAN MENYUSUI

IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA


REKOMENDASI No.: 002/Rek/PP IDAI/XI/2010
tentang
Air Susu Ibu dan Menyusui

1. Dokter spesialis anak dan tenaga medis merekomendasikan ASI bagi semua bayi
yang tidak memiliki kontraindikasi medis serta memberikan edukasi mengenai
manfaat ASI dan menyusui.

Kontraindikasi medis yang dimaksud mengacu pada Panduan WHO 2009,


termuat pada bagian selanjutnya dari rekomendasi ini. Bila terdapat
kontraindikasi, maka harus ditelaah lebih lanjut, apakah kontraindikasi
tersebut bersifat sementara atau permanen. Bila kontraindikasi hanya bersifat
sementara, maka ibu dianjurkan memerah ASI untuk menjagai
kesinambungan produksi ASI. Bila menyusui langsung tidak memungkinkan,
maka dianjurkan memberikan ASI yang diperah.

Keputusan untuk tidak menyusui atau menghentikan menyusui sebelum


waktunya didasarkan pada pertimbangan bahwa risiko menyusui akan lebih
membahayakan dibanding manfaat yang akan didapatkan.

2. ASI eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI tanpa suplementasi makanan


maupun minuman lain, baik berupa air putih, jus, ataupun susu selain ASI.
Pemberian vitamin, mineral, dan obat-obatan diperbolehkan selama pemberian ASI
eksklusif.
3. Seluruh kebijakan yang memfasilitasi pemberian ASI/menyusui harus didukung.
Edukasi orang tua sejak kehamilan merupakan komponen penting penentu
keberhasilan menyusui. Dukungan dan semangat dari ayah dapat berperan besar
dalam membantu ibu menjalani proses inisiasi dan tahapan menyusui selanjutnya,
terutama saat terjadi masalah.

4. Bayi sehat diletakkan pada dada ibunya agar tercipta kontak kulit ke kulit segera
setelah persalinan sampai bayi mendapat ASI pertamanya. Bayi sehat dan siaga
mampu melakukan perlekatan tanpa bantuan dalam waktu satu jam pertama setelah
melahirkan.

Keringkan bayi, nilai skor Apgar, dan lakukan pemeriksaan fisis awal saat
bayi sedang kontak dengan ibunya.

Prosedur penimbangan, pengukuran, memandikan, pengambilan darah,


pemberian suntikan vitamin K, dan profilaksis mata dapat ditunda sampai
bayi mendapat ASI pertamanya.

Bayi yang terpengaruh oleh obat-obatan ibu mungkin membutuhkan bantuan


agar mampu melakukan perlekatan yang efektif.

5. Suplemen (air, air gula, susu formula, dan cairan lain) tidak diberikan pada bayi
kecuali atas permintaan dokter sesuai dengan indikasi medis.
6. Empeng/dot dihindari pada bayi yang menyusui. Rekomendasi ini tidak melarang
penggunaan empeng untuk tujuan nonnutritive sucking, oral training untuk bayi
prematur, dan bayi yang membutuhkan perawatan khusus.
7. Pada minggu-minggu pertama menyusui, bayi disusui sesering kemauan bayi. Ibu
menawarkan payudara apabila bayi menunjukkan tanda-tanda lapar seperti terjaga
terus, aktif, mouthing, atau rooting.

Penempatan ibu dan bayi dalam satu ruangan (rooming-in) sepanjang hari
sangat membantu keberhasilan menyusui.

Lamanya menyusui tergantung pada kehendak bayi. Payudara diberikan


bergantian kanan dan kiri pada awal menyusui, agar kedua payudara
mendapat stimulasi yang sama dan mendapat pengeringan yang sama.

Pada minggu-minggu pertama, bayi sebaiknya dibangunkan atau dirangsang


untuk menyusui maksimum setiap 3 jam.

8. Evaluasi keberhasilan menyusui selama dirawat dilakukan oleh tenaga kesehatan


sekurangnya dua kali sehari.

Hal yang dinilai meliputi posisi menyusui, perlekatan, dan transfer susu.

Kemajuan dan hambatan dalam proses menyusui selama bayi dirawat dicatat
di rekam medis

Edukasi ibu untuk mencatat waktu dan durasi setiap kali menyusui, demikian
juga dengan produksi urin dan tinja pada minggu-minggu pertama.

Setiap masalah yang ditemui segera dicarikan solusinya sebelum ibu dan
bayi meninggalkan rumah sakit.

9. Bayi yang telah pulang dari rumah sakit mendapat pemeriksaan tenaga kesehatan
pada usia 3-5 hari.

Dilakukan penilaian bayi yang mencakup pemeriksaan fisis, terutama untuk


mendeteksi ikterus (kuning) dan status hidrasi, pola berkemih dan defekasi,
begitu pula masalah payudara (nyeri, pembengkakan).

Teknik menyusui juga harus dinilai, meliputi posisi, perlekatan, dan transfer
susu. Penurunan berat badan lebih dari 7% berat lahir mengindikasikan
kemungkinan masalah menyusui dan harus dievaluasi lebih lanjut.

10. Bayi yang mendapat ASI diperiksa kesehatannya kembali pada usia 2-3 minggu
agar dapat dipantau pertambahan berat badan dan memberikan dukungan pada
periode awal menyusui ini.
11. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama cukup untuk mencapai tumbuh
kembang optimal.
12. Makanan pendamping ASI kaya besi diberikan secara bertahap mulai usia 6 bulan.
Bayi prematur, bayi dengan berat lahir rendah, dan bayi yang memiliki kelainan
hematologi tidak memiliki cadangan besi adekuat pada saat lahir umumnya
membutuhkan suplementasi besi sebelum usia 6 bulan, yang dapat diberikan
bersama dengan ASI eksklusif.
13. Kebutuhan dan perilaku makan setiap bayi adalah unik.

Pengenalan makanan pendamping sebelum usia 6 bulan tidak meningkatkan


asupan kalori maupun kecepatan pertumbuhan berat badan.

Selama 6 bulan pertama, bayi yang mendapat ASI tidak membutuhkan air
putih maupun jus buah, bahkan dalam cuaca panas sekalipun. Pemberikan

minuman atau makanan selain ASI berisiko mengandung kontaminan atau


alergen.

Pemanjangan durasi menyusui bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan


dan perkembangan bayi.

Bayi yang telah disapih sebelum usia 12 bulan tidak menerima susu sapi,
tetapi harus mendapat formula bayi yang difortifikasi zat besi.

14. Semua bayi yang mendapat ASI mendapat injeksi vitamin K1 1 mg yang diberikan
setelah mendapat ASI pertamanya dalam kurun waktu 6 jam setelah lahir. Bila tidak
tersedia vitamin K1 injeksi, maka dapat diberikan vitamin K1 oral namun diulang
dalam kurun waktu 4 bulan.
15. Ibu dan bayi baru lahir berada dalam satu ruangan dan bayi berada dalam
jangkauan ibu selama 24 jam untuk memfasilitasi menyusui.
16. Bila ibu atau bayi dirawat di rumah sakit, diusahakan untuk menjaga kesinambungan
ASI, baik dengan menyusui langsung atau memberikan ASI yang diperah.
17. Durasi pemberian ASI eksklusif yang dianjurkan adalah selama enam bulan pertama
kehidupan untuk mencapat tumbuh kembang optimal. Setelah enam bulan, bayi
mendapat makanan pendamping yang adekuat sedangkan ASI dilanjutkan sampai
usia 24 bulan.
18. Bayi risiko tinggi :

Pemberian ASI direkomendasikan untuk bayi prematur dan bayi risiko tinggi
lain, baik secara langsung maupun pemberian ASI perah. Dukungan dan
edukasi untuk ibu mengenai menyusui dan teknik memerah ASI diberikan
sedini mungkin.

Kontak kulit ke kulit dan menyusui langsung dimulai sedini mungkin.

Sebagian besar bayi dengan berat lahir sangat rendah terindikasi mendapat
ASI yang difortifikasi. Di negara maju terdapat bank ASI. Air susu ibu yang
berasal dari bank ASI telah memenuhi persyaratan dan berasal dari donor
yang telah diksrining. ASI segar dari donor yang belum diskrining tidak
dianjurkan karena risiko transmisi kuman.

Kewaspadaan diperhatikan untuk bayi dengan defisiensi glukosa-6-fosfat


dehidrogenase (G6PD) karena rentan terhadap hemolisis, hiperbilirubinemia,
dan kernikterus. Ibu yang menyusui bayi dengan defisiensi atau tersangka
defisiensi G6PD harus menghindari obat yang dapat menginduksi hemolisis.

19. Keadaan bencana dan situasi darurat :

Air Susu Ibu (ASI) dengan daya perlindungan yang dimilikinya menjadi
sangat penting pada keadaan bencana atau situasi darurat.

Dalam situasi bencana, bayi yang tidak disusui mempunyai risiko tinggi
terkena penyakit, karena kurangnya air dan sanitasi, terhentinya persediaan
makanan, tempat tinggal yang tidak memadai, serta tidak adanya fasilitas
untuk memasak. Selain itu, tidak adanya dukungan dan pengetahuan tentang
bagaimana cara pemberian makan pada bayi dan anak dalam keadaan
darurat, ikut berkontribusi meningkatkan risiko timbulnya penyakit.

Pemberian susu formula pada keadaan bencana perlu memperhatikan


beberapa hal :
1. Pemberian susu formula dibawah pengawasan dan pemantauan
tenaga kesehatan terlatih.
2. Susu formula diberikan kepada bayi piatu dan bayi yang ibunya tidak
lagi dapat menyusui
3. Telah dilakukan penilaian terhadap status menyusui ibu dan relaktasi
tidak memungkinkan.
4. Ibu atau pengasuh bayi perlu diberi informasi memadai tentang cara
penyajian susu formula yang aman dan pemberian makan bayi yang
tepat.
5. Ada petunjuk yang jelas tentang cara penyajian susu formula dalam
bahasa yang dimengerti oleh masyarakat setempat dengan masa
kadaluwarsa minimal 1 tahun.
6. Susu kental manis dan susu cair tidak boleh diberikan kepada bayi
berumur kurang dari 12 bulan.

7. Menggunakan air dan alat yang bersih untuk menyiapkan susu dan
menyimpannya (bila sulit menyiapkan air bersih karena terbatasnya
bahan bakar, dapat menggunakan air dalam kemasan).
8. Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk
9. Promosi menyusui secara terus menerus untuk agar ibu yang masih
dapat menyusui tidak memberikan susu formula.

Industri susu formula tidak diperbolehkan mempromosikan produknya.

Referensi :
1. Lucas A, Prewett RB, Mitchell MD. Breastfeeding and plasma oxytocin
concentrations. Br Med J. 1980;281:834-5.
2. Beral V. Breast cancer and breastfeeding: collaborative reanalysis of individual data
from 47 epidemiological studies in 30 countries, including 50302 woman with breast
cancer and 96973 woman without the disease. Lancet. 2002;360:187-95.
3. Saadeh R, Benbouzid D. Breastfeeding and child spacing: importance of information
collection to public health policy. Bull World Health Organ. 1990;68:625-31.
4. Popkin BM, Adair L, Akin JS, Black R. Breastfeeding and diarrheal morbidity.
Pediatrics. 1990;86:874-82.
5. Howie PW, Forsyth JS, Ogston SA, Clark A, Florey CV. Protective effect of
breastfeeding against infection. BMJ. 1990;300:11-6.
6. Scariati PD, Grummer-Strawn LM, Fein SB. A longitudinal analysis of infant morbidity
and the extent of breastfeeding in the United States. Pediatrics. 1997;99:e5.
7. Kramer MS, Chalmers B, Hodnett ED, Sevkovskaya Z, Dzikovich I, Shapiro S, et al.
Promotion of breastfeeding intervention trial (PROBIT). JAMA. 2001;285:413-20.

8. Cesar JA, Victora CG, Barros FC, Santos IS, Flores JA. Impact of breastfeeding on
admission for pneumonia during postneonatal period in Brazil: nested case-control.
BMJ. 1999;318:1316-20.
9. Chantry CJ, Howard CR, Auinger P. Full breastfeeding duration and associated
decrease in respiratory tract infection in US children. Pediatrics. 2006;117:425-32.
10. Aniansson G, Alm B, Andersson B, Hakansson A. A prospective coherent study on
breasfeeding and otitis media in Swedish infants. Pediatr Inf Dis J. 1994;13:183-8.
11. Norris JM, Scott FN. A meta-analysis of infant diet and insulin-dependent diabetes
mellitus: do biases play a role? Epidemiology. 1996;7:87-92.
12. WHO collaborative study team on the role of breastfeeding in the prevention of infant
mortality. Effect of breastfeeding of infant and child mortality due to infections
disease in less developed countries: a pooled analysis. Lancet. 2000;355:451-5.
13. Bahl R, Frost C, Kirkwood BR, Edmund K, Martinez J, Bhandari K. Infant feeding
patterns and risks of death and hospitalization in the first half of infancy: multicentre
cohort study. Bull World Health Organ. 2005;83:418-26.
14. Kull I, Wickman M, Lilja G, Nordvall SL, Pershagen G. Breastfeeding and allergic
diseases in infants - a prospective birth cohort study. Arch Dis Child. 2002;87:47881.\
15. Von Kries R, Koletzko B, Sauerwald T, von Mutius E, Barnert D, Grunert V, et al.
Breastfeeding and obesity: cross sectional study. BMJ. 1999;319:147-50.
16. Gillman MW, RIfas-Shiman SL, Camargo Jr CA. Risk of overweight among
adolescents who were breastfed as infants. JAMA. 2001;285:2461-7.
17. Kramer MS, Aboud F, Miranova F, Vanilovich I, Platt RW, Matush L, et al.
Breastfeeding and child cognitive development. New evidence from a large
randomized trial. Arch Gen Psychiatry. 2008;65:578-84.
18. Mortensen EL, Michaelsen KF, Sanders SA, Reinisch JM. The association between
duration of breastfeeding and adult intelligence. JAMA. 2002;287:2365-71.\
19. World Health Organization, UNICEF, and Wellstart International. Baby-friendly
hospital initiative : revised, updated and expanded for integrated care. Section 2.

Strengthening and sustaining the baby-friendly hospital initiative: a course for


decisionmakers. WHO and UNICEF. 2009. Geneva.
20. American Academy of Pediactrics, Section on Breastfeeding. Breastfeeding and the
use of human milk. Pediatrics. 2005;115:496-506.
21. World Health Organization. Acceptable medical reasons for use of breastmilk
substitutes. WHO. 2009. Geneva.

Jakarta, 2 November 2010


Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia

Ketua Umum
Dr. Badriul Hegar, PhD, Sp.A(K)

Sekretaris Umum
Dr. Sudung O. Pardede, Sp.A(K)

Disusun oleh: Satgas ASI IDAI

1-2-3 MENUJU ASI EKSKLUSIF


oleh idai pada 28.08.2013

Persiapan menyambut buah hati tentu penting bagi semua orangtua. Sembilan bulan
lamanya sang bayi dibesarkan dalam rahim ibu dan pastinya semua yang terbaik akan

disiapkan, termasuk nutrisi. Berbagai pendapat yang datang dari keluarga dan lingkungan
kadangkala justru menimbulkan kebingungan atau keraguan. Berikut kami perkenalkan 3
langkah sederhana menuju kesuksesan pemberian ASI (air susu ibu) eksklusif, sesuai
dengan rekomendasi berbagai organisasi kesehatan di dunia.

1. Yakinlah bahwa ASI adalah yang terbaik bagi bayi, ibu, dan keluarga.
Sebagaimana bayi tumbuh dan berkembang di dalam rahim, ASIpun telah disiapkan oleh
Sang Pencipta sesuai dengan usia kehamilan ibu. ASI mengandung bahan-bahan yang
sangat mudah dicerna dan diserap oleh bayi, bahkan bayi prematur sekalipun. Zat-zat yang
terkandung dalam ASI sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan, terutama dalam masa emas 2 tahun pertama kehidupan seorang anak.
Adanya antibodi (zat kekebalan tubuh) juga tidak dapat ditemukan pada makanan manapun
selain ASI, sehingga bayi yang mendapatkan ASI eksklusif terbukti lebih kebal terhadap
penyakit menular.
Banyak keuntungan juga didapatkan bagi ibu yang menyusui seperti adanya efek KB alami
(dengan syarat-syarat tertentu; konsultasikan pada dokter ahli kebidanan), kembalinya
rahim ke ukuran semula dengan lebih cepat, serta kekebalan tubuh yang meningkat karena
produksi antibodi yang bertambah. Proses menyusui juga mempererat hubungan batin
antara ibu dan anak yang tentu menjadi dambaan setiap orangtua.
Bagi keluarga, pemberian ASI ekslusif tentu lebih ekonomis karena tidak ada biaya yang
harus dikeluarkan untuk memperoleh nutrisi terbaik bagi bayi. Ditambah lagi, proses
menyusui tidak membutuhkan persiapan alat-alat khusus sehingga lebih efisien dan juga
mengurangi risiko infeksi akibat penyiapan susu yang kurang higienis.

2. Ketahui teknik dasar menyusui


Bila keyakinan terhadap ASI sudah terbentuk, maka langkah awal menyusui akan menjadi
lebih mudah dan ringan. Selanjutnya, ibu dapat mempelajari beberapa hal yang dapat
membantu supaya menyusui berjalan lancar.
Perhatikan keadaan ibu, bayi, dan kesehatan payudara
Kondisi ibu yang sakit, lelah, atau kurang percaya diri dapat mengganggu pemberian ASI
eksklusif. Pastikan ibu dalam keadaan sehat dan berikan dukungan keluarga sepenuhnya
pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Payudara yang sehat dan terasa nyaman
biasanya akan meningkatkan kepercayaan diri ibu sehingga produksi ASI lebih lancar. Rasa
ragu dapat timbul bila ibu merasa payudaranya bermasalah, misalnya puting yang tidak

menonjol atau payudara terlalu kecil. Untuk menyingkirkan keraguan, sebaiknya ibu dan
keluarga mengetahui proses produksi dan pengeluaran ASI.
ASI diproduksi di kelenjar payudara dan mengalir keluar payudara akibat pengaruh hormonhormon menyusui, yaitu prolaktin dan oksitosin (lihat Gambar 1). Kedua hormon ini
diproduksi di sebuah organ di otak yang disebut hipofisis. Hormon prolaktin bertanggung
jawab atas produksi ASI, sedangkan hormon oksitosin menyebabkan pengeluaran ASI dari
tempat penyimpanannya di dalam payudara ibu. Pengosongan payudara dengan cara
menyusui bayi sesering mungkin akan memacu produksi hormon prolaktin, sehingga
produksi ASI pun akan bertambah. Kedekatan fisik dengan bayi, mendengar suara tangis
bayi, atau mencium bau tubuh bayi, serta hati ibu yang merasa senang dan nyaman, akan
memicu pengeluaran hormon oksitosin, yang menyebabkan ASI lancar mengalir dari
payudara ibu. Hormon-hormon tersebut dapat terhambat bila ibu merasa tidak yakin,
kurang percaya diri, stres, atau kesakitan.

Gambar 1. Siklus Menyusui (klik disini untuk memperbesar gambar)


Kesehatan bayi juga menentukan kelancaran proses menyusui. Bayi yang sakit,
mengantuk, atau tidak nyaman biasanya tidak dapat menyusu dengan baik sehingga
mungkin menghambat produksi atau pengeluaran ASI dari payudara.
Inisiasi menyusui dini dan rawat gabung
Inisiasi menyusui dini (IMD) dan rawat gabung adalah upaya lain yang dapat
untuk menyukseskan program ASI eksklusif. Ibu dan bayi dapat menjalani
keduanya dalam keadaan bugar. Lakukan kontak antara kulit ibu dan bayi
mungkin dengan cara meletakkan bayi di dada ibu segera setelah lahir selama
jam.

dilakukan
IMD bila
sesegera
minimal 1

Rawat gabung adalah proses perawatan bayi bersama ibu dalam ruangan yang sama
setelah persalinan. Hal ini diupayakan agar ibu dapat menyusui bayi kapanpun bayi mau.
Rawat gabung juga akan membantu ibu mencapai kondisi psikologis yang optimal untuk
dapat sukses menyusui.
Posisi dan perlekatan yang benar
Carilah posisi menyusui yang paling nyaman untuk ibu. Dekap bayi sedekat mungkin dan
hadapkan bayi ke payudara ibu dengan posisi badan yang lurus. Hendaknya seluruh badan
bayi menghadap ke dada dan perut ibu; bukan hanya wajahnya saja. Telinga bayi akan
tampak sejajar dengan bahu dan hidung mendekat ke payudara. Rangsang refleks hisap
bayi dengan menyentuh sudut bibirnya. Saat mulut bayi terbuka lebar, masukkan area
kehitaman di sekitar puting (areola) sebanyak-banyaknya ke dalam mulut bayi. Perlekatan
yang baik akan terjadi bila mulut bayi terbuka lebar dengan bibir atas dan bawah terlipat
keluar (Gambar 2). Bayi dikatakan menyusu efektif bila ia menghisap perlahan, pipi
membulat, dan sesekali berhenti untuk menelan ASI.

Gambar 2. Perlekatan bayi pada payudara yang benar

3. Evaluasi tumbuh kembang bayi dan berikan MPASI mulai usia 6 bulan
Bagaimana jika bayi menangis terus menerus dan ibu khawatir apakah ASI cukup?
Ingatlah, bayi menangis tidak hanya karena lapar. Bayi akan menangis bila ia merasa tidak
nyaman (kepanasan, kedinginan, kesakitan), kesepian, ingin digendong, dan lain
sebagainya. ASI dapat dikatakan cukup apabila bayi buang air kecil 6 kali atau lebih dalam
sehari. Periksakan bayi secara berkala ke layanan kesehatan terdekat. Bila kenaikan berat
badannya sesuai dengan umur, maka ASI ibu terbukti cukup untuk bayi. Selain
pertumbuhan, jangan lupa untuk selalu menilai perkembangan sang buah hati.
ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan atau minuman lain,
dianjurkan sampai usia bayi 6 bulan. Setelah bayi mencapai usia 6 bulan, tiba saatnya
untuk memberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI sebaiknya tetap diberikan
hingga usia anak minimal 2 tahun, bahkan dapat lebih lama bila bayi dan ibu masih
menginginkan.
Penulis : Amanda Soebadi (Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI - RSCM)
Administrator

PENYIMPANAN ASI PERAH


oleh idai pada 22.04.2014

Bagi sebagian besar ibu, cara paling mudah untuk memberikan ASI pada bayi adalah
dengan menetekkan langsung pada payudara. Namun, pada beberapa keadaan tertentu,
hal ini sulit dilakukan sehingga ASI akhirnya diberikan dalam bentuk perahan. Contohnya
adalah ketika bayi lahir dalam kondisi prematur sehingga kemampuan untuk menetek
masih belum sempurna, atau bayi maupun ibu perlu dirawat di rumah sakit sehingga tidak
memungkinkan untuk sering bertemu. Kondisi dimana ibu diharuskan untuk kembali
bekerja, sekolah atau menjalankan kesibukan lainnya juga mempersulit pemberian ASI
secara langsung. Banyak ibu juga seringkali merasa payudaranya penuh dan tidak nyaman,
sehingga ASI perlu segera diperah.

Saat memerah ASI dan menyimpannya, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh ibu,
yaitu:
1. Pastikan ibu mencuci tangan dengan bersih sebelum memerah ASI maupun
menyimpannya.
2. Wadah penyimpanan harus dipastikan bersih. Ibu dapat menggunakan botol kaca
atau kontainer plastik dengan tutup yang rapat dengan bahan bebas bisphenol A
(BPA).
Hindari
pemakaian
kantong
plastik
biasa
maupun
botol
susu disposable karena wadah-wadah ini mudah bocor dan terkontaminasi.
Kontainer harus dicuci dengan air panas dan sabun serta dianginkan hingga kering
sebelum dipakai.
3. Simpanlah ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
4. Pastikan bahwa pada wadah ASI telah diberi label berisi nama anak dan tanggal ASI
diperah.
5. Tanggal kapan ASI diperah perlu dicantumkan untuk memastikan bahwa ASI yang
dipakai adalah ASI yang lebih lama.
6. Jangan mencampurkan ASI yang telah dibekukan dengan ASI yang masih baru
pada wadah penyimpanan.

7. Jangan menyimpan sisa ASI yang sudah dikonsumsi untuk pemberian berikutnya.
8. Putarlah kontainer ASI agar bagian yang mengandung krim pada bagian atas
tercampur merata. Jangan mengocok ASI karena dapat merusak komponen penting
dalam susu

Beberapa tips dalam membekukan ASI:


1. Kencangkan tutup botol atau kontainer pada saat ASI telah membeku sepenuhnya
2. Sisakan ruang sekitar 2,5 cm dari tutup botol karena volume ASI akan meningkat
pada saat beku
3. Jangan menyimpan ASI pada bagian pintu lemari es atau freezer.

Panduan Menyimpan ASI Perah untuk Bayi Sehat yang Lahir Aterm

Beberapa tips dalam menghangatkan ASI perah yang telah dibekukan:


1. Cek tanggal pada label wadah ASI. Gunakan ASI yang paling dulu disimpan
2. ASI tidak harus dihangatkan. Beberapa ibu memberikannya dalam keadaan dingin
3. Untuk ASI beku: pindahkan wadah ke lemari es selama 1 malam atau ke dalam bak
berisi air dingin. Naikkan suhu air perlahan-lahan hingga mencapai suhu pemberian
ASI

4. Untuk ASI dalam lemari es: Hangatkan wadah ASI dalam bak berisi air hangat atau
air dalam panci yang telah dipanaskan selama beberapa menit. Jangan
menghangatkan ASI dengan api kompor secara langsung.
5. Jangan menaruh wadah dalam microwave. Microwave tidak dapat memanaskan ASI
secara merata dan justru dapat merusak komponen ASI dan membentuk bagian
panas yang melukai bayi. Botol juga dapat pecah bila dimasukkan ke dalam
microwave dalam waktu lama.
6. Goyangkan botol ASI dan teteskan pada pergelangan tangan terlebih dahulu untuk
mengecek apakah suhu sudah hangat.
7. Berikan ASI yang dihangatkan dalam waktu 24 jam. Jangan membekukan ulang ASI
yang sudah dihangatkan.
Perlu diketahui bahwa ASI yang telah dihangatkan kadang terasa seperti sabun karena
hancurnya komponen lemak. ASI dalam kondisi ini masih aman untuk dikonsumsi. Apabila
ASI berbau anyir karena kandungan lipase (enzim pemecah lemak) tinggi, setelah diperah,
hangatkan ASI hingga muncul gelembung pada bagian tepi (jangan mendidih) lalu segera
didinginkan dan dibekukan. Hal ini dapat menghentikan aktivitas lipase pada ASI. Dalam
kondisi inipun kualitas ASI masih lebih baik dibandingkan dengan susu formula.

Sumber:
1. Office on Womens Health. 2010. Breastfeeding: Pumping and milk storage. Diunduh
dari:http://www.womenshealth.gov/breastfeeding/pumping-and-milk-storage/pada
tanggal 19 April 2014
2. Center of Disease Control and Prevention. 2010. Proper handling and storage of
human milk. Diunduh
dari:http://www.cdc.gov/breastfeeding/recommendations/handling_breastmilk.htm pa
da tanggal 19 April 2014
3. Australian Breastfeeding Association. 2013. Expressing and storing breastmilk.
Diunduh dari:https://www.breastfeeding.asn.au/bf-info/breastfeeding-andwork/expressing-and-storing-breastmilk pada tanggal 19 April 2014

4. La Leche League International. 2012.What are the LLLI guidelines for storing my
pumped milk. Diunduh dari:https://www.llli.org/faq/milkstorage.html pada tanggal 19
April 2014

Penulis:
Elisabeth Yohmi (Satuan Tugas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia)
Administrator

MENGAPA ASI EKSKLUSIF SANGAT


DIANJURKAN PADA USIA DI BAWAH 6 BULAN
oleh idai pada 25.06.2013

Banyak bukti ilmiah yang memperlihatkan bahwa ASI yang diberikan secara eksklusif
selama 6 bulan pertama kehidupan dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayi untuk tumbuh
dan berkembang. Beberapa contoh diantaranya, kolostrum (ASI pada hari 1-5) kaya
protein, laktosa ASI sebagai sumber karbohidrat diserap lebih baik dibanding yang terdapat
di dalam susu formula.
Komposisi protein yang lebih banyak whey sehingga lebih mudah diserap oleh usus bayi.
Beberapa asam amino dan nukleotida yang berperan pada perkebangan jaringan otak,
saraf, kematangan usus, penyerapan besi, dan daya tahan tubuh berada dalam jumlah
yang lebih besar dibanding dalam susu formula.

Lemak dalam ASI selain jumlahnya lebih besar, profilnya juga berbeda dibanding lemak di
dalam susu formula. Lemak juga diperlukan untuk pertumbuhan jaringan saraf dan retina
mata. Disamping itu, ASI juga kaya akan vitamin dan mineral yang sangat berguna untuk
pembentukan sel dan jaringan.
Yang perlu dipahami dalam pemberian ASI adalah produksi ASI yang tidak selalu sama
setiap harinya; yaitu antara 450 - 1200 ml per hari, sehingga bila dalam 1 hari dirasakan
produksinya berkurang, maka belum tentu akan begitu seterusnya. Bahkan pada 1-2 hari
kemudian jumlahnya akan melebihi rata-rata sehingga secara kumulatif akan mencukupi
kebutuhan bayi.
SETELAH 6 BULAN MAKAN APA YANG SEBAIKNYA DIBERIKAN?
Setelah usia 6 bulan, ASI tetap diteruskan, tetapi sesuai dengan perkembangan sistem
saluran cerna, bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI secara bertahap baik jumlah
maupun jenis makanannya. Dimulai dengan memberikan biskuit dan buah, dilanjutkan
dengan bubur susu dan nasi tim. Pemberian nasi tim blender perlu mendapat perhatian;
tidak perlu atau hanya sementara (1 bulan), yaitu sebagai peralihan dari bubur susu ke nasi
tim saring. Pemberian nasi tim blender terlalu lama seringkali membuat bayi sulit berpindah
ke makanan bertekstur yang akhirnya menyebabkan gangguan makan pada anak di
kemudian hari.
SALURAN CERNA SEHAT MERUPAKAN KUNCI KESEHATAN ANAK KESELURUHAN
Saluran cerna merupakan organ yang unik. Bagaikan sebuah tabung yang terbentang dari
mulut sampai ke anus dengan berbagai fungsi yang berkesinambungan pada tiap
bagiannya. Dengan bantuan enzim yang terkandung pada air liur, makanan dikunyah dan
didorong sampai ke dalam lambung. Selanjutnya dengan gerakan peristaltik, makanan
didorong ke dalam usus halus dan usus besar. Di dalam usus halus, makan dicerna dan
diserap sebagai zat nutrisi yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Saluran cerna juga berfungsi sebagai barier antara dunia luar dan dalam dari tubuh
manusia.
Saluran cerna tersusun dari jaringan limfoid (40%) dan 80% selnya menghasilkan antibodi.
Jaringan limfoid saluran cerna sendiri merupakan jaringan limfoid terbesar di dalam tubuh
manusia. Oleh karena itu, wajar bila saluran cerna sangat berperan dalam mekanisme
pertahanan (sistem imun) tubuh secara keseluruhan.
Diharapkan dengan mempunyai saluran cerna yang sehat, anak lebih terproteksi dari
berbagai bakteri patogen dan lebih tolerans dari bahan makanan yang bersifat alergen

(menimbulkan penyakit alergi). Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa dengan saluran
cerna yang sehat akan menghasilkan sistem pertahanan tubuh yang baik sehingga anak
lebih jarang sakit dan dapat tumbuh serta berkembang secara optimal
Pesan yang dapat diberikan adalah berikan nutrisi yang terbaik sesuai usia anak. ASI
merupakan nutrisi pilihan pertama dan utama bagi bayi berusia 0-6 bulan. Makanan
pendamping ASI harus diberikan setelah bayi berusia 6 bulan.Menciptakan lingkungan
saluran cerna yang didominasi oleh bakteri baik merupakan salah satu upaya menjaga
kesehatan saluran cerna. ASI secara eksklusif telah terbukti secara ilmiah dapat
meningkatkan kesehatan saluran cerna.Pada akhirnya, anakharus diajarkan dan dibiasakan
pola hidup sehat dan makan makanan yang sehat.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------Dr. Badriul Hegar, Ph.D, SpA(K)
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI - RSCM
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Administrator

ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG BEKERJA


oleh idai pada 23.08.2013

Semua Nutrisi Penting, Antibodi, Kasih Sayang Perlu untuk tumbuh Kembang Bayi
Menyusui merupakan salah satu pengalaman paling indah yang dialami ibu dan bayi.
Sayangnya tidak semua ibu menyadari akan pentingnya menyusui bayinya. Air Susu Ibu
(ASI) diciptakan oleh Tuhan dengan segala kelebihannya. ASI mengandung semua nutrisi
penting yang diperlukan bayi untuk tumbuh kembangnya, disamping itu juga mengandung
antibodi yang akan membantu bayi membangun sistem kekebalan tubuh dalam masa
pertumbuhannya. Menyusui juga dapat menciptakan ikatan psikologis dan kasih sayang
yang kuat antara ibu dan bayi

Begitu pentingnya manfaat ASI bagi bayi maka para ahli menyarankan agar ibu menyusui
bayinya selama 6 bulan sejak kelahiran yang dikenal dengan istilah Asi Eksklusif. Dalam
era globalisasi banyak ibu yang bekerja, keadaan ini sering menjadi kendala bagi ibu untuk
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. sehingga pemberian ASI Eksklusif mungkin
tidak tercapai. Agar ibu yang bekarja juga dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
perlu pengetahuan dan cara pemberian ASI yang benar.
Mengapa harus ASI?
ASI diberikan kepada bayi karena banyak manfaat dan kelebihannya, antara lain:
Menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi, misalnya infeksi pada saluran pencernaan
(diare), infeksi pada saluran pernafasan, dan infeksi pada telinga. Menurunkan dan
mencegah terjadinya penyakit non infeksi, misalnya penyakit alergi, obesitas, kurang gizi,
asma, dan eksim. Selain itu dapat meningkatkan IQ dan EQ anak.
Apakah ASI Eksklusif itu?
Yang dimaksud dengan ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan,
tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta
tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi
tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI dapat
diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih.
Apakah kandungan ASI?
ASI mempunyai kandungan yang sangat bervariasi yang dipengaruhi oleh diet utama ibu
selama kehamilan, tingkat nutrisi ibu, dan saat diberikannya ASI kepada bayi. ASI yang
dikeluarkan pada 7 hari pertama setelah bayi lahir disebut KOLOSTRUM. Kolostrum sangat
baik diberikan pada bayi baru lahir karena mengandung banyak antibodi dan sel darah
putih, serta vitamin A yang diperlukan bayi karena dapat memberikan perlindungan
terhadap infeksi dan alergi.
Apakah keuntungan menyusui?
Menyusui memberikan beberapa keuntungan bagi bayi. Sebagai makanan bayi yang paling
sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan, dapat
mencegah terjadinya penyakit infeksi karena mengandung zat penangkal penyakit antara
lain immunoglobulin, praktis dan mudah memberikannya, serta murah dan bersih. Selain itu
ASI mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan otak. ASI selalu berada dalam suhu yang tepat, tidak

menyebabkan alergi, dapat mencegah kerusakan gigi, mengoptimalkan perkembangan


bayi, dan meningkatkan hubungan ibu dan bayi
Bagi Ibu, menyusui juga memberikan beberapa keuntungan, yaitu dapat mencegah
perdarahan setelah persalinan, mempercepat mengecilnya rahim, menunda masa subur,
mengurangi anemia, mencegah kanker ovarium dan kanker payudara, serta sebagai
metoda keluarga berencana sementara.
Dari sudut psikologis, kegiatan menyusui akan membantu ibu dan bayi membentuk tali
kasih. Kontak akan terjalin setelah persalinan pada saat ibu menyusui bayinya untuk
pertama kali. Keadaan ini akan menumbuhkan ikatan psikologis antara ibu dan bayinya.
Proses ini disebut perlekatan (Bonding). Bayi jarang menangis atau rewel dan akan tumbuh
lebih cepat jika ia tetap berada dekat ibunya serta disusui secepat mungkin setelah
persalinan. Ibu-ibu yang menyusui akan merawat bayi mereka dengan penuh kasih sayang.
Memberi ASI dapat membantu pertumbuhan dan kecerdasan bayi.
Bagaimana agar ibu bekerja juga dapat memberikan ASI Eksklusif?
Bagi ibu yang bekerja menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja tetap harus memberi ASI
kepada bayinya karena banyak keuntungannya. Jika memungkinkan bayi dapat dibawa
ketempat ibu bekerja. Namun hal ini akan sulit dilaksanakan apabila di tempat bekerja atau
di sekitar tempat bekerja tidak tersedia sarana penitipan bayi atau pojok laktasi. Bila tempat
bekerja dekat dengan rumah, ibu dapat pulang untuk menyusui bayinya pada waktu
istirahat atau minta bantuan seseorang untuk membawa bayinya ketempat bekerja.
Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari rumah, ibu tetap dapat memberikan ASI
kepada bayinya. Berikan ASI secara eksklusif dan sesering mungkin selama ibu cuti
melahirkan. Jangan memberikan makanan lain sebelum bayi benar benar sudah
membutuhkannya. Jangan memberi ASI melalui botol, berikan melalui cangkir atau sendok
yang mulai dilatih 1 minggu sebelum ibu mulai bekerja.
Ibu sudah harus belajar cara memerah ASI segera setelah bayi lahir. Sebelum pergi bekerja
ASI dikeluarkan dan dititipkan pada pengasuh bayi untuk diberikan kepada bayi. Sediakan
waktu yang cukup dan suasana yang tenang agar ibu dapat dengan santai mengeluarkan
ASI. ASI dikeluarkan sebanyak mungkin dan ditampung di cangkir atau gelas yang bersih.
Walaupun jumlah ASI hanya sedikit tetap sangat berguna bagi bayi. Tinggalkan sekitar
cangkir penuh (100 ml) untuk sekali minum bayi saat ibu keluar rumah. Tutup cangkir yang
berisi ASI dengan kain bersih, simpan di tempat yang paling sejuk dirumah, di lemari es,
atau ditempat yang aman, agak gelap dan bersih. ASI jangan dimasak atau dipanaskan,
karena panas akan merusak bahanbahan anti infeksi yang terkandung dalam ASI. Setelah

ASI diperah bayi tetap disusui untuk mendapatkan ASI akhir (hindmilk), karena pengisapan
oleh bayi akan lebih baik daripada pengeluaran ASI dengan cara diperah. Di tempat
bekerja, ibu dapat memerah ASI 2-3 kali (setiap 3 jam). Pengeluaran ASI dapat membuat
ibu merasa nyaman dan mengurangi ASI menetes. Simpan ASI di lemaari es dan dibawa
pulang dengan termos es saat ibu selesai bekerja. Kegiatan menyusui dapat dilanjutkan
pada malam hari, pagi hari sebelum berangkat, dan waktu luang ibu. Keadaan ini akan
membantu produksi ASI tetap tinggi.
Berapa lama ASI dapat disimpan?
Di dalam ruangan dengan suhu 27-32 C kolostrum dapat disimpan selama 12 jam,
sedangkan ASI pada suhu 19-25 C dapat tahan selama 4-8 jam. Bila ASI disimpan di
dalam lemari es pada suhu 0-4 C akan tahan selama 1-2 hari. Penyimpanan di dalam
lemari pembeku (freezer) di dalam lemari es 1 pintu ASI tahan selama 2 bulan, sedangkan
dalam freezer di lemari es 2 pintu (pintu freezer terpisah) tahan selama 3-4 bulan. Tempat
menyimpan ASI sebaiknya dari plastik polietylen, atau gelas kaca.
Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa pemberian ASI Eksklusif pada bayi sangat
bermanfaat karena ASI mengandung banyak zat gizi dan antibodi yang sangat diperlukan
untuk tumbuh dan kembang bayi. Banyak keuntungan memberikan ASI bagi ibu dan
bayinya, antara lain dengan menyusui akan membantu ibu dan bayi membentuk ikatan tali
kasih yang kuat. Bekerja bukan merupakan suatu alasan atau kendala bagi ibu untuk tidak
memberikan ASI Eksklusif, karena ada beberapa cara memberikan dan menyimpan ASI
selama ibu bekerja.

Administrator

AIR SUSU IBU DAN TUMBUH KEMBANG ANAK

oleh idai pada 23.08.2013

Tumbuh kembang sebenarnya merupakan proses yang berbeda namun keduanya tidak
berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama lain. Pertumbuhan adalah bertambahnya
ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur
dengan menggunakan satuan panjang, satuan berat, dan ukuran kepala. Sedangkan yang
dimaksud dengan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks, bersifat kualitatif, pengukuran dalam dilakukan menggunakan
skrining perkembangan.
Tumbuh kembang dipengaruhi oleh berbagai kondisi dari dalam diri anak itu sendiri maupun
kondisi lingkungan sekitarnya. Masa tiga tahun pertama merupakan masa yang sangat
penting karena terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat, perkembangan kecerdasan
dan ketrampilan motorik yang berjalan sangat cepat, demikian pula halnya dengan
perkembangan mental, sosial dan emosionalnya.
Secara garis besar kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang dapat dikelompokkan
kedalam 3 kelompok, yaitu (1) kebutuhan fisis-biomedis (asuh), (2) kebutuhan kasih
sayang/emosi (asih), dan (3) kebutuhan stimulasi/latihan/bermain (asah). Oleh karena itu,
dalam membesarkan anak hendaknya dipakai falsafah asuh, asih, asah supaya anak
mencapai tumbuh dan berkembang optimal.
Air Susu Ibu adalah cairan biologis kompleks yang mengandung semua nutrien yang
diperlukan untuk pertumbuh fisik dan perkembangan seorang anak. ASI disesuaikan
dengan keperluan, laju pertumbuhan bayi, dan kebiasaannya menyusu.
Pemantauan pertumbuhan
Untuk pertumbuhannya, seorang bayi memerlukan nutrisi yang adekuat, sehingga dapat
menjamin tumbuh kembang berlangsung seoptimal mungkin. Nutrisi terbaik bayi pada 6
bulan pertama kehidupannya adalah ASI. WHO dan UNICEF merekomendasikan
pemberian ASI eksklusif dari sejak lahir sampai usia 6 bulan dan bayi harus sering disusui
tanpa dibatasi waktu. Setelah usia 6 bulan bayi akan mendapat makanan pendamping ASI
(MP-ASI) sesuai dengan usianya; sedangkan ASI tetap diberikan sampai anak berusia 2
tahun atau lebih. Pertumbuhan normal seorang bayi sampai umur 6 bulan dapat dicapai
hanya dengan pemberian ASI saja.

Pemantauan pertumbuhan bayi dan anak dapat dilakukan dengan menimbang berat badan,
mengukur panjang dan lingkar kepala anak. Menimbang bayi dan mengukur panjang badan
serta lingkar kepala bayi secara teratur untuk usia di bawah 1 tahun dapat dilakukan setiap
bulan, selanjutnya setiap 3 bulan sampai usia 5 tahun. Berdasarkan kurva pertumbuhan
yang diterbitkan oleh National Center for Health Statistics (NCHS), berat badan bayi akan
meningkat dua kali lipat dari berat lahir pada usia 6 bulan dan meningkat tiga kali lipat dari
berat lahir pada usia 12 bulan.
Air Susu Ibu dan pertumbuhan anak
Bayi yang mendapat ASI umumnya tumbuh dengan cepat pada 2-3 bulan pertama
kehidupannya, tetapi lebih lambat dibanding bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Dalam
minggu pertama kehidupan sering ditemukan penurunan berat badan sebesar 5% pada
bayi yang mendapat susu formula dan 7% pada bayi yang mendapat ASI. Apabila terjadi
masalah dalam pemberian ASI, penurunan berat badan sebesar 7% dapat terjadi pada 72
jam pertama kehidupan.
Suatu penelitian longitudinal terhadap pertumbuhan bayi yang mendapat ASI eksklusif dan
bayi yang mendapat susu formula. Nilai P 10 dan P90 kurva berat badan terhadap umur dan
panjang badan terhadap umur ke-2 kelompok adalah sama pada saat lahir. Nilai P 10 ke-2
kelompok tetap sama pada umur 112 hari (4 bulan). Perbedaan bermakna terlihat pada nilai
P90 kurva berat badan terhadap umur; bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi
dibanding bayi yang mendapat ASI eksklusif. Demikian pula dengan nilai berat badan
terhadap panjang badan; bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi dibanding bayi yang
mendapat ASI.
Hasil yang mirip juga diperlihatkan oleh penelitian lain; berat badan bayi yang mendapat
ASI lebih ringan dibanding bayi yang mendapat susu formula sampai usia 6 bulan. Hal ini
bukan berarti bahwa berat lebih pada bayi yang mendapat susu formula lebih baik
dibanding bayi yang mendapat ASI.
Kurva pertumbuhan yang normal adalah kurva bayi yang mendapat ASI. Berat berlebih
pada bayi yang mendapat susu formula justru menandakan terjadi kegemukan. Saat ini
WHO telah memperkenalkan kurva pertumbuhan baru dari anak usia 0-5 tahun yang
mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan.
Penelitian retrospektif yang dilakukan di Baltimore-Washington DC terhadap pertumbuhan
bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan atau lebih. Kurva berat badan terhadap
umur dan panjang badan terhadap umur dari bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6

bulan tetap berada di atas P50 kurva NCHS. Bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih dari 6
bulan, kurva berat badan terhadap umur dan kurva panjang badan terhadap umur berada di
atas P25 kurva NCHS sampai bayi berumur 9-10 bulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa
dalam kondisi yang optimal, ASI eksklusif mendukung pertumbuhan bayi selama 6 bulan
pertama atau lebih.
Penelitian lain memperlihatkan penambahan berat badan berhubungan bermakna dengan
asupan energi total. Penambahan berat badan bayi yang mendapat ASI tidak berhubungan
dengan tingkat aktifitas selama 6 bulan pertama kehidupan.
Panjang badan mencerminkan pola makan dan kesehatan seseorang pada masa kanakkanak. Panjang tungkai merupakan komponen dari panjang badan masa kanak-kanak yang
sangat berhubungan dengan pola pemberian makan saat bayi.
Selama masa bayi dan kanak-kanak, pertumbuhan tungkai bawah lebih cepat dibanding
bagian tubuh lainnya. Jarak antara lutut dan tumit dapat diekspresikan sebagai persentase
total penambahan panjang badan terhadap umur yaitu 25% saat lahir, 27% saat umur 12
bulan, dan 31% pada masa dewasa.
Suatu penelitian kohort Boyd-Orr yang pertamakali mempelajari dampak jangka panjang
dari pemberian ASI pada masa bayi terhadap panjang badan pada masa kanak-kanak dan
dewasa, memperlihatkan anak yang mendapat ASI pada masa bayinya secara bermakna
lebih tinggi dibanding mereka yang mendapat susu formula.
Perkembangan anak
Masa tiga tahun pertama merupakan masa yang sangat penting bukan hanya pada
pertumbuhan fisik seorang anak tetapi juga pada perkembangan kecerdasan dan
keterampilan motorik, mental, sosial dan emosional. Keberhasilan perkembangan anak
ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan otaknya; hal ini dapat
dipantau melalui pengukuran lingkar kepala secara berkala. Jadi dapat dikatakan bahwa
nutrisi, selain mempengaruhi pertumbuhan, juga mempengaruhi perkembangan otak, dan
ASI adalah nutrisi yang terbaik untuk perkembangan otak manusia.
Menyusui akan meningkatkan hubungan atau ikatan batin antara ibu dan anak. Ikatan batin
yang erat, mesra, dan selaras yang diciptakan seawal dan sepermanen mungkin sangat
penting, karena (1) turut menentukan perilaku anak di kemudian hari, (2) menstimulasi
perkembangan otak anak, (3) merangsang perhatian anak kepada dunia luar, (4)
menciptakan kelekatan (attachment) antara ibu dan bayi.

Pemenuhan kebutuhan emosi ini (asih) dapat dilakukan dengan melakukan kontak sedini
mungkin, yaitu dengan mendekapkan bayi pada ibunya sesegera mungkin setelah lahir
(inisiasi dini). Keadaan ini akan menimbulkan kontak fisik (kontak kulit), psikis (kontak
mata), suara, dan penciuman sedini mungkin yang turut memegang peran penting terhadap
keberhasilan menyusui. Interaksi yang timbul pada saat ibu menyusui bayi akan
meningkatkan hubungan batin ibu dan anak, menimbulkan rasa aman pada bayi yang kelak
akan meningkatkan rasa kepercayaan diri seorang anak.
Ikatan batin ibu dan anak yang erat juga dapat mengurangi kejadian penyiksaan,
penelantaran, dan penolakan kehadiran anak. Dengan mendekap bayi pada saat menyusui,
mengajaknya berbicara dengan penuh kasih sayang, seorang ibu sudah memenuhi
kebutuhan bayi akan stimulasi (asah), dan secara tidak langsung juga berdampak pada
pemenuhan kebutuhan psikologis ibu. Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam
tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi terarah akan cepat
berkembang dibanding anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi.
Air Susu Ibu dan perkembangan anak
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan terlihat anak yang mendapat ASI jauh lebih
matang, lebih asertif, dan memperlihatkan progresifitas yang lebih baik pada skala
perkembangan dibanding mereka yang tidak mendapat ASI. Suatu penelitian di Honduras
memperlihatkan bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan dapat merangkak dan
duduk lebih dahulu dibanding mereka yang sudah mendapat makanan pendamping ASI
pada usia 4 bulan.
Selain meningkatkan hubungan batin ibu dan anak, menyusui sering dihubungkan dengan
peningkatan perkembangan neuro-kognitif anak, terutama pada bayi yang lahir dengan
berat lahir rendah dan bayi yang mendapat ASI lebih lama. Perkembangan kognitif anak
dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Orang tua memegang peran untuk
menciptakan lingkungan yang mendukung stimulasi yang diperlukan untuk perkembangan
kognitif anak, selain menyediakan nutrisi yang adekuat.
Penelitian Angelsen dkk. (2001) memperlihatkan bayi yang mendapat ASI kurang dari 3
bulan memiliki IQ yang lebih rendah dibanding bayi yang mendapat ASI 6 bulan atau lebih.
Pemberian ASI yang lebih lama memberi keuntungan pada perkembangan kognitif anak.
Penelitian lain yang dilakukan secara prospektif terhadap bayi prematur yang mendapat ASI
memperlihatkan hasil tes IQ (usia 7-8 tahun) dengan poin 8.3 lebih tinggi dibanding bayi
prematur yang mendapat susu formula.

Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal memerlukan dukungan nutrisi dan
stimulasi yang adekuat. Air Susu Ibu dapat memenuhi semua kebutuhan dasar anak untuk
tumbuh dan berkembang, baik kebutuhan fisis-biomedis (asuh), kebutuhan kasih
sayang/emosi (asih), maupun kebutuhan akan stimulasi (asah).

Sumber : Buku Bedah ASI IDAI


Penulis : Rini Sekartini dan Jeanne-Roos Tikoalu

MAKANAN PENDAMPING ASI (MPASI)


oleh idai pada 16.06.2015

Pada umumnya, setelah usia 6 bulan, kebutuhan nutrisi bayi baik makronutrien maupun
mikronutrien tidak dapat terpenuhi hanya oleh ASI. Selain itu, keterampilan makan
(oromotor skills) terus berkembang dan bayi mulai memperlihatkan minat akan makanan
lain selain susu (ASI atau susu formula).
Oleh karena itu, memulai pemberian MPASI pada saat yang tepat akan sangat bermanfaat
bagi pemenuhan kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang bayi. Periode ini dikenal pula
sebagai masa penyapihan (weaning) yang merupakan suatu proses dimulainya pemberian
makanan khusus selain ASI secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi maupun tekstur dan
konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak dipenuhi oleh makanan. Masa
peralihan ini yang berlangsung antara 6 bulan sampai 23 bulan merupakan masa rawan
pertumbuhan anak karena bila tidak diberi makanan yang tepat, baik kualitas maupun
kuantitasnya, dapat terjadi malnutrisi.

Ciri-ciri bayi siap mendapat MPASI


Kesiapan Fisik
Bayi akan menunjukkan tanda-tanda siap untuk menerima makanan selain ASI yaitu
makannya.
1.

Reflex ekstrusi (menjulurkan lidah) telah sangat berkurang atau sudah menghilang.

2.

Mampu menahan kepala tetap tegak.

3.

Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga keseimbangan


badan ketika tangannya meraih benda di dekatnya.

Kesiapan Psikologis
Bayi akan memperlihatkan perilaku makan lanjutan.
1.

Dari reflektif ke imitatif .

2.

Lebih mandiri dan eksploratif.

3.

Pada usia enam bulan, bayi mampu menunjukkan:

4.

Keinginan makan dengan cara mambuka mulutnya;

5.

Rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan/ke arah makanan;

6.

Tidak beminat atau kenyang dengan menarik tubuh ke belakang/menjauh.

Bahan akanan yang sebaiknya digunakan untuk membuat MPASI


Mengingat nutrien yang paling tidak terpenuhi kebutuhannya setelah usia enam bulan
adalah zat besi (Fe), maka pilihan utama adalah memberikan makanan yang kaya akan zat
besi. Selain itu, makanan padat pertama yang terbaik adalah yang terbuat dari beras
karena beras merupakan bahan makanan yang paling hipoalergenik sehingga
kemungkinan terjadinya reaksi simpang paling minim.
Gandum dan campuran serealia lainnya sebaiknya ditunda hingga usia delapan bulan
untuk menghindari timbulnya reaksi alergi dan masalah pencernaan. MPASI dapat dibuat
sendiri (homemade) dengan memperhatikan jenis dan variasi bahan makanan yang
digunakan agar mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi (energy, protein, dan
mikronutrien). [*]

Penulis : Sri S. Nasar


Ikatan Dokter Anak Indonesia
Catatan: Artikel pernah dimuat di harian Kompas, kolom Klasika, tanggal 6 Oktober 2013.

Administrato

Você também pode gostar