Você está na página 1de 7

I.

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Berbagai macam jenis hewan di muka bumi ini dilahirkan atau ditetaskan dalam
keadaan yang berbeda-beda. Ada yang sejak awal telah menyerupai induknya, ada pula
yang bahkan berbeda jauh dengan bentuk tubuh induknya. Jenis hewan yang terakhir ini
biasanya mengalami beberapa tahapan perubahan dalam masa perkembangannya.Pada
makhluk hidup perkembangannya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu perkembangan pra
lahir (prenatal) dan perkembangan pasca lahir (post natal). Yang dimaksud dengan
perkembangan pra lahir adalah perkembangan organisme yang terjadi sebelum lahir atau
penetasan, sedangkan perkembangan pasca lahir adalah perkembangan organisme setelah
proses kelahiran atau penetasan.
Pengaturan perubahan tubuh metamorfosis sebagian bersifat progresif dan sebagian
bersifat regresif. Sifat progresif terjadi pada organ yang diperlukan pada kehidupan larva
dan tidak diperlukan pada saat dewasa, sifat ini akan hilang sama sekali. Sedangkan sifat
regresif akan dibentuk sesuai dengan kebutuhan dewasanya.
Atas dasar itulah sehingga perlu dilakukan suatu percobaan atau pengamatan
khususnya mengenai metamorfosis agar praktikan dapat mengetahui setiap tahapan yang
terjadi dalam metamorfosis. Dengan demikian, praktikan tidak hanya mengetahui tentang
metamorfosis melalui teori saja, tapi juga melalui kegiatan praktikum.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan diadakannya praktikum ini yaitu untuk mengamati dan
mengetahui tahap-tahap metamorfosis.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Sejumlah organisme pada saat ditetaskan memiliki bentuk dan fungsi yang masih
berbeda dengan individu dewasanya. Organisme-organisme yang demikian masih
memerlukan suatu proses perkembangan yang spesifik agar bentuk dan fungsi individu yang
baru tersebut menyerupai individu dewasanya. Proses tersebut dinamakan metamorfosis.
Fenomena seperti ini dapat dijumpai pada katak atau berbagai jenis serangga (Adnan, 2007).
Metamorfosis adalah proses dari ulat menjadi hewan baru (fase sempurna) yaitu
kupu-kupu. Pada prosesnya terjadi cukup panjang dan lama namum sederhana. Pertama-tama
mulai ari telur yang di letakkan oleh kupu-kupu pada daun (biasanya daun pohon jeruk atau
dapat juga pohon yang lain) yang bertujuan nantinya daun tersebut bisa menjadi bahan
makanan ulat tersebut hingga mencapai dewasa setelah tiba waktunya menjadi pupa/
kepompong dan dalam beberapa hari akan menjadi kupu-kupu baru (Anonim, 2011).
Menurut Campbell (2000), metamorfosis terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1. Larva (ulat), menghabiskan waktunya untuk makan dan tumbuh, melakukan
molting/pergantian kulit.
2. Setelah beberapa kali berganti kulit, larva membungkus dirinya sendiri dalam
kepompong dan menjadi pupa.
3. Di dalam pupa, jaringan larva diurai, dan hewan dewasa tumbuh melalui pembelahan
dan diferensiasi sel-sel yang sebelumnya tidak aktif pada tahap larva.
4. Akhirnya, hewan dewasa keluar dari kepompong.
5. Cairan dipompakan ke dalam vena sayap dan kemudian ditarik kembali, sehingga
meninggalkan vena yang mengeras sebagai topangan yang menyangga sayap. Sehingga
serangga ini dapat terbang dan bereproduksi, dan mendapatkan banyak kebutuhan
nutrisinya dari kalori yang disimpan oleh larva yang selalu makan.

Menurut Suroso (2003), jenis metamorfosis dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
sebagai berikut:
1. Metamorfosis sempurna
Misalnya pada kupu-kupu masa kecil berupa ulat memiliki ciri-ciri tipe mulut
menggigit, makananya daun-daunan, tubuh tidak bersayap, jumlah kaki banyak, yang
disebut larva karena berbeda dengan dewasanya, kemudian menjadi kepompong, dan
menjadi dewasa kupu-kupu yang memiliki ciri tipe mulut mengisap, makanannya sari
madu, tubuh menjadi bersayap, jumlah kaki ada tiga.
2. Metamorfosis Tidak Sempurna
Misalnya terjadi pada katak dan belalang. Pada katak masa kecil kecebong
begerak dengan ekor, bernapas dengan insang. Berbeda sifat dan bentuk dengan
dewasanya tidak mengalami masa kepompong. Masa dewasanya katak bergerak dengan
kaki dan ekornya menyusut, dan bernafas dengan paru-paru dan kulitnya. Pada belalang
masa kecil anak belalang memiliki ciri tipe mulut menggigit, makanannya daun-daunan,
tubuh tidak bersayap, jumlah kaki ada tiga pasang, disebut nimpa karena memiliki banyak
kesamaan sifat dengan dewasanya, tidak mengalami masa kepompong, masa dewasa
belalang bersayap sempurna, tipe mulut menggigit juga, makanannya masih daun-daunan,
tubuh menjadi bersayap lengkap, jumlah kaki ada tiga pasang juga.

III. METODE PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat
Hari / tanggal
: Senin, 02 Januari 2012 Jumat, 06 Januari 2012
Waktu
: Pukul 13.20 s.d.14.00 Wita
Tempat
: Green House Biologi FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan


1. Alat

a. Kandang kupu-kupu yang terbuat dari rang kawat.


b. Gelas Aqua
2. Bahan

a. Ulat
b. Daun Hibiscus Rosa-sinensis segar
c. Air

C. Prosedur Kerja
1. Membuat kandang dari rang yang dilengkapi dengan pintu.
2. Mengambil ulat dari pohon yang disertai dengan setangkai daun dan menyimpannya
dalam gelas aqua yang berisi air agar daun tetap segar.
3. Mengamati keadaan metamorfosis dari ulat tersebut setiap hari
4. Mencatat hasil pengamatan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan
1. Tabel pengamatan
No

Hari/ Tanggal

Keterangan

1
2
3
4
5

Senin/ 02-01-2012
Selasa/ 03-01-2012
Rabu/ 04-01-2012
Kamis/ 05-01-2012
Jumat/ 06-01-2012

Masih ulat
Masih ulat
Masih ulat
Ulat menggulung daun
Ulat mati

2. Gambar Pengamatan
Gambar

Keterangan

Fase Ulat
Fase ulat yang berwarna
hijau, aktif bergerak, dan
makan
dalam
sarangnya.

Gambar
Fase Pupa/Kepompong

Keterangan
Fase pupa (kepompong),
dimana
ulat
sudah
berubah warna menjadi
kemerah-merahan
dan
tidak
aktif
dalam
pergerakannya (diam).

Gambar

Keterangan

Fase Kupu-kupu
Fase
kupu-kupu
berwarna
cokelat
kemerah-merahan
dan
aktif
dalam
pergerakannya.

B. Pembahasan
Pada kegiatan praktikum metamorfosis ini, kami tidak mengamati perubahan dari
ulat sampai menjadi kupu-kupu, karena pada hari ke-4 pengamatan ulat yang kami
pelihara mati. Karena waktu praktikum yang semakin sempit, sehingga kami tidak
mengulangi kegiatan praktikum ini. Meskipun kami gagal dalam melakukan praktikum
ini, di pembahasan laporan ini, kami tetap membahas tiap fase dari metamorfosis ini
berdasarkan teori yang ada.
Pengamatan metamorfosis kupu-kupu yang mengalami metamorfosis sempurna
terjadi atas beberapa fase yaitu :
1. Larva (Ulat)
Larva (ulat) pada hari pertama yang disimpan pada rang dan terbungkus oleh
daun yang masih segar. Ulat tersebut berwarna hijau. Pada hari kedua, ulat aktif
memakan daun sebagai pembungkusnya. Selain itu, aktif pula bergerak dengan tubuh
bertambah besar dan warna hijau kecokelatan, perubahan warna tersbut disebabkan
karena ulat mengalami pergantian kulit sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
pada tahap larva, ulat melakukan proses molting atau pergantian kulit (Anonim,2011).
2. Pupa (kepompong)
Menurut teori Anonim (2011), fase pupa jika dilihat dari luar seperti periode istirahat,
padahal di dalam pupa terjadi proses pembentukan serangga yang sempurna. Pupa pada
umumnya keras, halus dan berupa struktur tanpa anggota tubuh. Pada umumnya pupa
berwarna hijau, cokelat atau warna sesuai dengan sekitarnya (berkamuflase).
Pembentukan kupu-kupu di dalam pupa biasanya berlangsung selama 7-20 hari
tergantung spesiesnya.
3. Fase kupu-kupu
Kupu-kupu mengalami metamorfosis sempurna dari larva-pupa/kepompongimago (kupu-kupu dewasa). Secara teori pertama kali, kupu-kupu akan bertelur. Telur
kupu-kupu biasanya akan menempel di dedaunan. Telur kemudian menjadi ulat.
Makanya, ulat paling sering berada di daun, karena sebelumnya telur kupu-kupu yang

menjadi cikal bakal ulat ini terdapat di daun. Setelah ulat menjadi besar dan
memanjang, ia akan berubah menjadi kepompong. Dalam bahasa ilmiah, kita
menyebutnya pupa atau chrysalis. Di dalam pupa, cairan pencernaan akan dikeluarkan
untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu
kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh
larva. Setelah beberapa lama, dari kepompong tersebut akan keluar seekor kupu-kupu
yang masih muda. Tidak berapa lama kemudian menjadi kupu-kupu dewasa (Anonim,
2011).

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dalam pelaksanaan praktikum kali ini bahwa
metamorfosis pada kupu-kupu termasuk metamorfosis sempurna dengan tahap-tahapnya
yaitu:
a. Fase larva, berupa ulat berwana hijau dan kepala berwarna hitam yang bersifat aktif
dan hidup pada dedaunan hijau.
b. Fase pupa/kepompong, berwarna coklat kemerahan bersifat tidak aktif dalam
pergerakannya (diam).
c. Fase kupu-kupu, merupakan fase akhir dimana ulat telah berubah menjadi kupu-kupu
yang selanjutnya akan melakukan penyebaran dan reproduksi.

B. Saran
1. Diharapkan agar praktikan lebih berhati-hati dan teliti dalam melakukan praktikum.
2. Diharapkan agar asisten dapat mendampingi praktikan dengan baik agar dapat
meminimalisir kesalahan yang terjadi pada saat praktikum.

3. Diharapkan agar pengadaan sarana dalam praktikum dapat lebih ditingkatkan agar
proses praktikum bisa berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2007. Reproduksi dan Embriologi. Universitas Negeri Makassar: Makassar
Anonim. 2011. Metamorfosis. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 19 Januari 2012.
Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid Ketiga. Erlangga: Jakarta.
Suroso, AY. 2003. Ensiklopedi dan Sains Kehidupan. Jakarta: Tarity Samudra Berlian.

LAMPIRAN

1. Berapa kali perubahan warna pada stadium larva hewan yang anda amati? Jelaskan mengapa
ada perubahan pada atadium tersebut?
Jawab:
Pada pengamatan ini stadium larva terjadi satu kali perubahan warna, yakni berwarna
hijau muda menjadi warna hijau kecoklatan. Terjadinya perubahan warna pada fase
larva ini menandakan bahwa larva tersebut mengalami perkembangan menuju ke
tingkat kematangan yang lebih tinggi untuk membentuk kepompong atau pupa.
2. Pada umur berapa hari larva hewan hilang sifat regresifnya? Dan jelaskan peristiwa apa saja
yang anda amati pada akhir regresif?
Jawab:
Sifat regresif larva hilang pada umur kurang lebih empat hari, karena pada umur
tersebut terbentuk pupa yang sebelumnya selalu mengalami perubahan menuju ke
tahap pupa, sehingga seluruh permukaan tubuh dari larva tertutup oleh selubung dan
bersifat keras. Sehingga dari luar pupa tidak aktif walaupun kegiatan metabolismenya
masih tetap aktif berlangsung.
3. Jelaskan perbedaan morfologi dan tingkah antara sifat regresif dan sifat progresif proses
metamorfosis hewan tersebut?
Jawab:
Perubahan morfologi dari sifat regresif dan progresif pada proses metamorfosis kupukupu yaitu pada sifat progresif organ sebelumnya telah terbentuk pada fase larva
misalnya saja kaki semu yang dipakai sebagai alat gerak dan akan mengalami
penyusutan atau reduksi pada saat organ ini tidak dibutuhkan lagi, sedangkan pada
regresif akan terus terbentuk sesuai dengan kebutuhan hewan yang bersangkutan
tanpa mengalami reduksi.

Você também pode gostar