Você está na página 1de 7

Marini Rachma Ghaisani

04011381419184
ANALISIS MASALAH

Bagaimana anatomi telinga (pada kasus)?

Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari organ kesimbangan dan organ pendengaran. Telinga dalam
terletak di pars petrosus os temporalis dan disebut labirin karena bentuknya yang kompleks.
Telinga dalam pada waktu lahir bentuknya sudah sempurna dan hanya mengalami
pembesaran seiring dengan pertumbuhan tulang temporal. Telinga dalam terdiri dari dua
bagian yaitu labirin tulang dan labirin membranosa. Labirin tulang merupakan susunan
ruangan yang terdapat dalam pars petrosa os temporalis ( ruang perilimfatik) dan merupakan
salah satu tulang terkeras. Labirin tulang terdiri dari vestibulum, kanalis semisirkularis dan
kohlea.
Vestibulum merupakan bagian yang membesar dari labirin tulang dengan ukuran
panjang 5 mm, tinggi 5 mm dan dalam 3 mm. Dinding medial menghadap ke meatus
akustikus internus dan ditembus oleh saraf. Pada dinding medial terdapat dua cekungan yaitu
spherical recess untuk sakulus dan eliptical recess untuk utrikulus. Di bawah eliptical recess
terdapat lubang kecil akuaduktus vestibularis yang menyalurkan duktus endolimfatikus ke
fossa kranii posterior diluar duramater. Di belakang spherical recess terdapat alur yang
disebut vestibular crest. Pada ujung bawah alur ini terpisah untuk mencakup recessus
kohlearis yang membawa serabut saraf kohlea kebasis kohlea. Serabut saraf untuk utrikulus,
kanalis semisirkularis superior dan lateral menembus dinding tulang pada daerah yang
berhubungan dengan N. Vestibularis pada fundus meatus akustikus internus. Di dinding
posterior vestibulum mengandung 5 lubang ke kanalis semisirkularis dan dinding anterior ada
lubang berbentuk elips ke skala vestibuli kohlea.

Gambar: Anatomi Telinga Dalam


Ada tiga buah semisirkularis yaitu kanalis semisirkularis superior, posterior dan
lateral yang terletak di atas dan di belakang vestibulum. Bentuknya seperti dua pertiga
lingkaran dengan panjang yang tidak sama tetapi dengan diameter yang hampir sama sekitar
0,8 mm. Pada salah satu ujungnya masing-masing kanalis ini melebar disebut ampulla yang
berisi epitel sensoris vestibular dan terbuka ke vestibulum (Wright A., 1997).
Ampulla kanalis superior dan lateral letaknya bersebelahan pada masing-masing
ujung anterolateralnya, sedangkan ampulla kanalis posterior terletak dibawah dekat lantai
vestibulum. Ujung kanalis superior dan inferior yang tidak mempunyai ampulla bertemu dan
bersatu membentuk crus communis yang masuk vestibulum pada dinding posterior bagian
tengah. Ujung kanalis lateralis yang tidak memiliki ampulla masuk vestibulum sedikit
dibawah cruss communis. Kanalis lateralis kedua telinga terletak pada bidang yang hampir
sama yaitu bidang miring ke bawah dan belakang dengan sudut 30 derajat terhadap bidang
horizontal bila orang berdiri. Kanalis lainnya letaknya tegak lurus terhadap kanal ini sehingga
kanalis superior sisi telinga kiri letaknya hampir sejajar dengan posterior telinga kanan
demikian pula dengan kanalis posterior telinga kiri sejajar dengan kanalis superior teling
kanan.
Koklea membentuk tabung ulir yang dilindungi oleh tulang dengan panjang sekitar 35
mm dan terbagi atas skala vestibuli, skala media dan skala timpani. Skala timpani dan skala
vestibuli berisi cairan perilimfa dengan konsentrasi K+ 4 mEq/l dan Na+ 139 mEq/l. Skala
media berada dibagian tengah, dibatasi oleh membran reissner, membran basilaris, lamina
spiralis dan dinding lateral, berisi cairan endolimfa dengan konsentrasi K + 144 mEq/l dan
Na+ 13 mEq/l. Skala media mempunyai potensial positif (+ 80 mv) pada saat istirahat dan
berkurang secara perlahan dari basal ke apeks (Ballenger JJ, 1996).

Gambar: Koklea
Organ corti terletak di membran basilaris yang lebarnya 0.12 mm di bagian basal dan
melebar sampai 0.5 mm di bagian apeks, berbentuk seperti spiral. Beberapa komponen
penting pada organ corti adalah sel rambut dalam, sel rambut luar, sel penunjang Deiters,
Hensens, Claudius, membran tektoria dan lamina retikularis (Santi PA, 1993; Wright A,
1997; Mills JH et al, 1998). Sel-sel rambut tersusun dalam 4 baris, yang terdiri dari 3 baris
sel rambut luar yang terletak lateral terhadap terowongan yang terbentuk oleh pilar-pilar
Corti, dan sebaris sel rambut dalam yang terletak di medial terhadap terowongan. Sel rambut
dalam yang berjumlah sekitar 3500 dan sel rambut luar dengan jumlah 12000 berperan dalam
merubah hantaran bunyi dalam bentuk energi mekanik menjadi energi listrik (Ballenger JJ,
1996).

Gambar: Organ Corti


Vaskularisasi telinga dalam
Vaskularisasi telinga dalam berasal dari Arteri Labirintin cabang Arteri Cerebelaris
anteroinferior atau cabang dari Arteri Basilaris atau Arteri Verteberalis. Arteri ini masuk ke
meatus akustikus internus dan terpisah menjadi Arteri Vestibularis anterior dan Arteri
Kohlearis communis yang bercabang pula menjadi Arteri Kohlearis dan Arteri
Vestibulokohlearis. Arteri Vestibularis anterior memperdarahi Nervus Vestibularis, urtikulus
dan sebagian duktus semisirkularis. A.Vestibulokohlearis sampai di mediolus daerah putaran
basal kohlea terpisah menjadi cabang terminal vestibularis dan cabang kohlear. Cabang
vestibular memperdarahi sakulus, sebagian besar kanalis semisirkularis dan ujung basal
kohlea. Cabang kohlear memperdarahi ganglion spiralis, lamina spiralis ossea, limbus dan
ligamen spiralis. A. Kohlearis berjalan mengitari N. Akustikus di kanalis akustikus internus
dan didalam kohlea mengitari modiolus. Vena dialirkan ke V. Labirintin yang diteruskan ke

sinus petrosus inferior atau sinus sigmoideus. Vena-vena kecil melewati akuaduktus
vestibularis dan kohlearis ke sinus petrosus superior dan inferior .

Persarafan telinga dalam


Nervus Vestibulokohlearis (N.akustikus) yang dibentuk oleh bagian kohlear dan
vestibular, didalam meatus akustikus internus bersatu pada sisi lateral akar Nervus Facialis
dan masuk batang otak antara pons dan medula. Sel-sel sensoris vestibularis dipersarafi oleh
Nervus Kohlearis dengan ganglion vestibularis (scarpa) terletak didasar dari meatus akustikus
internus. Sel-sel sensoris pendengaran dipersarafi Nervus Kohlearis dengan ganglion spiralis
corti terletak di modiolus.

Apa makna klinis dari tidak ada riwayat pemakaian/minum obat-obatan dalam jangka
waktu yang lama dengan keluhan yang dialami oleh Tn R?
Tidak adanya riwayat pemakaian atau minim obat-obatan dalam jangka waktu yang
lama menunjukkan bahwa keluhan gangguan pendengaran atau tuli sensorineural
presbikusis yang dialami oleh Tn R bukan disebabkan oleh adanya pemakaian obatobatan.

Obat apa saja yang dikonsumsi dalam jangka waktu lama dan dapat menyebabkan
gangguan pendengaran?
Beberapa obat dapat menyebabkan kerusakan ireversibel pada telinga, sehingga
penggunaanya sangat terbatas. Beberapa obat yang penting adalah golongan
aminoglikosida, terutama gentamisin, obat kemoterapi cisplatin. Terdapat juga
beberapa obat yang menyebabkan gangguan pendengaran secara reversibel, semisal
obat diuretik, aspirin, dan NSAID, serta antibiotik golongan makrolida. Berdasarkan
studi yang dilakukan di Brigham and Woman's Hospital di Boston, hubungan antara
obat Antiinflamasi non steroid (OAINS) seperti ibuprofen angka kejadian kehilangan
pendengaran meningkat pada wanita.
Obat ototoksik
Obat ototoksik merupakan obat yang dapat menimbulkan gangguan fungsi dan
degenerasi seluler telinga dalam dan saraf vestibuler. Gejala utama yang dapat timbul
akibat ototoksisitas ini adalah tinnitus, vertigo, dan gangguan pendengaran yang
bersifat sensorineural. Ada beberapa obat yang tergolong ototoksik, diantaranya:

Antibiotik
- Aminogliksida : streptomisin, neomisin, kanamisin, gentamisin, Tobramisin,
Amikasin dan yang baru adalah Netilmisin dan Sisomisin.
- Golongan macrolide: Eritromisin
- Antibiotic lain: kloramfenikol

Loop diuretic : Furosemid, Ethyrynic acid, dan Bumetanides

Obat anti inflamasi: salisilat seperti aspirin

Obat anti malaria: kina dan klorokuin

Obat anti tumor : bleomisin, cisplatin


Kerusakan yang ditimbulkan oleh preparat ototoksik tersebut antara lain:
1. Degenerasi stria vaskularis. Kelainan patologi ini terjadi pada penggunaan
semua jenis obat ototoksik
2. Degenerasi sel epitel sensori. Kelainan patologi ini terjadi pada organ korti
dan labirin vestibular, akibat penggunaan antibiotika aminoglikosida sel
rambut luar lebih terpengaruh daripada sel rambut dalam, dan perubahan
degeneratif ini terjadi dimulai dari basal koklea dan berlanjut terus hingga
akhirnya sampai ke bagian apeks
3. Degenerasi sel ganglion. Kelainan ini terjadi sekunder akibat adanya
degenerasi dari sel epitel sensori Umumnya efek yang ditimbulkan bersifat
irreversible, kendatipun bila dideteksi cukup dini dan pemberian obat
dihentikan, sebagian ketulian dapat dipulihkan.

Apa saja klasifikasi tuli?


1. Tuli Konduktif
Terjadi pada 8% dari seluruh kejadian gangguan pendengaran. Disebabkan oleh
kondisi patologis pada kanal telinga eksterna, membran timpani, atau telinga
tengah sehingga terjadi gangguan transmisi suara secara mekanik. Gangguan
pendengaran konduktif tidak melebihi 60 dB karena dihantarkan menuju koklea
melalui tulang (hantaran melalui hidung) bila intensitasnya tinggi. Penyebab
tersering gangguan pendengaran jenis ini pada anak adalah otitis media dan
disfungsi tuba eustachius yang disebabkan oleh otitis media sekretori. Kedua

kelainan tersebut jarang menyebabkan kelainan gangguan pendengaran melebihi


40 dB.
2. Tuli Sensorineural
Merupakan jenis yang paling banyak terjadi yaitu sebesar 90% dari seluruh
kejadian gangguan pendengaran. Disebabkan oleh kerusakan atau malfungsi
koklea, saraf pendengaran, dan batang otak sehingga terjadi kegagalan untuk
memperkuat gelombang suara sebagai impuls saraf secara efektif pada koklea atau
untuk mengirimkan impuls tersebut melalui nervus vestibulocochlearis. Bila
kerusakan terbatas pada sel rambut di koklea, maka sel ganglion dapat bertahan
atau mengalami degenerasi transneural. Bila sel ganglion rusak, maka nervous VII
akan mengalami degenerasi Wallerian. Penyebabnya antara lain adalah: kelainan
bawaan, genetik, penyakit kelainan pada saat anak dalam kandungan, proses
kelahiran, infeksi virus, pemakaian obat yang merusak koklea (kina, antibiotika
golongan makrolid), radang selaput otak, hipoksia, dan kadar bilirubin yang
tinggi. Penyebab utama gangguan peradangan ini disebabkan oleh genetik atau
infeksi.
3. Tuli Campuran
Terjadi bila terdapat gangguan pendengaran atau ketulian konduktif dan
sensorineural terjadi bersamaan.
Tabel: Derajat Ketulian
Derajat Ketulian
0-25 dB
>25-40 dB
>40-55 dB
>55-70 dB
>70-90 dB
>90 dB

Klasifikasi
Normal
Tuli ringan
Tuli sedang
Tuli sedang berat
Tuli berat
Tuli sangat berat

Diagnosis kerja pada kasus?


Tuan R, 65 tahun, seorang pensiunan guru, datang ke klinik umum RSUD dengan
keluhan pendengaran berkurang sejak 2 tahun ini diduga mengalami tuli sensorineural
ec bertambahnya usia/penuaan (presbikusis).

Pemeriksaan penunjang pada kasus?


Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan misalnya pemeriksaan audiometri nada
murni, menunjukkan tuli saraf nada tinggi, bilateral, dan simetris. Penurunan yang

tajam (slooping) pada tahap awal setelah frekuensi 2000 Hz. Gambaran ini khas pada
presbikusis sensorik dan neural. Kedua jenis presbikusis ini sering ditemukan. Garis
ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik lebih mendatar,
kemudian pada tahap berikutnya berangsur-angsur terjadi penurunan. Semua jenis
presbikusis tahap lanjut juga terjadi penurunan pada frekuensi yang lebih rendah.
Audiometri tutur menunjukkan adanya gangguan diskriminasi wicara (speech
discrimination) dan biasanya keadaan ini jelas terlihat pada presbikusis neural dan
koklear. Variasi nilai ambang audiogram antara telinga satu dengan lainnya pada
presbikusis ini dapat terjadi sekitar 5-10 dB. Manusia sebenarnya sudah mempunyai
strain DNA yang menyandi terjadinya presbikusis. Sehingga dengan adanya penyebab
multifaktor risiko akan memperberat atau mempercepat presbikusis terjadi lebih awal.
Pemeriksaan audiometri tutur pada kasus presbikusis sentral didapatkan pemahaman
bicara normal sampai tingkat phonetically balanced words dan akan memburuk
seiring dengan terjadinya overstimulasi pada koklea ditandai dengan adanya roll over.
Penderita presbikusis sentral pada intensitas tinggi menunjukkan penurunan dalam
nilai ambang tutur sebesar 20% atau lebih.

Você também pode gostar