Você está na página 1de 3

Nama

Kelas

: Mei Rizka Savitri


Teratai Sri Dewi
: XI.A1

Menakar Efektivitas Bela Negara

Wacana bela negara di tengah kondisi keamanan negara yang kondusif seperti
sekarang selalu dikaitkan dengan motivasi memperkuat rasa nasionalisme dan semangat
patriotisme warga negara Indonesia. Pemerintah berencana mewajibkan warga negara untuk
ikut dalam bela negara. Warga sipil akan dilatih oleh militer dalam rangka meningkatkan
kemampuan bela negara.
Mempertahankan negara dari ancaman serangan militer dari negara asing merupakan
bentuk umum dari upaya bela negara yang sudah dikenal oleh seluruh rakyat Indonesia.
Asosiasi masyarakat tentang bela negara identik dengan perang melawan negara asing
membuat wacana bela negara selalu menuai pro dan kontra di masyarakat.
Pihak yang pro akan menanggapi bela negara sebagai momen untuk menunjukkan
semangat patriotik melawan serangan dari luar. Sebaliknya, yang kontra menganggap momen
bela negara sebagai upaya mobilisasi negara untuk melibatkan rakyat ke dalam perang.
Dalam UUD 1945 Pasal 30 disebutkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Bela negara ini diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara. Dalam UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara diuraikan lebih jelas tentang wujud bela negara, yaitu penyelenggaraan pertahanan
negara. Tentara Nasional Indonesia merupakan komponen utama dalam sistem pertahanan
negara yang didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung.
Tentara sebagai komponen utama dalam sistem pertahanan negara bukan berarti
membebaskan warga negara dari kewajiban untuk bela negara. Semua sumber daya yang
berada di dalam wilayah negara RI, mulai dari rakyat, sumber daya alam, lembaga negara,
dan kekuatan ekonomi, merupakan komponen yang bisa diikutkan dalam bela negara.
Komponen-komponen tersebut dalam UU Pertahanan dikategorikan sebagai komponen
cadangan dan komponen pendukung.

Masyarakat sipil dalam sistem pertahanan nasional dijadikan sebagai komponen


cadangan karena telah disiapkan untuk memperbesar dan memperkuat kekuatan dan
kemampuan komponen utama. Dalam kerangka inilah bela negara yang memobilisasi
keterlibatan warga sipil diwacanakan. Bela negara tidak semata-mata diciptakan untuk
melibatkan masyarakat sipil ke dalam fungsi kemiliteran, tetapi menjadi cadangan yang telah
disiapkan untuk mempertahankan negara.
Persepsi bahwa bela negara identik dengan perang telah menjebak pemahaman bela
negara sama dengan wajib militer. Bela negara tidak diwajibkan kepada seluruh warga negara
dan lebih diorientasikan untuk memupuk rasa nasionalisme dan patriotisme.
Dalam sepuluh tahun ke depan pemerintah menargetkan 100 juta warga negara yang
disiapkan untuk bela negara. Pada tahap pertama, pemerintah akan melatih 4.500 orang yang
berasal dari 45 kabupaten sebagai aktivis bela negara. Tujuan dari bela negara ini adalah
membentuk disiplin pribadi, disiplin kelompok, dan pada akhirnya disiplin nasional.
Wajib militer merupakan kewajiban yang ditetapkan oleh negara kepada seluruh
rakyat dengan batasan usia tertentu. Wajib militer memang diorientasikan sebagai persiapan
untuk menghadapi perang secara nyata. Asumsinya, negara sedang berada dalam ancaman
perang dengan negara lain sehingga setiap warga negara dipanggil untuk mempertahankan
negara melalui kegiatan wajib militer. Metode dan materi latihan yang diberikan boleh jadi
sama, tetapi orientasi pelatihan ini bisa saja berbeda karena kondisi keamanan negara
sekarang berada dalam kondisi damai.
Meski tidak ada ancaman peperangan, pelatihan bela negara bisa saja dilakukan oleh
negara jika muncul bentuk-bentuk ancaman yang dinilai bisa membahayakan keamanan
negara. Bentuk-bentuk ancaman tersebut bisa saja berupa kejahatan terorisme internasional
dan nasional, aksi kekerasan berbau SARA, pelanggaran wilayah negara baik di darat, laut,
udara, dan luar angkasa, gerakan separatisme, kejahatan dan gangguan lintas negara, dan
perusakan lingkungan.
Karena itulah rakyat bisa dilibatkan dalam negara dengan wujud ikut serta dalam
menjaga keamanan lingkungan, membantu korban bencana alam, menjadi aktivis lingkungan
hidup, atau mengikuti kegiatan-kegiatan yang bisa meningkatkan keterampilan diri.
Dengan hak dan kewajiban yang sama, setiap orang Indonesia tanpa harus dikomando
dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Tentara dan masyarakat sipil

merupakan sumber daya manusia yang menjadi komponen terpenting dalam sistem
pertahanan nasional, yaitu pertahanan dan keamanan rakyat semesta. Sistem pertahanan ini
menempatkan TNI dan Polri sebagai komponen utama dan rakyat sebagai komponen
pendukung.
Meski bela negara ini memiliki tujuan jangka panjang, yaitu membentuk kesadaran
warga negara akan pentingnya mempertahankan negara dari ancaman kedaulatan, pemerintah
tetap perlu menyediakan payung hukumnya.
Hingga saat ini payung hukum yang secara jelas mengatur soal bela negara ini masih
terintegrasi dengan UU Pertahanan Negara. Dalam UU tersebut bentuk riil dari bela negara
adalah pertahanan negara, yang bertumpu pada komponen utama, komponen cadangan, dan
komponen pendukung.
Saat ini sedang dibahas Rancangan UU tentang Komponen Pendukung Pertahanan
Negara yang akan menjadi payung hukum mobilisasi warga sipil untuk kepentingan bela
negara. Dalam RUU ini hanya terdapat dua komponen dalam bela negara, yaitu komponen
utama dari TNI dan komponen cadangan dari warga sipil.
Istilah komponen cadangan ini bukan soal baru dalam pembelaan negara karena sejak
tahun 1950 telah muncul nama Corps Tjadangan Nasional yang berfungsi untuk mobilisasi
nasional. Dalam sejarah, unsur cadangan ini memang mendapat perhatian khusus dari
pemerintah karena akan dipersiapkan dari masyarakat sipil sebagai bagian dari sumber daya
nasional untuk memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan tentara. Setiap
warga negara memang berhak dan wajib dalam upaya bela negara, tetapi negara pun harus
menjamin kepastian bela negara ini, terutama dalam perekrutan, dan desain pelatihannya.

Daftar Pustaka : http://print.kompas.com/baca/2015/10/22/Menakar-EfektivitasBela-Negara

Você também pode gostar