Você está na página 1de 31

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ANALISA DATA
DATA
DS: DO:
1. RR: 68 x/menit
2. Nadi: 108 x/menit
3. Adanya tonjolan pada
pangkal hidung keliling
26 cm, diameter 10 cm
4. Hasil
CT
scan
13/08/2016:
ensefalokel pada regio
nasofrontal
dengan
diameter
6,5
cm
dengan gliosis + sistik.
Defek eksterna 1,7 cm
x 1,16 cm.
DS : Ibu klien mengatakan
klien lahir pada usia 28
minggu
DO:
1. BBL 1450 gram
BB sekarang 1800 gram
2. Terpasang OGT
3. Terpasang IV line di
tangan kiri untuk
pemberian TPN
4. Hasil laboratorium
tanggal 13/08/2016,
Albumin : 1,5 g/dL
5. Hasil laboratorium
tanggal 13/08/2016,
HGB : 11,1 g/dL
DS: Ibu klien mengatakan
klien lahir pada usia 28
minggu
DO:
1. Hasil

ETIOLOGI
defek tulang kepala

herniasi jaringan otak

menekan area yang berada


di sekitarnya (nasofrontal)

obstruksi saluran napas

MASALAH
Bersihan jalan
napas tidak efektif

prematuritas

immaturitas sistem
pencernaan

refleks pencernaan belum


sempurna

asupan gizi menurun

Ketidakseimbang
an nutrisi: kurang
dari kebutuhan
tubuh

prematuritas

immaturitas sistem imunitas


tubuh

laboratorium kaskade-kaskade imunitas

Risiko infeksi

tanggal
13/08/2016,
CRP: 29,67
2. Hasil
laboratorium
tanggal
13/08/2016,
WBC: 14430/UL
DS: Ibu klien mengatakan
klien lahir pada usia 28
minggu
DO:
1. Setting suhu ruangan
inkubator 33C
2. BB: sekarang 1800
gram

belum berkembang
sempurna

prematuritas

permukaan tubuh relatif


lebih kecil, jumlah lemak
coklat lebih sedikit
prematuritas

kehilangan panas lebih


cepat

Risiko hipotermia

DAFTAR PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN


1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan
napas.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan immaturitas saluran pencernaan
3. Risiko infeksi berhubungan dengaan immaturitas sistem imunitas tubuh
4. Risiko hipotermi berhubungan dengan ketidakmampuan sistem
pengaturan suhu neonatus

1. INTERVENSI KEPERAWATAN

1.

Hari/T

anggal

5.

Senin,
15 Agusus
2016

2.
Diagnosa Keperawatan
6.
Bersihan jalan napas tidak
efektif berhubungan dengan obstruksi
jalan napas ditandai dengan:
7.
DO:
1. Tampak adanya

11.

Ketidakseimbangan
nutrisi:
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
imaturitas
saluran cerna
13.
DO:
1.

20.

21.

Senin,
15 Agustus
2016

Senin,
15 Agustus
2016

12.

Risiko hipotermi berhubungan dengan


ketidakmampuan sistem pengaturan
suhu neonatus ditandai dengan:

22.
23.

3. Tujuan dan Kriteria Hasil

4.

Intervensi
Tujuan:
setelah
dilakukan 10.
Airway management
tindakan keperawatan selama 5 x 24 jam
1. Posisikan
klien
untuk
diharapkan jalan napas klien paten
memaksimalkan ventilasi
dengan kriteria hasil:
2. Auskultasi bunyi napas
1. RR: 40-60 x/menit
3. Monitor status respiratori
2.
dan oksigenasi
9.
4. Berikan oksigen
14.
Tujuan:
setelah
dilakukan 16.
Nutrition management
tindakan keperawatan selama 5x24 jam
1. Kaji maturitas refleks
diharapkan kebutuhan nutrisi klien
berkenaan
dengan
terpenuhi dengan kriteria hasil:
pemberian makanan.
1. BB meningkat
2. Auskultasi bising usus
2. Bayi mendapat asupan nutrisi
3. Kaji kebutuhan nutrisi,
yang adekuat
jumlah dan jenis nutrisi
15.
4. Timbang BB
5. Monitor adanya muntah,
diare,
residu
lambung
berlebihan
6. Catat intake dan output
7. Pertahankan patensi OGT
dan IV line
8. Pantau nilai laboratorium
9. Kolaborasi
dalam
pemberian TPN
17.
18.
19.
24. Tujuan: setelah dilakukan tindakan 26.
Hypothermia treatment
keperawatan selama 5 x 24 jam
1. Monitor temperatur tubuh
diharapkan suhu tubuh klien stabil
pasien.
dengan kriteria hasil:
2. Monitor warna dan suhu
1. Suhu: 36,5-37,5 C
kulit.
2. Kulit teraba hangat
3. Berikan selimut tambahan
3. Warna kulit kemerahan
4. Tempatkan klien pada
4. Bayi tidak menggigil
penghangat eksternal (boks
25.
dengan lampu, radian
warmer atau inkubator)
5. Kurangi pemajanan udara
dengan menghindari
pembukaan tutup inkubator
yang terlalu sering.
6. Ganti linen bila basah

8.

3.
4.
M
a
s
a
l
a
h
K
e
p
e
r
a
w
a
t
a
n

5.
W
A
K
T
U

MODEL PIE (PROBLEM INTERVENSI EVALUASI)


6.
INTERVENSI

7.
W
A
K
T
U

8.
EVALUASI

9.
P
A
R
A
F

10.
B
e
r
s
i
h
a
n
j
a
l
a
n
n
a
p
a
s
ti
d
a
k
e
f
e
k
ti

11.
1
6/
8/
2
0
1
6
12.
13.
0
9.
0
0
14.
0
9.
1
5
15.
16.

1. Memposisikan klien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
2. Mengauskultasi
bunyi napas
3. Memonitor
status
respiratori
dan
oksigenasi
4. Memberikan
oksigen
1
lpm
melalui nasal kanul

17.
1
6
/
8
/
2
0
1
6
18.
1
4
.
0
0

23.

19.
S: 20.
O:
1. RR: 46 x/menit
2. Terpasang
oksigen
melalui nasal kanul 1
lpm
3. Tampak penonjolan di
pangkal hidung dengan
diameter 10 cm
4. Auskultasi bunyi napas:
vesikuler
5. Klien tidak sianosis
21.
A:
Masalah
keperawatan
bersihan jalan napas tidak
efektif teratasi sebagian
22.
P: Intervensi dilanjutkan

24.
K
e
ti
d
a
k
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n

25.
1
6/
0
8/
2
0
1
6
26.
0
7.
0
0
27.
28.

1. Mengkaji maturitas refleks


berkenaan dengan pemberian
makanan.
2. Mengauskultasi bising usus
3. Mengkaji kebutuhan nutrisi,
jumlah dan jenis nutrisi
4. Mengobservasi BB
5. Memonitor adanya muntah,
diare,
residu
lambung
berlebihan
6. Memonitor patensi OGT dan
IV line
7. Memberikan ASI 20 cc
melalui OGT
8. Mengobservasi
pemberian
TPN
9. Memberikan ASI 20 cc

44.
16/08/2016
45.
14.00
46.

51.

47.
S:
48.
O:
1. BB 1810 gram
2. Intake nutrisi melalui
TPN dan OGT
3. Bising usus (+) x/menit
4. Muntah
(-),
retensi
lambung (-)
5. BAB (+) konsistensi
lembek warna kuning,
BAK (+)
6. Terpasang
infus
di
tangan kanan untuk TPN
7. Refleks menelan (-)
49.

n
u
t
r
i
s
i:
k
u
r
a
n
g
d
a
r
i
k
e
b
u
t
u
h
a
n
t
u

29.
30.
31.
43.
32.
33.
34.
35.
0
8.
0
0
36.
37.
0
9.
0
0
38.
1
0.

melalui OGT
10. Memberikan ASI 20 cc
melalui OGT
11. Memberikan ASI 20 cc
melalui OGT
12. Mencatat intake dan output

A:
Masalah
keperawatan
ketidakseimbangan
nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh
belum teratasi
50.
P: Intervensi dilanjutkan

b
u
h

0
0
39.
40.
1
2.
0
0
41.

52.
R
i
s
i
k
o
h
i
p
o
t

42.
1
4.
0
0
53.
1
6/
0
8/
2
0
1
6
54.
0
8.

1. Mengganti diapers
klien
2. Memonitor
temperatur
tubuh
pasien.
3. Memonitor warna
dan suhu kulit.
4. Menempatkan klien
dalam inkubator
5. Menghindari
pembukaan
tutup
inkubator
yang

61.
16/08/2016
62.
14.00
63.

68.

64.
S:
65.
O:
1. Suhu: 37C
2. Klien teraba hangat,
warna kulit kemerahan
3. Bayi tidak menggigil
66.
A: Masalah risiko hipotermi
tidak terjadi
67.

e
r
m
i

0
0
55.

terlalu sering.
6. Memonitor
temperatur
tubuh
pasien.

P: Intervensi dilanjutkan

56.
0
9.
0
0
57.
58.
1
0.
0
0
59.

69.
R
i
s
i

60.
1
1.
0
0
70.
1
6/
0
8/

1. Menempatkan klien
pada ruang infeksi
(RKL II)
2. Membatasi
pengunjung

87.
1
6
/
0

94.

90.
S:
91.
O:
1. Suhu: 37C

k
o
i
n
f
e
k
s
i

2
0
1
6
71.
0
8.
0
0
72.
73.
74.
0
8.
3
0
75.
76.
0
9.
0
0
77.
78.

3. Memantau TTV
4. Mengajarkan
ibu
cara mencuci tangan
5. Memberikan injeksi
ampicilin 90 mg per
iv selama 30 menit
6. Melakukan
hand
hygiene
sesuai
prosedur dan 5
moments
7. Mengambil sampel
darah dengan teknik
aseptik
8. Mengambil sampel
darah
untuk
pemeriksaan kultur
9. Memberikan nutrisi
sesuai jadwal
10. Memantau TTV

8
/
2
0
1
6
88.
1
4
.
0
0
89.

2. HR: 146 x/menit


3. Benjolan tidak pecah
92.
A: Masalah risiko hipotermi
tidak terjadi
93.
P: Intervensi dilanjutkan

79.
80.
1
0.
0
0
81.
82.
83.
84.
85.
1
1.
0
0
86.
95.
B
e
r
s

96.
1
7/
8/
2

1. Memposisikan klien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
2. Mengauskultasi

102. 104.
1
S: 7
105.
/
O:
8
1. RR: 46 x/menit

108.

i
h
a
n
j
a
l
a
n
n
a
p
a
s
ti
d
a
k
e
f
e
k
ti
f
109.
K
e
ti

0
1
6
97.
98.
0
9.
0
0
99.
0
9.
1
5
100.

bunyi napas
3. Memonitor
status
respiratori
dan
oksigenasi
4. Memberikan
oksigen
1
lpm
melalui nasal kanul

/
2. Terpasang
oksigen
2
melalui nasal kanul
0
lpm
1
3. Tampak penonjolan di
6
pangkal hidung dengan
103.
diameter 10 cm
1
4. Auskultasi bunyi napas:
4
vesikuler
.
5. Klien tidak sianosis
0
106.
0
A:
Masalah
keperawatan
bersihan jalan napas tidak
efektif teratasi sebagian
107.
P: Intervensi dilanjutkan

101.

110. 1. Mengauskultasi bising usus


1
2. Mengkaji kebutuhan nutrisi,
7/
jumlah dan jenis nutrisi
0
3. Mengobservasi BB

130.
17/08/2016
131.
14.00

133.
S:
134.
O:

137.

d
a
k
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n
n
u
t
r
i
s
i:
k
u
r
a
n
g
d
a

8/
2
0
1
6
111.
0
7.
0
0
112.

4. Memonitor adanya muntah, 132.


diare,
residu
lambung
berlebihan
5. Memonitor patensi OGT dan
IV line
6. Memberikan ASI 25 cc
melalui OGT
7. Mengobservasi
pemberian
TPN
8. Memberikan ASI 25 cc
melalui OGT
9. Memberikan ASI 25 cc
113.
melalui OGT
10. Memberikan ASI 25 cc
114.
melalui OGT
11. Mencatat intake dan output
115.
129.
116.
117.
118.
119.
120.
0

1. BB 1840 gram
2. Intake nutrisi melalui
TPN dan OGT
3. Nutrisi
per
OGT
dinaikkan menjadi 12x
25 cc
4. Bising
usus
(+)
10x/menit
5. Muntah
(-),
retensi
lambung (-)
6. BAB (+) konsistensi
lembek warna kuning,
BAK (+)
7. Terpasang
infus
di
tangan kanan untuk TPN
8. Refleks menelan (-)
135.
A:
Masalah
keperawatan
ketidakseimbangan
nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh
belum teratasi
136.
P: Intervensi dilanjutkan

r
i
k
e
b
u
t
u
h
a
n
t
u
b
u
h

8.
0
0
121.
122.
0
9.
0
0
123.
124.
1
0.
0
0
125.
126.
1
2.
0
0
127.
128.
1

138.
R
i
s
i
k
o
h
i
p
o
t
e
r
m
i

4.
0
0
139.
1
7/
0
8/
2
0
1
6
140.
0
8.
0
0
141.
142.
0
9.
0
0
143.
144.

1. Mengganti diapers
klien
2. Memonitor
temperatur
tubuh
pasien.
3. Memonitor warna
dan suhu kulit.
4. Menempatkan klien
dalam inkubator
5. Menghindari
pembukaan
tutup
inkubator
yang
terlalu sering.
6. Memonitor
temperatur
tubuh
pasien.

148.
17/08/2016
149.
14.00
150.

151.
S:
152.
O:
1. Suhu: 36,7C
2. Klien teraba hangat,
warna kulit kemerahan
3. Bayi tidak menggigil
153.
A: Masalah risiko hipotermi
tidak terjadi
154.
P: Intervensi dilanjutkan

155.

145.
1
0.
0
0
146.

156.
R
i
s
i
k
o
i
n
f
e
k
s
i

147.
1
1.
0
0
157.
1
7/
0
8/
2
0
1
6
158.
0
8.
0
0
159.

1. Membatasi
pengunjung
2. Memantau TTV
3. Menganjurkan ibu
untuk
mencuci
tangan sebelum dan
setelah menyentuh
klien
4. Memberikan injeksi
ampicilin 90 mg per
iv selama 30 menit
5. Melakukan
hand
hygiene
sesuai
prosedur dan 5
moments
6. Memberikan nutrisi

169. 172.
1
S:
7
173.
/
O:
0
1. Suhu: 36,7C
8
2. HR: 157 x/menit
/
3. Benjolan tidak pecah
2 174.
0 A: Masalah risiko hipotermi
1 tidak terjadi
6
175.
170. P: Intervensi dilanjutkan
1
176.
4
.
0

177.

160.
161.
162.
0
9.
0
0
163.
164.
165.
166.
1
0.
0
0
167.
1
1.
0
0
168.

sesuai jadwal
7. Memantau TTV
8. Mengambil sampel
darah ulang
9. Melakukan tindakan
dengan
teknik
aseptik

0
171.

178.
B
e
r
s
i
h
a
n
j
a
l
a
n
n
a
p
a
s
ti
d
a
k
e
f
e
k
ti

179.
1
8/
8/
2
0
1
6
180.
181.
0
9.
0
0
182.
0
9.
1
5
183.
184.

1. Memposisikan klien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
2. Mengauskultasi
bunyi napas
3. Memonitor
status
respiratori
dan
oksigenasi
4. Memberikan
oksigen lpm
melalui nasal kanul

185. 187.
1
S: 8
188.
/
O:
8
1. RR: 45 x/menit
/
2. Terpasang
oksigen
2
melalui nasal kanul
0
lpm
1
3. Tampak penonjolan di
6
pangkal hidung dengan
186.
diameter 10 cm
1
4. Auskultasi bunyi napas:
4
vesikuler
.
5. Klien tidak sianosis
0
189.
0
A:
Masalah
keperawatan
bersihan jalan napas tidak
efektif teratasi sebagian
190.
P: Intervensi dilanjutkan

191.

192.
K
e
ti
d
a
k
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n
n
u
t
r
i

193.
1
8/
0
8/
2
0
1
6
194.
0
7.
0
0
195.

1. Mengauskultasi bising usus


2. Mengkaji kebutuhan nutrisi,
jumlah dan jenis nutrisi
3. Mengobservasi BB
4. Memonitor adanya muntah,
diare,
residu
lambung
berlebihan
5. Memonitor patensi OGT dan
IV line
6. Memberikan ASI 25 cc
melalui OGT
7. Mengobservasi
pemberian
TPN
8. Memberikan ASI 25 cc
melalui OGT
9. Memberikan ASI 25 cc
196.
melalui OGT
10. Memberikan ASI 25 cc
197.
melalui OGT
11. Mencatat intake dan output
198.
212.

213.
18/08/2016
214.
14.00
215.

216.
S:
217.
O:
1. BB 1820 gram
2. Intake nutrisi melalui
TPN dan OGT
3. Nutrisi per OGT 12x 25
cc
4. Bising usus (+) 9x/menit
5. Muntah
(-),
retensi
lambung (-)
6. BAB (+) konsistensi
lembek warna kuning,
BAK (+)
7. Terpasang
infus
di
tangan kanan untuk TPN
8. Refleks menelan (-)
218.
A:
Masalah
keperawatan
ketidakseimbangan
nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh

220.

s
i:
k
u
r
a
n
g
d
a
r
i
k
e
b
u
t
u
h
a
n
t
u
b
u
h

199.
200.
201.
202.
203.
0
8.
0
0
204.
205.
0
9.
0
0
206.
207.
1
0.
0
0
208.

belum teratasi
219.
P: Intervensi dilanjutkan

209.
1
2.
0
0
210.

221.
R
i
s
i
k
o
h
i
p
o
t
e
r
m

211.
1
4.
0
0
222.
1
8/
0
8/
2
0
1
6
223.
0
8.
0
0
224.

1. Mengganti diapers
klien
2. Memonitor
temperatur
tubuh
pasien.
3. Memonitor warna
dan suhu kulit.
4. Menempatkan klien
dalam inkubator
5. Menghindari
pembukaan
tutup
inkubator
yang
terlalu sering.
6. Memonitor
temperatur
tubuh

231.
18/08/2016
232.
14.00
233.

234.
S:
235.
O:
1. Suhu: 36,5C
2. Klien teraba hangat,
warna kulit kemerahan
3. Bayi tidak menggigil
236.
A: Masalah risiko hipotermi
tidak terjadi
237.
P: Intervensi dilanjutkan

238.

pasien.
225.
0
9.
0
0
226.
227.
228.
1
0.
0
0
229.

239.
R
i
s
i
k

230.
1
1.
0
0
240.
1
8/
0
8/
2

1. Membatasi
pengunjung
2. Memantau TTV
3. Menganjurkan ibu
untuk
mencuci
tangan sebelum dan

252. 255.
1
S:
8
256.
/
O:
0
1. Suhu: 36,5C
8
2. HR: 142 x/menit

259.

o
i
n
f
e
k
s
i

0
1
6
241.
0
8.
0
0
242.

4.
5.

6.
243.
244.
245.
0
9.
0
0
246.
247.
248.
249.
1
0.

7.
8.
9.

setelah menyentuh
klien
Memberikan injeksi
ampicilin 90 mg per
iv selama 30 menit
Melakukan
hand
hygiene
sesuai
prosedur dan 5
moments
Memberikan nutrisi
sesuai jadwal
Memantau TTV
Memasang venflon
ukuran 27
Melakukan tindakan
dengan
teknik
aseptik

/
3. Benjolan tidak pecah
2 257.
0 A: Masalah risiko hipotermi
1 tidak terjadi
6
258.
253. P: Intervensi dilanjutkan
1
4
.
0
0
254.

0
0
250.
1
1.
0
0
251.
260.
B
e
r
s
i
h
a
n
j
a
l
a
n
n
a
p
a
s

261.
1
9/
8/
2
0
1
6
262.
263.
0
9.
0
0
264.
0
9.
1

1. Memposisikan klien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
2. Mengauskultasi
bunyi napas
3. Memonitor
status
respiratori
dan
oksigenasi
4. Memberikan
oksigen
1
lpm
melalui nasal kanul

267. 269.
1
S: 9
270.
/
O:
8
1. RR: 46 x/menit
/
2. Terpasang
oksigen
2
melalui nasal kanul
0
lpm
1
3. Tampak penonjolan di
6
pangkal hidung dengan
268.
diameter 10 cm
1
4. Auskultasi bunyi napas:
4
vesikuler
.
5. Klien tidak sianosis
0
271.
0
A:
Masalah
keperawatan
bersihan jalan napas tidak
efektif teratasi sebagian
272.

273.

ti
d
a
k
e
f
e
k
ti
f
274.
K
e
ti
d
a
k
s
e
i
m
b
a
n
g
a
n
n

5
265.

P: Intervensi dilanjutkan

266.

275.
1
9/
0
8/
2
0
1
6
276.
0
7.
0
0
277.

1. Mengauskultasi bising usus


2. Mengkaji kebutuhan nutrisi,
jumlah dan jenis nutrisi
3. Mengobservasi BB
4. Memonitor adanya muntah,
diare,
residu
lambung
berlebihan
5. Memonitor patensi OGT dan
IV line
6. Memberikan ASI 25 cc
melalui OGT
7. Mengobservasi
pemberian
TPN
8. Memberikan ASI 25 cc
melalui OGT
9. Memberikan ASI 25 cc
278.
melalui OGT
10. Memberikan ASI 25 cc

295.
19/08/2016
296.
14.00
297.

298.
S:
299.
O:
1. BB 1830 gram
2. Intake nutrisi melalui
TPN dan OGT
3. Nutrisi per OGT 12x 25
cc
4. Bising
usus
(+)
10x/menit
5. Muntah
(-),
retensi
lambung (-)
6. BAB (+) konsistensi
lembek warna kuning,
BAK (+)
7. Terpasang
infus
di
tangan kanan untuk TPN

302.

u
t
r
i
s
i:
k
u
r
a
n
g
d
a
r
i
k
e
b
u
t
u
h
a
n
t
u
b

279.

melalui OGT
11. Mencatat intake dan output
280.
294.
281.
282.
283.
284.
285.
0
8.
0
0
286.
287.
0
9.
0
0
288.
289.
1

8. Refleks menelan (-)


300.
A:
Masalah
keperawatan
ketidakseimbangan
nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh
belum teratasi
301.
P: Intervensi dilanjutkan

u
h

0.
0
0
290.
291.
1
2.
0
0
292.

303.
R
i
s
i
k
o
h
i
p
o

293.
1
4.
0
0
304.
1
9/
0
8/
2
0
1
6
305.
0

1. Mengganti diapers
klien
2. Memonitor
temperatur
tubuh
pasien.
3. Memonitor warna
dan suhu kulit.
4. Menempatkan klien
dalam inkubator
5. Menghindari
pembukaan
tutup

313.
19/08/2016
314.
14.00
315.

316.
S:
317.
O:
1. Suhu: 36,7C
2. Klien teraba hangat,
warna kulit kemerahan
3. Bayi tidak menggigil
318.
A: Masalah risiko hipotermi
tidak terjadi

320.

t
e
r
m
i

8.
0
0
306.
307.
0
9.
0
0
308.
309.
310.
1
0.
0
0
311.
312.
1
1.
0
0

inkubator
yang
terlalu sering.
6. Memonitor
temperatur
tubuh
pasien.

319.
P: Intervensi dilanjutkan

321.
R
i
s
i
k
o
i
n
f
e
k
s
i

322.
1
9/
0
8/
2
0
1
6
323.
0
8.
0
0
324.
325.
326.
327.
0
9.
0
0
328.
329.

1. Membatasi
pengunjung
2. Memantau TTV
3. Menganjurkan ibu
untuk
mencuci
tangan sebelum dan
setelah menyentuh
klien
4. Memberikan injeksi
ampicilin 90 mg per
iv selama 30 menit
5. Melakukan
hand
hygiene
sesuai
prosedur dan 5
moments
6. Memberikan nutrisi
sesuai jadwal
7. Memantau TTV

334. 337.
1
S:
9
338.
/
O:
0
1. Suhu: 36,7C
8
2. HR: 150 x/menit
/
3. Benjolan tidak pecah
2 339.
0 A: Masalah risiko hipotermi
1 tidak terjadi
6
340.
335. P: Intervensi dilanjutkan
1
4
.
0
0
336.

341.

330.
331.
1
0.
0
0
332.
1
1.
0
0
333.
342.

Você também pode gostar