Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DISUSUN OLEH
NAMA
: SRI MULIANI
NPM
: 016.02.0438
LEMBAR PENGESAHAN
Di setujui pada :
Hari
Tanggal
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Pembimbing Lahan
KATA PENGANTAR
Puji sukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan Tugas Asuhan Keperawatan Dengan
Diagnosa Keperawatan Hipertensi Pada Kelayen R di Panti Sosial Tresna Werdha
Puspakarma Mataram.
Tugas ini dapat terselesaikan berkat adanya bantuan dari Pembimbing Lahan,
Dosen beserta Kakak Senior dan teman- teman praktek. Oleh karena itu pada
kesempatan yang berbahagia ini perkenankan penulis menyampaikan ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu didalam menyelsaikan tugas ini baik
yang langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan dalam penulisan berikutnya.
Harapan penulis semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi Mahasiswa STIKES pada khususnya serta pihak PSTW Mataram.
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Kegiatan
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Laporan
BAB II KONSEP TEORI
A. Konsep Dasar (masalah utama )
1. Pengertian
2. Patofisiologi
3. Penatalaksanaan Medis
B. Konsep Dasar Auhan Keperawatan
1.
Pengkajian
2.
Diagnose keperawatan
3.
Perencanaan
4.
Pelaksanaan
5.
Evaluasi
Perencanaan
3.
Pelaksanaan
4.
Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian
B. Diagnose keperawatan
C. Perencanaan
D. Pelaksanaan
E. Evaluasi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
LAMPIRAN :
a. Laporan pendahuluan
b. ResumeSatuan acara penyuluhan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sekitar 60% lansia akan mengalami hipertensi setelah berusia 75 tahun.
Kontrol tekanan darah yang ketat pada kelayan diabetes berhubungan dengan
pencegahan terjadinya hipertensi yang tak terkendali.
Hipertensi merupakan segala yang paling sering ditemui pada orang lanjut
usia dan menjadi faktor resiko utama penyakit kardiovaskuler. Karenanya control
tekanan darah menjadi perawatan utama orang-orang usia lanjut. Jose Roesma,
dari
divisi
nefrologi
ilmu
penyakit
dalam
FKUI-RSUPN
dr.
Cipto
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Penulis dapat mengaplikasikan teori yang didapat dalam proses belajar
mengajar secara nyata kpada lansia dengan kasus hipertensi dan secara
langsung mmberikan asuhan keperawatan kepada lansia.
2. Tujuan Khusus
C. METODE PENULISAN
Dalam mengumpulkan data untuk menyusun laporan ini, penulis
menggunakan beberapa pendekatan antara lain :
1. Observasi
Melakukan pengamatan terhadap kelayan dalam melakukan kegiatan dan
aktivitas sehari- hari.
2. Wawancara
Penulis mewawancarai kelayan dan melakukan sesi Tanya jawab serta
menyesuaikan kemampuan kelayan dalam mejawab semua pertanyaan yang
diajukan.
3. Studi kasus
Penulis melakukan atau mempelajari kasus yang akan dilakukan pengkajian.
4. Studi kepustakaan
Penulis mmpelajari kasus dengan menggunakan berbagai teori atau literatur
ang diambil dari buku, internet dan kepustakaan.
5. Sumber data
Primer
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan dalam penyusunan dan pemahaman dari asuhan
keperawatan ini, maka sistematika penulisan dapat dibagi dalam lima bab yaitu ;
BAB I
Merupakan bab pendahuluan meliputi latar belakang masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II
Membicarakan tentang tanjuan pustaka yang meliputi konsep dasar
(masalah utama) yang terdiri dari pengertaian, etiologi, manifestasi klinis,
patofisiologi, penatalaksanaan medis, dan konsep dasar asuhan keperawatan
yang terdiri dari pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi.
BAB III
Menjelaskan tentang tinjauan kasus yang meliputi pengkajian, diagnose
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB IV
Pembahasan yang meliputi pengkajian, diagnose keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dimana semua yang ada dalam
pembahasan ini merupakan perbandingan antara tinjauan teori dengan tinjauan
kasus yang ditemukan dilahan keperawatan.
BABA V
Berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran yang diharapkan bias
sangat bermanfaat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Aging Proses
1. Pengertaian
Menua (Aging) adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan
untuk memperbaiki atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya. Proses ini berlangsung terus-menerus sepanjang hidup
seseorang.
2. Teori proses menua
Proses
penuan
merupakan
proses
secara
berangsur-angsur
yang
akan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar. Jadi menurut konsep
ini bila jam kita berhenti, kita akan meninggal dunia, meskipun menjadi
lemah dan sakit.
2. Teori imunologi slow virus
Sistem imun menjadi aktif dengan bertambahnya usia dan
masuknya virus kedalam tubuh dapat menebabkan kerusakan organ
tubuh.
3. Teori Stress
Menua menjadi atau terjadi akibat hilangnya sel-sel yang bias
digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan
kestabilan
lingkungan
internal,
kelebihan
usaha
dan
stress,
Hang
Kerst
(1992)
bahwa
setiap
individu
harus
b. Kepribadian Selanjutnya
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berupa pada lansia. Teori
ini merupakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut
usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ketuaan (Nugroho,2000) adalah
Herediter
Nutrisi
Status kesehatan
Pengalaman hidup
Lingkungan
Stress
Hipertensi
a.
Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg
atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.rogen, 1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih (Barbara
Hearrison, 1997).
b.
Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardia output atau peningkatan
tekanan perifer.
Namun ada beberapa factor yang mempemgaruhi terjadinya hipertensi :
Stress lingkungan
Hipertensi sekunder
d. Patofisiologi
Obesitas
Arterisklerosis
Pengumpulan Lemak
Peningkatan tekanan
Vaskuler serebral
ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan O2
Nyeri akut
kelemasan umum
(sakit kepala)
Intolenransi
aktivitas
Gangguan pola istirahat tidur
(Arif Manjoer 2000)
CLINIKAL PATHWAY
Proses menua
Psikososial
Obesitas
Arterisklerosis
Pengumpulan Lemak
Hilangnya elastisitas
pembuluh darah
ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan O2
Nyeri akut
kelemasan umum
(sakit kepala)
Intolenransi
aktivitas
Gangguan pola istirahat tidur
(Arif Manjoer 2000)
e. Penatalaksanaan Medis
disarankan
untuk
berpartisipasi
pada
kegiatan
dan
A. Pengkajian
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Kelemasan, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : Nyeri pada daerah kepala, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala
Tanda
Kenaikan
TD,
hipotensi
postural,
murnius
stenosis
f. Neurosensoris
Gejala : keluhan pusing, sakit kepala suboksipital, episode kebas dan
atau kelemahan satu sisi tubuh.
Tanda : Status mental (perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,
efek, proses piker atau memori).Respon motorik (penurunan
kekuatan genggaman tangan dan atau ferleks tendo dalam).
g. Nyeri/ ketidak nyamanan
Gejala : Nyeri kepala hilang timbul pada saat beraktivitas atau pada
malam hari.
h. Pernafasan
Gejala : dipnea berkaitan dengan aktivitas/kerja, fakipnnea, batuk
dengan atau tanpa pembentukan sputum.
i. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, episode parastesi unirateral
fransie, hipotesi postural.
j. Pembelajaran/ penyuluhan
Gejala : factor-faktor resiko keluarga: hipertensi,ateroskleris, penyakit
jantung, DM, penyakit ginjal. Faktor-faktor resiko anelik,
penggunaan pil KB atau hormon lain.(Doengoes,2000)
2. Diagnosa keperawatan
a.
Nye
ri akut/ nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular
cerebral.
b.
Into
leransi
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
umum,
ketidak
Kur
ang pengetahuan berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi
3. Perencanaan
DX
I
Tujuan
Intervensi
Rasional
Untuk menurunkan
tindakan keperawatan
mempertahankan tirah
tekana vaskuler
serebral
Setelah dilakukan
Men
gkaji intesitas nyeri
mengetahui skala
nyeri.
Nyeri akut/nyeri
kepala
Untuk
Men
memperlambat respon
berkurang/tidak
ada
menghilanghkan sakit.
Mel
atih kelayan untuk
Mekanisme adaptif
perlu untuk mengubah
dan diktrasi.
Intoleransi aktivitas b/d
II
kelemahan umum
ketidak seimbangan
antara suplai dan keb.
Men
ganjurkan klien untuk
Oksigen.
penghematan energi.
Beri
dorongan kepada klien
untuk melakukan aktivitas
secara bertahap jika dapat di
toleransi.
Membantu
mengudentifikasi dasar
kesulitan dalam
Men
mekanisme koping.
Untuk memperbaiki
koping dengan
keterampilan koping.
mengobsevasi perilaku.
Dor
Melindungi kelayan
dalam mempengaruhi
perasan.
mengungkapka perasan
III
Kurang pengetahuan
b/d kesalahan inter
pretasi informasi
Liba
pengobatan
Kaji
Member
penggunaan mekanisme
pengetahuan kepada
pasien
Tinj
au proses penyakit ,
prognosis, dan harapan
masa depan
Tujuan untuk
mengkontrol penyakit
Disk
usikan kebiasaan kelayan
dalam penatalaksanaan
proses sakit melalui diet,
obat- obatan dan program
diet seimbang , latihan dan
istirahat
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan pada asuhan keperawatan dapat disesuaikan
dengan perencanaan keperawatan yang telah ditentukan sesuai dengan
diagnosa yang ada.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan pada asuhan keperawatan yang diberikan kepada
kelayan dapat dibuat sesuai dengan perkembangan dari kelayan. Evaluasi
keperawatan disusun berdasarkan pendekatan SOAP.
BAB III
TINJAUAN KASUS
: Sri Muliani
I.PENGKAJIAN
A. Data Biografi.
Nama
Pendidikan terakhir
: Tidak sekolah
Agama
: Islam
Status perkawinan
Peanampilan
TB/BB
: 148 cm/ 50 Kg
Alamat
: Buni
Alamat
:-
: Ppq J
: Kebon Orong, tahun 1937
B. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki / perempuan meninggal.
: Garis perkawinan
: Cerai ( cerai mati )
: Kelayan
--------
: Tinggal serumah.
Kelayan adalah anak pertama dari 3 bersaudara, menikah 1 kali. Suami sudah meninggal
dan mempunyai anak satu juga sudah meninggal, sekarang papuq J tinggal bersama
menantu dan ketiga cucunya.
C. Riwayat Rerkerjaan
Alamat pekerjaan
:-
Alat tranportasi
:-
Pekerjaan sebelumya
:-
Alat tranportasi
:-
: permanen
Jumlah kamar
Jumlah orang yang tinggal dirumah : 5 orang ,laki-laki 2, dan 3 orang wanita.
Derajat privasi
: baik
E. Riwayat rekreasi
Hobby / minat
Keanggotaan organisasi
Liburan perjalanan
F. Sistem pendukung
Di rumah klien sehari-hari dirawat oleh menantu dan cucunya dan bila sakit di bawa ke
dokter atau perawat praktek di dekat rumah yang berjarak 2 km.
G. Diskripsi kekhususan
H. Status kesehatan
Status kesehatan untuk selama setahun yang lalu : kelayan mengatakan sering
merasakan sakit / nyeri di bagian kepala , susah tidur pada malam hari.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : kelayan mengatakan tidak penah
menderita penyakit yang berat-berat, hanya pernah sakit pilek dan batuk, namun
setelah minium obat kelayan akan sembuh.
I. Keluhan utama
Provokativ/palliative
Quality/quantity
Region
Severity scala
: 3 ( ringan )
Timming
Obat-obatan
No. Nama
1
2.
Dosis
Status Imunisasi
: Tidak terkaji
Tetanus
:-
Pneomovaks
: Tidak terkaji
Alergi
:-
Keterangan
Indeks Katz
:A
Oksigenasi
Makan minum
diberikan oleh menantunya, dan 1 porsi dihabiskan dan minum 6-7gelas perhari
( 1200cc)
Eliminasi
warnanya kecoklat-coklatan, dan baunya khas dan BAK 3-4 kali sehari dengan warna
urinnya kuning bening dan baunya khas. Kelayan mengaku tidak ada keluhan
terhadap BAB dan BAKnya.
Aktivitas
Istrahat Tidur
Personal Hygiene : Kelayan tampak bersih, kelayan mengaku mandi 2 kali sehari
dan menggosok gigi 2 kali sehari dan keramas 2-3 kali dalam seminggu. Ini terlihat
dari penampilan kelayan yang bersih dan rapi.
Seksual
Rekreasi
Psikologis
a.
Persepsi kelayan
berbahaya apa dan kelayan mampu menyebutkan 3 kata yang disebutkan oleh perawat.
b.
Konsep diri
kelayan mengaku masih mampu melakukan aktifitasnya tiap hari sendiri tanpa bantuan
orang lain.
c.
Emosi
Adaptasi
K. Tinjauan Sistem.
Keadaan umum : Baik, penampilan rapi, bicara teratur tapi kurang terarah. Kondisi
badan agak terlihat lemah.
GCS
Tanda-tanda vital :
RR
: 24 x mnt
SH
: 37
1. Kepala : bentuk kepala bulat, tidak lesi/benjoal, rambut tipis dan berwarna putih,
tidak ada ketombe, dan tidak ada nyeri tekan pada kepala.
2. Mata
merah muda, pupil bereflek pada cahaya dan kararak (-) dan tidak ada keluhan
mengenai mata.
Telinga
: bentuk simetris, tidak ada serum, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada
: tidak ada cuping hidung, tidak ada polip, tidak ada peradangan mokosa
hidung.
3. Leher
palpasi terdapat getaran dinding dada yang sama, perkusi sonor, auskultasi vaskuler.
Pada punggung tidak terdapat kiposis (bungkuk)
Paru : perkusi terdengar sonor, auskultasi terdengar vesikuler, tidak terdapat suara
ronchi.
Estremitas atas dan bawah : Tidak diketemukan kelumpuhan eksremities dan patah
tulang tidak ada. Bentuk ekstermitas atas dan bawah simertris dan tidak ada keluhan.
: sudah menopause.
10. Sistem Persyarafan : mengatakan masih mampu menggerakkan bola mata kanan dan
kiri dan atas bawah, masih mampu tersenyum, meringis dan mengangkat alis. Refleks
patella positif, refleks babinsky positif dan refleks taktilnya positif.
11. Sistem pengecapan : kelayan masih bisa merasakan asin, manis, pahit dengan mata
tertutup
12. Sistem penciuman : kelayan masih dapat mencium dan membedakan bau yang harum
dan busuk
Pertanyaan
Jawaban
Tidak tahu
Tidak tahu
Rumah
80 tahun
Tidak tahu
Suharto
Aspek
Orientasi
Nilai
5
Pasien
4
Pertanyaan
Tahun, Musim, Tanggal, Hari, Bulan
apa sekarang ?
5
Dimana
kita
sekarang
(Negara,
Nama
objek
mengatakan
detik
untuk
masing-masing.
Seri
7s
dan
kebenaran.
Kalkulasi
jawaban.
point
Berhenti
Bergantian
untuk
setiap
setelah
eja
5
kata
kebelakang
Mengingat
Bahasa
Niai total
30
22
Dari fungsi mental nilai total : 22 yaitu aspek kognitif dan mental dalam taraf baik.
3. Intervensi
No
1
Uraian
Fungsi
Skor
1
dengan
mengungkapkan
saya
masalah
dan
dengan
saya
3
saya
saya
dan
saya
M. Data penunjang
1.
Laboratorium
:-
2.
Radiologi
:-
3.
EKG
4.
Obat-obat
N. Diagnosa Keperawatan
I. Analisa data
::-
NO
1
DATA
DS : Kelayan megatakan
ETIOLOGI
PROBLEM
Obesitas
Nyeri akut
nyeri kepala.
P : nyeri kepala dengan tiba
tiba
Pengumpulan lemak
S:3
T : kelayan mengatakan
hanya diwaktu-waktu
tertentu pada malam hari
dan pada saat
Aliran darah
kejantung me
beraktifitas.
DO : TD : 160/110 mmHg,
RR : 24x/mnt
Peningkatan tekanan
vaskuler serebral
Nadi: 64x/mnt
SH : 37
Kelayan tampak lemah
Nyeri akut
saat beraktifitas.
DS : Kelayan mengatakan
capek, lemah pada saat
Aliran darah
kejantung me
beraktifitas.
Ketidakseimbangan
suplai darah dan
kebutuhan O2
Intoleransi aktivitas
Rumusan Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan nyeri kepala bagian belakang yang ditandai dengan kelayan
mengatakan pusing, nyeri kepala, TD : 160/100 mmHg, kelayan tampak lemah dan meringis.
2 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen yang ditandai dengan kelayan merasa capek, lemah saat beraktifitas dan setelah
berolahraga.
3. Gangguan pola istahrat tidur berhubungan dengan nyeri akut yang ditandai dengan kelayan
mengatakan susah tidur pada malam hari.
`
II.
NO
1
Rencana Keperawatan
Hari/tgl
Kamis
No.dx
I
Tujuan
Setelah
Rasional
dilakukan 1. Mempertahankan
14/07/16
tinadakan
jam:
3x24
jam
15.30
nyeri/
ketidaknyamanan
hilang
atau
wita
Intervensi
keperawatan
diharapkan
stimulasi/
fase akut
meningkatkan
relaksasi
terkontrol 2. Ajarkan
1. Meminimalkan
relaksasi
tehnik 2. Menurunkan
dan
tekanan
vaskuler
1. Kelayan
tidak
distraksi
3. Anjurkan
serebral
merasa
untuk 3. Terjadi
mengurangi aktifitas
peningkatan
yang
tekanan vaskuler
dapat
meningkatkan sakit
nyaman
serebral
kepala.
4. Bantu
kelayan
dalam
ambulasi
4. Pusing sering
berhubungan
sesuai kebutuhan
dengan sakit
kepala, dapat
terjadi episode
5. Kolaborasi
dalam
pemberian obat.
hipotensi postural.
5.
Menu
runkan rangsang
nyeri pada saraf
simpatis.
Jumat
II
Setelah
15/07/16
tindakan
Jam :
3x24
15.30
kelayan
dapat 2. Ajarkan
berpartisipasi
dalam
wita
jam
keperawatan
dalam beraktifitas
mengkaji
diharapkan
dalam
respon
fisiologis
untuk
tehnik 2. Mengurangi
menghemat
penggunaan
energy
energi
hasil :
1. Dapat
melakukan
3. Berikan
untuk
Tidak
merasa letih lagi
setelah aktifitas
dorongan
melakukan
aktifitas
secara
mandiri
pada
kelayan
4.
Berika
n bantuan sesuai
dengan kebutuhan
klien
3.
Kema
juan aktifitas yang
bertahap
meningkatkan
kerja jantung
4. Mendorong
kemandirian
dalam beraktifitas
3.
Sabtu
III
Setelah
dilakukan 1. Diskusikan
tinadakan
16/07/16
keperawatan
diharapkan
tidur
mengakibatkan
kebutuhan tidur
gangguan
Jam :
3x24
15.30
kognitif, persepsi
tidur teratasi
dan
wita
jam
1. Gangguan
dengan
criteria hasil :
1. Nyeri
fungsi
penurunan
kontrol.
kepala
tidak
posisi 2. Membantu
2. Anjurkan
meningkatkan
yang nyaman
lagi dirasakan.
relaksasi
penyiapan tidur
3.
3. Kelayan
dapat
istirahat
dengan
cukup
dan
3. Siklus
tidur
mempunyai
gangguan untuk
interval
memungkinkan
70-100
mm/mnt
III.
Implementasi
HARI/
TINDAKAN
TANGGAL
KEPERAWATAN
1.
Kamis
14/07/16
jam:
wita
15.30
1. Mempertahankan
RESPON HASIL
relaksasi
distraksi
mau
aktifitasnya.
mengurangi
PARAF
dalam
pemberian obat
2.
Jumat
II
4.
Kelayan
mampu
dalam
melakukan
ambulasi
sesuai
kebutuhannya.
5. Kelayan
mau
obat
15/07/16
Jam : 15.30
minum
menghemat energy
wita
tehnik
mau
melakukan
untuk
menghemat
aktifitas
ringan
seperti
Kelayan
dapat
menyapu
4.
Memberikan
bantuan sesuai kebutuhan.
4.
melakukan
aktifitas
secara
mandiri.
3.
Sabtu
III 1. Mendiskusikan
16/07/16
kebiasaan
1. Kelayan
mendengarkan
,memperhatikan, penjelasan
Jam : 15.30
wita
mau
untuk
posisi
yang
nyaman.
3. Kelayan mampu melakukan
yang lengkap
IV.
NO HARI/TANGGALl
DX
EVALUASI/Catatan perkembangan
PARAF
S OAP)
1.
Minggu 17/07/16
jam: 15.30 wita
Minggu 17/07/16
jam: 15.30 wita
II
Kekuatan otot
5
TD : 160/100 mmHg
R : 24 x/ menit
N : 62x / menit
SH : 370C
A : Masalah teratasi
P : Interfensi dihentikan
Minggu 17/07/16
jam: 15.30 wita
III
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada BAB IV atau pembahasan akan diuraikan kesenjangan-kesenjangan antara teori dan
kenyataan dalam asuhan keperawatan gerontik dengan kasus Hipertensi. Uraikan tentang
pembahasan disesuaikan dengan langkah-langkah dalam proses keperawatan yang meliputi :
1. Pengkajian
Dalam pengkajian data pada teori dengan diagnosa Hipertensi antara lain : Identitas
kelayan, data bio-psiko-sosial-spritual, aktifitas/ istirahat, integritas ego, makanan/ cairan,
nyeri, keamanan, interaksi social, riwayat hipertensi. Sedangkan pengkajian pada kasus
dimulai dari identitas kelayan, genogram, riwayat penyakit, keluarga, riwayat lingkungan
hidup, riwayat rekreasi, system pendukung, pemeriksaan fisik (Head To Toe), status
kesehatan (keluhan utama), kebutuhan sehari-hari, mulai dari nutrisi, eliminasi, aktifitas
istirahat dan tidur, personal hygiene, neurosensoris, nyeri.
Dari pengkajian antara teori dan kasus ditemukan ada kesenjangan yaitu : Pada tinjauan
teori tidak dilakukan pengkajian tentang genogram sedangkan pada tinjauan kasus kelayan
dikaji tentang riwayat genogramnya, dimana genogram itu perlu dikaji untuk mengetahui
garis keturunan kelayan.
2. Diagnosa Keperawatan
Pada diagnosa keperawatan yang ditinjau dari segi teori ditemukan 3 diagnosa yaitu :
a. Nyeri akut/ nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular cerebral.
b.
c.
Sedangkan diagnosa yang ditemukan pada kasus yang ada setelah dilakukan pengkajian
ditemukan ada 3 diagnosa yaitu:
a. Nyeri akut berhubungan dengan nyeri kepala bagian belakang yang ditandai dengan
kelayan mengatakan pusing, nyeri kepala, TD : 160/100 mmHg, kelayan tampak lemah
dan meringis.
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen yang ditandai dengan kelayan merasa capek, lemah saat beraktifitas
dan setelah berolahraga.
c. Gangguan pola istahrat tidur berhubungan dengan nyeri akut yang ditandai dengan
kelayan mengatakan susah tidur pada malam hari.
Penulis mengambil/ mengangkat diagnosa tersebut karena pada saat melakukan
pengkajian masalah utama yang ditemukan dan perlu segera di tangani.
3. Perencanaan
Perencanaan dilakukan sesuai dengan masalah keperawatan yang ditemukan pada
kelayan dan masalah keperawatan yang ditemukan yaitu :
a. Nyeri akut
b. Gangguan intoleransi aktifitas
c. Gangguan pola istirahat tidur
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori hampir sama
hanya saja pada tinjauan teori pelaksanaan terdapat kolaborasi dengan dokter atau ahli terapi
lainya namun pada tinjauan kasus penulis tidak pernah berkolaborasi dengan dokter atau ahli
terapi.
5. Evaluasi
Penulis menggunakan evaluasi jangka pendek yaitu untuk mengevaluasi keberhasilan
pelaksanaan asuhan keperawatan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan terhadap kelayan dengan diagnosa medis hipertensi,
penulis dapat menyimpulkan ;
1. Pengkajian
Dari hasil pengkajian ditemukan data bahwa kelayan memiliki 3masalah utama yaitu
nyeri akut, gangguan intoleransi aktifitas dan gangguan pola istirahat tidur.
2. Diagnosa kperawatan
Pada tinjauan kasus diagnosa keperawatan yang diangkat adalah nyeri akut
berhubungan dengan nyeri kepala bagian belakang ditandai dengan kelayan mengatakan
pusing, nyeri kepala, TD : 150/90 mmHg, kelayan tampak lemah dan meringis.
Gangguan intoleransi aktifitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen yang ditandai dengan kelayan merasa capek, lemah saat beraktifitas
dan setelah berolahraga, gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan nyeri akut
yang ditandai dengan kelayan mengatakan susah tidur pada malam hari dan saat
beraktifitas.
3. Perencanaan
Perencanaan dibuat berdasarkan masalah utama yang ditemukan pada saat pengkajian
dan penulis berusaha untuk menyesuaikan dengan teori yang ada.
4. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan perencanaan yang
dibuat. Namun ada salah satu perencanaan yang berkolaborasi dengan dokter.
5. Evaluasi
Penulis menggunakan evaluasi jangka pendek untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan. Dari evaluasi dapat diketahui
semua masalah dapat teratasi.
B. Saran
1. Bagi pihak Keluarga
Bagi pihak Keluarga, agar lebih meningkatkan pelayanan kepada lansia sehingga
dapat tercapai derajat kesehatan yang lebih optimal.
Bagi pihak Keluarga, dapat memberikan sarana keperawatan dan alat-alat harus
disterilkan dirumah.
2. Bagi Institusi
DAFTAR PUSTAKA
Callahan, Barton, Schumaker. 2000. Seri Skema Diagnosis Dan Penatalaksanaan Praktis.
Binapura Aksara.: Jakarta
Doengoes Marilynn.2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Umtuk Perencanaan Dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC : Jakarta
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI : Jakarta
Soeparman.1987. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Tarwoto, wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba Medika
: Jakarta
b. Patofisiologi
Obesitas
Arterisklerosis
Pengumpulan Lemak
Peningkatan tekanan
ketidakseimbangan suplai
Vaskuler serebral
dan kebutuhan O2
Nyeri akut
kelemasan umum
(sakit kepala)
Intolenransi aktivitas pola hidup monoton
Gangguan pola istirahat tidur
Aktivitas/ istirahat
Gejala : Kelemasan, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b.
Sirkulasi
Gejala
c.
Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau marah
kronik.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continu perhatian tangisan
yang meledak.
d.
Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau tidak.
e.
Makanan/ cairan
Gejala
Tanda : BB normal atau obesitas dan adanya edema, kongesti vena, DJV,
glikosuria.
f.
Neurosensoris
Gejala : keluhan pusing, sakit kepala suboksipital, episode kebas dan atau
kelemahansatu sisi tubuh, dan gangguan penglihatan (mis, penglihatan
kabur)
Tanda : Status mental (perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek,
proses piker atau memori).Respon motorik (penurunan kekuatan
genggaman tangan dan atau ferleks tendo dalam). Perubahan rentina
optic.
g.
h.
Pernafasan
Gejala : dipnea berkaitan dengan aktivitas/kerja, fakipnnea, batuk dengan atau
tanpa pembentukan sputum dan riwayat merokok.
i.
Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, episode parastesi unirateral fransie,
hipotesi postural.
j.
Pembelajaran/ penyuluhan
Gejala : factor-faktor resiko keluarga: hipertensi,ateroskleris, penyakit jantung,
DM, penyakit ginjal. Faktor-faktor resiko anelik, penggunaan pil KB
atau hormon lain.
D. Diagnosa keperawatan
i. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokonstriksi pembuluh
darah
ii. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak seimbangan antara
suplai dan kebutuhan O2
iii. Nyeri akut/ nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular cerebral
iv. Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak efektif, harapan
yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic.
Perioritas Keperawatan
1.
2.
3.
4.
Memberikan
kondisi dan kebutuhan keperawatan
informasi
tentang
No
1.
Diagnosa
Resiko penurunan curah
jantung
b/d vosukantriksi
hifetrofi/ regiditas
vertical.
Intervensi
b. Observasi tekanan darah
Evaluasi
s. Mempertahankan
menerus
c. Mengobservasi warna
kulit, kelembaban, suhu.
d. Anjurkan klien untuk
membatasi aktivitas .
t. Memperlihatkan irama
dan frekuensi jantung
dalam rentang normal
pasien.
e. Kolaborasi dan
pemberian terapi.
2.
u. Klien dapat
untuk penghematan
melakukan aktifitas
energi.
sesuai dengan
kemampuannya
v. Klien dapat
melakukan aktifitas
tanpa keluhan
3.
melaporkan nyerinya
serebral.
l. Melakukan kompres
hilang/ bugar
Melakukan kompres
w.
Klien
x. Klien dapat
melakukan aktivitas
tanpa keluhan.
o. Mengkaji keefektifitas
4.
berhubungan
mengobsevasi perilaku.
dengan
harapan
tidak realistic.
menggunakan
mekanisme koping
yang efektif dan tepat
yang
y. Kelayan dapat
z. Kelayan paham
tidur, peningkatan
mengenai kondisi
keletihan, kerusakan
penyakitnya.
i. Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan pada asuhan keperawatan dapat disesuaikan dengan
perencanaan keperawatan yang telah ditentukan sesuai dengan diagnosa yang ada.
ii. Evaluasi
Evaluasi keperawatan pada asuhan keperawatan yang diberikan kepada kelayan dapat
dibuat sesuai dengan perkembangan dari kelayan. Evaluasi keperawatan disusun berdasarkan
pendekatan SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
Callahan, Barton, Schumaker. 2000. Seri Skema Diagnosis Dan Penatalaksanaan Praktis.
Binapura Aksara.: Jakarta
Doengoes Marilynn.2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Umtuk Perencanaan Dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC : Jakarta
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI : Jakarta
Tarwoto, wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba Medika
: Jakarta
A.
Masalah utama
Gangguan rasa nyaman nyeri
B.
Tinjauan teoritis
a.
Pengertian
Rheumatoid Arthritis merupakan penyakit inflamasi non- bakterial yang
bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan
ikat sendi secara simetris (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi,
hal. 165).
b.
Etiologi
Penyebab utama penyakit Reumatik masih belum diketahui secara pasti.
Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab Artritis Reumatoid,
yaitu:
1)
2)
Endokrin
3)
Autoimmun
4)
Metabolik
5)
difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi
penderita.
c.
Clinical Pathway
Infeksi dan Auto
immune
Pergesekan
pada
persendian
Nyeri
Gangguan
persendian
Kurang informasi
Kekakuan
pada sendi
Defisit
pengetahuan
Rasa percaya
diri menurun
Keterbatasan
dalam
pergerakan
Kurang
kemampuan
dalam perawatan
Gangguan
body image
Gangguan
mobilitas fisik
Deficit
perawatan
diri
d.
Penatalaksanaan
tetapi ada masa dimana penderita merasa lebih baik atau lebih berat.
Penderita harus membagi waktu seharinya menjadi beberapa kali
waktu beraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat.
3) Latihan Fisik dan Termoterapi
Latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi
sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi
yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Obat untuk menghilangkan nyeri
perlu diberikan sebelum memulai latihan. Kompres panas pada sendi
yang sakit dan bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri. Mandi
parafin dengan suhu yang bisa diatur serta mandi dengan suhu panas
dan dingin dapat dilakukan di rumah. Latihan dan termoterapi ini
paling baik diatur oleh pekerja kesehatan yang sudah mendapatkan
latihan khusus, seperti ahli terapi fisik atau terapi kerja. Latihan yang
berlebihan dapat merusak struktur penunjang sendi yang memang
sudah lemah oleh adanya penyakit.
4) Diet/Gizi
Penderita Reumatik tidak memerlukan diet khusus. Ada sejumlah cara
pemberian diet dengan variasi yang bermacam-macam, tetapi
kesemuanya belum terbukti kebenarannya. Prinsip umum untuk
memperoleh diet seimbang adalah penting.
5) Obat-obatan
Pemberian obat adalah bagian yang penting dari seluruh program
penatalaksanaan penyakit reumatik. Obat-obatan yang dipakai untuk
mengurangi nyeri, meredakan peradangan dan untuk mencoba
mengubah perjalanan penyakit.
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
A. Data Biografi
Nama
: IQ. S
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 53 tahun
Pendidikan
: Tidak sekolah
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Kawin
TB /BB
: 155 cm /50 kg
Penampilan
Alamat
: Tn. N
: Suami
Alamat
:-
5. Sexual
Kelayan mengatakan tidak pernah lagi melakukan hubungan
seksual selama di tinggal istrinya dan di anggap sudah tidak perlu lagi
karena sudah tua.
Psikososial :
a.
Persepi klien
Kelayan
mengatakan
tidak
terlalu
Konsep diri
Kelayan
mengatakan
menerima
Emosi
d.
Adaptasi
e.
Mekanisme
pertahanan diri
Kelayan
Sosial :
1. Rekreasi
Kelayan tidak pernah rekreasi liburan selama 2 tahun terakhir,
biasanya kelayan mengisi waktunya dengan berdiam diri di kamar,
merokok, tidur atau terkadang nonton TV dan duduk di teras depan wisma.
2.
Aktifitas
Kelayan dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
meskipun dilakukan secara perlahan-lahan, kelayan jarang membersihkan
kamarnya, kelayan lebih banyak berdiam diri di kamar tetapi sesekali
keluar nonton TV dan duduk-duduk di teras depan wisma, tidak pernah
shalat berjamaah di masjid, tidak pernah ikut bergotong royong, tidak
pernah mengikuti senam lansia.
Spiritual
Berdasarkan hasil observasi, kelayan tidak mengerjakan sebagian
dari shalat 5 waktu, berdiam diri di kamar karena kelayan tampak sulit
untuk berjalan. Jadi, kelayan tidak mempunyai kebiasaan ritual yang
khusus.
Analisa Data
No
1.
Data
DS :
Etiologi
Problem
Aging Process
Nyeri
muskuloskeletal
udara/air dingin
meskipun
dengan
Penurunan jumlah
istirahat
DO :
Kelayan
mendapatkan
Diagnosa keperawatan
cairan sinovial
Pergesekan pada
waktu
Perubahan
nyeri
Hari/
Tanggal/
No.
Dx.
(S O A P)
Kep
Jam
1.
Jumat,
16/07/16
15.30
S :
Kelayan mengatakan nyeri berkurang :
R : sendi lutut
S : skala nyeri 3
O:
Tc : 120/80 mmHg
Paraf
Motivasi
kelayan
untuk
selalu
Intervensi dilanjutkan
Rencana Intervensi
Hari/
Tangga
l
Dx.
Keperawa
tan
Tujuan dan
Kriteria Hasil
Rabu,
14/07/1
6
sendi)
Intervensi
dilakukan 1. Selidiki
b/d tindakan
Rasional
keluhan 1. Membantu
dalam
menentukan
destruksi
keperawatan selama
dan
sendi
kebutuhan
faktor-faktor
manajemen
terkontrol,
mempercepat
dan
nyeri
tanda-tanda
rasa
keefektifan
dengan
criteria hasil :
intensitas
yang
Kelayan
dan
program
mengatakan nyeri
sendi
berkurang,
dengan :
-
P : hanya akan
terasa
jika
terkena
air
dingin
-
nyeri
terasa
dan
berkurang
mengubah
yang
terjadinya
kelelahan
umum
dan
kekakuan
sendi.
Menstabilka
n
sendi,
mengurangi
gerakan/
rasa
atau
pada sendi
di
tidak
menyebar
S : Skala nyeri
0-1
-
sering
2. Mencegah
diistirahatkan
masase
untuk
menyentak
setelah
2. Dorong
muncul
hanya
3. Anjurkan
untuk
pasien
mandi
air
pada
bangun
dan/atau
pada
waktu
tidur.
sakit
3. Panas
meningkatka
n
relaksasi
otot,
dan
mobilitas,
menurunkan
rasa
sakit
setelah
Sediakan
aktivitas
atau
posisi lama.
Kelayan
tampak
Kelayan
lebih
hangat
untuk
tampak
stabil
dan
sendi
pagi
yang
sakit
kali
pada
air
dapat
kompres,
berjalan
sebagainya
air
dan
hari.
Sensitivitas
normal
melepaskan
kekakuan di
dan
mengompres sendibeberapa
rileks
waslap
panas
dihilangkan
dan
luka
dermal
darah
dapat
(120/80
disembuhka
mmHg)
4. Berikan penyuluhan
tentang masase :
Pengertian
4. Meningkatka
masase
Tujuan masase
n
Cara masase
pengetahua
Demontrasi
masase
oleh
n
kelayan
perawat
tentang
(penyuluh)
Redemonstrasi
perawatan
masase
oleh
diri sehingga
kelayan
kelayan
mampu
merawat
dirinya
saat
nyeri datang
dan
meningkatka
n
5. Dorong
penggunaan teknik
manajemen
misalnya
stres,
relaksasi
progresif, sentuhan
relaksasi/
mengurangi
nyeri
5. Meningkatka
n
relaksasi,
terapeutik, biofeed
memberikan
back,
visualisasi,
rasa kontrol
pedoman imajinasi,
dan mungkin
meningkatka
pengendalian
napas
kemampuan
6. Kolaborasi : Berikan
koping
obat-obatan sesuai
petunjuk
(misal
asetil salisilat)
6. sebagai anti
inflamasi
dan
efek
analgesik
ringan
dalam
mengurangi
kekakuan
dan
meningkatka
n mobilitas
Sasaran
Hari/Tanggal
Waktu/ jam
: 15.30 WITA
Tempat
A. Analisa Situasi
1. Peserta
Kelayan yang akan diberikan penyuluhan berjumlah 6 orang
2. Ruangan
a.
b.
Keadaan penerangan dan ventilasi : Ruangan cukup terang dengan ventilasi baik.
c.
Meja
kursi
3. Pengajar
Pengajar adalah Mahasiswa praktek Keperawatan Gerontik Sekolah Tinggi Kesehatan
Mataram.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum
:-
F. Pengorganisasian
Pembawa Acara
: Lidya Cosega
Pemateri
: Made Sabda
Vasilitator
Evaluasi
G. Alat Bantu
Handuk
Kegiatan Pendidik
5 menit
Pembukaan
20 menit
Memberi salam
Menjawab salam
Memperkenalkan diri
Memperhatikan
Menjelaskan judul materi dan Memperhatikan
tujuan yang harus dicapai
mencatat
peserta didik
Isi (Pembahasan)
Menjelaskan tentang tujuan
masase
Menjelaskan alat dan bahan
masase
Menjelaskan prosedur masase
Memberikan
kesempatan
kepada
kelayan
untuk
mengajukan pertanyaan
Meminta
kelayan
untuk
mendemonstrasikan kembali
teknik masase
Memberi
reinforcement
positif kepada kelayan atas
keberhasilannya
dan
Memperhatikan penjelasan
Memperhatikan penjelasan
Memperhatikan penjelasan
Mengajukan
pertanyaan
kepada pendidik
Mendemonstrasikan
kembali teknik masase
5 menit
Penutup
Merangkum materi yang telah Memperhatikan rangkuman
disampaikan
yang telah diberikan
Mengerjakan post test
Memberikan reinforcement
positif kepada peserta didik
Menjawab salam
Menutup dengan salam
I. Evaluasi
1. Standar Evaluasi
a. Peserta mampu menyebutkan tujuan masase
b. Peserta mampu menyebutkan alat dan bahan yang diperlukan pada saat
melakukan masase
c. Peserta mampu menyebutkan prosedur masase
d. Peserta mampu mendemonstrasikan cara malakukan masase
2. Pertanyaan Evaluasi
a. Sebutkan tujuan masase
b. Sebutkan alat dan bahan pada saat melakukan masase
c. Sebutkan prosedur masase
d. Demonstrasikan cara melakukan masase
Pembimbing Lahan,
Pembimbing Akademik
NPM. 04.01.0107
NIDP.
Lampiran
TEKNIK MASASE
1. Pengertian Masase
Masase adalah tindakan keperawatan dengan cara memberikan masase pada klien dalam
memenuhi kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada daerah superfisial atau pada otot dan tulang.
2. Tujuan Masase
a.
b.
Meningkatkan relaksasi
c.
Tindakan masase ini hanya untuk membantu mengurangi rangsangan nyeri akibat
terganggunya sirkulasiOsteoporosis dapat terjadi karena kecepatan penyerapan tulang
lebih tinggi daripada kecepatan pembentukan tulang.
b.
Handuk
4. Prosedur Kerja
a.
b.
Cuci tangan
c.
Lakukan masase pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10 menit
d.
Lakukan masase dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan tekan halus :
1)
2)
Teknik remasan (mengusap otot bahu) dapat dilakukan bila nyeri terjadi
pada daerah sekitar bahu
3)
4)
Teknik eflurasi dengan kedua tangan, dapat dilakukan bila nyeri terjadi di
daerah punggung dan pinggang
5)
6)
e.
f.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. 2002. Buku Saku Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC