Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
FILOSOFI GELANDANGAN
hidup itu mesti seperti gelandangan
yang berjalan dalam kekonsistenan
tidak di atas tidak di bawah
tak ada tuan
bertualang mencari hikmah Tuhan
tidak ada uang hati tidak bimbang
gelandangan tanpa rumah tapi anti susah
karena atapnya langit lantainya bumi
tidak mencuri apalagi korupsi
tersenyum ia selalu meski dihina dimusuhi
ia paham gelagat alam
hujan dan panas tetap semangat
ada makanan ya dimakan
tak ada tinggal diam
tanpa jabatan atau pun pujian
ia tidak susah dengan harta atau semacamnya
tanpa kendaraan tanpa kuat bertahan
ia tawakal tanpa bawa bekal
tawadu tanpa bawa duit
gelandangan lepas diri dari prinsip gengsi
dengan pakaian seadanya asalkan tidak telanjang
ia bebas dalam keluasan
tenang melangkah menanti maut datang
karena hidup ini fana
mungkin esok juga binasa
gelandangan adalah titisan cakrawala
bintang dari zaman ke zaman
IMPLISIT
(untuk Rendra)
dunia adalah kata-kata
yang berirama dalam jiwa
engkau adalah cakrawala
yang bertapa dalam cinta
ruhmu melebur dengan ruhku
menggetarkan waktu dan masa
sajakmu melekat ke tingkat rasaku
menjelmalah aku sebagai manusia
SEMBILAN BULAN
sembilan bulan memancar
dari nuraniku
berpendaran bangkitkan keajaiban
wajahmu kembali nampak di kegelapan
tersentulah segala rasa kehidupan
ketika bertemu
kita dalam kekosongan
bagai bumi awal penciptaan
tanpa nama tanpa cahaya
kemudian terikatlah aku dan kamu
menjelang merah fajar pertama
SETELAH KEPERGIANMU
tubuhku bermandi cahaya bulan
berjongkok menebas gelap malam
jenggot memanjang simpang harapan
kumisku tak tentu acak-acakan
berdiri dengan satu kaki
nantikan tiba kabar hari
dalam sepi aku minum kopi
bicara sendiri tulis puisi
pagi berminyak sepi
aku goreng sang matahari
DIA PENGANGURAN
pagiku selalu sibuk bahasan mimpi
tergolek mencari ketiadaan hari
waktu terbuang sampah keluhan
merokok dan kopi lepas kerjaan
umurku berkurang dimakan angan
badanku adalah beban kehidupan
pandangan berkabur ketidakpastian
tertawa melamun lembah kebosanan
hinaan kuanggap sambal gorengan
kunikmati kutelan tanpa basa-basi
temanku adalah berita politik
pancingan, dan burung ku otak-atik
YANG TERKENANG
kata-kata adalah tautan jiwa
manusia ada kebaikan nyata
dalam cinta kita bisik bicara
yang terkenang ia alam raya
matahari tidur di langit
berselimut awan
hatiku tiba-tiba terbesit
engkau adalah ratu kehidupan
engkau harapan dalam ketakutan
jendela kesejukan zaman
LAGU KERINDUAN
rinduku padamu menjadi matahari
menerangi tanah-tanah sepi
aku berpijak menepis segala cinta
menyingkirkan bias angan manusia dan dunia
bertaburlah senyum di hari-hari fana
lenyaplah wajah-wajah sengsara
keterkaitan dua ruh terpisah jarak yang jauh
tetapi cahaya membara bersatu di kedalaman hati
KEPADA CAHAYA
hatiku lenyap bila mengingatmu
betapa kurindu ada di bawah tapak kakimu
biarlah aku menjadi debu
dan hanyutkan aku dalam cinta kasihmu
engkau adalah cahaya penciptaanku
wujud segala yang nampak
sinar cemerlang bagai bintang kehidupaan
seaungguhnya aku malu untuk bertemu dengan keadaanku yang penub
lumpur
tapi hasratku membara merindumu
bawalah aku walaupun aku di bawah sandalmu
injaklah aku jadi sesuatu tak berarti
sakit adalah cinta
TUHAN MAHA BAIK DAN ADIL
Tuhan Mahabaik
memberiku sesuatu dengan sesuatu yang lain
Kurnia-Nya tak terbatas
dan menjadi rahasia
kecuali bagi orang berpikir
Tuhan Maha Adil
selalu tahu apa yang kubutuhkan
tanpa aku bicara
Ia paham lebih dulu
tanpa mesti dicoba
hajatku langsung nampak
YANG BERTAPA
bau kemenyan adalah aroma kehidupan
bulan berkata pada malam
"biarlah calon pengantinku datang"
bunga berdarah bukti cinta
orang yang bertapa di bawah cahya
kegelapan dan kesunyian
besenggama menyatu di sukma menjadi daya
kekuatan hidup manusia
MENCARI IBU
kenalkan namaku cahya
kaka panggilanku...
umurku dua tahun tapi sudah bisa menulis dan membaca sambil
mengeluarkan air mata.
umur setahun lebih ibu tinggalkan aku karena mencari harta menggapai
cita-citamencari pacar lagi yang lebih muda pastinya orang kaya.
aku tahu tapi aku diam
aku hidup dengan ayahkumiskin tapi punya karakter
aku bangga dengan ayah
meski ku tahu ayah hatinya berduka cita tiap menatapku airmatanya
mengalir
ayah tak sanggup mengeluh saat ditusuk ibu dari belakang ayah
bertahan dalam huruf, kata, kalimat
ayah mencoba menipuku dengan senyum dan canda
setiap orang tertipu kecuali aku.
"ayah sayang aku, ayah cinta ibu"
aku tahu tapi aku diam
ayah bisa saja mencari wanita lagi, tapi ayah takut kalo ibu baru tidak
sayang aku
aku tak punya teman karena ayah melarangku berteman
ayah takut aku dihina
aku paham hati ayah
tiap malam tepatnya jam dua dini hari aku menangis
ayah menggendongku
karena tak punya susu ayah membawaku keluar
keliling gang menempuh malam melewati fajar pertama disaksikan jin,
setan dan malaikat
bulan pun menangis
langit menangis
bumi menangis
awan mengikis
semakin keras aku menangis
anjing menangis
setan dan jin menangis
malaikat mengemis kepada Tuhan karena tangisku menembus kelam
memanjat angkasa raya
menebas planit
merasuki sepi galaksi
merenggut masa purba
mengakar menjadi pelangibagai pohon kacang berwarna-warni
lalu berbuah ke masa depan
tangisku lebih ribut dari halilintar
lebih kuat dari baja
hancurkan gunung
tenggelamkan bumi
tumpahkan lautan
botakkan hutan
luluhkan hati orang desa dan kota
tangisku mengembara ke alam kubur
ke alam arwah
bertamu ke surga
menjelajahi neraka
tapi diusir penjaga neraka
akhirnya tergantung di cakrawala
semua makhluk hidup-mati dengar tangisku
sampai hewan semut pun yang berada di kerak tujuh lapis bumi tahu
jeritanku dan derita ayahku
kecuali ibu.
YANG BERTAHAN
wajah-wajah luka
terkaca di matamu
kata-kata cinta
bagai bising pabrik
wahai gembala pikir
yang melantunkan idealisme
kamu kembara di alam gaib
sendiri berputar dan menari
karena :
"kebahagiaan adalah mempertahankan cita-cita yang terpatri di dalam
hati"
TRAGEDI
kendaraan di luar bising sekali
kelaparan di badan jadi cahya mentari
dan di pasar harga membumbung tinggi
naik ke langit membawa sakit hati
pendidikan kini mahal biayanya
barang keperluan sehari-hari
adalah sampah bagi mimpi
ada orang bekerja karena terpaksa
ada orang berkhutbah sambil marah-marah
perselingkuhan terjadi di mana-mana
perceraian adalah hal biasa
karena wanita bukan perempuan
lelaki kehilangan jati diri
manusia mempertuhankan teknologi
mengambil contoh dari sinetron yang tak memiliki daya guna bagi
kemanfaatan hidup bersama
akhirnya hasratnya jatuh dalam lingkaran api
membakar hari-harinya
negeri penuh khayali
batin lepas dari nurani
oh berhala yang dibangun
oleh diri sendiri
kapankah kamu akan hancurkan
ahli agama menjual agama
karena gengsi mencari dunia
seorang pengembara menaburkan bunga sambil beraedih wajahnya
ekonomi menelanjangi manusia di zaman berkemajuan
filsafat cinta hiburan belaka pengisi kebosanan jiwa
ada anak minta motor membunuh orang tua
ada ayah memperkosa anak sendiri
narkoba di mana-mana
perzinahan di mana-mana
korupsi di mana-mana
kebejatan di mana-mana
orang-orang saling berebut kekuasaan
menebarkan kedengkian
wartawan dilindungi hukum
jadinya sok kuasa
padahal demi uang mereka terbitkan berita
bukan untuk membela keadilan
karena mereka buta keadilan
tahunya kamera dan materi
segala dinilai dari materi
wanita membuka pakain dijanjikan materi
GADISKU
gadisku
jangan menipuku atau menipu dirimu
di manakah hatimu rindu
dan kau tautkan asmaramu?
hari biru malam tabu
aku menunggumu
dengan hati terbuka yang sungguhnya luka
aku tutup tiap aliran darah
lihatlah wajahku penuh gairah
air mata kuhanyutkan pada bulan
kusimpan di awang-awang
biar menjadi hujan
LAGU AGUNG GEMA KEPADA MELATI
melati kini kita bertemu
setelah lama terpisah sang waktu
kalimatmu membawa impian baru
menyentuh kalbu langit biru
kamulah ratu hidupku
ruh dalam badanku
kekayaan suci insani
lautan ilmu pikiranku
kembang nurani pertapaanku
bendungan bagi lahar amarahku
LAGU MELATI
KEPADA AGUNG GEMA
kutulis lagu ini untukmu
api dan air tak bisa menyatu
prinsip bagai sifat ada dalam dzat
tulisan tercatat lalu berkarat
bencana berkala hiasi dunia fana
kesengsaraan adalah derita
tak dapat dicegah kata-kata
bukan aku tak percaya doa
terlalu jahat untuk menawar takdir
terlalu lemah jika berkeluh kesah
kamu pun mengerti wanita
baiklah
cintamu kugenggam senantiasa
meski panas juga berbisa
kini lelaki lain datang
menampung air mataku
bertangan emas
kaya harta kaya cinta
bukan aku hina kamu
tetapi apa guna bohongi diri
NYANYIAN JIN
mega merah selimuti bumi
bau aroma tulang sapi
magribi dibakar sunyi
ia singgah ke tiap hati
PANTAI CIBUAYA
hai, perempuan
yang berjalan di atas bumi
kini kita bertemu lagi
kulihat kamu masih angkuh juga
seperti dulu berbisa
padahal kita adalah debu tak berguna
kudengar kamu tak percaya kata-kata
jadi kamu galak dan makar
apa yang kamu kejar?
apa yang kamu takut?
apa karena zaman kurang dermawan ?
apa karena peraturan tidak seimbang?
jadinya kamu putus harapan
perempuan, kamu miskin
kurang cantik pula
umurmu tiga puluhan
sudah saatnya
kamu mengeluh masalah perjodohan
sayang kamu ngeri pada lelaki
padahal bangsa kita bukan lesbi
aku bukan merayumu
untuk jadi pacarku
tapi kamu angkuh melulu
malahan pada Tuhan
enggan berseru
kamu butuh tenaga gaib
bukan cuma materi dan fisik
tapi terkadang daya batin
mesti dilemahkan
mantra dan doa dikuatkan
Tuhan Maha Tahu yang kita butuhkan
jangan kamu angkuh lagi
air takkan mengalir ke tempat tinggi
nantinya kamu susah sendiri
AIR SUNGAI
air sungai ngalir di lembah
membawa sampah dan lelah
lalu merembes ke tanah
sebagai wadah bagi wabah
matahari menatap kalap
meminum lalu meludah
menyembur rasuki tubuhku
galaukan visi waktu di kalbu
wajah-wajah orang susah
menjelma dalam akal
mengembara ke tangan
urat, rambut, tulang, daging
akhirnya menjadi darah
air sungai adalah air mata
para petani dan nelayan
datang ke kota
berwujud pengamen jalanan
dengan kata-kata sandiwara
di balik pakaian kesucian
sambil membawa bendera
bercap orang miskin
menipu kehidupan
air sungai ketuk rumah ibadah
KABUT DUKA
Kabut duka menutup pintu alam
gejolak angan terpenjara dunia
angin berlabuh ke wajah sepi
buyarkarkan doa dan puisi
setiap kita punya garis nasib
yang mesti dilalui
bukan dengan jerit tangis
tapi matahati kendaraan sejati
kita sebentar saja bermimpi
maka kepasrahan
adalah penolong bagi kehidupan
kita sedikit tercolek bencana
maka kesabaran
adalah pahlawan satria
asap bimbang yang menghantui
akal pikir rasa manusia
harus diadili dan ditimbang
PETANI
sinar bulan menerangi lumpur hitam
pikiran melayang jauh ke lorong-lorong malam
di antara nyanyian serangga dan desis ular
seorang petani terjerumus dalam keluhan
Tuhan, Tuhan
ada hutang selautan
bekas pupuk, obat-obatan
tambah sewa lahan
ada beban menggunung
anak, istri kelaparan menanti di rumah panggung berlampu padam
ya ada tengkulak menusuk kehidupan
gelombang awan makin menggumpal
petir kilat menyambar-nyambar
ya hujan turun entah rahmat atau laknat
petani berteduh dengan daun pisang
sendirian selalu sendirian
kini tanah basah saksi harapan
ulat dan belalang simbol kesetiian
keunikan budaya
perkumpulan manusia beradab
SUMPAH
aku bersumpah dengan asma suryani
atas keindahan pandanganku saat menatap wajah cantikmu
kebaikan wujudmu saat nampak dihadapanku
tersingkaplah hijab-hijab gelap dan terang
datanglah kamu dengan pakaian sutra
bagai marjan cemerlang timbulkan keajaiban di mataku saat kamu
melenggok berjalan di depanku
terimalah cintaku dengan lembut
wahai ratu ular putih !
syamsul qirmid binti abyad
penuhilah kebutuhanku selama di dunia
dan ikutlah ke mana aku pergi di alam fana ini
KELABU
kamu tidak memahami seperti apa warna sayangku
memikirkanmu selalu dalam keterpurukan ekonomi
ketidakseimbangan keputusan politik yang bertaktik tesenyum penipuan
keringat di tubuh
bagai minyak misik hitam
keringat di hati
mengkaratkan sanubari
kamu masih juga tak memahami
langkahku mencari nafkah
mempertaruhkan nyawa
demi kamu wanitaku
meski akhirnya dirimu tinggalkan aku
aku tidak mengeluhkan rasa sakit
hinaanmu padaku
atau cacian masyarakat
di negeri yang mestinya beradab
aku tidak marah
juga tak mengenangnya
karena katanya
cinta memang tak usah berkata
EYANG IBRAHIM
Ia pergi mencari cahaya sejati
disinggahinya hutan-hutan gelap
hasrat suci menembus mentari
melangkahi rembulan
segala adalah kata hati
"Guru di mana guru?"
"ilmu di mana ilmu"
bertahun bertapa akhirnya ketemu juga
MAHMUD BANDUNG
naga sungai citarum
adalah cacing
air berputar coklat sekali
air naik turun kembali
kaum penjajah tak sempat injakan kaki
oh jendela-jendela kayu
rumah berpanggung kedamaian
cahayanya menyebar ke kota Bandung
mengalir ke pulau jawa
kehidupan yang di pupuk sinar Ilahi
dan gairah cinta yang membara
ANAK MALANG
Langit menawarkan sejuta dendam
kepada anak yang diguna-guna malam
oh senyum bunda tiada juga datang
maka lautan adalah kebencian
RASYID
jam setengah dua belas
bulan senggamai malam
para jin kembarai kelam
manusia dalam impian
orang asyik dengan Tuhan
Rasyid menangis kesepian
mih haus
ayun ambing
samping
ibunya tak ada
entah di mana berada
anak yang bersama nene
perlahan ibu terlupakan juga
IA BUMI
Ia adalah bumi
ke mana kamu hujan?
lama hati kering terbaring
diam dibelai angin
tinggal debu terbang
dalam angan-angan
tanpa kepastian
PERINDU
Api menyala dalam tungku kalbu seorang perindu
langit adalah kawan hasil kenalan dari lorong sepi
melati, melati! serunya.
ah dunia seni bagi mimpi
SERIBU KELAM
apakah kamu kan datang malam ini? seribu kelam
JIN SAKA
di atas bumi di bawah langit ini
dengan seribu mantra kuseru namamu
kupanggili lewat udara yang mengalirkan sedih dan bahagia karena
kamu meninggalkanku dalam kesendiriian
aku bernyanyi
aku bersiul
aku menangis
tersayatlah wahai jin penghuni sepi
bermenunglah jin di gunung-gunung
di mana wahai kamu para penghuni gelap?
penghuni kubur malam?
penjaga lembah-lembah?
penjaga negeri-negeri?
datanglah kemari !
wahai setan-setan di pertemuan dua arus!
setan-setan antara gelap dan terang!
kemarilah setan saka ular!
setan saka anjing
setan saka harimau!
sambutlah bakaran menyanku!
dan datangkanlah ia kepadaku
sekarang juga dengan cepat
ANAK
kemarilah anak
manisku, darah dagingku
KEPADA BANDUNG
bandung di haru biru
karena angin barat membawa sampah berbau
hiasan aturan dibalik tatanan kota yang dibuat-buat
adalah pengingkaran terhadap jati diri bangsa
aku menghadamu
menantang badai liberalis
dan kekuatan manusia-manusia baja
bangunlah bunga-bunga kota !
idealisme mesti dipertahankan
komunisme harus diberangus
terorisme mesti di kikis ke akarnya
mari berjuang dan menyerang
kembangkan potensi diri untuk mengabdi kepada kota yang melahirkan
kita
yang membesarkan kita
dengan keringat darah bercucuran
angin barat datang membawa pedang ancaman!
YANG DATANG
kamu datang dari jauh
dengan diiringi awan kelabu
mekarlah lukaku menatapmu
muka yang lesu darahmu
dingin
tubuhmu daun pisang di pukul angin
oh wanita bukan, bukan badan remuk tulang
tapi jiwa hancur tak berdaya
ANAK YANG DITINGGAL IBU
terang tanah pagi hari
susu, nasi balita lelaki
menggerus dagingku
oh langit biru awan kelabu
bagai luka duka cita
api menyala tak tentu
merayapi bumi dan urat-urat nadi
dalam sepi aku bernyanyi
mengelabui diri sendiri
pandangan yang berkabut
merebut tingkap akal
terbalut badan harapan
oleh kekalutan pikiran
Bulan Agustus
menawarkan kejamnya percintaan
CAHYA NAMAKU
cahya namaku
lahir hari rabu
terhitung bertabu
waktu terik mentari
tanggal sembilan juli
saat presiden terpilih jokowi
bagi Tuhan segala puja-puji
ramadhan rakyat senang
ya tepatnya jatuh
tanggal sebelas bagi hijrah
ayahku malang susah
dari motor pula terjatuh
di daerah waluran berdarah
kabupaten sukabumi selatan
tempat sepi tak ada orang
tapi karena khawatir istri
ayah kembali berdiri
meski sakit di kaki
luka di badan dan hati
sampailah juga ayah
ke pantai cibuaya
ujung genteng yang kaya
sambil kehausan dan masih merasa nyeri uratnya patah tulangnya
bengkak-bengkak
sulit untuk bergerak
tapi saat melihatku dan ibu matanya bersinar gembira bertampang
ceria
doa ayah terkabul juga
berkat Rahmat Tuhan Esa
aku ke dunia
katanya sbelumnya memang
ayah bermimpi dulu tentang
aku yang bakal ada
sambil ayah baca sholawat
dinamailah aku cahya
karena dua neneknya
adalah nur
ngajinya sedang surat Nur
ayah mengajar di madrasah an-nur dibayar seadanya
ya seratus ribu sebulan
itupun jika ada uang
betapa miskin ayah
usia beberapa bulan aku
di bawa ke bandung
ayahku ngontrak karena ibu yang pengin padahal ayah tak ada
penghasilan
di bandung mendung
kami pindah-pindah
ayah lelah dan susah
karena selalu ada masalah
kasihan nasib orang tuaku
sayang usia setahun lebih
ibuku meninggalkan ayah
kata ayah ibu pengin kerja cari bos kaya ingin dimanja
aku hidup sama ayah
dan nenek juga abah
haha ayah mungkin terlalu kegeeran saking sayangnya pada ibu ayah
tertipu
katanya ibu cinta ayah
hehe bodohnya ayahku
padahal ibu menipu
memang tertutup kalbu bagi ayah yang bersikap peduli
ibu punya lelaki lain
yang lebih tampan dari ayah
ibu, ibu....
ketika itu senja terbentang
langit tua hari tiada berkata
juga penuh air mata
kamis malam jumat
ibu pergi dari ayah
KEPADA KAMU
api menghidupkan matahari
bagai kamu kepada segumpal hati
aku tak bisa berkata
karena pintu silau oleh sinarmu
diamlah segala bisik
kelenyapan cinta mulai menggoda
indahnya keheningan
ajaibnya keterpedayaan
GADIS TERCINTA
kamulah gadis tercinta yang selalu datang di mimpiku
bertahun-tahun aku mengembara menyusuri matahari
melangkahi bulan merah kelamnya samodra muda
hingga jatuh dalam cahaya
pada penyerahan diri
Tuhan begitu baik menyampaikan ruhku padamu
ternyata kamulah wujud perbuatan dan doaku
kamulah gadis tercinta
yang berjalan di kebun surga
AGUNG DARI BANDUNG
boleh kenalan ?
namaku agung
besar di Bandung
mungkin lahir saat mendung
itulah kenapa wajahku murung
kini umurku tiga puluh satu tahun
anak satu, istri meninggalkanku
tapi itu bukan tabu
itu pilihan Tuhanku
ya ya aku kikir pada diri
suka membela negeri
BUNGA NURANI
melati adalah bunga nurani
wangimu teman dalam sepi
tanpamu taman hampa hati
kecenderunganku padamu
melepaskan duka cita
tidurkan persoalan zaman
yang jadi hantu kehidupan
a
PUSING
matahari naik ke puncak langit
udara berselimut angin panas
bising pabrik dan kendaraan di telinga getarnya masuk ke jiwa
ada perkataan gaduh
ada gairah bunga amarah
dengan keadaan demikian, maka ketahuilah wahai saudaraku yang
tertekan bahwa pusing terbagi tiga
pertama dari Tuhan yang tujuannya menaikan derajat
kedua dari diri atas ketidaksengajaanya melakukan perkara
di luar batas kemampuaanya
ketiga karena kebodohanmu
atas kesengajaan
melanggar hal-hal tabu
YANG MENCACI
wahai orang yang mencaci
dan mengolok-olok sajak cintaku
karena kalimatku
bagaikan untaian intan tanpa olahan
aku maafkan kamu
ah sekiranya kamu tahu
apa isi hatiku dan bagaimana cintaku
pasti kamu takkan mencercaku
GELANDANGAN
DAN BUNGA-BUNGA
gelandangan dan bunga-bunga
manusia murka melihatnya
iblis kobarkan api benci di dada
membisiki angin iri pada asmara
gelandangan dan bunga-bunga
tercium bau cendana tubuhnya
sengatan bagai kata-kata
memangili makhluk cakrawala
senyum mencari cinta
malaikat ada di sisinya
gelandangan dan bunga-bunga
harap mesti hidup walaupun celaka
jiwa mesti menyala meski berduka
BAGAI ANGIN
kamu bagai angin
ada tapi tak terlihat
lalu lalang dalam detik
bersahaja mengolah cinta
KALAULAH IA...
merasakan kasihmu
aku rasakan sejuk pada kulitku
seperti disapa similir angin
kalaulah ia dapat bicara
tentu aku titip salam bagimu
RAHMAT
kamu adalah rahmat ketulusan
yang datang dalam hidupku
nyanyian air jernih dari gunung biru
cukup dengan mengingatmu
hatiku lapang bagai lautan
wajahku lepas dari beban dunia
THALES
ketika aku menjadi thales
kamu adalah kalimat dalam teori
segala yang datang dari sepi
menjadi makna abadi
air mengalir ke kehidupan
menjadi sebab kepadatan
membatu atau bersalju
ya kamu ombak
kamu laut
langit
bahkan mimpi
Masukan Tur
Bantuan Kawasan
Privasi Persyaratan Persyaratan Maps
puisi kumpulan agung gema nugraha
Oleh AGUNG GEMA NUGRAHA - 26 Pengikut - 8 Pos - Publik
berjuang lewat puisi
Sesuaikan
Stream
YANG DITINGGAL
Bulan tak nyala lagi
Ke mana gadis dicinta
Kamar adalah nyanyian doa
Atau lautan air mata
MELATI
Taburan melati
Belati di hati
AGUNG
Ia lari dari tanah surga
Mengembara ikuti angin neraka
Bulan di muka langit merah
Bintang di telan tanah
Agung, Agung namanya
Dsa karena cinta
Hatinya sumur tua
bertahun lamanya
Dendam tiada punah juga
ELANG
Tangis di hulu senja
Tiada bilang pergi kasihnya
Elang terbang ikuti sepi
Sayapnya luka ditembak nasib
Tambahkan komentar...
Tambahkan komentar...
BUNGA MELATI 3
Matahari menyala melenyapkan duka cita
Bunga-bunga bermekaran menggda asmara
Getaran angin menyibak tirai jiwa
Lelaki yang pernah celaka karena cinta
Musim berganti rupa
Berpijar langit di angkasa
(BAYI-BAYI)
Ada sekepal daging di jalan
Ada tangis melengking d selokan
Ada bau nyawa di tempat sampah
Ya:
Ada harapan di dalam doa
Ada kecupan sepasang cinta
Ada air mata di atas sajadah
Agung Gema Nugraha, Bandung
SAJAK BUNGA MELATI 7
(TUKANG BATU)
Kan kuukir namamu di batu-batu kapur
Di bawah ganasnya matahari
Dalam genggaman angin panas tanpa henti
Pada bisingnya mesin baja yang membangunkan bayi-bayi
Di antara kepulan asap hitam dan aspal legam sisa pembakaran
Kan kuseru kamu! kuhadapkan diriku padamu
Karena alam tak sekeras tekad sedang bayangmu kuat melekat
SAJAK BUNGA MELATI 8
PENANTIAN
Aku nantikan kamu di kota ini,
pagi tanah terang
mentari bersinar gemilang
seperti wajahmu atau hatiku
Aku menantimu
dengan segenap ruh dan tubuhku
di kota ini
BUNGA MELATI 9
SERENADA MELATI
Aku bacakan sajak ini di atas bumi
di bawah langit tegak berdiri
Kuserukan namamu melatiku
Mentari bersinar mengobarkan sukacita
Awan menggelora membangkitkan semangat jiwa
Wajahmu memenuhi ufuk cakrawala
Memantul menjadi samodra kata-kata
BUNGA MELATI 10
KAPAN KAMU KEMBALI
Kapan kamu kembali
Waktu hampa bagai belati menusuki tubuhku
Senja di sepanjang hari mengurai anganku
Malam tak menentu
Setiap kali aku ikuti angin berputar
BUNGA MELATI 13
YANG TERPISAH
Ruang pun berasap
Tak ada terang
Lepas bayangan
Ruh tersirap
Gelap dan merayap
Suara kaleng
Sunyi
SAJAK-SAJAK MELATI 14
MATI
Kita telah mati sebelum mati
Disiram layu diairi lesu
Di bumi jadi debu
Di udara Cuma bulu
Kita kibarkan bendera putih dalam hidup
karena materi kotori hati
Manusia berdusta atas nama tuhan
Tertipulah diri yang menipu
Karma adalah jawaban yang tepat
Kita telah mati sebelummati
Lalu membunuh anak sendiri
SAJAK BUNGA MELATI 15
PUISI SEDERHANA
Denganpuisi sederhana ini
Bukan gelas dari emas kuinginkan
Bukan kepingan
Atau l;embaran mata uang kucari
Bukan pula dirimu agar kembali
Sekadar berbuat sebagai makhluk berakal
dan bernyawa aku merumuskan kata-kata
Dengan puisi sederhana ini
aku nyatakan
bahwa diam tak seistimewa dari melakukan
waktu tak lebih dekat dari kematian
Keadilan tak lebih hebat dari tuhan
Dan betapa alam tak seindah dirimu
tapi kebenaran lebih cantik dari pada kamu
Buruk sangkaku kepada Yang Maharohman
lebih besar dibanding cakrawala
Kusadari Yang Mahahidup telah hidupkan hatiku
Yang Mahabijak cerahkan nuraniku
Memberi jodoh, rizki, beruntung-nahas sampai mati
Ada perbuatan ada perhitungan
Sedang lamunan seburuk-buruk perdagangan
SAJAK MELATI 20
PENGKHIANATAN
Di mana wanita pujaan hatinya
Sejak awal musim hujan tinggallah lelaki terancam sepi
Duri di hati makin dalam menghujam
Bumi tak ramah lagi
Di mana pujaan hatinya
Batang mawar di badan hamburkan luka ke angkasa
Seorang wanita khianati cintanya
SAJAK MELATI 21
JL. SEMAR DALAM 5
Di hari-hari yang lesu
Kalbu adalah lentera padam
Mengingat dirimu
Rindu mencakar cakrawala
Dalam suara kekosongan kupastikan
Aku cinta kepadamu
SAJAK MELATI 22
DIA
Tawamu kaktus berduri
Hujan lama tiada datang
Mentari sinis muka kejam
Dia diledek masa depan
SAJAK MELATI 23
KEPADA MELATI NURRIYAPURI
Kamu, wahai yang mencetak sejarah hidupku
Ruang ke ruang waktu ke waktu
Wangimu tersebar
setiap hari dan malam
Kamu matahari
Kamu rembulan
Kamu pautan hatiku
Kamu tinta di penaku
Baju di badanku
Sandal di kakiku
Kamu menjadi bumi
yang kuinjak dengan sepatuku
Atau awan teduhi kepalaku
2016-04-27
2 foto
Tambahkan komentar...
...
ANJING
PUISI SEDERHANA
Denganpuisi sederhana ini
Bukan gelas dari emas kuinginkan
Bukan kepingan
Atau l;embaran mata uang kucari
Bukan pula dirimu agar kembali
Sekadar berbuat sebagai makhluk berakal
dan bernyawa aku merumuskan kata-kata
Dengan puisi sederhana ini
aku nyatakan
bahwa diam tak seistimewa dari melakukan
waktu tak lebih dekat dari kematian
Keadilan tak lebih hebat dari tuhan
Dan betapa alam tak seindah dirimu
tapi kebenaran lebih cantik dari pada kamu
Buruk sangkaku kepada Yang Maharohman
lebih besar dibanding cakrawala
Kusadari Yang Mahahidup telah hidupkan hatiku
Yang Mahabijak cerahkan nuraniku
Memberi jodoh, rizki, beruntung-nahas sampai mati
Ada perbuatan ada perhitungan
Sedang lamunan seburuk-buruk perdagangan
HATI LELAKI
laut yang bertengkar dengan angin adalah hati lelaki
terdamparlah buih-buih kepalsuan kata-kata
dulu ia ingkari suara bisikan suci yang datang sebagai peri abadi
tapi lelaki bagai langit
bagai gunung
kin peri terbang membawa pedih luka
dan lelaki menjadi laut sepi
PEREMPUAN SIAL
perempuan sial telah menghancurkan jiwa lelaki yang bagai karang
perihnya mimpi adalah belati yang menusuk punggung tembus ke jantung
luka menjadi mega
darah serupa lava
luka jingga
duka kelabu tua
airmata lautan
lautan hijau tua
lautan kuning
lautan coklat
lautan hitam
lautan dalam
laut kelam
laut karam
laut tenggelam
laut hilang
perempuan sial
adalah kemiskinan
kepapan, dan penderitaan
musuh bagi mimpi
ENAMBELAS TAHUN
kapankah kau kembali
seiring waktu aku menanti
detik ke detik berbisik
kejujuranku akanmu
menghanyutkan ruhku
kini aku menjadi angin yang mengembara ke hutan-hutan
setiap kali menemukan kata
bayangmu selalu ada
menaklukan khayalku
kerinduanku leburkan alam nyata
aku bagai tembaga
tak ada cerita kecuali namamu kuucapkan
tak ada karya kecuali sikapmu kulukiskan
entah berapa lama lagi
hari semakin sepi
langkah menginjak hampa
sementara rambutku bertambah putih
badanku lunglai tertatih-tatih
enambelas tahun menanti
kuhadapi derita pengkhianatanmu
aku menjadi mayat hidup
tapi jantungku masih berdegup
(malam adalah hari berkabung bagi lelaki yang ditinggal mimpi)
LELAKI PETUALANG
Cinta telah meresap kedalam hatinya seperti air ke batu-batu
Lelaki petualang adalah misteri hutan di bawah bulan
dadanya rumpun ilalang
di urat-uratnya mengalir sungai-sungai berkilauan
Wahai perempuan yang datang sembunyikan rasamu dihadapnya
karena bagai angin ia menerkam lautan
MENANTI ISTRI
kepada melati
ada mimpi
ada sepi
ada kangen tak sanggup kutahan
ada kopi
ada roko
ada bayang di bawah lampu neon
karpet terbentang...
kursi menganga
pikir
gelap
gelas
piring
kemarau
dingin
kelaparan
keluh
dinding
kalender
angka
huruf
kata
kalimat
jari
tangan
hampa
kamu
kamu
istri
di mana?
ke mana?
kembali
kembalilah...
LELAKI BERKOMPRANG
telah kulalui pengembaraan yang penuh bencana
amuk pasir dalam angin membadai
tanpa tahu pijakan aku berjalan
jauh tiada barat, timur, utara ataupun selatan
hari, pasaran, minggu, bulan
aku hindari getaran mimpi
ular dan anjing berbaris
dengan lidah terjulur
tapi semangatku pantang mundur
sedikitpun langkah tak kuulur
karena aku lelaki berkomprang
telanjang dunia tanpa wanita
PERMINTAAN MAAF
kepada melati nurryapuri
dengan penuh permintaan maaf aku nyatakan :
rinduku belum juga padam
darah bergolak dan jantung berdetak
gairah sepi mengancam angan yang merdeka
membunuh malam memenggal siang
di hari kemerdekaan ini
aku bagai kembang layu
karena cinta terkenang
datang bagai penjajah
betapa lemah lelaki pada fitrahnya
tidak gagah melawan dirinya
ANAK MANIS
anak manis anakku sayang
kapan tangan bunda datang
anak manis anak yang malang
bunda adalah elang yang jauh terbang
menuju bintang
anak manis jangan menangis
hati bunda belum tente terkikis
AKU GELANDANGAN
karena cinta aku jadi gelandangan
yang bertualang dari hampa ke kesepian
dari malam gelap ke dalam kelam
karena cinta aku segala luka tiada duka
tak ada namanya derita
aku lepas dari waktu keluar dari ruang
aku gelandangan
DOA
tulikanlah, bisukanlah, kemudian butakanlah musuh kami
dan sekali lagi bisukanlah mereka itu
demi Asma Alloh Yang mencabut nyawa
SAYANG 18 AGUSTUS
ada yang menangis
karena sayang
ada yang bisu
karena sayang
ada yang bicara
karena sayang
ada yang terharu
karena sayang
ada yang berpikir
karena sayang
ada yang bekerja
karena sayang
ada yang gembira
karena sayang
JADI KORBAN
nenk bagaimana apa kita mesti diam saja
sedang negeri kita dijajah dengan berbagai cara
ekonomi kita makin buruk
demi kepentingan negara lain
rakyat kecil dikorbankan
demi meningkat martact negeri
rakyat kecil dikorbankan
kita menghutang bukan untuk kesejahteraan rakyat
tapi untuk sebagian saja yang kaya dan gengsi negri
ORANG URAKAN
orang-orang urakan
orang-orang yang berdiri dalam harapan
kecintaan negeri perjuangan jati diri
orang urakan dengan baju rombeng
adalah orang di luar adat kebiasaan
mari kita tempatkan keadilan bagi mereka
karena mereka kita mulia
wajah-wajah yang kumal
badan-badan kotor
rambut berantakan
tanda keadaan
gigi mereka menghijau
bagai rumputan
mata mereka belekan
tanpa angan-angan
adalah wujud kebijaksanaan hidup
mereka berontak tanpa nama
pahlawan tanpa tanda jasa
bila penjajah datang
mereka orang yang pertama berjuang
PENYERAHAN
aku serahkan diriku kepada Tuhanku
yang mengatur jalannya alam raya
hari-hari yang terkadang ada resah
hanyalah sementara saja
kehidupan terus melaju
tanpa henti
darah mengalir bersama angin
peristiwa demi peristiwa berganti bagai mimpi
pernikahan
perpisahan
penyatuan
penderitaan
kegembiraan
tak dapat kita duga
begitu cepat segala
sedang kita bagai kura-kura
diam dan gerak
menyerah dan berontak
kita tertinggal dalam berbuat
LELAKI YANG KERAS
lelaki yang keras
adalah ia bagai berlian
masihkah berkilauan jiwanya?
lelaki yang keras
ada airmata deras
suara cinta di dada
bagai gemerincing lonceng
tapi tiada orang mendengar
HATI LELAKI
MENANTI ISTRI
kepada melati
ada mimpi
ada sepi
ada kangen tak sanggup kutahan
ada kopi
ada roko
ada bayang di bawah lampu neon
karpet terbentang...
kursi menganga
pikir
gelap
gelas
piring
kemarau
dingin
kelaparan
keluh
dinding
kalender
angka
huruf
kata
kalimat
jari
tangan
hampa
kamu
kamu
istri
di mana?
ke mana?
kembali
kembalilah...
LELAKI BERKOMPRANG
telah kulalui pengembaraan yang penuh bencana
PERMINTAAN MAAF
kepada melati nurryapuri
dengan penuh permintaan maaf aku nyatakan :
rinduku belum juga padam
darah bergolak dan jantung berdetak
gairah sepi mengancam angan yang merdeka
membunuh malam memenggal siang
di hari kemerdekaan ini
aku bagai kembang layu
karena cinta terkenang
datang bagai penjajah
betapa lemah lelaki pada fitrahnya
tidak gagah melawan dirinya
anakku
hartaku
mobilku
emasku
namaku
tuhanku setuju denganku
kujual tuhan untuk dunia