Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pemilihan dan penentuan saham-saham yang menjadi kandidat portofolio dengan model
indeks
tunggal
penghitungannya
menggunakan
program
Excel.
Langkah-langkah
Data kedua yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) selama periode pengamatan yang diperoleh dari laporan Bursa Efek
Jakarta (BEJ). Data IHSG mewakili data pasar yang diperlukan untuk menghitung
tingkat return pasar (Rm) dan risiko pasar (m). Tabel dibawah ini menunjukkan data
IHSG tersebut:
Tabel Data IHSG
Gambar berikut ini menunjukkan grafik perubahan nilai IHSG yang digunakan dalam
penelitian selama periode pengamatan.
5,350
5,300
5,250
5,200
5,150
5,100
5,050
5,000
4,950
42122 42124 42129 42131 42135 42137 42142 42144 42146 42150 42152 42156 42159
42121 42123 42128 42130 42132 42136 42139 42143 42145 42149 42151 42153 42158 42160
IHSG
Data ketiga yang diperlukan adalah data tingkat suku bunga SBI, diperoleh dari
webside BI selama periode 27 April 2015 sampai 5 Juni 2015. Data SBI ini digunakan
sebagai proxy return aktiva bebas risiko atau risk free rate of return (Rf) dengan
pertimbangan bahwa return dan risiko saham juga dihitung secara bulanan. Seperti
terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel SBI
Gambar berikut ini menunjukkan grafik perubahan nilai SBI yang digunakan dalam
penelitian selama periode pengamatan.
6.66%
6.66%
6.66%
6.66%
6.65%
6.65%
6.65%
6.65%
6.65%
SBI
2. Menghitung realized return, expected return, standar deviasi dan varian dari
masing-masing saham individual, IHSG dan SBI.
Untuk menghitung realized return, expected return, standar deviasi dan varian dari
masing-masing saham individual, IHSG dan SBI menggunakan program Excel. Realized
return diperoleh dari prosentase perubahan harga penutupan saham i pada hari ke t
dikurangi harga penutupan saham i pada hari ke t-1 kemudian hasilnya dibagi dengan
harga penutupan saham i pada bulan ke t-1. Expected return dihitung dengan rumus
Average, standar deviasi dihitung dengan rumus STDev dan varian dihitung dengan
rumus Var. Hasil penghitungan realized return masing-masing saham diperlihatkan
pada lampiran. Sedangkan hasil penghitungan expected return, standar deviasi dan
varian dari masing-masing saham individual terlihat dalam tabel berikut ini:
Hasil
perhitungan
realized
return
IHSG
dan
perhitungan
realized
return
SBI
risk suatu saham. Hasil perhitungan alpha, beta, dan variance error masing-masing
saham individual terlihat dalam tabel berikut ini:
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ada 6 (enam) saham perusahaan yang
masuk ke dalam portofolio saham dan proporsinya, antara lain GGRM dengan proporsi
dana sebesar 67,08%, BBRI dengan proporsi dana sebesar 21,70%, UNVR dengan
proporsi dana sebesar 5,76%, BBNI dengan proporsi dana sebesar 2,53%, KLBF
proporsi dana sebesar 2,13% dan MNCN proporsi dana sebesar 0,80%. Tabel datiatas
menunjukkan bahwa portofolio yang terbentuk menghasilkan expected return sebesar
-0,40% dengan tingkat risiko sebesar 4,833% per bulan.
Dari hasil analisis, expected return portofolio dari 6 (enam) perusahaan yang masuk ke
dalam portofolio adalah sebesar -0,40%per bulan. Return tersebut lebih rendah jika
dibandingkan dengan expected return pasar yaitu sebesar -0,10% dan jauh lebih
rendah jika dibandingkan dengan pengembalian bebas risiko yaitu sebesar -0,1044%.
Meskipun pada beberapa saham perusahaan seperti UNVR dan TLKM memiliki
expected return yang lebih tinggi dibanding expected return portofolio namun
keduanya memiliki risiko yang lebih besar dibanding risiko portofolio. Hasil ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Pandya dan Rao yang menyimpulkan bahwa
return saham-saham yang didiversifikasi akan lebih tinggi dibanding dengan return
saham yang tidak didiversifikasi.
Expected return yang rendah dari portofolio ini dikarena ada beberapa masalah dari
Posisi pertumbuhan IHSG pun berada di urutan 12 dilihat dari acuan indeks saham
di seluruh dunia. Posisi pertama dipegang oleh bursa saham China. Indeks saham
China mencatatkan kenaikan pertumbuhan sebesar 42,57 persen. Lalu disusul
indeks saham Jepang Nikkei dengan pertumbuhan indeks sahamnya naik 17,84
persen. Sementara itu, indeks saham Hong Kong Hang Seng berada di posisi ketiga
triliun.
"Kondisi makro ekonomi Indonesia dan ekonomi global terkait pelambatan ekonomi
China dan rencana kenaikan suku bunga The Federal Reserve membuat pasar
saham Indonesia jadi kurang bagus," ujar Kepala Riset PT NH Korindo Securities