Você está na página 1de 5

a.

Bagaimana mekanisme terjadinya pengurangan pendengaran pada kedua


telinga? (Egi, Ahda)
Presbikusis adalah tuli sensorineural (saraf) pada usia lanjut akibat proses
degenerasi (penuaan) organ pendengaran. Proses ini terjadi berangsur angsur,
dan simetris (terjadi pada kedua sisi telinga).
Penyebab gangguan pendengaran pada presbikusis umumnya merupakan
kombinasi dari beberapa hal sebagai berikut :

Degenerasi elastisitas gendang telinga

Degenerasi sel rambut di koklea.

Degenerasi fleksibilitas dari membran basilar

Berkurangnya neuron pada jalur pendengaran

Perubahan pada sistem pusat pendengaran dan batang otak

Degenerasi jangka pendek dan auditory memory

Menurunnya kecepatan proses pada pusat pendengaran di otak (central


auditory cortex )

a. Nervus mana yang terganggu pada kasus? Jelaskan! (Egi, Ahda)


Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan Nervus
vestibulocochlearis (VIII). Pada koklea perubahan yang mencolok ialah atrofi
dan degenerasi sel-sel rambut penunjang pada organ korti. Proses atrofi
disertai dengan perubahan vaskuler juga terjadi pada stria vaskularis. Selain
itu terdapat pula perubahan, berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel
ganglion dan saraf. Hal yang sama terjadi juga pada myelin akson saraf.
1. Pemeriksaan General dan Status lokalis
a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan general dan status lokal pada kasus? (Egi,
Ahda)
Pemeriksaan General:
Hasil
TD 120/80 mmHg

Normal
120/80 mmHg

Interpretasi
Normal

Nadi 80 x/menit

60-100 x/menit

Normal

RR: 24 x/menit

16-24 x/menit

Normal

36-37,5oC

Normal

Temp: 37oC
Pemeriksaan status lokalis:

Hasil pemeriksaan

Interpretasi

Otoskopi
Kanalis akustikus eksternus: dalam batas normal

Normal

Membran timpani: dalam batas normal


Rhinoskopi anterior hidung kanan dan kiri:

Normal

Mukosa Hidung dalam batas normal

Normal

Konka inferior: eutrofi

Normal

Septum nasi ditengah

Normal
Normal

Sekret (-)
Orofaring:

Tonsil T1-T1 tenang

Normal

Dinding faring posterior tenang

Normal

b. Bagaimana hubungan abnormalitas hasil pemeriksaan dengan kasus? (Egi,


Ahda)
a. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan audiometri? (Devi, Egi)
a. Persiapan pasien yang akan diperiksa
i. Hindari paparan bising (termasuk musik) selama 16 jam
sebelum dilakukan pemeriksaan
ii. Lakukan pemeriksaan telinga luar apakah ada sumbatan
(contoh: serumen). Bila terdapat sumbatan harus dibersihkan
terlebih dahulu (konsultasikan ke dokter THT)
iii. Ditanyakan apakah ada gangguan pendengaran dan adakah
perbedaan kemampuan mendengar pada kedua telinga
iv. Duduk dalam ruangan kedap suara ( 40 dB) atau duduk dalam
ruangan tenang ( 40 dB) menghadap ke arah yang berlawanan
dengan operator.
b. Tahap Pelaksanaan
i. Hantaran udara (AC)
1. Berikan instruksi kepada orang yang diperiksa untuk
memberikan respon dengan menekan tombol respon
atau mengangkat tangan setiap mendengar nada melalui
earphone.

2. Tempatkan earphone sesuai dengan liang telinga (warna


merah pada telinga kanan dan warna biru pada telinga
kiri)
3. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/Power dan
pilih AC
4. Dahulukan telinga yang lebih baik pendengarannya
atau telinga kanan (tekan tombol nada warna merah
untuk memeriksa telinga kanan)
5. Mulai pemeriksaan di frekuensi 1000 Hz dengan
menekan/memutar tombol frekuensi sesuai dengan 1000
Hz
6. Tekan tombol nada mulai dari 0 dB dan tingkatkan
intensitas secara bertahap dengan menkan/memutar
tombol intensitas, lepaskan tombol nada bila terdapat
respon
7. Turunkan intensitas 10 dB lebih rendah dan berikan
nada pendek (1 detik penekanan tombol nada)
8.

Jika terdapat respon, ulangi prosedur diatas sehingga


orang yang diperiksa tidak memberikan respon

9.

Tingkatkan intensitas 5 dB lebih tinggi dan berikan


nada pendek 3 (tiga) kali.

10. Jika terdapat 1 respon, ulangi prosedur diatas sehingga


orang diperiksa memberikan 2 respon dari 3 nada
pendek yang diberikan
11. Turunkan intensitas 5 dB lebih rendah dan berikan nada
pendek 3 (tiga) kali
12. Tingkat intensitas terendah yang memberikan 2 respon
dari 3 nada pendek yang diberikan diambil sebagai
tingkat ambang dengar
13. Catat tingkat ambang dengar pada audiogram dengan
spidol (tanda lingkaran merah untuk telinga kanan,
tanda silang biru untuk telinga kiri)

14. Periksa tingkat ambang dengar pada frekuensi 2000,


3000, 4000 dan 6000 Hz dengan prosedur yang sama,
kemudian ulangi pemeriksaan pada frekuensi 1000 Hz
15. Pemeriksaan ulang pada frekuensi 1000 Hz harus
memberikan tingkat ambang dengar yang sama. Jika
tidak, harus dilakukan pemeriksaan ulangan.
16. Periksa tingkat ambang dengar pada frekuensi 500 Hz
dengan prosedur yang sama
17. Periksa telinga sebelahnya dengan prosedur yang sama
18. Lepaskan earphone
ii. Hantaran tulang (BC)
1. Berikan instruksi kepada orang yang diperiksa untuk
memberikan respon dengan menekan tombol respon
atau mengangkat tangan setiap mendengar nada melalui
earphone.
2. Pasangkan bone vibrator pada prosesus mastoid (warna
merah pada telinga kanan dan warna biru pada telinga
kiri)
3. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/Power dan
pilih BC
4. Ulangi langkah-langkah
a. Etiologi (Devi, Egi)
Umumnya diketahui bahwa presikusis merupakan akibat dari proses
degenerasi. Schuknecht menerangkan bahwa penyebab kurang pendengaran
akibat degenerasi ini dimulai terjadinya atrofi di bagian epitel dan saraf pada
organ corti. Lambat laun secara progresif terjadi degenerasi sel ganglion
spiral pada daerah basal hingga ke daerah apeks yang pada akhirnya terjadi
degenerasi sel-sel pada jaras saraf pusat dengan manifestasi gangguan
pemahaman bicara. Kejadian presbikusis diduga mempunyai hubungan
dengan factor-faktor herediter, metabolisme, aterosklerosis, bising, gaya
hidup atau bersifat multifaktor.
Schucknecht menerangkan penyebab kurang pendengaran pada presbikusis
antara lain :
1) Degenerasi sel rambut di koklea.

2) Degenerasi fleksibilitas dari membran basiler


3) Berkurangnya neuron pada jalur pendengaran
4) Perubahan pada sistem pusat pendengaran dan batang otak
5) Degenerasi jangka pendek dan auditory memory
6) Menurunnya kecepatan proses pada pusat pendengaran di otak (central
auditory cortex )
b. Pencegahan (Devi, Egi)
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena
gangguan pendengaran yaitu:

Periksalah telinga secara teratur, tes pendengaran dan pemeriksaan telinga


sebaiknya menjadi kegiatan kesehatan yang rutin, karena semakin cepat
gangguan diketahui maka penanganannya akan menjadi lebih mudah dan
mencegah kerusakan lebih lanjut.

Menghindari kegiatan yang berisiko mencederai indera pendengaran


seperti berburu dengan senapan, mendengarkan musik

Lindungi telinga saat berada di lingkungan yang berisik.

Gunakan headphone yang bisa menahan masuknya suara luar, sehingga


volume tidak perlu terlalu besar.

Berikan waktu bagi telinga untuk beristirahat, semakin sering seseorang


terpapar suara maka bisa mempengaruhi gangguan pendengaran, bahkan
suara dengan volume rendah sekalipun jika terpapar dalam jangka waktu
lama bisa jadi berbahaya. Untuk itu berilah waktu bagi telinga untuk
beristirahat dengan berada di dalam ruangan yang tenang.

Segera ke dokter bila Anda mengalami gejala-gejala infeksi telinga atau


penyakit meniere (telinga berdenging) agar penyakit ini tidak berkembang
menjadi kehilangan pendengaran.

Você também pode gostar