Você está na página 1de 7

ANALISIS ASPEK HUKUM BADAN USAHA

PERSEKUTUAN PERDATA
Persekutuan perdata menurut RUU adalah badan usaha bukan badan hukum yang setiap
sekutunya bertindak atas nama sendiri serta bertanggung jawab sendiri terhadap pihak ketiga
sedangkan dalam KUHP pasal 1618 adalah persekutuan perdata yang dikenal dengan nama
matschaap berarti perjanjian antara dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukan
sesuatu (inbreng) ke dalam persekutuan, dengan maksud membagi keuntungan. Inbreng itu
bisa berupa uang, barang ataupun keahlian.
Inbreng dalam RUU tersebut diuraikan sebagai sebagai kewajiban dari setiap sekutu atau
orang yang mendirikan dan menjalankan usaha itu. Namun RUU itu menambah satu jenis
inbreng yaitu klien atau pelanggan.
Yang perlu dicatat, setiap inbreng yang diberikan oleh sekutu harus disebutkan dengan jelas
rincian dan nilainya. Hal ini dimasukan dalam akta notaris saat mendirikan perusahaan.
Penyerahan inbreng barang yang diatur dalam RUU itu mengadopsi Pasal 625 jo Pasal 631
KUHPer. Ada dua cara untuk memasukan barang. Pertama, menyerahkan seluruh hak milik
atas barang ke dalam persekutuan. Implikasinya barang tersebut menjadi milik persekutuan
dan terpisah dari kekayaan pribadi sekutu.
Kedua, penyerahan manfaat atas barangnya saja. Cara ini mengakibatkan resiko atas
pemilikan barang tersebut menjadi tanggung jawab sekutu yang memberikan inbreng.
Sedangkan resiko pemanfaatan atas barang menjadi tanggung jawab persekutuan, kecuali
ditentukan lain dalam perjanjian persekutuan.
Begitupula dalam inbreng uang, masih mengadopsi Pasal 1626 KUHPer, yang menentukan
bahwa uang harus dimasukan tepat waktu sesuai yang diperjanjikan. Jika tidak maka akan
dianggap sebagai hutang kepada persekutuan ditambah bunga. Menurut RUU, besaran bunga
itu disesuaikan dengan suku buka Bank Indonesia yang berlaku.
Sementara aturan tentang inbreng keahlian RUU itu memiliki aturan sendiri. Dalam Pasal 17
disebutkan bahwa sekutu yang memberikan inbreng keahlian wajib memberikan
pertanggungjawaban kepada persekutuan mengenai semua hasil yang diperoleh dari keahlian
sesuai yang diperjanjikan. Sedangkan inbreng klien tidak dijelaskan secara jelas dalam RUU
tersebut.
Mengenai pembagian keuntungan atau tanggungan kerugian diatur sendiri oleh para pihak
dan dituangkan dalam akta notaris. Yang penting disesuaikan dengan inbreng masing-masing
sekutu.
Dalam hal persekutuan bubar, harta yang tersisa dikurangi hutang persekutuan, dibagi
diantara para pihak. Jika harta lebih kecil daripada hutang, maka selisihnya dianggap sebagai
keuntungan yang harus ditanggung para sekutu sesuai yang diperjanjikan.
Bentuk pengurusan maatschap ada dua jenis, yaitu menyerahkan pengurusan pada seorang
sekutu atau dengan mendelegasikan tugas pengurusan kepada beberapa sekutu. Ini harus
dituangkan dalam akta pendirian.

Terkait dengan pertanggungjawaban keuangan, setiap sekutu wajib melaporkan laporan


keuangan tahunan sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku di Indonesia. Paling lambat
enam bulan setelah berakhirnya persekutuan.
CIRI - CIRI PERSEKUTUAN PERDATA :
1. Diatur dalam Pasal 1618 KUHP Perdata
2. Persetujuan dua orang atau lebih untuk memasukkan sesuatu (modal/harta) dengan tujuan
membagi keuntungan.
3. Dapat dibuat secara lisan atau tertulis.
4. Tanggung jawab sekutu sampai ke harta pribadi masing-masing.
5. Tanggung jawab adalah pro-rata (tergantung perjanjian).

FIRMA
Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan
nama bersama, dalam mana tanggung jawab masing-masing anggota firma (disebut firmant)
tidak terbatas; sedangkan laba yang akan diperoleh dari usaha tersebut akan dibagi bersamasama.
Ketentuan-ketentuan tentang firma ini diatur dalam pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (Wetboek van Koophandel) yang bunyinya Perseroan di bawah firma adalah suatu
persekutuan untuk menjalankan perusahaan di bawah nama bersama.
Selain itu pasal 18 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang menyebutkan inti dari firma yaitu
bahwa tiap-tiap anggota saling menanggung dan untuk semuanya bertanggung jawab
terhadap perjanjian firma tersebut. Agar lebih jelas, peraturan-peraturan tersebut diperkuat
oleh pasal 16 dan 18 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Bulgerlijk Wetboek) yang
menyatakan bahwa persekutuan adalah suatu perjanjian, dimana dua orang atau lebih sepakat
untuk bersama-sama mengumpulkan sesuatu dengan maksud supaya laba yang diperoleh dari
itu dibagi antara mereka.
Untuk mendirikan persekutuan dengan firma, maka mereka yang bersekutu dapat mendirikan
dengan membuat suatu akte resmi. Akte tersebut memuat tentang apa yang sudah disetujui

mereka bersama-sama, seperti nama perusahaan yang mereka dirikan, besarnya modal tiap
sekutu, dll. Selanjutnya akte tersebut harus didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri
dan mengumumkan di dalam BNRI. Yang harus didaftarkan ialah akte pendiriannya atau
sebuah ikhtisar resmi dari akte itu. Ikhtisar resmi tersebut memuat hal sebagi berikut:
1. Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat kediaman para firmant (sekutu)
2. Penunjukan tentang firma yaitu nama bersama dengan keterangan apakah persekutuan itu
adalah umum
atau terbatas untuk menjalankan sebuah cabang perusahaan.
3. Penunjukan para firmant yang tidak dikuasakan menandatangani bagi persekutuan.
4. Saat mulainya dan akan berakhirnya persekutuan.

Ikhtisar resmi dari akte pendirian itu sebagaimana sudah dikatakan harus diumumkan di
dalam BNRI. Jika kedua tersebut diabaikan (tidak mendaftarkan dan mengumumkan), maka
ini berarti bahwa persekutuan bekerja dalam segala lapangan, persekutuan didirikan untuk
waktu yang tidak terbatas dan tiap sekutu berhak menandatangani dan berbuat perbuatan
hukum bagi persekutuannya.
CIRI CIRI FIRMA:
1. Diatur dalam pasal 15-35 KUHD
2. Persekutuan perdata yang menjalankan usaha dengan nama bersama
3. Tanggung jawab sekutu sampai ke harta pribadi masing-masing.
4. Tanggung jawab adalah tanggung renteng (masing-masing untuk keseluruhan).
5. Didirikan dengan membuat Akta Otentik (dibuat oleh parapihak)
6. Pendaftaran ke Pengadilan Negeri setempat.
CV (COMMANDITAIRE VENOTSCHAAP)

CV atau Comanditaire Venootschap adalah bentuk usaha yang merupakan salah satu alternatif
yang dapat dipilih oleh para pengusaha yang ingin melakukan kegiatan usaha dengan modal
yang terbatas.
CV merupakan Badan Usaha yang tidak berbadan hukum, dan kekayaan para pendirinya
tidak terpisahkan dari kekayaan CV.
Karakteristik CV yang tidak dimiliki Badan Usaha lainnya adalah: CV didirikan minimal
oleh dua orang, dimana salah satunya akan bertindak selaku Persero Aktif (persero pengurus)
yang nantinya akan bergelar Direktur, sedangkan yang lain akan bertindak selaku Persero
Komanditer (Persero diam). Seorang persero aktif akan bertindak melakukan segala tindakan
pengurusan atas Perseroan; dengan demikian, dalam hal terjadi kerugian maka Persero Aktif
akan bertanggung jawab secara penuh dengan seluruh harta pribadinya untuk mengganti
kerugian yang dituntut oleh pihak ketiga. Sedangkan untuk Persero Komanditer, karena dia
hanya bertindak selaku sleeping partner, maka dia hanya bertanggung jawab sebesar modal
yang disetorkannya ke dalam perseroan.
CV dapat didirikan dengan syarat dan prosedur yang lebih mudah daripada PT, yaitu hanya
mensyaratkan pendirian oleh 2 orang, dengan menggunakan akta Notaris yang berbahasa
Indonesia. Walaupun dewasa ini pendirian CV mengharuskan adanya akta notaris, namun
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dinyatakan bahwa pendirian CV tidak mutlak
harus dengan akta Notaris.
Pada saat para pihak sudah sepakat untuk mendirikan CV, maka dapat datang ke kantor
Notaris dengan membawa KTP. Untuk pendirian CV, tidak diperukan adanya pengecekan
nama CV terlebih dahulu. Oleh karena itu proses nya akan lebih cepat dan mudah
dibandingkan dengan pendirian PT.
CIRI CIRI CV :
1. Diatur dalam pasal 21 KUHD
2. Firma dengan sekutu aktif dan sekutu pasif
3. Sekutu aktif bertanggung jawab secara keseluruhan sampai ke harta pribadi ( Operasional
CV)
4. Sekutu pasif bertanggung jawab hanya pada modal yang dimasukkan.
PT (Perseroan Terbatas)
Perseroan terbatas adalah perusahaan yang semua modalnya berbentuk saham, yang jenis
peredarannya tergantung jenis saham tersebut.
Perusahaan perseroan dikelola secara professional. Biasanya, perusahaan-perusahaan ini
mencantumkan namanya kedalam bursa efek untuk diperjual belikan. Sedangkan Persero
adalah salah satu badan usaha yang dikelola oleh Negara atau daerah. Berbeda dengan Perum
atau Perjan, tujuan didirikannya Persero yang pertama adalah mencari keuntungan dan yang
kedua memberi pelayanan kepada umum. Modal pendiriannya berasal sebagian atau
seluruhnya dari kekayaan Negara yang dipisahkan berupa saham-saham. Persero dipimpin

oleh Direksi, sedangkan pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta. Badan usahanya
ditulis PT (nama perusahaan) (PERSERO). Perusahaan ini tidak memperoleh fasilitas
Negara. Contoh perusahaan yang mempunyai badan usaha Persero antara lain : PT Garuda
Indonesia Airways (PERSERO) - PT Angkasa Pura (PERSERO) - PT Pertamina (PERSERO)
- PT Tambang Bukit Asam (PERSERO) - PT Aneka Tambang (PERSERO) - PT PELNI
(PERSERO) - PT Perusahaan Listrik Negara (PERSERO) - PT Pos Indonesia (PERSERO) PT Kereta Api Indonesia (PERSERO) - PT Telkom (PERSERO).
Berikut ciri-ciri Perseroan Terbatas (PT) : Diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas
Nomor 40 Tahun 2007
1. Didirikan oleh minimal 2 orang/pribadi hukum.
2. Mempunyai minimal modal dasar (sekarang minimal modal dasar Rp. 50.000.000,-)Minimal
modal yang harus disetor ke Bank 25 % dari minimal modal dasar.Tanggung jawab terbatas
dari para pemegang saham.

3. Didirikan dengan Akta Notaris dan berlaku sejak disahkan oleh Menteri Kehakiman (sekarang
Menteri Hukum dan HAM).
4. Bertindak secara pribadi hukum.
5. Memiliki harta kekayaan sendiri.

KOPERASI
Koperasi adalah suatu perkumpulan yang berbadan hukum dengan keanggotaan yang terbuka
dan sukarela. Menjalankan usaha bersama berdasarkan UU, mempunyai ciri khas dalam
keanggotaan. Anggota koperasi jumlahnya relatif besar dan mempunyai kebebasan dalam
eluar masuk. Dalam peraturan koperasi Indonesia koperasi baru dapat didirikan apabila ada
minimal 20 orang yang bersama-sama mempunyai tujuan untuk mendirikan suatu koperasi.
Hal yang paling utama yang harus dipenuhi oleh semua calon anggota pendiri sebelum
membuat ata pendirian koperasi adalah adanya kesepakatan antara calon pendiri untuk secara
bersama-sama mengikatkan diri untuk mendirikan suatu koperasi.Koperasi adalah badan
usaha yang berlandaskan asas-asas kekeluargaan. Diatur dalam Undang-Undang tentang
Koperasi No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Dibentuk oleh orang-orang (Koperasi
Primer) atau Koperasi-koperasi (Koperasi sekunder). Dibentuk dengan membuat Akta
Pendirian yang memuat Anggaran Dasar.Berbadan hukum setelah disahkan
pemerintah.Perangkat organisasi: Rapat Anggota, Pengurus (Direktur) dan Pengawas
(Komisaris).Modal dari para anggota. Tanggung jawab dipikul oleh para anggota.Rapat
Anggota memberikan kuasa pengurusan kepada para pengurus.
Prinsip dasar koperasi dalam UU Perkoperasian adalah sebagai berikut :
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis;


3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa; usaha
masing-masing
anggota;
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
5. Kemandirian.
Sedangkan untuk mengembangkan usaha koperasi ditambahkan prinsip :
6. Pendidikan perkoperasian;
7. Kerja sama antarkoperasi.
YAYASAN
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan
untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak
mempunyai anggota. Yayasan diatur dalam UU 16/2001, UU 28/2004 , PP 63/2008.
Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk mencapai maksud dan tujuannya dengan cara
mendirikan badan usaha dan/atau ikut serta dalam suatu badan usaha dengan syarat bahwa:
1. usaha kegiatan badan usaha tersebut harus sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan;
2. kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan/atau peraturan
perundangan yang berlaku ( dapat mencakup bidang-bidang hak asasi manusia, kesenian,
olah raga, perlindungan konsumen, pendidikan, lingkungan hidup, kesehatan dan ilmu
pengetahuan ) ( pasal 8 UU16/2001);
3. jumlah penyertaan maksimum 25 % dari seluruh nilai kekayaan Yayasan;
4. Anggota Pembina, Pengurus dan Pengawas Yayasan dilarang merangkap sebagai anggota
Direksi dan anggota Dewan Komisaris atau Pengawas dari badan usaha tersebut.
Yayasan mempunyai organ yang terdiri dari Pembina, Pengurus dan Pengawas. Kepada
mereka tidak dapat diberikan gaji, upah atau honorarium, atau bentuk lain yang dapat dinilai
dengan uang. ( Pasal 5 UU 28/2004 ).
Status badan hukum Yayasan diperoleh sejak tanggal pengesahan oleh Menteri Hukum dan
HAM ( pasal 11 UU 16/2001 jo UU 28/2004) sedangkan prosedurenya diuraikan dalam pasal
15 PP 63/2008 yaitu dalam jangka waktu maksimal 10 hari sejak tanggal Akta Pendirian,
pendiri atau kuasanya melalui notaris yang membuat akta pendirian Yayasan mengajukan
permohonan secara tertulis dilampiri dengan :
1. Salinan akta pendirian Yayasan;

2. Foto copy NPWP Yayasan yang dilegalisir Notaris;


3. Surat pernyataan kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan ditanda tangani Pengurus dan
diketahui oleh
Lurah/Kepala Desa;
4. Bukti penyetoran atau keterangan Bank atas nama Yayasan atau pernyataan tertulis dari pendiri
yang
memuat keterangan nilai kekayaan yang dipisahkan sebagai kekayaan awal untuk mendirikan
Yayasan;
5. Surat Pernyataan Pendiri mengenai keabsahan kekayaan awal tersebut;
6. Bukti penyetoran biaya pengesahan dan pengumuman Yayasan

Você também pode gostar