Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
karena
seiring
berkembangnya
seorang
remaja
melakukan
seorang
sebuah
anak,
kenakalan.
sudah
Selama
kenakalan itu masih pada tingkat yang wajar. Oleh karena itu peran orang
tua dalam mendidik seorang anak apalagi remaja sangat diperlukan
penanaman
nilai,
dan
norma
yang
diberikan
sejak
dini
dapat
saat
tumbuh
menjadi
seorang
remajapun
tidak
menutup
dua
tingkah
laku
tersebut,
namun
tidak
bisa
pendidikan
dengan
sebuah
contoh,
adalah
cerminan
komitmen dan pendalaman makna dari seorang guru. Sang guru harus
berusaha agar keluarganya baik dan tidak korupsi agar ia dapat mengajari
kepada murid-muridnya yang merupakan remaja generasi penerus
bangsa memiliki moral dan ahlak baik dan tidak korupsi, berusaha tidak
orang
tua
saya
yang
merupakan
seorang
guru,
selalu
remaja
tersebut,
sepertinya
tidak
adil
kalau
kita
hanya
menyalahkan si anak remaja itu saja, anak itu terlahir bagaikan selembar
kertas yang masih putih, mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya
tergantung dengan tinta dan menulis apa pada selembar kertas putih itu .
Orang pertama yang patut disalahkan mungkin adalah guru, baik guru
yang ada di rumah ( orang tua ), di sekolah ( guru), atau pun
lingkungannya hingga secara tanpa disadari mencetak para remaja
tersebut untuk melakukan perbuatan yang dapat digolongkan ke dalam
kenakalan remaja.
Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan
para remaja tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitasfasilitas yang dapat menenggelamkan si anak remaja kedalam kenakalan
remaja, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan moral
dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing si anak remaja
ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya
menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan
sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi jangan
heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh
pola kenakalan para orang tua
Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru
diharapkan tidak hanya didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan,
bukan merupakan pilihan terakhir setelah tidak dapat berprofesi di bidang
yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya cita-cita untuk menjadi
guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan para
remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.
Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi
adalah bagian hidup dan idialisme seorang guru memang harus dijunjung
keduanya
akan
saling
memberikan
informasi
yang
sangat
Membolos sekolah
kebut-kebutan di jalanan
Penyalahgunaan narkotika
Perilaku seksual pranikah
Perkelahian antar pelajar
Dan lain-lain
dini.
Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di
sini media komunikasi seperti televisi, radio, akses internet,
handphone, dll.
Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah. Sebagai
orang tua sebisa mungkin dukunglah hobi/bakat anak-anaknya
yang bernilai positif. Jika ada dana, jangan ragu-ragu untuk
memfasilitasi hobi mereka, agar anak remaja kita dapat terhindar
dari kegiatan-kegiatan negatif.
A. PENDAHULUAN
1. 1.
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani
proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanakkanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan
perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan
remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada
masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma
dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun
trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa
rendah diri. Namun pada kenyataanya orang cenderung langsung menyalahkan, menghakimi,
bahkan menghukum pelaku kenakalan remaja tanpa mencari penyebab, latar belakang dari
perilakunya tersebut.
Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik
itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, temanteman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja
tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang
menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari
lingkungan sebelumnya. Pertanyaannya : tugas siapa itu semua ? Orang tua-kah ? Sedangkan
orang tua sudah terlalu pusing memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya.
Saudaranya-kah ? Mereka juga punya masalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga
memiliki masalah yang sama. Pemerintah-kah ? Atau siapa ? Tidak gampang untuk
menjawabnya. Tetapi, memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman
akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi
kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada.
2. Masalah
Akhir-akhir ini fenomena kenakalan remaja makin meluas. Bahkan hal ini sudah terjadi sejak
dulu. Para pakar baik pakar hukum, psikolog, pakar agama dan lain sebagainya selalu
mengupas masalah yang tak pernah habis-habisnya ini. Kenakalan Remaja, seperti sebuah
lingkaran hitam yang tak pernah putus, sambung menyambung dari waktu ke waktu, dari
masa ke masa, dari tahun ke tahun dan bahkan dari hari ke hari semakin rumit. Masalah
kenalan remaja merupakan masalah yang kompleks terjadi di berbagai kota di Indonesia.
Sejalan dengan arus globalisasi dan teknologi yang semakin berkembang, arus informasi
yang semakin mudah diakses serta gaya hidup modernisasi, disamping memudahkan dalam
mengetahui berbagai informasi di berbagai media, di sisi lain juga membawa suatu dampak
negatif yang cukup meluas di berbagai lapisan masyarakat.
Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI 2007) menunjukkan jumlah remaja di
Indonesia mencapai 30 % dari jumlah penduduk, jadi sekitar 1,2 juta jiwa. Hal ini tentunya
dapat menjadi asset bangsa jika remaja dapat menunjukkan potensi diri yang positif namun
sebaliknya akan menjadi petaka jika remaja tersebut menunjukkan perilaku yang negatif
bahkan sampai terlibat dalam kenakalan remaja.
Kondisi remaja di Indonesia saat ini dapat digambarkan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
MMR 343/100.000 (17.000/th, 1417/bln, 47/hr perempuan meninggal) karena
komplikasi kehamilan dan persalinan
5.
HIV/AIDS: 1283 kasus, diperkirakan 52.000 terinfeksi (fenomena gunung es), 70%
remaja
6.
Angka-angka di atas cukup mencengangkan, bagaimana mungkin anak remaja yang masih
muda, polos, energik, potensial yang menjadi harapan orangtua, masyarakat dan bangsanya
dapat terjerumus dalam limbah kenistaan, sungguh sangat disayangkan. Tanpa disadari pada
saat ini, di luar sana anak-anak remaja kita sedang terjerat dalam pengaruh narkoba, miras,
seks bebas, aborsi dan kenakalan remaja lainnya. Bahkan angka-angka tersebut diprediksikan
akan terus menanjak, seperti fenomena gunung es, tidak tampak di permukaan namun jika
ditelusuri lebih dalam ternyata banyak ditemukan kasus kasus yang cukup mengejutkan.
B.PEMBAHASAN MASALAH
Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak
dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak
tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat diungkuri lagi, anda dapat melihat
brutalnya remaja jaman sekarang. Dan saya pun pernah melihat dengan mata kepala saya
sendiri ketika sebuah anak kelas satu SMA di kompelks saya, ditangkap/diciduk POLISI
akibat menjadi seorang bandar gele, atau yang lebih kita kenal dengan ganja.Hal ini semua
bisa terjadi karena adanya faktor-faktor kenakalan remaja berikut:
kurangnya kasih sayang orang tua.
kurangnya pengawasan dari orang tua.
pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.
peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif.
tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.
dasar-dasar agama yang kurang
tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
kebasan yang berlebihan
masalah yang dipendam
Dampak Penyalahgunaan Narkoba terhadap Remaja
Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi
narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan
kematian
a.
Dampak Pisikis:
1.
2.
3.
4.
5.
b.
Dampak Sosial:
1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat
atau,kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang normal yang
depresi dapat menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir bahwa narkoba dapat
mengatasi dan melupakan masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak benar.
e.
Dampak Fisik
Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti liver, jantung,
paru-paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan jangka panjang
narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup jantung yang bocor,
paru-paru yang bolong, gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum lagi kerusakan fisik yang
muncul akibat infeksi virus {Hepatitis C dan HIV/AIDS} yang sangat umum terjadi di
kalangan pengguna jarum suntik.
Walaupun begitu, setiap kehidupan memiliki dua sisi mata uang. Di balik dampak negatif,
narkotika juga memberikan dampak yang positif. Jika digunakan sebagaimana mestinya,
terutama untuk menyelamatkan jiwa manusia dan membantu dalam pengobatan, narkotika
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Berikut dampak positif narkotika:
1. Opioid
Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan untuk
mencegah batuk dan diare.
2. Kokain
Daun tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-kunyah untuk mendapatkan efek
stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan dan stamina serta mengurangi rasa lelah.
3. Ganja (ganja/cimeng)
Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat kantung karena
serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai bahan pembuat
minyak.
Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu.
Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, temanteman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja
tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang
menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari
lingkungan sebelumnya. Pertanyaannya : tugas siapa itu semua ? Orang tua-kah ? Sedangkan
orang tua sudah terlalu pusing memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya.
Saudaranya-kah ? Mereka juga punya masalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga
memiliki masalah yang sama. Pemerintah-kah ? Atau siapa ? Tidak gampang untuk
menjawabnya. Tetapi, memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman
akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi
kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada.
C.PENUTUP
1. kesimpulan
Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya
menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru,
dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap
anak-anak kita.
Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerja
sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba,
atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutiN, Kemudian pendampingan dari orang
tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang, Pihak sekolah harus
melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya
penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.
Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan
kepada siswa, Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan
ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga
perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita
selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya
narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya
tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya narkoba tersebut,
sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang
akan datang dapat terealisasikan dengan baik.
Pemerintah maupun instansi terkait telah banyak melakukan upaya pencegahan maupun
penanggulangan dengan cara sosialisasi dan lainnya namun tidak nampak hasil yang besar,
justru semkin banyak saja remaja yang terjerat dalam jurang narkoba.
Upaya pencegahan dan dimulai dari diri rmaja itu sendiri perlu membentengi pengaruh dari
laur dengan kefahaman agama yang kuat, moral yang baik, dan sebagai penerus bangsa
hendaknya seorang remaja dapat berpikir positif dan harus pandai dalam bergaul dan memilih
teman dekat agar tidak terpengaruh oleh pergaulan yang semakin rusak.
Dalam upaya penanggulangan ini perlu peran aktif dari orang tua, guru dan masyarakat
sekitar tempat tinggal remaja. Peran oran tua dalm pembinaan remaja sangatlah vital karena
pendidikan moral, agama, dan pengatahuan berawal dari keluarga. Keluarga yang telah
memenuhi kebutuhan materi bagi anggotanya tetapi kurang memenuhi kebutuhan psikologis
seperti perhatian, kasih sayang akan menyebabkan remaja merasa jenuh dan merasa
kehilangan orang tempat mengadukan perasaan seperti kecewa, stress. Sehinggga remaja
mencari perhatian dan kebutuhan psikologis dari temannya. Agar dalam bergaul dengan
temannya, seorang remaja tidak terpengaruh hal-hal negatif pergaulan, maka adanya kontrol
dari orang tua sangatlah penting walaupun sibuk dalam urusan kariernya.
Seorang guru yang ramah serta membuka diri untuk berdialog dengan remaja, akan membuka
peluang bagi remaja untuk menyatakan tentang kesulitan/masalahnya sendiri. Sehingga
seorang remaja dapat menemukan orang tua kedua selain dirumah dan akan membuat
seoarang remaja untuk dapat berpikir positif dan lebih aktif dalam kegiatan yang berdampak
positif bagi dirinya, Seperti aktif dalam ekstrakulikuler olah raga, keagamaan, kesenian dan
lain sebagainya.
Para tokoh masyarakat hendaknya menyadari bahwa para pelajar memerlukan keterbukaan
dan penghargaan terhadap mereka. Sehingga dalam kegiatan yang ada dimasyarakat
hendaknya remaja di ikut sertakan agar mereka merasa dihargai dan menjadi bagian dalam
masayarakat tersebut. Juga perlunya bimbingan terhadap kelompok remaja, seperti karang
taruna dan pengembangan bakat remaja, karena bakat tersebut tidak hanya dan harus
dikembangkan di sekolah melainkan juga diterapkan dalam masayarakatnya.
1. 2.
Saran
Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang tumbuh,
orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan.
Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak
diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang akhirnya membuat
mereka tetap melakukannya namun dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin
meningkat, orangtua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap
harus dijaga agar mereka tidak salah jalan. Menyesali kesalahan yang telah dilakukan
sesungguhnya kurang bermanfaat.Penyelesaian masalah dalam hal ini dibutuhkan kerja sama
orangtua dengan anak. Jangan hanya dengan kekerasan dan kekuasaan. Berilah pengertian
sebaik-baiknya. Bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang
paling penting di sini adalah adanya komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Orangtua
hendaknya menjadi sahabat anak. Orangtua hendaknya selalu menjalin dan menjaga
komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa takut
menyampaikan masalahnya kepada orangtua.Dalam menghadapi masalah pergaulan bebas
antar jenis di masa kini, orangtua hendaknya memberikan bimbingan pendidikan terbuka,
sabar, dan bijaksana kepada para remaja. Remaja hendaknya diberi pengarahan tentang
kenakalan remaja dan narkoba serta segala akibat baik dan buruk dari adanya hal tsb.
Orangtua hendaknya memberikan teladan dalam menekankan bimbingan serta pelaksanaan
latihan kemoralan yang sesuai agama.
Kenakalan Remaja
Pada jaman sekarang,di era globalisasi, banyak hal yang berubah. Pergaulan
remaja adalah contoh kecil dari sekian banyak akibat dari globalisasi.Pergaulan
remaja sudah tidak ada batasnya. Banyak remaja yang melakukan hal-hal yang
sangat merugikan dirinya dan orang lain.
Ada 3 hal yang menyebabkan kenakalan remaja bisa terjadi
o Keluarga
o Pergaulan
o Remaja itu sendiri
1. Keluarga
Keluarga merupakan hal yang paling pertama dalm mencegah pergaulan remaja
yang tidak baik.Contohnya saja bagimana kondisi keluarga tersebut atau cara
mendidik orang tua terhadapa anaknya.Kelurga yang broken home bisa
menyebabkan anak menjadi nakal karena dia tidak betah melihat kondisi
keluarganya.Keluarga merupakan hal yang paling penting, karena dari sanalah
anak dapat mengerti bagaimana pentingya arti kasih saying.Cara mendidik
orang tua juga berperan dalam hal ini,ketika orang tua otoriter, maka yang kita
sebut sebagai kenakalan remaja akan muncul dalam artian ingin memberontak.
Sementara kalo ortu permisif, remaja malah akan mencari-cari perhatian dengan
segala tingkah lakunya yang kemungkinan besar menjurus ke kenakalan remaja.
2. Pergaulan
Teman dan sahabat merupakan suatu kebutuhan karena merekalah yang dapat
mengerti kita.Tanpa kita sadari mereka juga bisa menjerumuskan kita ke dalam
hal-hal yang buruk..
3. Remaja Itu Sendiri
Saat kita beranjak dwasa banyak hal-hal baru yang belum kita ketahui.Oleh
karenanya banyak remaja yang ingin mencari tahu sendiri bagaima sih
Perkelahian,
atau yang sering disebut tawuran, sering terjadi di antara pelajar. Bahkan bukan
hanya antar pelajar SMU, tapi juga sudah melanda sampai ke kampus-kampus.
Ada yang mengatakan bahwa berkelahi adalah hal yang wajar pada remaja.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, tawuran ini sering
terjadi. Data di Jakarta misalnya (Bimmas Polri Metro Jaya), tahun 1992 tercatat
157 kasus perkelahian pelajar. Tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan
menewaskan 10 pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban
meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus
yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban
meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah
perkelahian dan korban cenderung meningkat. Bahkan sering tercatat dalam
satu hari terdapat sampai tiga perkelahian di tiga tempat sekaligus.
meresahkan masyarakat, semisal kasus pencurian, kasus asusila seperti free sex,
pemerkosaan, bahkan pembunuhan. Oleh berbagai praktisi media bahkan para
pemerhati sosial hal ini telah banyak digubris dan dicari benang merahnya. Hanya
saja, sejauh ini usaha tersebut belum terlihat goal dan terkesan hanya sebagai bahan
berita di media massa dan diskursus oleh berbagai kalangan yang belum ada realisasi
khusus.
Sejatinya, kenakalan semacam itu normal terjadi pada diri remaja karena pada
masa itu mereka sedang berada dalam masa transisi: anak menuju dewasa. Seperti
pemikiran Emile Durkheim (dalam Soerjono Soekanto, 1985: 73), perilaku
menyimpang atau jahat kalau dalam batas-batas tertentu dianggap sebagai fakta sosial
yang normal. Terkait dengan kenakalan remaja, dalam bukunya yang berjudul Rules
of Sociological Method disebutkan bahwa dalam batas-batas tertentu kenakalan
adalah normal karena tidak mungkin dihapusnya secara tuntas. Dengan demikian,
perilaku dikatakan normal sejauh perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan
dalam masyarakat, perilaku tersebut terjadi dalam batas-batas tertentu dan dilihat pada
suatu perbuatan yang tidak disengaja. Namun, kontras dengan pemikiran tersebut,
kenyataan yang akhir-akhir ini terjadi adalah kenakalan remaja yang disengaja, yakni
dilakukan dengan kesadaran. Miris!
Pengaruh psikologis
Remaja, seperti dikatakan di atas, yang merupakan masa transisi dari anak
menuju dewasa, memiliki potensi besar untuk melakukan hal-hal menyimpang dari
kondisi (baca: perilaku) normal. Seperti ada pergolakan dalam diri mereka untuk
melakukakan hal-hal yang berbeda dengan yang lain di sekelilingnya, hal-hal yang
dianggap normal oleh kebanyakan orang. Sependapat dengan hal itu, Becker (dalam
Soerjono Soekanto, 198: 86), mengatakan bahwa mereka yang menyimpang
mempunyai dorongan untuk berbuat demikian. Hal itu disebabkan karena setiap
manusia pada dasarnya pasti mengalami dorongan untuk melanggar pada situasi
tertentu. Sebaliknya, orang yang dianggap normal dapat menahan diri dari dorongandorongan untuk menyimpang. Tak pelak, dorongan semacam itupun didasari oleh
berbagai hal, seperti motif untuk mencari sensasi, bahkan karena sifat dasar remaja
yang pada usia itu sedang melalui tahap mengidentifikasi, semisal yang dilakukan
dari tokoh idola atau yang dianggapnya wah.
Remaja semacam itu yang oleh Kartini Kartono (1988: 93) disebut sebagai
anak cacat sosial atau cacat mental sebenarnya sudah mengalami demoralisasi atau
pemerosotan gradasi moral. Selain karena kondisi sosial di atas, kondisi keluarga pun
sangat menentukan, terutama proses pendidikan dari orang tua sebagai upaya
pembentukan karakter (character building) anak.
Sebagai bukti, Masngudin HMS, dalam sebuah penelitiannya tentang hubungan antara
sikap orang tua dalam pendidikan anaknya dengan tingkat kenakalan di Pondok
Pinang, Jakarta, menyebutkan bahwa salah satu sebab kenakalan adalah sikap orang
tua dalam mendidik anaknya. Dari 30 koresponden, mereka yang orang tuanya
otoriter sebanyak 5 responden (16,6%), overprotection 3 responden (10%), kurang
memperhatikan 12 responden (40%), dan tidak memperhatikan sama sekali 10
responden (33,4%). Dari data seluruh responden yang orang tuanya tidak
memperhatikan sama sekali melakukan kenakalan khusus dan yang kurang
memperhatikan 11 dari 12 responden melakukan kenakalan khusus.
Terkait dengan pembentukan karakter, penelitian itu pun cukup menjadi bukti vitalitas
pendidikan keluarga. Keluarga yang represif (selalu memberikan hukuman) dan
otoriter akan cenderung membentuk sifat yang keras pada pribadi anak sehingga
mereka lebih berpotensi untuk agresif, atau sebaliknya bagi psikis mereka yang
tidak kuat atas bentuk didikan orang tuanya akan menjadikan sifat lembek atau
lemah. Ini berbeda dengan bentuk prefentif atau pemberian nasehat dan pujian,
bahkan pemberian kesempatan bagi remaja untuk mencurahkan gagasannya. Mereka
akan terbentuk menjadi pribadi yang cenderung dapat menghargai orang lain, dan
berbagai perilaku yang lebih jauh dari bentuk penyimpangan.
Sebuah tulisan menarik, Samuel Smiles (1887) mencatat dalam bukunya Life and
Labor: tanamkan pemikiran, dan kamu akan memanen tindakan. Tanamkan tindakan,
dan kamu akan memanen kebiasaan. Tanamkan kebiasaan, dan kamu akan meraih
karakter. Tanamkan karakter dan kamu akan memanen tujuan. Beranjak dari kata
bijak itu, karakter merupakan modal awal dari hasil interaksi seseorang, termasuk
remaja, untuk mencapai kehidupan yang penuh dengan ketenangan kelak. Sayangnya,
pembentukan tersebut belum sepenuhnya diterapkan di sejumlah banyak keluarga,
terlihat dari proses pendidikan yang terkesan memanjakan anak, bahkan pendidikan
yang termanjakan oleh kemajuan zaman (baca: globalisasi).
Ya, ternyata karakter remaja dan ujung-ujungnya berbagai kasus kenakalan pun tak
jauh-jauh dari globalisasi, terutama di bidang teknologi, serta westernisasi (budaya
kebarat-baratan). Belum lama, seperti yang sudah dikoar-koarkan berbagai media,
kasus smack down yang sempat memiliki rating tinggi dalam tayangan televisi di
Indonesia telah mengambil posisi tersendiri di kalangan anak/ remaja. Mereka dengan
serta merta mempraktekan adegan semacam itu yang pada akhirnya menjadikan suatu
bentuk kriminalitas remaja.
Selain itu, berbagai adegan pornografi di televisi mulai dari kasus ringan-berat pun
telah menjadi bentuk pendidikan nilai-nilai yang tidak sepantasnya dilakukan
terhadap remaja. Mereka yang sebenarnya membutuhkan asupan gizi semisal berupa
tontonan yang mendidik yang mencerminkan insan cendekia, intelek, atau akademis,
telah diracuni dengan berbagai adegan pacaran bahkan bentuk kegiatan seksual yang
lebih jauh/ parah. Bidikan semacam itu rupanya sangat ampuk membangun karakter
tempe setiap anak/ remaja.
Sekretaris tetap dalam Kementrian Luar Negeri Singapura, Kishore Mahbubani
(dalam John Naisbitt dalam bukunya yang berjudul Megatrends Asia), mengimbau
Barat untuk tidak lagi meng-kuliah-i orang-orang Asia karena Barat tidak memiliki
kualifikasi moral (moral standing) untuk memberitahu orang lain apa yang harus
dilakukan. Ia menganggap bahwa masyarakat Barat telah kacau. Ini seyogyanya
menjadi dasar agar masyarakat tidak lagi mendewakan Barat sebagai patokan dalam
pergaulan (terutama bagi remaja). Dan tak bisa dipungkiri lagi bahwa sebenarnya
budaya di atas adalah budaya yang banyak dipengaaruhi oleh Barat yang dalam hal
tertentu sebenarnya sangat kurang memuat nilai-nilai ketimuran. Yaitu yang kurang
memuat nilai etika dan unggah-ungguh (kesopanan-Jawa).
Menanggapi polemik tersebut, seyogyanya harus ada penanganan serius dan
berkesinambungan oleh berbagai elemen masyarakat. Pertama, orangtua harus selalu
mengembangkan karakter (character building) anak, yakni membangun jiwa anak
dengan tabiat/ sifat-sifat yang penuh dengan nilai-nilai kebaikan. Pentingnya peran
keluarga dalam mendidik nilai-nilai anak sejak dini menjadikan orangtua harus dapat
menjadi sang maestrobuah jatuh tak jauh dari pohonnya. Singkatnya, orangtua pun
harus memiliki sifat yang baik pula. yang dapat dijadikan teladan oleh anak. Ingat
sepenggal peribahasa,
Kedua, sekolah yang kini ibaratnya menjadi rumah kedua bagi anak harus mampu
menciptakan kultur sekolah yang relevan dengan perkembangan psikis remaja: kultur
yang penuh dengan pembentukan karakter positif. Misalnya, pendidikan nirkekerasan, serta berbagai keculasan semisal menghindarkan murid pada budaya
mencontek yang juga merupakan salah saatu bentuk kenakalan remaja bertaraf ringan.
Penghargaan terhadap prestasi siswa pun sangat diperlukan untuk menumbuhkan etos
juang, semisal ucapan terima kasih atau pemberian pujian, serta bentuk pembelajaran
tanggung jawab semisal minta maaf baik oleh siswa maupun guru apabila melakukan
suatu kesalahan. Dan ini oleh Jepang pun telah lama ditumbuhkan pada pribadi siswa.
Selain itu, pendidikan etika/ moral pun harus tetap diupayakan secara teoritis.
Pendidikan pancasila/ kewarganegaraan dan agama yang memuat nilai-nilai moral
saat ini terkesan mulai ditinggalkan karena sejumlah banyak siswa lebih tertarik untuk
mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu eksak ataupun sosial. Inilah tugas guru
yang bersangkutan atau pihak kurikulum untuk menjadikan mata pelajaran tersebut
menarik lagi di mata siswa dan dapat dijadikan ramuan jiwa yang mujarab dalam
pembentukan karakternya.
Terakhir, bersama semua pihak, termasuk pemerintah dalam hal penanganan
kenakalan remaja dan berbagai kebijakannya, semoga kenakalan remaja tidak
semakin menjadi, cukup menjadi kenakalan yang normal pada diri remaja dalam
menikmati masa remajanya karena seorang filsuf, Kahlil Gibran pun mengatakan
bahwa anak-anak memiliki generasi dan dunianya sendiri. Semoga remaja Indonesia
tumbuh menjadi remaja yang kelak mampu mempersembahkan kejayaan dengan
karakter yang baik sehingga nama Indonesia pun tersiar kepenjuru dunia bak kasturi.
Tabik!
sumber : http://disiniakuada.multiply.com/journal/item/7
Nama : M Fiqhi Vidra Yacub
Kelas : 1KA31
NPM :14110165
KARYA ILMIAH
Kenakalan Remaja
PENDAHULUAN
TUJUAN PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pemilihan
metode ini karena penelitian yang dilakukan ingin mempelajari masalah-masalah
dalam suatu masyarakat, juga hubungan antar fenomena, dan membuat
gambaran mengenai situasi atau kejadian yang ada. Cara pemilihan sampel
yang dilakukan pertama memilih wilayah yang mempunyai kategori miskin,
dengan cara melihat kondisi mereka yang perumahannya di bawah standar,
dengan kondisi penduduk yang sangat padat, lingkungan yang tidak teratur dan
perkiraan tingkat kesehatan masyarakatnya yang buruk. Setelah itu konsultasi
dengan ketua RW dan ketua-ketua RT untuk mencari informasi tentang
warganya yang dianggap telah melakukan kenakalan, dengan perspektif
labeling. Dari informasi tersebut data pada tiga RT. Berdasarkan data tersebut
kita jadikan populasi dengan jumlah 40 remaja dan keluarga yang akan dijadikan
unit dalam analisis. Dari jumlah tersebut dibuat listing dan tiap RT diambil 10
sampel (remaja dan keluarga) sehingga mendapat 30 responden. Pengambilan
sample ini dengan cara random.Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara dipandu dengan daftar pertanyaan.
Responden remaja dalam penelitian ini ditentukan bagi mereka yang berusia 13
tahun-21 tahun. Mengingat pengertian anak dalam Undang-undang no 4 tahun
1979 anak adalah mereka yang berumur sampai 21 tahun. Dengan
pertimbangan pada usia tersebut, terdapat berbagai masalah dan krisis
diantaranya; krisis identitas, kecanduan narkotik, kenakalan, tidak dapat
menyesuaikan diri di sekolah, konflik mental dan terlibat kejahatan (lihat
transaksi individu-individu dan keluarga-keluarga dengan sistem kesejahteraan
sosial).
KERANGKA KONSEP
Konsep Kenakalan Remaja
Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja
yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya.
Kartini Kartono (1988 : 93) mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula
sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh
pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai
oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut kenakalan. Dalam
Bakolak inpres no: 6 / 1977 buku pedoman 8, dikatakan bahwa kenakalan
remaja adalah kelainan tingkah laku / tindakan remaja yang bersifat anti sosial,
melanggar norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam
masyarakat.
Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja
digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum
yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam
undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai
pelanggaran hukum ; (2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan
penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama
dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa. Menurut
bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga
tingkatan ; (1) kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran,
membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit (2) kenakalan yang menjurus
pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM,
mengambil barang orang tua tanpa izin (3) kenakalan khusus seperti
penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dll.
Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian.
Keberfungsian social
Istilah keberfungsian sosial mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh individu
akan kolektivitas seperti keluarga dalam bertingkah laku agar dapat
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya serta dapat memenuhi kebutuhannya.
Juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dianggap penting dan
pokok bagi penampilan beberapa peranan sosial tertentu yang harus
dilaksanakan oleh setiap individu sebagai konsekuensi dari keanggotaannya
dalam masyarakat. Penampilan dianggap efektif diantarannya jika suatu
keluarga mampu melaksanakan tugas-tugasnya, menurut (Achlis, 1992)
keberfungsian sosial adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas
dan peranannya selama berinteraksi dalam situasi social tertentu berupa adanya
rintangan dan hambatan dalam mewujudkan nilai dirinnya mencapai kebutuhan
hidupnya.
HASIL PENELITAN
Bentuk Kenakalan Yang Dilakukan Responden
Bentuk Kenakalan
1. Berbohong
2. Pergi keluar rumah tanpa pamit
3. Keluyuran
4. Begadang
5. membolos sekolah
6. Berkelahi dengan teman
7. Berkelahi antar sekolah
8. Buang sampah sembarangan
9. membaca buku porno
10.melihat gambar porno
11.menontin film porno
12.Mengendarai kendaraan bermotor tanpa SIM
13.Kebut-kebutan/mengebut
14.Minum-minuman keras
15.Kumpul kebo
16.Hubungan sex diluar nikah
17.Mencuri
18.Mencopet
19.Menodong
20.Menggugurkan Kandungan
21.Memperkosa
22.Berjudi
23.Menyalahgunakan narkotika
F
30
30
28
26
17
2
10
5
7
5
21
19
25
5
12
14
8
3
2
1
10
5
22
1
%
100
100
93,3
98,7
23,3
56,7
6,7
33,3
16,7
23,3
16,7
70,0
63,3
83,3
16,7
40,0
46,7
26,7
10,0
6,7
3,3
33,3
73,3
3,3
24.
Membunuh
Salah satu hubungan variabel yang disajikan disini adalah hubungan antara jenis
kelamin dengan tingkat kenakalan. Hal ini untuk mengetahui apakah anak lakilaki lebih nakal dari anak perempuan atau probalitasnya sama. Berdasarkan
tabel hubungan diperoleh data sebagai berikut; Anak laki-laki yang melakukan
kenakalan biasa 3 responden (10%), kenakalan yang menjurus pada
pelanggaran dan kejahatan 2 responden, dan kenakalan khusus 22 responden
(73,3%). Sedangkan anak perempuan yang melakukan kenakalan biasa 2
responden (2,7%) dan kenakalan khusus 1 responden (3,3%).
Berdasarkan data yang ada, pekerjaan responden adalah sebagai pelajar dan
tidak bekerja (menganggur) masing-masing 13 responden (43,3%), sebagai
buruh dan berdagang masing-masing 2 responden (6,7%). Dari tabel korelasi
persebaran datanya sebagai berikut; Pelajar yang melakukan kenakalan biasa 5
responden (16,7%), kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan
2 responden (6,7%), dan kenakalan khusus 6 responden (20%) . Sedangkan
mereka yang tidak bekerja (menganggur) semuanya 13 responden melakukan
kenakalan khusus, juga mereka yang bekerja sebagai pedagang dan buruh
semuanya melakukan kenakalan khusus. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa kecenderungan untuk melakukan kenakalan khusus ataupun jenis
kenakalan lainnya adalah mereka yang tidak sibuk, atau banyak waktu luang
yang tidak dimanfaatkan untuk kegiatan positif.
keluarga yang tidak utuh, baik dilihat dari struktur keluarga maupun dalam
interaksinya di keluarga
Dilihat dari keutuhan struktur keluarga, 21 responden (70%) dari keluarga utuh,
dan 9 responden dari keluarga tidak utuh. Berdasarkan data pada tabel korelasi
ternyata struktur keluarga ketidak utuhan struktur keluarga bukan jaminan bagi
anaknya untuk melakukan kenakalan, terutama kenakalan khusus. Karena
ternyata mereka yang berasal dari keluarga utuh justru lebih banyak yang
melakukan kenakalan khusus.
Namun jika dilihat dari keutuhan dalam interaksi, terlihat jelas bahwa mereka
yang melakukan kenakalan khusus berasal dari keluarga yang interaksinya
kurang dan tidak serasi sebesar 76,6%. Perlu diketahui bahwa keluarga yang
interaksinya serasi berjumlah 3 responden (10%), sedangkan yang interaksinya
kurang serasi 14 responden (46,7%), dan yang tidak serasi 13 responden
(43,3%). Jadi ketidak berfungsian keluarga untuk menciptakan keserasian
dalaam interaksi mempunyai kecenderungan anak remajanya melakukan
kenakalan. Artinya semakin tidak serasi hubungan atau interaksi dalam keluarga
tersebut tingkat kenakalan yang dilakukan semakin berat, yaitu pada kenakalan
khusus.
Kehidupan beragama kelurga juga dijadikan salah satu ukuran untuk melihat
keberfungsian sosial keluarga. Sebab dalam konsep keberfungsian juga dilihat
dari segi rokhani. Sebab keluarga yang menjalankan kewajiban agama secara
baik, berarti mereka akan menanamkan nilai-nilai dan norma yang baik. Artinya
secara teoritis bagi keluarga yang menjalankan kewajiban agamanya secara
baik, maka anak-anaknyapun akan melakukan hal-hal yang baik sesuai dengan
norma agama. Berdasarkan data yang ada mereka yang keluarganya taat
beragama 6 responden (20%), kurang taat beragama 15 responden (50%), dan
tidak taat beragama 9 responden (30%). Dari tabel korelasi diketahui 70% dari
responden yang keluarganya kurang dan tidak taat beragama melakukan
kenakalan khusus. Dengan demikian ketaatan dan tidaknya beragama bagi
keluarga sangat berhubungan dengan kenakalan yang dilakukan oleh anakanaknya. Hal ini berarti bahwa bagi keluarga yang taat menjalankan kewajiban
agamanya kecil kemungkinan anaknya melakukan kenakalan, baik kenakalan
yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan maupun kenakalan khusus,
demikian juga sebaliknya.
Salah satu sebab kenakalan yang disebutkan pada kerangka konsep di atas
adalah sikap orang tua dalam mendidik anaknya. Mereka yang orang tuanya
otoriter sebanyak 5 responden (16,6%), overprotection 3 responden (10%),
kurang memperhatikan 12 responden (40%), dan tidak memperhatikan sama
sekali 10 responden (33,4%). Dari tabel korelasi diperoleh data seluruh
responden yang orang tuanya tidak memperhatikan sama sekali melakukan
kenakalan khusus dan yang kurang memperhatikan 11 dari 12 responden
melakukan kenakalan khusus. Dari kenyataan tersebut ternyata peranan
keluarga dalam pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan
anak.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, oleh karena itu mau tidak
mau harus berhubungan dengan lengkungan sosialnya. Adapun yang diharapkan
dari hubungan tersebut adalah serasi, karena keserasian akan menciptakan
kenyamanan dan ketenteraman. Apabila hal itu dapat diciptakan, hal itu
meruapakan proses sosialisasi yang baik bagi anak-anaknya. Mereka yang
berhubungan serasi dengan lingkungan sosialnya berjumlah 8 responden
(26,6%), kurang serasi 12 responden (40%), dan tidak serasi 10 responden
(33,4%). Dari data yang ada terlihat bagi keluarga yang kurang dan tidak serasi
hubungannya dengan tetangga atau lingkungan sosialnya mempunyai
kecenderungan anaknya melakukan kenakalan pada tingkat yang lebih berat
yaitu kenakalan khusus. Keadaan tersebut dapat dilihat dari 23 responden yang
melakukan kenakalan khusus 19 responden dari dari keluarga yang interaksinya
dengan tetangga kurang atau tidak serasi.
Dari responden yang pernah ditahan dan di hukum semuanya dari keluarga
yang struktur keluarganya utuh, tetapi interaksinya kurang dan tidak serasi. Hal
ini menunjukkan bahwa masalah interaksi dalam keluarga merupakan sebab
utama seorang remaja sampai ditahan dan dihukum penjara. Sedangkan dari
sudut ketaatan dalam menjalankan kewajiban agam bagi keluarganya masih
terdapat 1 responden yang pernah ditahan dan dihukum karena kasus
pencurian. Artinya bahwa ketaatan beragama dari keluarganya belum menjamin
anaknya bebas dari kenakalan dan ditahan serta dihukum.
Dari uraian di atas bisa dilihat bahwa secara jenis kelamin terlihat remja pria
lebih cenderung melakukan kenakalan pada tinglat khusus, walaupun demilikan
juga remaja perempuan yang melakukan kenakalan khusus. Dari sudut
pekerjaan atau kegiatan sehari-hari remaja ternyata yang menganggur
mempunyai kecenderungan tinggi melakukan kenakalan khusus demikian juga
mereka yang berdagang dan menjadi buruh juga tinggi kecenderungannya
Kesimpulan
waktu luang, dengan meningkatkan program di tiap karang taruna. Program ini
terutama diarahkan pada peningkatan sumber daya manusianya yaitu program
pelatihan yang mampu bersaing dalam pekerjaan yang sesuai dengan
kebutuhan.
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, yang atas rahmat dan
bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini merupakan hasil dari tugas mandiri bagi para mahasiswa, untuk belajar dan
mempelajari lebih lanjut tentang topik kenakalan remaja berikut solusi pencegahan dan
pemecahannya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar
mandiri kepada mahasiswa, agar kreativitas dan penguasaan materi kuliah dapat optimal
sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mengetahui
tentang berbagai penyebab kenakalan remaja serta dapat membentengi diri dan lingkungan
pergaulannya dari terjerumus ke dalam berbagai bentuk kenakalan remaja tersebut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam belajar untuk
meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari dosen pengampu mata kuliah dan juga
teman-teman sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam belajar pada
masa mendatang.
Bekasi, 22 Juli 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................ 2
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................. 3
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................ 3
1.3. Tujuan.............................................................................................................. 4
1.4. Manfaat........................................................................................................... 4
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................... 5
2.1. Pengertian Kenakalan Remaja........................................................................... 5
2.2. Penyebab Kenakalan Remaja........................................................................... 8
2.3. Solusi Kenakalan Remaja................................................................................. 12
BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 15
3.1. Kesimpulan...................................................................................................... 15
3.2. Saran ............................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi
dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat
dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang
dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi
lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan
menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih
dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan
lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.
Remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa. Di samping hal-hal yang menggembirakan
dengan kegiatan remaja-remaja pada waktu yang akhir-akhir ini dan pembinaan yang
dilakukan oleh organisasi-organisasi pelajar dan mahasiswa, kita melihat pula arus
kemorosotan moral yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita, yang
lebih terkenal dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam surat kabar-surat kabar sering kali
kita membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius,
minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun,
meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan remaja putri dan lain sebagainya.
Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin
marak, Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang
serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya
untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang akan dibahas dalam
makalah
ini
sebagai
berikut:
1.
Apakah
kenakalan
remaja
itu?
2.
Apa
penyebab
kenakalan
remaja?
3.
Bagaimana
solusi
mengatasi
kenakalan
remaja?
1.3
Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa
tentang
kenakalan
remaja,
penyebab
berikut
solusinya.
1.4
Manfaat
1.
Mahasiswa
memahami
pengertian
kenakalan
remaja.
2.
Mahasiswa
mengetahui
faktor-faktor
penyebab
kenakalan
remaja.
3.
Mahasiswa
mengetahui
solusi
dalam
mengatasi
kenakalan
remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Kenakalan
Remaja
Akhir-akhir ini di beberapa media masa sering kita membaca tentang perbuatan
kriminalitas yang terjadi di negeri yang kita cintai ini. Ada anak remaja yang meniduri ibu
kandungnya sendiri, perkelahian antar pelajar, tawuran, penyalahgunaan narkoba dan minumminuman keras dan masih banyak lagi kriminalitas yang terjadi di negeri ini. Kerusakan
moral sudah merebak di seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang
dewasa
serta
orang
yang
sudah
lanjut
usia.
Termasuk yang tidak luput dari kerusakan moral ini adalah remaja. Para ahli pendidikan
sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut,
seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk
dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi dan pencarian jati diri, yang karenanya
sering melakukan perbuatan-perbuatan yang dikenal dengan istilah kenakalan remaja.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan
orang-orang di sekitarnya. Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat
secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899
di Illinois, Amerika Serikat. Beberapa ahli mendefinisikan kenakalan remaja ini sebagai
berikut:
1.
Kartono,
ilmuwan
sosiologi
Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency
merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian
sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang".
2. Santrock "Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang
tidak
dapat
diterima
secara
sosial
hingga
terjadi
tindakan
kriminal."
2.2.
Penyebab
Kenakalan
Remaja
Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali mengusik
ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman
lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk
hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi,
berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang
ada
disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor
yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut
ini
penjelasannya
secara
ringkas:
1.
Faktor
Internal
a.
Krisis
identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk
integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua,
tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa
integrasi
kedua.
b.
Kontrol
diri
yang
lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima
dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka
yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
2.
Faktor
Eksternal
a. Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi
perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa
pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar
memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak.
Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan remaja seperti
keluarga yang broken-home, rumah tangga yang berantakan disebabkan oleh kematian ayah
atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu
merupakan
sumber
yang
subur
untuk memunculkan
delinkuensi
remaja.
Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab terjadinya kenakalan
remaja
antara
lain:
1. Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan pendidikan orang tua,
terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya masingmasing sibuk mengurusi
permasalahan
serta
konflik
batin
sendiri
2. Kebutuhan fisik maupun psikis anakanak remaja yang tidak terpenuhi, keinginan dan
harapan anakanak tidak bisa tersalur dengan memuaskan, atau tidak mendapatkan
kompensasinya
3. Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat diperlukan untuk
hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan disiplin dan kontrol-diri yang baik
Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan suatu
dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang remaja dalam membentuk kepribadian
serta sikap remaja sehari-hari. Jadi perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan
faktor
penyebab
terjadinya
kenakalan
remaja.
b.
Minimnya
pemahaman
tentang
keagamaan
Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu
faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan
yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah
karena
perubahan
waktu
dan
tempat.
Pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan sejak
kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang
benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam
lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di rumah tangga
dengan
latihan-latihan,
nasehat-nasehat
yang
dipandang
baik.
Maka pembinaan moral harus dimulai dari orang tua melalui teladan yang baik berupa hal-hal
yang mengarah kepada perbuatan positif, karena apa yang diperoleh dalam rumah tangga
remaja akan dibawa ke lingkungan masyarakat. Oleh karena itu pembinaan moral dan agama
dalam keluarga penting sekali bagi remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan
merupakan cara untuk mempersiapkan hari depan generasi yang akan datang, sebab
kesalahan dalam pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu sendiri.
Pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang
tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan tentang keagamaan, agar
nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka
lakukan
sesuatu
di
setiap
harinya.
Kondisi masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu pengetahuan
mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan tata susila yang dipegang teguh oleh orang-orang
dahulu menjadi tertinggal di belakang. Dalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama,
kemerosotan moral orang dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan
perbuatan perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi anakanak
dan
remaja
sehingga
berdampak
timbulnya
kenakalan
remaja.
c.
Pengaruh
dari
lingkungan
sekitar,
Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering
mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika dia
hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan seperti itu adanya.
Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.
Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering melakukan keonaran dan mengganggu
ketentraman masyarakat karena terpengaruh dengan budaya barat atau pergaulan dengan
teman sebayanya yang sering mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa
para remaja umumnya sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor
negatifnya, karena anggapan ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.
d.
Tempat
pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa lembaga
pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak berada di sekolah
dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini bahkan kita telah melihat di media adanya
kekerasan antar pelajar yang terjadi di sekolahnya sendiri. Ini adalah bukti bahwa sekolah
juga bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi moral yang terjadi di negeri ini.
Akibat-akibat
yang
ditimbulkan
oleh
kenakalan
remaja
antara
lain:
1.
Bagi
diri
remaja
itu
sendiri
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi dirinya sendiri dan
sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu
kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu
seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan
dampak bagi mental yaitu kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada mentalmental yang lembek, berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari
segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus
berlangsung selama remaja tersebut tidak memiliki orang yang membimbing dan
mengarahkan.
2.
Bagi
keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga
apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila remaja selaku anak dalam keluarga
berkelakuan menyimpang dari ajaran agama, akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di
dalam kekuarga dan putusnya komunikasi antara orang tua dan anak. Tentunya hal ini sangat
tidak baik karena dapat mengakibatkan remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta
menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan
minum-minuman keras atau mengkonsumsi narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa
malu dan kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu
dilakukan remaja hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya terhadap apa yang terjadi
dalam
keluarganya.
3.
Bagi
lingkungan
masyarakat
Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat, dampaknya akan buruk
bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan menganggap bahwa remaja itu adalah tipe orang
yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketentraman
masyarakat. Mereka dianggap anggota masyarakat yang memiliki moral rusak, dan
pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk merubah semuanya
menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.
2.3.
Solusi
Kenakalan
Remaja
Dari berbagai faktor dan permasalahan yang terjadi di kalangan remaja masa kini
sebagaimana telah disebutkan di atas, maka tentunya ada beberapa solusi yang tepat dalam
pembinaan dan perbaikan remaja masa kini. Kenakalan remaja dalam bentuk apapun
mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu
sendiri. Tindakan penanggulangan kenakalan remaja dapat dibagi dalam:
1.
Tindakan
Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara
berikut:
1. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
2. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja.
Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan
dalam bentuk kenakalan.
Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
1. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang
dihadapinya.
2. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan
keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama,
budi pekerti dan etiket.
3. Menyediakan sarana-sarana dan
perkembangan pribadi yang wajar.
menciptakan
suasana
yang
optimal
demi
kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru
pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik
harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan
mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk memulai
perbaikan remaja, di antaranya melakukan program monitoring pembinaan remaja melalui
kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan
penyelenggaraan
berbagai
kegiatan
positif
bagi
remaja.
Pemberian bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan menambah pengertian
remaja mengenai:
1. Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
2. Penyesuaian diri: mengenal dan menerima tuntutan dan menyesuaikan diri dengan
tuntutan tersebut.
3. Orientasi diri: mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri pribadi dan
sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilai-nilai sosial, moral dan etik.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua pendekatan:
1. Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja itu
sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu
mengatasinya.
2. Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau
kelompok kecil tersebut:
3.
2.
Tindakan
Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan
mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas
pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut jera dan
tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan
melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa
pandang
bulu.
Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku dalam
keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap
pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan
konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak
dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan
umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman
terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak bertindak.
Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah
merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan
data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya.
Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan
maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala
sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara waktu
(skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.
3.
Tindakan
Kuratif
dan
Rehabilitasi
Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap
perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi.
Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh suatu
lembaga
khusus
maupun
perorangan
yang
ahli
dalam
bidang
ini.
Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan
baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada
tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti berolahraga,
melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi
arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman
sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan, diharapkan kemungkinan terjadinya
kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi. Dari pembahasan mengenai
penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu ditekankan bahwa segala usaha
pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang
mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi
kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat,
bangsa dan tanah air.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.
Kesimpulan
Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak
terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika
Serikat. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma
hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri
dan
orang-orang
di
sekitarnya.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat dikelompokkan menjadi
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas dan kontrol diri
yang lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua;
minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh
budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan.
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja akan berdampak kepada diri remaja
itu
sendiri,
keluarga,
dan
lingkungan
masyarakat.
Solusi dalam menanggulangi kenakalan remaja dapat dibagi ke dalam tindakan preventif,
tindakan represif, dan tindakan kuratif dan rehabilitasi. Adapun solusi internal bagi seorang
remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama
3. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi
arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul,
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman
sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan
Segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian
remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang
berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota
masyarakat,
bangsa
dan
tanah
air.
3.2.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan untuk lebih menaruh perhatian
terhadap persoalan sosial, terutama kenakalan remaja. Hendaknya kita dapat mencegah dan
mengendalikan perilaku remaja sehingga tidak menimbulkan masalah sosial yang terjadi
akibat kenakalan-kenakalan remaja tersebut.
"Beberapa Remaja Putri Yang Sedang Asyik Bergoyang Dan Memberi Lelaki
Minuman Beralkohol Pada Suatu Club Malam."
"Dua Kubu Remaja Yang Sedang Tawuran Hanya Dikarenakan Hal Sepele."
"Ini Lah Kegiatan Para Siswa Sekolah Menengah Atas Setelah Selesai Ujian
Nasional Yang Tak Pantas Di Contoh."
"Hal Yang Tidak Seharusnya Di Lakukan Senior Kepada Juniornya Di Salah Satu
Perguruan Tinggi Di Jawa."
"Dua Remaja Putri Yang Rela Berkelahi Hingga Menyerahkan Harga Dirinya Demi
Bisa Masuk Ke Dalam Suatu Geng Tertentu."
"Empat Siswa Sekolah Menengah Atas Ini Sedang Asyik Menghisap Rokok Di
Dalam Toilet Yang Masih Berada Di Lingkungan Sekolah Mereka."
Remaja adalah masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang
berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Menurut psikologi, remaja
adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal
dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada
usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang
cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk
tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada,
perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan
ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin
logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar
keluarga.
Ada banyak contoh kenakalan remaja terutama saat ini dimana kenakalan
remaja tersebut sangat banyak di pengaruhi oleh faktor - faktor eksternal.
Apakah itu kenakalan remaja Oleh beberapa ahli Kenakalan remaja (juvenile
delinquency) didefenisikan sebagai suatu perbuatan yang melanggar norma,
aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau
transisi masa anak-anak dan dewasa.
Dan masih banyak faktor yang lainnya sebagai penyebab kenakalan remaja
masa kini
Contoh kenakalan Remaja Paling marak saat ini adalah Pergaulan yang salah
dan free sex membuat video tidak senonoh sendiri dengan kamera hape dengan
pasangannya, dan ini bisa sangat merugikan dirinya sendiri dan orang tua.
MAKALAH
KENAKALAN REMAJA
Disusun untuk memenuhi tugas sebagai prasyarat dalam
memenuhi nilai pelajaran bahasa Indonesia
1a
2b
3c
Nama sekolah
TAHUN PELAJARAN aaaa / bbbb
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat , karunia dan
hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat
terselesaikan.Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW beserta
para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.
Tugas karya tulis yang diberi judul Kenakalan Remaja ini ialah suatu karya tulis
yang terbentuk dari hasil kerja sama kelompok dimana tugas ini merupakan prasyarat dari
aspek penilaian mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Dalam penyelesain karya tulis ini , penulis banyak mengalami kesulitan , terutama
disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi yang didapatkan penulis karena hanya
mengandalkan pengamatan dilingkungan sekitar sebagai bahan penyusun karya tulis.Pada
akhirnya karya tulis ini dapat diselesaikan meskipun masih terdapat banyak kekurangan.
Penyusunan karya tulis ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Nama guru
Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta keridhoan-Nya
kepada kita semua , amin.
Penulis menyadari bahwa tugas karya tulis ini masih banyak memiliki kekurangan.Oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun , penulis harapkan untuk kemajuan masamasa mendatang.
Harapan penulis semoga penulis tugas karya tulis ini dapat diambil manfaatnya oleh
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
13
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi
dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat
dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang
dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi
lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan
menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih
dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan
lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.
Remaja merupakan pemimpin masa depan suatu bangsa. Di samping hal-hal yang
menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja akhir-akhir ini seperti semakin aktif
mengikuti organisasi antar pelajar dan peningkatan prestasi, kita melihat pula arus
kemorosotan moral yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita, yang
lebih terkenal dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam surat kabar-surat kabar sering kali
kita membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius,
minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun,
meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan remaja putri dan lain sebagainya.
Hal tersebut adalah suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh
karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan
terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya untuk
terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.
1.2 Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tugas ini dibuat sebagai wujud dari pertanggung jawaban kami atas tugas yang
diberikan oleh guru pengampu sebagai
BAB II
Pembahasan
Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih
hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahaptahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan
memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling
rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekuatiran bagi para
orangtua. Masa remaja sering menjadi pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si
remaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh
karena itu, para orangtua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan
terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orangtua para remaja hendaknya justru menjadi
pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat, dan di belakang mengawasi
segala tindak tanduk si remaja.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan
sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18
tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih
belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang
paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun
melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekuatiran serta
perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Kesalahan yang
diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka
semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang
menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.
2.1. PengertianKenakalanRemaja
Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia belasan tahun) yang
berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang ditujukan
pada orang, binatang, dan barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada
pihak lain Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma
hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri
dan orang-orang di sekitarnya.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli :
1. Paul Moedikdo
Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak
merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri,
menganiaya dan sebagainya.
2. Kartono
Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah juvenile delinquency
merupakan gejala patologis pada remaja di sebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.
3. Santrock
Kenakalanremajamerupakankumpulandariberbagaiperilakuremaja yang tidakdapat
di
terimasecarasocialhinggaterjaditindakan criminal.
4. Drs.B.Simanjutak,S.H.
Perbuatan-perbuatan anak remaja yang bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam
masyarakat di mana ia hidup,atau suatu perbuatan anti sosial di mana di dalamnya terkandung
unsure-unsur anti normatif
5. Mussendkk
perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh anak remaja
yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang dewasa maka akan
mendapat sangsi hukum.
2.2 Penyebab kenakalan remaja
Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali mengusik
ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman
lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk
hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi,
berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang
ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai
faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
Berikut ini penjelasannya secara ringkas :
C. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja secara umum dapat dikelompokan
ke dalam dua faktor, yaitu sebagai berikut:
1.
Faktor Intern
a)
Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis pada system psikosomatis dalam
individu yang turut menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan
lingkungannya (biasanya disebut karakter psikisnya). Masa remaja dikatakan sebagai suatu
masa yang berbahaya. Pada periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk
menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis identitas karena belum adanya
pegangan, sementara kepribadian mental untuk menghindari timbulnya kenakalan remaja
atau perilaku menyimpang.
b)
kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh dengan tindakan
menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan hidup). Menurut
teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat fisik cenderung mempunyai rasa kecewa
terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila tidak disertai dengan pemberian
bimbingan akan menyebabkan si penderita cenderung berbuat melanggar tatanan hidup
bersama sebagai perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
c)
setelah selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara), sering kali pada saat
kembali ke masyarakat status atau sebutan eks narapidana yang diberikan oleh masyarakat
sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melakukan tindakan penyimpangan hukum
karena meresa tertolak dan terasingkan.
2.
a.
Faktor Ekstern
Kondisi Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang tuanya
disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan batin karena bimbingan dan
kasih sayang langsung dari orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang tua yang lebih
mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya akan menyebabkan munculnya
perilaku menyimpang terhadap anaknya. Kasus kenakalan remaja yang muncul pada keluarga
kaya bukan karena kurangnya kebutuhan materi melainkan karena kurangnya perhatian dan
kasih sayang orang tua kepada anaknya.
b.
Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola
perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan
penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah menoleransi
tindakan anak muda yang menyimpang dari hukum atau norma yang berlaku, seperti mabukmabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian antara anak muda dianggap hal
yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini
akan semankin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan anak
muda.
c.
tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya
bermental negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan mengganggu ketertiban
umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan ekonomi.
d.
kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa mewujudkan tindakan perusakan,
pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya konflik antar partai
politik atau terjadinya peperangan antar kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi
jiwa remaja yang kemudian bisa menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.
e.
dan hiburan yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan banyak mempengaruhi
pola tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan
akhlaknya, atau wawasan agamanya masih rendah sehingga mudah berbuat hal-hal yang
menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma yang berlaku
2.3 Gejala atau tanda-tanda seorang remaja mengalami kenakalan remaja
1. anak-anak tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri.
2. Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau sekolah.
3. Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang oleh
dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya.
4. Anak-anak yang suka berbohong.
5. Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.
6. Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda dengan
ketakutan anak-anak normal.
7. Anak-anak yang suka menyakiti / mengganggu teman-temannya disekolah atau dirumah.
2.4
tentang beberapa perilaku remaja yang termasuk kenalan remaja di lingkungan sekitar,
berikut beberapa contoh kenakalan remaja yang ada di lingkungan sekitar kami :
a) perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
b)
perkelahian
antar
siswa
termasuk
juga
tawuran
antar
pelajar;
c)
mengganggu
teman;
d) memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak hormat pada
orang
tua
dan
saudara;
e)
Merokok;
f)
menonton
video
atau
media
cetak
yang
tidak
layak
g) Corat-coret tembok sekolah
h) Membolos dan
Tindakan
Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara
berikut:
1. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
2. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja.
Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan
dalam bentuk kenakalan.
3. Menyediakan
sarana-sarana
dan
menciptakan
suasana
yang
optimal
demi
kesulitan
atau
persoalan
masing-masing.
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap
kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru
pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik
harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan
mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk memulai
perbaikan remaja, di antaranya melakukan program monitoring pembinaan remaja melalui
berbagai
kegiatan
positif
bagi
remaja.
Tindakan
Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan
mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas
pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut jera dan
tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan
melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa
pandang
bulu.
Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku dalam
keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap
pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan
konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak
dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan
umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman
terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak bertindak.
Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah
merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan
data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya.
Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan
maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala
sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara waktu
(skors)
atau
3.
seterusnya
tergantung
Tindakan
dari
jenis
pelanggaran
Kuratif
tata
dan
tertib
sekolah.
Rehabilitasi
Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap
perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi.
Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh suatu
lembaga
khusus
maupun
perorangan
yang
ahli
dalam
bidang
ini.
Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan
baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada
tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti berolahraga,
melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi
arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman
sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan, diharapkan kemungkinan
terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi. Dari pembahasan
mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu ditekankan bahwa segala
usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja
yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang
berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota
masyarakat, bangsa dan tanah air.
BAB III
3.1 Kesimpulan
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan
orang-orang
di
sekitarnya.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat dikelompokkan menjadi
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas dan kontrol diri
yang lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua;
minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh
budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan. Untuk
menanggulanginya Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang
dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya merupakan hal-hal yang bisa dilakukan
juga mampu mengatasi kenakalan remaja.
3.2 Saran
a. Orangtua
Disarankan kepada orangtua untuk dapat menjaga hubungan yang hangatdalam keluarga
dengan cara saling menghargai, pengertian, dan penuh kasihsayang serta tidak bertengkar di
depan anak. Serta memberi pengarahan tentang cara bergaul. Orang tua harus bisa menjadi
teman, agar anak dapat terbuka dan anak dapat menjadikan orang tua sebagai seorang sahabat
terpercaya.
b. Pihak Sekolah
Pihak sekolah disarankan dapat membantu siswa untuk mengenali potensi-potensi yang
dimiliki siswa. Sehingga dapat meningkatkan konsep diri siswa, serta dapatmeminimalisir
penggunaan kata-kata atau sikap yang dapat menurunkan konsep diri siswa.
c. Pihak Pemerintah
Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di
Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
d. Masyarakat Umum
Bagi masyarakat umum hendaknya ikut berpartisipasi guna pencegahannya. Apabila melihat
hal-hal yang tidak wajar yang dilakukan oleh para remaja segera laporkan ke penegak hukum
setempat agar diberi penyuluhan dan pengarahan.
e.
Para Remaja
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai
remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Agar kita dapat menjadi remaja yang baik dan agar kita bisa menciptakan Negara dan bangsa
yang sukses.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat , karunia dan
hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW beserta para
pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman. Adapun judul karya tulis ini yakni
Kenakalan Remaja.
Penulis
menyadari
bahwa
tugas
karya
tulis
ini
masih
banyak
memiliki
kekurangan.Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun , penulis harapkan
untuk kemajuan masa-masa mendatang.
Harapan penulis semoga penulis tugas karya tulis ini dapat diambil manfaatnya oleh
pembaca.
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan.................................................................... 4
1.2 Tujuan Penulisan......................................................................................... 5
1.3 Sumber Data............................................................................................... 5
1.4 Rumusan Masalah...................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Kenakalan Remaja......................................................................... 6
2.2 Landasan Teori............................................................................................ 8
2.3 Masa Remaja.............................................................................................. 9
BAB III KENAKALAN REMAJA
A. Pengertian Kenakalan Remaja................................................................. 12
B. Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja........................................... 12
BAB IV MASALAH-MASALAH REMAJA
A.
B.
C.
I.
II.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 28
B. Saran........................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
sebagainya. Inilah yang seringkali menjadi contoh tidak baik yang sering mempengaruhi
remaja-remaja yang berada di kota maupun di daerah untuk mengikuti perilaku tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
dianggap normal yaitu perilaku nakal/jahat yaitu perilaku yang disengaja meninggalkan
keresahan pada masyarakat.
1. Keberfungsian sosial
Istilah keberfungsian sosial mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh individu akan
kolektivitas seperti keluarga dalam bertingkah laku agar dapat melaksanakan tugas-tugas
kehidupannya serta dapat memenuhi kebutuhannya. Juga dapat diartikan sebagai kegiatankegiatan yang dianggap penting dan pokok bagi penampilan beberapa peranan sosial
tertentu yang harus dilaksanakan oleh setiap individu sebagai konsekuensi dari
keanggotaannya dalam masyarakat. Penampilan dianggap efektif diantarannya jika suatu
keluarga mampu melaksanakan tugas-tugasnya, menurut (Achlis, 1992) keberfungsian
sosial adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas dan peranannya selama
berinteraksi dalam situasi social tertentu berupa adanya rintangan dan hambatan dalam
mewujudkan nilai dirinnya mencapai kebutuhan hidupnya.
Keberfungsian sosial kelurga mengandung pengertian pertukaran dan kesinambungan,
serta adaptasi resprokal antara keluarga dengan anggotannya, dengan lingkungannya, dan
dengan tetangganya dll. Kemampuan berfungsi social secara positif dan adaptif bagi sebuah
keluarga salah satunnya jika berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan, peranan
dan fungsinya terutama dalam sosialisasi terhadap anggota keluarganya.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.
perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu
hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan
seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks
seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk
dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi
tersebut
Dimensi Biologis
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi
pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia
mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba
memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang
menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic
hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu:
1. Follicle-Stimulating Hormone (FSH);
2. Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormone tersebut merangsang
pertumbuhan estrogen dan progesterone dua jenis hormone kewanitaan. Pada anak lelaki,
Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH)
merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon
tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat
menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi
juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai
memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan
tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak
awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.
Dimensi Kognitif
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan
kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal
(period of formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola
pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak.
Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan
Dimensi Moral
Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanyamengenai berbagai
fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri
mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian
tersendiri dalam menghadapi masalahmasalah populer yang berkenaan dengan lingkungan
mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi
menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka
selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada
dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih
banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang
selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat
adanya kenyataan lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya
Dimensi Psikologis
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati)
bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentmihalyi
dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit
untuk berubah dari mood senang luar biasa ke sedih luar biasa, sementara orang
dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang
drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan
sekolah, atau kegiatan ehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah
dengancepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis. Pada
usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan berkurang dengan sendirinya jika ia
sering dihadapkan dengan dunia nyata. Pada saat itu, Remaja akan mulai sadar bahwa
orang lain tenyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang dihadapi
atau pun dipikirkannya. Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang lain
kemudian menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja mulai dihadapkan dengan realita
dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan kenyataan.
Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali
mereka terlihat tidak memikirkan akibat dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif sering
dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat
jangka
pendek
atau
jangka
panjang.
Remaja
yang
diberi
kesempatan
untuk
BAB III
KENAKALAN REMAJA
A.
pergaulan
remaja
di
zaman
sekarang
yang
makin
berani
mengedepankan nilai-nilai budaya luar yang tidak sesuai dengan adat budaya
bangsa. Akhirnya keinginan meniru tersebut dilakukan hanya sekedar rasa iseng
untuk mencari sensasi dalam lingkungan pergaulan dimana mereka bergaul
tanpa batas dan norma agar dipandang oleh teman-temannya dan masyarakat
sebagai remaja yang gaul dan tidak ketinggalan zaman. Timbulnya minat atau
kesenangan remaja yang memang gemar menonton acara televisi tersebut
dikarenakan kondisi remaja yang masih dalam tahap pubertas. Sehingga rasa
ingin tahu untuk mencontoh berbagai tayangan tersebutyang dinilai kurang
memberikan nilai moral bagi perkembangan remaja membuat mereka tertarik.
Dan keinginan untuk mencari sensasipun timbul dengan meniru tayangantayangan tesebut, akibat dari kurangnya pengontrolan diri yang dikarenakan
emosi jiwa remaja yang masih labil.
2. Faktor Ekstern
adalah faktor yang datangnya dari luar tubuh remaja. Faktor ini dapat disebut sebagai faktor
lingkungan yang memberikan contoh atau teladan negatif serta didukung pula oleh
lingkungan yang memberikan kesempatan. Hal ini disebabkan karena pengaruh trend media
televisi saat ini yang banyak menampilkan edegan-adegan yang bersifat pornografi,
kekerasan, hedonisme dan hal-hal yang menyimpang dari nilai moral dan etika bangsa saat
ini. sepertinya media televisi telah memaksa remaja untuk larut dalam cerita-cerita yang
mereka tampilkan seolah-olah memang begitulah pergaulan remaja seharusnya saat ini.
Yang telah banyak teradopsi oleh nilai-nilai budaya luar yang kurang dapat mereka seleksi
mana yang layak dan yang tidak layak untuk ditiru.
3. Kurangnya perhatian dari orang tua dan lingkungan yang memang menyediakan pergaulan
buruk. Maka memberikan dampak buruk pula bagi remaja untuk mudah larut dalam hal-hal
negatif. Baik dari tayangan televisi maupun dari pergaulan teman-temannya. Kurangnya
perhatian orang tua banyak para remaja mencari perhatian didunia luar. Mereka cenderung
melakukan atau mencari kesenangan di lingkungan pergaulannya. Ikut-ikutan dan tak lagi
dapat membedakan yang mana baik dan buruk. Rasa takut hilang karena menganggap
banyak temannya yang melakukan hal keliru tersebut. Hingga akhirnya ketergantungan dan
mereka terus melakukannya berulang kali seperti halnya biasa dan membentuk sebuah
budaya yang tak bisa lepas dari hidup mereka. Seperti mengkonsumsi minuman keras,
narkoba dan kegiatan lain yang dinilai dapat memberikan kesenangan sesaat. Dan dampak
dari kegiatan tersebut akan menciptakan orang-orang yang hedonis.
BAB IV
MASALAH-MASALAH REMAJA
Remaja adalah masa ketika identitas dikembangkan lebih besar (Erikson, 1963).
Suatu kelompok anak berumur 11 tahun adalah betul-betul homogen. Bagaimanapun juga, 6
tahun kemudian ada beberapa yang menjadi anak nakal, yang lain menjadi siswa teladan,
beberapa menjadi ahli matematika, ada yang pemain drama, dan yang lain lagi ahli mesin.
Pengalaman di rumah dan di sekolah sebelum remaja, berperan penting dalam menentukan
remaja sebagai individu. Demikian juga pengalaman di SMP dan SMA berperan penting
dalam membantu siswa-siswa melalui masa-masa sulit untuk sebagian besar mereka.
Hampir sebagian besar anak remaja mengalami suatu konflik emosi (Blos, 1989).
Untuk sebagian besar remaja, kekacauan emosi dapat ditangani dengan sukses, tetapi
untuk beberapa remaja lari pada obat bius atau bunuh diri.
Kenakalan Remaja
Satu dari masalah yang paling serius dari remaja adalah remaja nakal atau
delinquent, dan kebanyakan laki-laki. Remaja nakal biasanya berprestasi rendah. Biasanya
mereka didukung oleh kelompoknya. Sebab-sebab terjadinya anak nakal atau juvenile
delinquency pada umumnya adalah sebab yang kompleks, yang berarti suatu sebab dapat
menimbulkan sebab yang lain. Para peneliti melihat banyak kemungkinan penyebab
kenakalan remaja. Sedangkan para ahli sosiologi berpendapat bahwa kenakalan remaja
adalah suatu penyesuaian diri, yaitu respons yang dipelajari terhadap situasi lingkungan
yang tidak cocok atau lingkungan yang memusuhinya. Hasil penelitian Robbin (1986)
berpendapat, kenakalan remaja akibat adanya masalah neurobiological, sehingga
menimbulkan genetik yang tidak normal. Ahli lain berpendapat kenakalan remaja merupakan
produk dari konstitusi defektif mental dan emosi-emosi mental. Mental dan emosi anak
remaja belum matang, masih labil, dan rusak akibat proses condition sering lingkungan yang
buruk.
Gangguan Emosi
Gangguan emosi yang serius sering timbul pada anak-anak remaja. Mereka
mengalami depresi, kecemasan yang berlebihan tentang kesehatan sampai pikiran bunuh
din i atau mencoba bunuh diri (Mosterson, 1987). Banyak anak remaja yang terlibat dalam
kenakalan remaja, bertingkah laku aneh, minum minuman keras, kecanduan obat bius,
alkohol, sehingga memerlukan bantuan yang serius. Pendidik-pendidik di sekolah
menengah dan sekolah menengah atas harus sensitif terhadap fakta bahwa anak-anak
remaja yang sedang mengalami masa-masa sulit dan gangguan emosional merupakan hal
yang umum. Oleh karena itu, guru hendaknya mencoba mengetahui bahwa anak-anak
remaja bisa mengalami depresi, putus harapan, tingkah laku yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan, dan semua ini membutuhkan bantuan. Di sini peranan konselor
dan psikolog amat penting.
A.
B.
Kehamilan
Kehamilan dan melahirkan anak bertambah di antara beberapa kelompok gadis
remaja, terutama pada masyarakat yang kurang mampu. Jika laki-laki remaja sering
bertingkah laku sebagai anak nakal untuk mencoba membuktikan kemandirian mereka dan
kontrol orang dewasa, demikian juga bagi gadis remaja. Mereka membuktikannya dalam
bentuk seks dan di banyak kasus dengan mempunyai anak, sehingga memaksa dunia
melihat mereka sebagai orang dewasa. Sejak melahirkan anak, gadis remaja menjadi sulit
untuk melanjutkan sekolah atau mencari pekerjaan. Oleh karena itu, peranan sekolah dalam
membantu gadis yang mengalami kecelakaan sangat dibutuhkan. Sebaiknya, sekolah
tidak mengeluarkan remaja yang hamil di luar nikah. Biarlah mereka tetap diperbolehkan
meneruskan sekolah mereka sampai lulus sehingga memudahkan dia mencari pekerjaan.
C. Masalah Pergaulan Bebas Pria-Wanita
I. Arti pergaulan bebas
Bila kita meninjau kembali sejarah di negeri kita sendiri dan sejarah dunia pada
umumnya, maka akan terlihat adanya banyak persoalan yang sama, peristiwa yang sama
intinya walaupun berbeda waktunya. Dalam cerita roman Romeo dan Juliet yang termasyhur
itu, yang mengisahkan suatu kisah cinta pada zaman yang lampau, jelas bahwa pada masa
itu di Eropa tidak terdapat pergaulan yang bebas. Juga dari otobiografi mengenai ratu-ratu
dan anggota-anggota keluarga kerajaan, seorang puteri belum saling mengenal dengan
pangerannya ketika ia dilamar.
Mereka baru berkenalan sesudah lamaran diterima. Belum dipersoalkan pihak manakah
yang melamar, pihak pangerankah atau pihak puterikah. Pernikahan merupakan suatu hasil
perundingan antara negara dan keluarga raja yang bersangkutan.
Hal yang sama juga terlihat di benua belahan Timur. Contoh-contoh yang tak terhingga
banyaknya dapat kita ambil dari sejarah negeri kita sendiri. Bahkan bila ingatan orangtua
masih dapat meraih jauh ke riwayat nenek moyang mereka, pastilah hal yang sama akan
ditemukan pula, yakni pria dan wanita belum saling mengenal sebelum pernikahan atau
persetujuan keluarga tercapai dan mereka memasuki hidup pernikahan.
Memang, dari macam-macam contoh dan perbandingan zaman tadi dapatlah dikatakan
bahwa lain dulu lain sekarang. Karena perbedaan yang terdapat antara zaman ke zaman,
maka persoalan yang dihadapi juga lain.
Dahulu tidak ada psikolog di sekolah, yang harus menyelesaikan persoalan pribadi
murid-murid sekolah rendah, menengah dan atas atau di Perguruan Tinggi. Bahkan
sekolah-sekolah hanya menerima murid pria. Kesempatan bersekolah bagi anak wanita
belum banyak dinikmati di beberapa negara di Asia.
Syukurlah Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang telah menjadi pelopor
agar kesempatan memperoleh pendidikan dan kepandaian di sekolah terbuka bagi anak
wanita dan anak pria.
Berkat tokoh emansipasi wanita R.A. Kartini dan para ibu lainnya yang telah
memperjuangkan nasib wanita, pria dan wanita memperoleh kesempatan pendidikan yang
sama. Dengan diperolehnya hak atas kesempatan pendidikan dan bersekolah yang sama
antara pria dan wanita, tentunya mudah terjalin pergaulan bebas antara pria dan wanita.
Kaum wanita tidak lagi dipingit, tidak lagi memperoleh pelajaran dan pengajaran yang
terbatas di rumah sendiri. Kaum wanita tua dan muda dapat meninggalkan rumali untuk
menuntut ilmu di sekolali dilain kota bahkan di luar negeri tanpa pengawasan langsung
orangtua yang bersangkutan.
Dengan adanya kesempatan bersekolah yang sama, maka pria dan wanita dapat
bertemu muka dengan bebas. Mereka dapat berdiskusi, membicarakan persoalan-persoalan
yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah. Persoalan-persoalan yang dibicarakan
tentunya tidak selalu hanya berkisar mengenai pelajaran dan pendidikan di sekolah. Hidup
seseorang juga meliputi segi-segi lain di samping pendidikan. Segi-segi kellidupan lainnya
sering Pula menyebabkan timbulnya persoalan-persoalan yang lalu dibicarakan bersama.
Sejak pendidikan di Taman Kanak-Kanak, sudah terlihat bahwa ada beberapa anak
tertentu sering mengelompok. Mereka merasa diri cocok dan sesuai, sehingga setiap saat
bila diberi kesempatan bermain mereka akan berkumpul dan bergaul dengan teman-teman
yang selalu sama. Sewaktu mereka masih kecil tidak terlihat perbedaan yang jelas antara
anak pria dan wanita. Mereka berkumpul dengan teman yang cocok tanpa mempedulikan
jenis, pria atau wanita.
Pada suatu saat terlihat selanjutnya bahwa pengelompokkan lebih banyak terjadi antar
anak-anak sejenis. Anak wanita lebih senang bergaul dan menceritakan isi hatinya pada
teman wanita, dan sebayanya anak pria mulai kesal bermain dengan anak wanita, karena
mereka lebih senang bermain yang kasar. Mereka tidak senang kelembutan dan kehalusan
anak wanita. Apalagi anak wanita sulit membendung mengalirnya air mata sehingga sering
dicemooh oleh teman pria.
Meskipun saat itu pergaulan antar pria dan wanita diperbolehkan akan tetapi mereka
sendiri membatasi teman-teman sepergaulannya dengan yang sejenis saja. Pergaulan
dengan jenis yang berlawanan menimbulkan perasaan tidak senang, tidak tenteram dan
canggung. Sebaliknya teman-teman sejenis mem-berikan rasa senang yang justru dicarinya
dan hanya dapat di-peroleh dari teman-teman yang sama, pria atau wanita.
Baru pada masa berikutnya timbul keinginan bergaul secara lebih bebas, bergaul dengan
teman-teman pria maupun teman wanita. Rasa ingin tahu muda-mudi juga terarah pada
rasa ingin tahu akan teman-teman dari jenis yang lain. Ingin tahu ini tertampung dalam
pergaulan bebas. Dalam pergaulan bebas, kaum muda-mudi dapat saling cari tahu
mengenai sifat dan kepribadian teman-temannya. Dari keanekaan teman yang diperolehnya
melalui pergaulan bebas ia mendapatkan pengetahuan yang luas mengenai sifat-sifat
khusus wanita dan pria maupun ciri-ciri khas maing-masing. Apakah pergaulan yang bebas
dapat diartikan pergaulan yang bebas dari segala-galanya. Pergaulan yang bebas tanpa
memperhatikan nilai-nilai moral dan sosial ? Manusia adalah makhluk sosial yang
bertanggung jawab. Manusia sebagai makhluk sosial yang bertanggung jawab tidak
mungkin hidup bebas dari segala-galanya. Manusia memang bisa hidup bebas dari
belenggu penindasan, bebas dari ketakutan, bebas dari pengejaran, bebas dari penderitaan
fisik maupun psikis. Akan tetapi manusia tidak bisa hidup terlepas dari hubungannya, baik
langsung maupun tidak langsung, dari individu-individu lainnya. Manusia tidak bisa hidup
wajar tanpa tanggung jawab.
Manusia dapat bergaul bebas akan tetapi dalam suatu ke-terikatan sosial. Manusia hidup
dalam keterikatan tanggung-jawab atas kesejahteraan sosial. Juga pemuda-pemudi dapat
bergaul dengan bebas, tetapi tidak boleh mengabaikan tanggungjawab sosial.
Dalam pergaulan bebas, bergaul dengan siapa saja, di mana saja dan kapan saja, selalu
perlu diingat :
1) Tanggung jawab atas kesejahteraan sesama manusia.
2) Menghormati hak-hak dan harga diri wanita dan pria.
3) Berpegang teguh pada norma sosial, nilai-nilai moral dan tata susila, dan norma hukum.
Pergaulan bebas antara pria dan wanita dapat menjadi pergaulan yang tidak bebas lagi.
Pada suatu saat pergaulannya menyempit dan hanya meliputi dua orang saja, seorang
pemuda dan seorang pemudi. Pergaulan bebas berarti pergaulan yang luas antara banyak
pemuda dan pemudi. Tidak terlalu menekankan pengelompokkan yang kompak antara dua
orang saja, akan tetapi antara banyak muda-mudi. Pergaulan yang sudah terbatas antara
dua muda-mudi akan berarti adanya suatu kekhususan, sehingga orang mengatakan bahwa
kedua muda mudi ini berpacaran.
Mengenali Gejolak Remaja.
Menasihati remaja tidak semudah menasihati anak-anak. Mereka bukan lagi anak TK atau
SD yang bisa duduk manis ketika orang tua berbicara. Usia remaja, yang dimulai sekitar 14
tahun, adalah usia di mana manusia mengalami begitu banvak perubahan baik pada organ
tubuhnva maupun pada aspek psikologisnya. Mereka yang awalnva anak-anak, kemudian
masuk periode puber, disusul ke periode sclanjutnya, di mana hormon sangat memengaruhi
fisik dan psikisnya, cenderung mengalami beragam gejolak temperamen.
Kenakalan Remaja
Ada yang saat anak-anak pendiam, mendadak menjadi cerewet dan pandai bergaul ketika
remaja. Atau kebalikannya, berubah jadi pendiam dan pemalu, padahal waktu anak-anak
dulu is sangat pandai bergaul. Kenapa bisa begitu? Sebab memang scjak usia puber,
seorang anak akan terus mengalami perubahan karakter. Kondisi ini memhuat orang tua
agak kehingungan menghadapinva sebab sifat mereka berubah-ubah sesuai mood.
Mencoba menasihati mereka artinya mesti pandai-pandai membaca medan perang,
mengatur strategi agar tidak terjadi kesalahpahaman. Sebab, kalau sudah salah paham,
bukannva komunikasi yang baik yang terjalin melainkan pertengkaran. Lebih baik kita
tnengenali dulu seperti apa perilaku anak remaja yang berusia serba nanggung ini: dibilang
anak-anak, sudah tidak pantas, dibilang dewasa pun belum.
Remaja awal ini biasanya akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Cemas pada perkembangan fisik
Anak akan mengalami kecemasan, karena mengalami perubahan fisik yang mencolok,
yakni tumbuh jakun, bulu-bulu di seluruh tubuh, juga kumis, dan mengalami mimpi basah.
Saat masih SMP, mereka masih bercelana pendek, sehingga bulu pada kaki akan nampak
jelas, dan wajar kalau mereka jadi malu akibat diejek teman. Suara pun ikut berubah,
menjadi sember. Ini semua akibat mulai dominannya hormon testoteron.
Sedangkan pada anak perempuan, menstruasi mulai makin teratur, kadang disertai nyeri
dan posing. Buah dada makin membesar. Semua perubahan itu membuatnya cemas, takut
diketahui oleh teman lain, dijauhi, dan jadi risih sendiri.
Mempermasalahkan penampilan
Akibat perubahan fisik itu, remaja belia ini jadi posing dengan penampilannya. Ada yang
berusaha menutupi perubahan-perubahan tadi, ada juga yang justru ingin me-nonjolkannya
karena bangga dan merasa berbeda dengan teman lain yang belum mengalami. Maka
jangan heran kalau mereka jadi sangat peduli pada penampilan, berlama-lama di depan
cermin, mengunci diri di kamar, rajin ke salon, dan berbelanja baju-baju modis.
II. Pacaran
Bila kita melihat pertumbuhan fisik muda-mudi, maka kita mendapat kesan bahwa
mereka mengalami pertumbuhan tinggi badan yang hebat. Muda-mudi, tidak hanya
menyamai tinggi badan orangtua mereka, bahkan melebihinya. Kaum remaja secara badani
sudah kelihatan dewasa dan ingin menyamai per-buatan-perbuatan orang dewasa. Juga
pengaruh bacaan, maja-lah, buku roman dan film menyebabkan muda-mudi meniru caracara tingkah laku dan komunikasi yang dapat mereka tiru dengan mudah. Yang paling
mudah ditiru justru permainan cinta yang banyak di ambil sebagai inti daripada film.
Puncak peniruan ini terlihat dalam pergaulan antar muda-mudi yakni pacaran.
Sering timbul pertanyaan, bail: pada orangtua maupun pada putera-puterinya, apakah
pacaran itu dapat dibenarkan atau tidak. Pertanyaan ini memang sulit dijawab. Dalam
menjawab pertanyaan ini selalu harus dipertimbangkan beberapa faktor :
a) Umur Para muda-mudi yang terlibat dalam pacaran.
b) Sifat pacaran.
c) Tingkat derajat pacaran.
a. Umur
Faktor umur penting sekali. Makin lanjut usia pemuda-pemudi, diharapkan mereka
juga lebih memperlihatkan kematangan. Taraf kematangan ini perlu supaya mereka dapat
mempertimbangkan dengan baik sifat dan tingkat pacaran dalam hubungannya dengan
batas-batas kesopanan. Makin muda usianya, makin sulit mempertimbangkan batas-batas
kesopanan dan pembagian waktu. Sering terlihat murid-murid S.M.P. sudah mulai bergaul
terlalu rapat dengan seorang kawan lain jenis. Ia juga bergaul terlalu dekat dengan teman
sejenis. Pergaulan yang terlalu dekat dengan lawan jenisnya dan pertemuan yang terlalu
sering dengan teman sejenisnya, mengobrol dan bermain musik tanpa batas waktu,
b. Sifat pacaran
Pergaulan bebas, sering dimulai dengan pergaulan yang biasa dikenal sebagai
pacaran. Mungkin saja dua muda-mudi yang pulang dari sekolah dan searah perjalanannya
ke rumah masing-masing, kalau pulang bersama maka sudah dikatakan pacaran. Belajar
dan studi bersama, sudah menimbulkan kekhawatiran pada orangtua karena sudah
terbayang suatu pernikahan. Padahal pergaulan ini, sebetulnya hanva merupakan
persahabatan atau perkenalan yang lebih sedikit daripada yang biasa. Sebetulnya
pergaulan demi usaha mengenal lebih mendalam perlu untuk menambah pengetahuan
tentang pribadi-pribadi yang akan dihadapi kelak di masa dewasa.
Ada kalanya seorang pemuda mengunjungi seorang pemudi untuk memin jam catatan
pelajaran. Seorang pemuda membantu teman sekclasnya dengan soal-soal matematik.
Seorang pemudi membantu teman sekelas pria dengan pekerjaan rumah bahasa asing.
Sepulangnya pemuda tersebut pemudi itu dimarahi orang tuanya dan teman pria tersebut
tidak boleh melewati ambang pintu rumah itu lagi, tidak pantas anak-anak yang masih di
bangku sekolah sudah pacaran.
Memang benar tidak pantas bahwa murid-murid sekolah sudah mulai pacaran,
padahal masa dewasa dan kemungkinan pernikahan masih terlalu jauh. Akan tetapi apakah
pergaulan dalam rangka belajar bersama ini disebut pacaran ?
Dari contoh-contoh yang kira-kira senada dengan contoh ini maka hal ini sebenarnya
tergantung pada orang yang menilai pacaran itu. Bila dua pemuda-pemudi yang
kelihatannya bersahabat sudah dikatakan pacaran, maka dapat dikatakan bahwa itu adalah
pacaran tingkat paling ringan. Dengan demikian untuk menghindari larangan orangtua akan
pacaran, maka sebaiknya belajar bersama dilakukan dalam kelompok yang angkanya ganjil
yakni misalnya tiga atau lima orang. Sesunggulinya pacaran meliputi juga unsur lain, bukan
sekedar berkumpul untuk belajar, akan tetapi ada unsur rasa senang dari suasana ketika
berdua itu. Ada perasaan bergelora yang timbul dari keadaan pertemuan itu. Seolah-olah
ada arus listrik pada kedua insan yang berlainan jenis itu. Dan keadaan inilah yang disebut
pacaran. Setiap sentuhan, seolah-olah menimbulkan aliran listrik.
c. Tingkat pacaran
Bila selanjutnya perasaan yang mulai timbul dengan pacaran diumpamakan dengan
muatan listrik, maka jarak antara kedua individu yang sedang mengalaminya akan
menentukan tingkat pacaran itu. Makin dekat, makin besar kemungkinan persentuhan yang
dapat menimbulkan kortsluiting ataupun aliran listrik yang memberi percikan bunga-api
cinta.
Sama halnya dengan kortsluiting pada listrik, maka aliran tersebut bisa bermanfaat
dan memberi daya kekuatan akan tetapi dapat juga membawa bahaya kebakaran yang
merusak, bila tidak dipersiapkan dan disalurkan dengan baik.
Dengan demikian muda-mudi, kaum dewasa muda yang masih jauh daripada
kesanggupan membentuk keluarga, sebaiknya sangat berhati-hati dengan main api cinta.
Perlu selalu mengingat jarak yang harus dipertahankan demi keamanan kedua pihak.
Lebih baik waspada terus demi ketenteraman hati. Sering-kali mereka yang membanggakan
kekuatan hati nurani, akhirnya terbakar dan jatuh karena kelengahan sesaat. Dalam
suasana pacaran kewaspadaan harus diperketat dan iman harus diperkuat demi
menjauhkan diri dari godaan dan gangguan yang mudah timbul dan demi tercapainya citacita yang mulia.
D.
kecanduan narkotika, maka akan lebih susah untuk mempertahankan gaya hidup bersih dan
sadar saat mereka bertambah tua.
Anak-anak telah tersentuh narkotika dalam usia yang semakin dini. Penelitian
menunjukkan bahwa saat anak-anak memasuki kelas 8, hampir 35 persen telah mencoba
narkotika. Jumlah para remaja yang kecanduan narkotika adalah 20 persen dan itu adalah
jumlah yang terlalu besar !
Para remaja lebih rentan kecanduan narkotika karena kondisi hidup mereka. Banyak
remaja kewalahan menghadapi masalah hidupnya sehari-hari. Banyak remaja memiliki rasa
percaya diri yang rendah, merasa cemas, ketidakmampuan untuk mengungkapkan
perasaan, dan kurang dapat mengendalikan hidup mereka. Semua hal itu sangat
berkonstribusi terhadap penggunaan narkotika dan akhirnya membuat mereka kecanduan
narkotika.
Narkotika membunuh rasa sakit kehidupan duniawi. Narkotika menghilangkan sakit
fisik dan emosional dengan merubah persepsi pecandu terhadap kenyataan. Narkotika
membuat pecandu kebal terhadap rasa sakit, keputus-asaan atau kesepian yang mereka
rasakan di kehidupan.
Berikut ini adalah tanda-tanda umum remaja anda kecanduan narkotika:
Kegagalan di sekolah
ketergantungan narkotika ? Pertama, percayai insting anda. Jika anda merasa ada masalah,
maka mungkin memang ada. Cari waktu yang tepat untuk bicara dengan anak remaja anda
dan katakan terus terang tentang kekhawatiran anda. Coba berpikiran terbuka tentang apa
yang mereka katakan pada anda dan bersimpati terhadap pendapat mereka tentang
masalahnya.
Katakan pada remaja anda tentang apa yang anda rasakan tentang ketergantungan
obat mereka. Anda mungkin khawatir, takut, dan menjadi takut tentang apa yang bakal
terjadi pada mereka. Cobalah untuk tidak menghakimi dan marah: karena hal ini akan
membuat mereka menutup diri. Anda juga bisa berbicara tentang pengamatan atau
pengalaman yang anda miliki tentang narkotika. Saat anda mungkin merasa ragu
melakukan hal ini, ini akan membuat anda lebih manusiawi di mata remaja anda.
Seringkali orang-orang terdekat dengan anak remaja anda (dalam hal ini adalah anda)
lebih mudah mengingkari bahwa anak remaja mereka mempunyai masalah dengan
narkotika. Namun ketika hal ini menyangkut tentang ketergantungan narkotika pada anak
remaja, anda tidak dapat melakukan ini. Sangatlah penting untuk menolong mereka secepat
mungkin. Jangan menyerah dan berkecil hati jika usaha awal anda gagal. Pada akhirnya
anda akan dapat melaluinya dan kemudian anda dan anak remaja anda bisa berusaha
memulai untuk melawan ketergantungan obat bersama-sama.
E.
PORNOGRAFI
Rasa ingin tahu ditambah besarnya gairah syahwat pada masa remaja membuat
banyak remaja (terutama laki-laki) terperosok ke maksiat satu ini. Banyak media yang
memuat pornografi. Mulai dari poster, majalah, buku, sampai VCD. Bahkan majalah Playboy
yang udah masyhur kepornoannya pun udah masuk ke Indonesia setelah majalah porno
lainnya eksis di negeri ini.
Menahan pandangan dari lawan jenis termasuk juga nggak liat hal-hal yang porno
semacam ini. Pornografi juga memancing kejahatan seperti pelecehan seksual dan
pemerkosaan. Berapa banyak kasus perkosaan berawal dari nonton VCD porno.
Alhamdulillah, nilai-nilai syariat Islam udah mulai ditegakkan di negeri kita. Setelah
Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi disahkan, kita nggak aman dari tuntutan
hukum dunia dalam masalah ini. Kalo ketauan liat atau bawa barang-barang berbau porno,
kamu bisa dipenjara atau kena denda. Selain itu, kamu masih harus menghadapi tuntutan
hukum akherat kalo nggak tobat.
F.
ONANI MASTURBASI
Maksiat yang satu ini juga terkenal banget dilakukan oleh para remaja. Sebabnya ratarata sama, ingin tahu dan besarnya nafsu seksual pada masa remaja. Menurut penelitian,
aktivitas ini lebih banyak dilakukan remaja pria (sekitar 90%), namun ada juga remaja
perempuan yang melakukannya (30%).
G. MUSIK
Satu hal yang biasanya remaja kurang tahu bahwa hal tersebut juga merupakan
maksiat adalah mendengarkan musik. Parahnya, kehidupan remaja saat ini kayaknya nggak
bisa lepas dari musik. Konsumen musik terbanyak tetap aja remaja. Buktinya, media cetak
remaja, baik yang untuk cewek atau cowok, baik yang majalah atau yang tabloid, semuanya
memberikan porsi ruang yang lumayan besar bagi berita musik.
Musik merupakan sesuatu yang haram karena Rasulullah bersabda tentang akan
datangnya suatu kaum yang menghalalkannya. Musik merupakan senjata ampuh setan
untuk melalaikan manusia dari mendengarkan Al-Quran.
Musik juga merupakan pembuka kemaksiatan lain. Orang yang suka musik mungkin
akan sering menghadiri pertunjukan musik. Biasanya di pertunjukan musik, sponsornya
adalah rokok. Trus, kalo beli tiket, dapat rokok gratis. Malah jadinya merokok kan? Belum
lagi kalo acaranya bertempat di klub malam, pasti mereka jual minuman beralkohol juga.
Udah acaranya kelar, acara lanjutannya pasti disko dan dansa bareng. Waduh,
waduh,,,jangan sampe dech!
H.
MENCONTEK
Dosa yang ini biasa terjadi di sekolah, terutama saat ulangan atau ujian. Mencontek
dilakukan untuk mendapatkan nilai yang bagus. Hakikatnya, mencontek adalah menipu, baik
diri sendiri maupun guru.
Hasil yang kamu peroleh mungkin memang seperti yang kamu harapkan. Tapi
betulkah demikian kemampuanmu? Ingatlah, pertanggungjawaban nggak cuma didepan
guru saja. Di akherat nanti, penipuan yang kamu lakukan tersebut juga harus kamu
pertanggungjawabkan. Nah lo!
I.
MEROKOK
Nggak jantan kalo nggak merokok! Remaja pria kalo udah diberi cap seperti ini
biasanya keder juga. Lalu, ikut-ikutan lah ia merokok. Padahal, yang jantan adalah yang
nggak merokok; sendirian tanpa rokok aja udah berani menghadapi masalah hidup.
Kenyataannya, rokok memang bisa menjadi pelarian orang-orang pengecut yang nggak
berani menghadapi hidup.
Rokok seluruhnya mengandung racun. Bisa jadi ia malah lebih berbahaya daripada
khamr. Alloh melarang kita membinasakan diri kita sendiri. Kalo begitu, menghisap rokok
juga diharamkan.
Rokok juga merupakan pintu untuk merasakan hal-hal haram lainnya. Pecandu rokok
bisa-bisa tertarik untuk mencampurkan ganja di rokoknya. Ganja mempunyai efek
memabukkan, jadi tentu saja ganja adalah barang haram. Kalo udah kenal rokok-dan ganjanggak lama kemudian para remaja akan mencoba obat-obat penenang. Nggak ketinggalan
juga miras. Seringkali pecandu semua itu berawal dari merokok. Busyeeet..!
1.
A. KESIMPULAN
a. Pada dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari normanorma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya
sendiri dan orang-orang disekitarnya.
b. Kenakalan remaja pada zaman sekarang ini disebabkan oleh beberapa factor. Perilaku
nakal remaja disebabkan oleh factor remaja itu sendiri (internal) maupun factor dari luar
(eksternal).
c. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah
melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri
setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
d. Adanya motivasi dari keluarga , guru , teman sebaya merupakan hal-hal yang bisa
dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja.
e. Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya anak tersebut menyendiri. Anak yang
demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.
B. SARAN
a. Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di
Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
b. Perlunya penanaman nilai moral , pendidikan dan nilai religious pada diri seorang remaja.
DAFTAR PUSTAKA
http://helda.info/2009/06/kenakalan-remaja/
http://pusatremaja.com/2008/01/15/kenakalan-remaja/
http://yoyooh.com/original-post/yo-ori-remaja/90-kenakalan-remaja.html
http://www.scribd.com/doc/12007831/KENAKALAN-REMAJA
http://www.anneahira.com/narkoba/index.htm
http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?
option=com_content&view=article&id=60:pkni4209-kriminologi-dan-kenakalanremaja&catid=30:fkip&Itemid=75
http://zonaclassic.blogspot.com/2008/04/dampak-siaran-tv-terhadap-kenakalan.html
http://psikonseling.blogspot.com/2010/02/pengertian-kenakalan-remaja.html
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASHa7c5.dir/doc.pdf
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12915
http://subandowo.blogspot.com/2008/08/kenakalan-remaja.html
Cliping
KLIPING KENAKALAN REMAJA
at 08:00 Labels: KLIPING
A.
patologis[2]
secara sosial
pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian
sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang
1)
remaja
ini
menunjukan
peningkatan,
sehingga
mengakibatkan
pemerintah,
kepribadiannya.
sudah
tentu
berdampak
positif
bagi
perkembangan
B.
C.
media massa:
1.
Penyalahgunaan narkoba.
Pornografi dan pornoaksi yang tumbuh subur di negeri kita memancing remaja
untuk memanjakan syahwatnya, baik di lapak kaki lima maupun dunia maya.
Zoy Amirin, pakar psikologi seksual dari Universitas Indonesia, mengutip Sexual
Behavior Survey 2011, menunjukkan 64 persen anak muda di kota-kota besar
Indonesia belajar seks melalui film porno atau DVD bajakan. Akibatnya, 39
persen responden ABG usia 15-19 tahun sudah pernah berhubungan seksual,
sisanya 61 persen berusia 20-25 tahun. Survei yang didukung pabrik kondom
Fiesta itu mewawancari 663 responden berusia 15-25 tahun tentang perilaku
seksnya di Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali pada bulan Mei
3.
2011.
Seks bebas.
remaja200.html, 4/5/12).
Tawuran.
terjadi.
Data
dari
Komnas
Anak,
jumlah
tawuran
pelajar
sudah
memperlihatkan kenaikan pada enam bulan pertama tahun 2012. Hingga bulan
Juni, sudah terjadi 139 tawuran kasus tawuran di wilayah Jakarta. Sebanyak 12
kasus menyebabkan kematian. Pada 2011, ada 339 kasus tawuran menyebabkan
7.
balap
liar,
perkelahian,
maupun
korban
penyerangan
geng
motor
(http://www.radioaustralia.net.au, 18/4/12).
Kejahatan remaja yang terus meningkat setiap tahunnya menunjukkan bahwa
kondisi ini tidak semata potret buram, tetapi juga kusut dan sulit terurai.
Pemerintah seolah angkat tangan mengatasinya sampai tuntas. Faktanya,
setiap tahun grafik kejahatan remaja terus beranjak naik. Padahal sudah banyak
Sumber :
http://rifkaamilia.blogspot.com/2013/10/makalah-kenakalan-remaja.html
http://thesaintsrow19.blogspot.com/2013/05/beberapa-kasus-kenakalanremaja.html
NARKOBA
Home
Daftar Isi
Agama
TIK Komputer
PAUD
PNF
Sejarah
Download
Produk
Links
Home Pengembangan Diri MASALAH PENYALAH GUNAAN NARKOBA DIKALANGAN REMAJA SISWA
Masalah penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dan pelajar dapat dikatakan sulit
di atasi, karena penyelesaiannya melibatkan banyak faktor dan kerjasama dari semua pihak
yang bersangkutan, seperti pemerintah, aparat, masyarakat, media massa, keluarga, remaja itu
sendiri, dan pihak-pihak lain. Dikatakan, penyalahgunaan narkoba terjadi karena korban
kurang atau tidak memahami apa narkoba itu sehingga dapat dibohongi oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab (pengedar). Keluarga, orang tua tidak tahu atau kurang memahami hal-hal
yang berhubungan dengan narkoba sehingga tidak dapat memberikan informasi atau
pendidikan yang jelas kepada anak-anaknya akan bahaya narkoba. Kurangnya penyuluhan
dan informasi di masyarakat mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba. Untuk itu
penyuluhan dan tindakan edukatif harus direncanakan, diadakan dan dilaksanakan secara
efektif dan intensif kepada masyarakat yang disampaikan dengan sarana atau media yang
tepat untuk masyarakat.
Narkoba (nakoba dan Obat/Bahan Berbahaya), disebut juga NAPZA (Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah obat bahan atau zat bukan makanan yang jika
diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikan, berpengaruh pada kerja otak yang bila
masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak (susunan saraf
pusat), sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena
terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA
tersebut. Berdasarkan jenisnya narkoba dapat menyebabkan; perubahan pada suasana hati,
perubahan pada pikiran dan perubahan perilaku. (Lydia Herlina Martono dan Satya Joewana,
2008 : 26)
Narkoba dan obat-obatan psikotropika sudah merambah ke segala lapisan masyarakat
Indonesia.Yang menjadi sasaran bukan hanya tempat-tempat hiburan malam, tetapi sudah
merambah ke daerah pemukiman, kampus dan bahkan ke sekolah-sekolah. Korban
penyalahgunaan narkoba di Indonesia semakin bertambah dan tidak terbatas pada kalangan
kelompok masyarakat yang mampu, mengingat harga narkoba yang tinggi, tetapi juga sudah
merambah kekalangan masyarakat ekonomi rendah. Hal ini dapat terjadi karena komoditi
narkoba memiliki banyak jenis, dari yang harganya paling mahal yang hanya dapat beli oleh
kalangan elite atau selebritis, sampai yang paling murah yang dikonsumsi oleh kelompok
masyarakat ekonomi rendah.
Mencermati perkembangan peredaran dan penyalahgunaan narkoba akhir-akhir ini,
telah mencapai situasi yang mengkhawatirkan, sehingga menjadi persoalan kenegaraan yang
mendesak. Karena korban penyalahgunaan narkoba bukan hanya orang dewasa, mahasiswa
tetapi juga pelajar SMU sampai pelajar setingkat SD. Dikatakan, remaja merupakan golongan
yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba karena selain memiliki sifat dinamis, energik,
selalu ingin mencoba. Mereka juga mudah tergoda dan putus asa sehingga mudah jatuh pada
masalah penyalahgunaan narkoba.
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang bukan untuk tujuan
pengobatan, tetapi agar dapat menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih, secara kurang
lebih teratur, berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan ganggunan kesehatan fisik,
gangguan kesehatan jiwa, dan kehidupan sosialnya. Penyalahgunaan narkoba oleh remaja
merupakan masalah yang serius, karena penyalahgunaan narkoba dapat merusak masa depan
remaja. Menurut laporan Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) di Jakarta, dari
penderita yang umumnya berusia 15-24 tahun, banyak yang masih aktif di SMP dan SMA,
bahkan perguruan tinggi. Generasi muda merupakan sasaran strategis mafia perdagangan
narkoba. Oleh karena itu, generasi muda sangat rawan terhadap masalah tersebut. (Lydia
Herlina Martono dan Satya Joewana, 2008 : 26).
Secara lebih terperinci dapat dijelaskan, penyalahgunaan Narkotika adalah
penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk maksud pengobatan, tetapi karena ingin
menikmati pengaruhnya. Karena pengaruhnya itulah narkoba disalahgunakan. (Lydia Herlina
Martono dan Satya Joewana, 2008 : 15)
Dalam Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika ada istilah Abuse atau
Drugabuse, istilah ini berasal dari bahasa Inggris. Drug artinya obat Abuse menyalah
gunakan obat-obatan narkotika, Kadang istilah ini berbunyi drug abuse. Abuser adalah
orang yang menyalahgunaan obat-narkotika. Pada dasarnya penyalahgunaan narkotika dan
psikotropika dianggap terjadi jika memenuhi alasan atau kriteria sebagai berikut :
a.
b. Penggunaannyatanpapengawasandokter
c.
Dokternyamalpraktikataukuranghatihatimemakainarkotika
a.
Candu, candu dihasilkan dari tanaman opium (Papaversomniferum L). Biasanya setelah
menghisap candu, maka orang tersebut akan merasa lemas kemudian tidur. Akan tetapi
seorang pemakai candu tidak memperoleh perasaan menyenangkan setelah bangun tidur,
sepertiapayangdirasakanpadaumumnyaolehoranglainsetelahbanguntidur.
b.
c.
Heroin,Heroin mempunyaifungsiyangsamadenganmorphin,tetapikekuatannyalebih
tinggi,demikianpulapengaruhyangditimbulkannyasangatmengerikansehinggadibidang
kedokteran tidak digunakan untuk pengobatan. Heroin di dalam tubuh manusia dapat
mengubah kerja normal selsel jaringan bahkan organ yang ada, sehingga korban yang
tubuhnyatelahtergantungpadaheroinakanmenderitaluarbiasajikapenggunaanheroin
dihentikantibatiba.
d.
Kodein, Merupakan zat yang berkhasiat sama dengan morphin, akan tetapi kadarnya
dibawahnya morphin. Kodein dalam tubuh dapat mengurangi rasa sakit dan dapat
memudahkanuntuktidur.Pengaruhyangditimbulkannyadiantaranyasembelitdanperasaan
maumuntahsertapernapasanmenjadilambat.Karenakadarnyarendah,makakodeinjarang
sekalimenimbulkanrasakecanduanbagiparapemakainya.Lainjikadigunakandalamdosis
tinggi.
e.
Denyutnadimakincepat
Temperaturbadanturun
Matamenjadimerah
Kadarguladalamdarahberubah
Napsumakanbertambah
Dehidrasi(tubuhkehidupanair).
f.
Cocain,dibidangkedokterancocainbisadipakaiuntukanestetikumlokal,yaituobatpemati
rasa setempat. Karena sifat narkotiknya keras, maka sekarang sudah diganti dengan
anestetikum lokal lainnya yang jauh lebih baik. Pengaruh yang ditimbulkan oleh cocain
adalahsebagaiberikut.Langkahgoyangsepertiorangmabok.Pikirankacau.Sukardapat
tidur. Penderitaan jiwa sedemikian rupa, sehingga kerap kali tampak seperti terserang
penyakitgila.
2.GolonganHallucinogen
WidarsoGondodiwirjodanDardjiDarmodihardjo(1978:6)menyatakanbahwa
hallucinogenadalahobat(drug)yangdapatmenyebabkanperubahanperubahandansensasi,
pikiran,kesadaran,danemosi.Contohcontohhallucinogenantaralainadalah:
a.
LSD(Lycergicaciddiethylamide)
b. Mescalin(derivatdarisuatukaktus)
c.
Psilocybin(Dimethyltryptamin)
d. DMT(Dimenthyltryptamin)
e.
Bijibijiandarimorningglorysatutanamantermasukgenusimpomoeadenganbunganya
yangberbentukterompet.
Pada umumnya, sekali zat hallucinogen masuk ke dalam tubuh, maka akan
mengakibatkan terjadinya hallusinasi pada pemakainya. Mereka akan mengalami dan
merasakanbayanganbayanganyangseolaholahada,Merekamerasakanseolaholahterjadi
peristiwaganjilyangtaktampakolehoranglain.
Keadaan pemakai hallucinogen dapat mirip orang yang sedangmengalami sakit
ingatan.Adayangtampaknyamengalamihalhalyangmenyenangkan,sehinggakelihatan
berwajahcerah,tersenyumdanbahkantertawa.Akantetapijikamendapatpengalamanyang
menyeramkan,makaakankelihatansedih,ketakutan,bahkanmenangis.
3.GolonganStimultan
Stimulan dapat meninggakan kesiapsiagaan, mengurangi rasa lapat, dan
menimbulkanrasanyaman.
Contohcontohstimulanadalah:
a.
Caffein(terdapatpadakopidanteh)
b. Nicotin(terdapatpadatembakau)
c.
Alkohol
d. Amphetamin
e.
Dextroamhetamin
f.
Metamphetamin
Penyalahgunaanbiasanyauntukmendapatkankapasitasfisikyangluarbiasa,misalnyaagar
jangansampaitertidurpadawaktumengendaraimobildenganjarakjauh,bagimahasiswa
agardapatbelajarberhariharisecarakontinyudalammenghadapiujiantanparasamengatuk
atauseorangatlituntukmemprolehprestasiyangsangatmemuaskanpadawaktutanding.
Menurut E Soedigdo M.. (1973 : 69) akibat yang ditimbulkan stimultan berturutturut
adalah:
Dayapengenalanberkurang,hatiberkobarsecaraliat,timbulseranganseranganmendadak
padaseluruhtubuhdiikutikegoncanganotot.
4.GolonganSedative
Sedativemenyebabkanrasangantukdanmenentramkansistemsaraf.Yangtermasuk
golonganSedativeadalahbermacammacamberbituratseperti:
a. Pentobarbital(Nembutal)
b. Secobarbital(Seconal)
c.
Pehenobarbital(Liminol)
d. Amorarbibital.
Berbiturat mempunyai pengaruh terhadap phisik dan mental seperti jenis obat
terlaranglainnya.Penggunaanberbituratbisadilakukanuntukmengatasipenyakitinsonia,
yaitujikaseorangsudahuntukdapattidurdalamjangkawaktuyanglama. Penggunaanpil
tidurjikadilakukanterusmenerusakanmenimbulkanadiksipadaseorang.Selanjutnyajika
dilakukanpenghentiansecaramendadakpadaorangyangtelahdihinggapiadiksi,makaakan
timbul gejalagejala ingin muntah, bingung, bahkan dapat menimbulkan kematian secara
mendadak.
Pengaruhfisikyangditimbulkanpadapenggunaanberbituratdiantaranya:
a.
Menekan(mengurangi)aktivitassaraf
b. Menekan(mengurangi)ototototkerangkatubuhdanjantung
c.
Menurutkantekanandarah
(WidarsoGondodiwirjo,DarjiDarmodohardjo,1978:14).
Sedangkanpengaruhterhadapmentalyangditimbulkandiantaranya:
a.
Persepsiindramenjadikabur(melihatbendayangtidakada)
b. Rasatakut
c.
Sangatmudahtersinggung
d. Pikirangtidakteratur
(Yusliani Noor, 1995 : 530-535)
Narkobayangseringdisalahgunakanpadadasarnyaterdiridari:
a.
Opioda(morfin,heroin,putauw,danlainlain)
b. Ganja(marijuana,cimeng,gelek,hasis)
c.
Kokain(kokain,crack,daunkoka,pastakoka)
d. Alkohol
e.
GolonganAmfetamin,ekstasi,shabu
f.
GolonganHalusinogen:LysergicAcid(LSD)
g. SedativadanHipnotika(obatpenenang,obattidur)
h. SolvendanInhalansia
i.
Nikotin
j.
Kafein
Pada faktor penyalahgunaan narkoba ini, ada beberapa pola pemakaian narkoba
yaitu:
a.
Polapemakaiancobacoba(eksperimental),Pengaruhkelompoksebayasangatbesar,remaja
ingintahuataucobacoba.Biasanyamencobamenghisaprokok,ganja,atauminumminuman
beralkohol.Jarangyanglangsungmencobamemakaiputauwatauminumpilekstasi.
b. Polapemakaiansosial,polapemakaiannarkobauntukpergaulan(saatberkumpulataupada
acara tertentu, ingin diakui/diterima kelompoknya. Mulamula narkoba diperoleh secara
gratisataubelidenganmurah.Iabelumsecaraaktifmencarinakoba.
c.
Polapemakaiansituasional,Polapemakaiankarenasituasitertentu,misalnyakesepianatau
stres.Pemakaiannarkobatelahmempunyaitujuan,yaitusebagaicaramengatasimasalah.
Padatahapinipemakaiberusahamemperolehnarkobasecaraaktif.
d.
Polahabituasi(kebiasaan),Polainiuntukyangtelahmencapaitahappemakaianteratur
(sering),disebutjugapenyalahgunaannarkoba.Terjadiperubahanpadafaaltubuhdangaya
hidup.
e.
a.
Pertama, terdapat keinginan atau keharusan untuk meneruskan pemakaian obat atau
narkotika. Keinginan atau keharusan meneruskan pemakaian ini membuat si pecandu
berusahadengansegalacarauntukmemperolehobat/narkotika.
b.
Kedua, ialah menambah takaran narkotik. Makin lama makin bertambah takaran yang
digunakan.Bertambahnyajumlahdosisatautakaranitubukanlahuntukmendapatpengaruh
yanglebihbesar,tetapitakaranitubertambahhanyauntukmemperolehpengaruhatauefek
yangsama.
Ketiga,kecanduanialahketergantunganyangdalamistilahbahasaasingdisebutdependence.
Ketergantunganinilahyangpalingberbahaya.(Sitanggang, 1981 : 22).
Sumber/referensi:
Calhoun, James F dan Joan Ross Acocella. 1985. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan
Kemanusiaan.Semarang.IKIPSemarangPress.
Gondodiwirdjo,Widarso.DardjiDarmodihardjo.1978.PenyalahgunaanNarkotikadanPembinaanGenerasi
Muda.Malang.HumasUniversitasBrawijaya.
Harlina,LydiaMartonodanSatyaJoewana.2008.BelajarHidupbertanggungJawab,MenangkalNarkoba
danKekerasan.Jakarta.BalaiPustaka..
.2008. MembantuPemulihanPecanduNarkobadanKeluarganya;PedomanBagi
KonselorAdiksidiMasyarakatdanbagisetiapOrangyangpedulidanterlatih.Jakarta.BalaiPustaka.
Shryock,Harol.1982.PenuntunPerawatandanPengobatanModern.Bandung.IndonesiaPublishingHouse.
Sitanggang.1981.PendidikanPencegahanPenyalahgunaanNarkotika.Jakarta.KaryaUtama.
Snyder,Gail.2007.RemajadanAlkohol.Bandung.PakarRaya.
Putih,TimPustakaMerah.2007.UndangundangPsikotropikadanNarkotika.Yogyakarta.PustakaMerah
Putih.
warga Indonesia tapi juga orang asing. Itu berarti sindikat internasinal sudah menjadikan
Indonesia tidak saja sebagai transit atau peredaran saja melainkan sebagai sarang produksi
Narkoba internasional. 2.2 Jenis Narkoba Yang Umumnya Disalahgunakan 2.2.1 Narkotika
Sebenarnya narkotika adalah zat ataupun obat yang berasal dari sejenis tanaman atau bukan
tanaman, baik berbentuk semi sintetis maupun sintetis. Misalnya : mariyuana yang lebih
terkenal dengan nama ganja, bunga koka, kokain, opium yang digolongkan narkotika
menurut UU.R.I No 22 tahun 1976, antara lain : A. Ganja/Mariyuana/Kanabis Sativa
( Halusinogen) a. Ganja yang dikenal juga dengan nama cannabis sativa pada mulanya
banyak digunakan sebagai obat relaksan untuk mengatasi intoksikasi (keracunan ringan).
Bahan yang digunakan dapat berupa daun, batang dan biji, namun kemudian disalahgunakan
pemakaiannya. b. Banyak orang mengkonsumsi ganja dengan cara menghisap seperti orang
menghisap rokok. Ada juga dengan cara memasukkan ke dalam makanan guna mendapatkan
rasa nikmat. c. Membuat ketagihan secara mental dan berfikir menjadi lamban dan
pecandunya nampak bodohkarena zat tersebut dapat mempengaruhi konsentrasi dan ingatan
serta kemampuan berfikir menjadi menurun. d. Mengandung bahan kimia Delta9tetrahydrocanabinol (THC) yang dapat mempengaruhi pemakai dalam cara melihat dan
mendengar. e. Bahwa pemakai ganja dalam waktu panjang dapat menyebabkan schizophrenia
atau kegilaan. Efek yang di timbulkan oleh pecandu ganja ; - Pemakai cenderung lebih santai
- Rasa gembira yang berlebihan - Sering berfantasy atau mengkhayal - Aktif berkomunikasi Nafsu makan bertambah besar - Sensitive - Kering pada mulut dan tenggorokan B. Morfin
Morfin merupakan turuna opium yang dibuat dari hasil pencampuran getah poppy (papaver
sormary ferum) dengan bahan kimia lain, sifatnya jadi semi sintetik. Morfin merupakan zat
aktif dari opium. Di dalam dunia kedokteran zt ini digunakan untuk mengurangi rasa sakit
pada waktu dilakukannya pembedahan/operasi. Ketika pecah perang saudara di amerika
serikat tahun 1856 zat ini digunakan untuk serdadu yang luka, mengurangi rasa sakit. Akan
tetapi efeknya yang negative maka penggunya diganti dengan obat-obatan sintetik lainnya.
C.Heroin Heroin ini merupakan turunan morfin yang sudah mengalami proses kimiawi. Pada
mulanya heroin ini di gunakan untuk pengobatan ketergantungan morfin, tetapi kemudian
terbukti bahwa kecanduan heroin justru lebih hebat. Morfin atau heroin disebut juga putaw.
Bentuknya seperti serbuk putih tidak berbau. Efek penggunaaan morfin, heroin (putaw) : Dapat menekan kegiatan system syaraf - Memerlambat pernapasan dan detak jantung Memperbesar pembuluh darah - Mengecilnya bola mata - Adanya perasaan mual-mual dan
muntah-muntah bagi korban pemula. Bila overdosis dapat merenggit nyawa - Mengganggu
kerja organ tubuh seperti jantung, lever, paru, ginjal dan usus. D. Kokain Efek dari
penggunaan kokain dapat menyebabkan paranoid, halusinasi serta berkurang rasa percaya
diri. Pemakaian obat ini akan merusak saraf di otak. Selain memperburuk system pernafasan,
penggunaan yang berlebihan sangat membahayakan dan bisa membawa kematian. Kokain
yang turunannya putaw sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. 2.2.2 PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah obat-obatan yang bukan narkotika, tetapi mempunyai efek yang sama
dengan narkotika apabila disalahgunakan. Karena sasaran dari obat-obatan tersebut adalah
syaraf-syaraf tertentu dari system syaraf pusat di otak. Pemakaian obat ini menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku. Contoh obat-obatan yang tergolong jenis
psikotropika antara lain : ~ Shabu-shabu ~ Ekstasi, dengan nama lain inex, amphetamin (zat
psikostimulan) ~ Rohypnol, pil koplo ~ Mandrax A. Shabu Zat yang tidak berbau dan bening
ini merupakan komoditas baru yang sedang trend dan laris. Dalam dunia kedokteran disebut
juga dengan istilah Methamfetamine yang masih saudara kandung ecstasy, karena sama-sama
tergolong dalam keluarga psikotropika stimulansia dapat menyebakan ketergantungan
Indikasi : - Bentuk seperti kristal putih mirip vetsin - Efek penggunaan zat sama dengan
ecstasy menyebabkan kenikmatan semu - Mengakibatkan efek yang kuat pada system syaraf Pemakai akan bergantung secara fisik dan mental - Penggunaan terus menerus dapat merusak
otot jantung - Zat ini mendorong tubuh melampaui ambang batas kekuatan fisik - Pemakai
mersa terbang dengan perasaan kosong, sementara itu berangsur-angsur membangkitkan
kegelisahan yang luar biasa - Efek langsung penggunaannya menjurus pada prilaku Kekerasan - Berat badan menyusut - Kejang-kejang - Dapat menyebabkan impotent - Over
dosis menyebakan kerusakan lever dan paru-paru Akibat menggunakan shabu : Berat badan
menyusut Kejang-kejang Kerusakan ginjal Gila Impotent Halusinasi Paranoid
Serangan jantung Mati merana B. Ekstasi Dari sekian banyak jenis narkoba yang beredar
maka ekstasi mungil inilah yang paling banyak di produksi di dalam negeri. Selain dari bahan
bakunya mudah di dapat harga jualnya pun bervariasi mulai dari harga golongan high class
eksekutif selebritis, diatas Rp.100.000 hingga harga banting di warung kafe Rp.
10.000/butir. Inex nama lain ekstacy ini masih keturunan kandung psikotropika banyak di
perjualbelikan bagai kacang goreng. Ekstasi beredar dalam bentuk tablet dan kapsul dengan
ukuran sebesar kancing kerah baju yang berdiri dari berbagai macam jenis, diantaranya :
Adam, Eva, Flash, Dolar, Bonjovi, Mike Tyson, Playboy, Apple, Angel, White Dove, dan
lain-lain. Akibat menggunakan ekstasi adalah : Diare/mual-mual, muntah Hiperaktif
Gemetar tak terkontrol Denyut nadi sangat cepat Hilang selera makan Rasa haus yang
amat sangat Sakit kepala dan pusing-pusing. 2.2.3. Bahan adiktif Meskipun bahan zat adiktif
bukan narkotika atau psikotropika tetapi penyalahgunaannya dapat berdampak buruk bagi
penggunanya, karena dapat menimbulkan ketergantungan atau ketagihan. Selain merusak
kesehatan diri pribadi akibat minuman keras yang mengandung etanol, karbohidrat, tapi dapat
memabukkan orang yang menenggaknya. Begitu juga tembakau yang mengandung tar dan
nikotin yang dapat menimbulkan penyakit jantung koroner. 2.3 Penyebab Orang Kecanduan
Narkoba Menurut analisa dan konseling yang diadakan, penyebab utama orang kecanduan
narkoba oleh karena ketidaktahuan akan bahaya yang ditimbulkan serbuk bahaya itu.
Sehingga masyarakat yang tidak tahu apa-apa terperosok kedalam jurang neraka ini, yang
mengakibatkan sulit kembali kepada jati diri yang sebenarnya. Ada lima factor yang
menyebabkan orang menyalahgunakan Narkoba, diantaranya : a. Dasar agama tidak kuat b.
Komunikasi dua arah antara orang tua dan anak sangat jarang, tidak mau tahu c. Pergaulan
dalam lingkungan sekolah d. Pengaruh masyarakat lingkungan e. Budaya yang masuk
melalui elektronik dan media cetak 3.1 Akibat Penggunaan Narkoba 3.1.1 Dampak
penyalahgunaan Narkoba Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran
yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan
mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem
syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Dampak
penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai,
kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai.Secara umum, dampak kecanduan
narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang. 1) Dampak
penyalahgunaan narkoba terhadap fisik: - Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti:
kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi - Gangguan pada
jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan
peredaran darah - Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi,
eksim - Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan,
kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru - Sering sakit kepala, mual-mual dan
muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur - Dampak
penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin,
seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta
gangguan fungsi seksual - Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi
pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan
menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid) - Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik,
khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit
seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya - Penyalahgunaan
narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi
kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian. 2) Dampak
penyalahgunaan narkoba terhadap psikis: - Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan
gelisah - Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga - Agitatif, menjadi ganas
dan tingkah laku yang brutal - Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan - Cenderung
menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri. 3) Dampak penyalahgunaan narkoba
terhadap lingkungan social: - Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh
lingkungan - Merepotkan dan menjadi beban keluarga - Pendidikan menjadi terganggu, masa
depan suram - Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak
mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat
untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan
dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah,
manipulatif, dll. Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang Disalahgunakan o Akan banyak
uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan kesehatan pecandu jika tubuhnya
rusak digerogoti zat beracun. o Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik.
Selain itu biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial. o Keluarga akan malu
besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang. o Kesempatan belajar
hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan tinggi alias DO / drop out.
o Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar
berbohong dan melakukan tindak kriminal. o Dosa akan terus bertambah karena lupa akan
kewajiban Tuhan serta menjalani kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya. o Bisa
dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir batin. Biasanya
setelah seorang pecandu sembuh dan sudah sadar dari mimpi-mimpinya maka ia baru akan
menyesali semua perbuatannya yang bodoh dan banyak waktu serta kesempatan yang hilang
tanpa disadarinya. Terlebih jika sadarnya ketika berada di penjara. Segala caci-maki dan
kutukan akan dilontarkan kepada benda haram tersebut, namun semua telah terlambat dan
berakhir tanpa bisa berbuat apa-apa. Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani/Tubuh
Manusia o Gangguan pada jantung o Gangguan pada hemoprosik o Gangguan pada otak o
Gangguan pada tulang o Gangguan pada pembuluh darah o Gangguan pada endorin o
Gangguan pada kulit o Gangguan pada sistem syaraf o Gangguan pada paru-paru o Gangguan
pada sistem pencernaan o Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS,
Hepatitis, Herpes, TBC, dll. o Menyebabkan depresi mental. o Menyebabkan gangguan jiwa
berat / psikotik. o Menyebabkan bunuh diri o Menyebabkan melakukan tindak kejehatan,
kekerasan dan pengrusakan. Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman
dan masyarakat atau kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang
normal yang depresi dapat menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir bahwa narkoba
dapat mengatasi dan melupakan masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak benar. 4.1 Cara
Pencegahan dan Penyembuhan Narkoba Penyalahgunaan narkoba dapat dicegah dan bahkan
sebaiknya harus dicegah. Lebih baik mencegah dari pada mengobati, atau melakukan
tindakan represif dan sangat merugikan bagi diri sendiri maupun orang lain. Justru disinilah
peran orang tua atau keluarga serta kerabat yang sangat penting dalam pencegahan
penyalahgunaan narkoba pada anak. Berikut ini ada beberapa langkah yang dapat dilakukan
orang tua untuk mengurangi resiko penyalahgunaan narkoba. 4.2 Peran Orang tua dalam
Mencegah Narkoba Sejak Dini 1. Mempelajari masalah Narkoba Tidak mungkin anda
mencegah, jika Anda tik tahu apa yang sedang anda coba untuk mencegahnya. Ambillah
kesempatan untuk mempelajari masalah narkoba. Dengan membaca, mendengarkan ceramah,
berdiskusi, dan membahas masalah narkoba di majalah, koran, atau pada program televisi dan
radio. Anda harus mengerti jenis-jenis narkoba dan bahaya menggunakan narkoba yang
nantinya kita akan sampaikan kepada anak kita sebagai proses pendidikan tentang narkoba. 2.
Mengajarkan Anak tentang Masalah Narkoba Umumnya anak dan remaja menerima
informasi tentang narkoba dari luar rumah, sebagian besar dari teman sebayanya. Sangat
berbahaya ketika anak mengetahui suatu hal yang baru hanya setengah-setengah. Saya
katakan setengah-setengah karena biasanya anak hanya tau enaknya saja tidak mengerti
dampak yang ditimbulkan akibat penyalahguanan narkoba. Untuk itu orang tua perlu
mengajarkan tentang narkoba secara detai kepada anak sehingga anak mengerti secara utuh
dan mampu mengambil langkah yang benar. 3. Melarang Pemakaian Narkoba Melarang anak
melakukan pemakaian narkoba jenis apapun, termasuk rokok dan minuman beralkohol, dan
ini harus menjadi peraturan keluarga. Anda (orang tua) harus bisa mencontohkan anak agar
tidak mengkonsumsi hal-hal tersebut. Selain itu Anak harus memahami hal-hal berikut ini
dengan jelas. - Harus spesifik; jelaskan peraturan larangan memakai narkoba. Bahas
konsekuensinya jika melanggar aturan; apa hukumnya; bagaimana pelaksanaannya; dan
tujuan hukuman tersebut. - Harus Konsisten; Jelaskan pada anak bahwa peraturn inti berlaku
tetap, kapan saja, dan dimana saja, baik dirumah, di sekolah, maupun dirumah teman dan
ditempat lainnya. - Harus Masuk Akal; Jangan menambahkan konsekuensi atau hukuman lain
jika peraturan dilanggar. Jika peraturan dilanggar bertindaklah bijaksana terapkan hukuman
sesuai dengan peraturan awal yang sudah ditetapkan. 4. Cegah Pengaruh Negatif Berita
Kriminal Amati apa yang ditonton anak di televisi. Anda tidak perlu menyensornya, akan
tetapi anda perlu mengambil kesempatan untuk menjelaskan kepadanya tentang berita
kriminal. Berita kriminal yang ditanyangkan ditelevisi hanya sepenggal dan sekilas saja, hal
ini membuat anak penasaran dan akan mencari tahu informasi itu diluar. Sebelum itu terjadi
berilah penjelasan dan informasi dari berita-berita itu. Hal ini dapat mecegah anak untuk
mencoba-coba khususnya tentang penyalahgunaan narkoba. Terdapat banyak alasan mengapa
jumlah jam yang diluangkan anak untuk menonton televisi harus dibatasi hanya 2 jam saja.
Siaran informasi di televisi yang mendorong pemakaian narkoba adalah salah satu alasannya.
5. Mewaspadai Sikap dan Perilaku Sendiri Keluarga adalah lingkungan terdekat yang
mempengaruhi perkembangan perilaku anak. Anak akan meniru perilaku orang tuanya karena
anak memandang orang tua adalah sebagai figur mereka. Hingga usia remaja anak akan
meniru perilaku orang tuanya jadi yang perlu diwaspadai adalah sikap dan perilaku anda.
Apakah anda merokok? Apakah anda minum-minuman keras? Atau bahkan anda memakai
narkoba? hmmSangat disayangkan jika hal itu masih anda lakukan. Jangan salahkan anak
jika mereka nantinya mengunakan narkoba, karena mereka mendapat contoh perilaku yang
seperti itu. Jadi hemat saya, jadilah teladan yang baik bagi anak. Jika anda merokok mulai
dari sekarang berhentilah. Jika anda suka minuman keras, hentikanlah. Sayangilah anakmu,
generasimu! 6. Pola Hidup Sehat dalam Keluarga Hal yang perlu diwaspadai dalam
lingkunagn keluarga adalah keharmonisan. Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu
bentuk kenakalan anak. Faktor penyebab kenakalan remaja yang utama adalah keluarga yang
tidak harmonis. Maka dari itu, ciptakan keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang. Jika
anak mendapatkan kasih sayang dirumah sendiri mereka tidak anak mencari diluar yang
akhirnya lari ke narkoba. Adapun Upaya Penyembuhan dari Narkoba meliputi: a. Taubat, Niat
Dan Doa b. Detoksifikasi c. Rehabilitasi d. Terapi Agama e. Terapi Seni BAB III PENUTUP
5.1 KESIMPULAN Kesimpulan hasil penelitian ini adalah : Masalah penyalahgunaan
narkoba atau nabza khususnya pada remaja adalah ancaman yang sangat mencemaskan bagi
keluarga khususnya dan suatu bangsa pada umunya. Narkoba adalah barang yang sangat
berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang
menjadi semakin buruk. Narkoba merupakan sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa
merusak norma dan ketentraman umum. Dan dapat menimbulkan dampak negative yang
mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun psikologis. Pengaruh narkoba sangatlah
buruk, baik dari segi kesehatan pribadinya maupun dampak social yang ditimbulkannya,
pencegahan penyalahgunaan narkoba bukanlah menjadi tugas dari sekelompok orang saja,
melainkan juga menjadi tugas bersama. Peran orang tua dalam keluarga dan juga dari peran
pendidikan di sekolah sangatlah besar -engaruhnya untuk pencegahan penagulangan narkoba.
Dan perlunya peningkatan pengetahuan bahaya narkoba bagi para remaja. Penanganan dini
bagi para penggunaan narkoba sangatlah penting. 5.2 SARAN Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu yang
melekat dalam diri kami. Oleh karena itu saran dan kritikan akan makalah dari pembaca
sangat membantu dalam penyempurnaan makalah ini. Semoga kita senantiasa terhindar dari
bahaya narkoba, mari kita isi waktu luang dengan kegiatan bermanfaat yang dapat
meningkatkan kualitas diri kita. Seperti berolahraga, aktif di kegiatan majelis talim, belajar,
dan lain sebgainya. Dengan demikian berarti kita dapat menjadi anak yang berbakti kepada
kedua orangtua, dengan senantiasa berusaha sekuat tenaga membahagiakan mereka. Dengan
membahagiakan mereka tanpa disadari kita telah membuka pintu kemudahan dan kesuksesan
bagi diri kita sendiri di masa yang akan datang. Salah satunya dengan cara tidak mencoba
narkoba walaupun itu hanya sedikit. Perlunya peran dari orang tua yang harus
memperhatikan anaknya agar tidak terjerumus ke dalam jurang narkoba. Disamping itu perlu
kerja sama antar masyarakat dengan aparat untuk memeberantas peredaran narkoba. Remaja
harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak terjerumus pada penyalahgunaan narkoba itu
sendiri. Penyalahgunaan Narkoba
read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2014/10/makalah-penyalahgunaan-narkoba.html
kejahatan tersebut tidak hanya dilakukan warga Indonesia tapi juga orang asing. Itu berarti
sindikat internasinal sudah menjadikan Indonesia tidak saja sebagai transit atau peredaran
saja melainkan sebagai sarang produksi Narkoba internasional.
2.2 Jenis Narkoba Yang Umumnya Disalahgunakan
2.2.1 Narkotika Sebenarnya narkotika adalah zat ataupun obat yang berasal dari sejenis
tanaman atau bukan tanaman, baik berbentuk semi sintetis maupun sintetis.
Misalnya : mariyuana yang lebih terkenal dengan nama ganja, bunga koka, kokain, opium
yang digolongkan narkotika menurut UU.R.I No 22 tahun 1976, antara lain : A.
Ganja/Mariyuana/Kanabis Sativa ( Halusinogen) a. Ganja yang dikenal juga dengan nama
cannabis sativa pada mulanya banyak digunakan sebagai obat relaksan untuk mengatasi
intoksikasi (keracunan ringan). Bahan yang digunakan dapat berupa daun, batang dan biji,
namun kemudian disalahgunakan pemakaiannya. b. Banyak orang mengkonsumsi ganja
dengan cara menghisap seperti orang menghisap rokok. Ada juga dengan cara memasukkan
ke dalam makanan guna mendapatkan rasa nikmat. c. Membuat ketagihan secara mental dan
berfikir menjadi lamban dan pecandunya nampak bodohkarena zat tersebut dapat
mempengaruhi konsentrasi dan ingatan serta kemampuan berfikir menjadi menurun. d.
Mengandung bahan kimia Delta-9tetrahydrocanabinol (THC) yang dapat mempengaruhi
pemakai dalam cara melihat dan mendengar. e. Bahwa pemakai ganja dalam waktu panjang
dapat menyebabkan schizophrenia atau kegilaan. Efek yang di timbulkan oleh pecandu
ganja ; - Pemakai cenderung lebih santai - Rasa gembira yang berlebihan - Sering berfantasy
atau mengkhayal - Aktif berkomunikasi - Nafsu makan bertambah besar - Sensitive - Kering
pada mulut dan tenggorokan B. Morfin Morfin merupakan turuna opium yang dibuat dari
hasil pencampuran getah poppy (papaver sormary ferum) dengan bahan kimia lain, sifatnya
jadi semi sintetik. Morfin merupakan zat aktif dari opium. Di dalam dunia kedokteran zt ini
digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada waktu dilakukannya pembedahan/operasi.
Ketika pecah perang saudara di amerika serikat tahun 1856 zat ini digunakan untuk serdadu
yang luka, mengurangi rasa sakit. Akan tetapi efeknya yang negative maka penggunya diganti
dengan obat-obatan sintetik lainnya. C.Heroin Heroin ini merupakan turunan morfin yang
sudah mengalami proses kimiawi. Pada mulanya heroin ini di gunakan untuk pengobatan
ketergantungan morfin, tetapi kemudian terbukti bahwa kecanduan heroin justru lebih hebat.
Morfin atau heroin disebut juga putaw. Bentuknya seperti serbuk putih tidak berbau. Efek
penggunaaan morfin, heroin (putaw) : - Dapat menekan kegiatan system syaraf Memerlambat pernapasan dan detak jantung - Memperbesar pembuluh darah - Mengecilnya
bola mata - Adanya perasaan mual-mual dan muntah-muntah bagi korban pemula. Bila
overdosis dapat merenggit nyawa - Mengganggu kerja organ tubuh seperti jantung, lever,
paru, ginjal dan usus. D. Kokain Efek dari penggunaan kokain dapat menyebabkan paranoid,
halusinasi serta berkurang rasa percaya diri. Pemakaian obat ini akan merusak saraf di otak.
Selain memperburuk system pernafasan, penggunaan yang berlebihan sangat membahayakan
dan bisa membawa kematian. Kokain yang turunannya putaw sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia.
2.2.2 PSIKOTROPIKA Psikotropika adalah obat-obatan yang bukan narkotika, tetapi
mempunyai efek yang sama dengan narkotika apabila disalahgunakan. Karena sasaran dari
obat-obatan tersebut adalah syaraf-syaraf tertentu dari system syaraf pusat di otak. Pemakaian
obat ini menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku. Contoh obat-obatan
yang tergolong jenis psikotropika antara lain : ~ Shabu-shabu ~ Ekstasi, dengan nama lain
inex, amphetamin (zat psikostimulan) ~ Rohypnol, pil koplo ~ Mandrax A. Shabu Zat yang
tidak berbau dan bening ini merupakan komoditas baru yang sedang trend dan laris. Dalam
dunia kedokteran disebut juga dengan istilah Methamfetamine yang masih saudara kandung
ecstasy, karena sama-sama tergolong dalam keluarga psikotropika stimulansia dapat
menyebakan ketergantungan Indikasi : - Bentuk seperti kristal putih mirip vetsin - Efek
penggunaan zat sama dengan ecstasy menyebabkan kenikmatan semu - Mengakibatkan efek
yang kuat pada system syaraf - Pemakai akan bergantung secara fisik dan mental Penggunaan terus menerus dapat merusak otot jantung - Zat ini mendorong tubuh melampaui
ambang batas kekuatan fisik - Pemakai mersa terbang dengan perasaan kosong, sementara itu
berangsur-angsur membangkitkan kegelisahan yang luar biasa - Efek langsung
penggunaannya menjurus pada prilaku - Kekerasan - Berat badan menyusut - Kejang-kejang Dapat menyebabkan impotent - Over dosis menyebakan kerusakan lever dan paru-paru
Akibat menggunakan shabu : Berat badan menyusut Kejang-kejang Kerusakan ginjal
Gila Impotent Halusinasi Paranoid Serangan jantung Mati merana B. Ekstasi Dari
sekian banyak jenis narkoba yang beredar maka ekstasi mungil inilah yang paling banyak di
produksi di dalam negeri. Selain dari bahan bakunya mudah di dapat harga jualnya pun
bervariasi mulai dari harga golongan high class eksekutif selebritis, diatas Rp.100.000
hingga harga banting di warung kafe Rp. 10.000/butir. Inex nama lain ekstacy ini masih
keturunan kandung psikotropika banyak di perjualbelikan bagai kacang goreng. Ekstasi
beredar dalam bentuk tablet dan kapsul dengan ukuran sebesar kancing kerah baju yang
berdiri dari berbagai macam jenis, diantaranya : Adam, Eva, Flash, Dolar, Bonjovi, Mike
Tyson, Playboy, Apple, Angel, White Dove, dan lain-lain. Akibat menggunakan ekstasi
adalah : Diare/mual-mual, muntah Hiperaktif Gemetar tak terkontrol Denyut nadi sangat
cepat Hilang selera makan Rasa haus yang amat sangat Sakit kepala dan pusing-pusing.
2.2.3. Bahan adiktif Meskipun bahan zat adiktif bukan narkotika atau psikotropika tetapi
penyalahgunaannya dapat berdampak buruk bagi penggunanya, karena dapat menimbulkan
ketergantungan atau ketagihan. Selain merusak kesehatan diri pribadi akibat minuman keras
yang mengandung etanol, karbohidrat, tapi dapat memabukkan orang yang menenggaknya.
Begitu juga tembakau yang mengandung tar dan nikotin yang dapat menimbulkan penyakit
jantung koroner. 2.3 Penyebab Orang Kecanduan Narkoba Menurut analisa dan konseling
yang diadakan, penyebab utama orang kecanduan narkoba oleh karena ketidaktahuan akan
bahaya yang ditimbulkan serbuk bahaya itu. Sehingga masyarakat yang tidak tahu apa-apa
terperosok kedalam jurang neraka ini, yang mengakibatkan sulit kembali kepada jati diri yang
sebenarnya. Ada lima factor yang menyebabkan orang menyalahgunakan Narkoba,
diantaranya : a. Dasar agama tidak kuat b. Komunikasi dua arah antara orang tua dan anak
sangat jarang, tidak mau tahu c. Pergaulan dalam lingkungan sekolah d. Pengaruh masyarakat
lingkungan e. Budaya yang masuk melalui elektronik dan media cetak 3.1 Akibat
Penggunaan Narkoba 3.1.1 Dampak penyalahgunaan Narkoba Bila narkoba digunakan secara
terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan
ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis,
karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti
jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat
tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi
pemakai.Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun
sosial seseorang. 1) Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap fisik: - Gangguan pada
system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan
syaraf tepi - Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi
akut otot jantung, gangguan peredaran darah - Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti:
penanahan (abses), alergi, eksim - Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan
fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru - Sering sakit kepala,
mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan
padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron,
testosteron), serta gangguan fungsi seksual - Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap
kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi,
ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid) - Bagi pengguna narkoba melalui
jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular
penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu konsumsi narkoba
melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian. 2)
Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap psikis: - Lamban kerja, ceroboh kerja, sering
tegang dan gelisah - Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga - Agitatif,
menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal - Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan
tertekan - Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri. 3) Dampak
penyalahgunaan narkoba terhadap lingkungan social: - Gangguan mental, anti-sosial dan
asusila, dikucilkan oleh lingkungan - Merepotkan dan menjadi beban keluarga - Pendidikan
menjadi terganggu, masa depan suram - Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat.
Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus
obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan
sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini
juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri,
pemarah, manipulatif, dll. Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang Disalahgunakan o Akan
banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan kesehatan pecandu jika
tubuhnya rusak digerogoti zat beracun. o Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang
baik-baik. Selain itu biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial. o Keluarga
akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang. o Kesempatan
belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan tinggi alias DO /
drop out. o Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan
gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal. o Dosa akan terus bertambah karena lupa
akan kewajiban Tuhan serta menjalani kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya. o Bisa
dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir batin. Biasanya
setelah seorang pecandu sembuh dan sudah sadar dari mimpi-mimpinya maka ia baru akan
menyesali semua perbuatannya yang bodoh dan banyak waktu serta kesempatan yang hilang
tanpa disadarinya. Terlebih jika sadarnya ketika berada di penjara. Segala caci-maki dan
kutukan akan dilontarkan kepada benda haram tersebut, namun semua telah terlambat dan
berakhir tanpa bisa berbuat apa-apa. Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani/Tubuh
Manusia o Gangguan pada jantung o Gangguan pada hemoprosik o Gangguan pada otak o
Gangguan pada tulang o Gangguan pada pembuluh darah o Gangguan pada endorin o
Gangguan pada kulit o Gangguan pada sistem syaraf o Gangguan pada paru-paru o Gangguan
pada sistem pencernaan o Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS,
Hepatitis, Herpes, TBC, dll. o Menyebabkan depresi mental. o Menyebabkan gangguan jiwa
berat / psikotik. o Menyebabkan bunuh diri o Menyebabkan melakukan tindak kejehatan,
kekerasan dan pengrusakan. Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman
dan masyarakat atau kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang
normal yang depresi dapat menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir bahwa narkoba
dapat mengatasi dan melupakan masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak benar. 4.1 Cara
Pencegahan dan Penyembuhan Narkoba Penyalahgunaan narkoba dapat dicegah dan bahkan
sebaiknya harus dicegah. Lebih baik mencegah dari pada mengobati, atau melakukan
tindakan represif dan sangat merugikan bagi diri sendiri maupun orang lain. Justru disinilah
peran orang tua atau keluarga serta kerabat yang sangat penting dalam pencegahan
penyalahgunaan narkoba pada anak. Berikut ini ada beberapa langkah yang dapat dilakukan
orang tua untuk mengurangi resiko penyalahgunaan narkoba. 4.2 Peran Orang tua dalam
Mencegah Narkoba Sejak Dini 1. Mempelajari masalah Narkoba Tidak mungkin anda
mencegah, jika Anda tik tahu apa yang sedang anda coba untuk mencegahnya. Ambillah
kesempatan untuk mempelajari masalah narkoba. Dengan membaca, mendengarkan ceramah,
berdiskusi, dan membahas masalah narkoba di majalah, koran, atau pada program televisi dan
radio. Anda harus mengerti jenis-jenis narkoba dan bahaya menggunakan narkoba yang
nantinya kita akan sampaikan kepada anak kita sebagai proses pendidikan tentang narkoba. 2.
Mengajarkan Anak tentang Masalah Narkoba Umumnya anak dan remaja menerima
informasi tentang narkoba dari luar rumah, sebagian besar dari teman sebayanya. Sangat
berbahaya ketika anak mengetahui suatu hal yang baru hanya setengah-setengah. Saya
katakan setengah-setengah karena biasanya anak hanya tau enaknya saja tidak mengerti
dampak yang ditimbulkan akibat penyalahguanan narkoba. Untuk itu orang tua perlu
mengajarkan tentang narkoba secara detai kepada anak sehingga anak mengerti secara utuh
dan mampu mengambil langkah yang benar. 3. Melarang Pemakaian Narkoba Melarang anak
melakukan pemakaian narkoba jenis apapun, termasuk rokok dan minuman beralkohol, dan
ini harus menjadi peraturan keluarga. Anda (orang tua) harus bisa mencontohkan anak agar
tidak mengkonsumsi hal-hal tersebut. Selain itu Anak harus memahami hal-hal berikut ini
dengan jelas. - Harus spesifik; jelaskan peraturan larangan memakai narkoba. Bahas
konsekuensinya jika melanggar aturan; apa hukumnya; bagaimana pelaksanaannya; dan
tujuan hukuman tersebut. - Harus Konsisten; Jelaskan pada anak bahwa peraturn inti berlaku
tetap, kapan saja, dan dimana saja, baik dirumah, di sekolah, maupun dirumah teman dan
ditempat lainnya. - Harus Masuk Akal; Jangan menambahkan konsekuensi atau hukuman lain
jika peraturan dilanggar. Jika peraturan dilanggar bertindaklah bijaksana terapkan hukuman
sesuai dengan peraturan awal yang sudah ditetapkan. 4. Cegah Pengaruh Negatif Berita
Kriminal Amati apa yang ditonton anak di televisi. Anda tidak perlu menyensornya, akan
tetapi anda perlu mengambil kesempatan untuk menjelaskan kepadanya tentang berita
kriminal. Berita kriminal yang ditanyangkan ditelevisi hanya sepenggal dan sekilas saja, hal
ini membuat anak penasaran dan akan mencari tahu informasi itu diluar. Sebelum itu terjadi
berilah penjelasan dan informasi dari berita-berita itu. Hal ini dapat mecegah anak untuk
mencoba-coba khususnya tentang penyalahgunaan narkoba. Terdapat banyak alasan mengapa
jumlah jam yang diluangkan anak untuk menonton televisi harus dibatasi hanya 2 jam saja.
Siaran informasi di televisi yang mendorong pemakaian narkoba adalah salah satu alasannya.
5. Mewaspadai Sikap dan Perilaku Sendiri Keluarga adalah lingkungan terdekat yang
mempengaruhi perkembangan perilaku anak. Anak akan meniru perilaku orang tuanya karena
anak memandang orang tua adalah sebagai figur mereka. Hingga usia remaja anak akan
meniru perilaku orang tuanya jadi yang perlu diwaspadai adalah sikap dan perilaku anda.
Apakah anda merokok? Apakah anda minum-minuman keras? Atau bahkan anda memakai
narkoba? hmmSangat disayangkan jika hal itu masih anda lakukan. Jangan salahkan anak
jika mereka nantinya mengunakan narkoba, karena mereka mendapat contoh perilaku yang
seperti itu. Jadi hemat saya, jadilah teladan yang baik bagi anak. Jika anda merokok mulai
dari sekarang berhentilah. Jika anda suka minuman keras, hentikanlah. Sayangilah anakmu,
generasimu! 6. Pola Hidup Sehat dalam Keluarga Hal yang perlu diwaspadai dalam
lingkunagn keluarga adalah keharmonisan. Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu
bentuk kenakalan anak. Faktor penyebab kenakalan remaja yang utama adalah keluarga yang
tidak harmonis. Maka dari itu, ciptakan keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang. Jika
anak mendapatkan kasih sayang dirumah sendiri mereka tidak anak mencari diluar yang
akhirnya lari ke narkoba. Adapun Upaya Penyembuhan dari Narkoba meliputi: a. Taubat, Niat
Dan Doa b. Detoksifikasi c. Rehabilitasi d. Terapi Agama e. Terapi Seni BAB III PENUTUP
5.1 KESIMPULAN Kesimpulan hasil penelitian ini adalah : Masalah penyalahgunaan
narkoba atau nabza khususnya pada remaja adalah ancaman yang sangat mencemaskan bagi
keluarga khususnya dan suatu bangsa pada umunya. Narkoba adalah barang yang sangat
berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang
menjadi semakin buruk. Narkoba merupakan sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa
merusak norma dan ketentraman umum. Dan dapat menimbulkan dampak negative yang
mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun psikologis. Pengaruh narkoba sangatlah
buruk, baik dari segi kesehatan pribadinya maupun dampak social yang ditimbulkannya,
pencegahan penyalahgunaan narkoba bukanlah menjadi tugas dari sekelompok orang saja,
melainkan juga menjadi tugas bersama. Peran orang tua dalam keluarga dan juga dari peran
pendidikan di sekolah sangatlah besar -engaruhnya untuk pencegahan penagulangan narkoba.
Dan perlunya peningkatan pengetahuan bahaya narkoba bagi para remaja. Penanganan dini
bagi para penggunaan narkoba sangatlah penting.
5.2 SARAN Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini
disebabkan karena keterbatasan ilmu yang melekat dalam diri kami. Oleh karena itu saran
dan kritikan akan makalah dari pembaca sangat membantu dalam penyempurnaan makalah
ini. Semoga kita senantiasa terhindar dari bahaya narkoba, mari kita isi waktu luang dengan
kegiatan bermanfaat yang dapat meningkatkan kualitas diri kita. Seperti berolahraga, aktif di
kegiatan majelis talim, belajar, dan lain sebgainya. Dengan demikian berarti kita dapat
menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtua, dengan senantiasa berusaha sekuat
tenaga membahagiakan mereka. Dengan membahagiakan mereka tanpa disadari kita telah
membuka pintu kemudahan dan kesuksesan bagi diri kita sendiri di masa yang akan datang.
Salah satunya dengan cara tidak mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit. Perlunya
peran dari orang tua yang harus memperhatikan anaknya agar tidak terjerumus ke dalam
jurang narkoba. Disamping itu perlu kerja sama antar masyarakat dengan aparat untuk
memeberantas peredaran narkoba. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak
terjerumus pada penyalahgunaan narkoba itu sendiri. Penyalahgunaan Narkoba
read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2014/10/makalah-penyalahgunaan-narkoba.html
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini
kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat
membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai
generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti
zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih.
Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal
kenangan.Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirataratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu- waktu dapat mengincar anak
didik kita kapan saja.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang.
Sementara nafza merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat adiktif lainnya (obatobat terlarang, berbahaya yang mengakibatkan seseorang mempunyai ketergantungan
terhadap obat-obat tersebut). Kedua istilah tersebut sering digunakan untuk istilah yang sama,
meskipun istilah nafza lebih luas lingkupnya.
Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu
(1) candu,
(2) ganja
(3) koka.
Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong seseorang untuk
mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-ulang atau berkesinambungan.
Apabila tidak melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan
tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang sangat pada tubuh.
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu narkoba
itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia
produktif atau usia pelajar.
Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok.
Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar
saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut
bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba.
Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red)
adalah sebagai berikut:
Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
Sering menguap, mengantuk, dan malas,
Tidak mempedulikan kesehatan diri,
Suka mencuri untuk membeli narkoba
Upaya pencegahan
Sumber : http://www.scribd.com/
Pengertian Narkoba
Narkoba adalah obat, bahan dan zat bukan makanan yang jika diminum, dihisap,
dihirup, ditelan atau disuntik berpengaruh pada kerja otak dan sering
menyebabkan ketergantungan.Akibatnya, kerja otak berubah. Demikian pula
fungsi vital organ lain seperti jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lainlain.
Dampak bahaya Penyalahgunaan Narkoba :
Dampak Fisik :
1.Gangguan pada sistem saraf (neorologis) : kejang-kejang, halusinasi, gangguan
kesadaran, kerusakan saraf tepi.
Dampak psikologis :
Berfikir tidak normal, berperasaan cemas, tubuh membutuhkan jumlah tertentu
untuk menimbulkan efek yang di inginkan, ketergantungan / selalu
membutuhkan obat.
Dampak sosial dan ekonomi :
Selalu merugikan masyarakat baik ekonomi, sosial, kesehatan & hukum.
Ciri-ciri penyalahguna Narkoba :
1. Perubahan fisik dan lingkungan sehar-hari : jalan sempoyongan; penampilan
dunguk; bicara tidakjelas; mata merah; kurus dan nyeri tulang.
2. Perubahan psikologis :gelisah, bingung, apatis, suka menghayal, dan linglung.
3. Perubahan prilaku sosial :menghindari kontak mata langsung; suka melawan;
mudah tersinggung; ditemukan obat2an, jarum suntik dalam kamar/ tas; suka
berbohong; suka bolos sekolah; malas belajar, suka mengurung diri di kamar.
Faktor narkoba berbicara tentang farmalogi zat, yaitu jenis dosis, cara pakai,
pengaruhnya pada tubuh, serta ketersediaan dan pengendalian peredarannya.
Dari sudut individu, penyalahgunaan narkoba harus dipahami dari masalah
perilaku
yang
kompleks,
yang
juga
dipengaruhi
oleh
faktor
lingkungan.Lingkungan berbicara tentang keluarga, kelompok sebaya, kehidupan
sekolah, dan masyarakat.
Dari ketiganya, yang terpenting adalah faktor individu. Seorang harus
bertanggung jawab atas perilakunya dan tidak boleh mempersalahkan orang lain
atau keadaan. Tanggung jawab adalah masalah pengambilan keputusan, yang
dilakukan atas pertimbangan mengenai apa yang baik dan buruk. Ada lima
faktor utama seorang menjadi rawan terhadap narkoba yaitu :
1
Keyakinan Adiktif
Keyakinan adiktif adalah keyakinan tentang diri sendiri, orang lain dan dunia
sekitar. Semua keyakinan itu menentukan kepribadian, dan perilakunya sehari-
Kepribadian Adiktif
Beberapa ciri kepribadian adiktif adalah teropsesi pada diri sendiri, kurangnya
jati diri, hidup tanpa tujuan, depresi yang tersembunyi, tidak mampu mengatasi
masalah dan kebutuhan pemuasan segera.
3
Seorang yang tinggal dalam keluarga dan masyarakat adiktif, memiliki sedikit
sekali orang-orang yang dapat menjadi teladan tentang bagaimana menghadapi
masalah dengan baik dan benar.Sebaliknya kebanyakan orang lebih suka
mencari penyelesaian masalah saat itu juga yang langsung dapat memuaskan
keinginannya.
4
4. Faktor Pendidikan
Pendidikan akan bahaya penyalahgunaan narkoba di sekolah-sekolah juga
merupakan salah satu bentuk kampanye anti penyalahgunaan narkoba.
Kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh siswa-siswi akan bahaya narkoba juga
dapat memberikan andil terhadap meluasnya penyalahgunaan narkoba di
kalangan pelajar.
5. Faktor Masyarakat dan Komunitas Sosial
Faktor yang termasuk dan mempengaruhi kondisi sosial seorang remaja atnara
lain hilangnya nilai-nilai dalam sebuah keluarga dan sebuah hubungan, hilangnya
perhatian dengan komunitas, dan susahnya berdaptasi dengan baik (bisa
dikatakan merasa seperti alien, diasingkan)
6. Faktor Populasi Yang Rentan
Remaja masa kini hidup dalam sebuah lingkaran besar, dimana sebagian remaja
berada dalam lingkungan yang beresiko tinggi terhadap penyalahgunaan
narkoba. Banyak remaja mulai mencoba-coba narkoba, seperti amphetaminetype stimulants ( termasuk didalamnya alkohol, tembakau dan obat-obatan yang
diminum tanpa resep atau petunjuk dari dokter, serta obat psikoaktif ) sehingga
menimbulkan berbagai macam masalah pada akhirnya
a.
1)
2)
3)
b.
Keracunan, yaitu timbul akibat pemakaian narkoba dalam jumlah yang
cukup, berpengaruh pada tubuh dan perilakunya.
c.
Overdosis, terjadi karena sudah lama berhenti pakai, lalu memakai lagi
dengan dosis yang dahulu digunakan. Overdosis dapat menyebabkan kematian
karena terhentinya pernapasan atau peredaran otak.
d.
Gejala putus zat, yaitu gejala ketika dosis yang dipakai berkurang atau
dihentikan pemakaianya.
e.
Berulang kali kambuh, yaitu ketergantungan menyebabkan craving (rasa
rindu pada narkoba) walaupun telah berhenti pakai. Itulah sebabnya pecandu
akan berulang kali kambuh.
f.
Gangguan perilaku, yaitu sulit mengendalikan diri, mudah tersinggung,
menarik diri dari pergaulan, serta hubungan dengan keluarga terganggu. Terjadi
perubahan mental, gangguan pemusatan perhatian, motivasi belajar lemah.
g. Gangguan kesehatan, yaitu kerusakan atau gangguan fungsi organ tubuh
seperti, hati, jantung, paru-paru, ginjal, dan lai-lain,
h.
Kendornya nilai-nilai, yaitu mengendornya nilai-nilai kehidupan agama,
sosial-budaya, seperti seks bebas dengan akibat(penyakit kelamin, kehamilan
tak diinginkan). Sopan santun hilang. Ia menjadi asocial, mementingkan diri
sendiri, dan tidak mempedulikan kepentingan orang lain.
i.
Masalah ekonomi dan hukum, yaitu pecandu terlibat hutang, karena
berusaha memenuhi kebutuhannya akan narkoba. Ia mencuri uang atau menjual
barang-barang milik pribadi atau keluarga. Jika masih sekolah, uang sekolah
digunakan untuk membeli narkoba, sehingga terancam putus sekolah, dan di
tahan polisi atau bahkan di penjara.
EFEK SAMPING & CIRI CIRI PECANDU NARKOBA
Efek narkotika tergantung kepada dosis pemakaian, cara pemakaian, pemakaian
sebelumnya dan harapan pengguna. Selain kegunaan medis untuk mengobati
nyeri, batuk dan diare akut, narkotika menghasilkan perasaan lebih membaik
yang dikenal dengan eforia dengan mengurangi tekanan psikis. Efek ini dapat
mengakibatkan ketergantungan. tanda tanda fisik, dapat dilihat dari tanda
tanda fisik si pengguna, seperti :
1. mata merah
2. mulut kering
3. bibir bewarna kecoklatan
4. perilakunya tidak wajar
5. bicaranya kacau
6. daya ingatannya menurun
Ada pun tanda tanda dini anak yang telah menggunakan narkotik dapat dilihat
dari beberapa hal antara lain :
1. anak menjadi pemurung dan penyendiri
2. wajah anak pucat dan kuyu
3. terdapat bau aneh yang tidak biasa di kamar anak
4. matanya berair dan tangannya gemetar
5. nafasnya tersengal dan susuh tidur
6. badannya lesu dan selalu gelisah
7. anak menjadi mudah tersinggung, marah, suka menantang orang tua
Lalu bagaimana mengetahui bahwa anggota keluarga jadi pecandu obat
terlarang itu? Mardan Sadzali memberikan ciri-ciri yang mudah diketahui pada
pecandu narkoba.
Pecandu daun ganja : Cenderung lusuh, mata merah, kelopak mata mengattup
terus, doyan makan karena perut merasa lapar terus dan suka tertawa jika
terlibat pembicaraan lucu.
tempat tertutup
Perubahan Psikologis
- Malas belajar
- Mudah tersinggung
- Sulit berkonsentrasi
DAMPAK PSIKOLOGIS & SOSIAL LAIN SECARA UMUM
- Emosi yang tidak terkendali
- Kecenderungan berbohong
- Tidak memiliki tanggung jawab
- Hubungan dengan keluarga, guru dan teman serta lingkungannya terganggu
- Cenderung menghindari kontak komunikasi dengan orang lain
- Merasa dikucilkan atau menarik diri dari lingkungan
- Tidak peduli dengan nilai atau norma yang ada
- Cenderung melakukan tindak pidana kekerasan
bersangkutan. Dorongan rasa ingin tahu, ingin mencoba dan atau ingin
merasakan maka anak mau menerima tawaran tersebut.
Dan hal ini makin lama makin ketagihan, sulit untuk menolak tawaran tersebut.
Korban-korban penyalahgunaan narkoba mulai sejak SD, SMP, SMA dan bahkan
ke perguruan tinggi, untuk itu perlu ada usaha pencegahan sedini mungkin.
cara cara pencegahan meluasnya pengaruh penyalahgunaan narkoba dikalangan
pelajar. Dengan basis sekolah sebagai salah satu aspek masyarakat yang
menyiapkan warganya untuk masa depan. seperti bersikap dan berperilaku
positip,
mengenal
situasi
penawaran/ajakan
dan
terampil
menolak
Karena
penyalahgunaan
bertanggung
dorongan
narkoba.
jawab.
Dan
rasa
Maka
ingin
tahu
justru
dikembangkanlah
menangkal
terjadinya
terjerumus
cara
belajar
kekerasan
dalam
hidup
akibat
penyualahgunaan narkoba. Cara yang harus dilakukan adalah DARE (Drug Abuse
Resisstance Education Program ), yang populer di Amerika Serikat pada sekarang
ini.
Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba
Penanggulangan Narkoba
Penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba saat ini menjadi masalah yang
sangat memprihatinkan dan semakin meningkat serta merupakan masalah
bersama antara yang melibatkan pemerintah dan masyarakat sehingga
memerlukan suatu strategi yang melibatkan seluruh bangsa dalam suatu
gerakan bersama untuk melaksanakan strategi dalam menanggulangi Narkob di
negara kita ini. sebagai berikut:
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun
1997). Yang termasuk jenis Narkotika adalah :
Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat,
morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan
sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang
termasuk psikotropika antara lain:
Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin,
Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic
Alis Diethylamide), dsb.
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis
yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim
syaraf pusat, seperti:
Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik
(karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang
beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether,
dsb.
Jenis Narkoba menurut efeknya
Dari efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga:
1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional
tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak
sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan
antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer
sekarang adalah Putaw.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis
stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabushabu dan Ekstasi.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan
halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan
psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD.
Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.
Penyalahgunaan Narkoba
Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penefitian.
Tetapi karena berbagai alasan - mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut trend/gaya,
lambang status sosial, ingin melupakan persoalan, dll. - maka narkoba kemudian
disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berianjut akan menyebabkan ketergantungan
atau dependensi, disebut juga kecanduan.
Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:
1. coba-coba
2. senang-senang
3. menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
4. penyalahgunaan
5. ketergantungan
Dampak penyalahgunaan Narkoba
Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan
akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan
fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organorgan tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang
dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak
kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.
Dampak Fisik:
1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan
kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot
jantung, gangguan peredaran darah
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran
bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur
6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan
fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual
7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan
periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara
bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga
saat ini belum ada obatnya
9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi
narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan
kematian
Dampak Psikis:
1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
Dampak Sosial:
1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan
rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada
waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi
(bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial
seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.
Bahaya bagi Remaja
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa.
Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan
diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak
karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup,
serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja,
tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data
menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia
remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan
menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba
melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat
banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja
sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
Apa yang masih bisa dilakukan?
Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan
membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat
intervensi, yaitu
1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran
informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah,
seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan
seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada
remaja langsung dan keluarga.
2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan
(treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 - 3 hari dengan
melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi
medik, antara 1 - 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan
adiktif secara bertahap.
3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses
penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk
mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar
mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di
masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok
dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.
Artikel NARKOBA
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan
untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia
SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif
untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga.
Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi
Narkoba.
Menurut kesepakatan Convention on the Rights of the Child (CRC) yang juga disepakati
Indonesia pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan informasi kesehatan reproduksi
(termasuk HIV/AIDS dan narkoba) dan dilindungi secara fisik maupun mental. Namun realita
yang terjadi saat ini bertentangan dengan kesepakatan tersebut, sudah ditemukan anak usia 7
tahun sudah ada yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan (uap yang dihirup). Anak usia 8
tahun sudah memakai ganja, lalu di usia 10 tahun, anak-anak menggunakan narkoba dari
beragam jenis, seperti inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi, dan sebagainya (riset BNN
bekerja sama dengan Universitas Indonesia).
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh pelaku
dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu
mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba (khususnya di
kalangan usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan
mengancam. Penyebaran narkoba menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah mulai
mencoba-coba mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusup zat-zat adiktif
(zat yang menimbulkan efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya.
Hal ini menegaskan bahwa saat ini perlindungan anak dari bahaya narkoba masih belum
cukup efektif. Walaupun pemerintah dalam UU Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002
dalam pasal 20 sudah menyatakan bahwa Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan
orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak
(lihat lebih lengkap di UU Perlindungan Anak). Namun perlindungan anak dari narkoba
masih jauh dari harapan.
Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu pihak
saja. Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang. Mencari
solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi
semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal.
Adalah sangat penting untuk bekerja bersama dalam rangka melindungi anak dari bahaya
narkoba dan memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring dengan menjelaskan
kepada anak-anak tentang bahaya narkoba dan konsekuensi negatif yang akan mereka terima.
Anak-anak membutuhkan informasi, strategi, dan kemampuan untuk mencegah mereka dari
bahaya narkoba atau juga mengurangi dampak dari bahaya narkoba dari pemakaian narkoba
dari orang lain. Salah satu upaya dalam penanggulangan bahaya narkoba adalah dengan
melakukan program yang menitikberatkan pada anak usia sekolah (school-going age
oriented).
Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Para pencandu narkoba itu
pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif
atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal
yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat,
apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah
menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Terakhir, meningkatkan kepercayaan antara orang dewasa dan anak-anak. Pendekatan ini
mempromosikan kesempatan yang lebih besar bagi interaksi personal antara orang dewasa
dan remaja, dengan demikian mendorong orang dewasa menjadi model yang lebih
berpengaruh.
Oleh sebab itu, mulai saat ini pendidik, pengajar, dan orang tua, harus sigap serta waspada,
akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak sendiri. Dengan
berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik dari bahaya narkoba
tersebut, sehingga harapan untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang
akan datang dapat terealisasikan dengan baik.
Artikel NARKOBA
Apa itu Narkoba
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan Obat berbahaya. Selain
narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik narkoba
atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko
kecanduan bagi penggunanya.
Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa
dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk
penyakit tertentu. Namun kini pemanfaatannya disalah gunakan diantaranya
dengan pemakaian yang telah diluar batas dosis / over dossis.
Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh
akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga jika
disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial.
Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-undang (UU) untuk
penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU
No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba
yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan
tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang
tua, ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja
rela.
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit
kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun
dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus
narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah
penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang
tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi
Narkoba.
Menurut kesepakatan Convention on the Rights of the Child (CRC) yang
juga disepakati Indonesia pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan
informasi kesehatan reproduksi (termasuk HIV/AIDS dan narkoba) dan dilindungi
secara fisik maupun mental. Namun realita yang terjadi saat ini bertentangan
dengan kesepakatan tersebut, sudah ditemukan anak usia 7 tahun sudah ada
yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan (uap yang dihirup). Anak usia 8 tahun
sudah memakai ganja, lalu di usia 10 tahun, anak-anak menggunakan narkoba
dari beragam jenis, seperti inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi, dan
sebagainya (riset BNN bekerja sama dengan Universitas Indonesia).
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba
oleh pelaku dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305.
Data ini begitu mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus
narkoba (khususnya di kalangan usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS
semakin meningkat dan mengancam. Penyebaran narkoba menjadi makin
mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba-coba mengisap rokok. Tidak
jarang para pengedar narkoba menyusup zat-zat adiktif (zat yang menimbulkan
efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya.
Bahaya Narkoba bagi Remaja
Makalah yang berjudul Bahaya Narkoba Bagi Remaja ini saya tujukan kepada
para remaja, Pelajar ataupun pada khalayak ramai yang membaca makalah ini
agar bisa mengerti tentang bagaimana bahaya narkoba yang bisa membuat kita
lalai dalam hal apapun. Dengan harapan yang maka semoga makalah yang
sedemikian singkat ini bisa membantu dan menambah wawasan anda tentang
pengertian dan bahaya narkoba itu sendiri
Menurut WHO (1982), semua zat padat, cair maupun gas yang dimasukan
kedalam tubuh yang dapat merubah fungsi dan struktur tubuh secara fisik
maupun psikis tidak termasuk makanan, air dan oksigen dimana dibutuhkan
untuk mempertahankan fungsi tubuh normal
Disini akan kami jelaskan tentang jenis-jenis narkoba, yaitu diantaranya adalah :
Narkotika adalah Zat / obat yang berasal dari tanaman atau sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menurunkan kesadaran, hilangnya rasa ,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan
Zat adiktif adalah Bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang
pengunaannya dapat menimbulkan ketergantungan baik psikologis atau
fisik. Mis : Alkohol , rokok, cofein
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Sifat pengaruh itu sementara, sebab setelah itu timbul rasa tidak enak. Untuk
menghilangkan rasa tidak enak, ia menggunakan narkoba lagi. Karena itu,
narkoba mendorong seseorang memakainnya lagi. Terjadinya kecanduan atau
ketergantungan tidak berlangsung seketika, tetapi melalui rangkaian proses
penyalahgunaan, yaitu: pola coba-coba, pola pemakaian sosial, pola pemakaian
situasional, pola kebiasaan, dan yang terakhir pola ketergantungan.
Saat ia mencoba untuk meghentikan pemakaian akan terjadi gejala putus zat.
Gejala putus zat adalah gejala yang timbul jika pemakaian zat dihentikan tibatiba atau dikurangi dosisnya.
Berat ringannya gejala putus zat tergantung pada jenis zat narkoba, dosis yang
digunakan, serta lama pemakaiannya. Makin tinggi dosis yang digunakan dan
makin lama pemakaiannya, makin hebat gejala sakitnya.
- See more at: http://catatanmakalah.blogspot.com/2014/03/makalah-tentangbahayanya-narkoba.html#sthash.rJyhMObU.dpuf
Dampak Psikis :
Adanya perubahan pada kehidupan mental emosional berupa gangguan
perilaku yang
tidak wajar.
Pecandu berat dan lamanya menggunakan narkoba akan menimbulkan sindrom
amoy
fasional. Bila putus obat golongan amfetamin dapat menimbulkan depresi hingga
bunuh diri.
Terhadap fungsi mental akan terjadi gangguan persepsi, daya pikir, kreasi dan
emosi.
Bekerja lamban, ceroboh, syaraf tegang dan gelisah.
Kepercayaan diri hilang, apatis, pengkhayal dan penuh curiga.
Agitatif, bertindak ganas dan brutal diluar kesadaran.
Kurang konsentrasi, perasaan tertekan dan kesal.
Cenderung menyakiti diri, merasa tidak aman dan sebagainya.
Dampak Sosial :
Terjadinya gangguan mental emosional akan mengganggu fungsinya sebagai
anggota
masyarakat, bekerja, sekolah maupun fungsi/tugas kemasyarakatan lainnya.
Bertindak keliru, kemampuan prestasi menurun, dipecat/dikeluarkan dari
pekerjaan,
Hubungan dengan keluarga, kawan dekat menjadi renggang.
Terjadinya anti sosial, asusila dan dikucilkan oleh lingkungan.
Narkoba di buat dari bahan bahan berbahaya buat kesehatan. Narkoba bisa
menyebabkan kematian tidak sedikit pengguna narkoba yang mati over dosis,
terserang penyakit menular mematikan. Bila tidak terkena aids atau mati over
dosis pengguna narkoba bisa di pastikan akan menderita berbagai komplikasi
karena zat narkoba benar benar merusak dan menghancurkan tubuh secara
perlahan. Narkoba harus di jauhi karena mempunyai afek perusak kepada tubuh
manusia. Pengguna narkoba yang ketagihan akan menyakiti diri sendiri karena
menyakiti diri sendiri jauh lebih enak daripada sakit karena ketagihan narkoba.
Bahaya overdosis sudah banyak di kenal. Namun demikian, sebenarnya bukan
hanya overdosis yang menghantui para pengguna narkoba tapi juga kerusakan
berbagai macam organ tubuh yang disebabkan oleh narkoba juga selalu
menghantui para pengguna narkoba. Kita belum berbicara efek ketagihan di
mana efek ketagihan ini yang biasanya memberi dampak sosial yang lebih luas.
Dampak sosial.
Dampak sosial kemasyarakatan sangat hebat. Banyak keluarga hancur karena
narkoba. Penyimpangan sosial bisa terjadi dengan mudah karena dampak
narkoba. Pencurian tindakan asusila dan hal hal ter jelek yang sulit kita
bayangkan bisa terjadi karena narkoba.
Para sahabat sekalian, narkoba benar benar bisa menghancurkan tatanan sosial.
Seseorang yang kecanduan narkoba ia akan selalu ingin mengkonsumsi narkoba
yang jumlahnya akan terus meningkat dari hari ke hari. Pencandu yang kaya
akan menjual hartanya untuk kebiasaan jelek mereka. Yang tidak punya uang
akan mencuri. Tindakan tindakan kriminal lainya juga akan terus meningkat
Bahaya Narkoba
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan berbahaya. Seperti
ungkapan api kecil adalah kawan dan jika menjadi besar adalah lawan. Ini
ungkapan yang sangat pas untuk menggambarkan tentang narkoba.
Dalam dunia medis, narkoba bisa menjadi obat-obat yang berkhasiat untuk
penyembuhan. Penggunaan narkoba dalam dunia medis adalah legal. Nah yang
menjadi penyalahgunaan adalah ketika seseorang yang mengkonsumsi narkoba
tanpa adanya pengawasan dari seorang ahli kesehatan atau dokter. Bila
seseorang menggunakan narkoba tanpa adanya pengawasan dari dokter akan
sangat membahayakan si pengguna karena umumnya narkoba mengandung zatzat beracun yang bisa menyebabkan pengguna narkoba akan selalu
ketergantungan atau kecanduan terhadap obat-obatan tersebut, merusak organorgan tubuh, mempengaruhi berkurangnya daya pikir seseorang atau membuat
pikiran menjadi tidak rasional dan kerusakan otak secara permanen. Akibat yang
lebih mengerikan lagi adalah berujung pada kematian.
Dilihat dari segi penggunaannya, narkoba dibedakan menjadi 2 golongan. Yakni
pengguna narkoba jalanan (ilegal) dan penggunaan narkoba legal dalam dunia
medis yang disalahgunakan. Dari penggolongan jenisnya, narkoba di bedakan
menjadi 3 golongan besar yakni narkotika, psikotropika dan zat aditif
lainnya. Ketiga jenis narkoba tersbut juga sering disebut dengan napza.
Data dan fakta menunjukkan persentase tertinggi penguna narkoba adalah anakanak sekolah dan anak-anak remaja. Sedangkan lokasi tempat mereka
menikmati barang haram tersebut umumnya di kos-kosan, club-club malam,
diskotik dsbnya. Mereka dijadikan sasaran empuk oleh para pengedar untuk
mengeruk keuntungan dari penjualan barang haram tersebut. Tidak pada
mereka saja, kalau kita menonton berita di tv banyak contoh kasus artis-artis
yang terlibat dengan penggunaan narkoba. Bahkan ada yang tertangkap sampai
2 kali dalam kasus yang sama. Ini menunjukkan cengkeraman narkoba yang
sangat hebat pada seseorang sehingga sulit untuk melepaskannya.
Mengingat maraknya peredaran narkoba di Indonesia yang sepertinya hukum di
Indonesia tidak membuat mereka (para pengedar atau bandar ) jera, selalu saja
ada penyeledupan narkoba ke wilayah Indonesia. Ini menjadi tugas dan
kewajiban kita sebagai orang tua untuk mengawasi dan lebih mewaspadai anakanak kita di dalam pergaulan. Awasi tingkah laku dan pola hidup anak-anak.
Orangtua harus peka terhadap perubahan sikap anak-anak yang memang kalau
mereka terlibat penggunaan narkoba akan terlihat dengan sangat jelas. Kita
patut dan wajib menjaga dan melindungi mereka dari serangan hal semacam itu.
Begitu mereka terjerumus, adalah masalah besar di kemudian hari.
Namun bagaimana dengan kita yang tidak mengerti atau awam terhadap hal itu?
Nah berikut di bawah ini ada buklet-buklet dalam bentuk file PDFyang dapat
didownload secara gratis yang sangat berguna untuk kita mengetahui dan
mengenali jenis-jenis narkoba, efek samping penggunaan narkoba baik jangka
pendek maupun jangka panjang serta kesaksian-kesaksian para pengguna
narkoba.
dan baru akan terjadi penyesalan karena kita tidak berusaha untuk
memperhatikan lingkungan kita sendiri.
Responsif terhadap penyalahgunaan Narkoba sangat penting. Ini adalah salah
satu kunci untuk mengurangi terhadap penyalahgunaan Narkoba yang sekarang
ini persentasenya semakin meningkat kerjasama antara masyarakat dan
pemerintah sangat diharapkan, proses penegakan hukum harus benar-benar
ditegakkan. Cari bandar besarnya, supaya dapat mencegah peredaran Narkoba
tersebut. Berlakukan hukum yang pantas kepada para pengedar ataupun bandar
Narkoba tersebut agar timbul rasa jera.
3. Peyalahgunaan Narkoba Dilihat Dari Kapabilitas Regulatif
Dilihat dari kapabilitas Regulatif, dalam penyalahgunaan Narkoba Hukum
di Indonesia masih lemah. Ini dapat dibuktikan dari meningkatnya jumlah kasus
penyalahgunaan Narkoba di Indonesia. Penanganan hukum terhadap kasus
penyalahgunaan dan pengedaran Narkoba seringkali hanya menggunakan pasal
minimalis. Contohnya status mereka pengedar atau bandar, tapi akhirnya turun
menjadi pemakai. Hal seperni inilah yang menngakibatkan pertumbuhan jaringan
Narkoba semakin meningkat. Contoh lainnya adalah grasi yang diberikan
terhadap kasus Narkoba yang membuat Indonesia akan sulit bebas dari Narkoba.
Undang-Undang tentang Narkoba ini juga kurang update. Ini ditandai dengan
tidak adanya unsur turunan jenis narkoba yang mana pada negara lain sudah
dilarang. Ini harus segera disikapi oleh pemerintah agar tidak terjadi kerancuan
dalam proses penegakan hukum kasus penyalahgunaan Narkoba ini. Dan segera
disosialisasikan kepada masyarakat agar masyarakat dapat tahu tentang hal
tersebut.
Permasalahan, penyalahgunaan dan peredaran Narkoba ini memangbukanlah
masalah yang sederhana. Masalahnya sangat kompleks dan bisa dikatakan rumit
karena itu diperlukan upaya yang nyata, upaya yang komprehensif yang
berkesinambungan dalam memeranginya. Ini merupakan masalah Nasional yang
harus cepat di tanggulangi sebelum lebih banyak lagi korban.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat
selama ini nampaknya belum menunjukkan hasil yang memuaskan, hal ini
disebabkan oleh berbagai kelemahan dan kendala terutama dalam koordinasi
aplikasi program, evaluasi, monitoring, lemahnya hukum dan masalah moral
penegak hukum yang kurang baik.
Dalam rangka semangat untuk terus memerangi peyalahgunaan dan peredaran
Narkoba mari kita sama memperbaiki kelemahan-kelemahan dan kita bulatkan
tekat, pemerintah dan masyarakat bersatu dalam membebaskan negara kita dari
ancaman bahaya Narkoba.
Bahaya Dampak Efek Negatif Buruk Penyalahgunaan narkoba bagi tubuh dan
kesehatan manusia bahwa dalam hal ini secara umum akibat penggunaan
narkotika ini akan memberikan dampak sebagai berikut :
1. Depresan. Dalam hal ini para pemakai akan tertidur atau tidak sadarkan
diri.
2. Halusinogen. Dalam hal ini para pemakai akan berhalusinasi (melihat
sesuatu yang sebenarnya tidak ada).
3. Stimulan. Akibat pengaruh stimulan pada narkotika dan obat-obatan
terlarang bagi organ tubuh antara lain adalah mempercepat kerja organ
tubuh seperti jantung dan otak sehingga pemakai merasa lebih bertenaga
untuk sementara waktu. Karena organ tubuh terus dipaksa bekerja di luar
batas normal, lama-lama saraf-sarafnya akan rusak dan bisa
mengakibatkan kematian.
4. Adiktif (Kecanduan). Dampak pengaruh negatif kepada para pemakai
dalam hal ini adalah akan merasa ketagihan sehingga akan melakukan
berbagai cara agar terus bisa mengonsumsinya. Jika pemakai tidak bisa
mendapatkannya, tubuhnya akan ada pada kondisi kritis (sakaw).
Pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada para pemuda
pelajar genereasi penerus bangsa. Karena salah satu penyebab terjerumusnya
anak-anak kedalam lingkaran setan narkotika ini adalah kurangnya pendidikan
moral dan keagamaan yang mereka serap sehingga perbuatan tercela seperti ini
pun akhirnya mereka jalani.
Oleh karena itu mulai saat ini kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang
tua harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat
menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya cara untuk mencegah
penyalahgunaan narkoba dan narkotika mari kita jaga dan awasi anak didik kita
dari bahaya narkoba tersebut.
obat-obatan terlarang telah banyak mempengaruhi mental dan sekaligus pendidikan bagi para
pelajar saat ini. Masa depan bangsa yang besar ini bergantung sepenuhnya pada upaya
pembebasan kaum muda dari bahaya narkoba. Narkoba telah menyentuh lingkaran yang
semakin dekat dengan kita semua. Teman dan saudara kita mulai terjerat oleh narkoba yang
sering kali dapat mematikan. Sebagai makhluk Tuhan yang kian dewasa, seharusnya kita
senantiasa berfikir jernih untuk menghadapi globalisasi teknologi dan globalisasi yang
berdampak langsung pada keluarga dan remaja penerus bangsa khususnya. Kita harus
memerangi kesia-siaan yang di akibatkan oleh narkoba. I Penyebab Penyalahgunaan Narkoba
a. Kegagalan yang di alami dalam kehidupan Tidak memiliki rasa percaya diri ataupun
kurang mendapat kasih sayang orang tua dapat menyebabkan timbulkan penyalahgunaan
narkoba di kalangan remaja. Misalnya saja, orang tua yang terbilang sukses dalam berkarir
tetepi kurang memberi perhatian kepada keluarga, adanya perselisihan di keluarga hingga
mengalami kehancuran (Broken Home). b. Pergaulan yang bebas dan lingkungan yang
kurang tepat. Menurut teori Waddington, mengenai develope mental land scape, jika
seorang anak di tempatkan pada suatu lingkungan tertentu, maka sulitlah bagi kalangan
tersebut untuk mengubah pengaruhnya, terlebih lagi jika lingkungan itu sangat kuat
mempengaruhi anak tersebut. Dengan demikian untuk mencegah penggunaan narkoba, maka
land scape (lingkungan) yang baik saat ini adalah lingkungan Islam. Sebagai orang tua
seharusnya dapat memperingatkan anaknya agar tidak bergaul dengan teman yang berakhlak
tidak baik. c. Kurangnya siraman agama Untuk memerangi narkoba, upaya yang perlu di
lakukan adalah membangkitkan kesadaran beragama dan menginformasikan hal-hal yang
positif dan bermanfaat kepada para remaja. Karena, pada zaman sekarang ini sangt sedikit
para remaja yang sadar akan pentingnya siraman agama. d. Keinginan untuk sekadar
mencoba Keyakinan bahwa bila mencoba sekali takkan ketagihan adalah salah satu penyebab
penggunaan narkoba, karena sekali memakai narkoba maka mengalami ketagihan dan sulit
untuk di hentikan. Maka dari itu, bila seseorang ingin terhindar dari narkoba, harus dapat
menjauhkan dirinya dari hal-hal yang memungkinkan untuk mencoba dan bersentuhan
dengan narkoba. II. Narkoba Yang Banyak Beredar Di Masyarakat. Ada banyak jenis narkoba
yang beredar di masyarakat yang banyak di salahgunakan oleh remaja, antara lain: 1. Ganja /
Mariyuana / Kanabis Mariyuana adalah tanaman semak / perdu yang tumbuh secara liar di
hutan yang mana daun, bunga, dan biji kanabis berfungsi untuk relaksan dan mengatasi
keracunan ringan (intoksikasi ringan). Zat getah ganja / THC (delta-9 tetra hidrocannabinol)
yang kering bernama hasis, sedangkan jika dicairkan menjadi minyak kanabasis. Minyak
tersebut sering digunakan sebagai campuran rokok atau lintingan tembakau yang disebut
sebagai cimenk, cimeng, cimenx, joint, spleft, dan sebagainya. Ganja dapat menimbulkan
efek yang menenangkan / relaksasi. Orang yang baru memakai ganja atau mariyuana
memiliki ciri-ciri sebagai berikut : - Mabuk / mabok dengan mata merah. - Tubuh lemas dan
lelah. - Bola mata menjadi besar. Bagi pengguna ganjo alias mariyuana semua itu tidak
masalah walaupun banyak menimbulkan efek buruk bagi fisik dan mental, yakni antara lain
sebagai berikut ini : - Kemampuan konsentrasi berkurang. - Daya tangkap syaraf otak
berkurang. - Penglihatan kabur / berkunang-kunang. - Pasokan sirkulasi darah ke jantung
berkurang. Yang penting bagi pecandu ganja adalah efek enak dan nikmat dunia yang semu
seperti :- Rasa gembira. - Percaya diri / PD meningkat pesat. - Peka pada suara 2. Morfin
adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin merupaakan alkaloida utama dari
opium (Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk
cairan berwarna. Pemakaiannya dengan cara dihisap dan disuntikkan. 3. Heroin (putaw)
Heroin adalah obat bius yang sangat mudah membuat seseorang kecanduan karna efeknya
sangat kuat. Obat ini bisa di temukan dalam bentuk pil, bubuk, dan juga dalam cairan.
Seseorang yang sudah ketergantungan heroin bisa di sebut juga chasing the dragon. Heroin
memberikan efek yang sangat cepat terhadap si pengguna, dan itu bisa secara fisik maupun
mental. Dan jika orang itu berhenti mengkonsumsi obat bius itu, dia akan mengalami rasa
sakit yang berkesinambungan.Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari
morfin dan merupakan jenis obat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada
akhir akhir ini .Efek pemakaian heroin:kejang-kejang, mual, hidung dan mata yang selalu
berair, kehilangan nafsu makan dan cairan tubuh, mengantuk, cadel, bicara tidak jelas, tidak
dapat berkonsentrasi Sakaw atau sakit karena putaw terjadi apabila si pecandu putus
menggunakan putaw. Sebenarnya sakaw salah satu bentuk detoksifikasi alamiah yaitu
membiarkan si pecandu melewati masa sakaw tanpa obat, selain didampingi dan dimotivasi
untuk sembuh. Gejala sakau:mata dan hidung berair, tulang terasa ngilu, rasa gatal di bawah
kulit seluruh badan, sakit perut/diare dan kedinginan.Tanda-tanda dari seseorang yang sedang
ketagihan adalah : kesakitan dan kejang-kejang, keram perut dan menggelepar, gemetar dan
muntah-muntah, hidung berlendir, mata berair, kehilangan nafsu makan, kekurangan cairan
tubuh. Heroin disebut juga dengan nama : putauw, putih, bedak, PT, etep, dll. 4. Kokain /
Cocaine Hydrochloride Kokain adalah bubuk kristal putih yang didapat dari ekstraksi serta
isolasi daun coca (erythoroxylon coca) yang dapat menjadi perangsang pada sambungan
syaraf dengan cara / teknik diminum dengan mencampurnya dengan minuman, dihisap
seperti rokok, disuntik ke pembuluh darah, dihirup dari hidung dengan pipa kecil, dan
beragam metode lainnya.Kenikmatan menggunakan kokain hanya dirasakan sebentar saja,
yaitu selama 1 sampai 4 menit seperti rasa senang riang gembira, tambah pede, terangsang,
menambah tanaga dan stamina, sukses, dan lain-lain. Setelah 20 menit semua perasaan enak
itu hilang seketika berubah menjadi rasa lelah / capek, depresi mental dan ketagihan untuk
menggunakannya lagi, lagi dan lagi sampai mati. 5. Ectasy Ekstasi adalah salah satu obat bius
yang di buat secara ilegal di sebuah laboratorium dalam bentuk tablet atau kapsul.Ekstasi
dapat membuat tubuh si pemakai memiliki energi yang lebih dan juga bisa mengalami
dehidrasi yang tinggi. Sehingga akibatnya dapat membuat tubuh kita untuk terus bergerak.
Beberapa orang yang mengkonsumsi ekstasi di temukan meninggal karena terlalu banyak
minum air dikarenakan rasa haus yang amat sangat.Tergolong jenis zat psikotropika, dan
biasanya diproduksi secara illegal di laboratorium dan dibuat dalam bentuk tablet dan kapsul.
Ekstasi akan mendorong tubuh untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum
dari kekuatan tubuh itu sendiri. Kekeringan cairan tubuh dapat terjadi sebagai akibat dari
pengerahan tenaga yang tinggi dan lama. Efek yang ditimbulkan oleh pengguna ecstasy
adalah: Diare, rasa haus yang berlebihan, hiperaktif, sakit kepala dan pusing, menggigil yang
tidak terkontrol, detak jantung yang cepat dan sering, mual disertai muntah-muntah atau
hilangnya nafsu makan, gelisah/tidak bisa diam, pucat & keringat, dehidrasi, mood berubah.
Akibat jangka panjangnya adalah kecanduan, syaraf otak terganggu, gangguan lever, tulang
dan gigi kropos.Beberapa pemakai ekstasi yang akhirnya meninggal dunia karena terlalu
banyak minum akibat rasa haus yang amat sangat. Zat-zat kimia yang berbahaya sering
dicampur dalam tablet atau kapsul ekstasi. Zat-zat ini menyebabkan munculnya suatu reaksi
yang pada tubuh. Dan dalam beberapa kasus, reaksi dari zat-zat ini akan menimbulkan
kematian. Pengguna ekstasi sering harus minum obat-obatan lainnya untuk menghilangkan
reaksi buruk yang timbul pada dirinya. Dan hal ini menyebabkan denyut nadi menjadi cepat,
serta akan menimbulkan paranoia dan halusinasi.Ekstasi dikenal dengan sebutan inex, I,
kancing, dll. 6. Sabu-sabu Nama aslinya methamphetamine. Berbentuk kristal seperti gula
atau bumbu penyedap masakan. Jenisnya antara lain yaitu gold river, coconut dan kristal.
Sekarang ada yang berbentuk tablet.Obat ini dapat di temukan dalam bentuk kristal dan obat
ini tidak mempunyai warna maupaun bau, maka ia di sebut dengan kata lain yaitu Ice. Obat
ini juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf. Si pemakai shabu-shabu akan selalu
bergantung pada obat bius itu dan akan terus berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit
jantung atau bahkan kematian.Shabu-shabu juga di kenal dengan julukan lain seperti : Glass,
Quartz, Hirropon, Ice Cream.Dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium foil
sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang
ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air
Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut.
Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena takut efek
jangka panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang terhirup. Efek yang
ditimbulkan : Menjadi bersemangat Gelisah dan tidak bisa diam Tidak bisa tidur Tidak bisa
makan angka panjang: fungsi otak terganggu dan bisa berakhir dengan kegilaan. Paranoid
Lever terganggu Gejala pecandu yang putus obat Cepat marah Tidak tenang Cepat lelah
bersemangat /ingin tidur terus CANNABIS Semua bagian dari tanaman mengandung
kanabioid psikoaktif. Tanaman kanabis biasanya dipotong, dikeringkan, dipotong kecil
kecil dan digulung menjadi rokok disebut joints. Akan mengikat pikiran dan dapat
membuatmu menjadi ketagihan. Bentuk yang paling poten berasal dari tanaman yang
berbunga atau dari eksudat resin yang dikeringkan dan berwarna coklat-hitam yang berasal
dari daun yang disebut hashish atau hash. Ganja mengandung sejenis bahan kimia yang
disebut delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) yang dapat mempengaruhi suasana hati manusia
dan mempengaruhi cara orang tersebut melihat dan mendengar hal-hal disekitarnya. Orang
bilang memakai sekali-sekali tidak akan bikin katagihan. Ganja dianggap narkoba yang aman
dibandingkan dengan putauw atau shabu. Kenyataannya sebagian besar pecandu narkoba
memulai dengan mencoba ganja. Jika menggunakan ganja, maka pikiran akan menjadi
lamban dan akan nampak bodoh dan membosankan. Ganja dapat mempengaruhi konsentrasi
dan ingatanmu. Dan seringkali, para pengguna ganja akan mencari obat-obatan yang lebih
keras dan lebih mematikan. Akibat-akibat lainnyaganja adalah: kehilangan
konsentrasi,meningkatnya denyut nadi, keseimbangan dan koordinasi tubuh yang buruk,
ketakutan dan rasa panik, depresi, kebingungan dan halusinasi. Ganja dikenal juga dengan
sebutan : marijuana, grass, pot, weed, tea, Mary Jane. Nama lain untuk menggambarkan tipe
Kanabis dalam berbagai kekuatan adalah hemp, chasra, bhang, dagga, dinsemilla, ganja,
cimenk. # Zat Hirup Berbagai jenis bahan perekat yang di pasarkan sebagai bahan bangunan
juga sering kali di salah gunakan untuk di hirup, antara lain: lem kayu (sejanis aica aibon),
cat, thinner. # Obat Penenang, di sebut juga pil koplo berbagai obat penenang dan obat tidur
(anti-insomnia) juga sring di pakai oleh pecandu narkoba. Obat-obatan in masuk daftar G dan
psikotropika, tetapi di perjualbelikan secara bebas di kios-kios kaki lima. a. Akibat
Penyalahgunaan Narkoba Terhadap Kesehatan. Secara keseluruhan obat-obatan ini dapat
menimbulkan gangguan-gangguan pada sistem saraf manusia, juga pada organ-organ tubuh
manusia. Narkoba juga akan mengakibatkan kcanduan/ketagihan kepada pemakainya dan
apabila pemakaian di hentikan, dapat mengakibatkan kematian. Ciri-ciri kecanduan antara
lain: kejang, sakit perut, badan gemetar, muntah-muntah, mata dan hidung berair, hilangnya
nafsu makan dan hilangnya/berkurangnya berat badan. b. Akibat Penggunaan Narkoba
Terhadap Lingkungan Di Masyarakat Penggunaan narkoba dapat menghilangkan kesadaran
pemakainya, menyebabkan paranoia (linglung), juga dapat membuat pemakainya menjadi
ganas dan liar sehingga dapat mengganggu ketentraman di masyarakat. Untuk mendapatkan
barang-barang haram itu, di perlukan tidak sedikit biaya, sehingga dapat menimbulkan
perbuatan-perbuatan kriminal seperti pencurian, perampasan ataupun pertengkaran dan tidak
sedikit pula yang menimbulkan pembunuhan. III Pencegahan Dan Penanggulangan Terhadap
Penyalahgunaan Narkoba.Ada banyak hal untuk mencegah penggunaan narkoba antara lain
adalah: membangkitkan kesadaran beragama, menginformasikan hal-hal positif dan
bermanfaat. Selektif dalam memilih teman. Selektif dalam memilih makanan dan minuman.
Menghindarkan diri dari lingkungan yang tidak tepat. Membentuk kelompok-kelompok kecil
yang saling mengingatkan. Bila berhadapan dengan orang/teman yang mulai bersentuhan
dengan narkoba, gunakan kasih sayang untuk menariknya ke jalan hidup yang lebih sehat.
Mengetahui fakta-fakta tentang narkoba termasuk akibat-akibat yang di timbulkan oleh
Advertisement
Advertisement
Tidak salah jika dikatakan bahwa masa depan sebuah bangsa berada di tangan para generasi
muda. Bagaimanapun, generasi muda ialah mereka yang akan menentukan bagaimana sebuah
negara di kemudian hari. Entah semakin maju, atau justru sebaliknya malah semakin
terpuruk. Generasi muda merupakan pilar bangsa, yang diharapkan dapat menopang bangsa
agar selalu kokok berdiri tak tergoyahkan. Generasi muda juga merupakan generasi penentu.
Mereka bisa memilih untuk meneruskan perjuangan para Pendahulu, atau mengubah masa
depan dengan cara mereka sendiri. Begitu pula jika ingin menghancurkan sebuah bangsa,
cukup hanya dengan merusak para pemuda-pemudinya saja. Karena generasi muda adalah
harapan seluruh bangsa sehingga sangat diperlukan peran orang tua dalam mendidik anak
agar anak tidak terjerumus ke jalan yang salah.
Sejak lama kita dihadapkan pada satu masalah yang harus diakui bahwa semakin lama
semakin sulit untuk diberantas. Masalah yang sangat merusak dan sangat mengancam
daripada kelangsungan hidup para generasi muda penerus bangsa ini. Masalahnya itu ialah
penyalahgunaan obat-obatan dan zat-zat adiktif lainnya masalah penyalahgunaan narkoba.
Mengenal Narkoba
Narkotika dan obat-obatan terlarang atau yang disingkat dengan Narkoba, menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, World Health Organization), mendefinisikan bahwa
yang disebut dengan narkoba ialah semua zat padat, cair, maupun gas yang dimasukkan ke
dalam tubuh dan dapat mengubah fungsi dan struktur tubuh baik secara fisik maupun psikis.
Di Indonesia, narkoba juga dikenal dengan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Adiktif).
Sebenarnya, narkoba merupakan senyawa psikotropika yang biasa dipakai dalam dunia
kesehatan untuk dijadikan sebagai obat bius pasien yang akan dioperasi atau diberikan
kepada pasien dengan penyakit-penyakit tertentu terutama yang membutuhkan jenis obat
penenang. Proses pemberiannya pun tidak dilakukan secara sembarangan melainkan dokter
atau para ahli akan memperhitungkan dosis yang sesuai serta cara pemberian yang sesuai
dengan standar prosedur operasionalnya sehingga senyawa tersebut benar-benar berguna bagi
manusia. Akan tetapi yang terjadi di masyarakat justru sebaliknya. Narkoba disalahgunakan
untuk kepentingan akan kesenangan atau gaya-gayaan semata. Ini yang peling sering terjadi
di kalangan remaja. Ada juga yang menggunakan narkoba untuk dijadikan penenang karena
stres atau depresi menjalani kehidupan yang sulit. Padahal, narkoba bukanlah solusi untuk
mengatasi masalah melainkan hanya akan menambah masalah itu sendiri dan sebaiknya
diperlukan peran orang tua dalam mendidik anak.
Akan tetapi, kita tidak bisa memberantas narkoba jika kita sendiri tidak mengenal dengan
baik apa saja yang termasuk ke dalam obat-obatan atau zat yang terlarang tersebut.
Untuk mengenal lebih jelas mengenai narkoba, berikut akan dijelaskan jenis dan golongan
narkoba:
Narkotika
Psikotropika
Merupakan zat atau obat-obatan yang bukan termasuk dalam narkotika baik dalam bentuk
alami maupun sintesis. Psikotropika memiliki pengaruh terhadapa susunan saraf yang dapat
menyebabkan terjadinya perubahan pada aktivitas normal dan perilaku orang yang
mengkonsumsinya. Jenis dan golongan psikotropika ialah:
Bukan tanpa alasan mengapa penyalahgunaan narkoba itu dilarang. Hal ini dilakukan
mengingat betapa banyaknya bahaya yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan narkoba yang
tidak sesuai aturan, baik bagi kesehatan fisik maupun psikis, bahkan juga memengaruhi
keadaan sosial dan ekonomi seseorang.
Untuk itu, berikut akan dijelaskan mengenai bahaya narkoba bagi generasi muda.
1. Mempengaruhi Kesehatan Fisik
Salah satu dampak terbesar dari penyalahgunaan narkoba ialah dapat memengaruhi kesehatan
seseorang. Dilihat dari fisik luarnya saja, pengguna narkoba sama sekali tidak menarik
dengan badannya yang sangat kurus karena pengguna narkoba sering kehilangan nafsu
makan. Selain itu, pengguna narkoba juga rentan terkena berbagai gangguan kulit seperti
infeksi. Narkoba juga mengakibatkan gangguan syaraf seperti kejang, berhalusinasi tinggi,
sampai kehilangan kesadaran. Jangan terkejut jika pengguna narkoba akan lebih kesulitan
untuk mendapat keturunan karena narkoba juga memengaruhi hormon reproduksi manusia.
Tidak hanya itu, pengguna narkoba juga rentan terkena penyakit berbahaya seperti
HIV/AIDS yang sampai sekarang belum ditemukan cara untuk menyembuhkannya. Dalam
pemakaian pada dosis yang sudah terlalu banyak dapat menyebabkan overdosis bahkan
sampai kematian.
2. Mempengaruhi Psikologi
Sering gelisah, kurang peraya diri, kesulitan bergaul, sering diselimuti perasaan tertekan,
stres, dan depresi adalah dampak buruk bagi psikis seseorang yang menyalahgunakan
penggunaan narkoba. Tidak hanya itu, mereka yang mengkonsumsi narkoba juga biasanya
kesulitan untuk menggunakan akan pikirannya secara benar.
3. Dampak pada lingkungan sosial
Pengguna narkoba bagaimanapun caranya sering kali pasti diabaikan oleh masyarakat. Tidak
ada yang mau berteman dengan mereka. Sebaliknya, pengguna narkoba justru mendapat
celaan dan akan dijauhi. Akibatnya, hubungan sosial dengan masyarakat pun jadi terputus.
4. Melanggar Undang-Undang
Pemerintah sendiri sudah dengan jelas menegaskan di dalam Undang-Undang bahwa
penyalahgunaan narkoba merupakan tidak pelanggaran hukum yang dapat terancam hukuman
berat sampai hukuman mati sehingga memang perlu dibutuhkan cara menanamkan kesadaran
hukum agar tidak banyak orang yang menyepelekan hal seperti ini.
5. Narkoba akan menghancurkan kehidupan
Narkoba merupakan pembunuh berdarah dingin yang dapat menghancurkan kehidupan.
Sayangnya, masih banyak pemuda dan pemudi Indonesia yang menyalahgunakan narkoba
tersebut dan mereka justru merasa bangga dengan hal itu. Bagi mereka, narkoba adalah alat
terbaik untuk mengatasi berbagai masalah, untuk gaya-gayaan, dianggap keren, dan hal-hal
tidak masuk akal lainnya. Tidak sedikit penggunanya yang sebenarnya sadar bahwa narkoba
itu sama sekali tidak memberikan manfaat tapi mereka tetap saja mengkonsumsinya. Jika
sudah seperti ini tentunya akan semakin sulit untuk memberantas penyalahgunaan narkoba itu
sendiri.
6. Narkoba Penghancur masa depan
Sudah bukan hal yang baru lagi bahwa narkoba adalah penghancur masa depan. Bahkan
mereka yang terpelajar sendiri justru banyak yang jatuh terperosok ke dalam kenistaan
naroba. Sangat disayangkan bagi mereka yang sadar akan kerugian daripada narkoba tapi
masih saja menggunakannya. Sungguh sia-sia apa yang mereka lakukan dalam kehidupan
jika kemudian mereka justru jatuh dalam penyalahgunaan narkoba. Menjadi sia-sia tahun ke
tahun yang mereka lalui selama menempuh pendidikan karena akhirnya ilmu yang mereka
pelajari justru menjadi sia-sia karena sama sekali tidak mereka gunakan untuk berpikir
dengan baik. Seandainya mereka bisa berpikir dengan baik dan benar, niscaya tidak akan ada
tindakan yang salah dan tidak akan ada remaja yang jatuh ke dalam pergaulan yang salah
menjadi pengguna narkoba.
Prinsip coba-coba yang sering diterapkan oleh para remaja yang penasaran akan narkoba
sering menjadi penyebab mereka kemudian ketagihan. Selain itu, lingkup pergaulan dan
tingkat spiritual yang rendah juga turut memengaruhi seorang remaja bertindak salah dalam
mengambil langkah. Padahal, dilihat dari sudut manapun yang namanya penyalahgunaan
narkoba sama sekali tidak ada keren-kerennya, tidak ada manfaatnya, tidak ada gunanya,
yang ada hanya dampak negatifnya.
Dampak akibat Penyalahgunaan Narkoba
Diantara bahaya penyalahgunaan narkoba yang paling vital bagi generasi muda ialah
terjadinya perubahan sikap dan kepribadian mereka. Tidak heran ketika seorang anak tibatiba berubah menjadi pendiam dan sering menggurung diri karena mereka justru asyik dengan
efek halusinasi yang disebabkan oleh obat-obatan narkotika atau apapapun yang mereka
konsumsi itu. Anak yang terkenal cerdas dengan prestasi akademik yang fantastis pun bisa
saja tiba-tiba mendapat nilai yang jatuh merosot secara tiba-tiba. Yang paling jelas,
penyalahgunaan narkoba akan berakibat pada hilangnya kemauan dan semangat belajar. Di
dalam kelas pun, mereka jadi benar-benar tidak semangat dan lebih mudah mengantuk
sehingga banyak pelajaran yang terlewatkan.
Berikut adalah dampak akibat penyalahgunaaan narkoba :
1. Dalam perubahan sikap dan perilaku, narkoba memang tidak tanggungtanggung memberikan dampaknya. Anak jadi sering membolos dan suka
melanggar peraturan. Tidak hanya itu, psikis pun juga berubah menjadi
pribadi yang mudah tersinggung dan mudah marah sehingga tidak jarang
Untuk itu, dalam upaya mencegah dan mengatasi terjadinya penyalahgunaan narkoba
terutama di kalangan generasi muda tidak hanya bisa dilakukan oleh satu pihak saja
melainkan harus ada kerjasama yang solid antar seluruh masyarakat. Paling mudah ialah
memberikan pengetahuan dari lingkup yang terkecil yakni di dalam keluarga. Serta jangan
lupa untuk meningkatkan spiritual agar terhindar daripada perbuatan tercela.
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa.
Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan
diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak
karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya. Pada masa remaja,
justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenangsenang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa
juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan
bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan
menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba
melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat
banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja
sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
Pengertian Narkoba
Narkoba adalah obat, bahan dan zat bukan makanan yang jika diminum, dihisap, dihirup,
ditelan atau disuntik berpengaruh pada kerja otak dan sering menyebabkan
ketergantungan.Akibatnya, kerja otak berubah. Demikian pula fungsi vital organ lain seperti
jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain.
Dampak bahaya Penyalahgunaan Narkoba :
Dampak Fisik :
1.Gangguan pada sistem saraf (neorologis) : kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran,
kerusakan saraf tepi.
2.Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) : infeksi akut otot jantung,
gangguan peredaran darah.
3.Gangguan pada kulit (dermatologis) : penanahan, bekas suntikan dan alergi.
4.Gangguan pada paru-paru (pulmoner) : penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas,
penggesaran jaringan paru-paru, pengumpulan benda asing yang terhirup.
5.Dapat terinfeksi virus HIV dan AIDS, akibat pemakain jarum suntik secara bersama-sama.
Dampak psikologis :
Berfikir tidak normal, berperasaan cemas, tubuh membutuhkan jumlah tertentu untuk
menimbulkan efek yang di inginkan, ketergantungan / selalu membutuhkan obat.
Dampak sosial dan ekonomi :
Selalu merugikan masyarakat baik ekonomi, sosial, kesehatan & hukum.
Ciri-ciri penyalahguna Narkoba :
1. Perubahan fisik dan lingkungan sehar-hari : jalan sempoyongan;
penampilan dunguk; bicara tidakjelas; mata merah; kurus dan nyeri
tulang.
2. Perubahan psikologis :gelisah, bingung, apatis, suka menghayal, dan
linglung.
3. Perubahan prilaku sosial :menghindari kontak mata langsung; suka
melawan; mudah tersinggung; ditemukan obat2an, jarum suntik dalam
kamar/ tas; suka berbohong; suka bolos sekolah; malas belajar, suka
mengurung diri di kamar.
Faktor narkoba berbicara tentang farmalogi zat, yaitu jenis dosis, cara pakai, pengaruhnya
pada tubuh, serta ketersediaan dan pengendalian peredarannya.
Dari sudut individu, penyalahgunaan narkoba harus dipahami dari masalah perilaku yang
kompleks, yang juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.Lingkungan berbicara tentang
keluarga, kelompok sebaya, kehidupan sekolah, dan masyarakat.
Dari ketiganya, yang terpenting adalah faktor individu. Seorang harus bertanggung jawab
atas perilakunya dan tidak boleh mempersalahkan orang lain atau keadaan. Tanggung jawab
adalah masalah pengambilan keputusan, yang dilakukan atas pertimbangan mengenai apa
yang baik dan buruk. Ada lima faktor utama seorang menjadi rawan terhadap narkoba yaitu :
1
Keyakinan Adiktif
Keyakinan adiktif adalah keyakinan tentang diri sendiri, orang lain dan dunia sekitar. Semua
keyakinan itu menentukan kepribadian, dan perilakunya sehari-hari. Beberapa keyakinan
adiktif adalah harus sempurna,harus menguasai dan mengendalikan orang lain, harus
memperoleh apa yang diinginkannya. Keyakinaan itu umumnya tidak disadari, seseorang
tidak akan mengatakan keyakinan itu kepada dirinya sendiri atau kepada orang lain.
2
Kepribadian Adiktif
Beberapa ciri kepribadian adiktif adalah teropsesi pada diri sendiri, kurangnya jati diri, hidup
tanpa tujuan, depresi yang tersembunyi, tidak mampu mengatasi masalah dan kebutuhan
pemuasan segera.
3
Seorang yang tinggal dalam keluarga dan masyarakat adiktif, memiliki sedikit sekali orangorang yang dapat menjadi teladan tentang bagaimana menghadapi masalah dengan baik dan
benar.Sebaliknya kebanyakan orang lebih suka mencari penyelesaian masalah saat itu juga
yang langsung dapat memuaskan keinginannya.
4
Tidak Terpenuhinya Kebutuhan yang seharusnya seorang terima yaitu, rasa aman, tujuan
hidup, serta kegembiraan.Hal ini masih pula ditambah ketidakmampuan seseorang mengatasi
masalah, dan rasa nyaman pada adiksi.
5
Kurangnya Dukungan Sosial Tanpa adanya dukungan sosial yang memadai dari
keluarga, sekolah, dan masyarakat, ketidakmampuan menghadapi masalah menyebabkan
mencari penyelesaian pada narkoba.
tanggung jawab terhadap dirinya, orang tua dan masyarakat akan mempertimbangkan
beberapa hal sebelum mencoba-coba menggunakan narkoba.
3. Faktor Lingkungan
Faktor yang termasuk dan mempengaruhi kondisi sosial seorang remaja atnara lain hilangnya
nilai-nilai dalam sebuah keluarga dan sebuah hubungan, hilangnya perhatian dengan
komunitas, dan susahnya berdaptasi dengan baik (bisa dikatakan merasa seperti alien,
diasingkan)
6. Faktor Populasi Yang Rentan
Remaja masa kini hidup dalam sebuah lingkaran besar, dimana sebagian remaja berada dalam
lingkungan yang beresiko tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba. Banyak remaja mulai
mencoba-coba narkoba, seperti amphetamine-type stimulants ( termasuk didalamnya alkohol,
tembakau dan obat-obatan yang diminum tanpa resep atau petunjuk dari dokter, serta obat
psikoaktif ) sehingga menimbulkan berbagai macam masalah pada akhirnya
Akibat penyalahgunaan narkoba bagi pelajar
1
1)
2)
3)
2. mulut kering
3. bibir bewarna kecoklatan
4. perilakunya tidak wajar
5. bicaranya kacau
6. daya ingatannya menurun
Ada pun tanda tanda dini anak yang telah menggunakan narkotik dapat dilihat dari
beberapa hal antara lain :
1. anak menjadi pemurung dan penyendiri
2. wajah anak pucat dan kuyu
3. terdapat bau aneh yang tidak biasa di kamar anak
4. matanya berair dan tangannya gemetar
5. nafasnya tersengal dan susuh tidur
6. badannya lesu dan selalu gelisah
7. anak menjadi mudah tersinggung, marah, suka menantang orang tua
Lalu bagaimana mengetahui bahwa anggota keluarga jadi pecandu obat terlarang itu? Mardan
Sadzali memberikan ciri-ciri yang mudah diketahui pada pecandu narkoba.
Pecandu inex atau ekstasi : Suka keluar rumah, selalu riang jika
mendengar musik house, wajah terlihat lelah, bibir suka pecah-pecah dan
badan suka keringatan, sering minder setelah pengaruh inex hilang.
CIRI-CIRI UMUM :
Susah diajak bicara
Mulai sulit untuk diajak terlibat dalam kegiatan keluarga
Mulai pulang terlambat tanpa alasan
Mudah tersinggung
Mulai berani bolos
CIRI-CIRI PENYALAHGUNAAN NARKOBA :
Perubahan Fisik dan Lingkungan Sehari-hari
Jalan sempoyongan, bicara pelo, tampak terkantuk-kantuk
Penggunaan narkoba tidak sesuai dengan ketentuan disebut penyalahgunaan narkoba. Sangat
memprihatinkan penyalahgunaan narkoba ini yang telah menimpa generasi muda, mulai dari
anak SD sampai perguran tinggi. Mereka yang terkena penyalahgunaan narkoba akan
mengalami ketidak seimbangan emosi, kemauan. Pola penyalahgunaan narkoba mula mula di
mulai dengan bujukan, penawaran, ataupun tekanan dari seseorang atau kelompok yang
bersangkutan. Dorongan rasa ingin tahu, ingin mencoba dan atau ingin merasakan maka anak
mau menerima tawaran tersebut.
Dan hal ini makin lama makin ketagihan, sulit untuk menolak tawaran tersebut.
Korban-korban penyalahgunaan narkoba mulai sejak SD, SMP, SMA dan bahkan ke
perguruan tinggi, untuk itu perlu ada usaha pencegahan sedini mungkin.
cara cara pencegahan meluasnya pengaruh penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar.
Dengan basis sekolah sebagai salah satu aspek masyarakat yang menyiapkan warganya untuk
masa depan. seperti bersikap dan berperilaku positip, mengenal situasi penawaran/ajakan dan
terampil menolak tawaran/ajakan tersebut. Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah
perilaku manusia bukan semata-mata masalah zat atau narkoba itu sendiri. Maka dalam usaha
pencegahan meluasnya pengaruh penyalahgunaan narkoba itu perlu pendekatan tingkah laku.
Tentu saja hal ini perlu selektif, jangan sampai terjadi sebaliknya. Karena dorongan rasa ingin
tahu justru terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba. Maka dikembangkanlah cara belajar
hidup bertanggung jawab. Dan menangkal terjadinya kekerasan akibat penyualahgunaan
narkoba. Cara yang harus dilakukan adalah DARE (Drug Abuse Resisstance Education
Program ), yang populer di Amerika Serikat pada sekarang ini.
Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba
Penanggulangan Narkoba
Penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba saat ini menjadi masalah yang sangat
memprihatinkan dan semakin meningkat serta merupakan masalah bersama antara yang
melibatkan pemerintah dan masyarakat sehingga memerlukan suatu strategi yang melibatkan
seluruh bangsa dalam suatu gerakan bersama untuk melaksanakan strategi dalam
menanggulangi Narkob di negara kita ini. sebagai berikut:
1. Bidang Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba.