Você está na página 1de 9

ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM

Materi pekimiran islam sempat menjadi perdebatan, secara garis besar kita dapat membedakan 3
(tiga) bidang pemikiran islam, yaitu: Aliran Kalam (Teologi), Aliran Fiqih, dan Aliran Tasawuf. Pada
kesempatan ini, kita membicarakan 3 (tiga) bidang pemikiran tersebut dengan pendekatan
kronologis yang terdapat dalam sejarah islam.
A. ALIRAN-ALIRAN KALAM
Agama islam yang diyakini sebagai agama Rahmatan Lil Alamiin oleh penganutnya ternyata
tidak selamanya bersifat positif. Salah satu buktinya adalah adanya tahkim. Peristiwa inilah yang
membuat islam menjadi terpecah, paling tidak ada 3 kelompok, yaitu :
Pendukung Muawiyah diantaranya Amr Bin Ash.
Pendukung Ali Bin Abi Thalib, diantaranya Musya Al-Asyari.
Umat islam yang membelot/menentang terhadap Ali Bin Abi Thalib (Khawarij), pelopornya adalah
Atab bin Awar, Urwah bin Jarir. (Al-Syahrastani : 114-6).
Khawarij memiliki ajaran memiliki ajaran dan menjadi ciri utama ajaran ini, yaitu ajaran tentang
pelaku dosa besar (Murtakib Al-Kabair).
Menurut aliran ini, orang-orang yang terlibat dan menyetujui hasil hakim telah melakukan dosa
besar, orang yang telah melakukan dosa besar menurut pandangan mereka berarti telah kafir, kafir
setelah memeluk islam berarti murtad dan orang murtad halal dibunuh, berdasarkan sebuah hadits
Nabi Muhammad SAW : Man Baddala Dinah faktuluuh. Oleh karena itu mereka memutuskan
untuk membunuh Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, Amr bin Ash dan sahabat-sahabat
lain yang yang menyetujui tahkim, namun yang berhasil yang mereka bunuh hanya Ali bin Abi
Thalib. Disamping itu mereka mencela Umar bin Khattab, orang-orang yang terlibat dalam perang
Jama dan perang siffin (Al-Syahrastani : 117)
Kesimpulannya mereka beranggapan kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang diperintahkan
oleh agama, bagi mereka pembunuhan terhadap orang-orang yang dinilai telah kafir adalah
ibadah. Khawarij merupakan aliran teologi pertama dalam islam.
Amir Al-Najjar (1990:59) berkesimpulan bahwa penyebab tumbuh dan berkembangya aliran kalam
adalah pertentangan dalam bidang politik, yakni Imamah dan Khilafah.
- Khawarij terpecah menjadi 8 subsekte : Al-Muhakkimah Al-Ula, Al-Azariqoh, Al-Najdat, AlBaihasiyyah, Al-Ajaridah, Al-Isaalabah, Al-Ibadiyyah dan Al-Shufriyyah.
- Al-Ajaridah terpecah menjadi 7 subsekte kecil yaitu Al-Shalatiyyah, Al-Mabadiyyah, AlRusyaidiyyah, Al-Syaibaniyyah, Al-Mukramiyyah Al-Malumiyyah wa Al-Majhuliyyah dan AlBidiyyah.
- Al-Bidiyyah terpecah menjadi 3 subsekte kecil, sedangkan Amir Al-Najjar (1990:145-65) hanya
membagi khawarij menjadi 5 subsekte.
Kelompok Murjiah yang dipelopori oleh Ghilam Al-Dimasyqi berpendapat mereka bersifat netral
dan tidak mau mengkafirkan para sahabat yang terlambat dan menyetujui tahkim dalam ajaran
aliran ini, orang islam yang melakukan dosa besar tidak boleh dihukum kedudukannya dengan
hukum dunia. Mereka tidak boleh ditentukan akan tinggal di neraka atau di surga, kedudukan
mereka ditentukan di akhirat.
Dan bagi mereka Iman adalah pengetahuan tentang Allah secara mutlak. Sedangkan kufur adalah
ketidaktahuan tentang Tuhan secara mutlak, iman itu tidak bertambah dan tidak berkurang. Imam
Al-Syahrastani menjelaskan bahwa Murjiah terbagi menjadi 6 subsekte.
Qodariah adalah aliran yang memandanga bahwa manusia memiliki kekuatan (qudrah) untuk

menentukan perjalanan hidupnya dan untuk mewujudkan perbuatannya.


Jabariyah berpendapat bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan
perjalanan hidup dan mewujudkan perbuatannya. Mereka hidup dalam keterpaksaan (Jabbar).
Dengan demikian kita sudah mengenal 4 aliran kalam, yaitu Khawarij, Murjiah, Qadariyah dan
Jabariyah. Qadariyah dan Jabariyah pada dasarnya lebih mendekati paham, bukan aliran, sesab
kedua ajaran itu karena yang bersifat antroposentris dan bersifat teosentris disebarkan oleh
penganut Khawarij.
Setelah 4 aliran itu, muncul aliran yang berdasarkan Analisis Filosofis, kelompok ini banyak
menggunakan kekuatan akal sehingga diberi gelar Kaum Rasionalis Islam dan dikenal dengan
nama Muktazilah yang didirikan oleh Washil bin Atha.
Ajaran pokok aliran Muktazilah adalah panca ajaran atau Pancasila Muktazilah, yaitu :
1. Ke-Esaan Tuhan (Al-Tauhid)
2. Keadilan Tuhan (Al-Adl)
3. Janji dan ancaman (Al-Wad wa Al-Waid)
4. Posisi antara 2 tempat (Al-Manzilah bainal Manzilatain)
5. Amar maruf nahi munkar (Al-Amr bil Maruf wa An-Nahyan Al-Munkar)
Aliran ini ditentang oleh orang Muktazilah itu sendiri yang kemudian membentuk aliran Aswaja
Imam Al-Asyari, menurut Abu Bakar Ismail Al-Qairawani adalah seorang penganut muktazilah
selama 40 tahun, kemudian menyatakan diri dari muktazilah. Setelah itu mengembangkan ajaran
yang merupakan counter terhadap gagasan-gagasan muktazilah yang dikenal dengan aliran
Aswaja. Dalam perkembangannya aliran aswaja tidak sepenuhnya sejalan dengan gagasan Imam
Al-Asyari.
Para pelanjutnya adalah Imam Abu Manshur Al-Maturidi mendirikan aliran Matudiriyah. Imam AlMaturidi mempunyai pengikut yaitu Al-Bazdawi yang pemikirannya tidak sejalan dengan gurunya.
Oleh karena itu para ahli menjelaskan bahwa maturidiyah terbagi menjadi 2 golongan, yaitu
golongan Samarkand (pengikut Al-Maturidi) dan golongan Bukhara (pengikut Imam Badzawi).
Dengan demikian kita telah mengenal sejumlah aliran kalam yaitu Khawarij, Murjiah, Qadariyah,
Jabariyah, Muktazilah dan Aswaja yang terdiri dari 3 subsekte yaitu Asyariyah, Maturidiah
Samarkand dan Maturidiah Bukhara.
Aliran kalam terakhir oleh Ibnu Taimiyah adalah Aliran Salafi. Aliran ini tidak sejalan dengan aliran
aswaja, karena aswaja menggunakan logika dalam menjelaskan teologi.
B. ALIRAN-ALIRAN FIQIH
Secara histories, hukum islam telah menjadi 2 aliran pada zaman sahabat Nabi Muhammad SAW.
Dua aliran tersebut adalah Madrasat Al-Madinah dan Madrasat Al-Baghdad/Madrasat Al-Hadits dan
Madrasat Al-Ray.
Aliran Madinah terbentuk karena sebagian sahabat tinggal di Madinah, aliran Baghdad/kuffah juga
terbentuk karena sebagian sahabat tinggal di kota tersebut.
Atas jasa sahabat Nabi Muhammad SAW yang tinggal di Madinah, terbentuklah Fuqaha Sabah
yang juga mengajarkan dan mengembangkan gagasan guru-gurunya dari kalangan sahabat.
Diantara fuqaha sabah adalah Said bin Al-Musayyab. Salah satu murid Said bin Al-Musayyab
adalah Ibnu Syihab Al-Zuhri dan diantara murid Ibnu Syihab Al-Zuhri adalah Imam Malik pendiri
aliran Maliki. Ajaran Imam Maliki yang terkenal adalah menjadikan Ijma dan amal ulama madinah
sebagai hujjah.
Dan di Baghdad terbentuk aliran rayu, di Kuffah adalah Abdullah bin Masud, salah satu muridnya
adalah Al-Aswad bin Yazid Al-NakhaI salah satu muridnya adalah Amir bin Syarahil Al-Syabi dan

salah satu muridnya adalah Abu Hanifah yang mendirikan aliran Hanafi. Salah satu ciri fiqih Abu
Hanifah adalah sangat ketat dalam penerimaan hadits. Diantara pendapatnya adalah bahwa benda
wakaf boleh dijual, diwariskan, dihibahkan, kecuali wakaf tertentu. Karena ia berpendapat bahwa
benda yang telah diwakafkan masih tetap milik yang mewakafkan.
Murid Imam Malik dan Muhammad As-Syaibani (sahabat dan penerus gagasan Abu Hanifah) adalah
Muhammad bin Idris Al-SyafiI, pendiri aliran hukum yang dikenal dengan Syafiiyah atau aliran AlSyafii. Imam ini sangat terkenal dalam pembahasan perubahan hukum Islam karena pendapatnya
ia golongkan menjadi Qoul Qodim dan Qoul Jadid.
Salah satu murid Imam Syafii adalah Ahmad bin Hanbal pendiri aliran Hanbaliyah. Disamping itu
masih ada aliran zhahiriyah yang didirikan oleh Imam Daud Al-Zhahiri dan aliran Jaririyah yang
didirikan oleh Ibnu Jarir Al-Thabari.
Dengan demikian, kita telah mengenal sejumlah aliran hukum islam yaitu Madrasah Madinah,
Madrasah Kuffah, Aliran Hanafi, Aliran Maliki, Aliran SyafiI, Aliran Hanbali, Aliran Zhahiriyah dan
Aliran Jaririyah. Tidak dapat informasi yang lengkap mengenai aliran-aliran hukum islam karena
banyak aliran hukum yang muncul kemudian menghilang karena tidak ada yang
mengembangkannya.
Thaha Jabir Fayadl Al-Ulwani menjelaskan bahwa mazdhab fiqih islam yang muncul setelah sahabat
dan kibar At-Tabiin berjumlah 13 aliran, akan tetapi tidak semua aliran itu dapat diketahui dasar
dan metode istinbath hukum yang digunakannya.
Berikut pendiri aliran-aliran tersebut :
1. Abu Said Al-Hasan bin Yasar Al-Bashri
2. Abu Hanifah Al-Numan bin Tsabit bin Zuthi
3. Al-Uzai Abu Amr Abd Al-Rahmat bin Amr bin Muhammad
4. Sufyan bin Said bin Masruq Al-Tsauri
5. Al-Laits bin Sad
6. Malik bin Anas Al-Bahi
7. Sufyan bin Uyainah
8. Muhammad bin Idris
9. Ahmad bin Muhammad bin Hanbal
10. Daud bin Ali Al-Ashbahani Al-Baghdadi
11. Ishaq bin Rahawaih
12. Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid Al-Kalabi
Aliran hukum islam yang terkenal dan masih ada pengikutnya hingga sekarang hanya beberapa
aliran diantaranya Hanafiyah, Malikiyah, Syafiiyah, dan Hanbaliyah, akan tetapi yang sering
dilupakan dalam sejarah hukum islam adalah bahwa buku-buku sejarah hukum islam cenderung
memunculkan aliran-aliran hukum yang berafiliasi dengan aliran sunni, sehingga para penulis
sejarah hukum islam cenderung mengabaikan pendapat khawarij dan syiah dalam bidang hukum
islam.
C. ALIRAN-ALIRAN TASAWUF
Para penulis ajaran tasawuf, termasuk Harun Nasution, memeperkirakan adanya unsure-unsur
ajaran non-islam yang mempengaruhi ajaran tasawuf. Unsur-unsur yang dianggap berpengaruh
pada ajaran tasawuf adalah kebiasaan rahib Kristen yang menjauhi dunia dan kesenangan materi.
Pada dasarnya tasawuf merupakan ajaran tentang Al-Zuhd (Zuhud), kemudian ia berkembang dan
namanya diubah menjadi tasawuf dan pelakunya disebut shufi. Zahid yang pertama adalah AlHasan A-Basir. Dia pernah berdebat dengan Washil bin Atha dalam bidang teologi, ia berpendapat
bahwa orang mumin tidak akan bahagia sebelum berjumpa dengan Tuhan. Zahid dari kalangan
perempuan adalah Rabiah Al-Adawiyah dari Basrah, ia menyatakan bahwa ia tidak bisa membenci
orang lain, bahkan tidak dapat mencintai Nabi Muhammad SAW, karenya cintanya hanya untuk

Allah SWT.
Metode tasawuf dibagi menjadi 3 (tiga), Tahallia, adalah pengisian diri untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT, Takhalli adalah pengosongan diri sufi, sedangkan Tajalli adalah penyatuan diri
dengan Tuhan.
Disamping itu, dalam ajaran para sufi dikatakan bahwa Tuhan pun tidak berkehendak untuk
menyatu dengan manusia. Suatu keadaan mental yang diperoleh manusia tanpa bias diusahakan
disebut Hal-Ahwal.
Rabiah merumuskan kedekatannya dengan Tuhan dalam Mahabbah, dengan demikian ada
hubungan timbal balik antara sufi dengan Tuhan.

Macam-Macam Aliran Dalam Islam

Macam-macam Aliran dalam Islam


Aliran dalam Islam mulai tampak pada saat perang Siffin (37 H) khalifah 'Ali bin
Abi Thalib dengan Mu'awiyah. Pada saat tentara 'Ali dapat mendesak tentara
Mu'awiyah maka Mu'awiyah meminta diadakan perdamaian. Sebagian tentara 'Ali
menyetujui perdamaian ini, dan sebagian lagi menolaknya. Kelompok yang tidak
setuju ini akhirnya
memisahkan diri dari 'Ali dan membentuk kelompok sendiri yang akhirnya
terkenal dengan nama Khawarij. Mereka menganggap Ali, Mu'awiyah dan orangorang yang menerima perdamaian ini telah berbuat salah (dosa besar) karenanya
mereka bukan mukmin lagi dan boleh dibunuh. Masalah dosa besar ini kemudian
menimbulkan 3 aliran teologi dalam Islam yaitu : Khawarij, Murji'ah dan
Mu'tazilah. Masalah kepemimpinan ini kemudian menyebabkan munculnya
kelompok yang menganggap yang berhak adalah 'Ali dan keturunannya (Syi'ah)
dan kelompok yang berseberangan dengannya (Ahlus Sunnah wal Jama'ah).
Dan akibat pengaruh agama lain dan filsasat pada umat Islam maka muncullah
kelompok yang menyatakan bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam
berkendak dan perbuatannya (Qadariyyah) dan kelompok yang berpendapat
sebaliknya (Jabariyyah). Setelah itu banyak bermunculan aliran-aliran baru dalam
agama Islam.
Dalam tulisan yang singkat ini penulis akan berusaha menguraikan aliran-aliran
Islam yang ada terutama yang ada di Indonesia dan pendapat-pendapat mereka.
Pembagian aliran-aliran Islam pada jaman terdahulu.
Yang perlu diperhatikan disini, bahwa perselisihan yang terjadi pada masalah
keyakinan pada umat Islam pada jaman dahulu tidaklah pada inti dari keyakinan
(lubbul aqidah), tetapi masalah-masalah filsafat dan sama sekali tidak menyentuh
inti keyakinan seperti keesaan Allah, Iman kepada para rasul dan hari akhir, iman
kepada malaikat, dan bahwa yang diberitakan oleh Nabi Muhammad adalah benar.
Adapun masalah-masalah yang diperselisihkan adalah :
Paksaan dan kebebasan untuk berkehendak atau berbuat (al-jabr wal-ikhtiyar),
Pelaku dosa besar,
Al-Quran adalah qadim atau hadits (baru).

Aliran-aliran keyakinan pada saat itu adalah : Khawarij, Syi'ah, Jabariyyah,


Mu'tazilah, Murji-ah, dan Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Berikut ini akan kami
sajikan secara singkat sejarah dan pendapat masing-masing kelompok tersebut
1. Khawarij
Khawarij menurut bahasa merupakan jamak dari kata kharijiy, yang berarti orangorang yang keluar, mengungsi atau mengasingkan diri.
Asy-Syihristani mendefinisikan bahwa Khawarij adalah setiap orang yang keluar
dari Imam yang berhak yang telah disepakati oleh masyarakat.
Kelompok Khawarij yang pertama adalah Al- Muhakkimah (Syuroh/Haruriyyah)
yaitu pengikut Ali yang memisahkan diri karena tidak setuju adanya perdamaian
antara beliau dengan Muawiyah saat perang Siffin. Mereka ini menganggap Ali
dan orang-orang yang menyetujui perdamaian tadi adalah orang-orang kafir dan
halal darahnya.
Kemudian Khawarij ini terpecah menjadi beberapa aliran, yang paling besar adalah
Al-Azariqoh, An-Najdah, Al-'Ajaridah, Ash-Shufriyyah, dan Al-Ibadiyyah. Aliran
terakhir ini yang paling moderat diantara aliran Khawarij dan masih terdapat di
Zanzibar, Afrika Utara, Umman dan Arabia Selatan
-

Pendapat-pendapat mereka antara lain :


Pelaku dosa besar adalah kafir
Imam boleh dipilih dari suku apa saja asal ia sanggup menjalankannya.
Keluar dari Imam adalah wajib apabila Imam tidak sesuai dengan ajaran-ajaran
Islam.
Orang yang tidak sepaham dengan mereka bahkan anak istrinya boleh ditawan,
dijadikan budak atau dibunuh (Al-Azariqoh) sedang menurut Al-Ibadiyah mereka
bukan mukmin dan bukan kafir, karena itu boleh bermuamalat dengan mereka, dan
membunuh mereka adalah haram.
Anak-anak orang kafir berada di neraka (Al-Azariqoh)
Membatalkan hukum rajam karena tidak ada dalam Al-Quran (Al-Azariqoh)
Surat Yusuf bukan termasuk al-Quran karena mengandung cerita cinta
(Al-'Ajaridah)
2. Syi'ah
Sy'iah menurut bahasa berarti pengikut dan penolong, dan diucapkan untuk
sekelompok manusia yang bersatu/berkumpul dalam satu masalah, dan kepada
setiap orang yang menolong seseorang dan berhimpun membentuk suatu kelompok

padanya. Kemudian kata ini dipergunakan untuk kelompok yang menolong dan
membantu khalifah 'Ali dan keluarganya, lalu menjadi nama khusus bagi kelompok
ini.
Menurut Asy-Syihristaniy Syi'ah adalah kelompok yang mengikuti Khalifah 'Ali
dan menyatakan kepemimpinannya baik secara nash ataupun wasiat yang
adakalanya secara jelas ataupun samar, dan mereka berkeyakinan bahwa
kepemimpinan (Imamah) tidak keluar dari anak-anaknya, dan jika keluar darinya
maka itu terjadi secara zalim atau sebab taqiyah darinya.
-

Para sejarawan berbeda pendapat akan awal munculnya Syi'ah, diantaranya :


muncul sejak jaman Nabi Muhammad SAW (pendapat ulama Syi'ah)
muncul bersamaan setelah wafatnya Rasulullah (Ahmad Amin)
muncul pada akhir pemerintahan Utsman bin Affan (Muhammad Abu Zahrah)
muncul setelah terbunuhnya Utsman pada tahun 36 H (pendapat Orientalis
Yulius W)
muncul setelah terbunuhnya Al-Husein (Dr. Samiy An-Nasysyar)
muncul di akhir abad pertama hijriyyah ( Dr. 'Irfan Abdul Humaid
Menurut sebagian ahli sejarah madzhab ini disebarkan pertama kali oleh Abdullah
bin Saba yaitu seorang Yahudi yang pura-pura masuk Islam, dan hampir dibunuh
oleh Ali.

Dr. Fuad Mohammad Fachruddin membagi Syi'ah menjadi 4 macam aliran :


Ekstrimis (al-Ghulatiyyah), sekarang sudah tidak ada lagi.
Ismailiyah dan cabang-cabangnya, Tersebar di India, Pakistan, Afrika Utara ,
Eropa dan Amerika.
Zaidiyyah, Tersebar di Yaman dan sekitarnya.
12 Imam (Itsna 'Asyariyyah/Imamiyyah),
Syi'ah yang paling banyak mempunyai pengikut di dunia tersebar di Iran, Irak,
Lebanon, India, Pakistan dan bahkan di Arab Saudi serta negara-negara Teluk.
Diperkirakan pengikutnya sekitar 120 juta orang.7
Pendapat-pendapat mereka :
Mengkafirkan sahabat Nabi yang tidak mendukung Ali (kecuali Syiah Zaidiyah
sekarang-pen)
Kepemimpinan (Imamah) merupakan satu dari beberapa pokok keimanan.
Memandang Imam Itu ma'shum (orang suci)
Wajib adanya Imam yang tersembunyi (Al-Imam Al- Mastur)
Al-Quran yang sekarang mengalami perubahan dan pengurangan, sedangkan
yang asli berada di tangan Al-Imam Al-Mastur (Syi'ah Imamiyah)
Tidak mengamalkan hadits kecuali dari jalur keluarga Nabi Muhammad (Ahli
Bait), (kecuali madzhab Zaidiyyah-pen)
Memperbolehkan taqiyah
Tidak menerima ijma dan qiyas (kecuali madzhab Zaidiyyah-pen)

Wajib sujud di atas tanah atau batu (Syi'ah Imamiyah)


Memperbolehkan nikah mut'ah (Syi'ah Imamiyah)
Tidak melakukan shalat Jumat karena Imam yang asli tidak ada (Syi'ah
Imamiyah)
3. Murji'ah
Murji'ah berasal dari kata Irja yang berarti menangguhkan. Kaum Murjiah yang
muncul pada abad I Hijriyyah merupakan reaksi akibat adanya pendapat Syiah
yang mengkafirkan sahabat yang menurut mereka merampas kekhalifahan dari Ali,
dan pendapat Khawarij yang mengkafirkan kelompok Ali dan Muawiyah. Pada
saat itulah muncullah sekelompok umat Islam yang menjauhkan dari pertikaian,
dan tidak mau ikut mengkafirkan atau menghukum salah dan menangguhkan
persoalannya sampai dihadapan Allah SWT. Pada asalnya kelompok tidak
membentuk suatu madzhab, dan hanya membenci soal-soal politik, tetapi
kemudian terbentuklah suatu madzhab dalam ushuluddin yang membicarakan
tentang Iman, tauhid dan lain-alin. Pemimpin dari kaum Murjiah adalah Hasan bin
Bilal (152 H).
Kaum Murji'ah dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Golongan moderat
Pendapat-pendapat mereka :
Orang berdosa bukan kafir dan tidak kekal dalam neraka

b. Golongan Ekstrim
Pendapat-pendapat mereka :
Orang Islam yang percaya pada Allah kemudian menyatakan kekufuran secara
lisan tidak menjadi kafir karena iman itu letaknya di dalam hati, bahkan meskipun
melakukan ritual agama-agama lain.
Yang dimaksud ibadah adalah iman, sedangkan shalat, puasa, zakat dan haji
hanya menggambarkan kepatuhan saja
Maksiat atau pekerjaan-pekerjaan jahat tidak merusak iman ( Al-Yunusiah)
Menangguhkan hukuman orang yang berdosa di akhirat
4. Jabariyah
Jabariyah berasal dari kata jabr yang artinya paksaan.
Aliran ini ditonjolkan pertama kali Jahm bin Safwan (131 H), sekretaris Harits bin
Suraih yang memberontak pada Bani Umayyah di Khurasan. Meskipun demikian
sebelumnya sudah ada dalam umat Islam yang membicarakan tentang hal ini
seperti surat sahabat Ibnu Abbas dan seorang tabi-in al-Hasan al- Bashriy kepada
penganut paham ini.
Pendapat-pendapat mereka :
manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan
perbuatannya tetapi dipaksa oleh Allah

Iman cukup dalam hati saja walau tidak diikrarkan dengan lisan
5. Qodariyah
Qodariyyah berasal dari kata qadr yang artinya mampu atau berkuasa. Pemimpin
aliran ini yang pertama adalah Ma'bad al- Juhani dan Ghailan ad-Dimasyqiy.
Keduanya dihukum mati oleh penguasa karena dianggap menganut paham yang
salah.
Pendapat-pendapat mereka :
Manusia sendirilah yang melakukan pebuatannya sendiri dan Tuhan tidak ada
hubungan sama sekali dengan perbuatannya itu.
6. Mu'tazilah
Mu'tazilah berasal dari kata I'tazala yang berarti manjauhkan diri.
Asal mula kata ini adalah suatu saat ketika al-Hasan al- Bahsriy (110 H) sedang
mengajar di masjid Basrah datanglah seorang laki-laki bertanya tentang orang yang
berdosa besar. Maka ketika ia sedang berpikir menjawablah salah satu muridnya
Wasil bin Atha' (131H) menjawab : "Saya berpendapat bahwa ia bukan mukmin
dan bukan kafir, tetapi mengambil posisi diantara keduanya". Kemudian ia
menjauhkan diri dari majlis al-Hasan dan pergi ketempat lain dan mengulangi
pendapatnya. Maka al-Hasan menyatakan : Washil menjauhkan diri dari kita
(I'tazal 'anna).

Pendapat-pendapat mereka :
Orang Islam yang berdosa besar bukan kafir dan bukan mukmin tetapi berada
di antara keduanya (al-Manzilah bainal manzilatain)
Tuhan bersifat bijaksana dan adil, tidak dapat berbuat jahat dan zalim. Manusia
sendirilah yang memiliki kekuatan untuk mewujudkan perbuatannya perbuatannya,
yang baik dan jahat, iman dan kufurnya, ta'at dan tidaknya.
Meniadakan sifat-sifat Tuhan, artinya sifat Tuhan tidak mempunyai wujud
sendiri di luar zat Tuhan
Baik dan buruk dapat ditentukan dengan akal
Al-Quran bukan qadim (kekal) tetapi hadits (baru/diciptakan)
Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata kepala di akhirat nanti
Hanya mengakui Isra Rasulullah ke Baitul Maqdis tetapi tidak mengakui
Mi'rajnya ke langit
Tidak mempercayai wujud Arsy dan Kursi Allah, Malaikat pencatat amal
(Kiraman Katibiin), Adzab (siksa) kubur.
Tidak mempercayai adanya Mizan (timbangan amal), Hisab (perhitungan
amal), Shiratul Mustaqiim (Titian), Haud (kolam nabi) dan Syafa'at nabi di hari
Kiamat.
Siksaan di neraka dan kenikmatan di surga tidak kekal (ikut sebagian
kelompok)

7. Ahlus Sunnah wal Jama'ah.


Kelompok ini disebut Ahlus Sunnah wal Jama'ah karena pandapat mereka berpijak
pada pendapat-pendapat para sahabat yang mereka terima dari Rasulullah.
Kelompok ini disebut juga kelompok ahli hadits dan ahli fiqih karena merekalah
pendukung-pendukung dari aliran ini.. Istilah Ahlus Sunnah wal Jama'ah mulai
dikenal pada saat pemerintahan bani Abbasy dimana kelompok Mu'tazilah
berkembang pesat, sehingga nama Ahlus Sunnah dirasa harus dipakai untuk setiap
manusia yang berpegang pada Al-Quran dan Sunnah. Dan nama Mu'tazilah dipakai
untuk siapa yang berpegang pada ilmu kalam (theologische dialektik), logika dan
rasio. Ibnu Hajar al-Haitamiy menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Ahlus
Sunnah wal Jama'ah adalah orang-orang yang mengikuti rumusan yang digagas
oleh Imam Asy'ariy dan Imam Maturidi.
-

Pendapat-pendapat mereka :
Hukum Islam di dasarkan atas Al-Quran dan al-Hadits
Mengakui Ijmak dan Qiyas sebagai salah satu sumber hukum Islam
Menetapkan adanya sifat-sifat Allah
Al-Quran adalah Qodim bukan hadits
Orang Islam yang berdosa besar tidaklah kafir

Você também pode gostar