Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Materi pekimiran islam sempat menjadi perdebatan, secara garis besar kita dapat membedakan 3
(tiga) bidang pemikiran islam, yaitu: Aliran Kalam (Teologi), Aliran Fiqih, dan Aliran Tasawuf. Pada
kesempatan ini, kita membicarakan 3 (tiga) bidang pemikiran tersebut dengan pendekatan
kronologis yang terdapat dalam sejarah islam.
A. ALIRAN-ALIRAN KALAM
Agama islam yang diyakini sebagai agama Rahmatan Lil Alamiin oleh penganutnya ternyata
tidak selamanya bersifat positif. Salah satu buktinya adalah adanya tahkim. Peristiwa inilah yang
membuat islam menjadi terpecah, paling tidak ada 3 kelompok, yaitu :
Pendukung Muawiyah diantaranya Amr Bin Ash.
Pendukung Ali Bin Abi Thalib, diantaranya Musya Al-Asyari.
Umat islam yang membelot/menentang terhadap Ali Bin Abi Thalib (Khawarij), pelopornya adalah
Atab bin Awar, Urwah bin Jarir. (Al-Syahrastani : 114-6).
Khawarij memiliki ajaran memiliki ajaran dan menjadi ciri utama ajaran ini, yaitu ajaran tentang
pelaku dosa besar (Murtakib Al-Kabair).
Menurut aliran ini, orang-orang yang terlibat dan menyetujui hasil hakim telah melakukan dosa
besar, orang yang telah melakukan dosa besar menurut pandangan mereka berarti telah kafir, kafir
setelah memeluk islam berarti murtad dan orang murtad halal dibunuh, berdasarkan sebuah hadits
Nabi Muhammad SAW : Man Baddala Dinah faktuluuh. Oleh karena itu mereka memutuskan
untuk membunuh Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, Amr bin Ash dan sahabat-sahabat
lain yang yang menyetujui tahkim, namun yang berhasil yang mereka bunuh hanya Ali bin Abi
Thalib. Disamping itu mereka mencela Umar bin Khattab, orang-orang yang terlibat dalam perang
Jama dan perang siffin (Al-Syahrastani : 117)
Kesimpulannya mereka beranggapan kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang diperintahkan
oleh agama, bagi mereka pembunuhan terhadap orang-orang yang dinilai telah kafir adalah
ibadah. Khawarij merupakan aliran teologi pertama dalam islam.
Amir Al-Najjar (1990:59) berkesimpulan bahwa penyebab tumbuh dan berkembangya aliran kalam
adalah pertentangan dalam bidang politik, yakni Imamah dan Khilafah.
- Khawarij terpecah menjadi 8 subsekte : Al-Muhakkimah Al-Ula, Al-Azariqoh, Al-Najdat, AlBaihasiyyah, Al-Ajaridah, Al-Isaalabah, Al-Ibadiyyah dan Al-Shufriyyah.
- Al-Ajaridah terpecah menjadi 7 subsekte kecil yaitu Al-Shalatiyyah, Al-Mabadiyyah, AlRusyaidiyyah, Al-Syaibaniyyah, Al-Mukramiyyah Al-Malumiyyah wa Al-Majhuliyyah dan AlBidiyyah.
- Al-Bidiyyah terpecah menjadi 3 subsekte kecil, sedangkan Amir Al-Najjar (1990:145-65) hanya
membagi khawarij menjadi 5 subsekte.
Kelompok Murjiah yang dipelopori oleh Ghilam Al-Dimasyqi berpendapat mereka bersifat netral
dan tidak mau mengkafirkan para sahabat yang terlambat dan menyetujui tahkim dalam ajaran
aliran ini, orang islam yang melakukan dosa besar tidak boleh dihukum kedudukannya dengan
hukum dunia. Mereka tidak boleh ditentukan akan tinggal di neraka atau di surga, kedudukan
mereka ditentukan di akhirat.
Dan bagi mereka Iman adalah pengetahuan tentang Allah secara mutlak. Sedangkan kufur adalah
ketidaktahuan tentang Tuhan secara mutlak, iman itu tidak bertambah dan tidak berkurang. Imam
Al-Syahrastani menjelaskan bahwa Murjiah terbagi menjadi 6 subsekte.
Qodariah adalah aliran yang memandanga bahwa manusia memiliki kekuatan (qudrah) untuk
salah satu muridnya adalah Abu Hanifah yang mendirikan aliran Hanafi. Salah satu ciri fiqih Abu
Hanifah adalah sangat ketat dalam penerimaan hadits. Diantara pendapatnya adalah bahwa benda
wakaf boleh dijual, diwariskan, dihibahkan, kecuali wakaf tertentu. Karena ia berpendapat bahwa
benda yang telah diwakafkan masih tetap milik yang mewakafkan.
Murid Imam Malik dan Muhammad As-Syaibani (sahabat dan penerus gagasan Abu Hanifah) adalah
Muhammad bin Idris Al-SyafiI, pendiri aliran hukum yang dikenal dengan Syafiiyah atau aliran AlSyafii. Imam ini sangat terkenal dalam pembahasan perubahan hukum Islam karena pendapatnya
ia golongkan menjadi Qoul Qodim dan Qoul Jadid.
Salah satu murid Imam Syafii adalah Ahmad bin Hanbal pendiri aliran Hanbaliyah. Disamping itu
masih ada aliran zhahiriyah yang didirikan oleh Imam Daud Al-Zhahiri dan aliran Jaririyah yang
didirikan oleh Ibnu Jarir Al-Thabari.
Dengan demikian, kita telah mengenal sejumlah aliran hukum islam yaitu Madrasah Madinah,
Madrasah Kuffah, Aliran Hanafi, Aliran Maliki, Aliran SyafiI, Aliran Hanbali, Aliran Zhahiriyah dan
Aliran Jaririyah. Tidak dapat informasi yang lengkap mengenai aliran-aliran hukum islam karena
banyak aliran hukum yang muncul kemudian menghilang karena tidak ada yang
mengembangkannya.
Thaha Jabir Fayadl Al-Ulwani menjelaskan bahwa mazdhab fiqih islam yang muncul setelah sahabat
dan kibar At-Tabiin berjumlah 13 aliran, akan tetapi tidak semua aliran itu dapat diketahui dasar
dan metode istinbath hukum yang digunakannya.
Berikut pendiri aliran-aliran tersebut :
1. Abu Said Al-Hasan bin Yasar Al-Bashri
2. Abu Hanifah Al-Numan bin Tsabit bin Zuthi
3. Al-Uzai Abu Amr Abd Al-Rahmat bin Amr bin Muhammad
4. Sufyan bin Said bin Masruq Al-Tsauri
5. Al-Laits bin Sad
6. Malik bin Anas Al-Bahi
7. Sufyan bin Uyainah
8. Muhammad bin Idris
9. Ahmad bin Muhammad bin Hanbal
10. Daud bin Ali Al-Ashbahani Al-Baghdadi
11. Ishaq bin Rahawaih
12. Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid Al-Kalabi
Aliran hukum islam yang terkenal dan masih ada pengikutnya hingga sekarang hanya beberapa
aliran diantaranya Hanafiyah, Malikiyah, Syafiiyah, dan Hanbaliyah, akan tetapi yang sering
dilupakan dalam sejarah hukum islam adalah bahwa buku-buku sejarah hukum islam cenderung
memunculkan aliran-aliran hukum yang berafiliasi dengan aliran sunni, sehingga para penulis
sejarah hukum islam cenderung mengabaikan pendapat khawarij dan syiah dalam bidang hukum
islam.
C. ALIRAN-ALIRAN TASAWUF
Para penulis ajaran tasawuf, termasuk Harun Nasution, memeperkirakan adanya unsure-unsur
ajaran non-islam yang mempengaruhi ajaran tasawuf. Unsur-unsur yang dianggap berpengaruh
pada ajaran tasawuf adalah kebiasaan rahib Kristen yang menjauhi dunia dan kesenangan materi.
Pada dasarnya tasawuf merupakan ajaran tentang Al-Zuhd (Zuhud), kemudian ia berkembang dan
namanya diubah menjadi tasawuf dan pelakunya disebut shufi. Zahid yang pertama adalah AlHasan A-Basir. Dia pernah berdebat dengan Washil bin Atha dalam bidang teologi, ia berpendapat
bahwa orang mumin tidak akan bahagia sebelum berjumpa dengan Tuhan. Zahid dari kalangan
perempuan adalah Rabiah Al-Adawiyah dari Basrah, ia menyatakan bahwa ia tidak bisa membenci
orang lain, bahkan tidak dapat mencintai Nabi Muhammad SAW, karenya cintanya hanya untuk
Allah SWT.
Metode tasawuf dibagi menjadi 3 (tiga), Tahallia, adalah pengisian diri untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT, Takhalli adalah pengosongan diri sufi, sedangkan Tajalli adalah penyatuan diri
dengan Tuhan.
Disamping itu, dalam ajaran para sufi dikatakan bahwa Tuhan pun tidak berkehendak untuk
menyatu dengan manusia. Suatu keadaan mental yang diperoleh manusia tanpa bias diusahakan
disebut Hal-Ahwal.
Rabiah merumuskan kedekatannya dengan Tuhan dalam Mahabbah, dengan demikian ada
hubungan timbal balik antara sufi dengan Tuhan.
padanya. Kemudian kata ini dipergunakan untuk kelompok yang menolong dan
membantu khalifah 'Ali dan keluarganya, lalu menjadi nama khusus bagi kelompok
ini.
Menurut Asy-Syihristaniy Syi'ah adalah kelompok yang mengikuti Khalifah 'Ali
dan menyatakan kepemimpinannya baik secara nash ataupun wasiat yang
adakalanya secara jelas ataupun samar, dan mereka berkeyakinan bahwa
kepemimpinan (Imamah) tidak keluar dari anak-anaknya, dan jika keluar darinya
maka itu terjadi secara zalim atau sebab taqiyah darinya.
-
b. Golongan Ekstrim
Pendapat-pendapat mereka :
Orang Islam yang percaya pada Allah kemudian menyatakan kekufuran secara
lisan tidak menjadi kafir karena iman itu letaknya di dalam hati, bahkan meskipun
melakukan ritual agama-agama lain.
Yang dimaksud ibadah adalah iman, sedangkan shalat, puasa, zakat dan haji
hanya menggambarkan kepatuhan saja
Maksiat atau pekerjaan-pekerjaan jahat tidak merusak iman ( Al-Yunusiah)
Menangguhkan hukuman orang yang berdosa di akhirat
4. Jabariyah
Jabariyah berasal dari kata jabr yang artinya paksaan.
Aliran ini ditonjolkan pertama kali Jahm bin Safwan (131 H), sekretaris Harits bin
Suraih yang memberontak pada Bani Umayyah di Khurasan. Meskipun demikian
sebelumnya sudah ada dalam umat Islam yang membicarakan tentang hal ini
seperti surat sahabat Ibnu Abbas dan seorang tabi-in al-Hasan al- Bashriy kepada
penganut paham ini.
Pendapat-pendapat mereka :
manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan
perbuatannya tetapi dipaksa oleh Allah
Iman cukup dalam hati saja walau tidak diikrarkan dengan lisan
5. Qodariyah
Qodariyyah berasal dari kata qadr yang artinya mampu atau berkuasa. Pemimpin
aliran ini yang pertama adalah Ma'bad al- Juhani dan Ghailan ad-Dimasyqiy.
Keduanya dihukum mati oleh penguasa karena dianggap menganut paham yang
salah.
Pendapat-pendapat mereka :
Manusia sendirilah yang melakukan pebuatannya sendiri dan Tuhan tidak ada
hubungan sama sekali dengan perbuatannya itu.
6. Mu'tazilah
Mu'tazilah berasal dari kata I'tazala yang berarti manjauhkan diri.
Asal mula kata ini adalah suatu saat ketika al-Hasan al- Bahsriy (110 H) sedang
mengajar di masjid Basrah datanglah seorang laki-laki bertanya tentang orang yang
berdosa besar. Maka ketika ia sedang berpikir menjawablah salah satu muridnya
Wasil bin Atha' (131H) menjawab : "Saya berpendapat bahwa ia bukan mukmin
dan bukan kafir, tetapi mengambil posisi diantara keduanya". Kemudian ia
menjauhkan diri dari majlis al-Hasan dan pergi ketempat lain dan mengulangi
pendapatnya. Maka al-Hasan menyatakan : Washil menjauhkan diri dari kita
(I'tazal 'anna).
Pendapat-pendapat mereka :
Orang Islam yang berdosa besar bukan kafir dan bukan mukmin tetapi berada
di antara keduanya (al-Manzilah bainal manzilatain)
Tuhan bersifat bijaksana dan adil, tidak dapat berbuat jahat dan zalim. Manusia
sendirilah yang memiliki kekuatan untuk mewujudkan perbuatannya perbuatannya,
yang baik dan jahat, iman dan kufurnya, ta'at dan tidaknya.
Meniadakan sifat-sifat Tuhan, artinya sifat Tuhan tidak mempunyai wujud
sendiri di luar zat Tuhan
Baik dan buruk dapat ditentukan dengan akal
Al-Quran bukan qadim (kekal) tetapi hadits (baru/diciptakan)
Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata kepala di akhirat nanti
Hanya mengakui Isra Rasulullah ke Baitul Maqdis tetapi tidak mengakui
Mi'rajnya ke langit
Tidak mempercayai wujud Arsy dan Kursi Allah, Malaikat pencatat amal
(Kiraman Katibiin), Adzab (siksa) kubur.
Tidak mempercayai adanya Mizan (timbangan amal), Hisab (perhitungan
amal), Shiratul Mustaqiim (Titian), Haud (kolam nabi) dan Syafa'at nabi di hari
Kiamat.
Siksaan di neraka dan kenikmatan di surga tidak kekal (ikut sebagian
kelompok)
Pendapat-pendapat mereka :
Hukum Islam di dasarkan atas Al-Quran dan al-Hadits
Mengakui Ijmak dan Qiyas sebagai salah satu sumber hukum Islam
Menetapkan adanya sifat-sifat Allah
Al-Quran adalah Qodim bukan hadits
Orang Islam yang berdosa besar tidaklah kafir