Você está na página 1de 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mata adalah organ yang khusus untuk persepsi bentuk, cahaya, dan warna. mata
terletak dalam rongga protektif di dalam tengkorak yang disebut orbita. masingmasing mata memiliki selubung protektif untuk mempertahankan bentuknya, sebuah
lensa untuk memfokuskan cahaya, sel-sel fotosensitif yang berespon terhadap
rangsangan cahaya, dan banyak sel yang memproses penglihatan. Adneksa mata
merupakan jaringan pendukung mata yang terdiri dari kelopak mata, Konjungtiva,
Sistem Saluran Air Mata (Lakrimal), Rongga Orbita dan Otot-otot Bola Mata.
Kelopak mata berfungsi melindungi mata dan berkedip serta untuk melicinkan dan
membasahi mata.Konjungtiva adalah membran tipis yang melapisi dan melindungi
bola mata bagian luar.Sistem Saluran Air Mata (Lakrimal) menghasilkan cairan air
mata, dimana terletak pada pinggir luar dari alis mata.Rongga Orbita merupakan
rongga tempat bola mata yang dilindungi oleh tulang-tulang yang kukuh. Otot-Otot
Bola Mata adalah dimana masingmasing bola mata mempunyai 6 (enam) buah otot
yang berfungsi untuk menggerakkan kedua bola mata secara terkoordinasi pada saat
melirik. Pada jenis pekerjaan tertentu ada kecenderungan penggunaan akomodasi mata
yang berlebih (terus menerus), terutama pada pekerjaan yang membutuhkan
penglihatan dengan jarak dekat atau menengah, sebagai contoh seorang operator
control, pekerja yang menggunakan computer, penjahit, respirasi jam dan lain lain.
Jika hal ini berlangsung lama maka akan menimbulkan kelelahan mata yang berlanjut
pada gangguan penglihatan yang permanen seperti kelainan reflaksi.1-3
1.2 Rumusan Masalah
Referat ini membahas mengenai Anatomi dan fisiologi dari adneksa mata dan
orbita

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui

dan menambah pengetahuan tentang Anatomi dan

fisiologi mata.
1.3.2 Tujuan Khusus
1

Untuk memahami dan mengetahui tentang Anatomi dan fisiologi dari adneksa
mata dan orbita
1.4 Manfaat Penulisan Referat
1.4.1 Menambah wawasan khususnya pada ilmu mata
1.4.2 Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti
kepaniteraan klinik senior di bagian Ilmu Mata di Rumah Sakit Umum Daerah
Embung Fatimah Kota Batam.

BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI

2.1 Adneksa Mata


2

Gambar 2.1 Anatomi Adneksa Mata


Sumber: Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 1 Dikutip Kepustaka no.4

2.1.1 Alis Mata


Alis mata adalah lipatan kulit menebal yang ditutupi lipatan kulit yang dapat
menutupi rambut. lipatan kulit ditunjang oleh serat-serat otot ydi bawahnya.
2.1.2

glabela adalah prominentia tanpa rambut di atantara alis. 2


Palpebra
Palpebra superior dan inferior adlah modifikasi lipatam kulit yang dapat
menutup dan mlindungi bola mata bagian anterior. berkedip membantu
menyebarkan lapi tipis air mata, yang melindungi kornea dan konjungtiva dari
dehidrasi. palpebra superior dengan pipi. palpebra terdiri atas lima bidang jaringan
utama. dari superfisial ke dalam terdapat lapisan kulit, lapis otot rangka
(orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa(tarsus), dan lapisan mukosa
(konjungtiva palpebrae). 2

Gambar 2.2 Anatomi Mata dan Palpebra


Sumber: Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 1 Dikutip Kepustaka no.4

2.1.2.1 Struktur Palpebra


2.1.2.1.1

Lapis Kulit
Kulit palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena
tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa

2.1.2.1.2

lemak subkutan. 2
Muskulus Orbikularis Okuli
Fungsi muskulus orbikularis okuli adalah menutup
palpebra. serat-serat ototnya mengelilingi fissura palpebrae
secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita.
sehingga serat berjalan ke pipi dan dahi. bagian otot yang
terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai pratarsal; bagian di
atas septum orbitae adalah bagian praseptal. segmen diluar
palpebra disebut bagian orbita. orbikularis okuli disarafi nervus
facialis. 2

Gambar 2.3 otot mata


Sumber: Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 1,Hal 354, Dikutip Kepustaka no.4

2.1.2.1.3

Jaringan Areolar
Jaringan areolar submuskular yang terdapat dibawah
muskulus

2.1.2.1.4

orbikularis

okuli

berhubungan

dengan

lapis

subaponeurotik dari kulit kepala. 2


Tarsus
Struktur penyokong utama palpebra adalah lapis jaringan
fibrosa padat yang berasama sedikit jaringan elastis di sebut
tarsus superior dan inferior, sudut lateral dan medial dan jaluran
tarsus tertambat pada tepian orbita oleh ligamen palpebra
lateralis dan medialis. tarsus superior dan inferior juga
tertambat oleh fascia tipis dan padat pada tepian atas dan bawah

2.1.2.1.5

orbita. fascia tipis ini membentuk septum orbitae. 2


Konjungtiva Palpebra
Bagian posterior palpebra di lapisi selapis membran
mukosa, konjungtiva palpebra, yang melekat erat pada tarsus.
insisi bedah melalui garis kelabu dari tepian palpebra membelah

palpebra menjadi lamel kulit dan muskulus orbikularis okuli di


anterior dan lamela tarsal dan konjungtiva palpebra di poterior. 2
2.1.2.2 Tepian Palpebra
Panjang tepian palpebra adalah 25-30 mm dan lebar 2mm. ia
dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior
dan posterior,yaitu: 2
2.1.2.2.1 Tepian Anterior
2.1.2.2.1.1 Bulu Mata
Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan
tersusun tidak teraur. bulu mata atas lebih panjang
dan lebih banyak dari yang di bawah dan lengkung ke
atas; bulu mata bawah melengkung ke bawah.
2.1.2.2.1.2 Glandula Zeis
Merupakan modifikasi kelenjar sebasea
kecil, yang bermuara ke dalam folikel rambut pada
dasar bulu mata.
2.1.2.2.1.3 Glandula Moll
Merupakan modifikasi kelenjar keringat
2.1.2.2.2

yang bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata.


Tepian Posterior
Tepian palpebra posterior berkontak dengan bola mata,
dan sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari
kelenjar sebasea yang tekah di modifikasi (glandula meibom,

2.1.2.2.3

atau tarsal).
Punktum Lakrimal
Pada ujung medial dari tepian posterior palpebra
terdapat elevasi kecil dengan lubang kecil di pusat yang terlihat
pada palpebra superior dan inferior. punktum ini berfungsi
menghantar air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke

sakus lakrimalis.
2.1.2.3 Fissura Palpebra
Fissura palpebra adalah ruang ellips di antara kedua palpebra yang
dibuka. fissura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. kanthusw
lateralis kira-kira 0,5cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut
tajam. kanthus medialis lebih elliptik dari kanthus alteralis dan
mengelilingi lacuna lakrimalis. Dua struktur terdapat di lakuna lakrimalis:
karunkula lakrimalis, peninggian kekuningan dari modifikasi kulit yang
mengandung modifikasi kelenjar keringat dan kelenjar sebasea besarbesar yang bermuara ke dalam folikel-folikel yang mengandung rambut6

rambut halus; dan plika semiulnaris, sisa palpebra ketiga pada spesies
hewan yang lebih rendah. Pada orang oriental, sebuah lipatan kulit yang
dikenal sebagai epikantus terbentang antara ujung medial dari palpebra
superior ke ujung medial palpebra inferior, menutupi karunkula. 2
2.1.2.4 Septum Orbitale
Septum orbitale adalah fascia dibelakang bagian muskularis
orbikularis yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dam berfungsi
sebagai sawar antara palpebra dan orbita. Septum orbitale ditembus
pembuluh darah dan saraf lakrimalis, yaitu pembuluh dan nervus
suprathroklearis, pembuluh-pembuluh dan nervus supraorbitalis, nervus
infratrokhlearis, anastomosis antara vena angularis dan oftalmika, dan
muskulus levator palpebra superior. Septum orbitale superius menyatu
dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior; septum
orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior. 2
2.1.2.5 Retraktor Palpebra
Retraktor palpebra berfungsi membuka palpebra. mereka dibentuk
oleh komplek muskulofasial, dengan kompnen otot rangka dan polos,
dikenal sebagai kompleks levator dipalpebra superior dan fascia capsulo
palpebra di palpebra inferior. 2
Di palpebra superior, bagian otot rangka adalah levator palpebra
superioris, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke depan dan
bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang
mengandung serat-serat otot polos dari muskulus muller (tarsalis
superior). appneurosis mengangkat lamel anterior dari palpebra, tertanam
di dalam permukaan posteior orbkularis okuli dan setelah itu ke dalam
kulit di atasnya membentuk kulit palpebra superior. muskulus muller
berinsertio ke dalam batas atas tarsus dan fornix supeiror dari konjungtiva,
dengan demikian mengangkat lamel posteior. 2
Di palpebra inferior, refraktor utama muskulus rektus inferior,
yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus muskulus obliquua
inferior dan berinsertio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan
orbikularis okuli. berhubungan dengan aponeurosis ini adalah serat-serat
otot polos dari muskulus tarsalis inferior. 2
Unsur otot polos dari retraktor palpebra nervus simpatis. levator
dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus kranialis ketiga
7

(okulomotorius). ptosis adalah ciri sindrom horner dan kelumpuhan


nervus ketiga. 2

Gambar 2.4 otot mata


Sumber: Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 1,Hal 356, Dikutip Kepustaka no.4

2.1.2.6 Muskulus Levator


2.1.2.6.1 Palpebra Superioris
Musukulus levator palpebra berawal berupa tendo
pendek dari permukaan bawah ala brevis ossis sphenoidalis di
atas dan di depan foramen optikum. tendo menyatu dengan
origo muskulus rektus superior dibawahnya. levator dipasok
cabang superior dari nervus okulomotorius. darah ke levator
palpebra superioris datang dari cabang muskular lateral dari
2.1.2.6.2

arteria oftalmika. 2
Persarafan Sensoris
Persarafan sensoris ke palpebra datang dari divisi
pertama dan kedua dari nervus trigeminus. nervus lakrimalis,
supraorbitalis, suprathroklearis, dan nasalis eksterna kecil
adalah cabang-cabang dari divisi oftalmika dari nervus kelima.
nervus

infraorbitalis,
8

zygomaticofacialis,

dan

zygomaticotemporalis
2.1.2.6.3

merupakan

cabang

cabang

divisi

maksilaris (kedua) nervus trigeminus. 2


Pembuluh Darah dan Limf
Pasokan darah ke palpebra datang dari arteria lakrimalis
dan oftalmika melalui cabang-cabang palpebra lateral dan
medialnya. dranase vena dari palpebra mengalir ke dalam vena
oftalmika dan vena-vena yang mengangkut pergi darah dari dan
temporal. vena-vena itu tersusun dalam pleksus pra dan pasca
tarsal. 2

2.1.3

Apparatus Lakrimal

Gambar 2.5 Sistem Drenase Air Mata


Sumber: Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 1,Hal 357, Dikutip Kepustaka no.4

2.1.3.1 Glandula Lakrimalis: 2


2.1.3.1.1 Bagian Orbita
Berbentuk kenari yang terletak di dalam fossa
lakrimalis di segmen temporal atas anterior dari orbita,
dipisahkan dari bagian palpebra oleh kornu lateralis dari
muskulus levator palpebra.
9

2.1.3.1.2

Bagian Palpebra
Lebih kecil terletak di atas segmen temporal dari
forniks konjungtiva superior. glandula lakrimalis aksesori
(glandula krause dan wolfring) terletak di dalam substansia
propria di konjungtiva palpebra.
Air mata mengalir dari lakuna lakrimalis melalui
punktum superior dan inferior dan kanalikuli ke sakus
lakrimalis, yang terletak di dalam fossa lakrimalis. duktus
nasolakrimalis berlanjut ke bawah dari sakus dan bermuara ke
dalam meatus inferior dari rongga nasal, lateral terhadap
turbinatum inferior. air mata di arah dalam punktum oleh isapan
kapiler dan gaya berat dan berkedip.

2.1.3.2 Pembuluh Darah dan Limf


Pasokan darah dari glandula lakrimalis berasal dari arteria
lakrimalis. vena yang mengalir pergi dari kelenjar bergabung dengan vena
oftalmika. drenase limf menyatu dengan pembuluh limf konjungtiva untuk
mengalir ke dalam limfodus pra aurikula.2
2.1.3.3 Persarafan
Pasokan saraf ke glandula lakrimalis adalah melalui nervus
lakrimalis (Sensoris), sebuah cabang dari devisi perama trigeminus;
nervus petrosus superfisialia magna (secretoris) yang datang dari nukleus
salivarius superior, dan nervus simpatis yang menyertai arteria lakrimalis
dan nervus lakrimalis. 2
2.1.4 Persarafan Mata
2.1.4.1 Nervus Optikus
Badan nervus optikus terdiri atas sekitar satu juta akson yang
berasal dari sel ganglion retina. nervus optikus muncul dari permukaan
posterior bola mata melalui muara sirkuler pendek dalam sklera kira-kira
1 mm di bawah dan 3 mm nasal terhadap polus posterior mata. lembaranlembaran fibrosa yang membungkus nervus optikus menyatu dengan
meningens. Lapis permukaan diskus optikus mendapat darah dari cabangcabang arterial retina. sisa saraf di depan lamina kribrosa dipasok cabangcabang dari pembuluh khoroid peripapiller. di daerah lamina kribrosa,
pasokan arteri datang dari arteria siliaris posterior brevis. nervus optikus

10

retrolaminer mendapat sebagian darah dari cabang-cabang areteri sentralis


retina. 2

2.1.4.2 Kiasma Optikum


Kiasma optikum terletak sekitar puncak diafragma sella turcica,
paling sering di posterior, menonjol 1 cm di atasnya dan bersudut 45
derajat ke atas dari nervus optikus saat muncul dari kanal optik. kiasma
dibentuk oleh pertemuan kedua nervi optic dan merupakan tempat
penyilangan serat-serat nasal ke traktus optikus sebelah dan dari seratserat temporal ke traktus optikus ipsilateral. kiasma menerima banyak
pembuluh darah kecil dari circulus willis berdekatan. 2
2.1.4.3 Nervus Okulomotorius
Berasal dari antara penduculus cerebri dan berjalan dekat arteri
communicans posterior dari circulus willis. lateral terhadap glandula
pituitari, saraf ini dekat pada traktus optikus, dan disni menerobos dura
untuk berjalan di dinding lateral sinus kavernosus. saat meniggal sinus
kavernosus ia membelah menjadi cabang superior yang memasuki orbita
di dalam anulus zinn pada titik tertingginya dan dekat pada nervus
trokhlearis, sedangkan cabang anterior memasuki bagian bawah anulus
zinn dan berjalan di bawah nervus optikus untuk mensarafi muskulus
rektus medialis dan inferior. 2
2.1.4.4 Nervus Trokhlearis
Memiliki bagian intrakranial yang paling panjang, dan juga
merupakan satu-satunya saraf yang berasal dari permukaan dorsal batang
otak tepat sebelum colliculus inferior, tempat mereka mudah cedera dan
tentorium. nervus itu menerobos dura di belakang sella turcica dan
berjalan di dalam dinding lateral sinus karotikus untuk memasuki fissura
orbitalis superior, medial terhadap nervus frontalis. dan disni ia berjalan di
periorbita dari atap di atas muskulus levator ke permukaan atas muskulus
obliquus superior. 2
2.1.4.5 Nervus Trigeminus
11

Berasal dari pons, dan akar sensoris nya membentuk ganglion


trigeminus. cabang pertama (oftalmikus), dari tiga cabang yang ada,
berjalan melalui dinding lateral sinus kavernosus dan cabang menjadi
nervus lakrimalis, frontalis, dan nasosiliaris. 2
2.1.4.6 Nervus Abducencs
Muncul di antara pons dan medula dan menempuh jalan di atas
clivus ke klinoid poterior, menembus dura, dan berjalan di dalam sinus
kavernosus. 2

2.2 Orbita

Gambar 2.6 Anatomi Orbita


Sumber: Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 1,Hal 353, Dikutip Kepustaka no.4

Orbita di gambarkan sebagai piramid berdinding empat yang berkonvergensi ke arah


belakang. dinding medial orbita kiri dan kanan terletak paralel dan dipisahkan oleh hidung.

12

pada setiap orbita, dinding lateral dan medial membentuk sudut 45 derajat lima tulang
pembentuk orbita: 2
1.

Os. Frontal

2.

Os. Spenoidal

3.

Os. Zygomaticus

4.

Os. Palatinum

5.

Os. Maxila

6.

Os. Ethmoidales

7.

Os. Lakrimalis

Orbita berbentuk buah pir, dengan nervus optikus sebagai tangkainya. Lingkaran
anterior lebih kecil sedikit dari pada lingkaran di bagian dalam tepiannya yang merupakan
pelindung yang kuat. Volume orbita kira-kira 30cc dan bola mata hanya menempati seperlima
bagian ruangan, selebihnya diisi lemak dan otot. Pada bagian anterior, terdapat septum
orbitae (pemisah antara palpebra dan orbita). Orbita berisi : 2
1.
2.
3.
4.

Otot penggerak bola mata


N. Optikus
Glandula Lakrimalis
Lemak

2.2.1 Dinding Orbita


2.2.1.1 Atap Orbita
Terdiri dari facies orbitalis osis frontalis. Di bagian anterior lateral
atas, terdapat fosa lakrimalis yang berisi kelenjar lakrimal. Di posterior atap,
terdapat ala parva osis sphenoid yang mengandung kanalis optikus. 2
2.2.1.2 Dinding Lateral
Dipisahkan dari bagian atap oleh fisura ortalis superior yang
memisahkan ala parva dan ala magna osis sphenoidalis. Bagian anterior
dinding lateral dibentuk oleh facies orbitalis osis zygomatici (malar),
merupakan bagian terkuat orbita. 2

13

2.2.1.3 Dasar Orbita


Dipisahkan dari dinding lateral oleh fisura orbitalis inferior. Bagian
dasar yang luas terbentuk dari pars orbitalis osis maksilaris (merupakan tempat
yang paling sering terjadinya fraktur). Processus orbitalis osis platini
membentuk daerah segitiga kecil pada dasar posterior. 2
2.2.2 Apeks Orbita
Merupakan tempat masuknya semua saraf dan pembuluh darah ke mata serta
merupakan tempat asal semua otot ekstraokuler kecuali obliquus inferior. 2
2.2.2.1 Fisura orbitalis superior
Fissura orbitalis superor terletak di antara corpus serta ala major dan
minor ossis sphenoidalis. vena ophthalmika superior, nervus lakrimalis,
frontalis, dan trabekularis berjalan di bagian lateral fisura (di luar anulus Zinn).
Ramus superior dan inferior nervus okulomotorius, nervus abducens dan
nasosiliaris berjalan di bagian medial fisura (di dalam anulus Zinn). Vena
ophthalmika inferior sering bergabung dengan vena ophthalmika inferior
sebelum keluar dari orbita.2
2.2.2.2 Kanalis Optikus (di dalam anulus Zinn)
Dilalui nervus optikus dan arteri ophthalmika.2
2.2.3

Perdarahan
Arteri Carotis Interna menuju Arteri Ophtalmika (berjalan dengan nervus
optikus menuju orbita dan bercabang):2
1. Arteri Retina Sentralis (cabang intraorbita pertama, memasuki nervus optikus sekitar
8- 15mm di belakang bola mata.
2. Arteri Lakrimalis perdarahi glandula lakrimalis dan kelopak mata atas.
3. Arteri Siliaris Posterior Longa dan Brevis (cabang muskularis ke berbagai otot
orbita), Longa perdarahi korpus siliare dan beranastomose dengan arteri siliaris
anterior membentuk circulus arterialis mayor iris. Brevis perdarahi khoroid dan
bagian nervus optikus.
14

4.

Arteri Siliaris Anterior (cabang muskularis menuju muskuli recti) perdarahi sklera,

episklera, limbus, konjungtiva.


5. Arteri Palpebralis (cabang ke kelopak mata) ACPL (Artery Cyliaris Posterior
Longus) dan ACA (Artery Cyliaris Anterior) di pangkal iris membentuk sirkulus
arteriosus mayor.

Gambar 2.7 Perdarahan Orbita


Sumber: Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 1, Hal 376, Dikutip Kepustaka no.4

2.2.4

Bola Mata
Bola mata dewasa normal hampir mendekati bulat dengan diameter
anteroposterior sekita 24,2 mm.2

2.2.4.1 Otot Penggerak Bola Mata

15

Gambar 2.8 Otot Penggerak Bola Mata


Sumber: Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 1, Hal 358, Dikutip Kepustaka no.4

Gambar 2.9 Otot Penggerak Bola Mata


Sumber: Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 1, Hal 359, Dikutip Kepustaka no.4

16

2.2.4.2 Fungsi Otot Penggerak Bola Mata


Tabel 2.1 Fungsi Otot Penggerak Bola Mata
Sumber: Ilmu Penyakit Mata, Hal; 12-13, Dikutip Kepustaka no.5

Otot Penggerak
Bola Mata
Rektus Lateral

Pergerakan
Persarafan
N. Abdusen (N.
VI)

Primer

Skunder

Abduksi

Rektus Medial

N. Oculomotorius
(N. III)

Adduksi

Rektus Superior

N. Oculomotorius
(N. III)

Elevasi

Rektus Inferior
Oblik Superior
Oblik Inferior

N. Oculomotorius
(N. III)
N. Trochlearis (N.
IV)

Depresi
Depresi, Abduksi

N. Oculomotorius
(N. III)

Elevasi, Abduksi

Adduksi, Intorsi
Adduksi, Ekstorsi
Intorsi
Ekstorsi

DAFTAR PUSTAKA
1. Eroscho victor p. Organ Indra Khusus. Dalam: Dharmawan Didiek, Yesdelita Nella,
Editors. Atlas Histologi Difiore. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2010.p.505.

17

2. Vaughan Daniel G,Eva Riordan Paul, P.Witches John. Orbita dan Adneksa Mata.
Dalam: Susanto Diana, Editor. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC; 2009.
p.1-7,15-23.
3. American Academy of Opthalmology, in Basic and Clinical Science Course, Section
10, 2005-2006, p17-29
4. Putz Reinhard, Pabst Reinhard. Anatomi Mata. Dalam: Liliana Sugiharto, Editor.
Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2006. p.352-377
5. Ilyas Sidarta. Otot Penggerak Bola Mata. Dalam: Ilyas Sidarta, Edtor. Ilmu Penyakit

Mata. Edisi 3. Jakarta: FKUI; 2010. p.12-13

18

Você também pode gostar