Você está na página 1de 5

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Imunisasi
Kata imun berasal dari bahasa Latin (immunitas) yang berarti pembebasan(kekebalan)
(Theophilus, 2000; Mehl dan Madrona, 2001).Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh
yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama
secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit
atau racunnya, yang masuk ke dalam tubuh. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang
dianggap berbahaya, perlu dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Imunisasi adalah
tindakan memberikan vaksin pada tubuh manusia. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan
membentuk kekebalan tubuh, pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau
seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal.
2.2 Definisi Vaksin BCG
BCG (Bacillus calmet-Guerin) berasal dari strain bovinum M.tuberculosis yang dikultur
Calmette dan Guerin 1906. Mereka menyelidiki bahwa bila empedu ditambahkan ke medium
tempat tumbuhnya bakteri ini maka kelompok mikroorganisme akan tersebar dan
terjadi perubahan di dalam bentuk dan virulensinya. Mereka mendalilkan bahwa subkultur lama
di dalam medium yang mengandung empedu menghasilkan suatu strain vaksin yang dilemahkan
sesudah selama 1-3 tahun.
Vaksin bcg atau pemberian imunisasi bcg bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif
terhadapa penyakit Tuberculosis (TBC). Vaksin bcg mengandung kuman bcg yang masih hidup.
Jenis kuman TBC ini telah dilemahkan. Seorang anak menderita TBC karena terhisapnya
percikan udara yangmengandung kuman TBC, yang berasal dari orang dewasa berpenyakit
TBC.Mungkin juga bayi sudah terjangkit penyakit TBC sewaktu lahir. Ia terinfeksi kuman TBC
sewaktu masih dalam kandungan, bila ibu mengidap penyakit TBC.Pada anak yang terinfeksi,
kuman TBC dapat menyerang berbgai alat tubuh yangdiserangnya adalah peru ( paling sering ),
kelenjar getah bening, tulang, sendi,ginjal, hati, atau selaput otak.
Vaksin BCG menimbulkan sensitivitas terhadap tuberkulin. Efek proteksi timbul 8-12
minggu setelah penyuntikan. Efek proteksi bervariasi antara 0-80%. Hal ini mungkin tergantung
jenis vaksin yang dipakai, lingkungan dengan Mycobacterium atipik, atau faktor penjamu
2.3 Usia Pemberian
Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan ketika bayi baru lahir,sampai bayi
berumur 12 bulan, tetapi sebaiknya pada umur 0 2 bulan. Hasilyang memuaskan terlihat
apabila diberikan menjelang umur 2 bulan. ImunisasiBCG cukup diberikan 1 kali saja, pada anak
yang berumur lebih dari 2 bulan,d i a n j u r k a n u n t u k m e l a k u k a n u j i m a n t o u x
s e b a l u m i m u n i s a s i B C G , g u n a n y a untuk mengetahui apakah untuk mengetahui apakah ia
telah terjangkit penyakit T B C . Seandainya hasil uji mantoux positive, anak tersebut selayaknya
tidak mendapatkan imunsasi . Penyuntikan BCG tanpa dilakukan uji mantoux pada dasarnya
tidaklah membahayakan.
2.4 Jumlah Pemberian
Cukup 1 kali, karena vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang terbentuk
akan memiliki kualitas yang sama dengan yang terinfeksi secara alami. Oleh karena itu, antibodi

yang dihasilkan melalui vaksinasi sudah tinggi. Berbeda dari vaksin yang berisi kuman mati,
umumnya memerlukan booster atau pengulangan.
2.5 Lokasi Penyuntikan
Yang dianjurkan oleh WHO adalah di lengan kanan atas. Cara menyuntikkannya pun
membutuhkan keahlian khusus karena vaksin harus masuk ke dalam kulit. Bila dilakukan di
paha, proses menyuntikkannya lebih sulit karena lapisan lemak di bawah kulit paha umumnya
lebih tebal. Para orangtua juga tak perlu khawatir dengan luka parut yang bakal timbul di lengan,
karena umumnya luka parut tersebut tidaklah besar. Jadi tidak akan merusak estetika keindahan
lengan anak Anda kelak.
2.6 Tanda Keberhasilan Vaksinasi
Vaksinasi Berhasil Jika
Tanda keberhasilan vaksinasi BCG berupa bisul kecil dan bernanah pada daerah bekas
suntikan yang muncul setelah 4-6 minggu. Benjolan atau bisul setelah vaksinasi BCG memiliki
ciri yang sangat khas dan berbeda dari bisul pada umumnya. Bisul tersebut tidak menimbulkan
rasa nyeri, bahkan bila disentuh pun tidak terasa sakit. Tak hanya itu, munculnya bisul juga tak
diiringi panas. Selanjutnya, bisul tersebut akan mengempis dan membentuk luka parut.
Biasanya setelah suntikan BCG bayi tidak akan menderita demam. Bila ia
demam setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan oleh keadaan lain. Untuk hal ini dianjurkan
agar anda berkonsultasi dengan dokter.
Bila Ada Reaksi Berlebih
Tingkatkan kewaspadaan bila ternyata muncul reaksi berlebih pascavaksinasi BCG. Misal,
benjolan atau bisul itu lama tidak sembuh-sembuh dan menjadi koreng. Atau, malah ada
pembengkakan pada kelenjar di ketiak (sekelan). Ini dapat merupakan pertanda si anak pernah
terinfeksi TB sehingga menimbulkan reaksi berlebih setelah divaksin. Sebaiknya segera
periksakan kembali ke dokter.
Penting diketahui, setiap infeksi selalu diikuti oleh pembesaran kelenjar limfe setempat
(regional) sehingga bisa diraba. Jadi infeksi ringan akibat vaksinasi di lengan atas akan
menyebabkan pembesaran kelenjar limfe ketiak. Jika infeksi terjadi pada pangkal paha, akan
terjadi pembesaran kelenjar limfe di lipatan paha. Namun efek samping ini tidak terjadi pada
semua bayi. Yang berisiko apabila bayi tersebut sudah terinfeksi TB sebelum vaksinasi.
Bila Tak Timbul Benjolan
Orang tua tak perlu khawatir bila ternyata tidak muncul bisul/benjolan di daerah suntik.
Jangan langsung beranggapan bahwa vaksinasinya gagal. Bisa saja itu terjadi karena kadar
antibodinya terlalu rendah, dosis terlalu rendah, daya tahan anak sedang menurun (misalnya anak
dengan gizi buruk) atau kualitas vaksinnya kurang baik akibat cara penyimpanan yang salah.
Meski begitu, antibodi tetap terbentuk tetapi dalam kadar yang rendah. Jangan khawatir, di
daerah endemis TB (penyakit TB terus-menerus ada sepanjang tahun) seperti Indonesia, infeksi
alamiah akan selalu ada. Booster-nya (ulangan vaksinasi) bisa didapat dari alam, asalkan anak
pernah divaksinasi sebelumnya.
2.7 KIPI
Penyuntikan BCG secara intradermal yang benar akan menimbulkan ulkus lokal superfisial
di 3 minggu setelah penyuntikan. Ulkus yang biasanya tertutup krusta akan sembuh dalam 2-3
bulan dan akan meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8 mm. Apabila dosis terlalu tinggi,
maka ulcus yang timbul lebih besar, namun apabila penyuntikan terlalu dalam, maka parut akan
tertarik kedalam. Limfadenitissupuratif diaksila atau leher terkadang dijumpai. Hal ini tergantung
pada umur anak, dosis, dan galur yang dipakek. Limfadenitis akan sembuh dengan sendirinya,

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

jadi tidak perlu diobati. Apabila limfadenitis melekat pada kulit atau timbul fistula maka dapat
dibersihkan dengan melakukan drainase dandiberikan obat anti tuberkolosis oral. Tidak perlu
memberikan antituberkolosis sistemik karena hasilnya tidak efektif.
BCG-itis desiminasi jarang terjadi, biasanya berhubungan dengan imunodefisiensi berat.
Komplikasi lainnya adalah eritema nodosum, iritis, lupusfulgaris, dan osteomielitis. Komplikasi
ini harusdiobatidengan kombinasi obat antituberkolosis.
2.8 Efek Samping
Umumnya pada imunisasi BCG jarang dijumpai akibat samping. Mungkin terjadi
pembengkakan kelenjar getah bening setempat yang terbatas dan biasanya menyembuh sendiri
walaupun lambat. Bila suntikan BCG dilakukan di lengan atas, pembengkakan kelenjar
terdapat di ketiak atau leher bagian bawah. Suntikan di paha dapat menimbulkan pembengkakan
kelenjar di selangkangan. Komplikasi pembengkakan kelenjar ini biasanya disebabkan karena
teknik penyuntikan yang kurang tepat, yaitu penyuntikan terlalu dalam.
2.9 Kontraindikasi
Tenaga kesehatan tidak dianjurkan untuk melakukan imunsasi BCG, jika ditemukan hal-hal
berikut:
Reaksi uji tuberkulin > 5 mm
Terinfeksi HIV atau dengan resiko tinggi HIV, imunokompromais akibat pengobatan
kortikosteroid, obat imunosupresif, sedang menjalani terapi radiasi serta menderita penyakit
keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe
Anak menderita gizi buruk
Anak menderita demam tinggi
Anak menderita infeksi kulit yang luas
Anak pernah menderita tuberkulosis
Kehamilan

2.10 Rekomendasi
Imunisasi BCG diberikan saat usia bayi berusia < 2 bulan
Pada bayi yang kontak erat dengan penderita TB, dan melalui pemeriksaan sputum didapati BTA
(+3) maka sebaiknya INH profilaksis terebih dahulu,dan jika kontak sudah tenang dapat diberi
BCG
3. Jangan melakukan imunisasi BCG pada bayi atau anak dengan imunidefisiensi misalnya HIV,
gizi buruk, dan lain-lain
4. Vaksinasi sebaiknya ditunda dulu apabila anak demam tinggi atau sedang menderita penyakit
yang berat (misalnya sampai perlu perawatan di rumah sakit). Alangkah baiknya bila melakukan
konsultasi terlebih dahulu kepada yang lebih ahli sebelum melakukan vaksinasi.
1.
2.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Imunisasi adalah tindakan memberikan vaksin pada tubuh manusia
2. Vaksin bcg (bacillus calmet guerrine )atau pemberian imunisasi bcg bertujuan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadapa penyakit Tuberculosis (TBC)
3. Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan ketika bayi baru lahir,sampai bayi berumur 12
bulan, tetapi sebaiknya pada umur 0 2 bulan.
4. Cukup 1 kali, karena vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang terbentuk akan
memiliki kualitas yang sama dengan yang terinfeksi secara alami.
5. Yang dianjurkan oleh WHO adalah di lengan kanan atas.
6. Tanda keberhasilan vaksinasi BCG berupa bisul kecil dan bernanah pada daerah bekas suntikan
yang muncul setelah 4-6 minggu.
7. Penyuntikan BCG secara intradermal yang benar akan menimbulkan ulkus lokal superfisial di 3
minggu setelah penyuntikan
8. Umumnya pada imunisasi BCG jarang dijumpai akibat samping. Mungkin terjadi pembengkakan
kelenjar getah bening setempat yang terbatas dan biasanya menyembuh sendiri walaupun
lambat.
9. KomtraindikasiBCG Reaksi uji tuberkulin > 5 mm, terinfeksi HIV atau dengan resiko tinggi
HIV, anak menderita gizi buruk, anak menderita demam tinggi dll
10.
Rekomendasi Imunisasi BCG diberikan saat usia bayi berusia < 2 bulan, pada bayi yang
kontak erat dengan penderita TB dll
3.2 Saran
Bagi mahasiswa
Dari makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami BCG sehingga mahasiswa dapat
menambah pengetahuannya
Bagi Tenaga Kesehatan
Dari makalah ini, diharapkan petugas kesehatan dapat memahami mengenai imunisasi BCG
sehingga dapat meminimalkan terjadinya kesalahan dalam melakukan imunisasi BCG

Você também pode gostar