Você está na página 1de 1

Ramadhan Kami

Saya berasal dari sebuah keluarga plural. Bapak adalah seorang


Muslim, dan Ibu adalah Katolik. Saya sendiri mengikuti Ibu saya menjadi
Katolik.
Sebagai seorang Muslim, Bapak turut berpuasa selama bulan
Ramadhan. Meskipun hanya Bapak seorang yang berpuasa, kami sekeluarga
ikut merasakan suasana Ramadhan. Setiap sore selama masa Ramadhan,
Ibu selalu menyiapkan hidangan untuk berbuka puasa. Dan ketika sahur tiba,
Ibu juga menyiapkannya. Selalu, selama bulan puasa, saya gemar mencari
jajanan takjil untuk Bapak. Dan setiap sahur tiba, saya ikut menemani Bapak
sahur.
Namun ada yang berbeda pada Ramadhan tahun lalu. Bapak tidak
berada di rumah karena sedang keluar kota untuk waktu yang cukup lama.
Suatu sore, saya secara tidak sadar pergi keluar untuk mencari takjil, saya
baru sadar kalau Bapak sedang pergi. Akhirnya saya menelpon Bapak untuk
mengucapkan selamat berbuka puasa. Dini hari ketika sahur tiba, saya
terbangun, dan seketika mengambil ponsel untuk mengingatkan Bapak
bahwa waktu sahur sudah tiba. Ternyata pulsa saya tidak cukup untuk
melakukan panggilan. Kenapa saya tidak cek dan isi pulsa sebelumnya?
Bodohnya saya... Eh, kan ada aplikasi telepon gratis dari LINE, saya
langsung tersadar. Untung di ponsel Bapak sudah saya instal juga. Akhirnya
saya malah melakukan video call dengan Bapak. Tidak hanya lewat suara,
saya juga bisa melihat Bapak langsung. Alhasil, selama masa Ramadhan,
saya dan Ibu selalu menggunakan aplikasi LINE video call dengan Bapak.
LINE turut memberi makna Ramadhan bagi kami. LINE membantu
kami menjaga tali kasih keluarga ketika kami berpisah jarak ketika suasana
Ramadhan.
Terima kasih LINE...

Você também pode gostar