Você está na página 1de 207

UNTUK KEPENTINGAN DINAS

TIDAK DIPERJUALBELIKAN

BIJAK

Orang Pribadi Pintar Pajak

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
DIREKTORAT PERATURAN PERPAJAKAN II

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak


Cetakan Pertama November 2015
Diterbitkan oleh Tim Penyusun Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat Jenderal Pajak
Gedung Utama Lt.11
Jl. Gatot Subroto Kav. 40-42
Jakarta Selatan 12190
Telp. (021) 5250208, Fax. (021) 5732064
Website://www.pajak.go.id

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Puji syukur atas segala rahmat dan kemudahan yang diberikan oleh
Tuhan Yang Maha Esa dalam setiap proses pelaksanaan tugas Direktorat
Jenderal Pajak untuk menghimpun penerimaan pajak.
Penerimaan pajak mempunyai peranan yang penting bagi pembangunan
nasional. Dalam beberapa tahun terakhir, penerimaan pajak mempunyai
kontribusi kurang lebih 70% dari jumlah penerimaan negara pada APBN
Indonesia. Untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian bangsa,
diharapkan agar penerimaan pajak dapat tercapai secara optimal. Pengertian
penerimaan pajak yang optimal ini sejalan dengan apa yang dimaksud dalam
Tri Darma Perpajakan, yaitu: pengenaan pajak meliputi semua subjek pajak
yang seharusnya dikenai pajak, pengenaan pajak berdasarkan objek pajak
yang sebenarnya dan pelunasan pajak tepat pada waktunya dengan tetap
memperhatikan asas keadilan, kenyamanan, kepastian hukum dan ekonomis.
Dalam rangka mewujudkan penerimaan pajak yang optimal, Direktorat
Jenderal Pajak bertransformasi, mengalami perubahan dan pembaharuan
serta melakukan perbaikan yang diantaranya bertujuan untuk menciptakan
kesederhanaan dan kenyamanan dalam proses pemenuhan hak dan
kewajiban perpajakan. Kami menyambut dengan baik diterbitkannya buku
Pedoman Pelaksanaan Kewajiban Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang
Pribadi ini sebagai salah satu sarana edukasi, dengan harapan bahwa buku ini
dapat memberikan pemahaman yang cukup mengenai ketentuan perpajakan
di bidang Pajak Penghasilan Orang Pribadi sehingga para Wajib Pajak Orang
Pribadi dapat melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya dengan baik
dan benar.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
tulus kepada rekan-rekan di Direktorat Peraturan Perpajakan II yang telah
memberikan peran dan kontribusinya dalam penyusunan buku ini. Semoga
setiap upaya yang kami lakukan dapat memberikan manfaat yang positif dan
menjadi bagian dari proses untuk mewujudkan rakyat Indonesia yang adil dan
makmur.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, November 2015
Direktur Jenderal Pajak,

Sigit Priadi Pramudito

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

iii

PENGANTAR DIREKTUR PERATURAN PERPAJAKAN II


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Puji syukur atas segala rahmat dan kemudahan yang diberikan oleh
Tuhan Yang Maha Esa dalam proses penyusunan buku Pedoman Pelaksanaan
Kewajiban Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi, hingga buku ini
dapat diterima oleh para pembaca sekalian.
Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan, semua
Wajib Pajak, baik Orang Pribadi maupun Badan, yang telah memenuhi
persyaratan subjektif dan objektif, wajib melaksanakan hak dan kewajiban
untuk mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP, menghitung pajak yang
terutang, membayar atau menyetorkan pajak ke kas negara dan melaporkan
pelaksanaan kewajiban perpajakannya dalam Surat Pemberitahuan Tahunan,
secara mandiri. Direktorat Jenderal Pajak senantiasa berupaya untuk
meningkatkan kemudahan, kenyamanan dan kesederhanaan bagi Wajib
Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban pajaknya dengan berdasarkan
prinsip keadilan dan kepastian hukum. Salah satu bentuknya adalah
penyediaan berbagai macam sarana edukasi baik berupa diseminasi peraturan
perpajakan, penerbitan leaflet perpajakan, penyusunan buku perpajakan
dan pelaksanaan kelas pajak serta berbagai sarana komunikasi baik melalui
surat menyurat atau secara langsung melalui Account Representative, Kantor
Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan atau Kring Pajak 1500-200.
Untuk menambah sarana yang dapat memberikan kemudahan bagi
Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajibannya, Direktorat
Peraturan Perpajakan II telah menerbitkan beberapa buku yang sebagian
besar isi dan kegunaannya ditujukan bagi Wajib Pajak, diantaranya buku
Bendahara Mahir Pajak yang merupakan buku panduan perpajakan bagi
bendahara pemerintah, buku Media Informasi Perpajakan untuk Dokter
yang merupakan buku panduan pajak penghasilan bagi profesi dokter, dan
buku Fasilitas dan Insentif Pajak Penghasilan di Indonesia yang menyajikan
berbagai macam dan jenis fasilitas (keringanan) dan insentif yang disediakan
oleh ketentuan perundang-undangan di bidang Pajak Penghasilan.
Seiring dengan berjalannya waktu, disamping melakukan penyempurnaan
atau revisi terhadap buku yang telah kami terbitkan, guna memberikan
kemudahan pemahaman bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakannya secara mandiri sesuai sistem self assesment, dalam
hal ini khusus bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, kami memandang perlu untuk
menyusun sebuah buku yang bertujuan untuk memberikan penjelasan umum
ketentuan Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, simulasi dan

iv

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

PENGANTAR DIREKTUR PERATURAN PERPAJAKAN II

contoh penghitungan Pajak Penghasilan yang terutang, dan penghitungan


jumlah Pajak Penghasilan yang harus dibayar/disetor ke kas negara dan
pengisian formulir yang diperlukan dalam proses pelaporan kewajiban pajak,
kami mengharapkan agar buku ini dapat memberikan dasar pemahaman yang
baik terhadap konsep dan ketentuan Pajak Penghasilan Orang Pribadi yang
berdomisili di Indonesia sehingga memudahkan mereka dalam melaksanakan
hak dan kewajiban perpajakannya secara mandiri.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kami
sampaikan kepada rekan-rekan di Direktorat Peraturan Perpajakan II,
khususnya rekan-rekan pada Subdirektorat Peraturan Pemotongan dan
Pemungutan Pajak Penghasilan dan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
yang telah memberikan peran dan kontribusinya dalam penyusunan
buku ini. Semoga segala keikhlasan dan kerja keras yang telah dilakukan
dapat memenuhi espektasi dalam penyusunan buku ini, yaitu untuk
memberikan manfaat kepada semua pihak yang menggunakannya baik
dari sisi pengetahuan maupun peningkatan kepatuhan dalam pelaksanaan
hak dan kewajiban perpajakannya. Manfaat ini yang pada muaranya akan
berkontribusi positif terhadap peningkatan penerimaan pajak yang dapat
digunakan untuk pembangunan nasional yang dapat memakmurkan rakyat
Indonesia.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Jakarta, November 2015
Direktur Peraturan Perpajakan II,


P.M. John L. Hutagaol

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Pendahuluan
Kewajiban dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi
Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi
Contoh Penghitungan dan Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi

Lampiran Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi


Questions and Answers
Daftar Peraturan Terkait

BIJAK

ORANG PRIBADI PINTAR PAJAK

DAFTAR ISI
Sambutan Direktur Jenderal Pajak iii
Pengantar Direktur Peraturan Perpajakan II

iv

Daftar Isi vii


1
Pendahuluan 9

A.
Penjelasan Umum 9

B.
Ruang Lingkup 11

C.
Sumber Penghasilan Orang Pribadi 11
D. Ilustrasi Tahapan Pengisian SPT Tahunan Orang Pribadi
13
2 Kewajiban dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi
15

A.
Kewajiban Wajib Pajak Orang Pribadi 15

1. Mendaftarkan Diri 15

2. Pelunasan Pajak Penghasilan 17

3. Pelaporan Pajak Penghasilan 30

4. Pembukuan dan Pencatatan 31

B.
Hak Wajib Pajak Orang Pribadi 33

C.
Ketentuan Khusus 36
3 Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan

Orang Pribadi 43

A.
Formulir SPT Tahunan Orang Pribadi 43
B. Penghitungan Penghasilan Neto Dalam Negeri dari Usaha/

Pekerjaan Bebas 44
C. Penghitungan Penghasilan Neto Dalam Negeri Sehubungan

dengan Pekerjaan 50
D. Penghitungan Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya
51
E. Penghitungan Penghasilan Neto Luar Negeri
53
F. Penghitungan PPh Terutang dan PPh Yang Kurang/Lebih Bayar 56

G.
Pengisian Lampiran SPT Tahunan 60

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

vii

DAFTAR ISI
4 Contoh Penghitungan dan Pengisian Surat Pemberitahuan

Tahunan Orang Pribadi 61

A.
Orang Pribadi Menjalankan Usaha 61
B. Orang Pribadi Melakukan Pekerjaan Bebas
65
C. Orang Pribadi Melakukan Pekerjaan
72
D. Orang Pribadi Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan

Bebas 86
E. Orang Pribadi Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan 91
F. Orang Pribadi Melakukan Pekerjaan Bebas Dan Melakukan

Pekerjaan 97
G. Orang Pribadi Menjalankan Usaha, Melakukan Pekerjaan Bebas

dan Melakukan Pekerjaan 104
Lampiran Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi
111
A. Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha
112
B. Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas 126
C. Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Pekerjaan
134
D. Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan

Melakukan Pekerjaan Bebas 158
E. Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan

Melakukan Pekerjaan 164
F. Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas

dan Melakukan Pekerjaan 177
G. Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha, Melakukan

Pekerjaan Bebas, dan Melakukan Pekerjaan
185
Questions and Answers
193
Daftar Peraturan Terkait 199
Tim Penyusun 205

viii

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

PENDAHULUAN
A.

PENJELASAN UMUM


Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh), orang pribadi
merupakan Subjek Pajak Penghasilan. Sebagai Subjek Pajak, setiap orang
pribadi harus memiliki pengetahuan yang memadai terkait hak dan kewajiban
perpajakannya. Kewajiban perpajakan orang pribadi antara lain kewajiban
mendaftarkan diri, kewajiban pelunasan PPh, dan kewajiban pelaporan. Pada
prinsipnya, kewajiban tersebut adalah dalam rangka menjalankan kewajiban
orang pribadi untuk mempertanggungjawabkan seluruh penghasilan yang
diterimanya dalam tahun pajak, beserta PPh yang telah dilunasi, ke dalam
suatu formulir berbentuk Surat Pemberitahuan Tahunan orang pribadi.

Undang-Undang Pajak Penghasilan menyebutkan bahwa penghasilan
adalah objek pajak, dan mendefinisikan penghasilan sebagai setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang
berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau menambah kekayaan, dengan nama dan dalam bentuk
apapun. Dalam rangka mendapatkan penghasilan tersebut, orang pribadi
dapat menjalankan atau membuka usaha sendiri, berinvestasi, bekerja
sebagai pegawai, atau menjalankan profesi dan/atau kegiatan lainnya. Orang
pribadi juga dapat memperoleh penghasilan tanpa harus menjalankan usaha
atau bekerja, contohnya apabila mendapatkan hadiah atau hibah.

Pajak yang diperkirakan akan terutang dalam suatu tahun pajak, dilunasi
oleh Wajib Pajak dalam tahun pajak berjalan melalui pemotongan dan
pemungutan pajak oleh pihak lain, serta pembayaran pajak oleh Wajib Pajak
sendiri. Misalnya penghasilan dari gaji, pada umumnya pelunasan PPh-nya
dilakukan dengan pemotongan oleh pemberi kerja, sedangkan penghasilan
dari menjalankan usaha, PPh-nya dihitung dan disetorkan sendiri oleh Wajib
Pajak orang pribadi.

Pada akhir tahun pajak, Wajib Pajak menghitung jumlah PPh terutangnya
untuk tahun pajak yang bersangkutan atas seluruh penghasilan yang diterima
atau diperolehnya (tidak termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan
penghasilan yang dikenai PPh yang bersifat final). Jumlah PPh terutang
tersebut kemudian dibandingkan dengan jumlah PPh yang telah disetor
sendiri atau dipotong/dipungut oleh pihak lain. Setelah jumlah PPh tersebut
dibandingkan, akan didapatkan hasil akhir apakah terdapat jumlah PPh yang
Kurang Bayar, atau terdapat jumlah PPh yang Lebih Bayar, atau jumlah PPh
Nihil.

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Pendahuluan

Penghitungan yang telah dilakukan oleh Wajib Pajak seperti di atas,
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan orang pribadi.
Penghasilan dikelompokkan dan dilaporkan sesuai dengan jenis penghasilan,
termasuk jumlah PPhnya yang telah dipotong/dipungut atau disetor sendiri,
penghasilan yang bukan objek pajak, serta penghasilan yang PPh-nya bersifat
final.

Dalam hal berdasarkan penghitungan PPh di atas terdapat jumlah PPh
yang Kurang Bayar, Wajib Pajak menyetorkan jumlah PPh yang Kurang Bayar
tersebut ke Kas Negara dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atau
kode billing yang didapat dari sistem pembayaran pajak elektronik (e-billing).
Penyetoran dapat dilakukan pada Kantor Pos, Bank Persepsi, atau melalui
sarana pembayaran pajak secara elektronik lainnya (e-banking).

Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh), orang pribadi
merupakan Subjek Pajak Penghasilan. Sebagai Subjek Pajak, setiap orang
pribadi harus memiliki pengetahuan yang memadai terkait hak dan kewajiban
perpajakannya. Kewajiban perpajakan orang pribadi antara lain kewajiban
mendaftarkan diri, kewajiban pelunasan PPh, dan kewajiban pelaporan. Pada
prinsipnya, kewajiban-kewajiban tersebut adalah dalam rangka menjalankan
kewajiban orang pribadi untuk mempertanggungjawabkan seluruh
penghasilan yang diterimanya dalam tahun pajak, beserta PPh yang telah
dilunasi, ke dalam suatu formulir berbentuk Surat Pemberitahuan Tahunan
orang pribadi.

Undang-Undang Pajak Penghasilan menyebutkan bahwa penghasilan
adalah objek pajak, dan mendefinisikan penghasilan sebagai setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang
berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau menambah kekayaan, dengan nama dan dalam bentuk
apapun. Dalam rangka mendapatkan penghasilan tersebut, orang pribadi
dapat menjalankan atau membuka usaha sendiri, berinvestasi, bekerja
sebagai pegawai, atau menjalankan profesi dan/atau kegiatan lainnya. Orang
pribadi juga dapat memperoleh penghasilan tanpa harus menjalankan usaha
atau bekerja, contohnya apabila mendapatkan hadiah atau hibah.

Pajak yang diperkirakan akan terutang dalam suatu tahun pajak, dilunasi
oleh Wajib Pajak dalam tahun pajak berjalan melalui pemotongan dan
pemungutan pajak oleh pihak lain, serta pembayaran pajak oleh Wajib Pajak
sendiri. Misalnya penghasilan dari gaji, pada umumnya pelunasan PPh-nya
dilakukan dengan pemotongan oleh pemberi kerja, sedangkan penghasilan
dari menjalankan usaha, PPh-nya dihitung dan disetorkan sendiri oleh Wajib
Pajak orang pribadi.

10

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Pendahuluan

Pada akhir tahun pajak, Wajib Pajak menghitung jumlah PPh terutangnya
untuk tahun pajak yang bersangkutan atas seluruh penghasilan yang diterima
atau diperolehnya (tidak termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan
penghasilan yang dikenai PPh yang bersifat final). Jumlah PPh terutang
tersebut kemudian dibandingkan dengan jumlah PPh yang telah disetor
sendiri atau dipotong dan/atau dipungut oleh pihak lain. Setelah jumlah PPh
tersebut dibandingkan, akan didapatkan hasil akhir apakah terdapat jumlah
PPh yang Kurang Bayar, atau terdapat jumlah PPh yang Lebih Bayar, atau
jumlah PPh Nihil.

Penghitungan yang telah dilakukan oleh Wajib Pajak seperti di atas,
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan orang pribadi.
Penghasilan dikelompokkan dan dilaporkan sesuai dengan jenis penghasilan,
termasuk jumlah PPhnya yang telah dipotong/dipungut atau disetor sendiri,
penghasilan yang bukan objek pajak, serta penghasilan yang PPh-nya bersifat
final.

Dalam hal berdasarkan penghitungan PPh di atas terdapat jumlah PPh
yang Kurang Bayar, Wajib Pajak menyetorkan jumlah PPh yang Kurang Bayar
tersebut ke Kas Negara dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atau
kode billing yang didapat dari sistem pembayaran pajak elektronik (e-billing).
Penyetoran dapat dilakukan pada Kantor Pos, Bank Persepsi, atau melalui
sarana pembayaran pajak secara elektronik lainnya (e-banking).
B. RUANG LINGKUP

Buku ini memfokuskan pembahasan pada kewajiban perpajakan Wajib
Pajak orang pribadi meliputi pendaftaran, penghitungan, penyetoran, dan
pelaporan terkait dengan SPT Tahunan Pajak Penghasilan.
C. SUMBER PENGHASILAN ORANG PRIBADI

Tahapan penting dalam proses pengisian SPT Tahunan orang pribadi
adalah mengidentifikasi dan mengelompokkan jenis penghasilan yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak sesuai dengan kategori penghasilan.
Secara umum, penghasilan Wajib Pajak orang pribadi dapat dikategorikan
sebagai berikut:
1. Penghasilan dari usaha
yaitu penghasilan yang diterima atau diperoleh dari kegiatan usaha
Wajib Pajak, misalnya usaha toko atau berjualan online.

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

11

Pendahuluan
2.

Penghasilan dari pekerjaan bebas


yaitu penghasilan yang diterima atau diperoleh dari pekerjaan bebas
yang dilakukan Wajib Pajak, misalnya dokter, pengacara, atau notaris.
3. Penghasilan dari pekerjaan
yaitu penghasilan yang diterima atau diperoleh dari pekerjaan Wajib
Pajak sebagai pegawai (karyawan), misalnya sebagai direktur, komisaris,
pegawai tetap, atau pegawai harian.
4. Penghasilan dari modal
yaitu penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dari modal
yang dimilikinya yang berupa harta gerak maupun harta tak gerak,
misalnya bunga, dividen, royalti, sewa, dan keuntungan penjualan harta.
5. Penghasilan lainnya
yaitu penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak selain dari
kategori di atas, misalnya hadiah, hibah, warisan, atau pembebasan
utang.

Atas setiap kategori penghasilan tersebut, UU PPh memiliki aturan
yang berbeda dalam perlakuan pajaknya. Lebih lanjut, atas penghasilan dari
kategori yang sama dapat pula mendapat perlakuan perpajakan yang berbeda.
Misalnya, penghasilan dividen dikenai PPh yang bersifat final, sedangkan
penghasilan royalti dikenai PPh yang bersifat tidak final. Contoh lainnya yaitu
penghasilan lain berupa hadiah merupakan objek PPh, sedangkan warisan
bukan merupakan objek PPh.
Berdasarkan penjelasan tersebut, kini diketahui bahwa kategori
penghasilan dalam SPT Tahunan orang pribadi akan berbeda dengan kategori
penghasilan secara umum di atas. Oleh karena itu, Wajib Pajak orang pribadi
harus memahami benar ketentuan PPh yang berlaku, mulai dari apakah suatu
penghasilan merupakan objek PPh, berapa tarif PPh yang berlaku, hingga
bagaimana melaporkan penghasilan tersebut dalam SPT Tahunan sesuai
dengan sumber penghasilan. Uraian dalam bab selanjutnya diharapkan dapat
memberikan gambaran dan pemahaman yang cukup bagi Wajib Pajak orang
pribadi dalam menjalankan kewajiban PPh-nya.

12

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Pendahuluan
D.

ILUSTRASI TAHAPAN PENGISIAN SPT TAHUNAN ORANG PRIBADI


Berikut adalah ilustrasi sederhana proses pengisian SPT Tahunan bagi
orang pribadi.



Pertama, Wajib Pajak mengidentifikasikan dan mengelompokkan jenis
penghasilannya apakah merupakan objek PPh atau bukan objek PPh.

Kemudian, atas seluruh penghasilannya yang merupakan objek PPh,
ada yang dikenai PPh yang bersifat final dan PPh yang tidak bersifat final.
Penghasilan yang merupakan objek PPh tersebut, baik dikenai PPh yang
bersifat final maupun dikenai PPh yang tidak bersifat final, dapat dilakukan
melalui penyetoran sendiri atau melalui pemotongan/pemungutan PPh oleh
pihak lain.

Pada akhir tahun pajak, Wajib Pajak melakukan penghitungan PPh atas
seluruh penghasilan yang tidak dikenai PPh yang bersifat final, kemudian
diperhitungkan dengan PPh yang telah dipotong/dipungut oleh pihak lain dan
angsuran PPh yang telah dibayar sendiri oleh Wajib Pajak.


BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

13

Pendahuluan

Terakhir, Wajib Pajak melaporkan seluruh penghasilannya, baik yang
merupakan objek PPh maupun bukan objek PPh serta melaporkan seluruh
pemenuhan kewajiban PPh yang telah dilakukannya baik melalui setoran PPh
sendiri ataupun melalui pemotongan/pemungutan pihak lain. Keseluruhan
tahapan tersebut beserta contoh-contohnya akan dijelaskan dalam bab
selanjutnya pada buku ini.

14

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

KEWAJIBAN DAN HAK


WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

A. KEWAJIBAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


1. Mendaftarkan Diri

Semua orang pribadi merupakan Subjek Pajak, namun bukan berarti
semua Subjek Pajak merupakan Wajib Pajak yang menurut undang-undang
memiliki kewajiban dan hak perpajakan. Setiap orang pribadi sebagai Subjek
Pajak yang telah memiliki penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP) wajib mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal orang pribadi, untuk mendapatkan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau tidak
melakukan pekerjaan bebas yang memperoleh penghasilan di atas PTKP
wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lama pada akhir
bulan berikutnya setelah penghasilan Wajib Pajak tersebut pada suatu bulan
yang disetahunkan telah melebihi PTKP.
Mulai Tahun Pajak 2015, besarnya PTKP adalah sebesar:
a. Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) untuk diri Wajib Pajak
orang pribadi;
b. Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak yang
kawin;
c. Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) tambahan untuk seorang
istri yang penghasilan digabung dengan penghasilan suami sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) UU PPh; dan
d. Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) tambahan untuk setiap anggota
keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus
serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak
3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
Besarnya PTKP tersebut dapat dievaluasi dan disesuaikan berdasarkan
peraturan menteri keuangan setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan
Rakyat.
Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau melakukan
pekerjaan bebas wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling
lambat 1 (satu) bulan setelah saat usaha, atau pekerjaan bebas nyatanyata mulai dilakukan. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

15

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
(OPPT), yaitu Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha
sebagai pedagang pengecer yang mempunyai 1 (satu) atau lebih tempat
usaha, selain wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal Wajib Pajak, juga wajib mendaftarkan diri pada
KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha Wajib Pajak.
Apabila orang pribadi menurut ketentuan di atas wajib untuk
mendaftarkan diri, maka orang pribadi tersebut mengajukan permohonan
pendaftaran untuk memperoleh NPWP dengan menggunakan Formulir
Pendaftaran Wajib Pajak ke KPP. Permohonan pendaftaran NPWP juga dapat
dilakukan dengan menggunakan aplikasi e-registration yang tersedia pada
laman Direktorat Jenderal Pajak di www.pajak.go.id. Namun demikian, Wajib
Pajak yang telah menyampaikan Formulir Pendaftaran Wajib Pajak melalui
Aplikasi e-registration harus mengirimkan dokumen yang disyaratkan ke
KPP dengan cara menggunggah (upload) salinan digital (softcopy) dokumen
melalui Aplikasi e-registration atau mengirimkan dengan menggunakan Surat
Pengiriman Dokumen yang telah ditandatangani.

Dokumen yang disyaratkan sebagai kelengkapan permohonan NPWP
yaitu:
a. Untuk Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas:
1) fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi Warga Negara Indonesia; atau
2) fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS)
atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP), bagi Warga Negara Asing.
b. Untuk Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas:
1) fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi Warga Negara Indonesia; atau
fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau
Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP), bagi Warga Negara Asing; dan
2) dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang
berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurangkurangnya Lurah atau Kepala Desa.

16

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
2. Pelunasan Pajak Penghasilan

Atas penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi yang
merupakan objek pajak, wajib dikenai Pajak Penghasilan (PPh). Pelunasan
PPh ini dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu dengan cara setor
sendiri atau pemotongan/pemungutan oleh pihak lain. Dilihat dari waktu
pembayarannya, terdapat pembayaran pajak dalam tahun berjalan dan
pembayaran pada akhir tahun pajak.
Untuk lebih memperjelas dapat dilihat dalam skema berikut ini:
Pembayaran Angsuran
PPh Pasal 25

Pemotongan PPh
Pasal 21

Pembayaran pada
Tahun Berjalan

Pemotongan/
Pemungutan oleh Pihak
Lain

Pemotongan/
Pemungutan PPh
Pasal 22

Pemotongan PPh
Pasal 23

Antara lain:
Pembayaran PPh yang
Bersifat Final

Pembayaran PPh

Pembayaran pada
Akhir Tahun Pajak
(PPh Pasal 29)

Bunga deposito dan


tabungan

Bunga obligasi dan SUN

Persewaan tanah
dan/atau bangunan

Penghasilan atas usaha


yang memiliki peredaran
bruto tertentu

Hadiah undian
Transaksi saham
Pengalihan hak atas
tanah dan/atau
bangunan

a. Pembayaran pajak dalam tahun berjalan


Pelunasan pajak dalam tahun berjalan merupakan angsuran
pembayaran pajak yang nantinya boleh diperhitungkan dengan
cara mengkreditkan terhadap Pajak Penghasilan yang terutang
untuk tahun pajak yang bersangkutan, kecuali untuk penghasilan
yang telah dikenai pajak bersifat final maka tidak dapat dikreditkan
dengan Pajak Penghasilan yang terutang. Pembayaran pajak dalam
tahun berjalan dapat dibagi menjadi tiga jenis pembayaran, yaitu:

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

17

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
1) Pembayaran angsuran PPh Pasal 25
PPh Pasal 25 merupakan angsuran bulanan yang harus dibayar
sendiri oleh Wajib Pajak dalam tahun berjalan. Tujuannya adalah
untuk meringankan beban Wajib Pajak, mengingat pajak yang
terutang harus dilunasi dalam waktu satu tahun. Besarnya
angsuran PPh Pasal 25 didasarkan pada Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan tahun yang lalu.
Bagi Wajib Pajak OPPT, besarnya angsuran PPh Pasal 25
ditetapkan sebesar 0,75% (nol koma tujuh lima persen) dari
jumlah peredaran bruto setiap bulan dari masing-masing tempat
usaha.
2) Pemotongan dan/atau pemungutan PPh yang dilakukan oleh pihak lain

yang merupakan kredit pajak, berupa:
a) Pemotongan PPh Pasal 21
Merupakan cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui
pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan
dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan.
Jumlah penghasilan neto sehubungan dengan pekerjaan
ditentukan berdasarkan penghasilan neto yang tertera dalam
bukti pemotongan PPh Pasal 21 yang diberikan oleh pemberi
kerja. Penghasilan neto atas penghasilan dari pekerjaan
sehubungan dengan pegawai tetap dihitung dengan cara
penghasilan bruto (gaji, tunjangan, bonus, penghasilan
lainnya), dikurangi dengan:
o Biaya jabatan sebesar 5% dari penghasilan bruto dengan
jumlah maksimum Rp6.000.000,00 setahun, atau biaya
pensiun sebesar 5% dari penghasilan bruto dengan
jumlah maksimum sebesar Rp2.400.000,00 setahun (bagi
pensiunan);
o Iuran pensiun yang dibayar oleh pegawai kepada dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan atau badan penyelenggara tabungan hari tua
atau jaminan hari tua yang dipersamakan dengan dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan;
o Zakat atau sumbangan keagamaan lainnya kepada
lembaga/badan yang telah ditetapkan Pemerintah;

18

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
o Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang disesuaikan
dengan status Wajib Pajak dan jumlah tanggungan.
PPh Pasal 21 atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan
dipotong oleh pemberi kerja sebagai pemotong pajak.
b) Pemotongan atau pemungutan PPh Pasal 22
Merupakan cara pelunasan pembayaran pajak dalam tahun
berjalan oleh Wajib Pajak atas penghasilan sehubungan
dengan pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan
di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain, serta
penghasilan sehubungan dengan pembelian barang sangat
mewah.
Jenis
PPh Pasal 22 atas impor

Tarif
- 10% x nilai impor (barang tertentu dalam
lampiran I PMK 107/2015)
- 7,5% x nilai impor (barang tertentu lainnya
dalam lampiran II PMK 107/2015)
- 2,5% x nilai impor (dengan API)

PPh Pasal 22 atas impor

- 7,5% x nilai impor (tanpa API)


- 0,5% x nilai impor (kedelai, gandum, dan
tepung terigu, dengan API)

- 7,5% x harga jual lelang (barang yang tidak


dikuasai)
PPh Pasal 22 atas ekspor 1,5% x nilai ekspor (batubara, mineral logam,
dan mineral bukan logam)
PPh Pasal 22 atas
1,5% x harga pembelian tidak termasuk PPN
pembelian oleh BUMN

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

19

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
Jenis
PPh Pasal 22 atas
penjualan bahan bakar

Tarif
- Bahan bakar minyak :
0,25% x penjualan tidak termasuk PPN
(penjualan kepada SPBU Pertamina)
0,3% x penjualan tidak termasuk PPN
(penjualan kepada SPBU bukan
Pertamina)
0,3% x penjualan tidak termasuk PPN
(penjualan kepada SPBU selain Pertamina
dan bukan Pertamina)
- Bahan bakar gas : 0,3% x penjualan tidak
termasuk PPN
- Pelumas : 0,3% x penjualan tidak termasuk
PPN

PPh Pasal 22 atas


penjualan semen, kertas,
baja, otomotif, farmasi

- Semen : 0,25% x DPP PPN


- Kertas : 0,1% x DPP PPN
- Baja : 0,3% x DPP PPN
- Kendaraan bermotor roda 2 atau lebih:
0,45% x DPP PPN

PPh Pasal 22 atas


penjualan kendaraan
bermotor

20

- Obat : 0,3% x DPP PPN


0,45% x DPP PPN

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
Jenis
PPh Pasal 22 atas
pembelian bahan-bahan
untuk keperluan industri
atau ekspornya oleh
industri atau eksportir
dalam sektor kehutanan,
perkebunan, pertanian,
peternakan, peternakan,
dan perikanan
PPh Pasal 22 atas
pembelian batubara,
mineral logam, dan
mineral bukan logam,
dari orang pribadi
pemegang IUP
PPh Pasal 22 atas
penjualan emas
batangan oleh produsen
emas batangan
PPh Pasal 22 Barang
Sangat Mewah

Tarif
0,25% x harga pembelian tidak termasuk PPN

1,5% x harga pembelian tidak termasuk PPN

0,45% x harga jual

5% dari harga jual

PPh Pasal 22 dipungut oleh:

Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atas impor

barang dan ekspor komoditas tambang batubara, mineral logam,


dan mineral bukan logam yang dilakukan oleh eksportir, kecuali
yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang terikat dalam perjanjian
kerjasama pengusahaan pertambangan dan Kontrak Karya.
Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang.
Badan usaha tertentu, meliputi BUMN, BUMN yang dilakukan
restrukturisasi, dan badan usaha tertentu yang dimiliki secara
langsung oleh BUMN berkenaan dengan pembayaran atas
pembelian barang/bahan untuk keperluan kegiatan usahanya.

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

21

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen,

industri kertas, industri baja, industri otomotif, dan industri farmasi,


atas penjualan hasil produksinya kepada distributor dalam negeri.
Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek
(APM), dan importir umum kendaraan bermotor, atas penjualan
kendaraan bermotor di dalam negeri.
Produsen atau importir bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan
pelumas, atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan
pelumas.
Industri atau eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan,
perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan, atas pembelian
bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspornya.
Industri atau badan usaha yang melakukan pembelian komoditas
tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam, dari
badan atau orang pribadi pemegang izin usaha pertambangan.
Badan usaha yang memproduksi emas batangan, atas penjualan
emas batangan di dalam negeri.
Wajib Pajak Badan yang melakukan penjualan barang yang
tergolong sangat mewah.
c) Pemotongan PPh Pasal 23
Merupakan cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui
pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan oleh pihak lain.
Penghasilan yang dibayarkan tersebut antara lain:
(1) bunga dan royalti, besarnya PPh Pasal 23 yang dipotong adalah:

15 % x jumlah bruto
(2) sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,
kecuali yang telah dikenai PPh Pasal 4 ayat (2), besarnya PPh Pasal
23 yang dipotong adalah:

2 % x jumlah bruto

22

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
d) Pembayaran PPh yang bersifat final
Atas penghasilan tertentu yang diterima Wajib Pajak orang pribadi dapat
dikenai PPh yang bersifat final antara lain:
(1) Bunga Deposito dan Tabungan Lainnya.

Yang menjadi objek PPh adalah bunga deposito, bunga

tabungan lainnya, dan diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI)


atas deposito, tabungan, dan SBI yang ditempatkan pada atau
diterbitkan oleh bank.

Besarnya PPh Pasal 4 ayat (2) yang dipotong adalah:

20 % x jumlah bruto

Pengecualian:

jumlah deposito/tabungan/SBI yang jumlahnya tidak lebih


dari Rp7.500.000,00 dan bukan merupakan jumlah yang
dipecah-pecah;
bunga tabungan pada bank yang ditunjuk Pemerintah
dalam rangka pemilikan rumah sederhana dan sangat
sederhana, kaveling siap bangun untuk rumah sederhana
dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri.
PPh yang bersifat final atas bunga deposito dan tabungan
lainnya dipotong oleh bank.
(2) Bunga Obligasi dan Surat Utang Negara

Yang menjadi Objek PPh adalah Bunga Obligasi, berupa
imbalan yang diterima pemegang Obligasi dalam bentuk bunga
dan/atau diskonto. Obligasi adalah surat utang dan surat utang
negara, yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan.

Besarnya PPh Pasal 4 ayat (2) yang dipotong atas bunga obligasi
dengan kupon bagi WPDN adalah:

15 % x jumlah bruto

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

23

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi

PPh yang bersifat final dipotong oleh:

penerbit obligasi atau kustodian selaku agen pembayaran


yang ditunjuk, atas bunga dan/atau diskonto yang diterima
pemegang obligasi dengan kupon pada saat jatuh tempo
bunga obligasi, dan diskonto yang diterima pemegang
obligasi tanpa bunga pada saat jatuh tempo obligasi; dan/
atau
perusahaan efek, dealer, atau bank, selaku pedagang
perantara dan/atau pembeli, atas bunga dan diskonto yang
diterima penjual obligasi pada saat transaksi.
(3) Bunga Simpanan Koperasi
Atas penghasilan berupa bunga simpanan yang dibayarkan oleh
koperasi yang didirikan di Indonesia kepada anggota koperasi orang
pribadi dikenai PPh yang bersifat final. Besarnya PPh final yaitu:
(a) 0% (nol persen) untuk penghasilan berupa bunga simpanan
sampai dengan Rp240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu
rupiah) per bulan; atau
(b) 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan
berupa bunga simpanan lebih dari Rp240.000,00 (dua ratus
empat puluh ribu rupiah) per bulan.
(4) Hadiah Undian
Yang menjadi objek PPh adalah hadiah undian, dengan nama dan
dalam bentuk apa pun. Tarif pemotongan PPh yang bersifat final
adalah 25% dari jumlah bruto hadiah undian dan dipotong oleh
penyelenggara undian.

24

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
(5) Transaksi Saham
Yang menjadi objek PPh adalah penghasilan dari penjualan saham
di bursa. Tarif pemungutan PPh yang bersifat final adalah 0,1% dari
jumlah bruto nilai transaksi penjualan saham.
PPh Pasal 4 ayat (2) atas Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek
0,1 % x nilai transaksi penjualan saham
tambahan 0,5% x nilai saham perusahaan pada saat penutupan bursa
di akhir tahun 1996; atau
tambahan 0,5% x nilai saham pada saat penawaran umum perdana
dalam hal saham perusahaan diperdagangkan di bursa efek setelah
1 Januari 1997
(6) Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
Yang menjadi objek PPh adalah penghasilan dari pengalihan
hak atas tanah dan/atau bangunan meliputi penjualan,
tukar-menukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak,
penyerahan hak, lelang, hibah, atau cara lain yang disepakati.
Tarif PPh yang bersifat final atas pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan adalah sebesar 5% dari jumlah bruto nilai
pengalihan tersebut.
Pembebasan PPh yang bersifat final dapat diberikan atas
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dengan cara:
(a) Diberikan dengan penerbitan Surat Keterangan Bebas,
kepada:
i. orang pribadi yang mempunyai penghasilan di bawah
PTKP, yang jumlah bruto pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunannya kurang dari Rp60.000.000,00
(enam puluh juta rupiah) dan bukan merupakan jumlah
yang dipecah-pecah;
ii. orang pribadi yang melakukan pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan sehubungan dengan hibah
yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat, dan kepada badan

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

25

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
keagamaan atau badan pendidikan atau badan
sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang hibah
tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha,
pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara
pihak-pihak yang bersangkutan;
iii. pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
sehubungan dengan warisan, sepanjang tanah dan/
atau bangunan tersebut telah dilaporkan dalam SPT
Tahunan pewaris.
(b) diberikan secara langsung tanpa penerbitan Surat
Keterangan Bebas, kepada:
i. orang pribadi yang menerima atau memperoleh
penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/
atau bangunan dari pemerintah guna pelaksanaan
pembangunan untuk kepentingan umum yang
memerlukan persyaratan khusus;
ii. pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang
dilakukan oleh orang pribadi yang tidak termasuk
subjek pajak.
Nilai pengalihan hak adalah nilai yang tertinggi antara nilai
berdasarkan Akta Pengalihan Hak dengan Nilai Jual Objek Pajak
tanah dan/atau bangunan yang bersangkutan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Pajak Bumi dan Bangunan.
Dalam hal pengalihan hak kepada instansi pemerintah maka
nilai pengalihan hak adalah nilai berdasarkan keputusan
pejabat yang bersangkutan.
PPh Pasal 4 ayat (2) atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan

5% dari jumlah bruto nilai pengalihan


PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan dari pengalihan hak atas

tanah dan/atau bangunan disetorkan sendiri oleh Wajib Pajak


yang melakukan pengalihan.

26

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
(7) Persewaan Tanah dan/atau Bangunan
Objek PPh yang bersifat final adalah penghasilan dari sewa

tanah dan/atau bangunan, termasuk bagian dari bangunan.


Tarif PPh yang bersifat final:
PPh Pasal 4 ayat (2) atas Penghasilan dari
Persewaan Tanah dan/atau Bangunan

10% dari jumlah bruto nilai persewaan


Jumlah bruto nilai persewaan adalah jumlah yang dibayarkan/

terutang oleh penyewa termasuk biaya perawatan,


pemeliharaan, keamanan, fasilitas lainnya, dan service charge
(baik perjanjiannya dibuat secara terpisah maupun disatukan).
PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan dari persewaan tanah

dan/atau bangunan dipotong oleh penyewa. Apabila penyewa


adalah orang pribadi atau bukan Subjek Pajak, maka wajib
dibayar sendiri oleh pihak yang menyewakan.
(8) Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri
Objek PPh yang bersifat final adalah dividen, termasuk
dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan
pembagian sisa hasil usaha koperasi.
Tarif PPh yang bersifat final:
PPh atas Dividen yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri

10% dari jumlah bruto dividen yang diterima


PPh atas dividen yang diterima, dipotong oleh pihak yang

membayar atau pihak lain yang ditunjuk selaku pembayar


dividen.

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

27

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
(9) Penghasilan atas Usaha Wajib Pajak dengan Peredaran Bruto Tertentu
Atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh

Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto di bawah


Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah),
dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013.
Besarnya tarif PPh yang bersifat final adalah 1% (satu persen)
dari jumlah peredaran bruto setiap bulan.
b. Pembayaran PPh pada Akhir Tahun Pajak/PPh Kurang Bayar (PPh
Pasal 29)
Pembayaran PPh pada akhir tahun pajak dilakukan apabila jumlah pajak
yang terutang untuk suatu tahun pajak lebih besar daripada jumlah kredit
pajak.
c. Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran PPh
Pembayaran dan penyetoran PPh dilakukan ke Kas Negara melalui:

1) layanan pada loket/teller (over the counter); dan/atau


2) layanan dengan menggunakan sistem elektronik lainnya pada
Bank Persepsi atau Pos Persepsi.
Bank Persepsi adalah bank umum yang ditunjuk oleh Menteri
Keuangan untuk menerima setoran penerimaan negara bukan
dalam rangka impor, meliputi penerimaan pajak, cukai dalam
negeri, dan penerimaan bukan pajak.
Pos Persepsi adalah kantor pos yang ditunjuk Menteri Keuangan
untuk menerima setoran penerimaan negara.
Pembayaran dan penyetoran PPh dilakukan dengan Surat Setoran
Pajak (SSP) atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP,
yaitu dilakukan melalui sistem pembayaran secara elektronik dengan
menggunakan Kode Billing di teller bank/pos persepsi, anjungan tunai
mandiri (ATM), internet banking, atau EDC.
Wajib Pajak dapat memperoleh Kode Billing dengan cara membuat
sendiri pada Aplikasi Billing DJP yang dapat diakses melalui laman
Direktorat Jenderal Pajak dan laman Kementerian Keuangan.

28

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
Satu formulir SSP hanya dapat digunakan untuk pembayaran satu
jenis pajak, satu Masa Pajak atau Tahun Pajak, dengan menggunakan
satu kode akun pajak dan satu kode jenis setoran.
Wajib Pajak yang melakukan pembayaran dan penyetoran dengan
sistem pembayaran pajak secara elektronik tersebut diberikan Bukti
Penerimaan Negara (BPN) sebagai bukti setoran. BPN diterbitkan
dalam bentuk:
1) dokumen bukti pembayaran yang diterbitkan Bank/Pos Persepsi,
untuk pembayaran/penyetoran melalui teller dengan Kode Billing;
2) struk bukti transaksi, untuk pembayaran melalui ATM dan EDC;
3) dokumen elektronik, untuk pembayaran/penyetoran melalui
internet banking; dan
4) teraan BPN pada SSP, untuk pembayaran melalui teller Bank/Pos
Persepsi dengan menggunakan SSP.
SSP atau sarana administrasi lain yang dipersamakan dengan SSP
tersebut dinyatakan sah apabila telah divalidasi dengan Nomor
Transaksi Penerimaan Negara (NTPN).
Berikut ketentuan terkait pembayaran dan penyetoran PPh yang
dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi:

PPh Pasal 25

Paling lama tanggal 15


bulan berikutnya setelah
Masa Pajak berakhir

411125

Kode
Jenis
Setoran
100

PPh Pasal 25 OPPT

Paling lama tanggal 15


bulan berikutnya setelah
Masa Pajak berakhir

411125

101

PPh Pasal 4 ayat


(2) Pengalihan Hak
atas Tanah dan/atau
Bangunan

Paling lama tanggal 15


bulan berikutnya setelah
Masa Pajak berakhir

411128

402

Jenis PPh

Tanggal Penyetoran

Kode Akun
Pajak

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

29

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi

Jenis PPh

Tanggal Penyetoran

PPh Pasal 4 ayat (2)


Persewaan Tanah
dan/atau Bangunan

Paling lama tanggal 15


bulan berikutnya setelah
Masa Pajak berakhir

411128

Kode
Jenis
Setoran
403

PPh Pasal 4 ayat (2)


PP 46/2013

Paling lama tanggal 15


bulan berikutnya setelah
Masa Pajak berakhir

411128

420

PPh Pasal 29

Paling lama dilunasi


sebelum SPT Tahunan
disampaikan

411125

200

Kode Akun
Pajak

3. Pelaporan Pajak Penghasilan


Wajib Pajak orang pribadi wajib mengisi Surat Pemberitahuan Pajak
Penghasilan (SPT PPh) Masa dan Tahunan, dan menyampaikannya ke
KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Khusus untuk SPT Tahunan, Wajib
Pajak dapat menyampaikan SPT Tahunan PPh orang pribadi dengan
cara:
melaporkan secara langsung ke kantor pelayanan pajak (KPP)
drop box
e-filing
kantor pos, perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti
pengiriman surat ke KPP dimana Wajib Pajak terdaftar.
Terdapat tiga jenis formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan orang
pribadi:
1) Formulir 1770
Digunakan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki
penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas.

30

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
2)

3)

Formulir 1770 S
Digunakan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki
sumber penghasilan sebagai karyawan dari satu atau lebih
pemberi kerja, dan/atau penghasilan lainnya yang bukan dari
usaha atau pekerjaan bebas.
Formulir 1770 SS
Digunakan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki
sumber penghasilan selain dari usaha dan/atau pekerjaan
bebas dengan jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari
Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).

Batas waktu pelaporan SPT PPh adalah sebagai berikut:


Jenis SPT

Tanggal Pelaporan

PPh Pasal 25
PPh Pasal 25 OPPT
PPh Pasal 4 ayat (2) PP 46/2013
SPT Tahunan PPh OP

Paling lama 20 hari setelah Masa


Pajak berakhir *)
3 bulan setelah akhir tahun pajak

*) SSP atas pembayaran PPh Pasal 25 dan PPh Pasal 4 ayat (2) atas
penghasilan dengan peredaran bruto tertentu (PP 46/2013) yang telah
mendapat validasi NTPN, dianggap telah melaporkan SPT Masa.
4. Pembukuan dan Pencatatan
a. Pembukuan

Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas wajib menyelenggarakan pembukuan,
kecuali Wajib Pajak orang pribadi yang peredaran brutonya
dalam satu tahun kurang dari Rp4.800.000,000,00 (empat
miliar delapan ratus juta rupiah).

Wajib Pajak orang pribadi yang dikecualikan dari kewajiban
menyelenggarakan pembukuan wajib melakukan pencatatan.

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan
secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi yang
meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya,
serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

31

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa
neraca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak yang
bersangkutan.

Syarat-syarat penyelenggaraan pembukuan:
sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan
dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang
terutang;
diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan
mencerminkan keadaan yang sebenarnya atau kegiatan usaha
yang sebenarnya;
diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin,
angka Arab, satuan mata uang Rupiah dan disusun dalam bahasa
Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri
Keuangan;
diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel
akrual atau stelsel kas.
b. Pencatatan

Pencatatan yaitu pengumpulan data yang dikumpulkan secara
teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto dan/atau
penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak
yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan/
atau yang dikenai pajak yang bersifat final.

Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha,
yang peredaran brutonya dalam satu tahun kurang dari
Rp4.800.000,000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah)
sehingga diperbolehkan menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto (NPPN) untuk menghitung penghasilan netonya,
wajib menyampaikan pemberitahuan kepada Direktur Jenderal
Pajak dalam jangka waktu tiga bulan pertama dari tahun pajak yang
bersangkutan.

Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha
dan/atau pekerjaan bebas wajib menyelenggarakan pencatatan.

Syarat-syarat penyelenggaraan pencatatan:
harus menggambarkan antara lain peredaran atau penerimaan

32

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
bruto dan/atau jumlah penghasilan bruto yang diterima dan/
atau diperoleh, serta penghasilan yang bukan objek pajak dan/
atau penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final;
bagi Wajib Pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha
dan/atau tempat usaha, pencatatan harus menggambarkan
secara jelas untuk masing-masing jenis usaha dan/atau tempat
usaha yang bersangkutan; dan
selain kewajiban untuk menyelenggarakan pencatatan
atas penghasilan, Wajib Pajak orang pribadi juga harus
menyelenggarakan pencatatan atas harta dan kewajiban.
B. HAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
Selain kewajiban yang telah dijelaskan di atas, Wajib Pajak orang pribadi juga
memiliki hak perpajakan antara lain:
1. Perlindungan Kerahasiaan
Atas semua informasi yang disampaikan kepada Direktorat Jenderal
Pajak dalam rangka menjalankan ketentuan perpajakan, antara lain
SPT, laporan keuangan, dan dokumen lainnya, Wajib Pajak memiliki hak
untuk mendapat perlindungan kerahasiaan. Namun dalam hal tertentu,
misalnya penyidikan, data tersebut dapat diberikan dengan persetujuan
Menteri Keuangan.
2. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Apabila dalam suatu tahun pajak ternyata PPh yang terutang dari
jumlah kredit pajak (jumlah pembayaran PPh yang dibayar dan/atau
PPh yang dipotong/dipungut lebih besar dari PPh yang terutang),
maka Wajib Pajak berhak atas kelebihan PPh tersebut. Pengembalian
kelebihan pembayaran PPh tersebut diberikan dalam jangka waktu dua
belas bulan sejak permohonan diterima secara lengkap.
3. Memperoleh Surat Keterangan Bebas (SKB)
Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki kriteria berikut dapat
dibebaskan dari pemotongan dan/atau pemugutan PPh:
a. Wajib Pajak yang dalam tahun berjalan dapat membuktikan
tidak akan terutang Pajak Penghasilan karena:
1) mengalami kerugian fiskal;
2) berhak melakukan kompensasi kerugian; atau
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

33

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
3) PPh yang telah dibayar lebih besar dari PPh yang akan
terutang.
b. Wajib Pajak yang atas penghasilannya hanya dikenai PPh yang
bersifat final.
Permohonan pembebasan dari pemotongan dan/atau pemungutan
PPh diajukan secara tertulis kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak
terdaftar dengan syarat telah menyampaikan SPT Tahunan PPh
Tahun Pajak terakhir sebelum tahun pajak diajukan permohonan
kecuali untuk Wajib Pajak yang baru berdiri dan masih dalam tahap
investasi.
Permohonan diajukan untuk setiap pemotongan dan/atau
pemungutan PPh Pasal 21, Pasal 22, Pasal 22 impor, dan/atau Pasal
23.
Permohonan harus dilampiri dengan penghitungan PPh yang
diperkirakan akan terutang untuk tahun pajak diajukan permohonan.
Permohonan pembebasan dari pemotongan dan/atau pemungutan
PPh tersebut tidak berlaku untuk pemotongan dan/atau
pemungutan PPh yang bersifat final.
4. Penundaan Pelaporan SPT Tahunan
Apabila Wajib Pajak mengalami kesulitan untuk memenuhi batas
waktu penyampaian SPT Tahunan, Wajib Pajak dapat memperpanjang
jangka waktu (menunda) penyampaian SPT Tahunan PPh untuk paling
lama dua bulan dengan cara menyampaikan pemberitahuan secara
tertulis atau dengan cara lain kepada Direktur Jenderal Pajak. Tata cara
penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Penyampaian SPT Tahunan
yaitu sebagai berikut:
Pemberitahuan dibuat secara tertulis dan disampaikan ke KPP
sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan berakhir.
Pemberitahuan dilampiri dengan perhitungan sementara, laporan
keuangan sementara dan Surat Setoran Pajak (SSP) sebagai bukti
pelunasan.
Pemberitahuan wajib ditandatangani oleh Wajib Pajak atau Kuasa
Wajib Pajak.
Dalam hal Pemberitahuan ditandatangani oleh Kuasa Wajib Pajak,
Pemberitahuan harus dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus.
Pemberitahuan disampaikan secara langsung, melalui pos dengan

34

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi

5.

bukti pengiriman surat atau cara lain melalui jasa ekspedisi atau
jasa kurir dengan bukti pengiriman surat, atau dengan cara e-filing
melalui ASP diberikan Bukti Penerimaan Elektronik.
Bukti pengiriman surat melalui pos, jasa ekspedisi atau jasa kurir atau
tanda penerimaan surat serta Bukti Penerimaan Elektronik menjadi
bukti penerimaan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan.
Pengurangan PPh Pasal 25
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pengurangan PPh
Pasal 25 apabila setelah tiga bulan atau lebih berjalannya suatu
tahun pajak dapat membuktikan bahwa PPh yang akan terutang
untuk tahun pajak tersebut kurang dari 75% (tujuh puluh lima
persen) dari PPh yang terutang yang menjadi dasar penghitungan
besarnya PPh Pasal 25.
Pengajuan permohonan pengurangan besarnya PPh Pasal 25
tersebut harus disertai dengan penghitungan besarnya PPh yang
akan terutang berdasarkan perkiraan penghasilan yang akan
diterima atau diperoleh dan besarnya PPh Pasal 25 untuk bulanbulan yang tersisa dari tahun pajak yang bersangkutan.

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

35

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi

C. KETENTUAN KHUSUS
1. Ketentuan PPh atas Penghasilan Keluarga
Sistem pengenaan pajak di Indonesia menempatkan keluarga sebagai
satu kesatuan ekonomis, artinya penghasilan atau kerugian dari seluruh
anggota keluarga (termasuk istri dan anggota keluarga lainnya),
digabungkan sebagai satu kesatuan yang dikenai pajak, dan pemenuhan
kewajiban pajaknya dilakukan oleh kepala keluarga. Penggabungan
penghasilan dari seluruh anggota keluarga dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Penghasilan atau kerugian istri dianggap sebagai penghasilan atau
kerugian suaminya dan dikenai pajak sebagai satu kesatuan, kecuali:
penghasilan tersebut semata-semata diterima/diperoleh dari satu
pemberi kerja yang telah dipotong PPh Pasal 21; dan
pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha atau
pekerjaan bebas suaminya atau anggota keluarga lainnya.
b. Penghasilan anak yang belum dewasa (belum berusia 18 tahun dan
belum pernah menikah) digabung dengan penghasilan orang tuanya.
Pada dasarnya, kewajiban PPh atas penghasilan keluarga merupakan
tanggung jawab kepala keluarga (suami). Namun demikian, dalam hal
tertentu pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan suami
dan istri (wanita kawin) dilakukan secara terpisah, apabila:
a. suami-istri telah hidup berpisah berdasarkan putusan hakim;
b. dikehendaki secara tertulis oleh suami-istri berdasarkan perjanjian
pemisahan harta dan penghasilan; atau
c. dikehendaki oleh istri yang memilih untuk menjalankan hak dan
kewajiban perpajakannya sendiri.
Berikut kode status kewajiban perpajakan suami-istri sebagaimana isian
dalam halaman identitas SPT Tahunan orang pribadi:
a. KK = hak dan kewajiban perpajakan dilaksanakan oleh kepala keluarga;
b. HB = suami-istri telah hidup berpisah berdasarkan putusan hakim;
c. PH = suami-istri melaksanakan perjanjian pemisahan harta dan

penghasilan; atau
d. MT = istri memilih menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya
sendiri.
Pelaksanaan kewajiban perpajakan bagi masing-masing jenis status tersebut
berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut:

36

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Pemotongan/
Pemungutan
oleh Pihak
Lain

Penyampaian
SPT

Konsep
Penghasilan

2.

NPWP

Uraian

No

Suami

Menggunakan NPWP
suami

Seluruh penghasilan/
kerugian istri
dianggap penghasilan/
kerugian suami,
kecuali penghasilan
istri dari satu pemberi
kerja dengan syarat
sesuai Pasal 8 (1) UU
PPh

NPWP suami (kepala


keluarga)

KK

Masing-Masing

Menggunakan
NPWP masingmasing

Seluruh
penghasilan/
kerugian
merupakan
penghasilan
atau kerugian
masing-masing

NPWP masingmasing

HB

Masing-Masing

Menggunakan NPWP
masing-masing

Namun demikian, dalam


menghitung PPh yang
terutang dilakukan
berdasarkan penjumlahan
penghasilan neto dan
besarnya pajak yang harus
dilunasi oleh masing-masing
suami-istri dihitung sesuai
dengan perbandingan
penghasilan neto mereka

Seluruh penghasilan/
kerugian merupakan
penghasilan atau kerugian
masing-masing.

NPWP masing-masing

PH

Masing-Masing

Menggunakan NPWP
masing-masing

Namun demikian,
dalam menghitung
PPh yang terutang
dilakukan berdasarkan
penjumlahan
penghasilan neto dan
besarnya pajak yang
harus dilunasi oleh
masing-masing suamiistri dihitung sesuai
dengan perbandingan
penghasilan neto
mereka

Seluruh penghasilan/
kerugian merupakan
penghasilan atau
kerugian masingmasing.

NPWP masing-masing

MT

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

37

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
Contoh 1:
Pengusaha, Zidan Arserio,mempunyai seorang istri Aqeela Maheswari yang
bekerja sebagai karyawan suatu perusahaan swasta. Penghasilan selama
tahun 2015:
- Penghasilan neto Zidan Arserio dari kegiatan usahanya sebesar
Rp500.000.000,00.
- Penghasilan istri sebagai direktur perusahaan swasta dengan penghasilan
neto sebesar Rp400.000.000,00.
Mengingat penghasilan istri diperoleh dari satu pemberi kerja yang
telah dipotong PPh Pasal 21 oleh pemberi kerja, dan pekerjaan tersebut
tidak ada hubungannya dengan usaha suami, penghasilan neto
sebesar Rp400.000.000,00 tidak digabung dengan penghasilan Zidan
Arserio. Pengenaan pajak atas penghasilan istri tersebut bersifat final.

Contoh 2:
Apabila selain menjadi direktur perusahaan swasta, Aqeela Maheswari
selama tahun 2015 juga memiliki penghasilan usaha apotek dengan
penghasilan neto sebesar Rp3.000.000.000,00, maka penghasilan neto
Zidan Arserio dihitung sebagai berikut:
penghasilan neto Zidan Arserio dari usaha

Rp 500.000.000,00

penghasilan neto Aqeela Maheswari sebagai


direktur perusahaan swasta

Rp 400.000.000,00

Penghasilan neto Aqeela Maheswari dari


usaha apotek

Rp 3.000.000.000,00 +

Penghasilan neto yang dilaporkan dalam SPT


Tahunan Zidan

Rp 3.900.000.000,00

Karena penghasilan istri tidak semata-mata diperoleh dari satu pemberi


kerja, maka penghasilan neto istri sebesar Rp400.000.000,00 dan
Rp3.000.000.000,00 digabung dengan penghasilan Zidan Arserio.

38

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
Contoh 3:
Dalam hal setelah dilakukan penghitungan diketahui bahwa pajak
yang terutang atas jumlah penghasilan tersebut adalah sebesar
Rp1.092.500.000,00 (satu miliar sembilan puluh dua juta lima ratus
ribu rupiah) dan dalam hal dikehendaki secara tertulis oleh suami-istri
berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan (PH); atau istri
memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri
(MT), maka untuk masing-masing suami-istri pengenaan pajaknya dihitung
sebagai berikut:
Suami:
Istri:

Rp500.000.000,00
Rp3.900.000.000,00
Rp3.400.000.000,00
Rp3.900.000.000,00

Rp1.092.500.000,00 = Rp140.064.102,56

Rp1.092.500.000,00 = Rp952.435.897,44

2. Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Di



peroleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu
Bagi Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dari
usaha yang memiliki peredaran bruto tertentu, berlaku pengenaan
Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 46 Tahun 2013 (PP 46/2013).
Berikut ketentuan pengenaan PPh Final berdasarkan PP 46/2013 bagi
Wajib Pajak orang pribadi:

Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha apabila memiliki
peredaran bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 dalam satu
Tahun Pajak harus melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam PP 46/2013.
Yang dimaksud dengan peredaran bruto adalah peredaran bruto dari
usaha, termasuk dari usaha cabang, tidak termasuk dari:
a. jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas;
b. penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri;
c. usaha yang atas penghasilannya telah dikenai Pajak Penghasilan
yang bersifat final dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan tersendiri; dan
d. penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

39

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi

Jasa

sehubungan dengan pekerjaan bebas, yang atas


penghasilannya tidak termasuk dalam peredaran bruto yang
dikenai PP 46/2013, adalah:
a. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari
pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai,
dan aktuaris;
b. pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang
film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto
model, peragawan/peragawati, pemain drama, dan penari;
c. olahragawan;
d. penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan
moderator;
e. pengarang, peneliti, dan penerjemah;
f. agen iklan;
g. pengawas atau pengelola proyek;
h. perantara;
i. petugas penjaja barang dagangan;
j. agen asuransi; dan
k. distributor perusahaan pemasaran berjenjang (multilevel
marketing) atau penjualan langsung (direct selling) dan kegiatan
sejenis lainnya.

Tidak termasuk dalam Wajib Pajak orang pribadi yang diwajibkan
melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai PP 46/2013 adalah
Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan usaha perdagangan dan/
atau jasa dengan menggunakan sarana atau prasarana yang dapat
dibongkar pasang dan menggunakan tempat umum yang tidak
diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan.

Wajib Pajak PP 46/2013 wajib mendaftarkan diri pada setiap KPP
tempat kegiatan usaha dilakukan.
Pajak Penghasilan terutang dihitung berdasarkan tarif 1% (satu
persen) dikalikan dengan dasar pengenaan pajak berupa jumlah
peredaran bruto setiap bulan, untuk setiap tempat kegiatan usaha.

Wajib Pajak orang pribadi harus menyetorkan Pajak Penghasilan
terutangnya paling lama tanggal lima belas bulan berikutnya setelah
Masa Pajak berakhir melalui:
kantor pos;
bank persepsi yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan; atau

40

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
Anjungan Tunai Mandiri (ATM) pada bank persepsi yang ditunjuk
oleh Menteri Keuangan.
Dalam hal penyetoran Pajak Penghasilan (PPh) terutang melalui kantor
pos atau bank persepsi yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, Wajib
Pajak orang pribadi menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang
divalidasi dengan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) oleh
kantor pos atau bank persepsi. SSP yang digunakan untuk penyetoran
diisi dengan Kode Akun Pajak (KAP) 411128 dan Kode Jenis Setoran
(KJS) 420.
Apabila penyetoran PPh terutang melalui ATM, Wajib Pajak orang
pribadi menerima Bukti Penerimaan Negara (BPN) dengan teraan
NTPN dalam bentuk cetakan struk ATM. BPN dalam bentuk cetakan
struk ATM tersebut kedudukannya disamakan dengan SSP.
Wajib Pajak orang pribadi yang telah menyetor PPh terutang dengan
menggunakan SSP atau ATM, yang telah mendapat validasi berupa
NTPN, sudah dianggap melaporkan SPT Masa sesuai dengan tanggal
validasi NTPN yang tercantum pada SSP atau struk ATM. Apabila Wajib
Pajak orang pribadi yang menyetor PPh yang bersifat final tetapi SSPnya tidak mendapat validasi dengan NTPN, wajib menyampaikan SPT
Masa PPh Pasal 4 ayat (2) ke Kantor Pelayanan Pajak sesuai tempat
kegiatan usaha Wajib Pajak orang pribadi terdaftar dengan mengisi
baris pada angka 11 formulir SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2):
kolom Uraian diisi dengan Penghasilan Usaha Wajib Pajak yang
Memiliki Peredaran Bruto Tertentu; dan
kolom KAP/KJS diisi dengan 411128/420.

Apabila dalam suatu Masa Pajak Wajib Pajak PP 46/2013 tidak memiliki

peredaran bruto, maka PPh Final PP 46/2013 yang terutang untuk


Masa Pajak tersebut adalah nihil. Wajib Pajak tersebut tidak wajib
menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2).

Apabila atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak orang pribadi PP 46/2013 wajib dilakukan pemotongan dan/atau
pemungutan Pajak Penghasilan yang tidak bersifat final, Wajib Pajak
orang pribadi dapat dibebaskan dari pemotongan dan/atau pemungutan
PPh oleh pihak lain dengan tata cara sebagaimana diatur dalam Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2013.

Wajib Pajak orang pribadi yang hanya menerima atau memperoleh
penghasilan yang dikenai PPh yang bersifat final, tidak diwajibkan

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

41

Kewajiban Dan Hak


Wajib Pajak Orang Pribadi
melakukan pembayaran angsuran pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Penentuan apakah Wajib Pajak orang pribadi dikenai PPh Final
berdasarkan PP 46/2013 pada suatu Tahun Pajak adalah berdasarkan
peredaran bruto dari usaha dalam satu tahun dari Tahun Pajak
terakhir sebelum Tahun Pajak yang bersangkutan. Bagi Wajib Pajak
orang pribadi yang baru terdaftar penentuan pengenaan PPh Final
berdasarkan PP 46/2013 adalah berdasarkan jumlah peredaran
bruto bulan pertama yang disetahunkan.

Wajib Pajak orang pribadi yang dikenai PPh Final berdasarkan PP
46/2013 tetap wajib menyampaikan SPT Tahunan orang pribadi
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Contoh:
Adi Singodimejo belum menikah dengan dua tanggungan memiliki rincian
penghasilan untuk tahun pajak 2015 sebagai berikut:
a.

Penjualan baju dari butik Adi Gaul sebesar Rp3.000.000.000,00

b.

Penjualan baju dari butik Adi Gaul cabang Medan sebesar


Rp150.000.000,00

c.

Penghasilan dari menyewakan ruangan untuk kantor sebesar


Rp500.000.000,00

d.

Penjualan dari butik di Singapura sebesar Rp1.000.000.000,00

Selain penghasilan tersebut, Adi Singomejo juga memberikan jasa


konsultansi pada tahun 2015 sebesar Rp250.000.000,00.
Total peredaran bruto usaha tahun 2015 Adi Singodimejo adalah sebesar
Rp3.150.000.000,00 (Rp3.000.000.000,00 + Rp150.000.000,00). Karena
peredaran bruto usaha Adi Singodimejo masih di bawah Rp4,8 miliar, Adi
Singodimejo harus menjalankan kewajiban perpajakannya untuk Tahun
Pajak 2016 sesuai dengan ketentuan PP 46/2013

42

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

PENGHITUNGAN DAN PELAPORAN


SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN
ORANG PRIBADI


Sebagai bagian utama dari kewajiban perpajakan Wajib Pajak orang
pribadi, penghitungan PPh yang terutang dalam pelaporan SPT Tahunan
menjadi sangat penting. Berikut akan dijelaskan tahap demi tahap pengisian
SPT Tahunan orang pribadi hingga didapatkan jumlah PPh terutang dan PPh
Kurang Bayar/Lebih Bayar pada akhir tahun pajak, serta pengisian lampiran
dalam SPT.
A. FORMULIR SPT TAHUNAN ORANG PRIBADI
Sebagaimana telah disampaikan pada bagian sebelumnya. SPT
Tahunan orang pribadi terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu 1770, 1770S, dan
1770SS. SPT Tahunan orang pribadi jenis 1770 merupakan SPT Tahunan
yang paling lengkap karena mengakomodir semua jenis penghasilan,
termasuk penghasilan dari usaha dan/atau pekerjaan bebas. Oleh karena
itu, SPT Tahunan yang akan digunakan sebagai ilustrasi adalah SPT
Tahunan orang pribadi 1770.
1. 1770 Induk
Lampiran Induk berisi rangkuman jumlah penghasilan neto dari
seluruh jenis penghasilan, penghitungan Penghasilan Kena Pajak,
PPh terutang, Kredit Pajak, PPh Kurang/Lebih Bayar, Angsuran PPh
Pasal 25 Tahun Berikutnya, dan daftar Lampiran
2. 1770 Lampiran I Halaman 1
Lampiran I Halaman 1 berisi rincian penghitungan penghasilan neto
dari usaha dan/atau pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak orang pribadi
yang menyelenggarakan pembukuan. Pada bagian ini juga dilakukan
koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal negatif atas penghasilan neto
komersial Wajib Pajak untuk mendapatkan jumlah penghasilan neto
fiskal berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan.
3. 1770 Lampiran I Halaman 2
Lampiran I Halaman 2 berisi penghitungan jumlah penghasilan
neto dari usaha dan/atau pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak
orang pribadi yang menyelenggarakan pencatatan (menghitung
penghasilan netonya dengan Norma Penghitungan Penghasilan
Neto), penghitungan jumlah penghasilan neto dari pekerjaan, serta
penghitungan jumlah penghasilan neto dalam negeri lainnya (yang
tidak dikenai PPh bersifat final).
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

43

Penghitungan dan Pelaporan


Surat Pemberitahuan Tahunan
4. 1770 Lampiran II
Lampiran II berisi rincian pemotongan dan/atau pemotongan
yang telah dilakukan oleh pihak lain serta data rincian bukti
pemotongannya.
5. 1770 Lampiran III
Lampiran III berisi rincian penghasilan yang dikenai PPh final, rincian
penghasilan yang tidak termasuk objek pajak, dan jumlah penghasilan
istri/suami yang dikenai PPh secara terpisah
6. 1770 Lampiran IV
Lampiran IV berisi rincian harta pada akhir tahun pajak, rincian
hutang/kewajiban pada akhir tahun pajak, dan daftar susunan
anggota keluarga
7. Lampiran Penghitungan PPh PH-MT
Lampiran ini berisi penghitungan PPh terutang bagi suami dan istri
dengan status perpajakan PH atau MT.
8. Lampiran Daftar Pembayaran OPPT
Lampiran ini berisi rincian jumlah penghasilan Wajib Pajak OPPT,
beserta rincian PPh Pasal 25 yang telah disetorkan.
9. Lampiran Daftar Pembayaran PP 46
Lampiran ini berisi rincian peredaran bruto per Masa Pajak per tempat
usaha bagi Wajib Pajak PP 46, beserta rincian PPh Final Pasal 4 ayat
(2) yang telah dibayar
B. PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI
USAHA/PEKERJAAN BEBAS

Wajib Pajak melakukan penghitungan penghasilan neto dalam negeri
dari usaha dan/atau pekerjaan bebas pada Formulir 1770 lampiran I halaman
1 dan bagian atas lampiran I halaman 2. Wajib Pajak dapat menghitung
penghasilan neto dari usaha dan/atau pekerjaan bebas dengan menggunakan
pembukuan atau dengan menggunakan pencatatan.
1. Orang Pribadi yang Menyelenggarakan Pembukuan
Penghasilan neto bagi Wajib Pajak yang menyelenggarakan pembukuan
dihitung dengan cara:

Penghasilan Neto = Penghasilan Bruto/omzet - Biaya 3M

44

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Penghitungan dan Pelaporan


Surat Pemberitahuan Tahunan
Penjelasan mengenai Penghasilan Bruto/omzet dan Biaya 3M adalah sebagai
berikut:

Penghasilan Bruto/Omzet, adalah seluruh penghasilan yang diterima

Wajib Pajak sehubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas


Wajib Pajak.

Biaya 3M (Biaya untuk Mendapatkan, Menagih dan Memelihara), adalah
biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh, menagih dan
memelihara penghasilan yang merupakan obyek pajak yang tidak dikenai
PPh bersifat final, yaitu antara lain:
o Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan
kegiatan usaha/pekerjaan bebas.
o Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan
amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain
yang mempunyai masa manfaat lebih 1 tahun.
o Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan.
o Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan
digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan,
menagih dan memelihara penghasilan.
o Kerugian selisih kurs mata uang asing
o Sumbangan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah,
terdiri dari:
- Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional;
- Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang
dilakukan di Indonesia;
- Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga; dan
- Sumbangan fasilitas pendidikan.

Selain dari biaya yang termasuk dalam biaya 3M sebagaimana diuraikan di

atas, terdapat biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan kena
pajak. Biaya yang tidak boleh dikurangkan oleh Wajib Pajak meliputi biayabiaya yang dikurangkan bukan dalam rangka mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan, antara lain:
o premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi beasiswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang
pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut
dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan;

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

45

Penghitungan dan Pelaporan


Surat Pemberitahuan Tahunan
o penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan
makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau
imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
o harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b UU
PPh kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat (1) huruf i
sampai dengan huruf m UU PPh di atas serta zakat yang diterima oleh
badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan
oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi
pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga
keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah;
o Pajak Penghasilan;

o Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi


Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya (misalnya biaya
untuk pembayaran uang sekolah anak dari Wajib Pajak);
o sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi
pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundangundangan di bidang perpajakan.
Contoh:
Ahmad Bustomi mempunyai usaha toko obat TAHES di Pasar Besar
dengan peredaran usaha (omzet) dalam tahun 2015 sebesar Rp.
5.000.000.000,00. Ahmad Bustomi menyelenggarakan pembukuan atas
usaha toko obatnya tersebut. Disamping pembelian barang dagangan
yang sudah dikeluarkan sebesar Rp. Rp. 2.000.000.000,00, Ahmad
Bustomi mengeluarkan biaya-biaya sebagai berikut:
Biaya Sewa Toko Sebesar Rp. 50.000.000,00
Biaya Gaji pegawai Rp. 25.000.000,00
Biaya Pembayaran Listrik dan Air sebesar Rp. 5.000.000,00
Biaya Pengiriman kepada pelanggan sebesar Rp. 10.000.000,00
Biaya Pribadi Ahmad Bustomi Rp. 20.000.000,00

46

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Penghitungan dan Pelaporan


Surat Pemberitahuan Tahunan
Perhitungan Penghasilan Neto Fiskal Ahmad Bustomi sehubungan dengan
usaha toko obat TAHES untuk dilaporkan dalam SPT Tahunan Ahmad
Bustomi adalah sebagai berikut:
Peredaran usaha (omzet)

Rp

5.000.000.000,00

Pembelian Barang Dagangan


Penghasilan Bruto

Rp
Rp

2.000.000.000,00 3.000.000.000,00

Biaya-biaya yang dapat dikurangkan:


Biaya Sewa Toko
Rp
50.000.000,00
Biaya Gaji Pegawai Rp
25.000.000,00
Biaya Pembayaran
Listrik dan Air
Rp
5.000.000,00
Biaya Pengiriman
kepada pelanggan Rp
10.000.000,00 +
Rp
Penghasilan Neto
Rp
Biaya yang tidak dapat dikurangkan:
Biaya pribadi Ahmad Bustomi Rp.20.000.000,00

90.000.000,00 2.910.000.000,00

Penghitungan penghasilan neto beserta penyesuaian fiskal yang dilakukan


tersebut diisikan dalam formulir 1770 Lampiran I halaman 1, sebagai berikut:
Penghasilan dari Usaha dan/atau pekerjaan bebas berdasarkan laporan
keuangan komersial
Peredaran Usaha
Harga Pokok Penjualan

Rp
Rp

5.000.000.000,00
2.000.000.000,00 -

Laba/Rugi Bruto Usaha

Rp

3.000.000.000,00

Biaya Usaha

Rp

110.000.000,00 -

Penghasilan Neto
Rp
Penyesuaian Fiskal Positif:
Biaya yang dibebankan/dikeuarkan untuk
kepentingan pribadi Wajib Pajak atau
orang yang menjadi tanggungannya
Rp

2.890.000.000,00

Jumlah (Penghasilan Neto Fiskal)

2.910.000.000,00

Rp

20.000.000,00 +

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

47

Penghitungan dan Pelaporan


Surat Pemberitahuan Tahunan
Kemudian, penghasilan neto fiskal dari usaha tersebut menjadi bagian dari
penghasilan neto dalam negeri dari usaha dan/atau pekerjaan bebas yang
jumlahnya dilaporkan pada Formulir 1770 Induk Bagian A Nomor 1.
2. Orang Pribadi yang Tidak Menyelenggarakan Pembukuan
(Menggunakan Norma)

Pada dasarnya penghitungan besaran penghasilan neto ditentukan
berdasarkan penghasilan bruto dikurangi dengan biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (biaya 3M)
yang merupakan objek pajak yang tidak dikenai PPh Final. Untuk
Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dengan kondisi tertentu, Dirjen
Pajak memperbolehkan WPOP yang menjalankan kegiatan usaha
dan/atau pekerjaan bebas menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto (NPPN) untuk menghitung penghasilan neto.

Penghitungan penghasilan neto Wajib Pajak yang mempunyai lebih
dari satu jenis usaha atau pekerjaan bebas, dilakukan terhadap
masing-masing jenis usaha dengan memperhatikan pengelompokan
wilayah, yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak.

Wajib Pajak dapat menghitung penghasilan neto dengan
menggunakan NPPN dengan memperhatikan syarat- syarat berikut:
melakukan pekerjaan bebas,
peredaran brutonya dalam 1 (satu) tahun kurang dari
Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah), dan
menyampaikan pemberitahuan kepada Direktur Jenderal Pajak
dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang
bersangkutan.

Wajib Pajak yang memilih menggunakan norma wajib
menyelenggarakan pencatatan dalam suatu tahun Pajak, yaitu
jangka waktu 1 (satu) tahun kalender mulai tanggal 1 Januari sampai
dengan 31 Desember. Pencatatan yang harus diselenggarakan
meliputi:
peredaran dan/atau penerimaan bruto yang diterima dari kegiatan
usaha dan/atau pekerjaan bebas yang penghasilannya merupakan
objek pajak yang tidak dikenai pajak bersifat final;
penghasilan bruto yang diterima dari luar kegiatan usaha dan/
atau pekerjaan bebas yang penghasilannya merupakan objek
pajak yang tidak dikenai pajak bersifat final, termasuk biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan tersebut;

48

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Penghitungan dan Pelaporan


Surat Pemberitahuan Tahunan
penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang
pengenaan pajaknya bersifat final, baik yang berasal dari kegiatan
usaha dan/ atau pekerjaan bebas maupun dari luar kegiatan usaha
dan/atau pekerjaan bebas;
pencatatan atas harta dan kewajiban baik yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas maupun
yang tidak digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha dan/
atau pekerjaan bebas.

Bentuk pencatatan adalah seperti contoh berikut:
Tanggal

Uraian

Jumlah Bruto (Rp)

Keterangan

(1)
1 Januari
.............
.............
31 Desember
Jumlah

(2)
.............
.............
.............
.............

(3)
.............
.............
.............
.............
.............

(4)
.............
.............
.............
.............


Perhitungan penghasilan neto bagi Wajib Pajak yang menggunakan

Norma Penghitungan Penghasilan Neto dihitung dengan cara:

Penghasilan neto = Penghasilan bruto x % Norma Penghitungan

Contoh:
Namira Raisha berprofesi sebagai pekerja seni dengan penghasilan
bruto selama tahun 2015 sebesar Rp350.000.000,00. Namira Raisha
memilih untuk menghitung penghasilan neto menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto.
Penghitungan Penghasilan Neto:
NPPN untuk usaha jasa pekerja seni Namira Raisha di DKI Jakarta
adalah 35%.
Penghasilan Neto = Rp350.000.000,00 x 35% = Rp122.500.000,00

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

49

Penghitungan dan Pelaporan


Surat Pemberitahuan Tahunan
Penghitungan penghasilan neto tersebut diisikan dalam formulir 1770
Lampiran I halaman 2 Bagian B Nomor 3. Kemudian, penghasilan neto
tersebut menjadi bagian dari penghasilan neto dalam negeri dari usaha dan/
atau pekerjaan bebas yang jumlahnya dilaporkan pada Formulir 1770 Induk
Bagian A Nomor 1.
C. PENGHITUNGAN
PENGHASILAN
NETO
SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN

DALAM

NEGERI


Yang dimaksud penghasilan sehubungan dengan pekerjaan adalah

penghasilan Wajib Pajak yang berasal dari pekerjaan Wajib Pajak


sebagai pegawai, baik itu pegawai tetap, pegawai tidak tetap
ataupun pegawai harian.

Penghasilan ini wajib dipotong Pajak Penghasilan oleh pemberi kerja
dan disetorkan oleh pemberi kerja yang bersangkutan. Sebagai
bukti penghasilan Wajib Pajak telah dipotong pajaknya, Wajib
Pajak akan diberikan bukti pemotongan pajak yang memuat jumlah
penghasilan bruto, pengurangan penghasilan, penghasilan neto dan
pajak terutangnya.

Untuk penghasilan Neto sendiri dapat diketahui dari penghasilan
bruto dikurangi oleh:
biaya jabatan sebesar 5% dari penghasilan bruto dengan jumlah
maksimum Rp6.000.000,00 setahun atau Rp. 500.000,00 sebulan;
iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada
dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan atau badan penyelenggara Tabungan Hari Tua atau
Jaminan Hari Tua yang dipersamakan dengan dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, maksimal
Rp. 2.400.000,00 setahun atau Rp. 200.000,00 sebulan.
Contoh:
Raisha Almahira adalah pegawai di PT Singosari dengan
penghasilan bruto tahun 2015 yang terdiri dari gaji pokok sebesar
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), honorarium dan bonus
sebesar Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) setahun. Iuran BPJS
Kesehatan sebesar 2% dipotong langsung dari gaji pokok yang
diperoleh Raisha Almahira.

50

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Penghitungan dan Pelaporan


Surat Pemberitahuan Tahunan

Perhitungan penghasilan neto Raisha Almahira selama tahun 2015


yang bersumber dari pekerjaannya sebagai pegawai di PT Singosari
adalah sebagai berikut:
Penghasilan bruto: Rp300.000.000,00
Pengurangan:
- Biaya jabatan: Rp6.000.000,00 (5% x Rp300.000.000,00 atau
maksimum Rp6.000.000,00)
- Iuran Jamsostek: Rp2.000.000,00 (2% x Rp100.000.000,00)
Jumlah pengurangan penghasilan bruto = Rp8.000.000,00
(Rp6.000.000,00+Rp2.000.000,00)
Penghasilan neto dari pekerjaan = Rp 292.000.000,00
(Rp300.000.000,00 -Rp 8.000.000,00)

Penghitungan penghasilan neto sehubungan dengan pekerjaan tersebut


diisikan dalam formulir 1770 Lampiran I halaman 2 Bagian C. Kemudian,
penghasilan neto tersebut menjadi bagian dari penghasilan neto dalam
negeri dari usaha dan/atau pekerjaan bebas yang jumlahnya dilaporkan
pada Formulir 1770 Induk Bagian A Nomor 2.
D. PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA

Penghasilan dalam negeri lainnya dalah penghasilan selain dari usaha
dan pekerjaan serta penghasilan yang tidak dikenakan PPh Final. Penghasilan
neto yang dilaporkan adalah sebesar pembayaran yang diterima dari pihak
lain.
Contoh:
Penghasilan dalam negeri lainnya yang diperoleh Joko Susilo selama
tahun 2015 selain dari gaji sebagai pegawai di PT Gajayana adalah
sebagai berikut:
Bunga deposito Rp10.000.000,00 (neto sudah dipotong pajak oleh
pihak Bank)
Penghasilan sewa atas satu unit ruko sebesar Rp 25.000.000,00 dari
PT Kanjuruhan.
Royalti atas hak cipta komik Leo Cartoon dari penerbit buku PT.
Brantas Printing sebesar Rp 50.000.000,00.
Menjual mobil dengan harga Rp. 150.000.000,00 yang sebelumnya
dibeli dengan harga Rp. 130.000.000,00
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

51

Penghitungan dan Pelaporan


Surat Pemberitahuan Tahunan
Pengenaan pajak penghasilan terhadap penghasilan-penghasilan
tersebut di atas diuraikan sebagai berikut:
Penghasilan bunga deposito merupakan objek PPh yang dikenakan
pemotongan PPh yang bersifat final oleh bank sehingga Joko Susilo
tidak perlu menggabungkan penghasilan bunga deposito dengan
penghasilan lain yang tidak dikenai PPh final.
Penghasilan sewa ruko merupakan objek PPh yang dikenakan
pemotongan PPh yang bersifat final oleh PT Kanjuruhan sebesar
Rp2.500.000,00 (10% x Rp 25.000.000,00).
Dalam hal penyewa ruko adalah orang pribadi yang tidak ditunjuk
sebagai pemotong PPh, maka PPh sebesar Rp2.500.000,00 (10% x Rp
25.000.000,00) wajib disetorkan sendiri oleh Joko Susilo.
Penghasilan berupa pembayaran royalti dari penerbit PT Brantas
Printing sebesar Rp 50.000.000,00 merupakan objek PPh Pasal 23 yang
dikenai pemotongan PPh Pasal 23 oleh PT Brantas Printing sebesar
Rp7.500.000,00,00 (15%x Rp50.000.000,00) dan harus dilaporkan
dalam perhitungan PPh tahun 2015.
Keuntungan atas penjualan mobil sebesar Rp. 20.000.000,00
dilaporkan pada SPT Tahunan 2015 sebagai penghasilan lainnya.
Karena penghasilan dalam negeri lainnya berupa bunga deposito, dan
sewa ruko telah dikenai PPh Final, maka jumlah penghasilan neto lainnya
yang dilaporkan dalam Formulir 1770 Lampiran I Halaman 2 Bagian D
hanya royalti dan keuntungan penjualan harta.
Untuk penghasilan yang dikenai PPh Final berupa bunga deposito dan
sewa ruko, dilaporkan pada Formulir 1770 Lampiran III Bagian A.
Bukti pemotongan PPh yang dapat dikreditkan (bukan PPh Final), yaitu
bukti pemotongan PPh atas penghasilan berupa royalti, dilaporkan pada
Formulir 1770 Lampiran II Bagian A.
Penghasilan bruto serta PPh terutang untuk penghasilan yang dikenai
PPh Final, yaitu penghasilan berupa bunga deposito dan sewa ruko
dilaporkan pada Formulir 1770 Lampiran III Bagian A.

52

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Penghitungan dan Pelaporan


Surat Pemberitahuan Tahunan
E. PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

Atas seluruh penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
dalam negeri, termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh
dari luar negeri, terutang Pajak Penghasilan.

Untuk mengurangi efek pajak berganda, Pajak Penghasilan yang
dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dapat dikreditkan terhadap
Pajak Penghasilan yang terutang berdasarkan ketentuan UU PPh
dan peraturan pelaksanaannya.

Pelaporan dan perhitungan penghasilan neto dari luar negeri
dilakukan sebagai berikut:
Untuk penghasilan dari usaha di luar negeri dilaporkan dalam
tahun pajak diperolehnya penghasilan tersebut sebesar laba usaha
yang diperoleh.
Untuk penghasilan selain dari usaha dilaporkan dalam tahun
pajak diterimanya penghasilan tersebut sebesar penghasilan yang
diterima.

Ketentuan tentang besarnya kredit pajak luar negeri (KPLN) yang
dapat dikreditkan sebagai berikut:
Pengkreditan pajak dilakukan dalam tahun pajak digabungkannya
penghasilan dari luar negeri.
Jumlah pajak yang dapat dikreditkan paling tinggi sama dengan
jumlah pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri, tetapi
tidak boleh melebihi jumlah tertentu.
Jumlah tertentu tersebut dihitung menurut perbandingan antara
penghasilan dari luar negeri terhadap Penghasilan Kena Pajak
dikalikan dengan pajak yang terutang atas Penghasilan Kena
Pajak, paling tinggi sama dengan pajak yang terutang atas
Penghasilan Kena Pajak dalam hal penghasilan Kena Pajak lebih
kecil dari penghasilan luar negeri.
Apabila penghasilan luar negeri berasal dari beberapa negara,
maka penghitungan kredit pajak dilakukan untuk masing-masing
negara.

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

53

Penghitungan dan Pelaporan


Surat Pemberitahuan Tahunan
Apabila jumlah PPh yang dibayar atau terutang di luar negeri
melebihi jumlah kredit pajak yang diperkenankan di atas, maka
kelebihannya tidak dapat diperhitungkan dengan PPh yang
terutang tahun berikutnya, tidak boleh dibebankan sebagai biaya
atau pengurang penghasilan, dan tidak dapat dimintakan restitusi.
Batas Maksimum KPLN =

Penghasilan di Luar Negeri


Penghasilan Kena Pajak

x PPh Terutang


Untuk mengkreditkan pajak luar negeri, Wajib Pajak wajib

menyampaikan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak dengan


melampirkan:
Laporan Keuangan dari penghasilan yang berasal dari luar negeri;
Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan di luar
negeri; dan
Dokumen pembayaran pajak di luar negeri.

Penyampaian permohonan kredit pajak luar negeri dilakukan
bersamaan dengan penyampaian SPT Tahunan PPh.
Contoh:
Usahawan, Budi Indrianto, (laki-laki, menikah, 2 anak) memperoleh
penghasilan neto dalam negeri selama tahun 2015 sebesar Rp125.000.000,00
dan juga memperoleh penghasilan neto dari Singapura berupa dividen
sebesar Rp25.000.000,00. Pajak yang telah dipotong di Singapura adalah
sebesar Rp3.750.000,00.
PPh Pasal 24 yang boleh dikreditkan dalam SPT Tahunan PPh Wajib Pajak
orang pribadi tahun pajak 2015 adalah sebagai berikut :
Jumlah penghasilan Neto
PTKP (K/2)
Penghasilan Kena Pajak

Rp150.000.000,00
Rp 45.000.000,00
Rp105.000.000,00

PPh terutang berdasarkan tarif Pasal 17 UU PPh :


5% x Rp50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00
15% x Rp55.000.000,00 = Rp 8.250.000,00
Jumlah
= Rp10.750.000,00

54

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Penghitungan dan Pelaporan


Surat Pemberitahuan Tahunan
PPh Pasal 24 yang boleh dikreditkan (maksimal) :
Rp 25.000.000,00 x Rp 10.750.000,00 = Rp2.559.524,00
Rp105.000.000,00
Walaupun jumlah PPh yang dibayar di luar negeri adalah sebesar
Rp3.750.000,00 namun jumlah PPh atas penghasilan yang diterima dari luar
negeri yang dapat dikreditkan di SPT Tahunan Budi Indrianto hanya sebesar
Rp2.559.524,00.
Jumlah penghasilan neto dari luar negeri dilaporkan dalam Formulir 1770
Induk Bagian A Angka 4. Kredit Pajak Luar Negeri dilaporkan dalam Formulir
1770 Lampiran II Bagian A, dengan ketentuan jumlah maksimum sebagaimana
dijelaskan di atas.

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

55

Penghitungan dan Pelaporan


Surat Pemberitahuan Tahunan
F. PENGHITUNGAN PPh TERUTANG DAN PPh YANG KURANG/LEBIH
BAYAR
Untuk menghitung jumlah PPh terutang, Wajib Pajak perlu menghitung

terlebih dahulu jumlah penghasilan neto dari masing-masing jenis


penghasilan sebagaimana dijelaskan dan dicontohkan di atas.
Penghitungan jumlah penghasilan neto, PPh terutang, dan PPh kurang/
lebih bayar dilakukan dalam Formulir 1770 Induk.
Pada dasarnya tata cara penghitungan pajak terutang adalah sebagai
berikut:
1. Penghasilan Neto dari:
a. Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas
b. Pekerjaan
c. Dalam Negeri Lainnya
d. Luar Negeri
Jumlah penghasilan neto
Dikurangi:
2. Zakat/sumbangan keagamaan yang wajib
3. Kompensasi kerugian
4. Penghasilan Tidak Kena Pajak
Jumlah pengurangan
5. Penghasilan Kena Pajak

Rp. xxx,xx
Rp. xxx,xx
Rp. xxx,xx
Rp. xxx,xx +
Rp. xxx,xx
Rp. xxx,xx
Rp. xxx,xx
Rp. xxx,xx +
Rp. xxx,xx
Rp. xxx,xx

6. PPh terutang (Penghasilan Kena Pajak x tarif pasal 17)


7. Kredit Pajak
8. PPh kurang/(lebih) bayar

Rp. xxx,xx
Rp. xxx,xx
Rp. xxx,xx

Jumlah penghasilan neto adalah jumlah seluruh penghasilan neto dari

kegiatan usaha dan pekerjaan bebas, penghasilan neto dari pekerjaan,


penghasilan neto dalam negeri lainnya, dan penghasilan neto dari luar
negeri. Jumlah penghasilan neto tersebut diisikan dalam Formulir 1770
Induk bagian A Angka 5.

56

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Penghitungan dan Pelaporan


Surat Pemberitahuan Tahunan
Setelah didapatkan jumlah penghasilan neto, kemudian dihitung

juga jumlah pengurangan-pengurangan yang diperkenankan sebagai


pengurang penghasilan neto Wajib Pajak, yaitu:
a. Zakat/sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib
Yang diperkenankan sebagai pengurang penghasilan neto
adalah pembayaran zakat melalui badan amil zakat atau lembaga
amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan
pembayaran sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib melalui
lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah.
Pengurangan zakat/sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib
tersebut harus dibuktikan dengan bukti setoran zakat atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib.
Daftar lembaga amil zakat atau lembaga keagamaan tersebut
dapat dilihat pada Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER15/PJ/2012 tentang Perubahan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-33/PJ/2011 tentang Badan/Lembaga yang Dibentuk
atau Disahkan oleh Pemerintah yang Ditetapkan Sebagai Penerima
Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dapat
Dikurangkan dari Penghasilan Bruto.
b. Kompensasi Kerugian
Kompensasi kerugian hanya berlaku bagi Wajib Pajak orang
pribadi yang melakukan pembukuan (tidak menggunakan norma
penghitungan penghasilan neto). Apabila pada suatu tahun pajak
terdapat kerugian usaha, kerugian tersebut dapat dikompensasikan
dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut
sampai dengan 5 (lima) tahun.
c. Penghasilan Tidak Kena Pajak
Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang berlaku
mulai 1 Januari 2015 adalah sebagai berikut:
1) Rp36.000.000,00 untuk diri Wajib Pajak orang pribadi;
2) Rp3.000.000,00 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin;
3) Rp36.000.000,00 tambahan untuk seorang istri yang
penghasilannya digabung dengan penghasilan suami ; dan

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

57

Penghitungan dan Pelaporan


Surat Pemberitahuan Tahunan
4) Rp3.000.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah
dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak
angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3
(tiga) orang untuk setiap keluarga.
Yang termasuk anggota keluarga sedarah dan semenda dalam
garis keturunan lurus antara lain orang tua, mertua, anak kandung,
atau anak angkat. Yang dimaksud dengan anggota keluarga
yang menjadi tanggungan sepenuhnya adalah anggota keluarga
yang tidak mempunyai penghasilan dan seluruh biaya hidupnya
ditanggung oleh Wajib Pajak.
Jumlah Penghasilan Kena Pajak (PKP) adalah jumlah penghasilan neto
dikurangi pengurangan-pengurangan yang diperkenankan sebagaimana
telah dijelaskan di atas.
Besarnya PPh yang terutang pada akhir tahun pajak dihitung dengan
mengalikan tarif PPh dengan Penghasilan Kena Pajak. Adapun tarif
Pajak Penghasilan yang diterapkan atas penghasilan kena pajak adalah
sebagai berikut:
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
sampai dengan Rp50.000.000,00
di atas Rp50.000.000,00 sampai dengan Rp250.000.000,00
di atas Rp250.000.000,00 sampai dengan Rp500.000.000,00
di atas Rp500.000.000,00

Tarif
5%
15%
25%
30%

Kredit Pajak, adalah PPh yang dilunasi dalam tahun berjalan baik yang

dipotong/dipungut oleh pihak lain maupun dibayar sendiri merupakan


angsuran pajak yang dapat dikreditkan terhadap PPh yang terutang
untuk tahun pajak yang bersangkutan kecuali PPh yang dilunasi tersebut
bersifat final. Rincian kredit pajak adalah:
a. Pemotongan dan/atau pemungutan PPh antara lain penghasilan dari
pekerjaan, jasa atau kegiatan (PPh Pasal 21), impor atau transaksi
tertentu lainnya (PPh Pasal 22), penghasilan dari persewaan harta
(PPh Pasal 23).
- PPh Pasal 21 dapat dikreditkan apabila ada bukti pemotongan
berupa formulir 1721-A1 (Pegawai tetap non Pegawai Negeri)
atau 1721-A2 (Pegawai Negeri) dan bukti pemotongan PPh Pasal
21 lainnya. Pemotongan PPh Pasal 21 antara lain dilakukan

58

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Penghitungan dan Pelaporan


Surat Pemberitahuan Tahunan
oleh pemberi kerja, bendahara pemerintah, dana pensiun yang
membayarkan uang pensiun, dan penyelenggara kegiatan.
- PPh Pasal 22 dan Pasal 23 dapat dikreditkan apabila ada bukti
pemungutan PPh atau bukti penyetoran dari pemotong dan/atau
pemungut PPh.
b. Pembayaran oleh Wajib Pajak sendiri berupa angsuran PPh Pasal 25.
PPh yang dipotong atau dipungut maupun dibayar sendiri di atas
merupakan pembayaran pajak yang nantinya dapat diperhitungkan
dengan cara dikreditkan terhadap PPh yang terutang untuk
tahun pajak yang bersangkutan dalam SPT Tahunan PPh dengan
melampirkan bukti pemotongan atau pemungutan PPh dan/atau
bukti penyetoran PPh yang dibayar sendiri.
Besarnya PPh Pasal 25 yang dapat dikreditkan adalah sejumlah
pembayaran PPh Pasal 25 yang telah dilakukan setiap bulan (masa
pajak) sesuai dengan bukti penyetoran PPh sebagaimana yang tertulis
di Surat Setoran Pajak (SSP) dan telah mendapat validasi dengan
NTPN.
c. PPh Pasal 24 (PPh yang dipotong atau dibayar di luar negeri)
Besarnya PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan adalah sebesar:
a. PPh yang dipotong/dibayarkan di luar negeri; atau
b. batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN), mana yang lebih
kecil.
PPh yang Kurang Dibayar/Lebih Dibayar didapatkan dengan
mengurangkan Kredit Pajak dari Jumlah PPh Terutang.

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

59

Penghitungan dan Pelaporan


Surat Pemberitahuan Tahunan
G. PENGISIAN LAMPIRAN SPT TAHUNAN

Untuk pengisian Formulir 1770 Induk, 1770 Lampiran I, 1770 Lampiran
II, dan 1770 Lampiran III Bagian A telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Berikut adalah penjelasan tentang pengisian Lampiran Formulir 1770 lainnya:
1. 1770 Lampiran III Bagian B
Sebagaimana dicontohkan pada bagian awal buku ini, warisan adalah
contoh penghasilan dalam negeri lainnya (selain dari usaha, pekerjaan
bebas, atau pekerjaan). Namun, berdasarkan Undang-Undang, warisan
bukan merupakan objek pajak. Dengan demikian, penghasilan Wajib
Pajak berupa warisan tidak digabungkan dalam menghitung penghasilan
neto Wajib Pajak, namun dilaporkan pada Formulir 1770 Lampiran III
Bagian B.
2. 1770 Lampiran III Bagian C
Apabila suami-istri menjalankan kewajiban perpajakannya secara
terpisah, yaitu dengan status PH atau MT, maka dalam SPT Tahunan
suami wajib dilaporkan jumlah penghasilan neto istri, dan dalam SPT
Tahunan suami wajib dilaporkan jumlah penghasilan neto suami.
3. 1770 Lampiran IV Bagian A
Wajib Pajak wajib menyampaikan informasi hartanya pada akhir tahun,
yang terdiri dari kode dan nama harta, tahun perolehan, dan harta
perolehan pada Formulir 1770 Lampiran IV Bagian A.
4. 1770 Lampiran IV Bagian B
Wajib Pajak wajib menyampaikan informasi kewajiban/utangnya pada
akhir tahun, yang terdiri dari kode utang, nama pemberi pinjaman,
alamat pemberi pinjaman, tahun peminjaman, dan jumlah utang pada
Formulir 1770 Lampiran IV Bagian B.
5. 1770 Lampiran IV Bagian C
Wajib Pajak wajib menyampaikan informasi anggota keluarganya
pada akhir tahun pajak, yang terdiri dari nama anggota keluarga, NIK,
hubungan keluarga, dan pekerjaan pada Formulir 1770 Lampiran IV
Bagian C.

60

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

CONTOH PENGHITUNGAN DAN


PELAPORAN SPT ORANG PRIBADI

A. Contoh Penghitungan PPh Bagi Orang Pribadi atas Penghasilan


Sehubungan dengan Usaha
A.1 Pengusaha dengan Peredaran Bruto (Omzet) di atas Rp4,8 miliar dalam
satu tahun pajak

Andaliman Boraspati adalah seorang pengusaha yang terdaftar sebagai
Wajib Pajak sejak tahun 2013. Dalam menghitung kewajiban perpajakannya,
Andaliman menggunakan metode pembukuan dikarenakan peredaran bruto
Andaliman telah mencapai lebih dari Rp4,8 miliar dalam satu tahun pajak.
Data pribadi Andaliman per awal tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Status

Usaha
Lokasi Usaha

:
:

Kawin, istri tidak bekerja, 3 (tiga) orang


tanggungan
Minimarket
1. Minimarket A terdaftar di Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) X
2. Minimarket B terdaftar di Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Y

Selama tahun 2015, Andaliman Boraspati memiliki peredaran bruto sebagai


berikut:
Peredaran bruto Minimarket A
Peredaran bruto Minimarket B
Total Peredaran bruto

=
=
=

Rp2.800.000.000,00
Rp2.100.000.000,00
Rp4.900.000.000,00*)

Andaliman Boraspati termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu


(WP OPPT) karena melakukan kegiatan usaha yang mempunyai satu atau lebih
tempat usaha. Angsuran PPh 25 dari usaha Andaliman Boraspati disetorkan
dan dilaporkan secara terpisah di masing-masing KPP sesuai dengan tempat
usaha tersebut terdaftar. Besarnya angsuran PPh 25 ditetapkan sebesar
0,75% dari jumlah peredaran bruto setiap bulan dari masing-masing tempat
usaha tersebut.

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

61

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Angsuran PPh Pasal 25 (dalam Rp)
Minimarket (KPP x)
Bulan

Peredaran
Bruto

Angsuran
PPh 25

Minimarket (KPP Y)
Peredaran Bruto

Angsuran PPh 25

200.000.000

1.500.000

150.000.000

1.125.000

100.000.000

750.000

50.000.000

375.000

200.000.000

1.500.000

150.000.000

1.125.000

200.000.000

1.500.000

150.000.000

1.125.000

250.000.000

1.875.000

200.000.000

1.500.000

175.000.000

1.312.500

125.000.000

937.500

300.000.000

2.250.000

250.000.000

1.875.000

450.000.000

3.375.000

300.000.000

2.250.000

175.000.000

1.312.500

125.000.000

937.500

10

150.000.000

1.125.000

100.000.000

750.000

11

200.000.000

1.500.000

150.000.000

1.125.000

12

400.000.000

3.000.000

350.000.000

2.625.000

2.800.000.000

21.000.000

2.100.000.000

15.750.000

Total

*) Dengan peredaran bruto selama tahun 2015 sebesar Rp4,9 miliar maka
Andaliman Boraspati wajib menyelenggarakan pembukuan dan atas
penghasilan yang diperoleh Andaliman Boraspati dikenai tarif Pajak
Penghasilan berdasarkan ketentuan umum Undang-Undang Pajak
Penghasilan.
Berdasarkan laporan laba rugi tahun 2015 diketahui bahwa Andaliman
Boraspati telah mengeluarkan biaya-biaya yang digunakan dalam rangka
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilannya yaitu sebagai
berikut:
Jenis Biaya terkait Usaha
Harga Pokok Penjualan
Gaji Pegawai
Biaya sewa 2 toko
Franchise Fee
Sewa Peralatan Gerai (Cash register, Rak, AC,
TV Display dll)
Biaya Promosi

62

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Jumlah (Rp)
1.500.000.000
1.000.000.000
750.000.000
325.000.000
100.000.000
12.000.000

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Jumlah (Rp)
35.000.000
6.000.000
3.600.000
60.000.000
400.000.000
344.000.000
4.535.600.000

Jenis Biaya terkait Usaha


Biaya Kebersihan
Biaya Telepon
Biaya PAM
Biaya Listrik
Training Pegawai
Uang Makan Pegawai
Total Biaya

Harta yang dimiliki oleh Andaliman Boraspati pada akhir tahun 2015:
Jenis Harta

Tahun Perolehan

Nilai Perolehan (Rp)

Rumah

2008

2.000.000.000

Mobil

2013

150.000.000

Tabungan

2010

800.000.000

Penghasilan dari bunga tabungan yang diperoleh Andaliman Boraspati


sebesar Rp60.000.000,00 dan dipotong PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final
sebesar Rp12.000.000,00 oleh pihak bank.
Andaliman Boraspati tidak memiliki kewajiban/utang pada akhir tahun 2015.
Penghitungan PTKP Andaliman Boraspati, sebagai berikut:
PTKP Andaliman Boraspati (dalam Rp)
Wajib Pajak

36.000.000

Wajib Pajak Kawin

3.000.000

Tanggungan (3 orang x 3.000.000)

9.000.000

Total PTKP

48.000.000

Penghitungan PPh terutang Andaliman Boraspati adalah sebagai


berikut:
1. Penghitungan PPh terutang Andaliman Boraspati (dalam Rp)
Total Peredaran Bruto

4.900.000.000

Biaya sehubungan dengan usaha (3M)


PTKP
Penghasilan kena pajak

(4.535.600.000)
(48.000.000)
316.400.000

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

63

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
PPh Terutang Andaliman Boraspati
5% x

50.000.000 =

2.500.000

15% x

200.000.000 =

30.000.000

25% x

66.400.000 =

16.600.000

PPh Terutang

49.100.000

2. PPh yang kurang dibayar dengan memperhitungkan pajak yang telah


dibayar
A

PPh yang terutang dari perhitungan


sebelumnya

49.100.000

Kredit Pajak :

Pembayaran angsuran PPh 25


(Minimarket A)

21.000.000

Pembayaran angsuran PPh 25


(Minimarket B)

15.750.000

Jumlah Kredit Pajak

(36.750.000)

3. PPh yang kurang dibayar/PPh Pasal 29

12.350.000

PPh Pasal 29 yang harus dibayar dan dilaporkan pada SPT Andaliman
Boraspati pada tahun pajak 2015 adalah sebesar Rp12.350.000,00.
A.2 Pengusaha dengan Peredaran Bruto (Omzet) di bawah Rp4,8 miliar
pada satu tahun pajak
Anggara Pardomuan adalah seorang pengusaha yang terdaftar di KPP Medan
sejak tahun 2013. Selama tahun 2015, Anggara Pardomuan melakukan
penghitungan Pajak Penghasilan yang bersifat final sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013. Pengenaan PPh yang bersifat final tersebut
didasarkan pada peredaran bruto tahun 2014 yang berjumlah kurang dari
Rp4,8 miliar. Data pribadi Anggara Pardomuan per awal tahun 2015 adalah
sebagai berikut:

64

Status
Usaha

:
:

Terdaftar di

Kawin, Istri tidak bekerja, 2 (dua) orang tanggungan


Usaha pembuatan kue kering yang penjualannya
secara online merk Adinda
KPP Medan sejak 2013

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Selama tahun 2015, Anggara Pardomuan memiliki peredaran bruto
sebesar Rp307.850.000,00.
PPh Pasal 4 ayat (2) Tahun 2015 yang harus dibayar setiap masa pajak
adalah sebagai berikut:
Bulan

Peredaran Bruto (Rp)

Tarif

PPh Final (Rp)

Januari

32.250.000

1%

322.500

Februari

18.500.000

1%

185.000

Maret

22.300.000

1%

223.000

April

17.800.000

1%

178.000

Mei

30.450.000

1%

304.500

Juni

35.250.000

1%

352.500

Juli

25.800.000

1%

258.000

Agustus

19.750.000

1%

197.500

September

21.800.000

1%

218.000

Oktober

20.450.000

1%

204.500

Nopember

28.500.000

1%

285.000

35.000.000

1%

Desember

Total PPh Final

350.000
3.078.500

Anggara Pardomuan mempunyai kewajiban melakukan pembayaran


PPh Pasal 4 ayat (2) untuk setiap masa pajak dan menyampaikan SPT
Tahunan PPh orang pribadi tahun pajak 2015.
* Selama tahun 2015, Anggara Pardomuan juga memperoleh bunga
tabungan sebesar Rp12.500.000,00 dan telah dipotong PPh Pasal 4 ayat
(2) yang bersifat final sebesar Rp2.500.000,00 oleh pihak bank.
Anggara Pardomuan mempunyai kewajiban melakukan pelaporan
pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final atas bunga
tabungan dalam SPT Tahunan PPh orang pribadi tahun pajak 2015.
A.
B. Contoh Penghitungan PPh Bagi Orang Pribadi atas Penghasilan
Sehubungan dengan Pekerjaan Bebas

Adi Putra Tarigan, S.T. melakukan pekerjaan bebas sebagai arsitek
dengan status menikah, istri tidak bekerja, dan mempunyai 2 (dua) orang
tanggungan. Selama tahun 2015, Adi Putra Tarigan memperoleh penghasilan
dari beberapa pekerjaan sebagai berikut:
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

65

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Status
Usaha/Pekerjaan

:
:

Kawin, Istri tidak bekerja, 2 (dua) orang tanggungan


Pekerjaan Bebas sebagai Arsitek

1. Memperoleh proyek dari PT.A, PT.B, dan PT.C.


Penghasilan yang diperoleh dari PT.A, PT.B, dan PT.C dihitung
berdasarkan per satuan pekerjaan/proyek sesuai Tabel 1;
2. Pada bulan Maret, mengajar mata kuliah desain interior sebagai
dosen pengganti di Universitas Sebelas April dengan honor
sebesar Rp5.000.000,00 sesuai Tabel 2;
3. Memberikan pelatihan desain interior sesuai Tabel 3:
a. pada bulan Agustus kepada dinas PU Kabupaten Deli Serdang
dengan honor Rp10.000.000;
b. pada bulan September kepada dinas PU Kotamadya Binjai
dengan honor Rp8.000.000;
c. pada bulan Oktober kepada PT A dengan honor Rp7.000.000.
4. Sebagai pembicara sesuai Tabel 4:
a. di acara Pengembangan desain interior yang diadakan oleh
LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi) di bulan
Maret dan mendapat honor Rp5.000.000,00;
b. bulan Mei dalam seminar desain interior gedung bertingkat
yang diadakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dengan
honor Rp7.000.000,00;
c. bulan Juli dalam seminar desain interior rumah hunian yang
diadakan oleh IPK (Ikatan Pengusaha Konstruksi) dengan
honor Rp8.000.000,00.
5. Menerima penghasilan atas persewaan mobil minibus dari PT B
sebesar Rp3.000.000/bulan selama tahun 2015.
6. Untuk membiayai usaha, Adi Putra Tarigan mempunyai
pinjaman ke bank karena dipakai untuk membeli peralatan yang
dimilikinya. Daftar utang dan harta Adi Putra Tarigan pada akhir
tahun 2015 adalah sebagai berikut:

66

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
DAFTAR UTANG

No

Pemberi Utang

T a h u n
Utang

Sisa Utang (Rp)

Bank A

2009

560.000.000

Bank B

2010

60.000.000

Bank C

2011

28.000.000

Jumlah

648.000.000

DAFTAR HARTA
Nilai Perolehan
(Rp)

No

Harta

Tahun Perolehan

Peralatan Desain

2010

200.000.000

Mobil Minibus A

2010

140.000.000

Mobil Minibus B

2011

240.000.000

Sepeda Motor

2009

12.000.000

Rumah

2013

900.000.000

Rumah

2008

500.000.000

Jumlah

1.992.000.000

Penghitungan Pajak Penghasilan Adi Putra Tarigan adalah sebagai


berikut :
1. Perolehan proyek dari PT.A, PT.B, dan PT.C
Sesuai PER 32/PJ/2015, Dasar Pengenaan dan Pemotongan (DPP)
PPh 21 adalah 50% (lima puluh persen) dari jumlah penghasilan bruto,
yang berlaku bagi tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang
terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris,
penilai, dan aktuaris, yang menerima imbalan yang tidak bersifat
berkesinambungan.
Besarnya PPh Pasal 21 atas penghasilan yang dibayarkan kepada
tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas dihitung dengan cara
menerapkan tarif Pasal 17 ayat (1) atas DPP. Tabel 1 menjabarkan PPh
Pasal 21 yang dipotong oleh PT. A, PT. B, dan PT. C.
Adi Putra Tarigan wajib menyampaikan bukti potong PPh Pasal 21 yang
telah diterbitkan oleh pemberi kerja sebelumnya kepada pemberi kerja
berikutnya.
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

67

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Tabel 1. PPh Pasal 21 yang dipotong oleh PT.A, PT.B, dan PT. C
(dalam ribuan rupiah)

Pemberi
Kerja

Bulan

Penghasilan
Bruto

Dasar
Pemotongan (DPP)

Dasar
Pemotongan
PPh
Ps.21
Kumulatif

Tarif
Pasal
17
ayat
(1)

PPh
Pasal 21
Terutang

(4) = (3) x
(7) = (4)
5
6
50%
x (6)
Februari
35.000
17.500
17.500 5%
875
Maret
23.000
11.500 29.000 5%
575
April
20.000
10.000 39.000 5%
500
PT A
11.000 50.000 5%
550
Mei*)
37.000
7.500
57.500 15%
1.125
Juni
45.000
22.500
72.500 15%
3.375
Juli
30.000
15.000
87.500 15%
2.250
PT B
Agustus
40.000
20.000 107.500 15%
3.000
November
48.000
24.000 131.500 15%
3.600
PT C
Desember
30.000
15.000 146.500 15%
2.250
Jumlah
308.000
154.000 738.500
18.100
Pada bulan Mei, terdapat bagian penghasilan sebesar Rp7.500.000 yang
dikenai tarif 15%, dikarenakan jumlah kumulatif penghasilan bruto telah
mencapai lebih dari Rp50 juta (kolom 5).
1

2. Pada bulan Maret, mengajar mata kuliah desain interior di Universitas


Sebelas April dengan honor sebesar Rp5.000.000,00 sesuai Tabel 2;

68

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Tabel 2. Penghitungan PPh yang dipotong dari mengajar di Universitas
(dalam ribuan rupiah)
Universitas

Bulan

Penghasilan
Bruto

Tarif DPP

DPP

Tarif
PPh

PPh

Universitas
Sebelas April

Maret

5.000

(50%xPenghasilan Bruto
Kumulatif)

2.500

5%

Rp125

Jumlah Bruto

5.000

3. Memberikan pelatihan desain interior sesuai Tabel 3:


Tabel 3. Penghitungan PPh yang Dipotong dari Memberikan Pelatihan
Desain Interior (dalam ribuan rupiah)
Tempat Pelatihan

Bulan

Penghasilan Bruto

Dinas PU Deli
Serdang

Agustus

10.000

Dinas PU Kota
Binjai

September

8.000

PT A

Oktober

7.000

Jumlah Bruto

DPP

Tarif
PPh

PPh

5.000

5%

250

4.000

5%

200

3.500

5%

175

625

Tarif DPP

(50%xPenghasilan Bruto
Kumulatif)

25.000

Tabel 4. Penghitungan PPh yang dipotong sebagai pembicara

(dalam ribuan rupiah)


Lembaga/
Ikatan

Bulan

LPJK

Maret

5.000

IAI

Mei

7.000

IPK

Juli

8.000

Ph bruto

Jumlah

20.000

Tarif DPP

DPP

Tarif
PPh

(50%xPenghasilan Bruto
Kumulatif)

2.500

5%

125

3.500

5%

175

4.000

5%

200

500

PPh

Tabel 5. Penghitungan PPh yang dipotong atas Persewaan mobil minibus


(dalam ribuan rupiah)
Perusahaan

Bulan

Penghasilan

Tarif PPh

PPh

PT B

1 s.d. 12

Rp36.000

2%

720

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

69

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
4. Penghitungan PPh terutang Adi Putra Tarigan
Perhitungan Penghasilan Neto dari pekerjaan bebas (dalam Rp)
No.

Jenis Pekerjaan Bebas

1.

Arsitek

2.

Dosen Pengganti

3.
4.

Penghasilan
Bruto

Norma*)

Penghasilan Neto

308.000.000

50%

154.000.000

5.000.000

50%

2.500.000

Pelatihan desain interior

25.000.000

50%

12.500.000

Pembicara

20.000.000

50%

10.000.000

*) Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-536/


PJ/2000
1. PPh yang terutang pada Tahun Pajak 2015 (dalam Rp)
Perhitungan Penghasilan Neto
A. Penghasilan neto dari pekerjaan bebas:
Penghasilan dari jasa arsitek

154.000.000

Penghasilan sebagai dosen pengganti

2.500.000

Penghasilan atas memberikan pelatihan

12.500.000

Penghasilan sebagai pembicara

10.000.000

Jumlah Penghasilan neto dari pekerjaan bebas

179.000.000

B. Penghasilan Neto Lainnya:


Penghasilan atas persewaan minibus

36.000.000

Jumlah Penghasilan Neto (A+B)

215.000.000

Zakat

Jumlah Penghasilan Neto setelah Zakat


PTKP:
Wajib Pajak Sendiri

70

36.000.000

Tambahan Wajib Pajak kawin

3.000.000

Tanggungan 2

6.000.000

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

215.000.000

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
B. Jumlah PTKP

(45.000.000)

Penghasilan Kena Pajak

170.000.000

PPh Terutang:
5% x 50.000.000

2.500.000

15% x 120.000.000

18.000.000

PPh yang terutang

20.500.000

2. PPh yang Kurang dibayar dengan memperhitungkan pajak yang telah


dipotong pihak lain

A PPh yang terutang dari perhitungan sebelumnya


20.500.000
B Kredit Pajak :

PPh yang dipotong/dipungut oleh pihak lain:

1) PPh Pasal 21

a. Bukti potong PPh PT. A,


PT.B, dan PT.C
b. Bukti potong atas mengajar
di Universitas
c. Bukti potong atas pelatihan
desain interior

18.100.000
125.000
625.000

500.000

d. Bukti potong atas


penghasilan sebagai
pembicara

2) PPh Pasal 23
Bukti potong atas persewaan
mini bus
Jumlah Kredit Pajak

720.000
(20.070.000)

3. PPh yang kurang dibayar/PPh Pasal 29

430.000

PPh Pasal 29 yang harus dibayar Adi Putra Tarigan adalah sebesar
Rp430.000,00
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

71

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
C.

C.1

Contoh Penghitungan PPh Bagi Orang Pribadi atas Penghasilan


Sehubungan dengan Pekerjaan
Pegawai Tetap dan Istri Bekerja, kewajiban perpajakan digabung
Onnur adalah pegawai tetap pada perusahaan konstruksi PT. Wibowo
Karya yang bertempat tinggal di Jakarta.
Status

Pekerjaan :
Onnur

Kawin, Istri bekerja, 1 tanggungan


PegawaiTetap di perusahaan konstruksi PT.Wibowo
Karya, Gaji tetap per bulan Rp30.000.000,00 Iuran
Pensiun per bulan Rp320.000,00

Penghasilan : Narasumber dalam berbagai seminar dan talkshow


Lain
- terkait peningkatan pengembangan properti di
Indonesia
- Persewaan tanah dan/atau bangunan atas ruko
yang disewakan kepada rekan kerjanya untuk
usaha salon kecantikan di daerah Kebon Jeruk
- Royalti atas penerbitan buku bidang arsitektur dan
konstruksi dari PT Yudistira Media
- Bunga deposito dari Bank Merdeka
- Keuntungan dari penjualan logam mulia
Pekerjaan
Istri Onnur
(Shehrazaat)

Guru Musik Privat

Onnur membayar zakat melalui Badan Amil Zakat sebesar


Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). Shehrazaat dalam menjalankan
hak dan kewajibannya menggunakan NPWP suami.
Data penghasilan Onnur dan Shehrazaat selama tahun 2015 dirinci
sebagai berikut:

72

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Penghasilan Onnur (Rp)
Penghasilan neto (gaji, tunjangan, bonus) sebagai pegawai
tetap PT Wibowo Karya. (sesuai dengan bukti pemotongan
PPh Pasal 21 formulir 1721 A1)

Gaji Setahun
dikurangi:
Biaya jabatan
Iuran pensiun
Penghasilan Neto

350.160.000

360.000.000
(6.000.000)
(3.840.000)
350.160.000

Penghasilan bersifat final


a. Persewaan tanah dan/atau bangunan
b. Bunga deposito dari Bank Merdeka

200.000.000
5.000.000

Penghasilan lainnya
a. Narasumber pada Seminar dan Talkshow terkait
peningkatan pengembangan properti di Indonesia

6.000.000

b. Royalti atas penerbitan buku dari PT Yudistira Media


c. Keuntungan dari penjualan logam mulia

15.000.000
10.000.000

Penghasilan Shehrazaat (Istri Onnur)


Selama tahun 2015, Shehrazaat mendapatkan honor
sebagai guru musik privat. Atas penghasilannya sebagai
guru musik privat tersebut tidak dilakukan pemotongan PPh
Pasal 21 karena semua pemberi penghasilan merupakan
orang pribadi yang tidak menyelenggarakan pembukuan.

200.000.000

Karena penghasilan Shehrazaat dari pekerjaan bebas


bidang seni jumlahnya di bawah Rp4.800.000.000,00,
maka Shehrazaat memilih untuk menghitung penghasilan
netonya dengan menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto. Pada bulan Maret 2015 Shehrazaat telah
menyampaikan surat pemberitahuan penggunaan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto ke KPP.

PPh yang telah dipotong oleh pemotong pajak berdasarkan pada


bukti potong yang diperoleh Onnur sebagai berikut:
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

73

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi

PPh yang telah dipotong pihak lain

PPh Pasal 21 Onnur sebagai narasumber pada


seminar dan talkshow

150.000

PPh Pasal 21 Onnur atas penghasilan sebagai


pegawai tetap di PT Wibowo Karya

47.040.000

PPh Pasal 23 atas royalti penerbitan buku

2.250.000

Pajak Penghasilan yang bersifat final


a. Persewaan tanah dan/atau bangunan
b. Bunga deposito

20.000.000
1.000.000

Daftar harta sampai dengan akhir tahun 2015 adalah sebagai berikut:
No
1
2

Jenis Harta
Rumah di Jl. Pondok Jaya X/26,
Mampang Prapatan Jakarta
Selatan
Ruko di Jalan Panjang, Kedoya
Utara, Kebon Jeruk

Nilai Perolehan
(Rp)
300.000.000

Tahun
Perolehan
1999

400.000.000

2005

Mobil

200.000.000

2001

Sepeda motor

20.000.000

2003

Tabungan di Bank Merdeka

400.000.000

2012

Logam Mulia 75 gram

41.250.000

2014

Penghitungan PPh Onnur :


Penghitungan PPh yang dipotong dari penghasilan lain (dalam Rp)

74

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
PPh 21 Sebagai Narasumber
Penghasilan

6.000.000

PPh 21 atas penghasilan Narasumber

150.000

(5% x (6.000.000x50%))*
*Sesuai KEP - 536/PJ./2000
PPh Pasal 23 atas Royalti :
Penghasilan Penerbitan Buku

15.000.000

PPh Pasal 23 atas royalti

2.250.000

(15% x 15.000.000)
PPh Pasal 4 ayat (2) atas Persewaan Tanah dan/atau bangunan
Penghasilan Sewa

200.000.000

PPh Pasal 4 ayat (2)

20.000.000

(10% x 200.000.000)
PPh Pasal 4 ayat (2) atas Bunga Deposito
Penghasilan dari Bunga Deposito

5.000.000

PPh Pasal 4 ayat (2)

1.000.000

(20% x 5.000.000)
Penghasilan Neto Shehrazaat sebagai guru musik privat
Penghasilan Neto Shehrazaat
Penghasilan bruto dari guru musik privat
Penghasilan Neto Shehrazaat*)

200.000.000
70.000.000

(35% x 200.000.000)
*) Sesuai KEP - 536/PJ./2000

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

75

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Penghitungan PPh yang terutang selama tahun 2015 adalah sebagai
berikut:
1.

PPh yang terutang Tahun Pajak 2015 (dalam Rp)


Perhitungan Penghasilan Neto:
A. Penghasilan neto dari pekerjaan bebas

70.000.000

Penghasilan Onnur sebagai narasumber

3.000.000

B. Penghasilan neto dari pekerjaan (sesuai bukti potong 1721 A2):

76

Penghasilan Sherazaat (Istri Onnur) sebagai guru


musik privat

Penghasilan Onnur sebagai pegawai tetap PT


Wibowo Karya
C. Penghasilan Neto Lainnya

Royalti buku dari PT Yudistira Media

15.000.000

Keuntungan dari penjualan logam mulia

10.000.000

Jumlah Penghasilan Neto (A+B+C)

448.160.000

Zakat

10.000.000

Jumlah Penghasilan Neto setelah Zakat

PTKP

350.160.000

438.160.000

Wajib Pajak Sendiri

36.000.000

Istri Bekerja

36.000.000

Tambahan wajib pajak kawin

3.000.000

Tanggungan

3.000.000

Jumlah PTKP

(78.000.000)

Penghasilan Kena Pajak

360.160.000

PPh Terutang
5% x 50.000.000
15% x 200.000.000

2.500.000
30.000.000

25% x 110.160.000

27.540.000

PPh yang terutang

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

60.040.000

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
2. PPh yang kurang dibayar dengan memperhitungkan pajak-pajak
yang telah dipotong atau dipungut pihak lain
A PPh yang terutang dari perhitungan sebelumnya

60.040.000

B Kredit Pajak :
PPh yang dipotong/dipungut oleh pihak lain:
a. Bukti potong PPh 1721 A1 dari PT.
Wibowo Karya atas penghasilan
Onnur
b. PPh 23 atas royalti dari PT Yudistira
Media
c. PPh 21 atas penghasilan sebagai
narasumber

47.040.000

2.250.000
150.000

Jumlah Kredit Pajak

49.440.000

3. PPh yang kurang dibayar/PPh Pasal 29

10.600.000

PPh Pasal 29 yang harus dibayar oleh Onnur sebesar Rp10.600.000,00


C.2 Pegawai Tetap dan Istri Bekerja, Pelaksanaan kewajiban perpajakan
terpisah
Danang bekerja sebagai supervisor di PT Bangun Maju, perusahaan konstruksi
di Jakarta.
Status

Pekerjaan Danang

: -

Kawin, Istri bekerja, kewajiban perpajakan


terpisah, (Danang dan Salma masing-masing
memiliki NPWP yang berbeda), belum
mempunyai anak
Supervisor di PT Bangun Maju di Jakarta

Gaji tetap perbulan Rp10.000.000,00

Membayar iuran perbulan Rp320.000,00

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

77

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Penghasilan
Danang Lainnya

:-

Pekerjaan
(Salma)

Istri :

Penghasilan Salma :
Lainnya
:Pembayaran zakat : melalui Badan
Amil Zakat

Royalti atas penerbitan buku dari PT Airlangga


Salemba
Persewaan tanah dan/atau bangunan atas rumah
yang disewakan kepada kerabatnya di daerah
Tanjung Duren
Bunga tabungan dari Bank Mandiri 25
Pegawai Tetap di perusahaan advertising
PT Digital Kreativindo dengan gaji sebesar
Rp7.000.000,00 per bulan
Usaha di bidang katering dan selama tahun 2014
memiliki peredaran bruto Rp1 miliar dan tidak
melebihi Rp4,8 miliar per tahun
Bunga tabungan dari Bank Mandiri 25
Danang membayar zakat Rp3.000.000,00
Salma membayar zakat Rp2.100.000,00

Data penghasilan Danang dan Salma selama tahun 2015 dirinci sebagai
berikut:
Penghasilan Danang (Rp)
Penghasilan neto (gaji, tunjangan, bonus) sebagai pegawai
tetap PT Bangun Maju setelah dikurangi biaya jabatan sebesar
Rp6.000.000,00 dan iuran pensiun sebesar Rp3.840.000,00

110.160.000

Penghasilan bersifat final:


a. Persewaan tanah dan/atau bangunan

300.000.000

b. Bunga tabungan dari Bank Mandiri 25

6.000.000

Penghasilan lainnya:
Royalti atas penerbitan buku dari PT Airlangga Salemba

78

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

25.000.000

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Penghasilan Salma (Rp)
Penghasilan neto (gaji, tunjangan, bonus) sebagai pegawai
tetap PT Digital Kreativindo setelah dikurangi biaya jabatan
sebesar Rp4.200.000,00 dan iuran pensiun sebesar
Rp2.400.000,00 (sesuai dengan bukti pemotongan PPh Pasal
21 formulir 1721 A1)

77.400.000

Penghasilan bersifat final: bunga tabungan dari Bank


Mandiri 25

6.000.000

PPh yang telah dipotong oleh pemotong pajak berdasarkan pada bukti
pemotongan dari pemotong sebagai berikut:
PPh Pasal 21 Danang atas penghasilan sebagai pegawai tetap PT
Bangun Maju

Rp5.674.000,00

PPh Pasal 21 Salma atas penghasilan sebagai pegawai tetap PT


Digital Kreativindo

Rp2.070.000,00

PPh Pasal 23 atas royalti penerbitan buku

Rp3.750.000,00

Pajak Penghasilan yang bersifat final


a. Persewaan tanah dan/atau bangunan

Rp30.000.000,00

b. Bunga tabungan Bank Mandiri 25 a.n. Danang

Rp1.200.000,00

c. Bunga tabungan Bank Mandiri 25 a.n. Salma

Rp1.200.000,00

Daftar harta Danang pada akhir tahun 2015 adalah sebagai berikut:
No

Uraian Aset

Nilai Perolehan
(Rp)

Tahun
Perolehan

Rumah di Jalan Tanjung Duren Raya


Nomor 4, Tanjung Duren Jakarta Barat

200.000.000

2000

Rumah di Taman Aries, Meruya Ilir


Jakarta Barat

300.000.000

2003

Tanah seluas 600 m2 di Jalan Tomang


Raya Nomor 45

400.000.000

2002

Mobil

250.000.000

2000

Sepeda motor

18.000.000

2014

Tabungan di Bank Mandiri 25

200.000.000

2013

Logam Mulia 50 gram

27.500.000

2014

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

79

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Daftar harta Salma pada akhir tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Uraian Aset

Nilai Perolehan (Rp)

Tahun
Perolehan

Mobil

250.000.000

2004

Tabungan di Bank Mandiri 25

200.000.000

2010

27.500.000

2012

Logam Mulia 50 gram

Penghasilan dari usaha katering Salma Tahun 2015 dikenai PPh berdasarkan
PP 46 Tahun 2013 karena peredaran bruto Tahun Pajak 2014 tidak melebihi
Rp4.800.000.000,00. PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final yang harus disetor
sendiri sebesar 1% dari peredaran usaha setiap bulan adalah sebagai berikut:
Bulan

PPh Pasal 4 ayat (2) (Rp)

Januari

30.000.000

300.000

Februari

100.000.000

1.000.000

Maret

80.000.000

800.000

April

50.000.000

500.000

Mei

65.000.000

650.000

Juni

80.000.000

800.000

Juli

72.000.000

720.000

Agustus

69.000.000

690.000

September

84.000.000

840.000

Oktober

94.000.000

940.000

November

88.000.000

880.000

Desember

79.000.000

790.000

891.000.000

8.910.000

Jumlah

80

Peredaran Bruto (Rp)

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Penghitungan PPh yang harus dibayar Danang dan Salma dengan
melaksanakan kewajiban perpajakan yang terpisah
PPh yang terutang Tahun Pajak 2015 (Rp)
1.

Penghasilan neto dalam negeri dari usaha


dan/atau pekerjaan bebas

Penghasilan neto dalam negeri


sehubungan dengan pekerjaan

Penghasilan neto dalam negeri lainnya

Jumlah Penghasilan Neto (A+B+C)

D Zakat

Jumlah Penghasilan Neto setelah Zakat

Jumlah Penghasilan Neto Danang dan


Salma

G PTKP

Danang

Salma

Perhitungan Penghasilan Neto

110.160.000

77.400.000

25.000.000
135.160.000

77.400.000

(3.000.000)

2.100.000

132.160.000

75.300.000

207.460.000

Wajib Pajak Sendiri

36.000.000

Tambahan wajib pajak kawin

Tambahan penghasilan digabung

Jumlah PTKP

H Penghasilan Kena Pajak

3.000.000
36.000.000
(75.000.000)
132.460.000

I PPh Terutang

5% x 50.000.000

2.500.000

15% x 82.460.000

12.369.000

Jumlah Pajak Penghasilan terutang


(Gabungan)

PPh yang terutang yang ditanggung


Danang

PPh yang terutang yang ditanggung Salma

14.869.000
9.472.125

5.396.875

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

81

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Perhitungan Pajak yang ditanggung PPh yang ditanggung oleh masing-masing yaitu:

1. PPh terutang Danang

= (132.160.000 : 207.460.000) x 14.869.000


= Rp9.472.125

2. PPh terutang Salma

= (75.300.000 : 207.460.000) x 14.869.000


= Rp5.396.875

2 Danang
PPh yang kurang dibayar dengan memperhitungkan pajak yang telah
dipotong pihak lain:
A PPh yang terutang dari perhitungan sebelumnya
9.472.125

B Kredit Pajak
PPh yang dipotong/dipungut oleh pihak lain:

a. Bukti potong PPh 1721 A1 dari


5.674.000

PT Bangun Maju
b. PPh Pasal 23 atas royalti dari PT
3.750.000

Airlangga Salemba

( 9.424.000)
Jumlah Kredit Pajak (A+B)
PPh yang kurang dibayar/PPh Pasal 29 (A-B)
48.125
3 Salma
PPh yang kurang dibayar dengan memperhitungkan pajak yang telah
dipotong pihak lain
A PPh yang terutang dari perhitungan sebelumnya
5.396.875
B Kredit Pajak

PPh yang dipotong/dipungut oleh pihak lain:

Bukti potong PPh 1721 A1 dari PT


2.070.000
Digital Kreativindo

Jumlah Kredit Pajak (A+B)


PPh yang kurang dibayar/PPh Pasal 29 (A-B)

( 2.070.000)
3.326.875

PPh terutang yang harus dibayar oleh Danang sebesar Rp48.125,00


sedangkan PPh yang harus dibayar Salma sebesar Rp3.326.875,00

82

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
C3. Pegawai Tetap dan pekerjaan bebas
Palmira Vidya bekerja sebagai PNS di Kementerian Pertanian dan komisaris
perusahaan sawit nasional.
Status
:
Pekerjaan Palmira :
Vidya
Pekerjaan/Usaha :
Lainnya
:
:

Belum Menikah
PNS Kementerian Pertanian dengan penghasilan
sebesar Rp7.000.000,00 per bulan; iuran pensiun
yang dibayar Rp320.000,00 per bulan
Komisaris di Perusahaan Kelapa Sawit PT Palm
Indo Plantation, total honorarium selama tahun
2015 sebesar Rp150.000.000,00
Penghasilan dari dividen atas saham di PT Palm
Indo Plantation
Penghasilan dari bunga deposito dari Bank
Mumpuni

Penghasilan yang diperoleh Palmira Vidya selama tahun 2015 adalah sebagai
berikut:
Penghasilan Palmira Vidya selama tahun 2015 (Rp)
Penghasilan neto (gaji, tunjangan) sebagai PNS
Kementerian Pertanian biaya jabatan sebesar
Rp4.200.000,00 dan iuran pensiun sebesar
Rp3.840.000,00 (sesuai dengan bukti pemotongan
PPh Pasal 21 formulir 1721 A2)
Penghasilan bersifat final:
a. Penghasilan atas dividen

20.000.000,00

b. Bunga deposito dari Bank Mumpuni


Honorarium sebagai Komisaris

75.960.000,00

5.000.000,00
150.000.000,00

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

83

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Tabel Pajak Penghasilan yang diperoleh Palmira Vidya berdasarkan bukti
potong dari pemberi kerja sebagai berikut:
PPh Pasal 21 Palmira Vidya atas penghasilan sebagai PNS
Kementerian Pertanian
PPh Pasal 21 atas honorarium sebesar Rp 150.000.000 sebagai
Komisaris selama tahun 2015
5% x 50.000.000 =

2.500.000

15% x 100.000.000 =

15.000.000

Total

2.500.000
17.500.000

17.500.000

Pajak Penghasilan yang bersifat final


a. atas penghasilan dari dividen

2.000.000

b. atas penghasilan dari Bunga deposito

1.000.000

Penghitungan PPh Palmira Vidya


Penghasilan bersifat final
PPh Pasal 4 ayat (2) atas dividen:
Penghasilan atas dividen
PPh Pasal 4 ayat (2) atas dividen

20.000.000
2.000.000

(10% x 20.000.000)
PPh Pasal 4 ayat (2) atas bunga deposito
Penghasilan dari bunga deposito

5.000.000

PPh Pasal 4 ayat (2)

1.000.000

(20% x 5.000.000)

84

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Penghitungan PPh terutang Palmira Vidya pada tahun pajak 2015
1. PPh yang terutang Tahun Pajak 2015 (dalam Rp)
Perhitungan Penghasilan Neto:
A. Penghasilan neto dari pekerjaan bebas
B. Penghasilan neto dari pekerjaan (sesuai bukti potong 1721 A2):
Penghasilan sebagai PNS di Kementerian
Pertanian
C. Penghasilan neto lainnya:
Honorarium sebagai Komisaris PT Palm Indo
Plantation
Jumlah Penghasilan Neto (A+B+C)
Zakat
Jumlah Penghasilan Neto setelah Zakat
PTKP:
Wajib Pajak Sendiri
36.000.000
Jumlah PTKP
Penghasilan Kena Pajak
PPh Terutang:
5% x 50.000.000
2.500.000
15% x 139.960.000
20.994.000
PPh yang terutang

75.960.000

150.000.000
225.960.000
0
225.960.000

(36.000.000)
189.960.000

23.494.000

2. PPh yang kurang dibayar dengan memperhitungkan pajak yang telah


dipotong pihak lain dan PPh yang ditanggung pemerintah
A PPh yang terutang dari perhitungan sebelumnya
23.494.000
B Kredit Pajak :
PPh yang dipotong/dipungut oleh pihak lain:
PPh ditanggung pemerintah
2.500.000
(Bukti potong 1721 A2 dari Kementerian
Pertanian)
PPh atas Honorarium sebagai Komisaris 17.500.000
Jumlah Kredit Pajak
20.000.000
3.

PPh yang kurang dibayar/PPh Pasal 29

3.494.000

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

85

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
PPh yang kurang dibayar oleh Palmira Vidya pada tahun pajak 2015
adalah sebesar Rp3.494.000,00
D. Contoh Penghitungan PPh Bagi Orang Pribadi atas Penghasilan

Sehubungan dengan Usaha dan Pekerjaan Bebas

Bayu Sastro adalah seorang Notaris/PPAT.


Status
: Kawin, Istri tidak bekerja, 2 anak masih SD
Pekerjaan Bayu Sastro
: Jasa Notaris/PPAT wilayah kerja kota
Semarang
Penghasilan Bayu Lainnya : Bengkel Mobil Supreme di kota Semarang
Bayu Sastro dan keluarga tinggal di rumah sekaligus kantor yang berada di
Semarang dengan luas tanah 200m2 dan luas bangunan 250m2 yang dahulu
merupakan warisan dari ayah Bayu Sastro. Semua aset di bengkel merupakan
aset yang diperoleh Bayu Sastro dengan cara kredit dari pihak lain.
Tabel 1. Harta Bayu Sastro (dalam Rp)

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Harta
Peralatan Bengkel
Tabungan di Bank
Kimun
Mobil Minibus
Mobil Truk
Mobil Box
Mobil Derek
Sepeda Motor
Persediaan
Rumah
Sedan

Tahun
Perolehan
2009
2014
2010
2011
2011
2012
2012
2014
2005
2014

Nilai Perolehan Keterangan


1.400.000.000
12.150.000

Kredit

140.000.000
240.000.000
180.000.000
210.000.000
15.000.000
500.000.000
900.000.000
250.000.000

Kredit
Kredit
Kredit
Kredit

Warisan
Kredit

Jumlah
3.847.000.000
Untuk membiayai usaha bengkelnya Bayu Sastro mempunyai pinjaman ke
bank yang digunakan untuk membeli peralatan yang dimilikinya

86

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Tabel 2. Pinjaman Bayu Sastro (dalam Rp)
No

Pemberi Hutang

Tahun Hutang

Bank A

2009

1.400.000.000

560.000.000

Bank A

2009

300.000.000

60.000.000

Bank B

2010

140.000.000

28.000.000

Bank C

2011

240.000.000

96.000.000

Bank C

2011

180.000.000

72.000.000

Bank B

2012

210.000.000

126.000.000

Bank D

2014

250.000.000

200.000.000

2.720.000.000

1.142.000.000

Jumlah

Nilai Hutang

Sisa Hutang

Total penghasilan bruto yang diperoleh oleh Bayu Sastro dari usaha bengkel
mobil dan jasa notaris/PPAT selama tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Penghasilan bruto Bayu Sastro selama 2015 (dalam Rp)

Bulan

Bengkel Mobil

Notaris

PPAT

Jumlah

465.005.000

40.000.000

21.000.000

526.005.000

450.000.000

35.000.000

24.000.000

509.000.000

470.000.000

45.000.000

18.000.000

533.000.000

360.000.000

40.000.000

20.000.000

420.000.000

380.000.000

30.000.000

15.000.000

425.000.000

375.000.000

20.000.000

20.000.000

415.000.000

350.000.000

25.000.000

15.000.000

390.000.000

480.000.000

35.000.000

20.000.000

535.000.000

390.000.000

30.000.000

25.000.000

445.000.000

10

450.000.000

25.000.000

22.000.000

497.000.000

11

380.000.000

40.000.000

20.000.000

440.000.000

12

450.000.000

30.000.000

25.000.000

505.000.000

Jumlah

5.000.005.000

395.000.000

245.000.000

5.640.005.000

Total penghasilan bruto Bayu :


Rp5.000.005.000,00 + Rp640.000.000,00 = Rp5.640.005.000,oo
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

87

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Penghitungan PPh Bayu Sastro adalah sebagai berikut :
1. Pemotongan PPh 21 sehubungan dengan jasa notaris selama tahun 2015.
Sesuai PER 32/PJ/2015, Dasar Pengenaan dan Pemotongan (DPP) PPh
21 adalah 50% (lima puluh persen) dari jumlah penghasilan bruto, yang
berlaku bagi tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri
dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan
aktuaris, yang menerima imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan.1
Besarnya PPh Pasal 21 atas penghasilan yang dibayarkan kepada tenaga
ahli yang melakukan pekerjaan bebas dihitung dengan cara menerapkan
tarif Pasal 17 ayat 1 atas DPP. Jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong
pihak lain sehubungan dengan jasa notaris Bayu Sastro adalah sebesar
Rp5.000.000,00
2. Pembukuan Tahun 2015 atas Usaha Bayu Sastro
Berdasarkan Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan, Bayu Sastro wajib menyelenggarakan pembukuan
karena peredaran usaha bruto Bayu sastro telah melebihi Rp4,8 miliar.
Berdasarkan Laporan Laba Rugi Tahun 2015 diketahui rincian secara
ringkas penghasilan dan beban usaha bengkel Bayu Sastro sebagaimana
ditunjukkan pada tabel 5.
Tabel 5. Ikhtisar Laporan Rugi Laba Tahun 2015 (dalam Rp)

Pendapatan Usaha:
Pendapatan jasa servis bengkel mobil
Supreme
Pendapatan jasa notaris dan PPAT
Total Pendapatan
Beban Operasional:
Biaya Sparepart dan bahan lainnya
Beban Listrik, Air
Beban Asuransi Kebakaran
Beban Penyusutan Peralatan
Beban Penyusutan Gedung
Beban Pemeliharaan Peralatan
Beban Promosi
Jumlah

88

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

5.000.005.000
640.000.000
5.640.005.000

850.000.000
100.000.000

250.000.000

378.000.000

541.875.000

360.000.000

250.000.000
(2.729.875.000)

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Beban Administrasi dan Umum:
Beban Gaji karyawan
Bunga
Beban Asuransi Kesehatan Karyawan
Jumlah
Laba Bersih Sebelum Pajak

900.000.000

250.000.000

90.000.000

(1.240.000.000)

1.670.130.000

3. Angsuran PPh Pasal 25


Berdasarkan Pasal 25 UU PPh, Bayu Sastro wajib melakukan penyetoran
angsuran PPh sebesar Pajak Penghasilan yang terutang menurut SPT
Tahunan Tahun Pajak 2014 dikurangi dengan PPh Pasal 21 dibagi 12
bulan. PPh terutang tahun pajak 2014 adalah sebesar Rp450.000.000,00
sedangkan PPh Pasal 21 yang telah dipotong oleh pihak ketiga sebesar
Rp50.000.000,00 sehingga PPh Pasal 25 untuk tahun 2015 adalah sebesar
Rp30.000.000,00 per bulan. Bayu Sastro menyampaikan SPT Tahunan
pada tanggal 10 bulan Februari 2015, sehingga angsuran PPh Pasal 25
bulan Januari dan Februari tahun 2015 masih menggunakan jumlah
angsuran PPh Pasal 25 tahun 2014 sebesar Rp20.000.000,00. Selain itu,
Bayu Sastro juga melakukan penyetoran sendiri PPh Pasal 25 yang berasal
dari usaha bengkelnya sebesar 0,75% dari peredaran brutonya setiap bulan
sesuai ketentuan penyetoran Pasal 25 orang pribadi pengusaha tertentu.
Tabel 6. Angsuran PPh Pasal 25 (dalam Rp)
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus

Jenis Angsuran
Berdasarkan
Usaha
SPT Tahun
Bengkel
Pajak 2014
20.000.000
3.487.538
20.000.000
3.375.000
30.000.000
3.525.000
30.000.000
2.700.000
30.000.000
2.850.000
30.000.000
2.812.500
30.000.000
2.625.000
30.000.000
3.600.000

Jumlah
23.487.538
23.375.000
33.525.000
32.700.000
32.850.000
32.812.500
32.625.000
33.600.000

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

89

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Jenis Angsuran
Berdasarkan
Bulan
Usaha
SPT Tahun
Bengkel
Pajak 2014
September
30.000.000
2.925.000
Oktober
30.000.000
3.375.000
November
30.000.000
2.850.000
Desember
30.000.000
3.375.000
Total
Penghasilan bruto bengkel mobil x 0,75%

Jumlah
32.925.000
33.375.000
32.850.000
33.375.000
377.500.038

4. Penghitungan PPh yang terutang (dalam Rp)


PPh Pasal 29 tahun pajak 2015 yang harus dibayar Bayu Sastro adalah
sebagai berikut:
Penghasilan neto dari usaha

1.670.130.000

Jumlah penghasilan neto

1.670.130.000

PTKP

(45.000.000)

Penghasilan Kena Pajak

1.625.130.000

PPh Terutang:
5% x 50.000.000

2.500.000

15% x 200.000.000

30.000.000

25% x 250.000.000

62.500.000

30% x 1.125.130.000

337.539.000 +
432.539.000

PPh Pasal 25 yang telah disetor


PPh Kurang Bayar

(377.500.038) 55.038.962

PPh Pasal 29 tahun pajak 2015 yang harus dibayar Bayu sastro sebesar
Rp55.038.962,00

90

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
E. Contoh Penghitungan PPh Bagi Orang Pribadi atas Penghasilan
Sehubungan dengan Usaha dan Pekerjaan
E.1. Penghasilan dari usaha tidak melebihi Rp4,8 miliar
Hisyam Faraz adalah seorang atlet bola basket profesional yang
bermain untuk Klub Nombock Dhong. Selain sebagai atlet, Hisyam
Faraz mempunyai usaha sampingan sebagai pemilik restoran. Data
pribadi Hisyam Faraz per awal tahun 2015 sebagai berikut:
Status
Pekerjaan Hisyam Faraz
Penghasilan Lainnya
Peredaran Bruto 2014

:
:
:
:

Kawin, Istri tidak bekerja, 1 tanggungan


Atlet bola basket profesional
Pemilik restoran
Tidak melebihi Rp4,8 miliar

Berdasarkan bukti pemotongan PPh Pasal 21 Tahun 2015 (Formulir


1721-A1) yang dibuat klub Nombock Dhong, diperoleh data sebagai
berikut (dalam Rp):
Gaji dan Bonus
Biaya jabatan
Iuran pensiun
PTKP (K/1)
PPh Pasal 21 atas penghasilan yang dipotong
bendahara klub

:
:
:
:
:

500.000.000
6.000.000
12.000.000
42.000.000
80.000.000

Selain menyediakan makanan dan minuman di tempat, restoran milik


Hisyam Faraz juga menerima pesanan katering. Peredaran bruto yang
diperoleh dari usaha restoran selama tahun 2015 adalah sebagaimana
ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Peredaran Bruto Tahun 2015 (dalam Rp)
Bulan

Penjualan di
Tempat

Penghasilan dari
Katering

Peredaran Bruto
Keseluruhan

Januari

112.000.000

9.000.000

121.000.000

Februari
Maret

100.000.000
95.000.000

7.750.000
2.150.000

107.750.000
97.150.000

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

91

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Penjualan di
Tempat

Bulan
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah

Penghasilan dari
Katering

Peredaran Bruto
Keseluruhan

3.500.000
4.525.000
12.350.000
5.790.000
6.450.000
1.125.000
11.370.000
4.675.000
7.850.000
76.535.000

102.500.000
179.525.000
136.350.000
135.790.000
95.450.000
114.125.000
102.370.000
91.675.000
162.850.000
1.446.535.000

99.000.000
175.000.000
124.000.000
130.000.000
89.000.000
113.000.000
91.000.000
87.000.000
155.000.000
1.370.000.000

Daftar harta dan utang yang dimiliki oleh Hisyam Faraz pada akhir tahun 2015
adalah sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2. Daftar Harta Akhir Tahun 2015
No

Harta

Tahun
Perolehan

Tanah dengan luas


150 m2,

2009

Desa Rukun
Makmur, Garut
Rumah dengan
luas 230 m2,

2010

Jl. Bangau 30,


Jakarta

92

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Nilai
Keterangan
Perolehan
(Rp)
100.000.000 NOP
10.31.230.032.
008.0165.0
1.500.000.000 NOP
09.56.070.032.
005.0265.0

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
No

Harta

Tahun
Perolehan

Bangunan Restoran
dengan luas 450 m2
yang berdiri di atas
Tanah seluas 1000
m2,

2012

Nilai
Keterangan
Perolehan
(Rp)
2.250.000.000 NOP
08.45.060.024.
010.0102.0

Jl Kemerdekaan 25,
Jakarta
Mobil Box

2012

175.000.000

Mobil Sedan

2012

210.000.000

Sepeda Motor

2012

15.000.000

Peralatan Restoran

2011

250.000.000

Furnitur

2011
Jumlah

75.000.000 Furnitur kayu


4.575.000.000

Tabel 3. Daftar Utang Akhir Tahun 2015


No.

Pemberi
Hutang

Bank A

Bank B

Alamat Pemberi
Pinjaman

Tahun
Peminjaman

Jumlah Hutang
(Rp)

Jl. Juanda no.45,


Jakarta Selatan

2010

1.250.000.000

Jl. Swasembada no.34,


Jakarta Timur

2009

2.250.000.000

Jumlah

3.500.000.000

a) Atas penghasilan Hisyam Faraz dari penjualan makanan dan minuman di


tempat serta penyediaan jasa katering, Hisyam Faraz wajib membayar
PPh Pasal 4 ayat (2) berdasarkan PP No. 46 Tahun 2013 dengan tarif PPh
bersifat final sebesar 1% dari peredaran bruto kegiatan usaha tersebut
setiap bulan. Perlakuan PPh tersebut karena jumlah peredaran bruto yang
diperoleh Hisyam Faraz selama tahun 2015 tidak mencapai Rp4,8 miliar.
Pembayaran pajak tersebut dilakukan paling lambat setiap tanggal 15
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

93

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. Rincian pembayaran PPh
Pasal 4 ayat (2) selama Tahun Pajak 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Rincian Pembayaran PPh Pasal 4 ayat 2
Bulan

Peredaran Bruto Keseluruhan

PPh Pasal 4 ayat (2)

(Rp)

(Rp)

Januari

121.000.000

1.210.000

Februari

107.750.000

1.077.500

Maret

97.150.000

971.500

April

102.500.000

1.025.000

Mei

179.525.000

1.795.250

Juni

136.350.000

1.363.500

Juli

135.790.000

1.357.900

95.450.000

954.500

September

114.125.000

1.141.250

Oktober

102.370.000

1.023.700

Nopember

91.675.000

916.750

Desember

162.850.000

1.628.500

1.446.535.000

14.465.350

Agustus

Jumlah

Atas penghasilan yang telah dikenai PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat
final tersebut, tidak diperhitungkan dengan penghasilan Hisyam Faraz
yang berasal dari Klub Nombock Dhong. Penghasilan bersifat final tetap
dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Orang Pribadi pada jenis penghasilan
yang dikenai PPh bersifat final, namun atas penghasilan tersebut tidak
dimasukkan dalam penghitungan PPh kurang bayar pada akhir tahun
pajak.

94

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
b) Atas penghasilan Hisyam Faraz yang berasal dari Klub Nombock Dhong
dihitung berdasarkan formulir 1721 A1 yang telah disampaikan, sehingga
penghitungannya adalah sebagai berikut:
Penghasilan bruto Rp500.000.000,00
Pengurang Penghasilan:
Biaya jabatan
Rp 6.000.000,00
Iuran pensiun Rp12.000.000,00+
Rp 18.000.000,00-
Penghasilan neto Rp482.000.000,00
Pengurang Penghasilan:
PTKP (K/3)
Wajib Pajak
Rp36.000.000,00
Istri (Tidak Bekerja)
Rp 3.000.000,00
1 Anak
Rp 3.000.000,00+
Rp 42.000.000,00 Penghasilan kena pajak Rp440.000.000,00
PPh terutang:
5% x Rp50.000.000,00
Rp 2.500.000,00
15% x Rp200.000.000,00 Rp30.000.000,00
25% x Rp190.000.000,00 Rp47.500.000,00+
Rp80.000.000,00
PPh yang telah dipotong
Rp80.000.000,00 PPh Kurang Bayar
Nihil

E.2.Penghasilan dari usaha melebihi Rp4.800.000.000,00


Dengan menggunakan contoh yang sama pada huruf a, apabila
berdasarkan SPT Tahunan Orang Pribadi Tahun 2014 yang disampaikan
oleh Hisyam, diketahui bahwa peredaran bruto usaha restorannya selama
tahun 2014 melebihi Rp4.800.000.000,00 (daftar penyusutan dalam Tabel
5 dan rincian ikhtisar Laporan Rugi Laba dalam Tabel 6). Selama tahun
2015, pembayaran angsuran PPh Pasal 25 Hisyam Faraz adalah sebesar
Rp250.000.000.

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

95

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Tabel 5. Daftar Penyusutan Harta Tahun 2015 (dalam ribuan rupiah)
No

Harta

Bulan
Perolehan

Tahun
Perolehan

Nilai
Perolehan

Kelompok

Penyusutan

Bangunan
Restoran Luas
450 m2, Jl Kemerdekaan,
Jakarta

Januari

2012

1.000.000

Permanen

50.000

Mobil Box

Februari

2012

175.000

21.875

Peralatan
Restoran

Maret

2011

250.000

62.500

Furnitur Kayu

Maret

2011

30.000

7.500

Jumlah

141.875

Tabel 6. Ikhtisar Laporan Rugi Laba Tahun 2015 (dalam Rp)


(sudah dilakukan penyesuaian fiskal)
Pendapatan:
Penjualan
Harga Pokok Penjualan

4.950.000.000

3.465.000.000

Laba Bruto

1.485.000.000

Pendapatan lainnya

15.000.000

Beban Operasional:

Beban Promosi

45.000.000

Beban Asuransi Kebakaran

30.000.000

Beban Pengiriman

124.000.000

Beban Penyusutan

141.875.000

53.000.000

Jumlah

(393.875.000)

Beban Administrasi dan Umum

125.000.000

15.000.000

Jumlah

(140.000.000)

Laba Bersih Sebelum Pajak

966.125.000

Beban Pemeliharaan Peralatan

Beban Gaji
Beban Asuransi Kesehatan Karyawan

96

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi

Berdasarkan Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Ketentuan Umum


dan Tata Cara Perpajakan, Hisyam Faraz wajib menyelenggarakan
pembukuan. Dalam menghitung Pajak Penghasilan yang terutang,
Hisyam Faraz tidak berhak lagi menggunakan norma penghitungan
penghasilan neto dikarenakan jumlah penghasilan bruto Hisyam Faraz
dalam satu tahun pajak telah melebihi 4,8 miliar. Dengan menggunakan
asumsi jumlah PPh Pasal 25 yang telah dibayar oleh Hisyam Faraz dalam
setahun adalah sebesar jumlah penghasilan dari klub Nombock Dhong
yang sama seperti pada contoh soal huruf a, maka penghitungan Pajak
Penghasilan Hisyam Faraz adalah sebagai berikut:
Penghasilan neto dari usaha
Penghasilan neto dari pekerjaan
Jumlah penghasilan neto
PTKP
Penghasilan kena pajak

Rp 966.125.000,00
Rp 482.000.000,00 +
Rp1.448.125.000,00
Rp 42.000.000,00
Rp1.406.125.000,00

PPh terutang:
5% x Rp50.000.000,00 Rp
2.500.000,00
15% x Rp200.000.000,00 Rp 30.000.000,00
25% x Rp250.000.000,00 Rp 62.500.000,00
30% x Rp906.125.000,00 Rp 271.837.500,00


Rp 366.837.500,00
PPh yang telah dipotong
Rp (80.000.000,00)
PPh Pasal 25 yang telah disetor
Rp (250.000.000,00)
PPh Kurang Bayar
Rp 36.837.500,00

F. Contoh Penghitungan PPh Bagi Orang Pribadi atas Penghasilan


Sehubungan dengan Pekerjaan Bebas dan Pekerjaan
Ghifari Fadhia adalah seorang pengacara yang bekerja pada Firma
Hukum Saul Goodman. Di luar jam kerja kantornya, Ghifari Fadhia juga
membuka praktek konsultasi hukum di rumahnya. Ghifari Fadhia telah
menikah dan mempunyai dua orang anak, anak pertamanya berstatus
sebagai pelajar sekolah dasar dan anak keduanya berusia 4 tahun. Istri
Ghifari Fadhia adalah seorang dokter gigi yang membuka praktik pada
kliniknya sendiri. Selain berpraktik sendiri, dia juga menyewakan sebagian
ruang kliniknya kepada koleganya untuk berpraktik. Istri Ghifari Fadhia
tidak memiliki NPWP karena memilih untuk melaksanakan kewajiban
dan hak di bidang perpajakan sebagai satu kesatuan dengan suaminya.
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

97

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Dokter yang berpraktik di klinik milik istri Ghifari Fadhia tidak ditetapkan
sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) oleh Direktur Jenderal Pajak.
Pada tahun 2015 anak kedua Ghifari Fadhia dikontrak sebagai bintang
iklan susu balita yang diproduksi oleh PT Susu Segar. Pembayaran
kontrak sebagai bintang iklan dilakukan sekaligus pada awal penayangan
iklan, baik di media cetak maupun elektronik.
Status
Pekerjaan Ghifari
Fadhia

:
:

Kawin, Istri bekerja, 2 anak (9 dan 2 tahun)


Pengacara di Firma Hukum Saul Goodman dan
membuka praktek konsultan hukum di rumah

Pekerjaan Istri

Dokter gigi yang membuka praktek di klinik


sendiri
Satu kesatuan dengan suami

Kewajiban Perpajakan :
Istri
Penghasilan Lainnya
:
:
Angsuran PPh Pasal 25 :
tahun pajak 2015

Penghasilan anak dari kontrak bintang iklan


sebesar Rp150.000.000,00 dan telah dipotong
PPh Pasal sebesar Rp3.750.000,00
Penghasilan dari sewa sebagian ruangan klinik*
Rp20.000.000,00 per tahun

*Dokter yang berpraktik di klinik milik istri Ghifari Fadhia tidak ditetapkan
sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) oleh Direktur Jenderal Pajak.

98

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Berdasarkan bukti potong PPh Pasal 21 Tahun 2015 (Formulir 1721-A1) yang
dibuat Firma Hukum Saul Goodman, diperoleh data sebagai berikut:
Gaji, tunjangan, uang lembur, premi asuransi, :
650.000.000
dan bonus
Biaya jabatan
:
6.000.000
Iuran pensiun
:
20.000.000
Penghasilan Neto dari pekerjaan
:
624.000.000
PTKP (K/I/2)
:
81.000.000
Penghasilan Kena Pajak
:
543.000.000
PPh 21 yang telah dipotong Firma Hukum Saul :
107.900.000
Goodman
Selama tahun 2015, penghasilan Ghifari Fadhia yang diperoleh dari praktik
konsultan hukum yang dilakukannya di rumah, penghasilan istrinya dari
praktik dokter gigi dan usaha penyewaan kliniknya adalah sebagaimana
ditunjukkan dalam Tabel 1.

Januari

Tabel 1. Peredaran Bruto Tahun 2015 (dalam Rp)


Praktik
Praktik
Persewaan Penghasilan
Konsultan
Dokter Gigi
Ruangan
Keseluruhan
Hukum
Klinik
6.500.000
4.500.000
5.000.000
16.000.000

Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah

5.400.000
7.300.000
10.500.000
12.000.000
6.700.000
7.400.000
3.200.000
15.000.000
7.500.000
8.900.000
11.450.000
101.850.000

Bulan

2.750.000
3.500.000
7.500.000
4.350.000
2.150.000
4.750.000
5.115.000
3.240.000
5.250.000
7.300.000
6.320.000
56.725.000

7.500.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
7.500.000
7.500.000
7.500.000
7.500.000
7.500.000
7.500.000
77.500.000

15.650.000
15.800.000
23.000.000
21.350.000
13.850.000
19.650.000
15.815.000
25.740.000
20.250.000
23.700.000
25.270.000
236.075.000

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

99

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Daftar harta dan utang yang dimiliki oleh Ghifari Fadhia pada akhir tahun 2015
adalah sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2. Daftar Harta Akhir Tahun 2015
Tahun
Nilai Perolehan
Perolehan
(Rp)

No

Harta

Rumah Luas
150 m, Jl.
Jalan 450, Jakarta
Tanah Luas
100 m, Jl Kemerdekaan,
Jakarta
Mobil MPV
Mobil Sedan
Sepeda Motor
Furnitur
Jumlah

3
4
5
8

Keterangan

2013

775.000.000

NOP 10.32.232.320.
071.0164.2

2014

525.000.000

NOP 10.31.230.032.
008.0165.1

2012
2015
2012
2011

350.000.000
275.000.000
162.500.000
50.000.000
2.137.500.000

Tabel 3. Daftar Utang Akhir Tahun 2015


No

Pemberi
Hutang

Alamat Pemberi
Pinjaman

Tahun
Peminjaman

Bank A

Jl. Jend. Sudirman


no.12, Jakarta Selatan

2010

Jumlah

Jumlah Hutang
(Rp)
275.000.000
275.000.000

Penghitungan PPh Ghifari Fadhia Tahun Pajak 2015


1) Atas penghasilan yang diperoleh dari persewaan ruangan klinik,
Ghifari Fadhia wajib melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat
(2) dengan tarif sebesar 10% dan bersifat final, dengan rincian
pembayaran sebagaimana sebagai berikut:

100

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Sewa Ruangan Klinik
(Rp)

PPh Pasal 4 ayat (2)


(Rp)

Januari

5.000.000

500.000

Februari

7.500.000

750.000

Maret

5.000.000

500.000

April

5.000.000

500.000

Mei

5.000.000

500.000

Juni

5.000.000

500.000

Juli

7.500.000

750.000

Agustus

7.500.000

750.000

September

7.500.000

750.000

Oktober

7.500.000

750.000

Nopember

7.500.000

750.000

Desember

7.500.000

750.000

Jumlah

77.500.000

7.750.000

Bulan

1) Atas penghasilan Ghifari Fadhia sebagai konsultan hukum dan


penghasilan istrinya dari praktik dokter gigi, Ghifari Fadhia
dapat menghitung penghasilan neto dengan menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto. Berdasarkan Keputusan
Dirjen Pajak Nomor KEP - 536/PJ./2000, Norma Penghitungan
Penghasilan Neto untuk konsultan hukum di kota Jakarta adalah
51% dari penghasilan bruto sedangkan untuk dokter adalah 45%
dari penghasilan bruto.
Penghitungan penghasilan neto dari kedua jenis penghasilan
tersebut adalah sebagai berikut:

Bulan
Januari
Februari
Maret

Praktik
Konsultan
Hukum
(Rp)
6.500.000
5.400.000
7.300.000

Penghasilan
Penghasilan Neto
Neto
Dokter Gigi
Konsultan
Hukum
(Rp)
(Rp)
(Rp)
4.500.000
3.315.000
2.025.000
2.750.000
2.754.000
1.237.500
3.500.000
3.723.000
1.575.000

Praktik
Dokter Gigi

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

101

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi

Bulan
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah

Praktik
Konsultan
Hukum
(Rp)

Praktik
Dokter Gigi
(Rp)

Penghasilan
Penghasilan Neto
Neto
Dokter Gigi
Konsultan
Hukum
(Rp)
(Rp)
5.355.000
3.375.000
6.120.000
1.957.500
3.417.000
967.500
3.774.000
2.137.500
1.632.000
2.301.750

10.500.000
12.000.000
6.700.000
7.400.000
3.200.000

7.500.000
4.350.000
2.150.000
4.750.000
5.115.000

15.000.000

3.240.000

7.650.000

1.458.000

7.500.000

5.250.000

3.825.000

2.362.500

8.900.000

7.300.000

4.539.000

3.285.000

11.450.000

6.320.000

5.839.500

2.844.000

101.850.000

56.725.000

51.943.500

25.526.250

Sedangkan penghasilan neto yang diperoleh oleh anak Ghifari Fadhia sebagai
bintang iklan akan digabung dengan penghasilan orang tuanya. Berdasarkan
Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP - 536/PJ./2000, Norma Penghitungan
Penghasilan Neto untuk pekerjaan bebas bidang seni adalah sebesar 35% dari
penghasilan bruto.
Penghasilan Bruto anak Ghifari Fadhia
Norma Penghitungan Penghasilan Neto
(35% x 150.000.000)

Rp

150.000.000

Rp

52.500.000

Berdasarkan hasil penghitungan penghasilan neto dari pekerjaan, dan


penghasilan neto dari pekerjaan bebas sebagaimana tercantum dalam tabel
di atas, maka penghitungan Pajak Penghasilan tahun 2015 Ghifari Fadhia
adalah sebagai berikut:

102

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
1

PPh yang terutang Tahun Pajak 2015 (dalam Rp)


Perhitungan Penghasilan Neto
A. Penghasilan neto dari pekerjaan bebas:

Penghasilan Ghifari Fadhia sebagai konsultan


51.943.500

hukum

Penghasilan istri Ghifari Fadhia sebagai doker gigi


25.526.250
Penghasilan anak Ghifari Fadhia sebagai bintang
52.500.000

iklan
B. Penghasilan neto dari pekerjaan (sesuai bukti potong 1721 A2):

C.

Penghasilan Ghifari Fadhia sebagai pegawai di


Firma Hukum Saul Goodman
Penghasilan Neto Lainnya:
Jumlah Penghasilan Neto (A+B+C)
Zakat
Jumlah Penghasilan Neto setelah Zakat
PTKP:
Wajib Pajak Sendiri
36.000.000
Istri Bekerja
36.000.000
Tambahan wajib pajak kawin
3.000.000
Tanggungan 2
6.000.000
Jumlah PTKP

Penghasilan Kena Pajak

PPh Terutang:

5% x 50.000.000
2.500.000
15% x 200.000.000
30.000.000
25% x 250.000.000
62.500.000
30% x 172.969.000
51.890.700
PPh yang terutang

624.000.000
0
753.969.750
0
753.969.750

(81.000.000)
672.969.000

146.890.700

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

103

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
2. PPh yang Kurang dibayar dengan memperhitungkan pajak-pajak
yang telah dipotong atau dipungut dan dipotong pihak lain dan PPh

ditanggung pemerintah

A PPh yang terutang dari perhitungan sebelumnya


146.890.700

B Kredit Pajak :

PPh yang dipotong/dipungut oleh pihak lain:

1) PPh 21 (sesuai bukti potong)

a. Bukti potong PPh 1721 A1 dari


107.900.000

Firma Hukum Saul Goodman

b. Bukti potong PT Susu Segar atas


3.750.000

bintang iklan anak Ghifari Fadhia

c. Pembayaran angsuran Pasal 25


20.000.000

Jumlah Kredit Pajak


(131.650.000 )
3. PPh yang kurang dibayar/PPh Pasal 29
15.240.700
PPh Pasal 29 yang harus dibayar Ghifari Fadhia sebesar
Rp15.240.700,00
G. Contoh Penghitungan PPh Bagi Orang Pribadi atas Penghasilan
Sehubungan dengan Usaha, Pekerjaan Bebas, Pekerjaan, dan/atau
Penghasilan Lainnya
Mika Khairani, direktur perusahaan alat telekomunikasi yang juga
berprofesi sebagai artis.
Status
Pekerjaan
Khairani

Belum Menikah (Usia 23 Tahun)


Direktur Perusahaan Alat Telekomunikasi
dengan Gaji Rp75.000.000 perbulan
* Pada bulan Juli 2015 mendapat bonus
Rp300.000.000
Pekerjaan/Usaha : Artis dan usaha toko spare part mobil Kumplit
Lain
Atas penghasilan gaji dan/atau bonus sebagai direktur tersebut telah
dilakukan pemotongan PPh Pasal 21 oleh perusahaan tempat dia bekerja.

104

:
Mika :

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Harta yang dimiliki Mika pada akhir tahun 2015 yaitu sebagai berikut
(dalam ribuan):
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Harta
Rumah
Apartemen
Mobil sedan
Mobil sedan
Motor
Motor
Deposito di Bank ABC
Tabungan di Bank ABC
Peralatan Usaha
Mobil box
persediaan spare part
Jumlah

Tahun
Perolehan
2011
2010
2011
2011
2010
2014
2012
2014
2012
2012
2015

Nilai
Perolehan
(Rp)
2.000.000
500.000
3.000.000
360.000
11.000
16.000
2.000.000
200.000
50.000
290.000
500.000
8.927.000

Keterangan
hibah

Kredit

Dari data harta yang dimiliki Mika, mobil box yang digunakan untuk
usaha tokonya diperoleh dengan cara kredit dari perusahaan leasing Tiara
Finance dengan data sebagai berikut:
Pemberi
Tahun
Nilai Hutang Sisa Hutang
Hutang
Hutang
(Rp)
(Rp)
1
Tiara Finance
2012
150.000.000 50.000.000
Selain hutang pada perusahaan leasing tersebut, Mika tidak memiliki hutang
lainnya.
No

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

105

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Penghitungan PPh yang terutang
1. Bintang iklan dan penyanyi
Selama Tahun 2015, Mika beberapa kali mendapat tawaran pekerjaan
sebagai presenter dan penyanyi dengan penghasilan sebagaimana
ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
Bulan

Jumlah Honor (Rp)


Bintang Iklan Penyanyi

Jumlah (Rp)

1
2
3
40.000.000 40.000.000
4
5
30.000.000 50.000.000 80.000.000
6
7
8
30.000.000
30.000.000
9
50.000.000
50.000.000
10
11
12
Jumlah
110.000.000 90.000.000 200.000.000
Atas penghasilannya sebagai bintang iklan dan penyanyi tersebut juga
telah dilakukan pemotongan PPh Pasal 21.

106

2. Usaha toko spare part mobil Kumplit


Berdasarkan jumlah penghasilan dari usaha toko spare part mobil
yang diterima atau diperoleh Mika selama tahun 2014, penghasilan
dari usaha toko spare part mobil Mika di tahun 2015 tidak dikenai
Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau diperoleh Wajib Pajak
yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Oleh karena itu, Mika wajib
menyelenggarakan pembukuan. Peredaran usaha toko spare part
mobil selama tahun 2015 yaitu sebagai berikut:

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah

Peredaran Usaha (Rp)


400.000.000
500.000.000
550.000.000
450.000.000
600.000.000
400.000.000
300.000.000
750.000.000
800.000.000
650.000.000
500.000.000
550.000.000
6.250.000.000

Laporan Laba/Rugi Mika tahun pajak 2015 sebagaimana ditunjukkan dalam


tabel dibawah ini:
Laporan Laba/Rugi Mika
(dalam Rupiah)

Peredaran Usaha
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Awal
Pembelian
Persediaan Akhir
Laba Bruto Usaha
Biaya-Biaya
Biaya Gaji
Biaya Listrik
Biaya Bunga

6.250.000.000
750.000.000
4.500.000.000
(500.000.000)
(4.750.000.000)
1. 500.000.000
120.000.000
54.000.000
28.000.000
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

107

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
Biaya Gas dan Air
60.000.000
Biaya Transportasi
48.000.000
Biaya Penyusutan
42.500.000
Jumlah Biaya
(352.500.000)
Penghasilan Neto
1.147.500.000
Atas penghasilan Mika dari menjalankan usaha toko spare part mobil,
penghasilan neto dihitung dengan mengurangkan biaya-biaya yang
digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
(biaya 3M) dari penghasilan bruto usaha.
Mika tidak ditunjuk oleh KPP tempat terdaftar sebagai pemotong PPh
Pasal 4 ayat (2) dan PPh Pasal 23. Sesuai ketentuan PPh Pasal 21, Mika
Wajib melakukan pemotongan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang
dibayarkannya kepada karyawan sepanjang telah melebihi PTKP
Atas penghasilan Mika dari pekerjaan bebas sebagai artis selama tahun
2015 telah dipotong PPh Pasal 21 oleh pemberi kerja/penyelenggara dan
diberikan bukti potong PPh Pasal 21 setiap penghasilan diterima.
1. Pemotongan PPh dan Penyetoran PPh
a

Pemotongan PPh (Rp)


b
c

PPh Pasal
PPh Pasal
4 ayat (2)
PPh Pasal 21
21 atas
PPh Pasal
atas Bunga atas Gaji dan
Penghasilan
22
Tabungan
Bonus
Artis
dan Deposito
96.800.000

292.400.000

10.000.000

Setor Sendiri (Rp)


e
f
PPh Pasal
25

4.500.000 360.000.000

PPh Pasal 4
ayat (2) atas
Persewaan
Tanah dan
Bangunan
2.500.000

Berikut keterangan dari tabel diatas:


1. Pada bulan Agustus 2015, usaha toko spare part mobil Kumplit menjual
spare part mobil kepada suatu instansi pemerintahan dengan nilai kontrak
sebesar Rp300.000.000,00, sehingga dipotong PPh Pasal 22 sebesar 1,5%
yaitu Rp4.500.000,001;
2. Selama tahun 2015, Mika memperoleh penghasilan berupa bunga
deposito dan obligasi dan atas penghasilan tersebut telah dipotong PPh
Pasal 4 ayat (2) final dengan tarif PPh sebesar 20%. Jumlah PPh yang
dipotong oleh Bank ABC sebesar Rp96.800.000,00;

108

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
3. Apartemen yang dia peroleh tahun 2010 disewakan secara tahunan
dengan harga Rp25.000.000,00 yang pembayarannya diterima pada
bulan April 2015. Karena penghasilan dari sewa apartemen tersebut
diterima dari orang pribadi yang bukan merupakan pemotong PPh, Mika
menyetor sendiri PPh Pasal 4 ayat (2) dengan tarif 10% yang bersifat
final atas penghasilan dari persewaan apartemen tersebut. Mika telah
menyetorkan PPh sebesar Ro2.500.000,00 atas penghasilan dari sewa
apartemen dengan menggunakan SSP ke Kas Negara;
4. Selain itu, pada bulan September 2015, Mika menjual koleksi lukisan
yang dia punya kepada temannya seharga Rp100.000.000,00. Lukisan
tersebut dia beli pada tahun 2010 dengan harga Rp75.000.000,00. Selisih
atas harga penjualan dibanding dengan harga pembelian lukisan tersebut
dilaporkan oleh Mika sebagai penghasilan lain-lain dalam SPT Tahunan
2015. Atas penghasilannya lainnya berupa keuntungan penjualan lukisan
tidak dilakukan pemotongan Pajak Penghasilan, namun penghasilan
tersebut wajib dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dan
dibayar Pajak Penghasilannya.
5. Selama tahun 2015 Mika melakukan penyetoran PPh Pasal 25 setiap bulan
yang jumlahnya berdasarkan perhitungan dalam SPT Tahunan PPh Orang
Pribadi Tahun 2014. Total angsuran PPh Pasal 25 yang sudah disetor oleh
Mika selama 2015 sebesar Rp360.000.000.
PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG (Rupiah)
Penghasilan Neto dari
Usaha

1.147.500.000
Penghasilan Neto dari
Pekerjaan Bebas

200.000.000
Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya
25.000.000
Penghasilan Neto dari Pekerjaan
1.200.000.000
Jumlah Penghasilan Neto

2.572.500.000
PTKP

(36.000.000)
Penghasilan Kena Pajak

2.536.500.000

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

109

Contoh Penghitungan dan


Pengisian SPT Orang Pribadi
PPh Terutang
5% x 50.000.000
15% x 200.000.000
25% x 250.000.000
30% x 2.036.500.000

Kredit Pajak
PPh Pasal 21
PPh Pasal 23
PPh Pasal 25
PPh Kurang Bayar


=
=
=
=

2.500.000
30.000.000
62.500.000
610.950.000

302.400.000
4.500.000
360.000.000 +

705.950.000

666.900.000
39.050.000

PPh Pasal 29 tahun pajak 2015 yang harus dibayar oleh Mika sebesar
Rp39.050.000

110

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Lampiran Pengisian
Surat Pemberitahunan Tahunan
Orang Pribadi

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

111

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha
Pengusaha dengan Peredaran Bruto
(Omzet) di atas Rp4,8 miliar setahun
1770

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

IDENTITAS

PERHATIAN

TAHUN PAJAK

FORMULIR

A1

DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS;


DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA;
YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU
DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

NAMA WAJIB PAJAK

A N D A

M A N

JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS

P E D A G A N G

NO. TELEPON/FAKSIMILI

STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN


SUAMI-ISTERI

KK

NPWP ISTERI/SUAMI

HB

BL

1
5

s.d

5
1

TH

BL

X PEMBUKUAN

5
TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

B O R A S P A T

PH

BERI TANDA " X " DALAM

E C E R A N
3

0
1

SPT PEMBETULAN KE - .

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2
0

KLU :

0
7

/
MT

Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir
Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.

C. PPh
TERUTANG

B. PENGHASILAN
KENA PAJAK

A. PENGHASILAN NETO

*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS

2.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN

D. KREDIT PAJAK

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]

364.400.000
0
0
0
364.400.000
0
364.400.000

3.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA

4.

PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

5.

JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)

6.

..
ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB

7.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG


SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)

8.

KOMPENSASI KERUGIAN

9.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]

[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]

5
6

10.

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

11.

PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)

12.

PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)

13.

PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN

14.

TK /

K/

10

K/I/

11

[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]

16.
17.

19.

14

PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI
DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]

a.

PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI

b.

PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT

PPh YANG DIBAYAR SENDIRI

(14-15)

a.

PPh PASAL 25 BULANAN

b.

STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)

b.

PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)

(16-18)

PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)

TGL
LUNAS

20.

PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon

21.

ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR

tgl

bln

6
thn

0
364.400.000
48.000.000
316.400.000
49.100.000
0
49.100.000

15

16

49.100.000

17b

36.750.000
0

18

36.750.000

19

12.350.000

17a

JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)

a.

12
13

JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)

18.
E. PPh KURANG/ LEBIH
BAYAR

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]

15.

F. ANGSURAN PPh
PASAL 25 TAHUN
PAJAK BERIKUTNYA

RUPIAH *)

1.

a.

DIRESTITUSIKAN

c.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP


dengan Kriteria Tertentu)

b.

DIPERHITUNGKAN DENGAN
UTANG PAJAK

d.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP


yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)

21

DIHITUNG BERDASARKAN :

a.
b.

c.

1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16

PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI

PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU

G. LAMPIRAN

SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA :
SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)

g.

PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA

b.

SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29

h.

............................................................................................................................

c.

NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN
LAIN DAN BIAYA

i.

PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL

j.

a.

d.

BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG


DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI

e.

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS


UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL
BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA

k.
l.

FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 (............LEMBAR)

f.

PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN


PH ATAU MT

............................................................................................................................

PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan
bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.

WAJIB PAJAK

KUASA

NAMA LENGKAP :

A N D A L

M A N

NPWP

2 2

TANGGAL:

B O R A S P A T
1

F.1.1.32.16

112

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

I
0

TANDA TANGAN

HALAMAN 1

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN:

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA


DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG
MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

1 5

NAMA WAJIB PAJAK

A N D A L

BAGIAN A:

NAMA AKUNTAN PUBLIK

NPWP AKUNTAN PUBLIK


NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NAMA KONSULTAN PAJAK
NPWP KONSULTAN PAJAK
NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK
NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK

2.

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2 2 3

3 1 1

I M A N

DIAUDIT

0 1 1 5
BL

5
1 2 1 5

s.d

TH

BL

PEMBUKUAN

A1

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0
A

OPINI AKUNTAN :

TIDAK DIAUDIT

:
:
:
:
:

:
:

RUPIAH

PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN


LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL :
a. PEREDARAN USAHA

1a

4.900.000.000

b. HARGA POKOK PENJUALAN

1b

1.500.000.000

c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)

1c

3.400.000.000

d. BIAYA USAHA

1d

3.035.600.000

e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)

1e

364.400.000

PENYESUAIAN FISKAL POSITIF


2a

2b

2c

2d

2e

2f

g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

2g

h. SANKSI ADMINISTRASI

2h

ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI


DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK

c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG


DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN

d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN

e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN


f.

PAJAK PENGHASILAN

i.

SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI


FISKAL

2i

j.

BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN


PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

2j

2k

2l

3a

3b

c. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA

3c

d. JUMLAH (3a s.d. 3c)

3d

364.400.000

k. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA


l.

JUMLAH (2a s.d. 2k)

PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF:


a. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK
OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA

b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL

BERI TANDA " X " DALAM

4 9 9

B O R A S P

a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU

3.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS


(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)

PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN

1.

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha

JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)

Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

113

HALAMAN 2

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN


PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN


BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

1 5

NAMA WAJIB PAJAK

A N D A L

2 2 3

3 1 1

I M A N

4 9 9

0 1 1 5
BL

5
1 2 1 5

s.d

TH

BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

NPWP

TAHUN PAJAK

A1

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

B O R A S P A T

BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN)
NO.

JENIS USAHA

PEREDARAN USAHA
(Rupiah)

NORMA
(%)

PENGHASILAN NETO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

DAGANG

INDUSTRI

JASA

PEKERJAAN BEBAS

USAHA LAINNYA

JUMLAH BAGIAN B

JBB
Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1

BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NO.
(1)

NAMA DAN NPWP


PEMBERI KERJA

PENGHASILAN BRUTO

PENGURANGAN PENGHASILAN
BRUTO/BIAYA

PENGHASILAN NETO

(Rupiah)

(Rupiah)

(Rupiah)

(2)

(3)

(4)

(5)

0
0

JBC

JUMLAH BAGIAN C

Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2

BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NO.

JENIS PENGHASILAN

JUMLAH PENGHASILAN NETO


(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

BUNGA

ROYALTI

SEWA

PENGHARGAAN DAN HADIAH

KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA

PENGHASILAN LAINNYA

0
JUMLAH BAGIAN D

JBD
Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

114

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Halaman ke -

dari

halaman Lampiran -II

1770 - II

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :

LAMPIRAN - II

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN,
PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN
PPh DITANGGUNG PEMERINTAH

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

1 5

NAMA WAJIB PAJAK

A N D A L

BAGIAN A :

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2 2 3
I

3 1 1
M A N

2
0

0
1 1 5

BL

PEMBUKUAN

4 9 9

5
1 2 1 5

s.d

TH

BERI TANDA " X " DALAM

B O R A S P A T

1
BL

TH

A1

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0
I

DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh
DITANGGUNG PEMERINTAH

NO

NAMA
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK

(1)

(2)

NPWP
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
(3)

BUKTI
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
NOMOR

TANGGAL

(4)

(5)

JENIS PAJAK : PPh PASAL


21/ 22/23/24/26/DTP *)

JUMLAH PPh YANG DIPOTONG /


DIPUNGUT
(Rupiah)

(6)

(7)

0
2

0
3

0
4

0
5

0
6

0
7

0
8

0
9

0
10

0
11

0
12

0
13

0
14

15
dst

JUMLAH BAGIAN A

JBA
Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15

*)

- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah


- Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP)
- Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri
(lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Halaman ke -

dari

1 halaman Lampiran-II

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

115

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


BERSIFAT FINAL
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

DAN/ATAU

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA


TERPISAH

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

1 5

NAMA WAJIB PAJAK

A N D A L

BAGIAN A :

TAHUN PAJAK

FORMULIR

A1

LAMPIRAN - III

1770 - III

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2 2 3

3 1 1

I M A N

4 9 9

0 1 1 5
X

s.d

TH

BL

5
1 2 1 5
BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

TH

PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

B O R A S P A T

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL


JENIS PENGHASILAN

NO

DASAR PENGENAAN
PAJAK/PENGHASILAN BRUTO

PPh TERUTANG
(Rupiah)

(3)

(4)

(2)

(1)

1.

BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA


NEGARA

2.

60.000.000

12.000.000

BUNGA/DISKONTO OBLIGASI

3.

PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK

4.

HADIAH UNDIAN

5.

PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN


PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS

6.

HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD

7.

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

8.

BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA


SERAH

9.

SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

10. USAHA JASA KONSTRUKSI

11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM

14. DIVIDEN

15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA

PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


16.
DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

12.

BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA


ANGGOTA KOPERASI

13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF

0
12.000.000

17. JUMLAH (1 s.d. 16)

BAGIAN B :

PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

NO

SUMBER/JENIS PENGHASILAN

PENGHASILAN BRUTO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

1.

BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH

2.

WARISAN

3.

BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN,


PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI

4.

KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA

5.

BEASISWA

6.

PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK


JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

0
0

JBB

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH


(Rupiah)

PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH

116

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

LAMPIRAN - IV

1770 - IV

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN

HARTA PADA AKHIR TAHUN


KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP
NAMA WAJIB PAJAK

BAGIAN A :

1 5

A N D A L

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2 2 3

3 1 1

I M A N

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha
0
X

BL

0
1

PEMBUKUAN

5
1

BL

1 5
TH

PENCATATAN

A1

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

BERI TANDA " X " DALAM

4 9 9

TH

1
s.d

0 0 0

B O R A S P A T

HARTA PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
HARTA

NAMA HARTA

TAHUN PEROLEHAN

HARGA PEROLEHAN
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

061

043

012

KETERANGAN
(6)

RUMAH TINGGAL, JALAN MOH. TOHA


NO.225, KARAWACI, TANGERANG
MOBIL

2008

2.000.000.000

2013

150.000.000

NO.BPKB: TNG-131415

TABUNGAN BANK MASYARAKAT


INDONESIA

2010

800.000.000

NO.REK: 445-00976.9

0
0
2.950.000.000

10 dst

JUMLAH BAGIAN A

BAGIAN B :

NOP:36.75.040.002.020.02526.0

JBA

KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
UTANG

(1)

(2)

NAMA PEMBERI PINJAMAN

ALAMAT PEMBERI PINJAMAN

TAHUN
PEMINJAMAN

JUMLAH
(Rupiah)

(4)

(5)

(6)

(3)

0
0

10 dst

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

JBB

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

NO.

NAMA ANGGOTA KELUARGA

NIK

HUBUNGAN KELUARGA

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

IBU RUMAH TANGGA

NADHA

3675024506750006

ISTRI

ADI BORASPATI

3675021107050001

ANAK

IDA BORASPATI

3675026302080002

ANAK

ANDI BORASPATI

3675023012110001

ANAK

PEKERJAAN

5
dst
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Halaman ke-

dari

halaman Lampiran-IV

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

117

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha
Daftar Jumlah Penghasilan dan Pembayaran PPh Pasal 25
Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu

A1
Nama
NPWP
Alamat
NPWP Tempat Usaha
KPP Lokasi

Alamat

15.223.311.8-499.001

JALAN PERKUTUT RAYA NO.14, KARAWACI,


TANGERANG

No.

1.

: ANDALIMAN BORASPATI
: 15.223.311.8-499.000
: JALAN MOH TOHA NO.225, KARAWACI, TANGERANG
Peredaran Bruto Pedagang
Pengecer

PPh Pasal 25 Dibayar

JANUARI

200.000.000

FEBRUARI

100.000.000

750.000

MARET

200.000.000

1.500.000

APRIL

200.000.000

1.500.000

MEI

250.000.000

1.875.000

JUNI

175.000.000

1.312.500

JULI

300.000.000

2.250.000

AGUSTUS

450.000.000

3.375.000

SEPTEMBER

175.000.000

1.312.500

OKTOBER

150.000.000

1.125.000

NOPEMBER

200.000.000

1.500.000

DESEMBER

400.000.000

3.000.000

2.800.000.000

21.000.000

JANUARI

150.000.000

1.125.000

FEBRUARI

50.000.000

375.000

MARET

150.000.000

1.125.000

APRIL

150.000.000

1.125.000

MEI

200.000.000

1.500.000

JUNI

125.000.000

937.500

JULI

250.000.000

1.875.000

AGUSTUS

300.000.000

2.250.000

SEPTEMBER

125.000.000

937.500

OKTOBER

100.000.000

750.000

NOPEMBER

150.000.000

1.125.000

SUBJUMLAH
2.

15.223.311.8-469.001

1.500.000

JALAN INTAN NO.44, BEKASI TIMUR, BEKASI

DESEMBER
SUBJUMLAH
Jumlah

350.000.000

2.625.000

2.100.000.000

15.750.000

4.900.000.000

36.750.000

Tanda Tangan, Nama dan Cap

ANDALIMAN BORASPATI
Jika formulir ini tidak mencukupi, dapat dibuat sendiri sesuai dengan bentuk ini

Halaman ke- 1 dari 1 halaman

118

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha
Pengusaha dengan Peredaran Bruto
(Omzet) di bawah Rp4,8 miliar setahun
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

IDENTITAS

PERHATIAN

TAHUN PAJAK

FORMULIR

1770

DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS;


DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA;
YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU

2
0

NPWP

NAMA WAJIB PAJAK

A N G G A R A

JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS

P E D A G A N G

NO. TELEPON/FAKSIMILI

STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN


SUAMI-ISTERI

KK

NPWP ISTERI/SUAMI

s.d

5
1

TH

BL

5
TH

X PENCATATAN

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

P A R D O M U A N

HB

1
5

SPT PEMBETULAN KE - .

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

BL

DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

0
1

A2

E C E R A N
3

PH

KLU :

/
MT

Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir
Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.

D. KREDIT PAJAK

C. PPh
TERUTANG

B. PENGHASILAN
KENA PAJAK

A. PENGHASILAN NETO

*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS

2.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN

E. PPh KURANG/ LEBIH


BAYAR

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]

3.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA

4.

PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

5.

JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)

6.

..
ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB

7.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG


SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)

8.

KOMPENSASI KERUGIAN

9.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]

[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]

5
6

10.

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

11.

PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)

12.

TK /

K/

10

K/I/

11

PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)

[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]

PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN

14.

JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)

15.

PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI
DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]

16.
17.

19.

a.

PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI

b.

PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT

PPh YANG DIBAYAR SENDIRI

a.

PPh PASAL 25 BULANAN

b.

STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)

PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)

b.

PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)

15

16

17b

0
0

18

19

17a

JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)

a.

14

0
0
0

12
13

(14-15)

(16-18)

TGL
LUNAS

20.

PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon

21.

ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR

tgl

bln

thn

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

13.

18.

F. ANGSURAN PPh
PASAL 25 TAHUN
PAJAK BERIKUTNYA

RUPIAH *)

1.

a.

DIRESTITUSIKAN

c.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP


dengan Kriteria Tertentu)

b.

DIPERHITUNGKAN DENGAN
UTANG PAJAK

d.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP


yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)

21

DIHITUNG BERDASARKAN :

a.

c.

1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16

b.

PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI

PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU

G. LAMPIRAN

SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA :

a.
b.

c.
d.

SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)

g.

PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA

SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29

h.

............................................................................................................................

NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN
LAIN DAN BIAYA

i.

PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN


PH ATAU MT

PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL

j.

BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG


DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI

e.

k.

f.

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS


UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)

l.

FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 (............LEMBAR)

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL


BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA
............................................................................................................................

PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan
bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.

WAJIB PAJAK

KUASA

NAMA LENGKAP :

A N G G A R A

NPWP

9 8

TANGGAL:

TANDA TANGAN

P A R D O M U A N
1

F.1.1.32.16

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

119

HALAMAN 1

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN:

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA


DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG
MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

NPWP

2 2

NAMA WAJIB PAJAK

A N G G A R A

BAGIAN A:

PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN

:
:

NPWP AKUNTAN PUBLIK


NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NAMA KONSULTAN PAJAK
NPWP KONSULTAN PAJAK
NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK
NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK

2.

9 8 7

1 2 3

P A R D O M U A

DIAUDIT

OPINI AKUNTAN :

0 1 1 5
BL

1 2 1 5

s.d

TH

BL

PEMBUKUAN

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0
N

:
:
:
:
:

:
:

RUPIAH

PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN


LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL :
a. PEREDARAN USAHA

1a

b. HARGA POKOK PENJUALAN

1b

c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)

1c

d. BIAYA USAHA

1d

e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)

1e

PENYESUAIAN FISKAL POSITIF


2a

2b

2c

2d

2e

2f

g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

2g

h. SANKSI ADMINISTRASI

2h

ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK

c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG


DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN

d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN

e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN


f.

PAJAK PENGHASILAN

i.

SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI


FISKAL

2i

j.

BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN


PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

2j

2k

2l

3a

3b

c. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA

3c

d. JUMLAH (3a s.d. 3c)

3d

k. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA


l.

JUMLAH (2a s.d. 2k)

PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF:


a. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK
OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA

b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL

JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)

Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1

120

TIDAK DIAUDIT

b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI

BERI TANDA " X " DALAM

2 9 9

a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU

3.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS


(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)

NAMA AKUNTAN PUBLIK

1.

TAHUN PAJAK

A2

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

HALAMAN 2

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN


PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN


BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

2 2

NAMA WAJIB PAJAK

A N G G A R A

9 8 7

1 2 3

2 9 9

0 1 1 5
BL

5
1 2 1 5

s.d

TH

BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

NPWP

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha

TH

A2

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

P A R D O M U A N

BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN)
NO.

JENIS USAHA

PEREDARAN USAHA
(Rupiah)

NORMA
(%)

PENGHASILAN NETO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

DAGANG

INDUSTRI

JASA

PEKERJAAN BEBAS

USAHA LAINNYA

JUMLAH BAGIAN B

JBB
Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1

BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NO.
(1)

NAMA DAN NPWP


PEMBERI KERJA

PENGHASILAN BRUTO

PENGURANGAN PENGHASILAN
BRUTO/BIAYA

PENGHASILAN NETO

(Rupiah)

(Rupiah)

(Rupiah)

(2)

(3)

(4)

(5)

0
0

JBC

JUMLAH BAGIAN C

Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2

BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NO.

JENIS PENGHASILAN

JUMLAH PENGHASILAN NETO


(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

BUNGA

ROYALTI

SEWA

PENGHARGAAN DAN HADIAH

KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA

PENGHASILAN LAINNYA

0
JUMLAH BAGIAN D

JBD
Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Halaman ke -

dari

halaman Lampiran -II

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

121

1770 - II

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :

LAMPIRAN - II

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN,
PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN
PPh DITANGGUNG PEMERINTAH

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

NPWP

2 2

NAMA WAJIB PAJAK

A N G G A R A

BAGIAN A :

NO

9 8 7

1 2 3

0 1 1 5
BL

BERI TANDA " X " DALAM

5
1 2 1 5

s.d

TH

PEMBUKUAN

2 9 9

1
BL

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0

P A R D O M U A N

DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh
DITANGGUNG PEMERINTAH

NAMA
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK

(1)

TAHUN PAJAK

A2

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha

(2)

NPWP
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
(3)

BUKTI
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
NOMOR

TANGGAL

(4)

(5)

JENIS PAJAK : PPh PASAL


21/ 22/23/24/26/DTP *)

JUMLAH PPh YANG DIPOTONG /


DIPUNGUT
(Rupiah)

(6)

(7)

0
2

0
3

0
4

0
5

0
6

0
7

0
8

0
9

0
10

0
11

0
12

0
13

0
14

15
dst

JUMLAH BAGIAN A

JBA
Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15

*)

- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah


- Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP)
- Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri
(lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

122

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Halaman ke -

dari

1 halaman Lampiran-II

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha
FORMULIR

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


BERSIFAT FINAL
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

DAN/ATAU

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA


TERPISAH

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

NPWP

2 2

NAMA WAJIB PAJAK

A N G G A R A

BAGIAN A :

TAHUN PAJAK

LAMPIRAN - III

1770 - III

9 8 7

1 2 3

0 1 1 5

s.d

5
1 2 1 5

TH

BL

BL

PEMBUKUAN

2 9 9

BERI TANDA " X " DALAM

TH

A2

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

P A R D O M U A N

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL


JENIS PENGHASILAN

NO

DASAR PENGENAAN
PAJAK/PENGHASILAN BRUTO

PPh TERUTANG
(Rupiah)

(3)

(4)

(2)

(1)

1.

BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA


NEGARA

2.

12.500.000

2.500.000

BUNGA/DISKONTO OBLIGASI

3.

PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK

4.

HADIAH UNDIAN

5.

PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN


PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS

6.

HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD

7.

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

8.

BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA


SERAH

9.

SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

10. USAHA JASA KONSTRUKSI

11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM

BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA


12.
ANGGOTA KOPERASI

13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF


14. DIVIDEN

307.850.000

3.078.500

15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA


16.

PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

5.578.500

17. JUMLAH (1 s.d. 16)

BAGIAN B :

PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

NO

SUMBER/JENIS PENGHASILAN

PENGHASILAN BRUTO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

1.

BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH

2.

WARISAN

3.

BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN,


PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI

4.

KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA

5.

BEASISWA

6.

PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

JBB

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH


(Rupiah)

PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

123

LAMPIRAN - IV

1770 - IV

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN

HARTA PADA AKHIR TAHUN


KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

2 2

NAMA WAJIB PAJAK

A N G G A R A

BAGIAN A :

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

NPWP

9 8 7

1 2 3

TAHUN PAJAK

A2

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha
0
X

BL

0
1

PEMBUKUAN

5
1

s.d

BL

2 1 5
TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

BERI TANDA " X " DALAM

2 9 9

TH

0 0 0

P A R D O M U A N

HARTA PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
HARTA

NAMA HARTA

TAHUN PEROLEHAN

HARGA PEROLEHAN
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

061

043

KETERANGAN
(6)

RUMAH TINGGAL, JALAN


KEMERDEKAAN I NO.3, MEDAN
MOBIL

2009

750.000.000

NOP:22.32.002.032.001.01110.0

2013

150.000.000

NO.BPKB: MDN-000645

042

SEPEDA MOTOR

2014

13.750.000

NO.BPKB: MDN-102685

011

KAS

2015

50.000.000

012

TABUNGAN BANK BANGSA INDONESIA

2015

250.000.000

0
0
1.213.750.000

10 dst

JUMLAH BAGIAN A

BAGIAN B :

NO.REK: 01.113.004012.6

JBA

KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
UTANG

(1)

(2)

NAMA PEMBERI PINJAMAN

ALAMAT PEMBERI PINJAMAN

TAHUN
PEMINJAMAN

JUMLAH
(Rupiah)

(4)

(5)

(6)

(3)

0
0

10 dst

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

JBB

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

NO.

NAMA ANGGOTA KELUARGA

NIK

HUBUNGAN KELUARGA

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

IBU RUMAH TANGGA

TATI SINAGA

2245024008760001

ISTRI

ARA PUTRA

2245020410050001

ANAK

IRA PUTRI

2245026611100002

ANAK

PEKERJAAN

4
5
dst
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

124

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Halaman ke-

1 dari

1 halaman Lampiran-IV

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha
Daftar Jumlah Penghasilan Bruto dan Pembayaran PPh Final berdasarkan PP 46 Tahun 2013
Per Masa Pajak Serta Dari Masing-Masing Tempat Usaha

Nama
NPWP
Alamat

A2

: ANGGARA PARDOMUAN
: 22.987.123.5-299.000
: Jalan Kemerdekaan I No.3, Medan

No.

NPWP Tempat Usaha


KPP Lokasi

Alamat

26.327.978.8-031.000

Jalan Kemerdekaan I No.3, Medan

Peredaran Bruto

PPh Final 1% Dibayar

Januari

32.250.000

322.500

Februari

18.500.000

185.000

Maret

22.300.000

223.000

April

17.800.000

178.000

Mei

30.450.000

304.500

Juni

35.250.000

352.500

Juli

25.800.000

258.000

Agustus

19.750.000

197.500

September

21.800.000

218.000

Oktober

20.450.000

204.500

November

28.500.000

285.000

Desember

35.000.000

350.000

307.850.000

3.078.500

Jumlah

Tanda Tangan, Nama dan Cap

ANGGARA PARDOMUAN
Jika formulir ini tidak mencukupi, dapat dibuat sendiri sesuai dengan bentuk ini

Halaman ke- 1 dari 1 halaman

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

125

Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha


Dan Melakukan Pekerjaan Bebas
1770

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

IDENTITAS

PERHATIAN

TAHUN PAJAK

FORMULIR

DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS;


DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA;
YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU

2
0

NPWP

NAMA WAJIB PAJAK

A D

JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS

A S A

NO. TELEPON/FAKSIMILI

STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN


SUAMI-ISTERI

KK

NPWP ISTERI/SUAMI

I
1

P U T R A
8

T A R

G A N

T E K T U R

HB

0
PH

5
1

TH

BL

5
TH

X PENCATATAN

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

A R S
0

1
s.d

SPT PEMBETULAN KE - .

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

BL

DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

9
KLU :

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

/
MT

Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir
Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.

D. KREDIT PAJAK

C. PPh
TERUTANG

B. PENGHASILAN
KENA PAJAK

A. PENGHASILAN NETO

*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS

2.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN

E. PPh KURANG/ LEBIH


BAYAR

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]

179.000.000
0
36.000.000
0
215.000.000
0
215.000.000

3.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA

4.

PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

5.

JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)

6.

..
ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB

7.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG


SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)

8.

KOMPENSASI KERUGIAN

9.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]

[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]

5
6

10.

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

11.

PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)

12.

PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)

13.

PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN

14.

JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)

15.

PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI
DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]

16.
17.

18.

F. ANGSURAN PPh
PASAL 25 TAHUN
PAJAK BERIKUTNYA

RUPIAH *)

1.

19.

TK /

K/

10

K/I/

11

[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]

a.

PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI

b.

PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT

PPh YANG DIBAYAR SENDIRI

a.

PPh PASAL 25 BULANAN

b.

STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)

b.

PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)

(16-18)

PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)

15

20.070.000

16

430.000

17b

0
0

18

19

430.000

17a

JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)

a.

14

20.500.000
0
20.500.000

12
13

(14-15)

0
215.000.000
45.000.000
170.000.000

TGL
LUNAS

20.

PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon

21.

ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR

tgl

bln

thn

a.

DIRESTITUSIKAN

c.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP


dengan Kriteria Tertentu)

b.

DIPERHITUNGKAN DENGAN
UTANG PAJAK

d.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP


yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)

35.833

21

DIHITUNG BERDASARKAN :

a.

b.

c.

1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16

PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI

PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU

G. LAMPIRAN

SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA :
SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)

g.

PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA

SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29

h.

............................................................................................................................

NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN
LAIN DAN BIAYA

i.

PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN


PH ATAU MT

PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL

j.

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS


UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)

a.
b.
c.
d.

e.

BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG


DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI

l.

FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 (............LEMBAR)

f.

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL


BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA

k.

............................................................................................................................

PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan
bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.

WAJIB PAJAK

NAMA LENGKAP :

A D

NPWP

KUASA

P U T R A
9 8

T A R

G A N

TANGGAL:

F.1.1.32.16

126

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

3
0

TANDA TANGAN

HALAMAN 1

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN:

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA


DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG
MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN

2 0

NAMA WAJIB PAJAK

A D

PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN

:
:

NPWP AKUNTAN PUBLIK


NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NAMA KONSULTAN PAJAK
NPWP KONSULTAN PAJAK
NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK
NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK

2.

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

9 8 7
I

6 5 4

P U T R A

2 9 9

T A R

I G A

DIAUDIT

OPINI AKUNTAN :

0 1 1 5
BL

1 2 1 5

s.d

TH

BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0
N

:
:
:
:
:

:
:

RUPIAH

PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN


LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL :
a. PEREDARAN USAHA

1a

b. HARGA POKOK PENJUALAN

1b

c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)

1c

d. BIAYA USAHA

1d

e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)

1e

PENYESUAIAN FISKAL POSITIF


2a

2b

2c

2d

2e

2f

g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

2g

h. SANKSI ADMINISTRASI

2h

ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI


DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK

c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG


DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN

d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN

e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN


f.

PAJAK PENGHASILAN

i.

SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI


FISKAL

2i

j.

BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN


PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

2j

2k

2l

3a

3b

c. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA

3c

d. JUMLAH (3a s.d. 3c)

3d

k. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA


l.

JUMLAH (2a s.d. 2k)

PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF:


a. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK
OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA

b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL

TIDAK DIAUDIT

a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU

3.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS


(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)

NAMA AKUNTAN PUBLIK

1.

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

BAGIAN A:

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan


Usaha Dan Melakukan Pekerjaan Bebas

JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)

Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

127

HALAMAN 2

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN


PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN


BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

2 0

NAMA WAJIB PAJAK

A D I

6 5 4

P U T R A

2 9 9

0 1 1 5
BL

5
1 2 1 5

s.d

TH

BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

9 8 7

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha


Dan Melakukan Pekerjaan Bebas

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

T A R I G A N

BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN)
NO.

JENIS USAHA

PEREDARAN USAHA
(Rupiah)

NORMA
(%)

PENGHASILAN NETO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

DAGANG

INDUSTRI

JASA

PEKERJAAN BEBAS

USAHA LAINNYA

358.000.000

0
Lihat
Lampiran

179.000.000
0

JUMLAH BAGIAN B

179.000.000

JBB

Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1

BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NO.
(1)

NAMA DAN NPWP


PEMBERI KERJA

PENGHASILAN BRUTO

PENGURANGAN PENGHASILAN
BRUTO/BIAYA

PENGHASILAN NETO

(Rupiah)

(Rupiah)

(Rupiah)

(2)

(3)

(4)

(5)

0
0

JBC

JUMLAH BAGIAN C

Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2

BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NO.

JENIS PENGHASILAN

JUMLAH PENGHASILAN NETO


(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

BUNGA

ROYALTI

SEWA

PENGHARGAAN DAN HADIAH

KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA

PENGHASILAN LAINNYA

0
36.000.000

0
JUMLAH BAGIAN D

36.000.000

JBD

Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3


JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

128 BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Halaman ke -

dari

halaman Lampiran -II

1770 - II

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :

LAMPIRAN - II

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN,
PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN
PPh DITANGGUNG PEMERINTAH

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

2 0

NAMA WAJIB PAJAK

A D I

BAGIAN A :

NO

(1)

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

9 8 7

6 5 4

P U T R A

0 1 1 5
BL

BERI TANDA " X " DALAM

5
1 2 1 5

TH

PEMBUKUAN

2 9 9

1
s.d

BL

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0

T A R I G A N

DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh
DITANGGUNG PEMERINTAH

NAMA
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK

PT A

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha


Dan Melakukan Pekerjaan Bebas

(2)

NPWP
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
(3)

BUKTI
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
NOMOR

JENIS PAJAK : PPh PASAL


21/ 22/23/24/26/DTP *)

JUMLAH PPh YANG DIPOTONG /


DIPUNGUT
(Rupiah)

(6)

(7)

TANGGAL

(4)

(5)

01.999.888.0-299.000

06/III/2015

02/03/2015

21

875.000

PT A

01.999.888.0-299.000

08/IV/2015

04/04/2015

21

575.000

PT A

01.999.888.0-299.000

13/V/2015

09/05/2015

21

500.000

PT A

01.999.888.0-299.000

03/VI/2015

02/06/2015

21

1.675.000

PT A

01.999.888.0-299.000

22/VII/2015

10/07/2015

21

3.375.000

PT B

08.554.433.9-299.000

56/VIII/2015

08/08/2015

21

2.250.000

PT B

08.554.433.9-299.000

37/IX/2015

37/IX/2015

21

3.000.000

PT C

04.656.656.7-289.000

76/XII/2015

04/12/2015

21

3.600.000

PT C

04.656.656.7-289.000

124/XII/2015

10/12/2015

21

2.250.000

UNIVERSITAS
BERSAMA

02.543.765.9-299.000

08/III/2015

09/03/2015

21

125.000

10

DINAS PU DELI
SERDANG

00.769.337.0-299.000

23/IX/2015

09/09/2015

21

250.000

11

DINAS PU KOTA BINJAI

00.363.933.3-289.000

76/X/2015

10/10/2015

21

200.000

PT A

01.999.888.0-299.000

65/XI/2015

08/11/2015

21

175.000

PT B

03.444.555.0-289.000

23/II/2015

02/02/2015

23

60.000

LPJK

09.777.999.0-299.000

09/IV/2015

10/04/2015

21

125.000

12

13

14

15
dst

JUMLAH BAGIAN A

19.035.000

JBA

Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15

*)

- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah


- Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP)
- Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri
(lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Halaman ke -

dari

2 halaman Lampiran-II

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

129

1770 - II

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :

LAMPIRAN - II

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN,
PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN
PPh DITANGGUNG PEMERINTAH

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

2 0

NAMA WAJIB PAJAK

A D

BAGIAN A :

NO

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

9 8 7
I

6 5 4

P U T R A

0
1 1 5

BL

BERI TANDA " X " DALAM

5
1 2 1 5

s.d

TH

PEMBUKUAN

2 9 9

T A R

2
0

BL

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0

I G A N

DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh
DITANGGUNG PEMERINTAH

NAMA
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK

(1)

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha


Dan Melakukan Pekerjaan Bebas

(2)

NPWP
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
(3)

BUKTI
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN

JENIS PAJAK : PPh PASAL


21/ 22/23/24/26/DTP *)

JUMLAH PPh YANG DIPOTONG /


DIPUNGUT
(Rupiah)

(5)

(6)

(7)

NOMOR

TANGGAL

(4)

19.035.000

IAI

08.888.777.0-299.000

06/VI/2015

09/06/2015

21

175.000

IPK

09.999.888.0-289.000

07/VIII/2015

08/08/2015

21

200.000

PT B

03.444.555.0-289.000

123/III/2015

09/03/2015

23

60.000

PT B

03.444.555.0-289.000

43/IV/2015

03/04/2015

23

60.000

PT B

03.444.555.0-289.000

15/V/2015

02/05/2015

23

60.000

PT B

03.444.555.0-289.000

23/VI/2015

12/06/2015

23

60.000

PT B

03.444.555.0-289.000

100/VII/2015

07/07/2015

23

60.000

PT B

03.444.555.0-289.000

53/VIII/2015

04/08/2015

23

60.000

PT B

03.444.555.0-289.000

76/IX/2015

05/09/2015

23

60.000

PT B

03.444.555.0-289.000

70/X/2015

04/10/2015

23

60.000

PT B

03.444.555.0-289.000

53/XI/2015

13/11/2015

23

60.000

PT B

03.444.555.0-289.000

5/XII/2015

01/12/2015

23

60.000

PT B

03.444.555.0-289.000

202/XII/2015

10/12/2015

23

60.000

10

11

12

13

14

15
dst

JUMLAH BAGIAN A

20.070.000

JBA

Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15

*)

- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah


- Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP)
- Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri
(lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

130 BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Halaman ke -

dari

2 halaman Lampiran-II

Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha


Dan Melakukan Pekerjaan Bebas
FORMULIR

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


BERSIFAT FINAL
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

DAN/ATAU

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA


TERPISAH

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

2 0

NAMA WAJIB PAJAK

A D I

BAGIAN A :

TAHUN PAJAK

LAMPIRAN - III

1770 - III

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

9 8 7

6 5 4

P U T R A

0 1 1 5

s.d

5
1 2 1 5

TH

BL

BL

PEMBUKUAN

2 9 9

BERI TANDA " X " DALAM

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

T A R I G A N

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL


DASAR PENGENAAN
PAJAK/PENGHASILAN BRUTO

JENIS PENGHASILAN

NO

(2)

(1)

PPh TERUTANG
(Rupiah)
(4)

(3)

1.

BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA


NEGARA

2.

BUNGA/DISKONTO OBLIGASI

3.

PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK

4.

HADIAH UNDIAN

5.

PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN


PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS

6.

HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD

7.

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

8.

BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA


SERAH

9.

SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

10. USAHA JASA KONSTRUKSI

11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM

BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA


12.
ANGGOTA KOPERASI

14. DIVIDEN

15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA

13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF

16.

PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

17. JUMLAH (1 s.d. 16)

BAGIAN B :

PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

NO

SUMBER/JENIS PENGHASILAN

PENGHASILAN BRUTO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

1.

BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH

2.

WARISAN

3.

BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN,


PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI

4.

KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA

5.

BEASISWA

6.

PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

JBB

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH


(Rupiah)

PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

131

LAMPIRAN - IV

1770 - IV

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN

HARTA PADA AKHIR TAHUN


KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP
NAMA WAJIB PAJAK

BAGIAN A :

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha


Dan Melakukan Pekerjaan Bebas

2 0

A D

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

9 8 7

6 5 4

P U T R A

0
1

1
5

s.d

PEMBUKUAN

BL

TH

5
1

BL

1 5
TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

BERI TANDA " X " DALAM

2 9 9

T A R

2
0

0 0 0

I G A N

HARTA PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
HARTA

NAMA HARTA

TAHUN PEROLEHAN

HARGA PEROLEHAN
(Rupiah)

KETERANGAN

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

059

PERALATAN DESIGN

2010

200.000.000

043

MOBIL MINIBUS A

2010

140.000.000

NO.BPKB: MDN-001542

043

MOBIL MINIBUS B

2011

240.000.000

NO.BPKB: MDN-008768

042

SEPEDA MOTOR

2009

12.000.000

061

2013

900.000.000

NOP:22.32.041.008.055.00078.0

061

RUMAH TINGGAL, JALAN BERINGIN IX,


BLOK C NO.115, MEDAN
RUMAH UNTUK USAHA, JALAN
SUDIRMAN NO.56, MEDAN

2008

500.000.000

NOP:22.32.005.010.004.00234.0

NO.BPKB: MDN-100976

7
8
9
10 dst

JUMLAH BAGIAN A

BAGIAN B :

1.992.000.000

JBA

KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
UTANG

(1)

(2)

101

2
3

ALAMAT PEMBERI PINJAMAN

TAHUN
PEMINJAMAN

(4)

(5)

BANK A

JALAN KOPI NO.20, JAKARTA BARAT

2009

560.000.000

101

BANK B

60.000.000

BANK C

JALAN PAHLAWAN NO.101, JAKARTA


PUSAT
JALAN BUNGA MAWAR NO.54, JAKARTA
PUSAT

2010

101

2011

28.000.000

NAMA PEMBERI PINJAMAN


(3)

JUMLAH
(Rupiah)
(6)

4
5
6
7
8
9
10 dst

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

648.000.000

JBB

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

NO.

NAMA ANGGOTA KELUARGA

NIK

HUBUNGAN KELUARGA

(1)

(2)

(3)

(4)

PEKERJAAN
(5)

CARLA BR SINAGA

2101254003850003

ISTRI

IBU RUMAH TANGGA

MELATI PUTRI TARIGAN

2101254511050001

ANAK

PELAJAR

NAGA PUTRA TARIGAN

2101252202090002

ANAK

PELAJAR

4
5
dst
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

132 BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Halaman ke-

dari

halaman Lampiran-IV

Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha


Dan Melakukan Pekerjaan Bebas

LAMPIRAN
PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO BERDASARKAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
Nama
NPWP
Alamat
No.

: ADI PUTRA TARIGAN


: 20.987.654.0-299.000
: JALAN BERINGIN IX, BLOK C NO.115, MEDAN
Jenis Pekerjaan Bebas

1 ARSITEK
2 DOSEN PENGGANTI
3 PELATIH DESAIN INTERIOR
4 PEMBICARA
Jumlah

Penghasilan Bruto

Norma

Penghasilan Neto

308.000.000

50%

5.000.000

50%

154.000.000
2.500.000

25.000.000

50%

12.500.000

20.000.000

50%

10.000.000

358.000.000

179.000.000

Tanda Tangan, Nama dan Cap

ADI PUTRA TARIGAN

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

133

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan
Pegawai Tetap dan Istri Bekerja,
C1 Suami
kewajiban perpajakan digabung
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

IDENTITAS

PERHATIAN

TAHUN PAJAK

FORMULIR

1770

DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS;


DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA;
YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU

2
0

NPWP

NAMA WAJIB PAJAK

O N N U R

JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS

NO. TELEPON/FAKSIMILI

P E G A W A

STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN


SUAMI-ISTERI

KK

NPWP ISTERI/SUAMI

HB

PH

s.d

5
1

TH

BL

5
TH

X PENCATATAN

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

S W A S T A
5

1
5

SPT PEMBETULAN KE - .

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

BL

DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

0
1

2
KLU :

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

/
MT

Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir
Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.

C. PPh
TERUTANG

B. PENGHASILAN
KENA PAJAK

A. PENGHASILAN NETO

*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS

2.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN

D. KREDIT PAJAK

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]

73.000.000
350.160.000
25.000.000
0
448.160.000
10.000.000
438.160.000

3.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA

4.

PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

5.

JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)

6.

..
ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB

7.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG


SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)

8.

KOMPENSASI KERUGIAN

9.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]

[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]

5
6

10.

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

11.

PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)

12.

PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)

13.

PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN

14.

TK /

K/

K/I/

10
11

[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]

16.
17.

19.

PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI
DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]

21.

PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI

b.

PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT

PPh YANG DIBAYAR SENDIRI

(14-15)

a.

PPh PASAL 25 BULANAN

a.

b.

STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)

PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)

(16-18)

PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)

PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon

14
15

49.440.000

16

10.600.000
0
0

17a
17b

JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)

b.
20.

a.

0
438.160.000
78.000.000
360.160.000
60.040.000
0
60.040.000

12
13

JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)

18.
E. PPh KURANG/ LEBIH
BAYAR

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]

15.

F. ANGSURAN PPh
PASAL 25 TAHUN
PAJAK BERIKUTNYA

RUPIAH *)

1.

TGL
LUNAS

tgl

bln

6
thn

18

19

10.600.000

a.

DIRESTITUSIKAN

c.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP


dengan Kriteria Tertentu)

b.

DIPERHITUNGKAN DENGAN
UTANG PAJAK

d.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP


yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)

ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR

625.000

21

DIHITUNG BERDASARKAN :

a.

c.

1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16

b.

PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI

PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU

G. LAMPIRAN

SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA :

b.
c.

SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)

g.

SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29

h.

............................................................................................................................

NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN
LAIN DAN BIAYA

i.

PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN


PH ATAU MT

PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL

j.

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS


UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)

a.

d.
e.

BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG


DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI

f.

FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 (

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL


BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA

k.
l.

LEMBAR)

PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA

............................................................................................................................

PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan
bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.

WAJIB PAJAK

NAMA LENGKAP :

O N N U R

NPWP

2 3

KUASA

TANGGAL:

0
0

0
9

F.1.1.32.16

134

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

3
0

TANDA TANGAN

HALAMAN 1

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN:

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA


DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG
MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

0 9

NAMA WAJIB PAJAK

O N N U R

BAGIAN A:

PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN

:
:

NPWP AKUNTAN PUBLIK


NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NAMA KONSULTAN PAJAK
NPWP KONSULTAN PAJAK
NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK
NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK

2.

4 5 6

DIAUDIT

OPINI AKUNTAN :

0 1 1 5
BL

1 2 1 5

s.d

TH

BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

TH

PENCATATAN

C1

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

:
:
:
:
:

:
:

RUPIAH

PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN


LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL :
a. PEREDARAN USAHA

1a

b. HARGA POKOK PENJUALAN

1b

c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)

1c

d. BIAYA USAHA

1d

e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)

1e

PENYESUAIAN FISKAL POSITIF


2a

2b

2c

2d

2e

2f

g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

2g

h. SANKSI ADMINISTRASI

2h

ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI


DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK

c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG


DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN

d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN

e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN


f.

PAJAK PENGHASILAN

i.

SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI


FISKAL

2i

j.

BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN


PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

2j

2k

2l

3a

3b

c. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA

3c

d. JUMLAH (3a s.d. 3c)

3d

k. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA


l.

JUMLAH (2a s.d. 2k)

PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF:


a. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK
OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA

b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL

TIDAK DIAUDIT

a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU

3.

0 9 2

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS


(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)

NAMA AKUNTAN PUBLIK

1.

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2 3 4

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan

JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)

Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

135

HALAMAN 2

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN


PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN


BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

0 9

NAMA WAJIB PAJAK

O N N U R

2 3 4

4 5 6

0 9 2

0 1 1 5
BL

5
1 2 1 5

s.d

TH

BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

NPWP

TAHUN PAJAK

C1

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN)
NO.

JENIS USAHA

PEREDARAN USAHA
(Rupiah)

NORMA
(%)

PENGHASILAN NETO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

DAGANG

INDUSTRI

JASA

PEKERJAAN BEBAS

USAHA LAINNYA

206.000.000

0
Lihat
Lampiran

73.000.000

JUMLAH BAGIAN B

73.000.000

JBB

Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1

BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NAMA DAN NPWP
PEMBERI KERJA

PENGHASILAN BRUTO

PENGURANGAN PENGHASILAN
BRUTO/BIAYA

PENGHASILAN NETO

(Rupiah)

(Rupiah)

(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

PT WIBOWO KARYA
02.009.010.4-089.000

NO.

360.000.000

9.840.000

350.160.000

0
350.160.000

JBC

JUMLAH BAGIAN C

Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2

BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NO.

JENIS PENGHASILAN

JUMLAH PENGHASILAN NETO


(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

BUNGA

ROYALTI

SEWA

PENGHARGAAN DAN HADIAH

KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA

PENGHASILAN LAINNYA

15.000.000

10.000.000
0

JUMLAH BAGIAN D

25.000.000

JBD

Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3


JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

136

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Halaman ke -

dari

halaman Lampiran -II

1770 - II

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :

LAMPIRAN - II

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN,
PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN
PPh DITANGGUNG PEMERINTAH

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

0 9

NAMA WAJIB PAJAK

O N N U R

BAGIAN A :

NO

(1)

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2 3 4

4 5 6

2
0

0
1 1 5

BL

BERI TANDA " X " DALAM

5
1 2 1 5

TH

PEMBUKUAN

0 9 2

1
s.d

BL

TH

C1

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0

DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh
DITANGGUNG PEMERINTAH

NAMA
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
(2)

NPWP
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
(3)

BUKTI
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
NOMOR
(4)

JENIS PAJAK : PPh PASAL


21/ 22/23/24/26/DTP *)

JUMLAH PPh YANG DIPOTONG /


DIPUNGUT
(Rupiah)

(6)

(7)

TANGGAL
(5)

PT WIBOWO KARYA

02.009.010.4-089.000

1233/XII/2015

31/12/2015

21

47.040.000

PT AB PROPERTY

09.001.002.2-079.000

213/VIII/2015

08/08/2015

21

150.000

PT YUDISTIRA MEDIA

07.070.070.8-069.000

77/XI/2015

13/11/2015

23

2.250.000

0
4

0
5

0
6

0
7

0
8

0
9

0
10

0
11

0
12

0
13

0
14

15
dst

JUMLAH BAGIAN A

49.440.000

JBA

Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15

*)

- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah


- Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP)
- Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri
(lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Halaman ke -

dari

1 halaman Lampiran-II

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

137

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

PENGHASILAN YANG
BERSIFAT FINAL

DIKENAKAN

PAJAK

FINAL

DAN/ATAU

PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK


PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA
TERPISAH

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

0 9

NAMA WAJIB PAJAK

O N N U R

BAGIAN A :

TAHUN PAJAK

FORMULIR

C1

LAMPIRAN - III

1770 - III

4 5 6

0 9 2

0 1 1 5
BL

s.d

5
1 2 1 5

TH

BL

PEMBUKUAN

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2 3 4

BERI TANDA " X " DALAM

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL


JENIS PENGHASILAN

NO

DASAR PENGENAAN
PAJAK/PENGHASILAN BRUTO

PPh TERUTANG
(Rupiah)

(3)

(4)

(2)

(1)

1.

BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA


NEGARA

2.

5.000.000

1.000.000

BUNGA/DISKONTO OBLIGASI

3.

PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK

4.

HADIAH UNDIAN

5.

PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN


PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS

6.

HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD

7.

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

8.

BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA


SERAH

9.

SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

200.000.000

20.000.000

10. USAHA JASA KONSTRUKSI

11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM

14. DIVIDEN

15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA

12.

BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA


ANGGOTA KOPERASI

13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF

16.

PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

21.000.000

17. JUMLAH (1 s.d. 16)

BAGIAN B :

PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

NO

SUMBER/JENIS PENGHASILAN

PENGHASILAN BRUTO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

1.

BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH

2.

WARISAN

3.

BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN,


PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI

4.

KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA

5.

BEASISWA

6.

PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK


JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

0
0

JBB

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH


(Rupiah)

PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH

138

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

LAMPIRAN - IV

1770 - IV

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN

HARTA PADA AKHIR TAHUN


KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP
NAMA WAJIB PAJAK

BAGIAN A :

0 9

O N N U R

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2 3 4

4 5 6

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan
0

0
1

s.d

PEMBUKUAN

TH

5
1

BL

1 5
TH

PENCATATAN

C1

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

BERI TANDA " X " DALAM

0 9 2

1
5

BL

0 0 0

HARTA PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
HARTA

NAMA HARTA

TAHUN PEROLEHAN

HARGA PEROLEHAN
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

061

062

043

KETERANGAN
(6)

RUMAH JALAN PONDOK JAYA X/26,


MAMPANG PRAPATAN, JAKARTA
RUKO JALAN PANJANG, KEDOYA
UTARA, KEBON JERUK, JAKARTA
MOBIL

1999

300.000.000

NOP:31.09.008.008.011.01001.0

2005

400.000.000

NOP:28.12.021.010.010.00222.0

2001

200.000.000

NO.BPKB: JKT-025687

042

SEPEDA MOTOR

2003

20.000.000

014

DEPOSITO BANK MERDEKA

2012

400.000.000

051

LOGAM MULIA 75 GRAM

2014

41.250.000

0
0
1.361.250.000

10 dst

JUMLAH BAGIAN A

BAGIAN B :

NO.BPKB: JKT-134455
NO.REK: 655.00054876.9

JBA

KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
UTANG

(1)

(2)

NAMA PEMBERI PINJAMAN

ALAMAT PEMBERI PINJAMAN

TAHUN
PEMINJAMAN

JUMLAH
(Rupiah)

(4)

(5)

(6)

(3)

0
0

10 dst

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

JBB

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

NO.

NAMA ANGGOTA KELUARGA

NIK

HUBUNGAN KELUARGA

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

PEGAWAI SWASTA

SHEHRAZAAT

4102112202750002

ISTRI

IIS KURNIASIH

4102114403000002

ANAK

PEKERJAAN

3
4
5
dst
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Halaman ke-

dari

halaman Lampiran-IV

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

139

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan

C1

LAMPIRAN
PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO BERDASARKAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
Nama
NPWP
Alamat
No.

: ONNUR
: 09.234.456.7-092.000
: JALAN PONDOK JAYA X/26, MAMPANG PRAPATAN, JAKARTA
Jenis Pekerjaan Bebas

1 PEMBICARA

Penghasilan Bruto

Norma

Penghasilan Neto

6.000.000

50%

3.000.000

2 GURU MUSIK PRIVAT

200.000.000

35%

70.000.000

Jumlah

206.000.000

73.000.000

Tanda Tangan, Nama dan Cap

ONNUR

140

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan

C1

LAMPIRAN
PENGHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
No.

Uraian

Penghasilan Neto

(1)

(2)

(3)

PENGHASILAN NETO
1

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA

PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB

JUMLAH ( 1 + 2 + 3 + 4 - 5 )

KOMPENSASI KERUGIAN

JUMLAH PENGHASILAN NETO ( 6 - 7 )

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

PENGHASILAN KENA PAJAK [ A8 - C ]

PAJAK PENGHASILAN TERUTANG

PPh YANG DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN


1

PPh PASAL 21

PPh PASAL 23

JUMLAH (1 + 2)

70.000.000
350.160.000
15.000.000
10.000.000
425.160.000
425.160.000
78.000.000
347.160.000
56.790.000
47.040.000
2.250.000
49.290.000
7.500.000

PPH YANG DIBAYAR SENDIRI (D - E3)

ANGSURAN PPh PASAL 25 UNTUK TAHUN PAJAK 2016 (F DIBAGI 12)

625.000

ONNUR

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

141

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan
Suami Pegawai Tetap, Istri Bekerja, kewajiban perpajakan
terpisah - SPT Danang
PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :

DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA;


DALAM NEGERI LAINNYA; DAN/ATAU
YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL.

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

IDENTITAS

PERHATIAN

SEBELUM MENGISI BACA DAHULU PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

0 7

NAMA WAJIB PAJAK

D A N A N G

PEKERJAAN

P E G AW A I

NO. TELEPON

0 2 1

STATUS KEWAJIBAN
:
PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI

KK

2 6

NPWP ISTERI / SUAMI

0 0 7

0 3 3

BERI TANDA "X" PADA

PH

3 2 7

SPT PEMBETULAN KE -

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

SW A S T A

6 6 0 1 2 3 4

HB

ISI DENGAN HURUF CETAK /DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

0 0 2

2 0 1 5

TAHUN PAJAK

SPT TAHUNAN

1770 S

FORMULIR

C2a

9 6 3 0 4

KLU :

NO. FAKS

0 3 3

0 0 0

MT

9 7 8

Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan
Formulir Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.
RUPIAH *)

*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN

110.160.000

...
1

C. PPh TERUTANG

B.PENGHASILAN
KENA PAJAK

A. PENGHASILAN NETO

[Diisi akumulasi jumlah penghasilan neto pada setiap Formulir 1721-A1 dan/atau 1721-A2 yang dilampirkan atau Bukti Potong Lain]

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA


[Diisi sesuai dengan Formulir 1770 S-I Jumlah Bagian A ]

PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

25.000.000

.
2

.
3

[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]

JUMLAH PENGHASILAN NETO (1+2+3)

ZAKAT/SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN


YANG SIFATNYA WAJIB (4-5)

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

PENGHASILAN KENA PAJAK (6-7)

. 8

PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh x ANGKA 8)


9
[Bagi Wajib Pajak dengan status PH atau MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G:

9.472.125

TK /

K/

Lampiran huruf d]

11 JUMLAH PPh TERUTANG (9+10)

D. KREDIT PAJAK

13 a.

10

11

9.472.125

b.

PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI


PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT

14 PPh YANG DIBAYAR SENDIRI

E. PPh KURANG/LEBIH BAYAR


F. ANGSURAN PPh
PASAL 25 TAHUN
PAJAK BERIKUTNYA

(11-12) ..

12

9.424.000

13

48.125
0

14a

a.

PPh PASAL 25

b.

STP PPh Pasal 25 (Hanya Pokok Pajak)

14b

0
0

15
TGL LUNAS

16

a. PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)


b. PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)

(13-15)

TGL

BLN

THN

48.125

16

17 PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 16b mohon :


a.

DIRESTITUSIKAN

c.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP dengan Kriteria Tertentu)

b.

DIPERHITUNGKAN DENGAN
UTANG PAJAK

d.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKKPP PASAL 17D (WP yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)

18
18 ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
..
SEBESAR

4.010

DIHITUNG BERDASARKAN :
X 1/12 x JUMLAH PADA ANGKA 13

a.

PENGHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI

b.
a.

X Fotokopi Formulir 1721-A1 atau 1721-A2 atau Bukti Potong PPh Pasal 21

d.

Perhitungan PPh Terutang bagi Wajib Pajak dengan status perpajakan PH atau MT

b.

X Surat Setoran Pajak Lembar Ke-3 PPh Pasal 29

e.

..

c.

Surat Kuasa Khusus (Bila dikuasakan)

PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa yang telah beritahukan diatas beserta lampiran-lampirannya
adalah benar, lengkap dan jelas.

WAJIB PAJAK

KUASA

NAMA LENGKAP

D A N A N G

NPWP

0 7

0 0 2

TANGGAL

0 0 7

2 5

0 3

2 0 1 6

TGL

BLN

THN

0 3 3

F.1.1.32.18

142

3.000.000
132.160.000

K/I/

10 PENGEMBALIAN / PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN

15 JUMLAH KREDIT PAJAK (14a + 14b)

G. LAMPIRAN

12 PPh YANG DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN/ATAU KREDIT PAJAK LUAR
NEGERI DAN/ATAU TERUTANG DI LUAR NEGERI [Diisi dari Formulir 1770 S-I Jumlah Bagian C Kolom (7)]

0
135.160.000

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

0 0 0

TANDA TANGAN

LAMPIRAN - I

1770 S - I
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN DAN PPh YANG DITANGGUNG
PEMERINTAH

NPWP

0 7

NAMA WAJIB PAJAK

D A N A N G

BAGIAN A

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan

0 0 2

0 0 7

0 3 3

2 0 1 5

C2a

0 0 0

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL)

NO.

JENIS PENGHASILAN

(1)

(2)

JUMLAH PENGHASILAN
(Rupiah)

(3)

1. BUNGA

25.000.000

2. ROYALTI
3. SEWA

4. PENGHARGAAN DAN HADIAH

5. KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA

0
0

6. PENGHASILAN LAINNYA
JUMLAH BAGIAN A

25.000.000

JBA

Pindahkan Jumlah Bagian A ke Formulir Induk 1770 S Bagian A


angka (2)

BAGIAN B

PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

NO.

JENIS PENGHASILAN

(1)

(2)

JUMLAH PENGHASILAN
(Rupiah)

(3)

1. BANTUAN/SUMBANGAN/HIBAH

2. WARISAN

3. BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM,


PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI

4. KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA

5. BEASISWA

6. PENGHASILAN LAINNYA YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C
NO
(1)
1.
2.

JBB

DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN DAN PPh YANG DITANGGUNG PEMERINTAH
NAMA PEMOTONG/

NPWP PEMOTONG/

PEMUNGUT PAJAK

PEMUNGUT PAJAK

(2)

(3)

BUKTI PEMOTONGAN/
PEMUNGUTAN
NOMOR
TANGGAL
(4)
(5)

JENIS PAJAK :
PPh PASAL 21/
22/23/24/26/DTP*

JUMLAH PPh YANG


DIPOTONG / DIPUNGUT

(6)

(7)

PT AIRLANGGA SALEMBA

02.022.110.0-098.000

7684/XII/2015

10/12/2015

23

3.750.000

PT BANGUN MAJU

04.998.008.1-089.000

6365/XII/2015

09/12/2015

21

5.674.000
0

3.

4.

5.
dst
JUMLAH BAGIAN C

9.424.000

JBC

Pindahkan Jumlah Bagian C ke Formulir


Induk 1770 S Bagian D angka 12

Catatan :
- DTP : Ditanggung Pemerintah
*)
- Kolom (6) diisi dengan pilihan PPh Pasal 21/22/23/24/26/DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP)
- Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri
(lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran I Bagian C dan Induk SPT angka 3)

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Halaman ke-

1 dari

1 halaman Lampiran-I

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

143

LAMPIRAN - II

1770 S - II

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL


HARTA PADA AKHIR TAHUN
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

NPWP

0 7

NAMA WAJIB PAJAK

D A N A N G

BAGIAN A

TAHUN PAJAK

C2a

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan

0 0 2

0 0 7

0 3 3

PPh TERUTANG
(Rupiah)

(Rupiah)

(2)

(1)

(3)

1.

BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT


BERHARGA NEGARA

2.

0 0 0

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL


DASAR PENGENAAN PAJAK/
SUMBER/JENIS PENGHASILAN
PENGHASILAN BRUTO

NO.

(4)

6.000.000

1.200.000

BUNGA/DISKONTO OBLIGASI

3.

PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK

4.

HADIAH UNDIAN

5.

PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN


YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS

6.

HONORARIUM ATAS BEBAN APBN/APBD

7.

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

8.

SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGGUNAN

300.000.000

30.000.000

9.

BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUN GUNA


SERAH
BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI
KEPADA ANGGOTA KOPERASI

10.
11.

PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF

12.

DIVIDEN

13.

PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA

14.

PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

JUMLAH BAGIAN A
BAGIAN B

0
31.200.000

JBA

HARTA PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
HARTA

NAMA HARTA

TAHUN
PEROLEHAN

HARGA PEROLEHAN

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

KETERANGAN

(Rupiah)

(6)

1.

061

RUMAH, JALAN TANJUNG DUREN NO.4,


JAKARTA BARAT

2.

061

RUMAH, JALAN TAMAN ARIES, JAKARTA


BARAT

2003

300.000.000

NOP:30.11.007.013.002.00251.0

3.

061

TANAH 600M2, JALAN TOMANG RAYA NO.45,


JAKARTA BARAT

2002

400.000.000

NOP:30.09.004.002.011.00311.0

4.

043

MOBIL

2000

250.000.000

NO BPKB: JKT-025677

5.
dst

042

SEPEDA MOTOR

2014

18.000.000

NO BPKB: JKT-114236

2000

200.000.000

NOP:30.01.020.002.014.00137.0

JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C
KODE
NO.
UTANG
(1)

1.168.000.000

JBB

KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN


ALAMAT
PEMBERI PINJAMAN
(4)

NAMA PEMBERI PINJAMAN

(2)

(3)

TAHUN
PEMINJAMAN
(5)

JUMLAH
(6)

5
dst

0
JUMLAH BAGIAN C

BAGIAN D

JBC

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

NO.

NAMA

NIK

HUBUNGAN KELUARGA

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

3405124509800001

ISTRI

PEGAWAI SWASTA

SALMA

PEKERJAAN

2
3
4
5
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

144

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Halaman ke-

dari

halaman Lampiran-II

LAMPIRAN - II

1770 S - II

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL


HARTA PADA AKHIR TAHUN
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

NPWP

0 7

NAMA WAJIB PAJAK

D A N A N G

BAGIAN A

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan

0 0 2

0 0 7

0 3 3

(2)

(Rupiah)

(3)

(4)

1.

BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT


BERHARGA NEGARA

2.

BUNGA/DISKONTO OBLIGASI

3.

PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK

4.

HADIAH UNDIAN

5.

PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN


YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS

6.

HONORARIUM ATAS BEBAN APBN/APBD

7.

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

8.

SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGGUNAN

9.

BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUN GUNA


SERAH
BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI
KEPADA ANGGOTA KOPERASI

10.
11.

PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF

12.

DIVIDEN

13.

PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA

14.

PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

JUMLAH BAGIAN A
BAGIAN B

C2a

PPh TERUTANG

(Rupiah)

(1)

0 0 0

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL


DASAR PENGENAAN PAJAK/
SUMBER/JENIS PENGHASILAN
PENGHASILAN BRUTO

NO.

JBA

HARTA PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
HARTA

NAMA HARTA

TAHUN
PEROLEHAN

HARGA PEROLEHAN

KETERANGAN

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(Rupiah)

1.168.000.000

1.
2.

012

TABUNGAN BANK MANDIRI 25

2013

200.000.000

3.

051

LOGAM MULIA 50 GRAM

2014

27.500.000

NO REK: 609.000544.986.1

4.
5.
dst
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C
KODE
NO.
UTANG
(1)

1.395.500.000

JBB

KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN


NAMA PEMBERI PINJAMAN

(2)

(3)

ALAMAT
PEMBERI PINJAMAN
(4)

TAHUN
PEMINJAMAN
(5)

JUMLAH
(6)

1
2
3
4
5
dst
JUMLAH BAGIAN C
BAGIAN D

JBC

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

NO.

NAMA

NIK

HUBUNGAN KELUARGA

PEKERJAAN

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1
2
3
4
5
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Halaman ke-

dari

halaman Lampiran-II

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

145

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan

C2a

LEMBAR PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG


BAGI WAJIB PAJAK YANG KAWIN DENGAN STATUS PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI PISAH HARTA DAN PENGHASILAN (PH) ATAU
ISTERI YANG MENGHENDAKI UNTUK MENJALANKAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKANNYA SENDIRI (MT)
No.

Uraian

Penghasilan Neto Suami

Penghasilan Neto Isteri

(1)

(2)

(3)

(4)

PENGHASILAN NETO
1

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS

110.160.000

77.400.000

25.000.000

[Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 1]

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN


[Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 2 atau Formulir 1770 S Bagian A angka 1]

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA


[Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 3 atau Formulir 1770 S Bagian A angka 2]

PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI


[Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 4 atau Formulir 1770 S Bagian A angka 3]

ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB


[Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 6 atau Formulir 1770 S Bagian A angka 5]

6
7

JUMLAH ( 1 + 2 + 3 + 4 - 5 )

3.000.000

2.100.000

132.160.000

75.300.000

KOMPENSASI KERUGIAN

132.160.000

75.300.000

[Khusus Bagi WP OP yang menyelenggarakan pembukuan. Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 8]

JUMLAH PENGHASILAN NETO ( 6 - 7 )

No

Uraian

(1)

(2)

Nilai
(3)

JUMLAH PENGHASILAN NETO SUAMI DAN ISTERI [ A.8.(3) + A.8.(4) ]

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

PENGHASILAN KENA PAJAK [ B - C ]

PAJAK PENGHASILAN TERUTANG (GABUNGAN)

207.460.000
75.000.000

[K/I/0]

132.460.000
2.500.000

5% x 50.000.000

15% x 82.460.000

25% x .

30% x .

12.369.000

14.869.000

JUMLAH PAJAK PENGHASILAN TERUTANG (GABUNGAN)


F

PPh TERUTANG YANG DITANGGUNG SUAMI [ (A.8.(3) / B) x E ]

9.472.125

[Pindahkan nilai pada bagian ini ke SPT Suami bagian C angka 12 Formulir 1770 atau ke bagian C angka 9 Formulir 1770 S]

G PPh TERUTANG YANG DITANGGUNG ISTERI [ (A.8.(4) / B) x E ]

5.396.875

[Pindahkan nilai pada bagian ini ke SPT Isteri bagian C angka 12 Formulir 1770 atau ke bagian C angka 9 Formulir 1770 S]

Jakarta, 25 Maret 2016

SUAMI
Nama

: DANANG

NPWP

: 07.002.007.7-402.000

Tanda Tangan

ISTERI
Nama

: SALMA

NPWP

: 26.327.978.0-031.000

Tanda Tangan

146

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan
Suami Pegawai Tetap, Istri Bekerja, kewajiban perpajakan
terpisah - SPT Salma
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

IDENTITAS

PERHATIAN

TAHUN PAJAK

FORMULIR

1770

DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS;


DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA;
YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU
DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

NAMA WAJIB PAJAK

S A L M A

JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS

P E G A W A

NO. TELEPON/FAKSIMILI

STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN


SUAMI-ISTERI

NPWP ISTERI/SUAMI

KK

HB

PH

BL

1
5

5
1 2

s.d

TH

BL

5
TH

X PENCATATAN

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

S W A S T A
2

0
1

SPT PEMBETULAN KE - .

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2
0 1

C2b

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

KLU :

/
MT

Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir
Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.

D. KREDIT PAJAK

C. PPh
TERUTANG

B. PENGHASILAN
KENA PAJAK

A. PENGHASILAN NETO

*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS

2.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN

E. PPh KURANG/ LEBIH


BAYAR

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]

3.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA

4.

PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

5.

JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]

[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]

0
77.400.000
0
0
77.400.000
2.100.000
75.300.000

..

6.

ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB

7.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG


SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)

8.

KOMPENSASI KERUGIAN

9.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

11.

PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)

12.

PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)

13.

PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN

14.

JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)

15.

PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI
DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]

16.
17.

19.

K/

11

a.

PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI

b.

PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT

PPh YANG DIBAYAR SENDIRI

a.

PPh PASAL 25 BULANAN

b.

STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)

PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)

(16-18)

PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)

PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon

15

2.070.000

16

3.326.875

17b

0
0

18

19

3.326.875

17a

JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)

a.

14

5.396.875
0
5.396.875

12
13

(14-15)

TGL
LUNAS

a.

tgl

bln

6
thn

DIRESTITUSIKAN
DIPERHITUNGKAN DENGAN
UTANG PAJAK

b.
21.

10

K/I/

[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]

b.
20.

TK /

0
0
0
0

10.

18.

F. ANGSURAN PPh
PASAL 25 TAHUN
PAJAK BERIKUTNYA

RUPIAH *)

1.

c.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP


dengan Kriteria Tertentu)

d.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP


yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)

ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR

21

DIHITUNG BERDASARKAN :

a.

c.

1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16

b.

PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI

PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU

G. LAMPIRAN

SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA :

a.

b.
c.
d.

SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)

g.

PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA

SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29

h.

............................................................................................................................

NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN
LAIN DAN BIAYA

i.

PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN


PH ATAU MT

PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL

j.

BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG


DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI

e.

f.

k.

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS


UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)

l.

FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 ( 1 LEMBAR)

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL


BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA
............................................................................................................................

PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan
bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.

WAJIB PAJAK

NAMA LENGKAP :

S A

NPWP

KUASA

TANGGAL:

TANDA TANGAN

L M A
3 2

F.1.1.32.16

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

147

HALAMAN 1

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN:

NAMA WAJIB PAJAK

2 6

S A L M A

PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN

:
:

NPWP AKUNTAN PUBLIK


NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NAMA KONSULTAN PAJAK
NPWP KONSULTAN PAJAK
NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK
NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK

2.

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

3 2 7

9 7 8

DIAUDIT

OPINI AKUNTAN :

0 1 1 5
BL

1 2 1 5

s.d

TH

BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

:
:
:
:

:
:

RUPIAH

PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN


LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL :
a. PEREDARAN USAHA

1a

b. HARGA POKOK PENJUALAN

1b

c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)

1c

d. BIAYA USAHA

1d

e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)

1e

PENYESUAIAN FISKAL POSITIF


2a

2b

2c

2d

2e

2f

g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

2g

h. SANKSI ADMINISTRASI

2h

ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK

c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG


DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN

d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN

e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN


f.

PAJAK PENGHASILAN

i.

SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI


FISKAL

2i

j.

BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN


PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

2j

2k

2l

3a

3b

c. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA

3c

d. JUMLAH (3a s.d. 3c)

3d

k. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA


l.

JUMLAH (2a s.d. 2k)

PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF:


a. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK
OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA

b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL

JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)

Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1

148

b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI

TIDAK DIAUDIT

a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU

3.

0 3 1

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS


(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)

NAMA AKUNTAN PUBLIK

1.

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

BAGIAN A:

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA


DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG
MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN

TAHUN PAJAK

C2b

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

HALAMAN 2

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN


PENGHITUNGAN
BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN
PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

2 6

NAMA WAJIB PAJAK

S A L M A

3 2 7

9 7 8

0 3 1

0 1 1 5
BL

5
1 2 1 5

s.d

TH

BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

NPWP

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan

C2b

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN)
NO.

JENIS USAHA

PEREDARAN USAHA
(Rupiah)

NORMA
(%)

PENGHASILAN NETO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

DAGANG

INDUSTRI

JASA

PEKERJAAN BEBAS

USAHA LAINNYA

JUMLAH BAGIAN B

JBB
Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1

BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NO.
(1)

NAMA DAN NPWP


PEMBERI KERJA

PENGHASILAN BRUTO

PENGURANGAN PENGHASILAN
BRUTO/BIAYA

PENGHASILAN NETO

(Rupiah)

(Rupiah)

(Rupiah)

(2)

(3)

(4)

(5)

PT DIGITAL KREATIVINDO
04.000.054.6-089.000

84.000.000

6.600.000

77.400.000

0
77.400.000

JBC

JUMLAH BAGIAN C

Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2

BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NO.

JENIS PENGHASILAN

JUMLAH PENGHASILAN NETO


(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

BUNGA

ROYALTI

SEWA

PENGHARGAAN DAN HADIAH

KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA

PENGHASILAN LAINNYA

0
JUMLAH BAGIAN D

JBD
Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Halaman ke -

dari

halaman Lampiran -II

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

149

1770 - II

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :

LAMPIRAN - II

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN,
PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN
PPh DITANGGUNG PEMERINTAH

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

2 6

NAMA WAJIB PAJAK

S A L M A

BAGIAN A :

NO

(1)

TAHUN PAJAK

C2b

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

3 2 7

9 7 8

2
0

0
1 1 5

BL

BERI TANDA " X " DALAM

5
1 2 1 5

s.d

TH

PEMBUKUAN

0 3 1

1
BL

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh
DITANGGUNG PEMERINTAH

NAMA
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
(2)

PT DIGITAL
KREATIVINDO

NPWP
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
(3)

04.000.054.6-089.000

BUKTI
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
NOMOR
(4)

663/XII/2015

JENIS PAJAK : PPh PASAL


21/ 22/23/24/26/DTP *)

JUMLAH PPh YANG DIPOTONG /


DIPUNGUT
(Rupiah)

(6)

(7)

TANGGAL
(5)

10/12/2015

21

2.070.000

0
2

0
3

0
4

0
5

0
6

0
7

0
8

0
9

0
10

0
11

0
12

0
13

0
14

15
dst

JUMLAH BAGIAN A

2.070.000

JBA

Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15

*)

- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah


- Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP)
- Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri
(lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

150

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Halaman ke -

dari

1 halaman Lampiran-II

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan
FORMULIR

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


BERSIFAT FINAL
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

DAN/ATAU

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA


TERPISAH

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

2 6

NAMA WAJIB PAJAK

S A L M A

BAGIAN A :

TAHUN PAJAK

LAMPIRAN - III

1770 - III

3 2 7

9 7 8

0 3 1

0 1 1 5

s.d

5
1 2 1 5

TH

BL

BL

PEMBUKUAN

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

BERI TANDA " X " DALAM

C2b

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL


JENIS PENGHASILAN

NO

DASAR PENGENAAN
PAJAK/PENGHASILAN BRUTO

PPh TERUTANG
(Rupiah)

(3)

(4)

(2)

(1)

1.

BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA


NEGARA

2.

6.000.000

1.200.000

BUNGA/DISKONTO OBLIGASI

3.

PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK

4.

HADIAH UNDIAN

5.

PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN


PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS

6.

HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD

7.

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

8.

BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA


SERAH

9.

SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

10. USAHA JASA KONSTRUKSI

11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM

BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA


12.
ANGGOTA KOPERASI

14. DIVIDEN

15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA

13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF

PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


16.
DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

891.000.000

8.910.000
10.110.000

17. JUMLAH (1 s.d. 16)

BAGIAN B :

PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

NO

SUMBER/JENIS PENGHASILAN

PENGHASILAN BRUTO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

1.

BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH

2.

WARISAN

3.

BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN,


PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI

4.

KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA

5.

BEASISWA

6.

PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

JBB

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH


(Rupiah)

PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH

132.160.000

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

151

LAMPIRAN - IV

1770 - IV

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN

HARTA PADA AKHIR TAHUN


KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

2 6

NAMA WAJIB PAJAK

S A L M A

BAGIAN A :

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

3 2 7

9 7 8

TAHUN PAJAK

C2b

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan
0

0
5

s.d

PEMBUKUAN

BL

TH

5
1

BL

2 1 5
TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

BERI TANDA " X " DALAM

0 3 1

0 0 0

HARTA PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
HARTA

NAMA HARTA

TAHUN PEROLEHAN

HARGA PEROLEHAN
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

043

MOBIL

2004

250.000.000

NO BPKP: JKT-015487

012

TABUNGAN BANK MANDIRI 25

2010

200.000.000

NO REK: 007.008757.7

051

LOGAM MULIA 50 GRAM

2012

27.500.000

KETERANGAN
(6)

0
0
477.500.000

10 dst

JUMLAH BAGIAN A

BAGIAN B :

JBA

KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
UTANG

(1)

(2)

NAMA PEMBERI PINJAMAN

ALAMAT PEMBERI PINJAMAN

TAHUN
PEMINJAMAN

JUMLAH
(Rupiah)

(4)

(5)

(6)

(3)

0
0

10 dst

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

JBB

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

NO.

NAMA ANGGOTA KELUARGA

NIK

HUBUNGAN KELUARGA

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

3405120909770005

SUAMI

PEGAWAI SWASTA

DANANG

PEKERJAAN

2
3
4
5
dst
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

152

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Halaman ke-

1 dari

1 halaman Lampiran-IV

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan

C2b

LEMBAR PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG


BAGI WAJIB PAJAK YANG KAWIN DENGAN STATUS PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI PISAH HARTA DAN PENGHASILAN (PH) ATAU
ISTERI YANG MENGHENDAKI UNTUK MENJALANKAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKANNYA SENDIRI (MT)
No.

Uraian

Penghasilan Neto Suami

Penghasilan Neto Isteri

(1)

(2)

(3)

(4)

A PENGHASILAN NETO
1 PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS

110.160.000

77.400.000

25.000.000

[Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 1]

2 PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN


[Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 2 atau Formulir 1770 S Bagian A angka 1]

3 PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA


[Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 3 atau Formulir 1770 S Bagian A angka 2]

4 PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI


[Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 4 atau Formulir 1770 S Bagian A angka 3]

5 ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB


[Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 6 atau Formulir 1770 S Bagian A angka 5]

6 JUMLAH ( 1 + 2 + 3 + 4 - 5 )

3.000.000

2.100.000

132.160.000

75.300.000

7 KOMPENSASI KERUGIAN
[Khusus Bagi WP OP yang menyelenggarakan pembukuan. Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 8]

75.300.000

132.160.000

8 JUMLAH PENGHASILAN NETO ( 6 - 7 )


No

Uraian

(1)

(2)

Nilai
(3)

207.460.000

B JUMLAH PENGHASILAN NETO SUAMI DAN ISTERI [ A.8.(3) + A.8.(4) ]


C PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

75.000.000

[K/I/0]

132.460.000

D PENGHASILAN KENA PAJAK [ B - C ]


E PAJAK PENGHASILAN TERUTANG (GABUNGAN)
1 5% x

2.500.000

2 15% x .

12.369.000

3 25% x .

4 30% x .

0
14.869.000

JUMLAH PAJAK PENGHASILAN TERUTANG (GABUNGAN)


F

PPh TERUTANG YANG DITANGGUNG SUAMI [ (A.8.(3) / B) x E ]

9.472.125

[Pindahkan nilai pada bagian ini ke SPT Suami bagian C angka 12 Formulir 1770 atau ke bagian C angka 9 Formulir 1770 S]

G PPh TERUTANG YANG DITANGGUNG ISTERI [ (A.8.(4) / B) x E ]

5.396.875

[Pindahkan nilai pada bagian ini ke SPT Isteri bagian C angka 12 Formulir 1770 atau ke bagian C angka 9 Formulir 1770 S]

Jakarta, 25 Maret 2016

SUAMI
Nama

: DANANG

NPWP

: 07.002.007.7-402.000

Tanda Tangan

ISTERI
Nama

: SALMA

NPWP

: 26.327.978.0-031.000

Tanda Tangan

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

153

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan

C2b

Daftar Jumlah Penghasilan Bruto dan Pembayaran PPh Final berdasarkan PP 46 Tahun 2013
Per Masa Pajak Serta Dari Masing-Masing Tempat Usaha

Nama
NPWP
Alamat

: SALMA
: 26.327.978.8-031.000
: Jalan Tanjung Duren Raya No.4, Jakarta Barat

No.

NPWP Tempat Usaha


KPP Lokasi

Alamat

26.327.978.8-031.000

Jalan Tanjung Duren Raya No.4, Jakarta


Barat

Januari
Februari

Peredaran Bruto

PPh Final 1% Dibayar

30.000.000

300.000

100.000.000

1.000.000

Maret

80.000.000

800.000

April

50.000.000

500.000

Mei

65.000.000

650.000

Juni

80.000.000

800.000

Juli

72.000.000

720.000

Agustus

69.000.000

690.000

September

84.000.000

840.000

Oktober

94.000.000

940.000

November

88.000.000

880.000

Desember

79.000.000

790.000

891.000.000

8.910.000

Jumlah

Tanda Tangan, Nama dan Cap

SALMA
Jika formulir ini tidak mencukupi, dapat dibuat sendiri sesuai dengan bentuk ini

Halaman ke- 1 dari 1 halaman

154

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan
FORMULIR

PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :

DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA;


DALAM NEGERI LAINNYA; DAN/ATAU
YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL.

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

IDENTITAS

PERHATIAN

SEBELUM MENGISI BACA DAHULU PETUNJUK PENGISIAN

1 2

NAMA WAJIB PAJAK

P A L M I R A

V I D Y A

PEKERJAAN

P E G AWA I

N E G E R I

NO. TELEPON

STATUS KEWAJIBAN
:
PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI

3 1 2

0 2 1
KK

8 9 7

0 9 9

8 8 3 3 2 3 4 5

HB

ISI DENGAN HURUF CETAK /DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

NPWP

PH

2 0 1 5

TAHUN PAJAK

SPT TAHUNAN

1770 S

BERI TANDA "X" PADA

SPT PEMBETULAN KE -

C3

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0
9 6 3 0 1

KLU :

NO. FAKS

MT

NPWP ISTERI / SUAMI

Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan
Formulir Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.
RUPIAH *)

*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN

225.960.000

...
1

C. PPh TERUTANG

B.PENGHASILAN
KENA PAJAK

A. PENGHASILAN NETO

[Diisi akumulasi jumlah penghasilan neto pada setiap Formulir 1721-A1 dan/atau 1721-A2 yang dilampirkan atau Bukti Potong Lain]

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA


[Diisi sesuai dengan Formulir 1770 S-I Jumlah Bagian A ]

PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

.
2

.
3

[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]

JUMLAH PENGHASILAN NETO (1+2+3)

ZAKAT/SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN


YANG SIFATNYA WAJIB (4-5)

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

36.000.000

PENGHASILAN KENA PAJAK (6-7)

. 8

189.960.000

PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh x ANGKA 8)


9
[Bagi Wajib Pajak dengan status PH atau MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G:

23.494.000

TK /

K/

D. KREDIT PAJAK
E. PPh KURANG/LEBIH BAYAR

Lampiran huruf d]

11 JUMLAH PPh TERUTANG (9+10)

13 a.

10

11

23.494.000

b.

PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI


PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT

14 PPh YANG DIBAYAR SENDIRI

0
225.960.000

K/I/

10 PENGEMBALIAN / PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN

(11-12) ..

12

20.000.000

13

3.494.000
0

14a

a.

PPh PASAL 25

b.

STP PPh Pasal 25 (Hanya Pokok Pajak)

15 JUMLAH KREDIT PAJAK (14a + 14b)

F. ANGSURAN PPh
PASAL 25 TAHUN
PAJAK BERIKUTNYA

0
225.960.000

12 PPh YANG DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN/ATAU KREDIT PAJAK LUAR
NEGERI DAN/ATAU TERUTANG DI LUAR NEGERI [Diisi dari Formulir 1770 S-I Jumlah Bagian C Kolom (7)]

G. LAMPIRAN

14b

0
0

15
TGL LUNAS

16

a. PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)


b. PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)

(13-15)

TGL

BLN

THN

3.494.000

16

17 PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 16b mohon :


a.

DIRESTITUSIKAN

c.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP dengan Kriteria Tertentu)

b.

DIPERHITUNGKAN DENGAN
UTANG PAJAK

d.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKKPP PASAL 17D (WP yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)

18
18 ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
..
SEBESAR
DIHITUNG BERDASARKAN :
a.

1/12 x JUMLAH PADA ANGKA 13

b.

PENGHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI

a.

X Fotokopi Formulir 1721-A1 atau 1721-A2 atau Bukti Potong PPh Pasal 21

d.

Perhitungan PPh Terutang bagi Wajib Pajak dengan status perpajakan PH atau MT

b.

X Surat Setoran Pajak Lembar Ke-3 PPh Pasal 29

e.

..

c.

Surat Kuasa Khusus (Bila dikuasakan)

PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa yang telah beritahukan diatas beserta lampiran-lampirannya
adalah benar, lengkap dan jelas.

WAJIB PAJAK

KUASA

TANGGAL

NAMA LENGKAP

P A L M I R A

NPWP

1 2

3 1 2

2 5

0 3

2 0 1 6

TGL

BLN

THN

TANDA TANGAN

V I D Y A
8 9 7

0 9 9

0 0 0

F.1.1.32.18

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

155

LAMPIRAN - I

1770 S - I
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN DAN PPh YANG DITANGGUNG
PEMERINTAH

NPWP

1 2

NAMA WAJIB PAJAK

P A L M I R A

BAGIAN A

TAHUN PAJAK

C3

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan

3 1 2

8 9 7

0 9 9

2 0 1 5

0 0 0

V I D Y A

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL)

NO.

JENIS PENGHASILAN

(1)

(2)

JUMLAH PENGHASILAN
(Rupiah)

(3)

1. BUNGA

2. ROYALTI

3. SEWA

4. PENGHARGAAN DAN HADIAH

5. KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA

0
0

6. PENGHASILAN LAINNYA
JUMLAH BAGIAN A

JBA
Pindahkan Jumlah Bagian A ke Formulir Induk 1770 S Bagian A
angka (2)

BAGIAN B

PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

NO.

JENIS PENGHASILAN

(1)

(2)

JUMLAH PENGHASILAN
(Rupiah)

(3)

1. BANTUAN/SUMBANGAN/HIBAH

2. WARISAN

3. BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM,


PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI

4. KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA

5. BEASISWA

0
0

6. PENGHASILAN LAINNYA YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK


JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C
NO
(1)
1.
2.

JBB

DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN DAN PPh YANG DITANGGUNG PEMERINTAH
NAMA PEMOTONG/

NPWP PEMOTONG/

PEMUNGUT PAJAK

PEMUNGUT PAJAK

(2)

(3)

BUKTI PEMOTONGAN/
PEMUNGUTAN
NOMOR
TANGGAL
(4)
(5)

JENIS PAJAK :
PPh PASAL 21/
22/23/24/26/DTP*

JUMLAH PPh YANG


DIPOTONG / DIPUNGUT

(6)

(7)

KEMENTERIAN PERTANIAN

00.022.101.4-098.000

542/XII/2015

10/12/2015

21

2.500.000

PT PALM INDO PLANTATION

02.462.053.2-089.000

3615/XII/2015

09/12/2015

21

17.500.000
0

3.

4.

5.
dst
JUMLAH BAGIAN C

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

156

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

20.000.000

JBC

Pindahkan Jumlah Bagian C ke Formulir


Induk 1770 S Bagian D angka 12

Catatan :
- DTP : Ditanggung Pemerintah
*)
- Kolom (6) diisi dengan pilihan PPh Pasal 21/22/23/24/26/DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP)
- Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri
(lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran I Bagian C dan Induk SPT angka 3)

Halaman ke-

1 dari

1 halaman Lampiran-I

LAMPIRAN - II

1770 S - II

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

NPWP
NAMA WAJIB PAJAK
BAGIAN A

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
HARTA PADA AKHIR TAHUN
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

1 2

3 1 2

P A L M I

8 9 7

D Y A

R A

0 9 9

(2)

1.
2.

(4)

5.000.000

1.000.000

BUNGA/DISKONTO OBLIGASI

3.

PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK

4.

HADIAH UNDIAN

5.

PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN


YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS

6.

HONORARIUM ATAS BEBAN APBN/APBD

7.

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

8.

SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGGUNAN

9.

BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUN GUNA


SERAH
BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI
KEPADA ANGGOTA KOPERASI

10.
11.

PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF

12.

DIVIDEN

20.000.000

2.000.000

13.

PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA

14.

PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

JUMLAH BAGIAN A
BAGIAN B

0
3.000.000

JBA

HARTA PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
HARTA

NAMA HARTA

TAHUN
PEROLEHAN

HARGA PEROLEHAN

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

KETERANGAN

(Rupiah)

(6)

1.

061

RUMAH, JALAN ASIA SELATAN IV NO.4,


BEKASI BARAT, BEKASI

2.

063

TANAH 1500M2, DESA SUKAMANDI


RT.09/RW.13, KARAWANG

2012

600.000.000

3.

043

MOBIL

2010

150.000.000

NO BPKB: BKS-008876

4.

014

DEPOSITO BANK MUMPUNI

2013

150.000.000

NO REK: 7.007.000768-7

5.
dst

032

SAHAM PT PALM INDO PLANTATION

2012

2009

275.000.000

NOP:42.01.018.012.010.00187.0
NOP:44.12.027.006.001.00261.0

JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C
KODE
NO.
UTANG
(1)

C3

(Rupiah)

(3)

BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT


BERHARGA NEGARA

PPh TERUTANG

(Rupiah)

(1)

0 0 0

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL


DASAR PENGENAAN PAJAK/
SUMBER/JENIS PENGHASILAN
PENGHASILAN BRUTO

NO.

750.000.000
1.925.000.000

JBB

KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN


NAMA PEMBERI PINJAMAN

(2)

(3)

ALAMAT
PEMBERI PINJAMAN
(4)

TAHUN
PEMINJAMAN
(5)

JUMLAH
(6)

5
dst

0
JUMLAH BAGIAN C

BAGIAN D

JBC

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

NO.

NAMA

NIK

HUBUNGAN KELUARGA

PEKERJAAN

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1
2
3
4
5
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Halaman ke-

dari

halaman Lampiran-II

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

157

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan Bebas
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

IDENTITAS

PERHATIAN

TAHUN PAJAK

FORMULIR

1770

DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS;


DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA;
YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU
DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.

2
0 1

0
1

BL

1
5

s.d

5
1 2

TH

BL

X PEMBUKUAN

5
TH

PENCATATAN

SPT PEMBETULAN KE - .

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

NPWP

NAMA WAJIB PAJAK

B A Y U

JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS

N O T A R

NO. TELEPON/FAKSIMILI

STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN


SUAMI-ISTERI

KK

NPWP ISTERI/SUAMI

BERI TANDA " X " DALAM

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

S A S T R O
3
HB

KLU :

PH

/
MT

Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir
Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)

D. KREDIT PAJAK

C. PPh
TERUTANG

B. PENGHASILAN
KENA PAJAK

A. PENGHASILAN NETO

1.

E. PPh KURANG/ LEBIH


BAYAR

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]

1.670.130.000
0

2.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN

3.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA

4.

PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

5.

JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)

6.

..
ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB

7.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG


SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)

8.

KOMPENSASI KERUGIAN

9.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

12.

PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)

13.

PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN

14.

JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)

15.

PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI
DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]

19.

21.

K/

a.

PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI

b.

PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT

(14-15)

a.

PPh PASAL 25 BULANAN

b.

STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)

PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)

(16-18)

PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)

PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon

TGL
LUNAS

tgl

3
bln

14

432.539.000

15

16

432.539.000

17b

377.500.038
0

18

377.500.038

19

thn

55.038.962

DIRESTITUSIKAN

c.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP


dengan Kriteria Tertentu)

b.

DIPERHITUNGKAN DENGAN
UTANG PAJAK

d.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP yang


Memenuhi Persyaratan Tertentu)

21

DIHITUNG BERDASARKAN :

a.

432.539.000

13

a.

ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR

b.

12

17a

JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)

a.

11

10

K/I/

[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]

b.
20.

TK /

1.670.130.000
45.000.000
1.625.130.000

PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)

PPh YANG DIBAYAR SENDIRI

11.

17.

1.670.130.000

10.

[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]

16.

0
0
1.670.130.000
0

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]

18.

F. ANGSURAN PPh
PASAL 25 TAHUN PAJAK
BERIKUTNYA

RUPIAH *)

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS

c.

1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16

36.044.916

PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI

PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU

G. LAMPIRAN

SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA :
SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)

g.

PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA

SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29

h.

............................................................................................................................

NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN
LAIN DAN BIAYA

i.

PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN


PH ATAU MT

PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL

j.

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS UNTUK


ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)

BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG


DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI

k.

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL


BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA

FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 ( 1 LEMBAR)

l.

............................................................................................................................

a.
b.
c.
d.
e.
f.

PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa
yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.

WAJIB PAJAK

KUASA

TANGGAL:

NAMA LENGKAP :

B A Y U

S A S T R O

NPWP

2 3

0
5

0
9

F.1.1.32.16

158

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

3
0

TANDA TANGAN

HALAMAN 1

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN:

NAMA WAJIB PAJAK

0 8

B A Y U

PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN

:
:

NPWP AKUNTAN PUBLIK


NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NAMA KONSULTAN PAJAK
NPWP KONSULTAN PAJAK
NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK
NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK

2.

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2 3 4

0 0 0

DIAUDIT

OPINI AKUNTAN :

0 1 1 5
BL

5
1 2 1 5

s.d

TH

BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

TIDAK DIAUDIT

:
:
:
:
:

:
:

RUPIAH

PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN


LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL :
a. PEREDARAN USAHA

1a

b. HARGA POKOK PENJUALAN

1b

c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)

1c

5.640.005.000

d. BIAYA USAHA

1d

3.969.875.000

e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)

1e

1.670.130.000

5.640.005.000

PENYESUAIAN FISKAL POSITIF


2a

2b

2c

2d

2e

2f

g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

2g

h. SANKSI ADMINISTRASI

2h

ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI


DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK

c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG


DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN

d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN

e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN


f.

PAJAK PENGHASILAN

i.

SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI


FISKAL

2i

j.

BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN


PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

2j

2k

2l

3a

3b

c. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA

3c

d. JUMLAH (3a s.d. 3c)

3d

1.670.130.000

k. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA


l.

JUMLAH (2a s.d. 2k)

PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF:


a. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK
OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA

b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL

S A S T R O

a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU

3.

5 9 9

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS


(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)

NAMA AKUNTAN PUBLIK

1.

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

BAGIAN A:

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA


DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG
MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan Bebas

JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)

Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

159

HALAMAN 2

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN


PENGHITUNGAN
BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN
PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

0 8

NAMA WAJIB PAJAK

B A Y U

0 0 0

5 9 9

0 1 1 5
BL

5
1 2 1 5

s.d

TH

BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2 3 4

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan Bebas

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

S A S T R O

BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN)
NO.

JENIS USAHA

PEREDARAN USAHA
(Rupiah)

NORMA
(%)

PENGHASILAN NETO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

DAGANG

INDUSTRI

JASA

PEKERJAAN BEBAS

USAHA LAINNYA

JUMLAH BAGIAN B

JBB
Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1

BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NO.
(1)

NAMA DAN NPWP


PEMBERI KERJA

PENGHASILAN BRUTO

PENGURANGAN PENGHASILAN
BRUTO/BIAYA

PENGHASILAN NETO

(Rupiah)

(Rupiah)

(Rupiah)

(2)

(3)

(4)

(5)

0
0

JBC

JUMLAH BAGIAN C

Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2

BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NO.

JENIS PENGHASILAN

JUMLAH PENGHASILAN NETO


(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

BUNGA

ROYALTI

SEWA

PENGHARGAAN DAN HADIAH

KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA

PENGHASILAN LAINNYA

0
JUMLAH BAGIAN D

JBD
Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

160

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Halaman ke -

dari

halaman Lampiran -II

1770 - II

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :

NAMA WAJIB PAJAK

NO

DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN,


PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN
PPh DITANGGUNG PEMERINTAH

0 8

B A Y U

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2 3 4

0 0 0

2
0

0
1 1 5

BL

PEMBUKUAN

5
1 2 1 5

s.d

TH

BERI TANDA " X " DALAM

5 9 9

1
BL

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

S A S T R O

DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh
DITANGGUNG PEMERINTAH

NAMA
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK

(1)

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

BAGIAN A :

LAMPIRAN - II

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan Bebas

(2)

NPWP
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
(3)

BUKTI
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
NOMOR

TANGGAL

(4)

(5)

JENIS PAJAK : PPh PASAL


21/ 22/23/24/26/DTP *)

JUMLAH PPh YANG DIPOTONG /


DIPUNGUT
(Rupiah)

(6)

(7)

0
2

0
3

0
4

0
5

0
6

0
7

0
8

0
9

0
10

0
11

0
12

0
13

0
14

15
dst

JUMLAH BAGIAN A

JBA
Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15

*)

- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah


- Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP)
- Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri
(lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Halaman ke -

dari

1 halaman Lampiran-II

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

161

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan Bebas
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


BERSIFAT FINAL
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

DAN/ATAU

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA


TERPISAH

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

0 8

NAMA WAJIB PAJAK

B A Y U

BAGIAN A :

TAHUN PAJAK

FORMULIR

LAMPIRAN - III

1770 - III

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2 3 4

0 0 0

5 9 9

0 1 1 5
X

s.d

TH

BL

5
1 2 1 5
BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

TH

PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

S A S T R O

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL


JENIS PENGHASILAN

NO

DASAR PENGENAAN
PAJAK/PENGHASILAN BRUTO

PPh TERUTANG
(Rupiah)

(3)

(4)

(2)

(1)

1.

BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA


NEGARA

2.

182.250

36.450

BUNGA/DISKONTO OBLIGASI

3.

PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK

4.

HADIAH UNDIAN

5.

PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN


PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS

6.

HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD

7.

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

8.

BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA


SERAH

9.

SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

10. USAHA JASA KONSTRUKSI

11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM

14. DIVIDEN

15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA

12.

BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA


ANGGOTA KOPERASI

13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF

16.

PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

0
36.450

17. JUMLAH (1 s.d. 16)

BAGIAN B :

PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

NO

SUMBER/JENIS PENGHASILAN

PENGHASILAN BRUTO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

1.

BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH

2.

WARISAN

3.

BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN,


PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI

4.

KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA

5.

BEASISWA

6.

PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK


JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

0
0

JBB

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH


(Rupiah)

PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH

162

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

LAMPIRAN - IV

1770 - IV

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN

HARTA PADA AKHIR TAHUN


KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP
NAMA WAJIB PAJAK

BAGIAN A :

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan Bebas

0 8

B A Y U

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2 3 4

0 0 0

2
0
X

BL

0
1

PEMBUKUAN

5
1

s.d

BL

1 5
TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

BERI TANDA " X " DALAM

5 9 9

TH

1
5

0 0 0

S A S T R O

HARTA PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
HARTA

NAMA HARTA

TAHUN PEROLEHAN

HARGA PEROLEHAN
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

061

059

KETERANGAN
(6)

RUMAH, JALAN TEUKU UMAR NO.134,


SEMARANG SELATAN, SEMARANG
PERSEDIAAN

2005
2014

500.000.000

055

PERALATAN BENGKEL

2009

1.400.000.000

043

MOBIL MINIBUS

2010

140.000.000

NO BPKB: SMG-007673

043

MOBIL TRUK

2011

240.000.000

NO BPKB: SMG-003543

043

MOBIL BOX

2011

180.000.000

NO BPKB: SMG-007743

043

MOBIL DEREK

2012

210.000.000

NO BPKB: SMG-001428

043

MOBIL SEDAN

2014

250.000.000

NO BPKB: SMG-003653

042

SEPEDA MOTOR

2012

15.000.000

10 dst

012

TABUNGAN BANK KIMUN

2014

12.150.000
3.847.150.000

NO REK: 1090.0007748.776.9

ALAMAT PEMBERI PINJAMAN

TAHUN
PEMINJAMAN

JUMLAH
(Rupiah)

(4)

(5)

JALAN BOROBUDUR NO.65, SEMARANG


TENGAH
JALAN BOROBUDUR NO.65, SEMARANG
TENGAH
JALAN MENJANGAN I NO.24, SEMARANG
SELATAN
JALAN RAMBUTAN BLOK D IX NO.54,
SEMARANG TENGAH
JALAN CUT NYAK DIN NO.2, SEMARANG
TENGAH
JALAN MENJANGAN I NO.24, SEMARANG
SELATAN
JALAN SAMUDRA HINDIA NO.116,
SEMARANG TIMUR

2009

560.000.000

2009

60.000.000

2010

28.000.000

2011

96.000.000

JUMLAH BAGIAN A

BAGIAN B :

900.000.000

JBA

NOP:51.01.008.002.010.00809.0

NO BPKB: SMG-106554

KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
UTANG

(1)

(2)

101

BANK A

NAMA PEMBERI PINJAMAN


(3)

101

BANK A

101

BANK B

101

BANK C

101

BANK C

101

BANK B

101

BANK D

(6)

2011

72.000.000

2012

126.000.000

2014

200.000.000

0
0

10 dst

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

1.142.000.000

JBB

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

NO.

NAMA ANGGOTA KELUARGA

NIK

HUBUNGAN KELUARGA

(1)

(2)

(3)

(4)

PEKERJAAN
(5)

AGNI WALUYO

5401016507830002

ISTERI

IBU RUMAH TANGGA

ARDHI SASTRO

5401011311050001

ANAK

PELAJAR

BANYU SASTRO

5401012006100001

ANAK

PELAJAR

4
5
dst
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Halaman ke-

dari

halaman Lampiran-IV

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

163

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

IDENTITAS

PERHATIAN

TAHUN PAJAK

FORMULIR

E1

1770

DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS;


DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA;
YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU
DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

NAMA WAJIB PAJAK

JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS

A T L E T

NO. TELEPON/FAKSIMILI

STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN


SUAMI-ISTERI

KK

NPWP ISTERI/SUAMI

S Y A M
1

BL

1
5

s.d

5
1 2

TH

BL

5
TH

X PENCATATAN

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

F A R A Z
K L U B

0
1

SPT PEMBETULAN KE - .

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2
0 1

HB

KLU :

PH

/
MT

Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir
Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.

D. KREDIT PAJAK

C. PPh
TERUTANG

B. PENGHASILAN
KENA PAJAK

A. PENGHASILAN NETO

*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS

2.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN

E. PPh KURANG/ LEBIH


BAYAR

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]

0
482.000.000
0
0
482.000.000
0
482.000.000

3.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA

4.

PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

5.

JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)

6.

..
ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB

7.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG


SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)

8.

KOMPENSASI KERUGIAN

9.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]

[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]

5
6

10.

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

11.

PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)

12.

PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)

13.

PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN

14.

JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)

15.

PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI
DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]

16.
17.

18.

F. ANGSURAN PPh
PASAL 25 TAHUN
PAJAK BERIKUTNYA

RUPIAH *)

1.

19.

TK /

K/

10

K/I/

11

[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]

a.

PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI

b.

PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT

PPh YANG DIBAYAR SENDIRI

a.

PPh PASAL 25 BULANAN

b.

STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)

b.

PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)

(16-18)

PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)

15

80.000.000

16

17b

0
0

18

19

17a

JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)

a.

14

80.000.000
0
80.000.000

12
13

(14-15)

0
482.000.000
42.000.000
440.000.000

TGL
LUNAS

20.

PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon

21.

ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR

tgl

bln

thn

a.

DIRESTITUSIKAN

c.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP


dengan Kriteria Tertentu)

b.

DIPERHITUNGKAN DENGAN
UTANG PAJAK

d.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP


yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)

21

DIHITUNG BERDASARKAN :

a.

1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16

b.

PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU

c.

PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI

G. LAMPIRAN

SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA :

a.

SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)

g.

PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA

b.

SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29

h.

............................................................................................................................

NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN
LAIN DAN BIAYA

i.

PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN


PH ATAU MT

PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL

j.

c.
d.

BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG


DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI

e.

f.

k.

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS


UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)

l.

FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 (............LEMBAR)

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL


BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA
............................................................................................................................

PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan
bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.

WAJIB PAJAK

KUASA

NAMA LENGKAP :

S Y A M

NPWP

6 6

TANGGAL:

F A R A Z
3

F.1.1.32.16

164

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

TANDA TANGAN

HALAMAN 1

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN:

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA


DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG
MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN

0 9

NAMA WAJIB PAJAK

BAGIAN A:

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

6 6 6

S Y A M

3 3 3

NAMA AKUNTAN PUBLIK

NPWP AKUNTAN PUBLIK


NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NAMA KONSULTAN PAJAK
NPWP KONSULTAN PAJAK
NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK
NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK

0 1 1 5
BL

1 2 1 5

s.d

TH

BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

TH

PENCATATAN

E1

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

DIAUDIT

OPINI AKUNTAN :

TIDAK DIAUDIT

:
:
:
:
:

:
:

RUPIAH

1a

b. HARGA POKOK PENJUALAN

1b

1c

1d

1e

e.

LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)

PENGHASILAN NETO (1c - 1d)

PENYESUAIAN FISKAL POSITIF


a.

BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU


ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

2a

DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK

2b

PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG


DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN

2c

2d

2e

2f

g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

2g

h. SANKSI ADMINISTRASI

2h

b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI


c.

d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN

e.

HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN

f.

PAJAK PENGHASILAN

i.

SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI


FISKAL

2i

j.

BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN


PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

2j

k.

PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA

2k

l.

JUMLAH (2a s.d. 2k)

2l

3a

3b

3c

3d

PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF:


a.

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK
OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA

b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL


c.

PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA

d. JUMLAH (3a s.d. 3c)


4

F A R A Z

d. BIAYA USAHA

3.

PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN


LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL :
a. PEREDARAN USAHA

c.

2.

0 9 8

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS


(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)

PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN

1.

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan

JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)

Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

165

HALAMAN 2

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN


PENGHITUNGAN
BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN
PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

0 9

NAMA WAJIB PAJAK

6 6 6

3 3 3

0 9 8

0 1 1 5
BL

5
1 2 1 5

s.d

TH

BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

S Y A M

TAHUN PAJAK

E1

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

F A R A Z

BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN)
NO.

JENIS USAHA

PEREDARAN USAHA
(Rupiah)

NORMA
(%)

PENGHASILAN NETO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

DAGANG

INDUSTRI

JASA

PEKERJAAN BEBAS

USAHA LAINNYA

JUMLAH BAGIAN B

JBB
Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1

BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NO.
(1)

NAMA DAN NPWP


PEMBERI KERJA

PENGHASILAN BRUTO

PENGURANGAN PENGHASILAN
BRUTO/BIAYA

PENGHASILAN NETO

(Rupiah)

(Rupiah)

(Rupiah)

(2)

(3)

(4)

(5)

KLUB BASKET NOMBOCK DHONG


02.002.003.0-098.000

500.000.000

18.000.000

482.000.000

0
482.000.000

JBC

JUMLAH BAGIAN C

Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2

BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NO.

JENIS PENGHASILAN

JUMLAH PENGHASILAN NETO


(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

BUNGA

ROYALTI

SEWA

PENGHARGAAN DAN HADIAH

KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA

PENGHASILAN LAINNYA

0
JUMLAH BAGIAN D

JBD
Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

166

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Halaman ke -

dari

halaman Lampiran -II

1770 - II

LAMPIRAN - II

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN,
PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN
PPh DITANGGUNG PEMERINTAH

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP
NAMA WAJIB PAJAK
BAGIAN A :

NO

(1)

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan

0 9

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

6 6 6
S Y A M

3 3 3

2
0

0
1 1 5

BL

BERI TANDA " X " DALAM

5
1 2 1 5

s.d

TH

PEMBUKUAN

0 9 8

1
BL

TH

PENCATATAN

E1

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

F A R A Z

DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh
DITANGGUNG PEMERINTAH

NAMA
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
(2)

KLUB BASKET
NOMBOCK DHONG

NPWP
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
(3)

02.002.003.0-098.000

BUKTI
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
NOMOR
(4)

86/XII/2015

JENIS PAJAK : PPh PASAL


21/ 22/23/24/26/DTP *)

JUMLAH PPh YANG DIPOTONG /


DIPUNGUT
(Rupiah)

(6)

(7)

TANGGAL
(5)

09/12/2015

21

80.000.000

0
2

0
3

0
4

0
5

0
6

0
7

0
8

0
9

0
10

0
11

0
12

0
13

0
14

15
dst

JUMLAH BAGIAN A

80.000.000

JBA

Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15

*)

- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah


- Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP)
- Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri
(lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Halaman ke -

dari

1 halaman Lampiran-II

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

167

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


BERSIFAT FINAL
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

DAN/ATAU

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA


TERPISAH

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

NPWP

0 9

NAMA WAJIB PAJAK

H I S Y A M

BAGIAN A :

TAHUN PAJAK

FORMULIR

E1

LAMPIRAN - III

1770 - III

6 6 6

3 3 3

0 9 8

0 1 1 5

s.d

1 2 1 5

TH

BL

BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

F A R A Z

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL


DASAR PENGENAAN
PAJAK/PENGHASILAN BRUTO

JENIS PENGHASILAN

NO

(2)

(1)

PPh TERUTANG
(Rupiah)
(4)

(3)

1.

BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA


NEGARA

2.

BUNGA/DISKONTO OBLIGASI

3.

PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK

4.

HADIAH UNDIAN

5.

PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN


PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS

6.

HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD

7.

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

8.

BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA


SERAH

9.

SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

10. USAHA JASA KONSTRUKSI

11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM

12.

BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA


ANGGOTA KOPERASI

13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF


14. DIVIDEN

1.446.535.000

14.465.350

15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA


16.

PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

14.465.350

17. JUMLAH (1 s.d. 16)

BAGIAN B :

PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

NO

SUMBER/JENIS PENGHASILAN

PENGHASILAN BRUTO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

1.

BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH

2.

WARISAN

3.

BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN,


PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI

4.

KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA

5.

BEASISWA

6.

PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK


JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

0
0

JBB

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH


(Rupiah)

PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH

168

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

LAMPIRAN - IV

1770 - IV

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN

HARTA PADA AKHIR TAHUN


KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

0 9

NAMA WAJIB PAJAK

BAGIAN A :

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

6 6 6

3 3 3

S Y A M

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan
0

0
5

s.d

PEMBUKUAN

BL

TH

5
1

BL

1 5

E1

0 0 0

F A R A Z

HARTA PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
HARTA

NAMA HARTA

TAHUN PEROLEHAN

HARGA PEROLEHAN
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

KETERANGAN
(6)

TANAH, 150M2, DESA RUKUN MAKMUR,


GARUT
RUMAH, 230M2, JALAN BANGAU 30,
JAKARTA
BANGUNAN RESTORAN 450M2 DAN
TANAH, 1000M2, JL.KEMERDEKAAN 25
MOBIL BOX

2009

100.000.000

NOP 10.31.230.032.008.0165.0

2010

1.500.000.000

NOP 09.56.070.032.005.0265.0

2012

2.250.000.000

NOP 08.45.060.024.010.0102.0

2012

175.000.000

NO BPKB: JKT-055393

063

061

062

043

043

MOBIL SEDAN

2012

210.000.000

NO BPKB: JKT-097763

042

SEPEDA MOTOR

2012

15.000.000

NO BPKB: JKT-083683

055

PERALATAN RESTORAN

2011

250.000.000

055

FURNITUR

2011

75.000.000
0

0
4.575.000.000

10 dst

JUMLAH BAGIAN A

BAGIAN B :

JBA

KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
UTANG

(1)

(2)

101
101

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

BERI TANDA " X " DALAM

0 9 8

ALAMAT PEMBERI PINJAMAN

TAHUN
PEMINJAMAN

(4)

(5)

BANK A

JALAN JUANDA 45, JAKARTA SELATAN

2010

1.250.000.000

BANK B

JALAN SWASEMBADA 34, JAKARTA


TIMUR

2009

2.250.000.000

NAMA PEMBERI PINJAMAN


(3)

JUMLAH
(Rupiah)
(6)

3
4
5
6
7
8
9
10 dst

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

3.500.000.000

JBB

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

NO.

NAMA ANGGOTA KELUARGA

NIK

HUBUNGAN KELUARGA

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

IBU RUMAH TANGGA

RAHAYU

2201082202780002

ISTRI

LUCKY FARAZ

2201080711130001

ANAK

PEKERJAAN

3
4
5
dst
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Halaman ke-

dari

halaman Lampiran-IV

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

169

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan

E1

Daftar Jumlah Penghasilan Bruto dan Pembayaran PPh Final berdasarkan PP 46 Tahun 2013
Per Masa Pajak Serta Dari Masing-Masing Tempat Usaha

Nama
NPWP
Alamat

: HISYAM FARAZ
: 09.666.333.4-098.000
: JALAN BANGAU NO.30, JAKARTA
NPWP Tempat Usaha
KPP Lokasi

No.

Alamat

Peredaran Bruto

PPh Final 1% Dibayar

Jalan Bangau No.30, Jakarta

09.666.333.4-098.000
Januari

121.000.000

1.210.000

Februari

107.750.000

1.077.500

97.150.000

971.500

April

102.500.000

1.025.000

Mei

179.525.000

1.795.250

Juni

136.350.000

1.363.500

Juli

135.790.000

1.357.900

95.450.000

954.500

September

114.125.000

1.141.250

Oktober

102.370.000

1.023.700

Maret

Agustus

November

91.675.000

916.750

Desember

162.850.000

1.628.500

1.446.535.000

14.465.350

Jumlah

Tanda Tangan, Nama dan Cap

HISYAM FARAZ
Jika formulir ini tidak mencukupi, dapat dibuat sendiri sesuai dengan bentuk ini

Halaman ke- 1 dari 1 halaman

170

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

IDENTITAS

PERHATIAN

TAHUN PAJAK

FORMULIR

1770

DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS;


DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA;
YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU
DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

NAMA WAJIB PAJAK

JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS

A T

L E T

NO. TELEPON/FAKSIMILI

STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN


SUAMI-ISTERI

KK

NPWP ISTERI/SUAMI

S Y A M
6

BL

1
5

s.d

5
1 2

TH

BL

X PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

5
TH

PENCATATAN

E2

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

F A R A Z
K L U B

0
1

SPT PEMBETULAN KE - .

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2
0 1

HB

KLU :

PH

/
MT

Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir
Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.

D. KREDIT PAJAK

C. PPh
TERUTANG

B. PENGHASILAN
KENA PAJAK

A. PENGHASILAN NETO

*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS

2.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN

E. PPh KURANG/ LEBIH


BAYAR

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]

966.125.000
482.000.000
0
0
1.448.125.000
0
1.448.125.000

3.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA

4.

PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

5.

JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)

6.

..
ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB

7.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG


SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)

8.

KOMPENSASI KERUGIAN

9.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]

[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]

5
6

10.

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

11.

PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)

12.

PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)

13.

PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN

14.

JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)

15.

PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI
DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]

16.
17.

18.

F. ANGSURAN PPh
PASAL 25 TAHUN
PAJAK BERIKUTNYA

RUPIAH *)

1.

19.

TK /

K/

10

K/I/

11

[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]

13
14

a.

PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI

b.

PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT

PPh YANG DIBAYAR SENDIRI

(14-15)

a.

PPh PASAL 25 BULANAN

b.

STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)

b.

PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)

(16-18)

PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)

TGL
LUNAS

20.

PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon

21.

ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR

tgl

bln

6
thn

b.

80.000.000

16

286.837.500

17b

250.000.000
0

18

250.000.000

19

36.837.500

a.

DIRESTITUSIKAN

c.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP


dengan Kriteria Tertentu)

b.

DIPERHITUNGKAN DENGAN
UTANG PAJAK

d.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP


yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)

21

DIHITUNG BERDASARKAN :

a.

366.837.500
0
366.837.500

15

17a

JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)

a.

12

0
1.448.125.000
42.000.000
1.406.125.000

c.

1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16

23.903.125

PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI

PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU

G. LAMPIRAN

SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA :
SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)

g.

PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA

SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29

h.

............................................................................................................................

NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN
LAIN DAN BIAYA

i.

PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN


PH ATAU MT

PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL

j.

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS


UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)

a.
b.
c.
d.

BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG


DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI

e.

f.

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL


BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA

k.
l.

FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 ( 1 LEMBAR)

............................................................................................................................

PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan
bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.

WAJIB PAJAK

KUASA

NAMA LENGKAP :

S Y A M

NPWP

6 6

TANGGAL:

TANDA TANGAN

F A R A Z
3

F.1.1.32.16

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

171

HALAMAN 1

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN:

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA


DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG
MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN

NPWP

0 9

NAMA WAJIB PAJAK

BAGIAN A:

PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN

:
:

NPWP AKUNTAN PUBLIK


NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NAMA KONSULTAN PAJAK
NPWP KONSULTAN PAJAK
NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK
NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK

2.

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

6 6 6

S Y A M

3 3 3

DIAUDIT

OPINI AKUNTAN :

0 1 1 5
BL

BL

PEMBUKUAN

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

TIDAK DIAUDIT

:
:
:
:
:

:
:

RUPIAH

PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN


LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL :
a. PEREDARAN USAHA

1a

4.950.000.000

b. HARGA POKOK PENJUALAN

1b

3.465.000.000

c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)

1c

1.485.000.000

d. BIAYA USAHA

1d

533.875.000

e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)

1e

951.125.000

PENYESUAIAN FISKAL POSITIF


2a

2b

2c

2d

2e

2f

g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

2g

h. SANKSI ADMINISTRASI

2h

0
0

ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK

c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG


DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN

d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN

e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN


f.

PAJAK PENGHASILAN

i.

SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI


FISKAL

2i

j.

BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN


PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

2j

2k

15.000.000

2l

15.000.000

3a

3b

c. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA

3c

d. JUMLAH (3a s.d. 3c)

3d

966.125.000

k. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA


l.

JUMLAH (2a s.d. 2k)

PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF:


a. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK
OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA

b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL

JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)

Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1

172

5
1 2 1 5

s.d

TH

BERI TANDA " X " DALAM

b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI

F A R A Z

a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU

3.

0 9 8

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS


(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)

NAMA AKUNTAN PUBLIK

1.

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

TAHUN PAJAK

E2

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN


PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

NAMA WAJIB PAJAK

S Y A M

0
1

BL

1
5

5
1

s.d

TH

2 1 5
BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

TAHUN PAJAK

FORMULIR

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN
BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK


PERHATIAN :

LAMPIRAN - I

HALAMAN 2

1770 - I

TH

PENCATATAN

E2

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

F A R A Z

BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN)
NO.

JENIS USAHA

PEREDARAN USAHA
(Rupiah)

NORMA
(%)

PENGHASILAN NETO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

DAGANG

INDUSTRI

JASA

PEKERJAAN BEBAS

USAHA LAINNYA

JUMLAH BAGIAN B

JBB
Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1

BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NO.
(1)

NAMA DAN NPWP


PEMBERI KERJA

PENGHASILAN BRUTO

PENGURANGAN PENGHASILAN
BRUTO/BIAYA

PENGHASILAN NETO

(Rupiah)

(Rupiah)

(Rupiah)

(2)

(3)

(4)

(5)

KLUB BASKET NOMBOCK DHONG


02.002.003.0-098.000

500.000.000

18.000.000

482.000.000

0
482.000.000

JBC

JUMLAH BAGIAN C

Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2

BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NO.

JENIS PENGHASILAN

JUMLAH PENGHASILAN NETO


(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

BUNGA

ROYALTI

SEWA

PENGHARGAAN DAN HADIAH

KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA

PENGHASILAN LAINNYA

0
JUMLAH BAGIAN D

JBD
Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Halaman ke -

dari

halaman Lampiran -II

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

173

1770 - II

LAMPIRAN - II

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN,
PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN
PPh DITANGGUNG PEMERINTAH

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

0 9

NAMA WAJIB PAJAK

BAGIAN A :

NO

(1)

TAHUN PAJAK

E2

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

6 6 6
S Y A M

3 3 3

2
0

0
1 1 5

BL

5
1 2 1 5

TH

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

0 9 8

1
s.d

BL

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

F A R A Z

DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh
DITANGGUNG PEMERINTAH

NAMA
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
(2)

KLUB BASKET
NOMBOCK DHONG

NPWP
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
(3)

02.002.003.0-098.000

BUKTI
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
NOMOR
(4)

86/XII/2015

JENIS PAJAK : PPh PASAL


21/ 22/23/24/26/DTP *)

JUMLAH PPh YANG DIPOTONG /


DIPUNGUT
(Rupiah)

(6)

(7)

TANGGAL
(5)

09/12/2015

21

80.000.000

0
2

0
3

0
4

0
5

0
6

0
7

0
8

0
9

0
10

0
11

0
12

0
13

0
14

15
dst

JUMLAH BAGIAN A

80.000.000

JBA

Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15

*)

- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah


- Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP)
- Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri
(lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

174

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Halaman ke -

dari

1 halaman Lampiran-II

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan
FORMULIR

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


BERSIFAT FINAL
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

DAN/ATAU

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA


TERPISAH

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

0 9

NAMA WAJIB PAJAK

BAGIAN A :

TAHUN PAJAK

LAMPIRAN - III

1770 - III

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

6 6 6
S Y A M

3 3 3

0 9 8

0 1 1 5
TH

BL

s.d

1 2 1 5
BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

0 0

5
TH

PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

F A R A Z

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL


DASAR PENGENAAN
PAJAK/PENGHASILAN BRUTO

JENIS PENGHASILAN

NO

(2)

(1)

PPh TERUTANG
(Rupiah)
(4)

(3)

1.

BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA


NEGARA

2.

BUNGA/DISKONTO OBLIGASI

3.

PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK

4.

HADIAH UNDIAN

5.

PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN


PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS

6.

HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD

7.

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

8.

BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA


SERAH

9.

SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

10. USAHA JASA KONSTRUKSI

11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM

14. DIVIDEN

15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA

12.

E2

BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA


ANGGOTA KOPERASI

13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF

16.

PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

17. JUMLAH (1 s.d. 16)

BAGIAN B :

PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

NO

SUMBER/JENIS PENGHASILAN

PENGHASILAN BRUTO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

1.

BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH

2.

WARISAN

3.

BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN,


PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI

4.

KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA

5.

BEASISWA

6.

PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

JBB

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH


(Rupiah)

PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

175

LAMPIRAN - IV

1770 - IV

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN

HARTA PADA AKHIR TAHUN


KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

0 9

6 6 6

NAMA WAJIB PAJAK

H I

S Y A M

BAGIAN A :

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

NPWP

3 3 3

TAHUN PAJAK

E2

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan
Pekerjaan
0
X

BL

0
1

PEMBUKUAN

5
1

s.d

BL

1 5
TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

BERI TANDA " X " DALAM

0 9 8

TH

0 0 0

F A R A Z

HARTA PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
HARTA

NAMA HARTA

TAHUN PEROLEHAN

HARGA PEROLEHAN
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

063

061

062

043

KETERANGAN
(6)

TANAH, 150M2, DESA RUKUN MAKMUR,


GARUT
RUMAH, 230M2, JALAN BANGAU 30,
JAKARTA
BANGUNAN RESTORAN 450M2 DAN
TANAH, 1000M2, JL.KEMERDEKAAN 25
MOBIL BOX

2009

100.000.000

NOP 10.31.230.032.008.0165.0

2010

1.500.000.000

NOP 09.56.070.032.005.0265.0

2012

2.250.000.000

NOP 08.45.060.024.010.0102.0

2012

175.000.000

NO BPKB: JKT-055393

043

MOBIL SEDAN

2012

210.000.000

NO BPKB: JKT-097763

042

SEPEDA MOTOR

2012

15.000.000

NO BPKB: JKT-083683

055

PERALATAN RESTORAN

2011

250.000.000

055

FURNITUR

2011

75.000.000
0

0
4.575.000.000

10 dst

JUMLAH BAGIAN A

BAGIAN B :

JBA

KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
UTANG

(1)

(2)

101

101

ALAMAT PEMBERI PINJAMAN

TAHUN
PEMINJAMAN

(4)

(5)

BANK A

JALAN JUANDA 45, JAKARTA SELATAN

2010

1.250.000.000

BANK B

JALAN SWASEMBADA 34, JAKARTA


TIMUR

2009

2.250.000.000

NAMA PEMBERI PINJAMAN


(3)

JUMLAH
(Rupiah)
(6)

3
4
5
6
7
8
9
10 dst

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

3.500.000.000

JBB

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

NO.

NAMA ANGGOTA KELUARGA

NIK

HUBUNGAN KELUARGA

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

IBU RUMAH TANGGA

RAHAYU

2201082202780002

ISTRI

LUCKY FARAZ

2201080711130001

ANAK

PEKERJAAN

3
4
5
dst
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

176

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Halaman ke-

dari

halaman Lampiran-IV

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas dan
Melakukan Pekerjaan
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

IDENTITAS

PERHATIAN

TAHUN PAJAK

FORMULIR

1770

DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS;


DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA;
YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU
DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

NAMA WAJIB PAJAK

G H

JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS

K O N S U L

T A N

NO. TELEPON/FAKSIMILI

STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN


SUAMI-ISTERI

KK

NPWP ISTERI/SUAMI

I
1

F A R
7

0
I

HB

BL

1
5

5
1 2

s.d

TH

BL

5
TH

X PENCATATAN

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

F A D H

0
1

SPT PEMBETULAN KE - .

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2
0 1

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

H U K U M

KLU :

PH

MT

Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir
Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.

D. KREDIT PAJAK

C. PPh
TERUTANG

B. PENGHASILAN
KENA PAJAK

A. PENGHASILAN NETO

*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS

2.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN

E. PPh KURANG/ LEBIH


BAYAR

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]

129.969.750
624.000.000
0
0
753.969.750
0
753.969.750

3.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA

4.

PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

5.

JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)

6.

..
ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB

7.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG


SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)

8.

KOMPENSASI KERUGIAN

9.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]

[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]

5
6

10.

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

11.

PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)

12.

PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)

13.

PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN

14.

JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)

15.

PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI
DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]

16.
17.

18.

F. ANGSURAN PPh
PASAL 25 TAHUN
PAJAK BERIKUTNYA

RUPIAH *)

1.

19.

TK /

K/

K/I/

10
11

[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]

a.

PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI

b.

PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT

PPh YANG DIBAYAR SENDIRI

a.

PPh PASAL 25 BULANAN

b.

STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)

b.

PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)

(16-18)

PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)

TGL
LUNAS

20.

PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon

21.

ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR

tgl

bln

35.240.700

17b

20.000.000
0

18

20.000.000

19

thn

15.240.700

DIRESTITUSIKAN

c.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP


dengan Kriteria Tertentu)

b.

DIPERHITUNGKAN DENGAN
UTANG PAJAK

d.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP


yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)

21
c.

1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16

b.

111.650.000

16

a.

DIHITUNG BERDASARKAN :

a.

15

17a

JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)

a.

14

146.890.700
0
146.890.700

12
13

(14-15)

0
753.969.750
81.000.000
672.969.000

1.434.771

PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI

PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU

G. LAMPIRAN

SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA :

g.

SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29

h.

............................................................................................................................

NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN
LAIN DAN BIAYA

i.

PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN


PH ATAU MT

PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL

j.

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS


UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)

a.
b.
c.
d.

BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG


DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI

e.

f.

SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL


BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA

k.
l.

FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 ( 1 .LEMBAR)

PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA

............................................................................................................................

PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan
bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.

WAJIB PAJAK

NAMA LENGKAP :

G H

NPWP

I F A R
9 9

TANGGAL:

F A D H

KUASA

I
0

0
9

3
0

TANDA TANGAN

F.1.1.32.16

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

177

HALAMAN 1

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN:

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA


DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG
MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN

NPWP

0 7

NAMA WAJIB PAJAK

G H

BAGIAN A:

PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN

:
:

NPWP AKUNTAN PUBLIK


NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NAMA KONSULTAN PAJAK
NPWP KONSULTAN PAJAK
NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK
NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK

2.

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

9 9 9
I

F A R

0 0 0
I

F A D H

DIAUDIT

OPINI AKUNTAN :

0 1 1 5
BL

1 2 1 5

s.d

TH

BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

:
:
:
:
:

:
:

RUPIAH

PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN


LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL :
a. PEREDARAN USAHA

1a

b. HARGA POKOK PENJUALAN

1b

c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)

1c

d. BIAYA USAHA

1d

e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)

1e

PENYESUAIAN FISKAL POSITIF


2a

2b

2c

2d

2e

2f

g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

2g

h. SANKSI ADMINISTRASI

2h

ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK

c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG


DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN

d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN

e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN


f.

PAJAK PENGHASILAN

i.

SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI


FISKAL

2i

j.

BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN


PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

2j

2k

2l

3a

3b

c. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA

3c

d. JUMLAH (3a s.d. 3c)

3d

k. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA


l.

JUMLAH (2a s.d. 2k)

PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF:


a. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK
OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA

b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL

JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)

Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1

178

TIDAK DIAUDIT

b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI

a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU

3.

0 9 7

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS


(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)

NAMA AKUNTAN PUBLIK

1.

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas dan
Melakukan Pekerjaan

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

HALAMAN 2

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN


PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN


BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

0 7

NAMA WAJIB PAJAK

G H

BAGIAN B:

F A R

0 0 0
I

F A D H

0 9 7
I

0 1 1 5
BL

5
1 2 1 5

s.d

TH

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

9 9 9
I

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas dan
Melakukan Pekerjaan

BL

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS


(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN)

NO.

JENIS USAHA

PEREDARAN USAHA
(Rupiah)

NORMA
(%)

PENGHASILAN NETO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

DAGANG

INDUSTRI

JASA

PEKERJAAN BEBAS

USAHA LAINNYA

0
308.575.000

LIHAT
LAMPIRAN

129.969.750

JUMLAH BAGIAN B

129.969.750

JBB

Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1

BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NO.
(1)

NAMA DAN NPWP


PEMBERI KERJA

PENGHASILAN BRUTO

PENGURANGAN PENGHASILAN
BRUTO/BIAYA

PENGHASILAN NETO

(Rupiah)

(Rupiah)

(Rupiah)

(2)

(3)

(4)

(5)

FIRMA HUKUM SAUL GOODMAN


01.011.202.8-098.000

650.000.000

26.000.000

624.000.000

0
624.000.000

JBC

JUMLAH BAGIAN C

Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2

BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NO.

JENIS PENGHASILAN

JUMLAH PENGHASILAN NETO


(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

BUNGA

ROYALTI

SEWA

PENGHARGAAN DAN HADIAH

KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA

PENGHASILAN LAINNYA

0
JUMLAH BAGIAN D

JBD
Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Halaman ke -

dari

halaman Lampiran -II

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

179

1770 - II

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :

NAMA WAJIB PAJAK

NO

(1)

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN,
PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN
PPh DITANGGUNG PEMERINTAH

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

BAGIAN A :

LAMPIRAN - II

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas dan
Melakukan Pekerjaan

0 7

G H

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

9 9 9
I

F A R

0 0 0
I

0
1 1 5

BL

BERI TANDA " X " DALAM

5
1 2 1 5

s.d

TH

PEMBUKUAN

0 9 7

F A D H

BL

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh
DITANGGUNG PEMERINTAH

NAMA
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
(2)

NPWP
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
(3)

BUKTI
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
NOMOR
(4)

JENIS PAJAK : PPh PASAL


21/ 22/23/24/26/DTP *)

JUMLAH PPh YANG DIPOTONG /


DIPUNGUT
(Rupiah)

(6)

(7)

TANGGAL
(5)

PT SUSU SEGAR

01.001.002.7-098.000

76/XII/2015

10/12/2015

21

FIRMA HUKUM SAUL


GOODMAN

01.011.202.8-098.000

45/XII/2015

09/12/2015

21

3.750.000

107.900.000

0
3

0
4

0
5

0
6

0
7

0
8

0
9

0
10

0
11

0
12

0
13

0
14

15
dst

JUMLAH BAGIAN A

111.650.000

JBA

Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15

*)

- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah


- Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP)
- Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri
(lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

180

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Halaman ke -

dari

1 halaman Lampiran-II

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas dan
Melakukan Pekerjaan
FORMULIR

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


BERSIFAT FINAL
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

DAN/ATAU

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA


TERPISAH

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

NPWP

0 7

NAMA WAJIB PAJAK

G H I F A R I

BAGIAN A :

TAHUN PAJAK

LAMPIRAN - III

1770 - III

9 9 9

0 0 0

0 9 7

0 1 1 5

s.d

1 2 1 5

TH

BL

BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

F A D H I A

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL


DASAR PENGENAAN
PAJAK/PENGHASILAN BRUTO

JENIS PENGHASILAN

NO

(2)

(1)

PPh TERUTANG
(Rupiah)
(4)

(3)

1.

BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA


NEGARA

2.

BUNGA/DISKONTO OBLIGASI

3.

PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK

4.

HADIAH UNDIAN

5.

PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN


PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS

6.

HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD

7.

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

8.

BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA


SERAH

9.

SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

77.500.000

7.750.000

10. USAHA JASA KONSTRUKSI

11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM

14. DIVIDEN

15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA

12.

BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA


ANGGOTA KOPERASI

13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF

16.

PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

0
7.750.000

17. JUMLAH (1 s.d. 16)

BAGIAN B :

PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

NO

SUMBER/JENIS PENGHASILAN

PENGHASILAN BRUTO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

1.

BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH

2.

WARISAN

3.

BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN,


PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI

4.

KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA

5.

BEASISWA

6.

PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

JBB

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH


(Rupiah)

PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

181

LAMPIRAN - IV

1770 - IV

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN

HARTA PADA AKHIR TAHUN


KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

0 7

9 9 9

NAMA WAJIB PAJAK

G H I

F A R I

BAGIAN A :

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

NPWP

0 0 0

0
1

1
5

s.d

PEMBUKUAN

BL

TH

5
1

BL

1 5
TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

BERI TANDA " X " DALAM

0 9 7

F A D H I

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas dan
Melakukan Pekerjaan

0 0 0

HARTA PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
HARTA

NAMA HARTA

TAHUN PEROLEHAN

HARGA PEROLEHAN
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

061

Rumah Luas 150 m, Jl. Jalan 450, Jakarta

2013

775.000.000

NOP 10.32.232.320.071.0164.2

062

525.000.000

NOP 10.31.230.032.008.0165.1

043

Tanah Luas 100 m, Jl Kemerdekaan,


Jakarta
Mobil MPV

2014

2012

350.000.000

NO BPKB: JKT-075533

043

Mobil Sedan

2015

275.000.000

NO BPKB: JKT-086626

042

Sepeda Motor

2012

162.500.000

NO BPKB: JKT-176635

055

Furnitur

2011

50.000.000

KETERANGAN
(6)

0
0
2.137.500.000

10 dst

JUMLAH BAGIAN A

BAGIAN B :

JBA

KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
UTANG

(1)

(2)

101

NAMA PEMBERI PINJAMAN

ALAMAT PEMBERI PINJAMAN

TAHUN
PEMINJAMAN

(4)

(5)

JALAN JENDERAL SUDIRMAN NO.12,


JAKARTA SELATAN

2010

(3)

BANK A

JUMLAH
(Rupiah)
(6)

275.000.000

2
3
4
5
6
7
8
9
10 dst

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

275.000.000

JBB

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

NO.

NAMA ANGGOTA KELUARGA

NIK

HUBUNGAN KELUARGA

(1)

(2)

(3)

(4)

PEKERJAAN
(5)

INDAH KIRANI

6203076606800001

ISTRI

DOKTER GIGI

ANANDA FADHIA

6203071311060001

ANAK

PELAJAR

ADINDA FADHIA

6203074312130001

ANAK

4
5
dst
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

182

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Halaman ke-

dari

halaman Lampiran-IV

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas dan
Melakukan Pekerjaan

LAMPIRAN
PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO BERDASARKAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
Nama
NPWP
Alamat
No.

: GHIFARI FADHIA
: 07.999.000.2-097.000
: JL. JALAN NO.450, JAKARTA
Jenis Pekerjaan Bebas

1 KONSULTAN HUKUM
2 DOKTER GIGI
3 BINTANG IKLAN
Jumlah

Penghasilan Bruto

Norma

Penghasilan Neto

101.850.000

51%

56.725.000

45%

51.943.500
25.526.250

150.000.000

35%

52.500.000

308.575.000

129.969.750

Tanda Tangan, Nama dan Cap

GHIFARI FADHIA

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

183

Pengisian Formulir 1770


WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas dan
Melakukan Pekerjaan Bebas

LAMPIRAN
PENGHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
No.

Uraian

Penghasilan Neto

(1)

(2)

(3)

PENGHASILAN NETO
1

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS


A. KONSULTAN HUKUM
B. DOKTER GIGI

51.943.500
25.526.250
624.000.000

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA

PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB

JUMLAH ( 1 + 2 + 3 + 4 - 5 )

KOMPENSASI KERUGIAN

JUMLAH PENGHASILAN NETO ( 6 - 7 )

701.469.750
701.469.750
81.000.000

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

PENGHASILAN KENA PAJAK [ A8 - C ]

620.469.750

PAJAK PENGHASILAN TERUTANG

125.117.250

PPh YANG DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN


1

PPh PASAL 21

PPh PASAL 23

JUMLAH (1 + 2)

PPH YANG DIBAYAR SENDIRI (D - E3)

ANGSURAN PPh PASAL 25 UNTUK TAHUN PAJAK 2016 (F DIBAGI 12)

107.900.000
107.900.000
17.217.250
1.434.771

GHIFARI FADHIA

184

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha, Melakukan
Pekerjaan Bebas , dan Melakukan Pekerjaan
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

IDENTITAS

PERHATIAN

TAHUN PAJAK

FORMULIR

1770

DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS;


DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA;
YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU
DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

NAMA WAJIB PAJAK

K A

JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS

P E G A W A

NO. TELEPON/FAKSIMILI

STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN


SUAMI-ISTERI

NPWP ISTERI/SUAMI

KK

K H A

R A N

HB

PH

BL

1
5

s.d

5
1 2

TH

BL

X PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

5
TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

S W A S T A
0

0
1

SPT PEMBETULAN KE - .

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

2
0 1

KLU :

MT

Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir
Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)

A. PENGHASILAN NETO
B. PENGHASILAN
KENA PAJAK
C. PPh
TERUTANG
D. KREDIT PAJAK
E. PPh KURANG/ LEBIH
BAYAR

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]

1.347.500.000
1.200.000.000
25.000.000
0
2.572.500.000
0
2.572.500.000

2.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN

3.

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA

4.

PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

5.

JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)

6.

..
ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB

7.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG


SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)

8.

KOMPENSASI KERUGIAN

9.

JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]

[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]

5
6

10.

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

11.

PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)

12.

PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)

13.

PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN

14.

JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)

15.

PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI
DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]

16.
17.

18.

F. ANGSURAN PPh
PASAL 25 TAHUN
PAJAK BERIKUTNYA

RUPIAH *)

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS

1.

19.

21.

K/

10

K/I/

11

[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]

a.

PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI

b.

PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT

PPh YANG DIBAYAR SENDIRI

a.

(14-15)

a.

PPh PASAL 25 BULANAN

b.

STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)

PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)


PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)

15

306.900.000

16

399.050.000

17b

360.000.000
0

18

360.000.000

19

39.050.000

17a

(16-18)

PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon

14

705.950.000
0
705.950.000

12
13

JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)

b.
20.

TK /

TGL
LUNAS

tgl

bln

6
thn

0
2.572.500.000
36.000.000
2.536.499.250

a.

DIRESTITUSIKAN

c.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP


dengan Kriteria Tertentu)

b.

DIPERHITUNGKAN DENGAN
UTANG PAJAK

d.

DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP


yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)

ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR

21

DIHITUNG BERDASARKAN :

a.

1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16

c.

b.

PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU

32.629.167

PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI

G. LAMPIRAN

SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA :

SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)

g.

b.

SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29

h.

............................................................................................................................

c.

NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN
LAIN DAN BIAYA

i.

PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN


PH ATAU MT

PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL

j.

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS


UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)

a.

d.
e.

BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG


DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI

f.

FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 ( 1 .LEMBAR)

PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA

DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL


BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA

k.
l.

............................................................................................................................

PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan
bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.

WAJIB PAJAK

NAMA LENGKAP :

NPWP

K A
8 8

KUASA

TANGGAL:

2
I

K H A

R A N

5
0

0
9

3
0

TANDA TANGAN

F.1.1.32.16

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

185

HALAMAN 1

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN:

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA


DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG
MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN

NPWP

1 0

NAMA WAJIB PAJAK

M I

BAGIAN A:

PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN

:
:

NPWP AKUNTAN PUBLIK


NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NAMA KONSULTAN PAJAK
NPWP KONSULTAN PAJAK
NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK
NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK

2.

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

8 8 8
K A

1 1 1

K H A

I R A N

DIAUDIT

OPINI AKUNTAN :

0 1 1 5
BL

BL

PEMBUKUAN

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

TIDAK DIAUDIT

:
:
:
:
:

:
:

RUPIAH

PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN


LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL :
a. PEREDARAN USAHA

1a

6.250.000.000

b. HARGA POKOK PENJUALAN

1b

4.750.000.000

c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)

1c

1.500.000.000

d. BIAYA USAHA

1d

352.500.000

e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)

1e

1.147.500.000

PENYESUAIAN FISKAL POSITIF


2a

2b

2c

2d

2e

2f

g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

2g

h. SANKSI ADMINISTRASI

2h

0
0

ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA

DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK

c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG


DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN

d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN

e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN


f.

PAJAK PENGHASILAN

i.

SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI


FISKAL

2i

j.

BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN


PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

2j

2k

200.000.000

2l

200.000.000

3a

3b

c. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA

3c

d. JUMLAH (3a s.d. 3c)

3d

1.347.500.000

k. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA


l.

JUMLAH (2a s.d. 2k)

PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF:


a. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK
OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA

b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL

JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)

Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1

186

5
1 2 1 5

s.d

TH

BERI TANDA " X " DALAM

b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI

a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU

3.

0 9 7

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS


(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)

NAMA AKUNTAN PUBLIK

1.

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha, Melakukan
Pekerjaan Bebas, dan Melakukan Pekerjaan

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

HALAMAN 2

LAMPIRAN - I

1770 - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN


PENGHITUNGAN
BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN
PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

1 0

NAMA WAJIB PAJAK

M I

8 8 8

1 1 1

K H A

R A N

0 9 7

0 1 1 5
BL

5
1 2 1 5

s.d

TH

BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

K A

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha, Melakukan
Pekerjaan Bebas ,dan Melakukan Pekerjaan

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN)
NO.

JENIS USAHA

PEREDARAN USAHA
(Rupiah)

NORMA
(%)

PENGHASILAN NETO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

DAGANG

INDUSTRI

JASA

PEKERJAAN BEBAS

USAHA LAINNYA

JUMLAH BAGIAN B

JBB
Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1

BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NAMA DAN NPWP
PEMBERI KERJA

PENGHASILAN BRUTO

PENGURANGAN PENGHASILAN
BRUTO/BIAYA

PENGHASILAN NETO

(Rupiah)

(Rupiah)

(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

PT TELE RAKINDO
04.562.888.0-099.000

NO.

(5)

1.206.000.000

6.000.000

1.200.000.000

0
1.200.000.000

JBC

JUMLAH BAGIAN C

Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2

BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
NO.

JENIS PENGHASILAN

JUMLAH PENGHASILAN NETO


(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

BUNGA

ROYALTI

SEWA

PENGHARGAAN DAN HADIAH

KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA

PENGHASILAN LAINNYA

25.000.000
0

JUMLAH BAGIAN D

25.000.000

JBD

Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3


JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Halaman ke -

dari

halaman Lampiran -II

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

187

1770 - II

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :

LAMPIRAN - II

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN,
PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN
PPh DITANGGUNG PEMERINTAH

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

1 0

NAMA WAJIB PAJAK

M I

BAGIAN A :

NO

(1)

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha, Melakukan
Pekerjaan Bebas ,dan Melakukan Pekerjaan

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

8 8 8
K A

1 1 1

K H A

0
1 1 5

BL

5
1 2 1 5

s.d

TH

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

0 9 7

I R A N

2
0

BL

TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh
DITANGGUNG PEMERINTAH

NAMA
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
(2)

NPWP
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
(3)

BUKTI
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
NOMOR
(4)

JENIS PAJAK : PPh PASAL


21/ 22/23/24/26/DTP *)

JUMLAH PPh YANG DIPOTONG /


DIPUNGUT
(Rupiah)

(6)

(7)

TANGGAL
(5)

PT TELE RAKINDO

04.562.888.0-099.000

376/XII/2015

10/12/2015

21

292.400.000

PT KAKATUA SINEMA

01.111.202.8-098.000

145/XII/2015

09/12/2015

21

10.000.000

DINAS PERHUBUNGAN
KOTA BOGOR

00.765.755.4-491.000

656/XI/2015

13/11/2015

22

4.500.000

0
4

0
5

0
6

0
7

0
8

0
9

0
10

0
11

0
12

0
13

0
14

15
dst

JUMLAH BAGIAN A

306.900.000

JBA

Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15

*)

- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah


- Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP)
- Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri
(lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

188

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Halaman ke -

dari

1 halaman Lampiran-II

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha, Melakukan
Pekerjaan Bebas ,dan Melakukan Pekerjaan
FORMULIR

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


BERSIFAT FINAL
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

DAN/ATAU

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA


TERPISAH

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

1 0

NAMA WAJIB PAJAK

M I

BAGIAN A :

TAHUN PAJAK

LAMPIRAN - III

1770 - III

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

8 8 8
K A

1 1 1

0 9 7

0 1 1 5
X

s.d

TH

BL

5
1 2 1 5
BL

PEMBUKUAN

BERI TANDA " X " DALAM

TH

PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

K H A I R A N I

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL


JENIS PENGHASILAN

NO

DASAR PENGENAAN
PAJAK/PENGHASILAN BRUTO

PPh TERUTANG
(Rupiah)

(3)

(4)

(2)

(1)

1.

BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA


NEGARA

2.

484.000.000

96.800.000

BUNGA/DISKONTO OBLIGASI

3.

PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK

4.

HADIAH UNDIAN

5.

PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN


PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS

6.

HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD

7.

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

8.

BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA


SERAH

9.

SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

25.000.000

2.500.000

10. USAHA JASA KONSTRUKSI

11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM

14. DIVIDEN

15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA

12.

BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA


ANGGOTA KOPERASI

13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF

16.

PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

0
99.300.000

17. JUMLAH (1 s.d. 16)

BAGIAN B :

PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

NO

SUMBER/JENIS PENGHASILAN

PENGHASILAN BRUTO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

1.

BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH

2.

WARISAN

3.

BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN,


PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI

4.

KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA

5.

BEASISWA

6.

PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

JBB

PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH


(Rupiah)

PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

189

LAMPIRAN - IV

1770 - IV

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN

HARTA PADA AKHIR TAHUN


KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

1 0

NAMA WAJIB PAJAK

M I

BAGIAN A :

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha, Melakukan
Pekerjaan Bebas ,dan Melakukan Pekerjaan

K A

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

8 8 8

1 1 1

K H A

2
0
X

BL

0
1

PEMBUKUAN

5
1

s.d

BL

1 5
TH

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

BERI TANDA " X " DALAM

0 9 7

TH

0 0 0

R A N I

HARTA PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
HARTA

NAMA HARTA

TAHUN PEROLEHAN

HARGA PEROLEHAN
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

061

2011

061

043

Rumah, Jalan Jalak Harupat XII No.4A,


Bogor
Apartemen Taman Gatot Subroto A11-1116,
Jalan Gatot Subroto, Jakarta
Mobil Sedan

043

KETERANGAN
(6)

2.000.000.000

NOP 47.32.109.250.046.0654.2

2010

500.000.000

NOP 09.31.230.032.008.0165.1

2011

3.000.000.000

NO BPKB: JKT-075522

Mobil Sedan

2010

360.000.000

NO BPKB: JKT-086699

042

Sepeda Motor

2010

11.000.000

NO BPKB: JKT-176676

042

Sepeda Motor

2014

16.000.000

NO BPKB: JKT-176786

014

Deposito Bank ABC

2012

2.000.000.000

NO REK: 76.000.9767.4

012

Tabungan Bank ABC

2014

200.000.000

NO REK: 76.000.7876.6

055

Peralatan Usaha

2012

50.000.000

10 dst

043

Mobil Box

2012

290.000.000
8.427.000.000

NO BPKB: JKT-076746

ALAMAT PEMBERI PINJAMAN

TAHUN
PEMINJAMAN

JUMLAH
(Rupiah)

(4)

(5)

(6)

JALAN JENDERAL SUDIRMAN NO.44,


JAKARTA SELATAN

2012

JUMLAH BAGIAN A

BAGIAN B :

JBA

KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
UTANG

(1)

(2)

101

NAMA PEMBERI PINJAMAN


(3)

Tiara Finance

50.000.000

2
3
4
5
6
7
8
9
10 dst

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

50.000.000

JBB

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

NO.

NAMA ANGGOTA KELUARGA

NIK

HUBUNGAN KELUARGA

PEKERJAAN

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1
2
3
4
5
dst
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

190

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Halaman ke-

dari

halaman Lampiran-IV

LAMPIRAN - IV

1770 - IV

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN

HARTA PADA AKHIR TAHUN


KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN

NPWP
NAMA WAJIB PAJAK

BAGIAN A :

1 0

M I

K A

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

8 8 8

1 1 1

K H A

R A N

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha, Melakukan
Pekerjaan Bebas ,dan Melakukan Pekerjaan
0
X

BL

0
1

PEMBUKUAN

5
1

s.d

BL

TH

0 0 0

HARTA PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
HARTA

NAMA HARTA

TAHUN PEROLEHAN

HARGA PEROLEHAN
(Rupiah)

KETERANGAN

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

8.427.000.000

1
2

1 5

PENCATATAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

BERI TANDA " X " DALAM

0 9 7

TH

Persediaan Sparepart

059

2015

500.000.000

0
0
8.927.000.000

10 dst

JUMLAH BAGIAN A

BAGIAN B :

JBA

KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN

NO.

KODE
UTANG

(1)

(2)

NAMA PEMBERI PINJAMAN

ALAMAT PEMBERI PINJAMAN

TAHUN
PEMINJAMAN

JUMLAH
(Rupiah)

(4)

(5)

(6)

(3)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 dst

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

JBB

DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

NO.

NAMA ANGGOTA KELUARGA

NIK

HUBUNGAN KELUARGA

PEKERJAAN

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1
2
3
4
5
dst
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Halaman ke-

dari

halaman Lampiran-IV

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

191

Pengisian Formulir 1770


WP OP Menjalankan Usaha, Melakukan
Pekerjaan Bebas ,dan Melakukan Pekerjaan

LAMPIRAN
PENGHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
No.

Uraian

Penghasilan Neto

(1)

(2)

(3)

PENGHASILAN NETO
1

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS


A. USAHA SPAREPART
B. ARTIS

1.147.500.000
200.000.000
1.200.000.000

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN

PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA

PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB

JUMLAH ( 1 + 2 + 3 + 4 - 5 )

KOMPENSASI KERUGIAN

JUMLAH PENGHASILAN NETO ( 6 - 7 )

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

PENGHASILAN KENA PAJAK [ A8 - C ]

PAJAK PENGHASILAN TERUTANG

PPh YANG DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN


1

PPh PASAL 21

PPh PASAL 23

JUMLAH (1 + 2)

PPH YANG DIBAYAR SENDIRI (D - E3)

ANGSURAN PPh PASAL 25 UNTUK TAHUN PAJAK 2016 (F DIBAGI 12)

2.547.500.000
2.547.500.000
36.000.000
2.511.500.000
698.450.000
302.400.000
4.500.000
306.900.000
391.550.000
32.629.167

MIKA KHAIRANI

192

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

QUESTIONS AND ANSWERS

1. Kapan Wajib Pajak orang pribadi wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh
NPWP?
Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau tidak melakukan
pekerjaan bebas wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling
lama pada akhir bulan berikutnya setelah penghasilan Wajib Pajak tersebut
pada suatu bulan yang disetahunkan telah melebihi PTKP.
Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan
bebas wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lambat satu
bulan setelah saat usaha, atau pekerjaan bebas nyata-nyata mulai dilakukan.
2. Jika Wajib Pajak orang pribadi memiliki usaha toko di beberapa kota yang
berbeda, ke KPP mana orang pribadi tersebut mendaftarkan diri untuk
mendapatkan NPWP?
Wajib Pajak OPPT atau orang pribadi lainnya yang menjalankan usaha, selain
wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal atau tempat kedudukan, juga wajib mendaftarkan diri pada KPP yang
wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha tersebut, untuk memperoleh
NPWP Cabang bagi setiap tempat usaha.
3. Jika dalam satu wilayah kerja KPP terdapat dua tempat kegiatan usaha,
apakah Wajib Pajak OPPT atau orang pribadi lainnya yang menjalankan usaha
tersebut harus mendaftarkan kedua tempat usaha tersebut untuk
mendapatkan dua NPWP?
Ya. Wajib Pajak orang pribadi tersebut wajib mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP Cabang bagi setiap tempat usaha, termasuk jika kedua
tempat usaha tersebut berada di wilayah kerja KPP yang sama.
4. Apakah artis cilik yang menerima atau memperoleh penghasilan harus
memiliki NPWP sendiri?
Anak yang belum dewasa harus melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban
perpajakannya menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak Kepala Keluarga.
5. Siapa saja kah yang dikategorikan sebagai anak yang belum dewasa?
Anak yang belum dewasa adalah anak yang belum berumur delapan belas
tahun dan belum pernah menikah.

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

193

Questions and Answers


6. Untuk wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP, kemudian menikah
tanpa membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan, serta tidak ingin
melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah dari
suaminya, bagaimana dengan NPWP yang telah dimilikinya?
Wanita kawin tersebut wajib mengajukan permohonan penghapusan NPWP
yang dimilikinya sebelum menikah. Wanita kawin yang tidak menghendaki
untuk melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan terpisah dari
suaminya, harus melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya
menggunakan NPWP suami atau kepala keluarga.
7. Bagaimana ketentuan pengurangan pembayaran zakat pada penghasilan
neto?
Pengurangan zakat/sumbangan wajib agama dari penghasilan neto pada SPT
Tahunan orang pribadi harus dibuktikan dengan dokumen pembayaran
kepada lembaga amil zakat atau lembaga keagamaan yang disahkan oleh
Pemerintah. Daftar lembaga amil zakat atau lembaga keagamaan tersebut
dapat dilihat pada Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15/PJ/2012
tentang Perubahan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-33/PJ/2011
tentang Badan/Lembaga yang Dibentuk atau Disahkan oleh Pemerintah yang
Ditetapkan Sebagai Penerima Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang
Sifatnya Wajib yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto.
8. Bagaimana mengetahui besaran persentase norma penghitungan penghasilan
neto yang sesuai dengan pekerjaan/profesi yang saya lakukan?
Besaran persentase norma penghitungan penghasilan neto didasarkan kepada
Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-536/PJ./2000 tentang Norma
Penghitungan Penghasilan Neto. Mulai 1 Januari 2016, ketentuan yang berlaku
yaitu Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2015 tentang Norma
Penghitungan Penghasilan Neto.
9. Bagaimana pengenaan PPh atas transaksi saham yang dilakukan di luar bursa?
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1997 hanya mengatur
tentang pengenaan PPh atas transaksi saham yang dilakukan di Bursa Efek.
Untuk transaksi penjualan saham yang dilakukan di luar bursa berlaku
ketentuan umum UU PPh, yaitu atas keuntungan penjualan harta berupa
saham (capital gain) wajib dikenai tarif umum Pasal 17 UU PPh dan wajib
dilaporkan dalam SPT Tahunan orang pribadi yang bersangkutan.

194

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Questions and Answers


10. Bagaimanakah penerapan PTKP bagi warisan yang belum terbagi?
Tidak ada PTKP untuk warisan yang belum terbagi. PTKP melekat pada
masing-masing ahli waris yang telah melaporkan SPT Tahunan.
11. Bagaimana jika Wajib Pajak orang pribadi yang dikenai PPh berdasarkan PP 46
Tahun 2013, di tahun berjalan ternyata omzetnya melebihi Rp4,8 miliar?
Wajib Pajak orang pribadi tersebut tetap dikenai PPh berdasarkan PP 46/2013
sampai dengan akhir tahun pajak, namun di tahun berikutnya dikenai PPh
berdasarkan ketentuan tarif umum Pasal 17 UU PPh.
12. Bagaimana pelaksanaan kewajiban PPh Wajib Pajak orang pribadi karyawan
yang bekerja sebagai karyawan pada badan yang tidak wajib melakukan
pemotongan PPh, misalnya kantor perwakilan negara asing?
Orang pribadi dalam negeri yang menerima atau memperoleh penghasilan di
atas PTKP sehubungan dengan pekerjaan dari badan-badan yang tidak wajib
melakukan pemotongan PPh Pasal 21 wajib memiliki NPWP, melaksanakan
sendiri penghitungan dan pembayaran PPh yang terutang dalam tahun
berjalan, dan melaporkan penghitungan dan pembayaran PPh yang terutang
dalam tahun berjalan dalam SPT Tahunan.
13. Bagaimana ketentuan biaya jabatan bagi karyawan yang mendapatkan atau
memperoleh penghasilan dari dua pemberi kerja?
Jumlah biaya jabatan untuk penghasilan dari setiap pemberi kerja adalah
sebesar 5% dari penghasilan bruto dengan jumlah setinggi-tingginya
Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah) atau Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)
dalam sebulan, yang dihitung menurut banyaknya bulan perolehan dalam
tahun yang bersangkutan.
Apabila Wajib Pajak menerima penghasilan dari dua pemberi kerja, maka
jumlah biaya jabatan yang dapat dikurangkan adalah penjumlahan biaya
jabatan dari setiap Formulir 1721-A1 atau 1721-A2.
14. Bagaimana jika tanggal jatuh tempo pembayaran pajak jatuh pada hari libur?
Jika tanggal jatuh tempo pembayaran pajak jatuh pada hari libur atau hari libur
Nasional, pembayaran atau penyetoran dapat dilakukan pada hari kerja
berikutnya.

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak 195

Questions and Answers


15. Apakah pembayaran pajak dengan menggunakan Billing System merupakan
pembayaran pajak yang sah?
Pembayaran pajak dengan cara elektronik menggunakan Billing System
merupakan bukti pembayaran pajak yang sah yang dipersamakan dengan
SSP, sepanjang didapatkan kode Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN).
16. Bagaimanakah cara pembayaran PPh final berdasarkan PP 46/2013 melalui
ATM?
Masuk ke menu bayar -> pajak -> PPh Final bruto tertentu -> masukkan NPWP
-> konfirmasi NPWP -> masukkan masa pajak -> masukkan PPh terutang ->
konfirmasi pembayaran.
17. Jika Wajib Pajak orang pribadi yang dikenai PPh berdasarkan PP 46/2013,
memiliki beberapa tempat usaha yang terdaftar di KPP yang berbeda,
bagaimana ketentuan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2)nya?
Wajib Pajak orang pribadi tersebut wajib melakukan penyetoran PPh Pasal 4
ayat (2) sebesar 1% (satu persen) dari jumlah peredaran bruto untuk masingmasing tempat kegiatan usaha.
18. Apakah mengisi SPT Tahunan selalu berarti membayar Pajak Penghasilan?
Orang pribadi yang mengisi SPT Tahunan tidak selalu membayar PPh. Orang
pribadi yang diwajibkan membayar PPh nya apabila yang bersangkutan dalam
perhitungan pada formulir induknya dinyatakan "PPh kurang bayar".
19. Bagaimanakah cara pelaporan SPT Tahunan WP OP melalui e-filing? Dan
bagaimanakah cara permintaan e-fin?
a. mengajukan permohonan e-fin ke KPP terdekat yang merupakan nomor
identitas WP bagi pengguna e-filing.
b. mendaftarkan diri sebagai WP e-filing di situs DJP paling lama 30 hari
kalender sejak diterbitkannya e-fin.
c. cara melaporkan SPT Tahunan melalui e-filing hanya dengan 4 (empat)
prosedur saja yaitu:
Mengisi e-SPT pada aplikasi e-filing pada situs DJP.
Meminta kode verifikasi untuk pengiriman e-SPT, yang akan dikirimkan
melalui email atau SMS.
Mengirim SPT secara online dengan mengisikan kode verifikasi
Notifikasi status e-SPT dan bukti penerimaan elektronik akan diberikan
kepada WP melalui email.

196

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Questions and Answers


20.Apakah sebagai suami yang membelikan rumah dengan sertifikat hak milik
atas nama isteri harus melaporkan harta tersebut di SPT orang pribadi
(suami)?
Jika status perpajakannya adalah KK, maka harta tersebut tetap dilaporkan
dalam SPT Tahunan suami.
21. Bagaimana pengenaan PPh bersifat final?
Pengenaan PPh bersifat final berarti bahwa atas penghasilan yang diterima
atau diperoleh dikenai PPh dengan tarif tertentu berdasarkan Peraturan
Pemerintah, dan penghasilan yang dikenai PPh bersifat final ini tidak perlu
dihitung lagi PPh-nya di SPT Tahunan untuk dikenai tarif umum bersamasama dengan penghasilan lainnya. PPh bersifat final yang sudah dipotong atau
dibayar tersebut juga bukan merupakan kredit pajak di SPT Tahunan.
22.Apa perbedaan kewajiban PPh Pasal 4 ayat (2) final dengan kewajiban BPHTB
pada saat transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan?
PPh Pasal 4 ayat (2) final dikenakan kepada penerima penghasilan dari
transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, sedangkan BPHTB
dikenakan terhadap penerima hak atas tanah dan/atau bangunan. Dalam
kasus jual beli rumah, PPh Pasal 4 ayat (2) dikenakan terhadap penjual dan
BPHTB dikenakan terhadap pembeli.
23. Apa maksud dari frase "kegiatan sejenis lainnya" di PP 46 Tahun 2013?
Frase "kegiatan sejenis lainnya" hanya mengacu ke penjelasan pasal 2 ayat (2)
huruf k PP 46 tahun 2013 dan pasal 2 ayat (3) huruf k PMK-107/PMK.011/2013.
Ini untuk mengantisipasi jika nantinya terdapat kegiatan yang sejenis dengan
MLM dan direct selling.
24.Bagaimana perlakuan Pajak Penghasilan atas sumbangan?
a. jika sumbangan tersebut masuk kategori bukan objek pajak sebagaimana
diatur dalam Pasal 4 ayat (3) UU PPh maka bagi pihak yang menerima bukan
merupakan penghasilan, sehingga bagi pihak yang memberi tidak dapat
dibiayakan.
b. jika sumbangan tersebut tidak termasuk kategori bukan objek pajak
sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3) UU PPh atau jika ada hubungan
usaha, pekerjaan, kepemilikan, ataupun penguasaan, maka bagi pihak yang
menerima merupakan penghasilan sehingga bagi pihak yang memberikan
dapat diakui sebagai biaya.

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak 197

Questions and Answers

25.Apakah yang dimaksud dengan warisan yang belum terbagi?


Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan subjek pajak
pengganti, menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris. Penunjukan
warisan yang belum terbagi sebagai subjek pajak pengganti dimaksudkan agar
pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap
dapat dilaksanakan.
Misalnya, seorang Bapak memiliki toko yang omzet setahunnya Rp4M
meninggal dunia pada Mei 2015, dan sampai dengan akhir 2015, toko tersebut
belum diwariskan ke ahli warisnya. maka di sini warisan yang berupa toko
tersebut masuk dalam kategori warisan yg belum terbagi dan menurut UU
menjadi subjek pajak. Atas penghasilan dari toko tersebut yang omzetnya
Rp4M masih dapat dikenakan pajak karena syarat subjek pajak dan objek
pajak terpenuhi. Tapi bila toko tersebut diwariskan ke ahli waris, warisan
berupa toko tersebut bukan objek pajak. tapi penghasilan yang dihasilkan oleh
toko tersebut (omzet Rp4M) merupakan objek pajak.
26.Apakah pengenaan PPh Pasal 4 ayat (2) dan Pajak Daerah terhadap usaha koskosan dapat berarti telah terjadi pengenaan pajak ganda?
Tidak, karena PPh Pasal 4 ayat (2) dikenakan terhadap pemilik kos-kosan
sebagai penerima penghasilan, sedangkan Pajak Daerah dikenakan terhadap
penyewa kos-kosan atas konsumsi yang dilakukannya.

198

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

DAFTAR PERATURAN TERKAIT

1. UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK


PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2008
2. UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN
UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH
TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2009
3. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1994 TENTANG PAJAK
PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI TRANSAKSI PENJUALAN
SAHAM DI BURSA EFEK SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1997
4. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 1994 TENTANG
PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN SEBAGAIMANA
TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR
71 TAHUN 2008
5. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 131 TAHUN 2000 TENTANG PAJAK
PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN SERTA
DISKONTO SERTIFIKAT BANK INDONESIA
6. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 132 TAHUN 2000 TENTANG PAJAK
PENGHASILAN ATAS HADIAH UNDIAN
7. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG
PERUBAHAN PEMERINTAH NOMOR 29 TAHUN 1996 TENTANG
PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
8. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK
PENGHASILAN ATAS BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH
KOPERASI KEPADA ANGGOTA KOPERASI ORANG PRIBADI
9. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK
PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN BERUPA BUNGA OBLIGASI
SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN PEMERITAH
NOMOR 100 TAHUN 2013

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

199

Daftar
DaftarPeraturan
PeraturanTerkait
Terkait

10. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK


PENGHASILAN ATAS DIVIDEN YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB
PAJAK ORANG PRIBADI DALAM NEGERI
11. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG ZAKAT
ATAU SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB YANG DAPAT
DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO

12. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK


PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA
ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO
TERTENTU.
13.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/PMK.03/2007
TENTANG BENTUK DAN ISI SURAT PEMBERITAHUAN, SERTA TATA
CARA PENGAMBILAN PENGISIAN, PENANDATANGANAN, DAN
PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN SEBAGAIMANA TELAH
DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 243/PMK.03/2014
14.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 184/PMK.03/2007
TENTANG PENENTUAN TANGGAL JATUH TEMPO PEMBAYARAN DAN
PENYETORAN PAJAK, PENENTUAN TEMPAT PEMBAYARAN PAJAK, DAN
TATA CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK,
SERTA TATA CARA PENGANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN
PAJAK SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN
MENTERI KEUANGAN NOMOR 242/PMK.03/2014
15.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 253/PMK.03/2008
TENTANG WAJIB PAJAK BADAN TERTENTU SEBAGAI PEMUNGUT
PAJAK PENGHASILAN DARI PEMBELI ATAS PENJUALAN BARANG
YANG TERGOLONG SANGAT MEWAH SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH
DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 90/PMK.03/2015
16. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 255/PMK.03/2008 TENTANG
PENGHITUNGAN BESARNYA ANGSURAN PAJAK PENGHASILAN DALAM
TAHUN PAJAK BERJALAN YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI OLEH WAJIB
PAJAK BARU, BANK, SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI, BADAN
USAHA MILIK NEGARA, BADAN USAHA MILIK DAERAH, WAJIB PAJAK
MASUK BURSA DAN WAJIB PAJAK LAINNYA YANG BERDASARKAN
KETENTUAN DIHARUSKAN MEMBUAT LAPORAN KEUANGAN BERKALA
TERMASUK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU

200

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Daftar Peraturan Terkait


17. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 154/PMK.03/2010 TENTANG
PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 SEHUBUNGAN DENGAN
PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG DAN KEGIATAN DI BIDANG
IMPOR ATAU KEGIATAN USAHA DI BIDANG LAIN SEBAGAIMANA TELAH
DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 107/PMK.010/2015
18.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN MOMOR 254/PMK.03/2010
TENTANG TATA CARA PEMBEBANAN ZAKAT ATAU SUMBANGAN
KEAGAMAAN YANG SIFATYA WAJIB YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI
PENGHASILAN BRUTO
19. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 107/PMK.011/2013TENTANG
TATA CARA PENGHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK
PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA
ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO
TERTENTU
20. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG
TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK
21.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.010/2015
TENTANG PENETAPAN BAGIAN PENGHASILAN SEHUBUNGAN DENGAN
PEKERJAAN DARI PEGAWAI HARIAN DAN MINGGUAN SERTA PEGAWAI
TIDAK TETAP LAINNYA YANG TIDAK DIKENAKAN PEMOTONGAN PAJAK
PENGHASILAN
22.
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 635/KMK.04/1994
TENTANG PELAKSANAAN PEMBAYARAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK
PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS
TANAH DAN/ATAU BANGUNAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH
TERAKHIR DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/
PMK.03/2008
23.
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 394/KMK.04/1996
TENTANG PELAKSANAAN PEMBAYARAN DAN PEMOTONGAN PAJAK
PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH
DAN/ATAU BANGUNAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/KMK.03/2002.

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

201

Daftar
DaftarPeraturan
PeraturanTerkait
Terkait

24.
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
TENTANG KREDIT PAJAK LUAR NEGERI

NOMOR

164/KMK.03/2002

25.
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-4/PJ/2009
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENCATATAN BAGI WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI
26. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-38/PJ/2009
TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK SEBAGAIMANA
TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PAJAK NOMOR PER-30/PJ/2015
27. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-34/PJ/2010
TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN
PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN WAJIB PAJAK
BADAN BESERTA PETUNJUK PENGISIANNYA SEBAGAIMANA TELAH
DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER-19/PJ/2014
28. P ERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-33/PJ/2011
TENTANG BADAN/LEMBAGA YANG DIBENTUK ATAU DISAHKAN
OLEH PEMERINTAH YANG DITETAPKAN SEBAGAI PENERIMA
ZAKAT ATAU SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB
YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PER-15/PJ/2012
29.
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-1/PJ/2011
TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PEMBEBASAN
DARI PEMOTONGAN DAN/ATAU PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN
OLEH PIHAK LAIN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-21/PJ/2014
30.
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-6/PJ/2011
TENTANG PELAKSANAAN PEMBAYARAN DAN PEMBUATAN BUKTI
PEMBAYARAN ATAS ZAKAT ATAU SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG
SIFATNYA WAJIB YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN
BRUTO

202

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

Daftar Peraturan Terkait

31. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-33/PJ/2011


TENTANG BADAN/LEMBAGA YANG DIBENTUK ATAU DISAHKAN OLEH
PEMERINTAH YANG DITETAPKAN SEBAGAI PENERIMA ZAKAT ATAU
SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB YANG DAPAT
DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO SEBAGAIMANA TELAH
DIUBAH DENGAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR
PER-15/PJ/2012
32.
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2013
TENTANG TATA CARA PEMBEBASAN DARI PEMOTONGAN DAN/ATAU
PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN BAGI WAJIB PAJAK YANG DIKENAI
PAJAK PENGHASILAN BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 46 TAHUN 20133 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS
PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB
PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU
33. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-20/PJ/2013
TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN NOMOR
POKOK WAJIB PAJAK, PELAPORAN USAHA DAN PENGUKUHAN
PENGUSAHA KENA PAJAK, PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB
PAJAK DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK,
SERTA PERUBAHAN DATA DAN PEMINDAHAN WAJIB PAJAK
34.
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-37/PJ/2013
TENTANG TATA CARA PENYETORAN PAJAK PENGHASILAN DARI
USAHAYANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAKYANG MEMILIKI
PEREDARAN BRUTO TERTENTU
35. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2014
TENTANG SISTEM PEMBAYARAN SECARA ELEKTRONIK
36.
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-17/PJ/2015
TENTANG NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
37.
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/
PJ/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN,
PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
DAN/ATAU PAJAK PENGHASILAN PASAL 26 SEHUBUNGAN DENGAN
PEKERJAAN, JASA, DAN KEGIATAN ORANG PRIBADI

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

203

Daftar
DaftarPeraturan
PeraturanTerkait
Terkait
38.
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-536/
PJ./2000TENTANG NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
BAGI WAJIB PAJAK YANG DAPAT MENGHITUNG PENGHASILAN NETO
DENGAN MENGGUNAKAN NORMA PENGHITUNGAN
39. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-537/PJ./2000
TENTANG PENGHITUNGAN BESARNYA ANGSURAN PAJAK DALAM
TAHUN BERJALAN DALAM HAL-HAL TERTENTU
40. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-227/PJ./2002
TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN DAN PEMBAYARAN, SERTA
PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH DAN/
ATAU BANGUNAN

204

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

TIM PENYUSUN
BUKU PEDOMAN PELAKSANAAN KEWAJIBAN PAJAK
PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
(BIJAK - ORANG PRIBADI PINTAR PAJAK)
Cetakan I - Jakarta 2015
Pengarah:
Poltak Maruli John Liberty Hutagaol
Penanggung Jawab:
Sulistiyo Wibowo
Redaktur:
Anggrainy
Editor:
Sudiro
Sekretaris:
Bambang Eko Nugroho
Anis Ria Susanti
Desain Grafis dan Fotografi:
Samuel Nugroho Tri Utomo
Tim Artikel:
Sri Indriyanta

Wahyudi

Waskito Eko Nugroho

Abdul Gafur

Aulia Rais

Ikha Yuni Hapsari

Raisita Agus
Edward Parulian D.T.I.S
Muhammad Shodiq
M. Hidayat Taufik
Oka Wina Pebrina Sagala
Indradi

Irine Diani Tyasnita


Daniar Azis
Teguh Rulianto
Tanti Agustin
Ety Rahmawati
Adi Putra Tarigan

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

205

PERINGATAN
Buku ini merupakan buku panduan yang dipersiapkan DJP bagi Wajib Pajak
Orang Pribadi untuk dapat melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan
baik dan benar. Buku panduan ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak
di bawah koordinasi Direktorat Peraturan Perpajakan II. Buku ini senantiasa
diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan kebutuhan. Dalam
hal terdapat ketidaksesuaian antara materi dalam buku ini dengan peraturan
perpajakan, maka pelaksanaannya mengacu pada peraturan perpajakan yang
berlaku.

Você também pode gostar