Você está na página 1de 138
Dieu reed ty bite Crd DUM Tama UE CLL SYSTEMS THINKING RTP un- its eel ampere ate Mccmrersel olacclun veut Molle cee M OLLI’ Uc led Sufarné, SH, Misc. (Kepala LAN RI) Dr Jn Sudarsono Hatdjosoekarto, MA, SH (Dirjen Kesbang Depelagri) AV Pengantar dari Penulis Akselerasi perkembangan dunia semakin dirasokan’ disefiap sisi kehidupan peradaban manusia (civilization). Pada satu'sis\ perubahan dan perkembangan fersebul membawa kita kepade berbagai kompleksitas yang menuntun kite Untuk melokukon berbagoi eksperimen dalom méenghadapinya. Terlebih tontangan dalam memahami gambatan ideal di masa depan. Namun, pada sisi lain kompleksites juga disertai dengan berbagai resiko derl satiap tindakan penyelesaiannyo. Kadangkale penyeléscian masololi pade seal ini lebih buruk dari perinasalahan: itu sendiri, bahkan menimbulkan efek samping yong tidak tardugo dan ferontisipas! sebelumnya. Oleh karenanya pelajaran dar} Albert Einstein bahwwo’ masalah-masalah yang kita hodapi pada saat Ini tidak biso dipecahkan piida tingkat pemikiran yang soma dengan fingkat pemikiran yong telah melahirkan masaloh-masalah ity sendirl, Semeniara itu kita diingotkan oleh Herbert A. Simon bahwe manusie mempunysi perilaku keterbatason fosienal dalom menghodop! kompleksitos dan dinanrika permosolahan, Kendisi dan pemikitan-perikiran tersebut menggugah kit untuk mencari cara dan pendekotan, Pendekatan tersebu! tidak lain adalah Systems Thinking, Pendekotan Systems Thinking menyadarkon kita untuk belajar bagaimana memahom) berpikir serba sistem, Pandekotan systems thinking ini telah dipraktikkan di berbagal negare delam menyelesaikon persoalan-persoalon yong kampleks dan dinamis, antard Iain di Koreg, seperti dalarn makalah dan puparan tentang “Systenss Thinking in the Management of Korean Econamis Crisis” dari Kim Dong Hwan dalam Intemational Canference of the System Dynumic Society, 1.999, di Selondia Bary. Bohkon dalom pembengunen yang terintegrasi yang materi ini. Juga untuk Bapak Drs. AM. Sinaga, M.Si., Drs. Mahdum Prayitno, MA., Dr. I. Ermon Aminuliah, Dr, Purnamon Notakusumoh, Andreas Winarno, Nusyinwan Zen, Junaid! Suwortoyo, Dr, Ir, Tiuk Sukardiman, M.Si., Dr. Bahasyim Assifie, M.Si., Dr. Tb. Djodi Ravayan, SE, Ak., SH,, MH,, seria Je, Dany, MMT. Dolom penyiapan naskah ini banyak dibantu oleh teman-teman di STIA-LAN Bandung. Tanpa bantuan dari teman-teman, mako buku ini tidak akon terwujud. Untuk itu ucapan terimokasih juga disompoikan podo Drs. Fris Yustiono, M.Sc,, Drs. Wahyu’ Gia Uliantoro, MT, Dra, L. Fitrioni, MM, Drs. Sutarto Mochtor, MA, M.Si., Ir Budi Setiowon, MMT., Ir. Ely Suffanti, MA., Drs. Ramdani Priatna, M.Si., Dra, Edah Jubaedah, MA, Ono Taryano, 5.Pd., MA, Tenny Listiani, SE, MM, Ertantina, BA, Hendrikus, SIP M.Si., Dinoroy Aritonang, SH, Susan, Penny, Deddy, Opik, dan seluruh temen- teman di STIA-LAN. Bandung yang belum tersebutkan namanya, Khusus pada Bapok Ir. Lukmanulhakim Almomalik, MT., terimakosih tas kerjasamanyo. Dengan terbitnya buku ini mudah-mudahon memberikan semangal kepsda kita urituk lebih meningkatkon kerjosamo dalam mewujudkan buku-buku yang lain yang telah terkumpul bahannya, Dorongan keluarga yang tidak temilai harganya, terutama dari suami tercinta Drs. Agus Sumardi, MMT, yang sabar, penuh pengertian yong selalu membontu mengumpulkan bahon, membaca ulang dari setiap tulisan yang penulis lakukon serio keikhlasannya dalam memberikan kesempaton untuk berkarya. Untuk puttitunggal kami, Yani Anggawati Riesmiardi, yang cantik mungil dan selalu berddo untuk keberhosilan sefiop langkah yang dilokukannyo. Bandung, 2) Juni 2008 Penulis dilakukan oleh The Carter Centre Global Development Inifictive dalam T2I Integrated Development Model Mozambique juge menggunakon pendekaton systems thinking sejak tahun 1995. Mengamati kebutuhan pendekatan pemecchan permosalahan yang komplaks dan dinomis tersebut, moko penulis mencobo memberikan sumbangan pemikiron dalam bentuk tulisan sebagoi ajarg pembelajaran. Penulis sodari bahwe tulison ini mosih songot terbotas, namun sekiranyo dapet memberikan wocona dan mempercepat pembelajoron untuk mengaplikasikan pendekotan berpikir serba sistem bagi setiap upaya memecohkan permasalahan-parmasalahan yang sekarang serbo kompleks dan dinamis. Penulis terdovong menulis buku inl adalah dolor keikutsertaan untuk memparcepal pemohaman adanya perilaku bangunan sistem dalam pembelajaran Building Leaming Organization di Diklal Kepemimpinan Tingkat Il don Diklat Kepemimpinan Tingkat | yang diselenggarakan ‘oleh Lembaga Administrasi Negara Rl. Buku yang ditulis bersamo dengan Ir. Lukmanulhakim Almamalik,, MT. memberikan opresiasi ucapan terima kosih secora mendalam kepada Peter Senge, yang telah memberikan inspirasi untuk memperdalam pembelojaran leaming organization dan khususnya mengoplikasikan dalam systems thinking. Ucapan terima kasih ates: dorongan dan sumbangsihnya untuk memshami don mencurahkan pemikiran dalam’ buku ini, pertulis sampoikan kepada Bopok Sunarno, SH., M.Sc., Kepola Lembaga Administrosi Negoro: Ri, yong telah memberikan kesempotan untuk mengembangkan pendekatan Systems Thinking dalam pembelojaran di Diklatpim Il dan Diklotpim |; Bapok Prof. Ginanjar Karfosasmite, yang selalu mendorong penulis untuk mewujudken buku ini; Bopok Dr. Ir Sudarsono Hardjosoekarto, MA, SH., Dirjan Kesbong Departemen Dalam Negeri, penulis buku “Keisis di Mata Para Presiden” yang juga memberikan pengantar dan inspirasi peluang pengembangon tulison ini, Bapak Prof. Dr. Martani Huseini, Bapak Prof. Dr. Azhar Kasim, MPA, Bapok Prof, Dr, Bhenyamin Hoessein, Dr. Ir. Nurman Helmi, DEA., Marsekal Muda (Purn) Groito Usedo, Bopak Drs. Taufik Bohouddin, yang seloly mengojak untuk mengembangkan Pengantar dari Kepala LAN RI Salah sot kunci keberhasilon suaty organisasi dalam menghadapi fantangan abed ke-21 adalah kepemimpinan, Adapun bentuk dan dimano ‘orgonisasi ity berada, kompleksitas tontangan, dan perubahan ke depan semakin membutuhkan sosok kepemnimpinan yong tanggep dan adaptit terhadop kompleksitas itu sendiri, Pemimpin organisasi semokin dituntut Untuk mompu melihal dan menjadikan tantongan serta perubohan sebagai suatu peluang don daya dorong bagi organisosi untuk melokukon transformasi diri, Apa yang perlu dilokukan oleh para pemimpin adalah tiada tein mulai membangun model menial di dalam memecahkan parmasalahon dan pengambilan keputuson secara lebih terstruktur dary holistik. Dengan kata loin, dituntut kemampuon untuk berpikir serbo sister atau systems thinking. Menyadari pentingnya pendekatan systems thinking dipahami don diteropkan oleh seorang pemimpin, maka pendekatan systems thinking diadopsi oleh Lembaga Administras| Negara sebagai salch satu materi pembelajaran dalom Diklat Kepemimpinan Tingkot | dan Il. Sebagai pejabai struktural eselon Idan Il yang memiliki rang lingkup tugas dan tontangon yang semakin luos, maka pembekalan kemampuan membangun model mental dan pola pikir yang serbo sistem dirosakan menjadi penting. ‘Akan tetopi dalom perialonan proses adopsi dan difusi ini, baik di dalam lingkungan pembelajarcn (diklat) maupun lingkungan permanen (tempat bekerja), mosih terdopat beberapa kelemahan, Kesenjangan yang masih dirosakan adalah bagaimano mengadopsi pendekaton systems thinking tersebut dalam menjawab permasalahan-permasalahan. nyata dolom penyelenggarcan pemerintahan dan pembangunan. Hol ini tiada lain salah satunyo disebabkan oleh ketarbotasan sumber-sumber pembelojaran systems thinking yang mampu memodukan antara pemikiran konseptual dengan aplikasinya di dalam dunia nyata. Untuk itu, Lembage Administrosi Negara menyambut gembira inisiatif Prof, Dr, Endong Wirjatmi Trilestori, M.Si. sebagai salah seorang birokrat dan juga ilmywan-di lingkungan Lemboga Administrasi Negora untuk menerbitken buku dengan tajuk “Systems Thinking: Suatu Pendekatan Pemecahen Permasolahan yang Kompleks dan Dinemis". Kehadiran buku inidiharapkan menjodi sumber pendalaman pembelojaran tentang systems thinking dalam Program Diklat Kepemimpinon Tingkat | don Il Lebih dori itu, keproktisan isi yang ditawarkan di dalam buku ini dihoropkon dopot menjadi ponduon bagi pora alumni diklat ini di dalam menerapkan konsep systems thinking yang membantu mereka untuk memberikan kontribusi dalam memecohkon kompleksitas permasalchon pemerintahon dan pembangunan yang dihadapi bangsa Indonesia, Jokorio, Mei 2008 Sunamo, SH, MSc, Pengantar dari Dirjen Kesbang Depdagri Berpikir Serba Sistem Para Pemimpin Dolom makalahnye yang bertajuk “Systems Thinking in the Management of Korean Economis Crisis”, Kim Dong Hwan dalam International Conference of the System Dynomic Sociely, 1999, di Selandia Baru, menegaskan bohwa salah satu kunci sukses Korea Selatan dalem mengatasi krisis ekonomi adalah, faktor kepemimpinan Presiden Kim Dac Jung. Makalab ini menarik perhatian saya, bukon hanyo karena membuka perspektif bory onalisis kepemimpinan, tetopi terlebih lagi menyajikan metoda analisis dengan menggunakan paradigmo berpikir serba sistem [systemis thinking) dalam administrasi publik atau ekonomi polifik. ltulah sebabnya, teknik onolisis yang dikembangkan oleh Kim Dong Hwan, atas perselujuannya, saya pergunakon dalam mengupas polo berpikimyo empat Presiden Republik Indonesia tentang krisis, dalom buku “Krisis di Mata Para Presiden” (2003). Paradigma berlikir sera sistem telah berkembang songat pesat, dan mencakup hampir semus disiplin keilmvan. Salah satu kekuaton kaidah berpikir serba sistem -apalagi aplikasinya bersoma paradigma system dynomics:, adalah berpikir secara menyelureh dalam memahami fenomena slam dan kemosyarakaton. Maksyd menyeluruh ini adalch perlokuan terhodap hubungan kausalitas (cousality) antor variabel yang bersifat melingkar, bersama dengan bekerjanya proses balikan (feadback process) yong bersifot dinamis dengan unsur bangunan sistem berupa balancing, reinforcing ataupun delay, Memang tidak mudah memohami poradigma berpikir serbo sistem. Demikion jugo:aplikasinya, baik dalam bidang keilmuan maupun dalam proktik kehidupon sehari-hari. Diperlukan metonoia, seperti dikemukakon oleh Peter Senge (1994), yakni perubahon mendasar care berpikir: dori berpikir linier ke oro berpikir serba sistem. Perubahon seperti ini tidak mudah, kareno seperti yang juga dikemukokan oleh Peter Senge, selain painfull, perubahon coro berpikir juga menghadapi kenyotoan ketidakmampuan belajar (learning disability) kita semua, Betatapapun pentingnyo kaidah berpikir serbo sistem, kito belum memiliki banyak publikosi berbahasa Indonesia, Bory beberope buku referensi berbahasa Indonesia yong dapot dinikmati khaloyok, sebagion besar tulisen boru berupo korespondesi personal atau yang dimvot dalom ‘milling list sysdyn, Buku “Systems Thinking: Suatu Pendekatan Pemecahan Permasalahan yang Kompleks dan Dinamis" yang ditwlis oleh Endang ‘Wirjotmi Trilestori menamboh khasanch referensi berbohasa Indonesia: Terbitnya buku ini, bilo diikuti oleh buku-buku ate publikasi leinnya berbahasa Indonesia, pastilah akan memudahkan kita semua untuk beruboh dan belojar di tengah perubahan joman yang serba bergejolak, turbulen, don kompleks ini, termasuk krisis multidimensi Indonesia yang berkepanjangan, Kite patut menyambut publikasi buku yang penting ini. Sudarsono: Panulis buku Krists oi Mata Para Prasiden, penerisit Mato Bongsa 2003 Daftar Isi Persembahan Pengantor dari Perl Pengantar dari Kepala LAN RI. Pengontor dari Dirjen Kesbang Depdagri Daftar isi Bab | 1.2. Mangopa Systems Thinking ini Dipeokan® 1.3 Apa Monfeat yang Didapat dari Systems Thinking? Bob It Pengertion Sistem easiness 2.1 Definisi Sistem ; 2.2. Parbedaon citer Sisiem dan Koleksi 23 Cam Mendeskripsikan Sistem, 24 Klasifikosi Sistem 2.5. Pentingny Tojuen 2.6 Emergence dan Hirorki 27 Sistem Sedethana dan Sistem Kompleks 2.8 Stobititas dan Pengungkit 2.9 Pengorh Samping: ZAOBetos-Botos Sistem Bab IN Systems Thinking 31 Sejorah Ringkas Systems Thinking 3.2 Bagaimane Kite Mengartikan Dunia ini? 3.3 Definisi Systems Thinking 3.4. Apa Esansi Berpikir Sistem: 3.5. Dimensl Systems Thinking 3.6. Prinsip-Prinsip Systems Thinking 3.7 Mamahomii Systems Thinking Bob IV Konsep Umpon Balik 57 4.1 Sebab dian Akibat 57 4.2 Seloab don Akibot Simo! Kausal él 4.3, Urmpan Balik — 63 4.4 Blok Bangunan Perilaky Sistemi 65 Bob ¥ — Struktur dan Peritaku Dinamik Sistem cone, 20. 5.1 Méde Dasor Perilaku Sisters 70 5.2 Inleraksi dori Mode-Mode Dasar 73 Bob VI Permodelan Simpl Kousal 4.1 Biagrom Simpa! Kousal 8.2 Simpol Kousol cis 6.3 Penentuan Palaritos Simpal 6.4 Member) Noma dan Nomar Simpal dolam CLD 84 6.5. Ketertundoan dalam Keteriaiton Kausal 85 6.6 Pemilihan Nome Vacicbel 86 6:7 Pandvan Membuat Diogram Simpol Kousal 9 6:8 Care Sederhona Mambangun Diagram Simpal Kavsal if Bob Vil Pola Dasar Sistem... 7 7.1. Parigeitian Pola Dasar Sistem WF 7.2 Peewymbuhan yong Torbatos 98 7.3) Fixed thot Foil 100, 7.4. Petnindahan Bebor 103 7.5, Drifting Goals 105, 7.6 Eskolosi ... 107 72 Success 10: the Suecesstul. 10% 7.8 Tragedy of the Comman no 7.9. Growth ond Underinvesiment 2 Bab Vill Sistam Dinarnik B.1 Apa ity Sistem Dinamik 8.2. Penggunaan System Dinomycs Riwayot Hidup Renulis Daftar Pustako Bab I Pendahuluan “Persoalannya bukan terlelak pada orang-orangnya, ini sudah menyangkut sistem.” Peter DRUCKER :... The greatest danger in time of turbulence is not the turbulence itself but it is danger -.. if you still act with your YESTERDAY LOGIC Give me a long lever enough ..., and single handed | ean move the world” The real leveroge in mast management situations lies in understonding dynomic complexity, not detail complexity, ‘Sistern’ merupakar: suatu kata yang sudch tidak osing lagi bagi felinge kite, Kata sistem seringkali menimbulkon pengertion dan interpretasi yong berbeda- beda terganiting poda konteks dimana kata tersebut kita'gunakan: Sistem dapat diarikon sebagoi suolu prosedur, suatu proses atau pengendaliannya, suoty j@ringor, sustu thetoda, suatu paket pemrosesan data berbasis komputer dan Iain-lain, Sodar otou tidak, kolou kito memperhotikon kehidupan kite, senantiaso mmenggunakan, mempengaruhi; dan behkar dipengaruhioleh berbagai sistem, balk sistem biolog), sistem sosial, sistem mekanik, sistern clam, dan sebagainya (Maani, 2000; Wilson, 1984). Suaits rincian dalam sistem biologi, di dolsmnyo dipelajari malekul, sel, tumbuhan, don binotang sebagai sistem. Tubuh kita senditi pun merupakan, sistem biologi yang songat kompleks. Didalamnya terditi dari berbagai sistem yang lebih kecil, seperti: sistem pencemaan, sistem peredaran darah, sistem syoraf, don loin-ain, Pandangan yang lebih luas, tanpa kita sadari, ternyota: seluruh kehidupon kita teloh dihabiskan, dibentuk, dan dikendalikan oleh sistem sistem yang kita namakan sebagai sistem sosial. Misalnya, dolam sistem keluorga, tetanggo, sekoloh, tempat kita bekerja, atau berbagai kelompok sosial yang kito ikuti (Maksudnyo, sebagai anggota masyarakat, dalam kehidypannya tidak dapat dipischkan dengan adanye portisipasi di dalam kelompok tersebut atau memisahkan diri dengan keluar dari keanggotaan kelompok tersebut.. Bahkon dengan dinamika sistem politik yang berkembang pade soa! ini, beberopo diantare kita borangkali oda yang sengat senang untuk mengeksploitasi sistem politi atau bahkan ede yang menjodi frustasi dengan sistern tersebul. Kita selalu mengheropkan hak-hak kita dilindungi oleh sister hukum. Di sekolah atau universites, kita mempelajari sistem bilangan. Proktek-prolek manojemen modem aken hancur tenpa didukung oleh sistern informasi yong boik. Dan untuk membantu berbagai oktivitas kita sehari-hari, kita: membuat don mempunyoi sistem mekonik, seperti: komputer, telepon, pesowat terbang, jembatan, mobil, dan lain-lain. Bahkan uetuk kondis! saat ini hidup tonpa sistem telekomunikesi agakaya'sulil untuk dapat kite bayangkan (Dallanbach, 1995). Kolou kita perhatikon, banyak permosalahan yang muncul don yang kita hadopi belakangan ini seringkali tidak dopa kita prediksikan seperti keodaan sabelumna: Panyebobnyeraniare lol kongne malin koenalaks don Gianna silo! deri permasalohan-permosalahon tersebut, buah dori adonya: perkembongan don kemajvan teknalagi yang sangal pesat. Dinamika perubahan'dalom kehidupan, politik, sosial, ekonomi, budoyo, goyo hidup lingkungan, dan sebagainya'sangat dinamis ferjadi secara terus menerus, secara Jongsung maupun fidok langsung berpengarih: pade perubchan sistem ator (Maani, 2000). Sekilas, opabila kita cermati, nompaknya behwa uraian di ates memberkan suoty pandangan adonya perubahan yang kompleks dan saling berkaitan yang mempunyoi sediki! kesamann tentang sistem. Akar tetopi mengapa semuanya itu dianggap sebagoi sistem? Lontas, bagoimaria kita dopat melihat den mengelahvinya? Mengapa kits perlu untuk memaharninyo? Dan yang paling penting bagi kita, terutoma pode ergonixesi, adalah bagaimana kilo dapat mengelala organisosi kito' menjadi lebih efektif dengan memaharni siskem? Berkaitan dengan itu semua, buku ini okon mengeksploras! pertanyaan- pertanyoan tersebut di ctas dan memperkenalkon prinsip-prinsip seria prokiek dari suatu disiplin yong sedang berkembang pada seat ini, yaitu systems thinking. 1.1 Apa Itu Systems Thinking? Dalom pengertian yang sangat sederhana, systems thinking merupakan suaty core pandang dan pembicaraan tentang realites, Cara ini membantu kita untuk memahami dan bekerja lebih baikdengan sistem guna mempengaruhi kualitas hidup kito. Systems thinking memberikan suatu cara pandang tentang bekerjanya dunia secora menyeluruh, Berbeda dengon cara pondang tradisional yang bersifat reduksionis, anolitik, yeng teloh kilo kenal sebelurmnya (Kim, 1999). Pendidikan tradisional yang kita kuti selama ini telah .mengajarkon poda kite bahwa realitas hidup yong kito jumpal sehori-hori dibuot dor keterkaitan- keterkaitan linear. Pada kenyotoannya, realites hidup tersebut dibentuk dari keterkoitan melingkar oteu sering disebut sebagai hubungan keusel dori berbogai peristiwa yang lerjadi, Sementore itu, selama ini kita cenderung melihatinye hanya dalam bentuk hubungan-hubungan sebab-akibat yong bersitat linier beaker, Menurut coro pondanig linier, kite selolu dituntut untuk mencari sesuaty yang harus betanggunig jowab atau sebob-akibal secara langsung, sehingga seringkali distilahkan sebogai mencari ‘kambing hitam', Kelika oda suaty kejadian yang saloh atau keliru, kita biosanya langsung march don berusaha untuk menyolahkan erang loin, dengan mengatokan bohwa ‘dia atau mereka yong melakukennya', atau sebaliknyc kita justry yang merase bahwa dirikitaloh yong bersalah, ‘saya otou kamiloh yang melakukannyo’. Namun jika kita kaji lebih dalom lagi, ternyata sebenornya tidak oda perbedaan cntara ‘menyolahkon’ otou ‘merase bersoloh’, koreno keduanya berada dari persepsi liner {Horoldsson, 2000) Bertolak belakang dengan pemohamon yang bersifat tradisional reduksionis, ‘onolitik, yang memandang segala sesuatu merupakan penjumlohonderi bagian- bagiannya, systems thinking memandang pada keseluruhon dan pada bagion- bogian, pado hubungan entar bagion, sera mempelojori keseluruhon dolam fongke memahami bagian-begion (O'Comar, 1997). Dengan mengolihkor pethation ke'arah pendekatan interdisipliner, systems thinking menjadi bagian yong tok dapat diobaikati dari analisis Germasalahen, Hal ini memungkinkan: bog} seseorang untuk memahami penyebab dan okibat parinasalhan dan bageimane berbogi aggek yorig berbeda'dolomn resyarckat dan lingkungah jlom sating berkaitan melalui opa yong biosanya disebut umpan balk (atou feedback). Walauiptin systems thinking memberikon sualu cara pendang lentang core dunia inj bekerja, berbeda dengan care pordang yang bersifot trodisional reduksionis, bukan berart care berpikiranaliik merupkan sesuatu cara pandang yong keliry dan hatws diinggolkan. Akan tetopi beberapa permasalahan akan dopal diselésaikon dengain sangat balederigat mengguriakan berpikiranaliik, sedongkan beberape permosalahan yang lain dapat diselesaikon melalui perspektif sistemik (systems thinking), Untuk itu dalam proktikaya kita membutuhkan keduanya untuk memahomi dan mengelola dunia ini dengan boik (O’Cornion, 1997; Kim, 1997), Dalam perjalananiya, systems thinking Yeloh miengalam! perkembangan yang cukup pesat. Don datom-dekode 50 fohun terokhi ini pangaruhnjo terhadap ilmu pengetahuan terus mangalomi peningkotan, Beberope disiplin imu, seperti; biologi, psikologi, ekologi, kibemetik, dan fisika kuontum, mempunyai kontribusi yang cukup besar terkadap perkembangan disiplin ini (Kondratenko, 2003; Maani, 2000; Kim, 1999; Capra, 1994), Untuk mendopatkan pemahamon yang lebih mendalam terhadap realitas hidup otau permasalahan-permasalahan tersebut, dunia pengetahuan teloh menawarkan sejumioh perangkat/ala! dengon pendekatan systems thinking: Systems thinking telah menawarkan suatu pendekatan yang dimulai dari grafik perilaky terhodap woktu, diagram simpal kausal, pola-pola dosar sistem {archetype systems) sampoi dengan model-model simulasi komputer yang lebih kompleks (sister dinamis). Semuanya itu merupakan perangkat-peranakat yang berdoya guno untuk menjelaskan secaro visual bagaimana sebuah sistem beroperasi sera untuk mengidentifikas) pengungkitipengungkit terbesor (high leverage) untuk menguboh struktur-siruktur sistern yang telah terbentuk sebalumnya. 1.2 Mengapa Cara Systems Thinking \ni Diperlukan? Paling tidak ada enam alasan mengapa metoda systems thinking ini dibutuhkan, Moani, (2000) menawarkan alesan sebagai berikut: 1. Meningkatnya kompleksitas dan perubahan dalam kehidupan. Selama jni, manusia dianggap telah berhasil menaklukkon ‘dunia fisik’ don mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknolagi dengan mengadopsi metoda tradisional raduksionis untuk memahami dan mengatas| berbagai permosalahen yang muncul, ‘Seperti kita ketahui bohwa metoda anolitik menupokan suaty metoda yang digunokan untuk menyelesaikan permasalahan atau sistem dengan cara membagi-haginya ke dalam bagian-bagian kecil, untuk dipelajari dalam keadoun ‘terisolosi’, Kemudian menyatukan kembali bagian-bagian tersabut bersama-samo untuk kemudian dapat memberikan gamboran sebagal kesimpulon secara keseluruhon, Berbedo dengan metado analitik, pendekaton ‘systems thinking rmemusotkan perhatian pada bagaimana sesuatu yong dipelajari berinteraksi dengan bagian-bagian lainnya dalom suatu sistem, Ini berarfi bohwa systems thinking mengisolasi coro pandang dari bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih kecil lagi dari sistem yang dlipelajari, Systems thinking bekerja dengan mengembangkan care pandang Untuk menjelaskan sejumloh interaksi yang lebih besor dari suatu isu/ penmasclahan yang sadang dipelojari, Bertambahnya kampeksites don dinamike perubahian telah menyebobkan kite semuo membutuhkan cor’ berpikir loin yang lebih sisternik untuk menyelesaikannya, Oleh karena itu, systems thinkiig mampu memberikan gamboron menyeluruh wolaupun dengan sémakin bertombohnya kampleksitos don dinomike perubahan dunia yong kita hadapl. 2. Tumbuh dan meningkainya kesalingbergantungan dari dunia ini. Dunia kite ini semakin lana manjad) semakin lebih soling terkait, Suoty kejadian yang muncul dan berada jauh dari tempat tinggal kita, secara langsuing maupun tidak langsung, dapat mempengaruhi dan mengganggu stabilitas kehidupan kilo. Timbulnyo benjirdi kota Jakarta, misalnya, temyata, ada Koitannya dengan gundulnya pepohonan yang ode di huten dan di gunung daerah Bogor dan sekitarnye, banyaknya sungal yang mengalir ke koto Jakarta, kendisi geoaratis hampir sebagian koto Jokarta yong berada di bowah permukoon laut serte fidok disiplinnya masyorakatJokarta dalam: membueng sarnpah, Dibomnyo gedung WTC di New York, Amerika Serikal, teriadinyo peristiwa bom di Legian Bali, alou meningkatnya suhw politik yong tarjodi di Timur Tengoh talah menimbulkan dampok pada perekonomian dan politik Indonesia. Adanya tumamen sepak bala piala erope yang digelar boru-bary ini cukup menyita perhatian dari para pencinta, sepak bola di tanah ait, sehinaga berdampak pada kinerfa sebagian pekerja atau keryawan yong ada di Indonesia. Dari contah-conteh tersebut, borangkali akon timbul pertanyaan-pertanyaan berikut: Apa hubungannya oftares banjir di Jakarta dengan hutan yang ade di Bogor? Bagaimana keterkaitan antara hancurnya gedung WTC dan bom di Boli dengan perekonomion Indonesia? Atau keterkaitan antara turnamen sapokbola piolo Eropa dengan produkdivitas pegowai di Indonesia? Tentu soja untuk dopat memahami keterkoitan peristiwa-peristiwa tersebut, kita memedukan coro berpikir baru yang lebih sisternik. Adanya revolusi pemikiran dalam manojemen teori dan praktek, Meskipun kemajuan ilmu pengetahuan dan teknolog! yang terjodi pado sat ini-songa! mengesankan, akan tetapi caro pondang don cara kerja kita samipai okhir obad ke-20 masih songat dipenganuhi oleh pemikitan yang berasal dari obod ke-17, seperti pemikiran Taylor atau Ford yang difokuskan pada struktur pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang. Seperti yang kita ketahui, konsep yang dikembongkan oleh Taylor ini pada dosomya banyak yang serps dengan mode! orgonisasi birokrasi yang dikembangkan oleh Max Weber. Kesomoannya terutama terleick pada onggapan yang digunakan, yal bahwa monusis merupakan makhiuk rasional, fertvang dalam berbagai aturan moupur prosedur rasional dalam cara pengorganisasian (Lubis, 190). Cara pandang seperti itu temyato tidak dapat dipertahankan, sebagai akibat adanyo berbagai isu, ferutoma menyangkut aspek hubungari antor manusia dalam organisasi pada era ontara tahun 1940-an sampai tahun 1970-an. Beberapo pemikiran-pemikiran baru yang beskembang pada periode tersebut datam bidong monajemen ontara loin model dua-faktor, tear X, teori Y, teri 2, dan laintain. Pada tahun 1980-an suaiy paradigma manajemen boru muncul dan berkembong, dikenal dengan Tata! Quality Management (TQM) yang mencaba menantang konsep-konsep wokty Toylordan Ford, Beberapa inti dasar dari kansep TQM adalah antara lair menekonkan pada orientasi terhadlap pelanggan, perboikon terys-menenus, dan partisiposi semua pihok dalam organisasi. Pemikiran manajemen lain juga tumbuh pada tahun 1980-00 yang disebut dengan Business Process Re-engineering (BPR) atau Rekayosa Ulong Bisnis. Meskipun secara mendosar pemikiran tersebut tidak baru, noniun korisep BPR menombahkan dimensi baru pada TQM dengan mermfokuskan perhotian pada perubuhan yang berorientos! proses secora radikal dalam rancangan organises! dan core kerja. Kemudian pada tohun 1990-an, muncul suaty pemikiran baru dalam bidang ranajemen dan kepemimpinan, yong dipeloporl oleh Pater Senge dan teman-temannyo, yoitu Systems Thinking. Gagasannya fersebut kamudian dituangkan dalam bukunya yang cukup ferkenal dengon judul, The Fifth Dicipline: The Art and Practice of the Leaming Organization. Dengan demikian bahwa dapat dikotakan bohwo kemampuan menggunakan systems thinking merupakan salah satu kompetensi monajemen kunci untuk abad 21, . Tarus maningkatnya kesadaran ‘global’, meskipun pengombilan kepulusan masih bersifat lokal. Setiop keputusan atau tindakan yang kifo ombil, terulama menyangkut permasolahan-permesalahan hidup, depot mamiliki konsekuensi yang tidak honyc untuk din kite sendin atau lingkungan sekiterakan tetopi berdampok lebih luas lagi untuk orang lain dalam lingkungen yang lebih luos. Bertambohnyo kesodamn masyaraket dunia untuk menghadapi bahaya honcumys kehidupan:di muke bumi ini okibat pemanoson global terus mengolami peningkatan pada saat ini. Fenomena ini memberikan gambaran, okon adanye kesadaran global. |: Maningkatnya penghargaan terhadap pembelojaran sebagai suatu kunci kemampuan organisosi. Peristiwa-peristiwa yang terjodi pada dua dekade sebelumnya telah memperlihatkan kepada kita bahwa persaingan bisnis bukan lagi merupakan, sebuah pilikan, akan tetapi sudah merupaken sebuah cara bertahan hidup di dunia global (Khalil, 2000), Berdasarkan hos|| kalian mojalah Fortune, peruschaon-perusahaan yang poling berhasil di era 1990-an adalah pensahaon yang dijalankan dengan cora-sora yang disebut organises! pembelajar. Arie De Geus menambahkan bahwa kemampuan untuk belojar cepat, balk perorangun, kelompok moupun organisasi dibandingkan pescingnyo, menjadi sati-sotunyo keunggulan barsaing yong dopat dipertohankan dan bertahan secora terué-menerus (Senge, 1990). Ketike dunia menjadi saling tergantung dan bisnis menjadi lebih kompleks dan dinamis, pekerjaan menjadi lebih dapat ‘dipelajan’, Tidak lagi cukup. seseorang belajar organisasi, dan juga tidak mungkin memperoleh pemohamen dari pimpinan puncak, dan membuat orang lain mengikuti perintah atos ‘strategi besar’. Organisasi yong akan memperaleh keunggulan di masa depan akan menjadi arganisos) yong dapat menemukan bagaimana meminta komitmen orang dan kapasitas belajar poda semua tingkat organisasi. 6. Permasalahan yang muncul tok dapat diselesaikan dengan cara berpikir yong menciptakan masalch tersebut. Perubahan yang terjadi semakin lema semakin kompleks don dinamik. Terdapot banyak situast dimana hubungan sebob dan okibat bersifat tidak terlihet, penganuh tindakan tertentu tidak begity nompak dan juga tindakan tertentu mempunyai okibat jangke pendek yong samo sekali berbeda dengan akibat jangke panjangnya. Disamping ity, perubohan yang kompleks ini mengokibotkan adonya suatu tindokan yang memiliki konsekuensi setempat yong sama sekali berbeda dengan konsekuensinyo di bagian fain dalam suatu sistem yang semo. Dengon demikian, perubahan yang muncul pada saat ini dan di masa mendatang bila tidak dapat kita pahomi dan antisipasi dengan boik dapot berimplikasi serius. Dengan kato lain bohwa sesungguhnyo perubahon tersebut tidaklah berbohaya jika dapat disikopi dengon boik (Sudarsono, 2003). Menurut Peter Druker, “Bohoyo terbesor pada sitvosi turbulensi, bukaniah pedo turbulensi ity sendin, akan tetopi pada perilaky kita yang masih menggunokan pol pikir mose tolu”. Sedongkan menurut Albert Einstein, “masalah-masalah yang kite hodapi soot ini tidak bisa. dipecahkan pado tingkat pemikiran yang telah’ menciplakan ‘masolah-mosolah tersebut”. 1.3 Apa Manfaat yang Didapat dari Systems Thinking? Terdapat beberopo monfoat yang dopat kita dopatkan jika kito gunakan pendekatan systems thinking, seperti yang diajarkan oleh O’Comoar, (1997), yaitu: 1. Kita akan mendapatkan pengaruh atas hidup kite dengan melihat polo yang menggerakkon peristiwa-peristiwa tersebut. Arinya kita okan lebih memiliki kendall ‘atos kehidupon, kesehatan, pekerjoon, keuangan, dan hubungan kita sendin’. Kita dapat memprediks kejadian yorig mungkin ‘akan muncul, sehingga kita dapat mempersiapkannya dibandingkan dengan menjadi tak berdayo di belakang hari. 2. Kita akan mempunyai cora yang lebih elektif dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi, di samping kita akan berpikir lebih strategis. Kita tidak hanya menyelesoikan masalah, akon tetapi kita juga dapat mengubsh pikiran yang merimbulkan mosolah tersebut ke tempat asalnyo. 3. Usaha keras untuk menyélesaikon permasalahan dengan melakuken ‘coba- coba’ akan segera berakhir, atau paling tidak akon dikurangi. Pemecahan suaty mosalah seringkall seperti kita membuka sebuah pinty dengan cara mendobroknya, hanya untuk: menemuken bahwo pinty tersebut akan terbuko, Dengan menggunokan systems thinking kita mencoba menemukan: di mana letak engsel pintu tersebut dan ke arah mana pintu dapat dibuka,, sehinggo honyo dengan dorengan dengan tongan yang kecil sajo ke orah) yarig benar, pintu sudah dapat lifsukia: 4, Systems thinking merupokan desar untuk berpikir dan berkomunikeisi dengon jelos,suatu caro Untuk melthat lebih jauh ke depan. Penjeloson-penjelosan yong nyata dan pode umumnya cara pandang fidok salalu benar Dengon perspeltil yong lebih Iuas dan berbeda, kita dapat melihat dengan pasti ‘ope yang sedong terjadi untuk kemudian kita depat mengambil tindakon, sehinggo kita mengetahul yang paling baik dalam jangka paniong. 5. Systems thinking okon membantu kite untuk melangkoh lebih jauh dibondingkan dengan hanya sekedor menyalahkan orang lain dan diri sendiri. Umumnya perilaku ini menyesatkan untuk orang yang biesanya melokukan yang ferbaik yang dopat mereka lakukan dalam sistem yang ada. Ini adalah siruktursistem, bukan uscho dori orang dalam sistem tersebut yang menentukan hasiinya. Cara untuk mendapatkan pengaruh lebih adalah dengan mengerti struktur sistem. 6. Systems thinking merupakan perangkat penting dalam membantu kito untuk mengelolo diti kita dan orang fain menjadi lebih efeltif. Dalom bisnis, misalnya, systems thinking okon membantu kits memahami kompleksitos dati suatu proses, sehingga kita dapat mengetahui bagaimana untuk meningkatkannyo, Systems thinking juga membantu kelompok dan pengembangan kelompok, karena kelompok dopat bertindok seperti sebuah sistem. Bab Il Pengertian Sistem Sister merupakan sebuah konsep yang lues don abstrak, sehingga borangkeli bagi kito sangat mungkin akan mengalami kesulitan untuk menemukan desar- ‘dosarpemutakatan dori berbagai delinisi tentang sistem. Dalom prakteknya, terminologi sistem telah sangat Ives digunokan oleh berbaga! disiplin ilmu, sehingga muneul berbago! pendopat dalam menalsirsannyo, Sistem dopat digunakan untuk menunjuk suatu kumpulan yong disatukon oleh satu bentuk saling ketergantungan, sehingga menjadi kesatuan yang bulot don terpodu (sister tata surya, ekasistem), Sistem digunakan untuk menyebut alot- alot ota orgon tubuh yong secora keseluruhan secam khusus memberikan ‘andil terhodap berfungsinyo fungsi tubuh tertenty (sistem syoraf). Sistem dapat digunokan untuk menunjuk sekumpulan gagasan yong tersusun, suctu himpunan gogasan, doktrin, prinsip, hukum, dan sebagainya (sistem pemerintahon demokratis, sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia). Sistem dopat juga untuk menunjuk suaty hipotesis atau suatu teori (pendidikan sistematik). Sistem juga menunjuk suatu coro atau metoda (pembelajaran sistem jarak javh). Dan sistem digunakan untuk menunjuk pengertian skemo-atou metode pengaturan orgonisasi olau susunan tertentu. 2.1 Definisi Sistem Secaro ymum sistem didefinisikan sebagai kumpulon bagian-bagion yang saling berinteroksi, berinterelosi dan saling bergantung antar bagian-bagian pembentuknya untuk. mempertahankan keberadaon don fungsinya sebagai keseluruhan dalam rangka mencopai suatu tujuan di dalam lingkungan yang kompleks. Berdasarkan definisi sistem di atas, paling tidak kito dopat mengidentifikasi limo poin penting yong berkaitan dengan sistem, yaitu: 1. Sistem merupakan kumpulan bagian-bagian yang terorganisir. Sistem bukaniah merupakon sual) bagian tunggal, akan tetapi sistem Mmerupakan kumpulan bagian-bagian yang fersusun mengikuti sualy siruktue tertentu, Bagian-bagian sistem dapat berbentuk fisik, seperti: ban, kemudl, mesin, keyboard, monitor, dan printer; mejo, pensil, dapat pula berbentuke abstrok, seperti: informasi, akutulasi bioya, voriabel numerik yang mengukur sesuatu, dan fingkat kepercayaan; motivasi, kinerja ctou pun dapat pula merupakan'keterkaitan cantare keduanyo. 2. Bagian-bagian sistem terkait dan berinteraksi satu sama lain. Svatu sistem baru akan tenwujud jika terjadi interaksi dan soling ketergontungan antar bagion-bagian pembentuknya. Interoksi dan saling ketergantungan di siniokan menghasilkon svatu ikatan ontarbagian dalam sistem, sehingga nantinya akan dihasilkan suaty perilaku tefentu dari sister tersebut yang akon mengarah pada suatu kinerja yang akan mengendolikan: don mengarahken sistem pada suatu tingkot prestosi (kinera) tertentu. 3. Sistem memiliki tujuan bersama. Suiatu sistem mempunyai tujvon yang sangat ferganiung dari dimensi atau sudut mana cara kita memandangnya. Tujuan sisiem, bogaimanapun, merupakon suaty sift sistem sebagai keselurshan dan bukan sifot dari bogian-bagiannya secara sendiri-sendin (lihot pentingnya fujuan): 4, Sistem berada dalam lingkungan yang kompleks. Suoty sistem beroda pada svatu lingkungon tertentu. Lingkungan sistem sango! kompleks don dapat dipandang sebagai segala sesuatu yang tidok menjadi bagian dot sistem (atou beroda di lvarsistem), Suaty sistem dapat mempengaruhi lingkuingonnyo, atou sebaliknya suatu sistem dapat dipengoruhi lingkunganinya. Akon tetopi seringkall lingkungan-sistemlah yong kuat mempengoruhi suatu sister, bukon sebaliknya. Misclnyo suatu organisasi, dimana pade ymurrinya mempunyal lingkungon internal dan Jingkungan eksteral, Lingkungan internal terdiri dari sekelompok orang, saling berubungan atau berinteraks}, mempunyai tujuan, edanyo perolatan kerja, siruktur organisosi, pembagian kerja, don sebagoinya. Sementera lingkungan ekstemal adanya pemasok, pelonggan, pesaing, stokeholders, kebijckan, nilai masyarakat, dan sebogainya yang tidok dapat berctiri ‘sendin. ‘Aninya unsur-unsurlingkungonsecara intemal dan ekstemal tersebutsaling berhubungan. 5. Sistem mempunyai batas ‘Antara sistem dengan lingkungannya dipisahkan oleh botos yang umumnya didefinisikan olely pengguna; peneliti atou pengamat sistem, Batas ini merupokan kesiapor mental atau dapat diistilahkan sebogai mental model (Peter Senge) dalam memandang suatu sistem: Batas’sistem ini menjadi penting bagi seseorang yang sedang mengamati suatu sistem agar pengamatan yong dilakukannya terhadap sistem berada dalam perspektit yong benar (hat botas-batas sistem), Terdopat dua faltor yang mempangonuhi pendefinisian batas lingkungan sister ini, yaitu: (1) foktor relevonsi dan (2) foklorsignifkonsi dari lingkungan feriedop sistem (O’ Conor, 1997). Faletor relevansi berkaiton dengan tujuan mempelajari sistem, sedangken faktor signilikonsi berkaitan dengan tingkot agregas' sistem: Untukdopal mengamat suatu sistem dengan cukup baik, seorang pengguna/peneliti sistem scherusnycifidak menentukan botas sistem terlalu luos, Misalnye memasukkan bagion yong tidak perlu dari sistem yong lebih besar, atau terlalu rinel atau bahkan memasukkon bagian dari sub-sub sistem yang lebih kecil). Gombar2.1,2:2, dan 2,9 merupakan ilustrasi yang mencoba menggambarkan pengertian sistem yang telah dijeloskan di otas. ‘Gambar 2.1 adalah gambar yang memperlihotkan sekumpulan bagian atau variabel yong tidak memiliki hubungan atau kelerkaifan antare: satu dengan yang Isinnya, Wolaypun bagion atau variabel di otos diperlukan dalam sistem, fnlemun belum merupakan suaty keterkaitan dalam sistem. Dengan demikian gambor 2.1 menurut definisi di otos bukon merupakan suatu sistern, Gombor 2.2 adalah gambar yong memperlihatkan sekumpulan bagian atau voriabel. dengan hubungan yang terbatas. Terdapathubungan atau keterkoiton ontar bagian atau voriobel dolam kumpulan bagian tersebut di otas, waloaun dolam jumlah yang terbotas. Gambor 2.2 juga bukan merupakan sistem karana tidak memiliki ciri-ciri suatu sistem seperti yong dijelaskan di atos_ Comber 22, Sekumpivtan Beier atau Verical Hubungon yang Tatoos: Gambor 2.3 merupokan gambar yang memperlihatkan sekympulon bagian ‘tau voriabel yang membentuk sualy sistem karenc memperlihatkan adanya ciri-ciri kumpulan don keterkaitan yang soling memberikan penguaton fersebut diatas. 2.2 Perbedaan Antara Sistem dan Koleksi Solh sotu kunei panting yang harus kita ingat dari suotu sistem adalah bahwo sémua bagion sistem saling berhubungan dan saling ketergontungan otou saling memberi penguaton ontore satu dengan yang loinnya dengan tujuan tertentu, Tanpo odanyo saling keteraantungan atau soling member! penguatan ontar bagion-bagiannya, kita hanya akan mempunyai suatu koleks) atau kumpulon dan bukan merupokan sistem (Kim, 1979; O'Comor, 1997). Perbedaan antare sistem don koleksi atau kumpulan dapat kita lihat pada tobel 2.1. Morilah kifo pikirkan petbedoan antora sebuah keluarge den empat orang ‘sing yang berkumpul di holte bis ketika menunggy bis kota, perbedaan antara sebuch mobil dan kompanen-komponen mobil yong terpisch dan-belum dirakit, atau perbedaan antare tubuh manusia dan organ-ofgan fubuh yanig terpisah- Interaksi bagian-bagian saling berhubungon atau penguatan yang berlungsl saboga’ satu keselurshan ‘Sistern dapat benubiah, bila: dido agian bagianiya yong dkurangi atou ditembahkan. ka suoty sien dipotong menjadi dua bagion, maka fidak oka naindapatkan duc sistem yeing lebih kecil, okon fetop! suotu sisfen yong rusok ‘yang barengkal dak tog berlungst. Sauna baglannya oma! krusial ‘Baglan:-bagkannyo forkalt dan salina bekeriosama Periiaktinya tergantung pada esaluruhan strukturnya; Deaggin ‘Merupakan suaty kum pul beion- agian tanpe adanyo keterkoitan aia hubungon, Sift esonsiolnyd tak okan beruboti, ‘meski edo bagion-bogionrys yang sitambohkan otay dikurang) Jha kita ‘memboat dua koleksi, kta akan mendopalkan dua koleksi yong lebih fel Susunan bagian-tiagian aay potangan- pofongannye tidak relewan; Bagian-bagiannya tak berhubungor), dan berfungs! tarpisah; Perilakunye (jika oda) tak tergantung pide vhunem tau jumtoh bagions abel 2 1 Perdcoan Avtor Ssse dow oleh potengan dalam onggokan tersebut Sambers O'Camon 1997 pisah. Perbedaannya adalah bohwa suatu sistem bukan merupakan jumlah dori bagion-bagiannya, ia merupakan produk dari interaksinya. Sistern mempunyai implikasi bahwa kinerja sistem bergantung pada tingkat kinejo dori bagian-bagian sistem yang dapat cocok berinteraksi secara bersama- sama, tidak bergantung pada tingkat kinerja dori bagian-bagian sistem tersebut dilaksanakannya secora individual. Jadi, suatu sistem yang terdiri dari bogian- bogian don bekerja secara sendiri-sendiri dapat menunjykkan kinerja terbalk, nomun tidak otomatis secara keseluruhan akan menghasilkan kinerja terbaik. Sebagai contoh para pemain olah rage yong ferbalk atau orang-orang paling pandai dikumputkan bersama-sarna untuk membentuksuatu tir, belurn fentu akan menghasilkan tim dengan kinerja terbaik. Ata ssorang pemimpin suatu organisasi besor dengan bidang kerja fertentu berhasil menjolankan orgonisasinya dengan baik, tidak berorti secara ofomatis pemimpin tersebut juga akan dapat memimpin suaty organisasi dengan bidang kerja yang semakin banyak atau semakin kampleks. Scat teh aadiscn oe eriaos e w ‘Bob It Pengerion Siar 2.3 Cara Mendeskripsikan Sistern Bagoimane coranya agar kita dapat mendeskripsikan suatu sistem? Pada dosamya segala sesuatu dopat kite golongkan dan kita definisikan sebagai sebuah sistem (Horaldsson, 2000). Salah satu.cara yong dopat dilakukan vintuk mendeskripsikan sebuah sistem odalch dengon meninjou ulang sesuaty yang lebih teknikal sifatnya, sebingaa kilo dopot dengan mudah menguruikerninya. Berkut odalat: beberopa contoh pendeskripsion sistem. 1, Sistem sepeda Sebuah sepedo dapat kita anagop sebogal sUatu sistem otau suatu kaselutuhon dimana fungsi-fungsinya bergantuna pada interaksi bagian- bogianiiya. Dalam hal ini, rangka sepeda, rantoi, coda, kemudi, rem, dan lain-lainnya merupokon bagian-bagian dari sepeda. Dalora kondisi lerisolasi, bagian-bagian dari sepedo tersebut tidok pemoh dopat kita kenali sebagal sebuah sepeda, sebob fungsi sepeda bukan merupakan lempelan dari bagian-bagiannya, okon tetapi ditempelkan ateu dikaitkan dalam interaksi antarea semua bagian-bagiannya yang seling memberikan dukungan. Jika sesecrang yang belum pernah melihat sebuah sepeda, kemudian dia melihat sepeda yang lergeletok di atas tanah, barangkali dia tidak okan pernoh menganggap bendo tersebut sebagai sebuoh sepedo, akan tetapidia akan menganggopiya sebagai svoty kumpulan logam yang dilas'secare bersorma-soma, Hanya jiko kemudion dia melihat cde saseorang yang mengendarat sebuah sepeda, make dio okan mamperoleh pemahaman furigsi dori ‘kurmpulan logam yong dilos don digabung secora bersama-samo" tersebut don menghubungken penggunaonnya dolam konteks yang lebih luas sebagai alat ongkut atew kesenongen atau yong lainnya, Sebagai hasilnya kita hanya dapat memahomi perilaku sepede jika kita melihat seséorang mengendaraj sepeda tersebut. Apa yang penting dari ospek inj adalah si pengendora sepedo. Tonpa si pengendora sepeda, periloku ‘sistem sepeda’ tidak akon ferlihat. Se a east elk pag nl ne Bab Fongortion Sinker otis ie Gambor 2.4 Sepeda sebago:sebuah stare Perio Sitom Sepeds ‘Nenypakon ies Seoela dengan Peengendacaryo Kila sekerang sudah membuat pembedaan antara bogian dan keseluruhan, Bogian-bagion, yang kita analisis dolom suatu sistem, merupakon komponen-komponen fisik dori sepedo itu sendiri, dan keseluruhan merupakan inferaksi dari bagion-bagian dan perilaku sapada sebagai sebuah unit fungsional. Sistem hutan Sitat-sifat suatu sistem huton, misalnya, tidak dopat kite onalisis hanyo dengan cara melihainya dari satu pohon. Faktor-faktor loin seperti iklim, binatong-binatong yong oda di hutan, lohan don topagrofi, dan lain-lain adalch komponen-komponen lain yong merupakan karakterisik dari suotu hutan. Komponen-komponen tersebut tidak dopot dengon mudch diabaikan dan dikeluarkon begity saja, jika kita ingin memahami suoty hutan sebagai suaty keseluruhan, Bila kita cermati lebih dalam, memong sebvah pohon itu sendiri menypakan sebuah sistem yong menerimo mokanan, air dan memperukarkan gos- gos, seperti ©, dan CO,,. Suatu pohon yang berdiri senditian ckan rudah tumbong akibat diterpo angin badai dan hujan. Akan tetopi jika pohon tersebut tumbuh secara bersama-sama di dalom suatu hutan, maka ia ‘akan mengubah evolusi dari topagrafi, lahan, dan iklim mikro dan bahkan secaro makro. Uraian di atas merupakan perilaku sistem hulan. Suotu hutan itu sendiri juga mempunyal berbagai jenis penghuni yang berjalan ‘atas kondisi yang dibuat oleh huton, dan kondis\ ini secara bersoma-sama secora keseluruhan dibuat dari bagian-bagian tersebut (pchon:pehon dan sebagainya), ‘Ser Prana Ppecituny Fpmncor yoy Kempe dn mn Bob [1 Portia Stem Pohon sebogal sebuoh sistem eine Sojumtah’besar pohon membenfuk suatu sistem, ‘Sebogo! Sobvah Seer yong kite rromakan hutan 3. Sistem masyarakat Mengilustrasikan sistem masyorakat sama halnye dengan hutan. Orang- orang terdiri_sebogai individu-induvidu yang secara bersamna-soma membentuk suatu masyorakat dan semuanys biasanya terspesialisasi. Jika masing-mosing dori kita berdirl-sendiri sabagal individu-individu, make kite okon mudah haneut, sebob kapasitas untuk bertahan sangat terbatos. Akan tetapi jiko kita berada di dalam: suoty kelompok, kite dapot mengkhususkon den mempunyal fungsi ferfentu yong secora bersama- sama akon bermentaat bagi kelompok sebagai keseluruhon dan perorangan. Sekelompok pelaut, misalnya adaloh suatu contoh individu- individu yang mempunyai funasi-fungsi tertentu ketike berada diatas sebuah perahu. Secora bersama:samo mereka okon mendapatkan lebih banyok hal doripada jiko mereka hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak terkoordinir:, Meraka bekerjo soma menuju'suatu monfoat yong dicopoi oleh perusahaan mereka {berlayor manuju ke suotu tujuan) 4, Sistem kota Sistem kota dapot dipandong sebagai suotu sistem besor yang mempunyai tujuannyo untuk menyediakan pekerjaan, perumahon dan berbogai aktivitas sosial lainnyo untuk memenuhi kebutuhan barong publik bagi penduduknya, Setiap orong mempunyoi pekerjaan khusus dan fungsinya masing-mosing SYSTEMS THINKING Satu feodetinon Auras Pemausichon ny Karaka dan Dewar Bob Fengerin Siem Keulyihon sidan sebog sirable Bel dom aemenens : ai = =5 —> di dalam masyarakat, akan tetapi secara bersamo-sama semuanya benusaha untuk meningketkan kualitas toraf hidup semua individu, 2.4 Klasifikasi Sister Sistem dapat diklasifikasikan dengan berbagoi care, dianteranya: (1) klasifikesi sistem dipandang dari odanyo ketergantungan terhadap lingkungan baik dalom sistem terbuka-maupun sistem tertutup), (2) klosifikasi sistem dipandang dor kejodiannya baik dalam sistem alamioh moupun dalam sistem buatan, (3) Klasifikasi sistem dipandong dari coro adaptasinya terhadap lingkungan dalam sistem stafis dolom sistem dinamis, serta (4) Klosifikesi sistem berdasorkan desainnya dolorn sistem fisik, sistem sosial, dan sistem abstrak (Simatupang, 1990; Wilson, 1984; Blanchard,et. al, 1990), 1. Sistem Terbuka Sistem terbuka mempunyai sifat olami dan pada umumnya berinteraks! dengan lingkungannya untuk mempertukarkan energi, materi, dan informosi dolam rangko untuk mempertahankan keberodaonya. Contohnya adalah dalam kehidupan manuisia tidak terlepas dari kehidupan lingkungannya: manusia dengan organisasi, manusia dengon alam. Keduanya merupdkon sistem terbuka karena masing-masing harus berinteraksi dengan a SYSTEMS THINKING “ats aden Pernecahan fermatalahan yy Hampleke tan Br ‘Bob Reocenon Sisters 4 lingkungonnyo dolom rongke memperiahonkon hidupnyo otou keberodoannya. Sistem Tertutup Siéiein tertutup adalah ‘sistem yang tidak pety odanye interaksi dengon lingkungarinyo dalam rangko mempertohankan hidupnyd tov keberadaannya. Contehnya adalah ofom, molekul, dan sistem mekanik. Sistem Alamiah Sistem alamioh merupokon sistem yang telah terbentuk dengan senditinyo. Contohnyo adalah sistem biologi dan sistem alom semesto, Sistem Buatan Sistem buatan merupakon sistem yang dibyat dan dikendalikan’ oleh manusio untuk tujuan tertentu, Contohnya adalah sistem ekonomi, sistem paiitik, dan sistern mekanik. Sistem Abstrak Sistem abstrak merupakan suatu susunan yang terol dori gogasan alau konseps! yang saling bergantung sat sama lain. Contohnya edalah matematika, bahoss, dan filsafat, Sistem Fisik Sistem fisik merupekan kumpulon elemen-alemen yang beroperasi secora betsarna-sdma untuk mencapo} tuluonnya. Contohnya adalah jembatan, komputer, dan mobil. Sistem Statis Sistem statis merupakan sistem yang memiliki atvibul-atribut dalom keadoan: seimbang. Adanya sucty gangguan pade sistem, misalnya dengan memberikon nilai baru pada salch satu otribut sistem, make sistem-akan rhencapai suatu keseimbagan bary dengan nilal yang bory pula. ia pias facie loaneie voy (ng as pe Bab M Pergstion Sin 8. Sistem Dinamik Sistem dinamis menunjukkan perubahan setiap saot akibat aktivitas- oktivitasnya. Perubahan-perubahan yang terjodi dalam sister dopot diturunkan sebagai tungsi waktu: A 2.5 Pentingnya Tujuan Solah satu kunci penting untuk memohami sistem adalah dengan mengetahvi fujuannya, balk sebago! suatu entitas yang terpisah maupun dolam keitonnya dengan sistem yang lebih besor tempot sistem tersebut berada (Kim, 1999), Dalom sistem yang dibyot manusia (atau sistem-sistem mekanik), tujuan yang diinginkan biosanya terungkap secara jelas dan lebih rasional, paling tidak pada awal pembuatannya, Tujuan dibuatnya mesin cuci, misalnya, adalah untuk mencuci pakaian. Namun dolom prokteknya mungkin sajo ade yang menggunakan mesin cuci fersebut untuk keperluan lain selain mencuci pakaion, Dalam hal int mesin cuci memang dirancong sebagai suatu sistem, sehingga seluruh bagiannya dapat bekerja sama untuk mencapai tujuantersebut dengan seefektif mungkin. Dalam sistem mekonik, tujuan bicsanye ‘sudch dinyataken secara jelas sejak dori perancongon ewal’, don bogaimone pun juga. tujyon tersebut tidek akan berubah dengan berubohnya waktu. Sebuoh mobil, misalnya, dirancang untuk memindahkan barang atau orang dari suotu tempat ke tempat loin, don akon terus beroperasi dengan tujuan tersebut; Kita tidak okon pemah menemukan suaty keadoon dimand ketike kita bangun tidur pada suaty pagi hari, tujuan mobil kita ternyate telah berubah menjadi sebuah pematong rumput. Berbede dengan sistem mekanik, sistem hidup, dalam hal ini sistem alam, secara ferus-meneris akan berkembang dan mempunyai kapasitos untuk mengubah tujvannyo, bok secara sementaro maupun permanen. Solah soty SYSTEMS THINKING Serta Fondo Hemacahon Rermaicishor yory Komal dn Tino asumsi dosar yong dibuat orang tentang binatong, misolnya, seekor binatang dopat terus hidup kareno ta mempunyal atau digerakkon oleh noluri untuk telap dopot mempertohonkon hidupnya dan berkembang biok. Ketika kita mencoba untuk memahaminya lebih dalam lagi, para chli menemukan bahwo pada kenyatannya binatong-binatang tersebut dolom mengatur perilakunya mempunyai tujuan-tujuan yang lebih kompleks dari yang kita duga sebelumnys. Sistem alam dan sistem sosial lebih sulit fagi untuk kita pahami dibandingkan dengan sistem mekonik korena kite tidak pemnah mengetohul secora post tentang fujuan tou rancangan dari kedua sistem tersebut. Sebagai akibat dari kelidakimampuan kita untuk mengetahui ketepaton ujuan dan rancangan sistem= sistem tersebut, kita cenderung untuk melakukan berbagai tindakan poda sistem- sister tersebut dengan tonpa disetal pemahaman yang sungguh-sungguh. Pemohaman yang diperlukan dalam sisiem alam don sistern sosial adalah pengaruh dari tindakan-tindokan yong kita lokukon: terhadop sistem-sistem tersebut. Dengan demikian, kapon pun kita berfindak terhadop sistem-sistem tersebut kita akan setolu menghodopi resiko ckan hancumya sistem-sistern jersebut, Disamping kareno ketidakiohuon kita ata pemohaman kita yang sedikittentang sistem sosio! don sistem alam, moka seringkali kita masih menolak untuk manunjukkan dan mengkaitkan beberope atribut tujuan yang berhubungan, dengon sistem-sistem fersebut. Kite bahkan cenderung untuk memoaksakan suotu 1ujUan lertenty pada-sistemsistem tersabut. Kemudian kita berperiioku terhadop sistem-sistem tersebut dengan svatv-cara terfenty bahwe kito ‘kansisten’ dengon fujuan sistem-sistem tersebut. SYSTEMS THINKING ‘SuntsPoneate Retin Fimasaiton yay Kann ds Osi ‘Bab Ferpartian Sinn 2.6 Emergence dan Hirarki 1 2. Emergence Sistem Sistam mempunyai emergent properties yang tidak ditemukan dalam sifat bagion-bagiannya. Sifat emergent merupakan karokteristik dari sistem sebagai keseluryhan dan baru okan muncu! ketike sistern tersetsut bekero. Dengan kate lain bahwa periloku sistem tidak dapat diprediksikan dengan berdasar hanya pads perilaky bagian-bagiannyo. Sebagai contah odalah kita tidek okon pernoh mendapatkan sifat kebasahan (wetness) dari atom hidragen dan oksigen jika kita mempelajori don mengamatinya dalarn keadoan terisolasi secare terpisch antara satu same lain. Silat kebasahan dori atom hidrogen don oksigen baru akan muncul. Hal ini merupeken sifat emergent ketike terjadi interoksi tertentu dalam bentuk malekul yang dinamokan dengan ait. Kit baru dapat menyimak atau menikmati cerita film kartun Mickey Mause jika kita memutar gulungan negatif film tersebut, berbeda dengan [ike kita omati gambar negatif film tersebut satu-persatu. Hirarki Sistem Sistem memilki hirarkl yang lerdiri dart sub-sub sistem’ pembentuknyo, don pade saat yang sama sistem juge merupokan bagian sistem lain yang lebih besor (supro sistem). Setiop sistem yang songal kecil sekalj pun memipunyai elemen-elemen yang terdiri dor! sub-sub sister, Sub sistem ini mempunyai peronan yang lebih Khusus dan tempering! jiko dibondingkan dengan sistem di atasnya. Del sub-sub sistem penyusun inlloh terbentuk korokteristik sistem yong lengkap. Dalam suatu hirark, emergent properties menunjukkain tingkotan-tingkatan, Perbedaon antara sistern don sub-sub sistemnya sangat subjekiif, kerena kerangka ecudnnya yang fepat bergantung poda situasi ataiy kendisi terfentu. Sebagal contoh adolah planet bum! dapat diliat sebagai sebuah Sistem. la mempunyoi sub-sub sistem, seperti lautan, bulan, den loin-lain, dan jugo merupakan bagian sistem tata surya, galoksi, bahkan alam semesta. Contoh lain adalah tubuh kite. Tubuh kifo ferdiri dari sub-sub SYSTEMS THINKING ‘ira Heidel Pinca Pormaeibioe vara Kamps da Din sistem), seperti pencemnaan, peredaran darah, jantung, dan lain-lain, dan juga merupakan bagian dad sistem yang lebih besay, lingkungan tempat kite tinggal. 2.7 Sistern Sederhana dan Sistem Kompleks Kompleksitas suatu sistem lebih bonyok ditentukan oleh banyaknya unsur ofou bagion aiou komponen yang ada dolam sistem. Unsur otou bagion atau komiponen tersebut juga saling teckoit dan soling. penqaruh-mnempengeruhi ontara bagian-bagian pembentuknya, Oleh karene itu, komplaksitos suotu sistem ditentuken oleh baryaknya bagion/komponen yong saling berkaiton dan soling berpengaruh satu dengan yang loinnya. Terdopat due cara yang sangal berbeda dalam memanclang sesuatu yang dopat dikatakan karnipleks, yaitu (1) Komapleksitos rinci (detail complexity) dan (2) kompleksitos dinamik (dynamic complexity) 1. Komplelsitas rind Kottke kita herpikir bahwa sesuatu Hur adoloh kompleks, maka biosorya kita akan berpikir baba sesuatu fersebut mempunyai banyak bagian yang berbedo. Banyaknnya bagion yang berbeda tersebul juga mempuryaljumlah kombinasi yang harus dipertimbangkan datam pembuaton sebuah Keputusan: Inifah yang dinamakan kompleksiias ric). Sebagal contoh svalu permainan puzzle yong mempunyai 1000 bagion yong berbedo. Kite melihot permainan puzzle tersebut sebagai kompleksitas rinci. Untuk dopat menggobungken keselunihan bagian puzale tersebut kemball, kita biosonya mencoba mencari syatu care terlenty, sehinggo proses penyusuntan kembati puzzle tersebut menjadi lebih mudah (O’ Coton, 1997). EAI cet ence reioali p ys x i ‘Bob Penpeion Sister 2. Kompleksitas dinamik Tipe kompleksitos yang lain adalah kompleksitas dinamik. Hal ini ferjadi ketike antara bagian-bagian suotu sistem dapat berhubungan dengan bagion-bogian yang loinnya. Dolan banyak cara yang berbede masing- masing bagian mempunyoi banyak kemungkinan keadaan yang berbede, Hol ini menyebobkan sejumish bagian dapat dikombinasikan dalom banyak cara yang berbedo. Dengan kata lain, kompleksitas dinamik dapat dicrikan sebago’ keberadaan sejumlah besar kemungkinon adonya hubungan onter bogion koreno masing-masing bagian mungkin mempunyai sejumlah keodoan yang berbeda, Kempleksitas dinamik dapat muncul behkan dalam sistem sederhona dengan kompleksitas kombinosi yang rendah (Stermon, 2000). Sebagal contoh adalah permainan catur. Permainan catur merupokan suoty permainan dengan kompleksitas dinamis (suatu permginon yong melibatkan berbagai strategi). Kapan pun kita menggerakkan buh ectur dalam berbagai posisi buah catug, moke kita akan mengubah secora keseluruban keterkoitan antor buah-buah catur, 2.8 Stabilitas dan Pengungkit Stobilitas suatu sistem sangat bergantung pada banyak faktor, termasuk dalam hal ini adolah ukuran, jenis, jumich dan varios sub sistem yang ada di dalam sistem tersebut serta derajai hubungan antar sub sistemnya (O'Comor, 1997). ‘Suotu sistem yang kompleks tidaklah horus selaly merupakan sistem yong tidak stabil, Banyak sistem kompleks merupakan sistem yang stabil. Dengan demikian sistem tersebut cenderung menolak untuk berubah. Sebagai contoh, partai- partai palit yang berbeda dapat memperoleh kekuasaan atoy berkuasa dolor suaty pemerintahan tanpa harus melewati suatu sistem demokrasi yong menyeluruh (pertilihon urium), dengan cara melakukon kudeta. Suaty keluargo bisa soja akan toleran terhadap perbedaan pendapat dan kefidoselujuan dori ‘onggoto-onggole keluarganye tanpa menyebabkan terjadinya perpecahan di SYSTEMS THINKING Soumy Sendehotn Feomacahan Pench’ yng Keer on an dolom keluorge tersebut. Ataw suatu bisnis masih akan tetap berfungsi bahkan. ketika terdopat kebijakan yang tidak disetujui oleh departemen yang berbeda, Gontoh fain adalah tubuh-kita: Wolaupun.ade-bagian tubuh kita yang sakit, kito masih dapat mefakukan beberapa aktivitas: Dalam hal ini, stabilitas menjadi sangat penting, karena tonpa adanya stabilitos, make kesehotan kita ckan berlluktuasi dengan cepat. Suaty bisnis akan hancur bila banyak terdapat katidoksetujuon.Setiap ketidaksetujuan atau perbedaan pendapot yang terjadt ‘akon mengancom persahabotan kite, Keseluruhon dori stabilitos yang telah disebutkan di atas merupakon aspek positif, dan fentu sje harus dibayar mahal dengon suatu ongkos ferfenty. Dengan demikion, dalam hal ini, ongkos atau biaya depo! merupoken suatu kekuatan perlewanan untuk beruboh. Portai-partai politik pemenang, misalnyo, akon terus berjuang bersoma-soma dengon paro pegowal pemerintohnya untuk tetap dopa! mempertahankon dan mengendalikan pemerintchannya. Sementara itu, para pembaharu atau oposisi oken selalu berusaho untuk telop melokukon serongkaian pengowasan dan kontrol terhodap kebijakon-kebijakan yang dijolonkan oleh partai polltik pemenang tersebul, Suatu keluerga mungkin tidak lagi merase bahagia, akan tetopi mereka okan tetap berusaha untuk tinggol bersamo dolam rangka mempertchonkan keutuhon keluargonyo: Praklek-praktek yong diterapkan terhadop bisnis boru, seperti penerapan teknolagi intormasi atou atomiasi, biasanya menimbulkan penolakan dori sebagian besor orang-orang yong menjolankannya kateno umumnya mereka akan lebih merdisti myaman dengan ear lame yarig mereka lekuken. Hal ini bukan karena mereka mejadi sulit berubah, okan tetapi lebih disebabkan oleh sistem tempat mereko beroda pode seat ini, Kapa pun kite memibuot perubchan pada suatu sistem kompleks suatu bisnis, keluargo atau core kita melokukan sesuaty biasanyo terdopat sualu perawanan dan penolakan (resistens!) olou diawali oleh suaty perlawanon. Kita tidak dapat mempunyal stabilitas tanpa perlawanan karena mereka seperti dud sisi yang soma dalam satu mata vang. Soaks fond: Marecuty Hormacche aie) Karke ew Datars Dolom melokukan perubahan, para pembohary (kaum reformis) seringkali membuat kesalohan. Dalam bisnis, misalnye, mereka umumnya akon ferus- menerusmelokukon gebyakan-gebrakan dolom berbisnis sampai pada akhimya mereka akan kehabisan energi korena mareko telah menghabiskon daya pegas sistemnya sompai pada suatu titik terendoh don nantinya justru ckan merusok semuaryo. Ketika suatu sistam beruboh, sistem ésndarung untuk melakukannyes relatif cepat dan seringkolisangat drostis, Sebagai contoh adalah proses reformas! yong terjadi di Indonesio tahun 1998; Proses demokratisasi yong selarna hampir tiga dekade ‘terkekang’, dopat beruboh sangat drastis dan menjadi kebebasan yang sebebos-bebasnya, bahkan cenderung kebablasan pada soat proses reformasi teriadi. Ketik tekanan untuk beruboh sudah tertanam dalam suaty sistem, hal ini ‘akan muncul dan meledak secara tibo-tibo seperti meletusnya sebuah balon Suatu sistem mempunyai suaty-ambang batas dimana sistem tersebut depot secara tibo-fiba berubah atau hancur, Jike-suatu sistem telah berada podo berbagai tekanan yang kuat, maka hanyo dengan suotu sentuhan atou pemicu kecil soja, sistem fersebut ckan beruboh atau hancur: Dengan demikian, jika kita meletakkan suatu sistem berada'di bowah tekanan yong cukup kat untuk woktu yong cukup lama, mako sistem tersebut okan dapat tiba-tiba menjadi kolaps afow haneur, Dalam kerangka pemikiran sistem, ‘svat tindakan kecil yang betul-betul terfokus dan tepat dopat menghasilkan peningkatan yang signifikan jika diterapkan pado tempat yang tepat dikenal dengan prinsip pengungkit. 2.9 Pengaruh Samping Tanpa kita sadari ada satu konsekvensi lain dari keterkaiton antor bagion dalam suatu sistem. Ketika kita mengubah saty bagian sistem untuk mendapatkon kondisi yong diinginkan seringkali pengaruh samping akan muncul bersomoan SYSTEMS THINKING Sra Podaiion Feeecchn Fermenclchar oo teva) Dire dengan kondisitersebut, Oleh karena ity, ketika kite berinteraksi dengan sistem kita tidak akon pemah melakukan hanya'saty hal karee akon ada pengaruh samping yong setingkoll muncul don tidak kita prediksl sabelummya. Sebogal contoh odalah penggunean cbal-cbaton medik untuk mengabati suatu penyakit seringkali menimbulkan efek lain, Atou contoh lain odoleh pambangunan sualu industri di suaty kawasan terlentu seringkall menimbulkan dampoksosiol yang setingkali tidak terdugo sebelumnya. 2.10 Batas-Batas Sistem Semua sistem didefinisikan oleh batos-batasnyaa. Agar kito dapat memahamni suatu sistem dengan baik, disomping kita horus mengetahui tujuan dar sistem tersebut, kita perlu memahomi bogaimane sisiem berperilaku dan apa yang menjadi sifat-sifatnya, Suaty sistemn biesanyo dibotasi oleh odanyo aliran masuk (inflow) dan aliron keluor (outflow) dari energi tertenty, Apa yang Seringkali membuot sulit bagi kita dolom melihat suaty sistem adalah bogaimana untuk melihat polo yong membatasi sistem. Sebogai contoh adalah bagaimena menentukon dimana letak batas antara hutan dan padang rumput yong luas tau bates ontora desa dan perkotaan, Ideoiogi dasi sistem yang dinamik adalch bahwa semua periioky dari suaty sistem merupokon suaty konsekuensi dari strukturnys. Struktur suaty sister dapat menentukan keberhasilan dan kegagalannya. Ketika kita mencoba untuk memecohkan suatu permasalahan sistem, apakah kita telah tepat menentukon batas-batosnya otau kita harus memperluas botas-baias sistem kita, Tenty soja kite tidak bisa memecahkan semua permasalahan yang ada dalam pengamatan kilo. Hal ini disebabkan karena suaty sistem selalu berada di dalam svat sistem lebih besar dan mempunyai sub-sub sistemnya sendiri, Sebagai contch svat perusahaan mungkin mengalomi berbagai kesulitan yang secara intemol bukan berasal dan kebijakannya sendiri, okan tetap! dari peraturan pemerintah atau ekonomi makro. Su Feeeshana Piescohar Freaaichon yang Sarva Hiroe ‘Bob I Aéegaition Sintem Sebuah mobil, misalnya; dapat dianggap sebagai suaty sistem yang mempunyai fungsi khusus. Komponen:komponen olou bogian-bagian yong odo di dalam ‘sistem mobil’ adaloh sistem mesin, gearbox, kemudi, ban, Komponen elektrik dan loin tain. Ape yang kita anggop sebuah ‘mabil’ merupakan penjumlahon dori fungsi-fungsi don interaksi-interaksi antore sernua komponen-komponennya yang oda di dalam mobil, Mobil mempertahankan fungsinya melalui proses umpan bolik dori samue komponen yang difempatkannya. Kita mengetohui bahwa ban harus ditempotkon di bowah mobil dan bukan di atas mobil, dan ban mobil yang diperlukan harus berbentuk lingkaran bukan bujur sengkar ogar beroperosi dengan baik. Kite juga mengetohut bohwa mobil tidak akon dapat beroperasi dengan baik jike kita menyingkirkan sebagian dori komponennya. Hal ini kita ketahui sebab kita mempunyai pemahaman yong baik bogaimana mobil berperilaku sebagai sistem ketike kilo mengemudinya. Bukan koreno kita memahomi dengon rinci bagaimana mobil ity dibuat, akan tetopi bogeimana perilaky sisternya. Batcson-batasan sistem untuk ‘sistem mobil!’ mungkin merupakan struktur fisik yong berkenoan dengan semua komponennya (mesin, tempat bahan bakar, boterei, dan lain-lain) atau secara sederhana adalah ‘mobil’. Bagoimane mungkin kita dapat yakin bohwa hal tersebul merupakan definisi dari sistem mobil? Sotu cara untuk melihainya adalah dengan mengomati apa yeng masuk dan keluer darisistem, Untuk contoh mobil, kita mengetahui bahwa mobil secora sederhano bergantung pada bahan bokar, minyak dan udaro. la mengubah material tersebut melalvi sistemnya untuk menghasilkan gas-gos buang dan tenaga gerok. Apa yang penting untuk kita cotot di sini adalah bahwa ‘sistem mobil’ bukoniah bergantung pada bahon bakor atau minyak yong secore nyote berasal dari satu daerah tertentu, atau dibatasi untuk mengeluarken gas buangnyo pade svaty lokasi atau woktu tertentu. Aspek ini tideklah penting, mobil dapat bergerak dengan sangot baik sepanjang kriteria fungsionalnya (proses umpon bolik}, bohan bakar, udara dan minyoknya dapat dipenuhi, Sonu heaton ech taenaackshon yor Rampoks dnt Caine n ‘Bob! Fengerion Siem Kita biso memperluas batesan-batoson sistern untuk menyertokan bohon bakor don polusi udero, akon tetapi kita akan meningkatkan tingkaton sistem kita, dain ‘sistem mobil’ okon menjadi satu variobel (sub sistem) dari bonyok sister yang ade di dolam suatu sistem yang lebih besar. Suatu sistem (jiko dipertimbangkan) bisa dikatokan sebagai ‘sistem bohan baker fosil atau ‘sistem polusi Udare’, ckan tetapi semuanya Ini adalah definisi yang kito tetapkan ketika mengamati suatu dspek realites tertentu, Dengan care yong sama kite bisa menurunkan batoson-batason sistem kita dan memutuskan untuk menganalisis lebih lonjut, contohnya boterei di delam mobil. Bétere} odoloh suotu sub sistem dari ‘sister mobil’ dan dapat juga digamberkan dan dinyatakan‘oleh botas-botosnya, Vorabel-vatiabelnya dapat berupe cir accu, élektroda tembaga, wadahnye dan lain lain. ‘Sistem baterei” dinyotakon oleh produksi listriknya, dan seperti mobil, ia betunasi dengan sempurna jika ukurein-ukyron dosartertentu dapat dipenuhi (misalnya banyaknyes gir'eccy dolam baterei, dan Ioin-lain) Kelika kita menggambarken dan membatasi suaty sistem, kita mernerlukan pemohemon perlaku dosamya, memahamiapa yang sedang masukdon kelusr dari sistem. Kemudian kita perlu mendefinisikan tingkoton sistem yang sedorig kita omati, apakah ado pada skalo molekularotay pada skola global? ‘Apakah sistem yang saya omati bergerak diantara tingkaton sistem berbeda?! Adalah penting untuk memahami kompleksitos dinomik don bukan kompleksitos finci, seperti yang teloh dijelaskan sebelumnyo. Ketika kita membangun model mental kita dan mendefinisikan sistem kita, kito pedu menyadori akon tingkatan rine). Dalam hal ini generalisasi seringkali merupokan kunci urituk memahami sistem kompleks, Pemahaman kita tenteng suaty sistem podo owalnya akon meningkat seiring dengan meningkatnya jumiah faktor-faktor (variabel} yang difamibahkan ke dalam sistem yong sedang kito amoti, Akon tetopi ketiko kita terus menambehkan variabel-veriabel lain di dalam model mental kito, moko pemahoman kila tentang sistem tersebut justry akan berkyrang, Hal ini terjadi a PN eedeienemmisartine Romblabavon kareno kemampuan kilo untuk menyerap dinamika sistem secara keseluruhan dari sualy permasalahan yang sedong diamati akan menjod! lebth lemoh dan lebih lemah lagi ketika lebih bonyak lagi variabel kita tambahkan. Grofik hubungan antara pemahaman dan kompleksitas sistem dopa! dilthal pade gombar 2.7. Ketika kilo menciptakan model-model mental, kita tidek bermoksud untuk menongkap reolitas secara keseluruhan dalam satu model, Beberapa model bise jadi same tumitaya seperti kondis\ nyatanyo. Apo yong ingin kita lokukan di sini adalah untuk memetakan bagion dari realitos tersebut sedemikion tupa sehingga io dapat memberi kita suatu pemohaman dosor dori suatu isu kompleks. Deri gambar 2.7 dapat kite lihal bahwo pada satu fifik terfenty kita donatmenghosilkan pemahoman yang paling tinggi dari suatu sistem sebonding dengan kompleksitasaya. Ini mertipakan suatu kendisi di mana tingketlan rinci sehorusnya tidak ditambohkon lebih banyak lagi dalam sistem tersebul. Sebagai contoh ketike kita sedang berusaha untuk memohomi polusi udara akibat pembuangen gas mobil di dalam suatu sistem kota besar, kita tidak perly memosukkon variobel mesin mobil untuk memperluos lebih rinci lagi pemohoman kita tentang polusi udara tersebut, koreno hal ini honya akan menambohken kompleksitos rinel yang tok peru don akon memperlemah’ pemahomon perilaku sistem tersebut. Bobs Pgection Sater Gombar 2.8 Sl Sistem, Tingketory ‘Sistem, don Batasan Sistem Gambor 2.8 adalah contoh bagaimanc keterkaiten antara sistem, tingkatan sistem, dan botosan sistem. Suatu kota besar merupakan suaty sisiem skalo besar yang mengubah sumber daya dan energi menjadi samipah dan produk melalui interaksi kompleks dari voriabel-variabel yang ado di dalam kota besar. Ekonomi, organisasi sosial, infrastruktur, mobil dan manusia-manusionya adalah semuo:contoh komponen-komponen yang saling berinteraksi di dalam sistem perkotcan. Batas-batas: sistem untuk sistem petkotaan adalah kurang jelas dibandingkan dengan sistem baterel mobil atau sistem mobil korena kota besar dapat berisi banyak sub sistem yang didasarkan pada sub-sub sistem di bawahnya don seterusnyo, Sesuaty yong lebih ymum diperlukon dalam sistem- sistern yang lebih besor seperti untuk suatu kota besar. Secora elementer, jika ditinjou dori suatu perspekfit seorang chi fistka misalnya, suatu sistem perkotoan tersebut dapat dibatosi dan didefinisikan sebagai suatu titik geografi di mona sumber daya dapat dikonversi ka dalam bentuk energi dan sampah. Sebuah mobil merupakon suatu sistem yang disusun oleh berbagai komponen, seperti: mesin, gearbox, baterei, ban dan lain lain. Batas sistem mobil dapat a SYSTEMS THINKING Sonia Predeonon Remecaban Remauniohon vm) Howes sar Dare digombarkan oleh Ukutan fisiknyo dan interaksiontar komponen-komponennya. Produksi tenage gerok odalah perilaku sistem mobil dan io berada dalam keseimbangon jika material yang diperlukan cukup untuk mempertahankannya (dalam hal ini bensin, udoro, oli, dan lain-lain). Suotu boterei mobil merypokan suatu sistem, dilingkupi oleh selubungnye dan komponen-komponen cir, timbal, temboga, asam, besi, dan lain loin, yang menghosilkan arus listrik melalui interoksi. Pengoliran arus lisirik edaloh perilaku sistem baterel, Sistem berodo dalom keseimbangon jika material yang dipertukan don jasa pemelihoraannya (dolam hal ini air dan menyetrum kembsali listrik dori suatu generator). Contoh diatas menunjukkon sistem-sistem don tingkoton sistem yong berbedo. Masing-masing sistem menyertakon beberapa sub sistem seperti contoh di atas. Baterel mobil secora teortis merupakan suatu sub sistem poda suatu tingkaton yong sangot rinci di dalam sistem perkotaar dan begitu juga untuk sistem mobil. Akan tetapi apa yang bisa kito lihat di sini odolah penelusuran secora hirarkis dari sistem perkotaon, Kila mendefinisikan mobil sebagai suoty komponen yong saling berinteraksi di dalam sistem perkolaan, mempengaruhi perkambangonnya, sedangkon baterei mobil kita definisikan sebagol svoti komponen saling berinteroksi di dalam sistern mobil. Dari gambar 2.8 tersebut dapat kita lihat bagaimane sebuah sistem dihubungkan dengan sistem-sistem lain. Suatu sistem tertentu dopot didasarkon poda komponen-komponen yang pada kenyataannyo merupakan sub-sub sistemnya sendisi dan komponen-komponenyo juga sub-subsistem dan seterusnya sehingga dopat berjalan terus untuk selamanyo. Adalah penting ketika kita mendefinisikan dan membatasi suatu sistem untuk mengidentifikasi tingkatan sistem yong kito pelajari. Apokah kita mempunyai variabel yang jelas sampol tingkotan sistem berbeda? Kite dapat membenarkan saty hal, semakin besar jumlah variobel yang kita punyai, semakin besar kompleksitos dan interaksi ontara variobel nontinya. SYSTEMS THINKING “susts Pardekonrs Roeccnon ermarolahon yong Kosala Sa Drom Bab Ill Systems Thinking 3.1 Sejarah Ringkas Systems Thinking Systems thinking merupakan bidong yang songat lvas, Pada cwalnya, bidang ini muncul sebagai sebuah reaksi terhadap keauliten-kesulitan-sains untuk menghadop! berbagol permasalahan dalam sistem: kompleks. Sejarch systems thinking don ringkoson berbagoi mazhab systams thinking dapat ditemukon dolam Checklond(1981) dan: Richardson (1991). Menurut Chapre (1994), pengasgas awal systems thinking muneul dari pare abi biolagi. Pera ahli biologi memandang bahwa scganisme tidup merupokan suatu keselyruhon dan sifat-sifatnya tidak dapat dipisahken atau direduksi menjadi bagien-bagian yang lebih keeil, dan sebagai ipionimyo adolah Ludwig von Bertolanaffy dengan General Systems Theory-nyo. Bogi Bertalantly, Soulding, dan yong loinnyo, pendekoton-pendekatan klosik, berdasarkan atas konsep reduksionis Descartes dan detarminisma Newton, tidoklah cukup untuk menjelaskan kompleksitas, terutoma di dalam organisasi don sistem hidup. Ide mengenai systems thinking ini kemudion diperkayo oleh pore ahli psikologi yang memandang bahwa organisasi hidup tidak dapat dipersepsi sebagai elemen yang terisalasi, akon tetopi horus dipersepsi dalam konteks polo-pola persepsi yang terintegrasi. Dalam hal ini, keseluruhan menjadi lebih deri sekedar penjumlahan bagian= bagionnya. Koniributor ketigo adalah pora abli ekologi yang memusatkan perhation pada studi komunitas hidup (ekosistem), dan sekali lagi mereka: menolak melakukon reduksi suotu keseluruhan, Terakhir, systems thinking muyneul deri paro hii fisike kuantum, salah satunya adalah Werner Heisenberg, yong mempertanyoken kebenaran teori mekonika Newton dengan menformulasiken ‘prinsip ketidakpastian' pad tahun 1923 (Maan, 2000), Datarn teori fisika kuantum, pore bli fisike menemukan bohwa mereka tidok dapat membagi dunia ini ke dalam unit-unit bagian yang berdiri sendiri. Kalu kita mengalihkan perhation dari objek makro ke dalam partikel atom den sub atom, alam tidak memperlihatkan kepada kita odanya suaty blok bangunan pembotas, akon tetapl (6 muncul sebagai suatuy lingkungan yang kompleks antar berbagai bagien dari keseluruhan unit (Copro, 1994). Sejalan dengan perkembangan teori systems thinking, pada tahun 1947, Norbert Weiner dan John von Neumann mengembangkon kibernetika (cybernetics), seins yong menjelaskon hubungan antora manusia-mesin (Meani, 2000). Mereka inengembangkan suatu konsep penting tentang umpan balik dan pengoturan‘diri (self-regulation) dalam bidang rekayasa dan memperluas konsep studi pada pola-pole, yang secara cepa! mendorong poda perkembangan teori pengorganisasian-diri (self- ‘orgemization) (Haraldsson, 2000), Pada tahun 1950-an, Jay W_ Forrester dori Mossachusetss Institute of Technology (MIT), memperkenalkan dan mendemonstrasikon penerapan téori pengendallion uinpon balk (feedback control theory) dalam bentuk simulasi madel organisasi. Forrester selanjutnya: mengembangkan syatu bidang yang kemudian dikenal dengan system dynamics, yang mecupakan aplikasi teori-teor| sistem pada bidang ekonomi don organisasi. Senge (1990) dan ainnyo, juga dari MIT, memperluas dan mengembangkon konsep sisteny dinamik ini ke dalam lima disiplin untuk pembelajaran organisasi. Salah satu bukunya yang cukup terkenal, The Fith Dicipline: The Art ond Practice of the Learning Organization, Senge menempatkan systems thinking sebagai disiplin terakhiratay ‘disiplin kelima’ dalam organisasi pembelajaran (learning organization), Delam bukunya tersebut, Peter M. Senge juga menerapken penggunoan polo-pola dasay sistem (systems archetypes) untuk membantu memecahkan persoalan- persoatan yang umum ditemukan dalam bidang bisnis don manajemen. Sombar 3.1 Diageo Nor yor) jatasean Mebungan Antara Span Think ‘dan Sve Dinan (Morais 248 Berpikir Sistem Sistem Dinomik Suatu pendekatan loin yong berbeda dart systems thinking dikembangkan dan diperkenalkan di Inggris peda owal tahun 198G-an oleh Peter Checklond, dikenal dengon Sof Systems Methodology (SSM). SSM didesarkon pada pendapat bohwa faktor-foktor manusio dan organisasi fidok dapat dipisahkon dori pemecahan mesalah dan pengambilon keputusan. Dengan demikian, SSM menggunakon pendekatan sistem dalam memandang erganisdsi, Pendekotan SSM ini kodang-kadong dianggop mengocu pada pendekatan ‘British’ atau sof Operation Research (OR), berbedo dengan pendekatan MIT, yang didasarkon pade system dynamics (Moani, 2000) otau dengan kata lain bahwa sistam dinamik merupaken suiats aplikasi prakiis dari systems thinking (gombor3:1) (Haraldsson, 2000). 3.2 Bagaimana Kita Mengartikan Dunia Ini? Sebelum kita membohas lebih javh tentong sysiems thinking, okan sangot bermantaat jika kita melihat bagaimane sistem dipendang dalam konteks yong lebih las, Secare nyata, kita dapat memandang realitas hidup dari berbagai fingkatan perspektf berikut: peristhwo-peristiwa (events), pola-pola (pattems), struktur-struktur sistemik (sistemic structures), dan madel-model mental (mentals model), seperti diilustrasikan podo gombar3,1 (Kim, 1999; Maani, 2000), Akan tetopi apa arti SESE ecto rma ey Rare te Ore ‘Bab Il Sysnems Thinking dari tingkolan-tinakatan tersebul? Peristiwa adolah kejadian-kejadian yang dapat kia jumpoi setiop hor. Pola menapokan akumiulas! ‘memori’ dori berbogai peristiva yang terjadi sebelumnya, Jiko kita wrutkan peristiwa-peristiwa tersebut terharlap woktu, mereka akan membentuk suatu trend polo perilaku. Struktur sistemik adalch cata dimana bagion-bagian dari suatu sistem disusun, Strukturstuktur ini secora nyata membangkitkan pola-pola dan peristiwa-peristiwa yang dapat kite amati, Model mental adalah sekumpulan keyakinan dan esumsi yang kita pegorig mengenai bagaimana dunia ini bekerja. Kita dapat memandang asumsi- ‘osumsi inl sebagai ‘pembangkit struktur sistemik’, karena mereka menyediakan ‘oatak birw’ bagi struktur-struktur tersebut. Kita hidup di dunia yang penuh dengan peristiwa-peristiwa. Sesuoty teriadi dan kita meresponnya. Sebagaicontoh, ketika suatu mesin rusak, kita membeli mesin bory; ketika penjualan manurun, kita. meluncurkan progrom iklon baru; ketika profit berkurang, kita memberhentikan pekerja. Tanpa adanyo suaty pemahaman yang mendasari penyebab dori peristiwe-peristiwo ini, masing- mosing dari peristiwa tersebut dapat menciptakan peristiwe-paristiwe lainnya dolam suatu crus hubungon-hubungan sebab-okibat yang dapat tak berujung. Pada tingkaton pemohaman ini, semus yang dapat kita lakukan adalah bereaks| ferhadap segala sesuaty yong terjodi pada kita. dike kite: muloi melihat dunia ini sebagei pola perilaku terhodap waktu, kita dopot mengonisivasi pertasalahan-permiasalahan tersebUt (pola-pola rusoknya Gombar 3.2 moot Tengkatan Beri mesin, siklus merosatayo penjuolon, tekonon profit secoro periodik) dan méagakomiodasinyo (menjadual pekerjaon pemeliharaan, melembagaken siklus periklanan, memangkas biaya). Pengeloloart pada tingkatan ini membolehkan kita’ untuk melokukon antisipasi terhodap kecenderungan yang teradi (trend) don mengokeriodosinya, Pada tingkafan inj, kita masihi nielokukan respon terhadap peristiva-peristiwa yang terjadi, akan tetapi dalam bentyk yong lebih prooktif, Jike kita masuk lebih dalam lagi pads tingkatan struktursistemik, bagaimenapun, kita dopat mulai melihat apa yang membuat perilaku-periloky yang kite omat! dan kemudian mengambil tindakan untuk mengubah struktur-struktur ini, Ini membolehkan kita untuk mengubah sumber suaty permasalahan daripada berhadopon dengan gejalanya saja. Kekuatan systems thinking lebih memusatkan perhation pada fingkatan struktursistemik, dimana ia merupakan letak pengungkit terbesar untuk menyelescikan berbagal permasalahan kompleks. Pendekatan sistem dapat membantu membuka simpul-simpul permiasalahan yong ade pade saat ini dengan membantu kita menggambarkan kembali permosalahan tersebut dari suatu perspektif yang berbedo secara fundamental. 3.3 Definisi Systems Thinking? Benyok abli yong mancoba mendelinisikan systems thinking, dua diantoranya adalah definisi systems thinking menurut MeNamara (2003) dan Senge (1990). |. Manutul McNamara (2003), secard mendasar'systecis thinking merupakan Sut cata membantu ofang Untuk memandang: dunia, termosuk organisasinyo dart perspektif yang luas melibatkan struktur-struktur, pola- pola dan peristia-peristiwa daripada hanya melihat peristiwe-peristiwanya soja. 2. Senge (1990) mendefinisikan systems thinking sebagai suotu disiplin untuk imelihot keseluruhon, mengeriall pole-dola den saling keterkalton, dan pembelojaran bagaimara untuk menstrukturkan kesolingterkaiten |Inl degen core yong lebih efektif don elisies. Seperiitelah dijelaskan pada bab | dan ditambah dengan dua definisi tentang systems thinking di alas, terdopat beberape pain penting yong dopot dirongkumn: dori systems thinking antara lain: 1. systems thinking dopot merupakan’ suaty cara pandang baru yang digunokan. untuk membanty orang dalam memandang dan memahami kompleksitas realitas pada saat ini, 2. systems thinking merupakan svaty disiplin untuk melihat keselyruhan dan keterkaitan-keterkaiton, 3. systems thinking merupakan suatu kerongko kerja untuk meliho! hubungan soling keterkaitan dan pola-pola deripada potret sesaat, dan 4. -gssters thinking berish sekumpulan’prinsip, perangkat, dan teknik yang memungkinkan kita dopat memahami permasolahan-permasalohan sistem, dengan lebih batk. 3.4 Apa Esensi Berpikir Sistem? Esensi disiplin systems thinking teletok pada peryeseran coro berpikir. Paling jidak ada enor hol yang harus kita pohami dan kita lokukon dalom kaiteninya dengan pergeseran cara bemikir inl, yaitu pergeseran berpikir dari (Senge, 1990; Capra, 1994): 1. Pergeseran cara berpikir dari hubungan sebob-ckibat search ke hubungan soling keterkoitan Systems thinking memondang fenomena dalom bentuk hubungan- hubungen kausolitas, bukan hubungan linier searah, Dalam systems thinking, kite mencari keterkaiton-keterkaitan antar baglan-bagian sistem. Bab til Syne Thinking, Kite melakukan hal ini untuk menghindari kekeliruan-akibat kite langsung ‘menyalahkan’ terhodap sesuatu atau sesaorang dalam rangka mencari kebenaran dari suatu permosalahan. Melihat keterkaitan-keterkaitan inj dapat juga membantu kita untuk menemukon titik pengungkit dato suoty ‘sistem. 2. Pergeseron caro berpikir dari melihot potret sesoot ke adanyo proses perubahan Selain melihat fenomeno hubungon kausal, systems thinking juga melihat proses perubohan. Arfinyo, huburigan-hubungtn kausel tersebut selalu dipandang secaro keseluruhan proses di mano berbagl tindokan okan soling berinteraksi satu same lain. 3. Pergeseran cara berpikit dari melihat bagion-bagian ke keseluruhan Berdasarkan pandangan sistem, sifal esensi darisuati sistem, tenitamo sisiem hidup {suatu organisme dan susty komunites), adalah sifat-sifat dari keselurvhan yang tidok dimiliki oleh bagion-bagionnyo. Sifat-sifatini muncul dori interaksi dan hubungan antar bagian-bogian sistém. Sifat-sitat ini akan honcur kefika sistem dipotong-potong, baik secara fistk maupun tearitis, ke delom bagian-bagain yang terisolssi 4. Porgeseran cara berpikir dari anolisis ke koriteks Dalam suaty sistem hidup dan kompleks sifat-sifet dari bagion-begian sistem bukan merupakan sifat intrinsik, akan tetopi ia hanya dapat dimengerti dolom koiteks késelunuhan yang lebih besa Jadi hubungan antora bagion- bagion don keséluruhan dapat scaling dipertskarkan. Aturan baru adalah bahwo dalam rangko untuk mernahari sesuaty, kita jangan melihat hanya sebagian, kita letakkan dalam konteks yang lebih Iuos. 5. Pergeseran cara berpikir dori melihat objek ke hubungan Pergeseran dari bagian-bagian ke kesaluruhan dapat juge dipendong sebagai pergeseran dori abjek-objek ke hubungan. Dalam pandangan mekanistik, dunia ini dipardang sebagai sebuich kumpulan objek-objek, a2 SYSTEMS THINKING “Wo Foniehaiy Furcahtn Pemaaslatou yang Yaris dan Danone dan hubungan antar objek tersebut adaloh nomer dua, Dalam pandangan sistem, kita menyadari bohwa objak itu sendiri sebagai jejaring hubungan, terkait dengan jejaring yang lebih luos. Dalam hal ini, hubungan merupakon hal yang utara. Pergeseran cara barpikir dari hirarki ke jejoring Ketika kita memandang hubungan-hubungan dan hirarki-hirark’ ini dalam jejating, kita melihat bahwo terdapat tingkatan-tingkatan yang berbeda. Suaty sifat kuat dori sistem-sistem hidup adalah kecenderungannya untuk membentuk struktur sistem secara multilevel dalom sistem, Oleh karena itu, karakteristik kunci lain dari berpikir sistam adalah kemompuan untuk mengubah perhation seseorang bolak-balik antar barbagai lavel sista. Pergeseran coro berpikir dari struktur ke proses: Dalarn ilmy sistem, seticp struktur dipandang sebagai manifestosi yang mendasari adanya proses. Strukturdan proses selolu bergerak bersama- soma; mereka bogaikan duo sisi mata vang, Dengan demikian, moka systems thingking adalah selalu merupakan berpikir proses. 3.5 Dimensi Systems Thinking Systems thinking dapat dikatakan sebagai disiplin yang muncul untuk memahami situasi kompleksitas dan perubahan. Kompleksitas inilah yang mendasari sistem bisnis, sistem ekonomi, sistem ilmu pengetahuan den sosial pada saat ini Systems thinking memandang organisasi sebagai keseluruhan dan fokusnya: pada kesaling-bergantungan dan keterkaitan antara: berbogai departemen, fungsi, dan divisi don bagaimaria mereka berpengoruh poda masing-mosing don keseluruhon organisosi. Untuk dapat memahami apa itu systems thinking, Moani (2000) membagi systems thinking tersabut ke dalam tiga dimensi, yaitu: (1) sebagai paradigma, (2) bahosa, dan (3) metodologi (Moani, 2000), SYSTEMS THINKING. ‘anu Pett Renesuton Fama yang Fannin nat 3.5.1 Systems Thinking Sebagai Suatu Paradigma Sebagai suaty. poradigma, systems thinking merupakan suoty cara berpikir dan coro menjelaskan hubungen dinamik yang mempengaruhi periloku sistem. Paling tidak diperlukan tujuh keahlian cara berpikir untuk dapat memahaminya: sebagol sucty paradigma, yaitu: (1) berpikir dinamik, (2) berpikir kaugalitos, (3) berpikir generil, (4) berpikir-strukiurall, (5) berpikir operosional, (6) berpikir Kontinum; dan (7) berpikir iimiah (Richmond, 1993), Masing-masing keahlian berpikir tersebut akun dijeloskan berikut ini. Berpikir dinamik. Bogaimano kita mengenali bohwa dunia ini bukaniah merupakan svalu yang statis sifatnya, dan segala-sesuaty yang ade di dunia ini secara konstan okon sélalu mengelami perubahan, Atay dengan kata lain, kita harus mampu melihat .don menyimpulkan pola-pola perilaku lebih dari hanya sekedar memfokuskon pado dan berupaye untuk memprediks! pola-palo tersebu! hanya dari peristiwa- peristiwanya saja. Suctu fenomeng ssharusnya dipikirkan sebagai sesuaty yang dimunculkan oleh proses-proses melingkar (kausalitas) yong terus bedanjut seiring dengan berjalannya waktu, dan tidak dipikirkan hanya sebagai sesuaty yang dimunculkan aleh sejumiah faktor Berpikir dengan simpol tertutup. Jenis kedua dari keahlian berpikir adalah berpikir dotam simpal terfutup (kousalitas), Dalam hal ini bagaimane kita mompy-untuk memaharni bahwa sébob. dan akibat tidaklah linier dan seringkall suatu: akibat (effect) dapat mempengaruhi penyebobnya (cause). Dunia nyata seharusnya dilihat sebagai suatu kumpulan proses yong soling bergantung dan tenis berlanjut dengan terus berjolannya waktu, dan tidak dilihat sebagai sesuatu yang disebabkon ‘oleh hubungan saty arch dari sekumpulan fokton Berpikir generik. Bagaimana kita mampu meliha! perilaku-perilaku fanamena yang mirip secara kualitatif walaupun bernsal dori sistem-sistern yang berbeda. Contohnya adalah perilaku kurvo § (sigmoid) yang dopot terjadi di sistem-sistern sosiol, ekonomi, bisnis, mekonik, dan loin-lain. Berpikir struktural Kemampuan berpikir siruktural merupakan kemampuan kita untuk memikirkan, sesuaty besoron {yartabel) dalam konteks unit pangukuran dan dimensi-dimensi, Dalam domoin ini, hukum-hukum kanservas! fisike ditaati dengan sebaik- boiknyo. Perbedoion oniara suatu stok (stock) dan suatu aliran’ (flow) harus dinyatakan derigan jelds. Sebogai contoh adalah keterkoltan ontare kelahiran dan populasi dalam bentuk diagram simpal kousol (gambar 3.3), Dari gambar 3.3 dopot kite lat bohwa ketika kelahircn meningkat, popukistakan meningkat. Don ketika populosi meningkot, kelahiran juga. okan mengikul. Ini merupaken suaty proses sederhane simpal Umpan balik posit, Sebelumnya kita tidak periksa bohwo keterkaitan tersebut akan membangkitkan suaty petumbuhan eksponensial pada populasi seiring dengon berjalannya wok. Ketiko keduc variabel yang sama diungkopkdin menggurakan suatu diogrom strukturol (gombar 3.4), sualu yang tersembuny) akan tetapi mempunyai perbedocn dinomike penting menjadi muncul, Proses umpan balik posifit yang sama seperti digombarkon pada gambar 3.4 diperihatkan di sini, don sekali lagi kite. metihot bohwa jika kelahiran meningkat, populasi juga akan meningkat. Gambor 3.3 ingen fiat shin $8) eta Boll iran iogram: Srusrol Populasi Gambear 3.4 OW a Kelahiron Popul Sekarang, bagaimana pun, kemboli ke dicgram simpal kousal dan jalankan percobaon dalam kondisi ferbalik. Mulai dengan menurunnya kelahiran. Berdasaikan diagrom simpal kausal, suotu penurunan dalam kelahiran akon menghasilkan satu penurunan dalam populasi, Jelos, initidaklah selaly benor. Populosi hanya akon berkurang mengikull suaty penurunan pada kelahiran iiko kelohiron berada pada suatu kondisi lebih rendoh dori kematian, Untuk ity mengape diagram struktur dicari. Seperti diagram struktur dalam gambar 34 memperlihatkan, suaty penurunan datam kelahiran hanya akan mempertambat tota-rota meningkatnya populasi, Berpikir operasional. Berpikic operasional bagaimana pun berkoiten dangan berpikir struktural Berpikir operasional mempunyai arti barpikirdalam konteks begaimana segala sesuatu ity benar-benar bekerja, bukan bagoimona secora teoritik bekeria atau bagaimana kita mamahami ‘secorn fisik’ operasi-operasi dan bagaimona segala sesuotu ity bekerja. Berpikir kontinum. Bogaimano kits mampu melihat fenomena-fanamene s6sio-fakno-ekonami- lingkungon pada umumnya berubch secara kontinyu dan fidak secare dish Berpikir ilmiah, Bagaimana kita mampu melihat suatu besaran tidak hanya menyangkut masalah-mosalah pengukuran numenk absolutnya sje, akan tetapi juga menyongkut mosalah-mesalah kuantifikesinya. Dolom banyok hal, seringkali kita dihadapkan dengan besoran-besaran yong sulit diukur Spe ony ete Kinch nn sD abt Sper Thinking 3.5.2 Systems thinking Sebagai Suatu Bahasa Systems thinking dapat dianggap. sebagai sebvah bohasa untuk mengkomunikasikan kompleksitas dan kesalingbergantungan atau menyediakan svaty perongkat untuk memohami kompleksitos don dinamika dalam pembuaten keputusan (Goldman, 1995). Bempikir sistem sebagai suatu bohasa: |. Fokus pado kesalingbergantungan tertutup. Bahasa systems thinking sifatnya melingkar (kausalitas) doripade searah (linear). Systems thinking memusatkon perhatian pade kesalingberganfungon tertutup, sebogai contoh adalah x mempangaruhi y ¥ Mempengaruhi z, dan z mempengaruhi x. x ( = Gombar 3.5 NY Habungar Kesalngbargenningan Tomatoes 2. Menawarkan suatu ‘bohoso visual’, Bonyak perangkat yong digunakan untuk mengungkapkan systems thinking, seperti diagram simpal kausal, diagram periloku terhadap woklu, pola- pola dosar, den diagram struktural, yang mempunyai kemponen visual yang kuat. Diagram-diagram tersebut membantu. kita untuk mencoba mengklarifikasi Isu-isu kompleks dengan menggabungkannya, menyimpulkannya, dan memperjelas, elemen-elemen kunci yang terlibat Diagrom-diogram ini juga memberikan fasilitas untuk belojar: Studi-studi yang dilokvkon memperlihatken bahwa banyak orang belojar dengan baik sekali melalui gambaran imajinasi, seperti gambar atau cerita, Suaty sistem siagrom merypokan’suatu ala! komunikasi yang berdaya guna karena ia menyaring esensi suoty permasolahan ke dalam bertuk yang dapat dengan SYSTEMS THINKING 4 ‘Sus Peden Pecoachan Memancaan yey Rompe din nse 7 mudah diingo!, yong: sebelumnya kaya. dengan implikasi-implikesi dan pengertian, 3. Menamboh akurasi. Suatu set spesifik cturar-aturan sinlaksis yang menggtur diagram sistem secoro umum mengurang) ketidakielasan dan kekeliruan komunikasi yong ‘kan terjadi ketika menongkap isu-isu kompleks. Sebagel contoh, dalam menagombarkan hubungan antora aspek-aspek kunci suaty permosalahan, keterkaitan kausal tidak diindikastkan dengan panch, kon tetapiditandai dengan tando positif +" atau negatif ~! otay_notasi 's' otay ‘o! untuk menyatakon bagaimana saty variabel mempengaruhi veriabel yang lainnya. Suaty pemberion fonda akan memberikan kelerkoiton tersebut menjadi febih presisi, memostikan bahwa terdapat hanya. soty kemungkinan interpretasi, 4, Memaksa pengungkapan model-model mental. Bahasa systems thinking menterjemahkan ‘cerita peran’ dan persepsi sucty mosolah individu ke dalar:gamber hitom putih yang dopat menyotakan perbecoan-perbedaan halys dalarn satu sudut pandang. 5. Membolehkan molakukan pemeriksoan don penyelidikan. Diagram sistem dopat menjadi alat yang berdayo guno untuk membanta mengumpulkan pemahoman suaty permosalchan: Segara setelah para individu menyatokon pemahamannya terhadap svoty masolch, mereka dopot mengkolaborasi permgsalohannya, Dan dengan memfokuskon diskusi pada diagrom, systenis thinking memisahkan banyok pembelaan diri yong dapat muncul podo perdebaton tingkat tinggi. 3.5.3 Systems Thinking Sebagai Suatu Metodologi Systems thinking sebogol metodolog} bers sekumpulan perangkat dan teknologi pemodelon dan pembelajaron, Perangkal-perangkat pemodetan ini dapat kite gunakan untuk memohami strukiur suatu sistem, keterkaitan antar ‘kamponennyo, dan bagainana perubahan-perubahan dolom suaty areo okan Mempengarvhi keseluruhan sistem dan bagian-bagiannya selama berjalannya woktu. Dengan demikian, model-model ini dapat digunakan untuk mengukur dan memprediksikan perilaku sistem, demikion juga dengan memberikan fasilitas dan mempercepat pembelajaran kelompok. Secara garis besar, percingkat systems thinking dibagi ke dalam dua kelompak besa, yaitu (1) perangkat pemodelan kuolitatif dan (2) perongkat pemodelan kuontitatif (Kondratenko, 2003; Schuster, 2003), Perangkat pemadelan kuolitotif merupakan perangkat yang digunakan untuk melakukon strukturisasi dan mempelojari suatu sistem, termasuk didalamnyo diagram simpal kausal, perangkat Soft Sysiems Methodolagy, dan Magnetic Hexagon. Perongkat pemodelon kvantitotif edalah perangkat yang umumnya digunakan untuk mendopatkan pemohamon yong lebih mendalom tenteng perilaku sistem dan bicsonyo dibantu dengan simulasi komputer, salah sctunya adalah sistern dinamik. Berbeda dengan Kondratenke, menurut Kim (1999) paling tidak terdopat sepuluh perangkat systems thinking yong berbeda yang dapat digunukan yang dapat dibagi ke dalam empat katagori, yaitu: (1) brainstorming tools; (2) dynamic thinking tools, (3) structural thinking tools, dan (4) computer based tools. Meskipun masing-masing dori peranakal in’ dirancang secara sendis-sendin, ‘akan tetopi perangkat-perangkat tersebut dopat digunaken secora kombinast untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam dalom perilaku dinamiknye, 3.6 Prinsip-Prinsip Systems Thinking | Systems thinking mamiliki sejumlah prinsip-prinsip universal yang secora kolektif menyedioken sucty kerangka kerja bagi teori dan prokteknye (Maani, 2000; Senge, 1990) | 1, Prinsip Melihat Gombar Besor Prinsip ini mengajani kita seni untuk melihat hutan dan pohon, yaity bahwa: dpopun situasinya, kondisi dir kita ctau opapun permasalahan yang kita alm dapat dikaitkan dangan sistem yong lebih luas. 2. Solusi Jangka Pendek don Jangka Panjang Prinsip ini menyatokan bahwa selag) kebiasaan ‘penyelesaion’ jangka pendek dapat mempengaruhi auicomes jangke panjang, seseorang tidak dapot mengabaikan pengukurah jangka pendek. 3. Indikator-indikator yang Soft Prinsip ini mengindikasikan bahwo ada sesuaty yang tersembunyi yang tidak dapat kita lihat dori suatu permesalahan. 4, — Sistem sebagai Sebab/Alasan Prinsip ini menyatokan bahwa kita berkontribusi terhadap permasalahan kite tidak hanya karena adanya konsekvensi yang tidak diharapkon dant keputusan dan tindakan yong kita ombil, akan tetapi juga kareno medel- model mental kita (asumsi, kepercayaan, nilai, don lain-lain). Bagaimanopun, banysk individu-individu sama halnya dengan organisasi umumnya melihat dirinya sebagai 'korban’ doripada sebagai penyebab masolahnyc. 5. Ruang don Waktu. Prinsip ini mengajari kita bohwa sebab dan ckibat seringkali jorak don waktunya tidak berdekotan don bahwa penundaan waktu dan rantai pengeruh dan tindekan seringkali menutupt keterkaiton entora sebab dan okibat, Sebogai tambation, banyak permosalohan sekarang terkait dan seringkali konsekvensi dari solusi kemarin. 6. Sistem lowan Gejalo. Prinsip ini menyatakan bahwa sualu permasolahon tidak dopa! diselesaikon tanpa memahami sistem yang membangkitkan permasolahan tersebut, Prinsip ini juga. menclasar filosofi perbaikan terus-menerus dari maonajemen kvalitos, yang manganggap bahwa akar penyebab dari suaty permesalahan horus diidentiikasi (manggunokan diagram sebab-okibat, jwga dikenal dengan diagram tulang tkan) sebelum solusi akhir dapat ditemukan. 7) Don lawan Ataou. Prinsip ini menyatokan bohwa seringkall terdapat beberape penyebob dori suotu permasolohan atau sitvasi. Hol ini bertentangan pikiran dengon “penyebob-tunggol’ atau ‘salah satu dori atau’ yang lazin lejadi dalam masyarakat secora umum dan khususnya.dolom praktek manojemen, 3.7 Memahami Systems Thinking Bagoimana kita depot memahari systems thinking? Menurut Sudarsono (2003), minimal ode duo cara yang dapat dilakukan untuk memahami systems thinking, Pertama dengan memohaminya sebagai salah satu disiplin belajar, dan kedua dengan memahaminys sebagai konsepsi, sosok pengetahuan dan alat berpikir, 3.7.1 Systems Thinking Sebagai Disiplin Belajar Cora: memahomi systems thinking sebogai disiplin belojar dapat dilakukan dengan mencoba untuk memahomi konsep pembelajaran dan orgnisasi pembelajaran. Dalam era ekonomi-pengetahuan dan perubahan teknologi yang sangat cepat, kebodohan atau kalah cerdas dari pesaing merupakan sumber kekalshan. (Oleh sebab itu, ogar kite bisa tetap hidup dan berkembang, kita harus menjaga: diri kita selalu lebih cerdas dan selalu memiliki motivasi, kapasitas, dan kemampuon belajar yang tinggi. Disomping itu pula, dalam ere informasi dan jlmu pengetahuan seperti sekorang ini, kita senantiaso-dituntut untuk dapat menemukan cara-care belojar baru yang dapat membuot kita dapat belajar lebih cepatdan lebih balk dan orang lain. Yang terpenting di sini bukon honyo pada pemilihan moter yang akon dipelajari, akan tetapl (ug proses-proses pempbelajarannya (Rak, 2000). Dolom konsep pembelajaran, terdapot tiga proses pembelajaran yang harus kita lakukan secora: bersamagn ‘secara terus-menerus, yaitu (Raka, 2000; ‘Sudarsono, 2003): 1. proses untuk selolu mempelojari, memahami, menghayoti don melaksanakon poradigma baru (learning how to lear), 2. proses untuk sell’ mengevaluas|, mengendopkan dan meninggalkon paradigma yang ternyata sudah tidak sesuai dengan tontangan ‘erkini (leaming how fo.unleam), dan 3. proses untuk selalu menggali, menemukan, dan mendoyagunakan keariton lomo yang ternyata memberikan kootribusi untuk pemecahan problem saat ini (earning how to relearn) Keliga proses tersebut seharusnya dilakukan tidak hanya olsh perseorangon secoro sendiri-sendini, akon tetapi jvaa horus dilakukan pada fingkal kelompok, fingkat organisasi, bahkan tingkat bangsa (negara), Untuk itu, bagi setiop individu, kelampok, organisasi maupun bangsa, yang meloksanakon proses pembelujaran seharusnyo ditondai dengan pemahaman den penerapan - apa {yang disebut dengan — disiplin belojar, Dengan temahami, menguasal, dan menerapkon disiplin belajor memungkinkan seséorang, sekelompok orang, orgonisasi atoy bangse dapat meloksanokan ketiga proses pembelajaran tersebut (Sudarsono, 2003), 3.7.2. Membangun Organisasi Pembelajaran Berdasarkon berbagai penelitian terhadap organisasi-organisesi. yang maju don bertahan hidup dalam kurun waktu yang loma, ditemukan indikasi yang kvat odanya proses pembelojaran dalam organisasi-organisosi tersebut, Suatu organisasi yang meloksanakan proses pembelajoran secara berkelanjutan sehinggo dapat bertahan dan besaing disebut organisasi pembelajaran. Dalam organisasi pembelojoran, belajar menjadi keseharian, menjadi kebiasaan bagi semua anggota orgonisasi, Budaya erganisasi juga ditandai oleh keterbukaan terhadap pengalaman, anjuran otou dorongan untuk mencobe hol-hal baru atau mengambil resike yang diperhitunaken dan juga siap don ikblas untuk menerima kegogalan dan belajor daripadanya. Organisosi pembelajaran memberikan penghargacn kepada anggotanya yang punya semongat, kopasites, dan kemampuan belojar yang tinggi. Organisas! mamilih ofa mempromosikan, anggota tidak hanya atas dosor pengetohuon yong sudah dimiliki oleh seseorang, akan tetapi yong lebih penting adalah semangat, kepasites, don kemampuan belajar dari orang yang bersengkuton, terutoma sekali belajar hal-hal baru yang belum diketohuinya. Organisosi pembelajaran ditandai oleh kemompuan anggotanya yang sangat tinggi untuk bekerja dalam tim. Botas-batas antara ynit-unit orgonisasi sangat tipis, Interaksi horizontal sangat mudah dilakukan dan ada hubungan yang okrab diantara anggote organisasi, demikion juga antora organisasi dengan pihok-pihok yang berkepentingan di luer orgonisasi. Orgonisosi bersifat lentur dan cepat tanggop terhodap perybahan: ‘Organisast pembelojaran tidak segan-segan belojar dori organisasi lain. Orgonisesi ini stare okiif mencori hal-hal yang térbaik pade organises! lain, meampelojorinya dan mencoba memperbaikinya. Semboyennya adalah belajar dar yang ferbaik untuk jad! yang lebih bak. Disamiping itu peminpin-pemimpin poda organisas! pembelojaran adalah juga pembelajar yong sangat balk, Mereka menjadi contoh bagi anggote organisasi,. 3.7.3 Hambatan Belajar Banyak organisosi yang mengalami kesuliton dalam mengubah dirinyo menjadi orgonisas! pembelajaran, Horus dickui, bahwe tidakloh mudeh untuk meniadikan séseorang, sekelompok orang, atau sebuah organisasi dapat melakukan ketiga proses pembelojoron tersebut, kendatipun tidak sedikit yang, sudoh menyaderi relavonst perubahan tersebul.. Ada potensi ketidokberdayoon belajar yang dapat menghinggopi seliap individu, sekelompok orang dan orgonisasi yang dopat manghombat proses pembelajaran, dan ini dikenal dengan istilah resistance to chonge, atou disability to learn, Senge: (1990) mengidentifikosi tujuh ketidakmompuan belojor yang berkaitan dengan kesalahan untuk berpikir secara sistematik, yoitu: (1) saya dolam posisi soyo, (2) musult ado di luar sana, (3) perumpamaan kodok rebus, (4) bayangan pengalaiicn belojar, (6) lust mengambil tagging jewab, (6) Fiksasy/Pendepat atas peristiwa, dan (7) mitos manojemen tim. 1, Soya-dalai Posie! Saya Sikap oregon, mernsa yang terlaik dan tidak perl belojor dor orang lain merypckan hombaton belojar pada orgonisasi yang sedsng berjaya. Sikop seperti inilah yang menyebabkan banyak organisasi terpuruk jusiy segera sesudah mengalamii puncak kejayaannya, 2, Musuh Ada di Luor Sane Kebiasoan mencori kambing hitary merypakon penghalong besar dalam mangembangken budaya belajar. Kebidsaun ini sering berkembong pada: Corganisos! yang scngot mudah menghukum kalau terjodi kesalohan, bukcin belajar dart kesalahon . Perumpamaan 'Kodok Rebus’ Ketidekmampuan organisasi untuk mengamati dan beradaptosi dengan perubohan yong terjadi. Suaty perubahan tidak selaly:datang mendadak dai dramatis, dan perubahon yang dopot berdampak besor terhadop -organisasi justry perubahan yang tidak disadari kedatangannyo {secaro perlahan-lahan), . Boyangon Pengolaman Belojor ‘Orgonisosi yang terlena, khususnyo terbuai oleh keberhasilan masa lalu seringkall menjadi lambot belojar Ado kemelekatan terhadap hal-hal yang menyebabkan keberhosilan di masa lolu dan mengira bohwa hal-hal terseby! akan tetop-merupakan fakier pembawa keberhasilan:di mosa mendatang. |. lust Mengambil Tanggung Jowab Hambatan belajar bisa juga berasal dori kurangnya kKemampuan membedakan hal yang penting dori hal yang mendesok. Banyok organisasi menghabiskan sebogian besor woktunyo bahkan kodang-kodang semua woktunya untuk melakukan hal-hal yong mendesak can melupakon hol- hal yang penting yang dompaknya baru terihot dalam jangka panjang. ). Fiksasi/Pendapat mendalam atas peristiwa Orgonisasi terpoku pode masalah-masalah jangko pendek dan kurang perhatian terhodop program jangka panjang, Poda umumnya, program belajar hasilnyo tidak langsung tedihat dolom waktu dekat, karena kurang menarik bagi organisasi yang hanya tertarik pade hasil jangko pendek. 3.7.4 Systems Thinking Sebagai Konsepsi, Sosok Pengetahuan, dan Alat Bepikir Cara memaharnl systems thinking sebagoi konsepsi, sosok pengetahyan don alot berpikirdiawall dengan melakukan pergeseran core berpikiratau perubahon pole pikit Untuk dapist melakukan hol tersebut tentu saja kite horus belajar, seperti belajar untuk melihat hulbungan sebab-okibat searah ke hubungon saling ketetkaiton, belojar untuk melihat potvél-patret sesaat ke adorya proses perubahan, don lali-loinnya; seperti telah dijeltiskan pado sub bob 3.4. Langkah selanjuinyo adalah dengan memahem| fenomena hubyngon kousal yang meriggamborkon realitas suatu. sistem, konsep umpan balik yang menggambarkon interaksi dinamis cantar vatiabel yang diamati, buik soting memperkuat atau rerryeimbangkan hat bab 4}. Selanjutnya konsep diogram simpal kausal kita gunakan: sebago! perongkal yong dapat membonty kite untuk melakukon strukturisos! don konseptualisasi berbagol pemasalahan yang ita hadopi (la! bab 5), Sedangkan untuk mendapotksn pemahainan yang lebih mendalam tentang periloky sistem, pemodelan yang dibonty dengan simulasi komputer salah sotunye adalah sistern dinomik, dapat kita gunokan, Bab IV Konsep Umpan Balik Umpan balik merupakan hal yang fundamental dolor sistem. Tanpa ada utpon balik, maka tidak ada sistem (O" Comor, 1997). 4.1 Sebab dan Akibat Hubungan antora sebab don okibat barangkoli kelihatannyo langsung. Ide pemikironnya sebenamya cukup sederhana, yaity bahwa tindoken-tindakan yong dilakukan atay keputusan-keputuson yong dibuot akan mempunyai konsekuensi-konsekuensi. Dalam hal ini, ketika sebab A terjadi, maka akibo! B akon mengikuti, seperti pado gambar 4.1. Dan jike B terjadi, ini artinya bahwa Atelah terjadi. ———_ 6 & ‘Gombor 4.) ——————! Kicasan, Ait hrs Adon Pada kenyotacnnyo, hubungan sebab dan akibat tersebut tidok sesederhana seperti dijelaskan di atas. Jika dilihat dari bentuk dasar pemikirannya (cora pandangnya),. paling tidak terdapat tiga bentuk dasar hubungan sebab dan akibat (Hitchins, 2003): (1) cara pandang tenputus-putus (disjainted viewpoint), (2) cara pandang linier (linier viewpoint), don (3) cara pandang simpal kousel (causa! loop viewpoint), seperti dapat dilihat pada gambar 4.2. Bentuk perlama, gambar 4.20, memperlihatkan hubungan sebab dan akibat sederhane yang secara langsung mereduksi pemikiran di atos (sebelumnya). Dalem bentuk pertama ini, okibot longsung menindaklanjuti sebobnya. Sebub — Sebob (Caso) (Cause) {Cosa rn Abel Akbot- Ako —— SL oct te) test || Sebo + ABA Abb aay | fe) tht Gombor 4.2 Bisntuk suo Beriiran Sebob don Abbot Sementare itu, keterkoltan antara satu sebob dengan sebab lainnya tidak dapat diomati atau terputus, Gayo bemikir seperti ini biosanya. digunokan oleh sebagian besar pare politisi dan akuntan yang serinakali kareno alosan-olesan ideologis atau karena mereka tidok mampu atau enadan untuk mengokomodos! kerumitan-kerumiton yang akan terjodi jika mereka harus mengikuli fipe pemikiran berikuinya (coro pandang linier}. Perongkat yang digunakan oleh pora pemikir sistem dalam demain ini umumnya adalah statistik dan model- model statis. Bentuk kedvo, gombar 4.2, mengindikosikan bohwa sualu akibat akan dipengonuhi oleh sebab sebelumnya, sehingga membentuk rantai sebab don okibot, Goya berpikir seperti ini biasonya dimiliki oleh banyak engineer dan ilmuwan yaiig meyakini bahwa di alam semesta ini mereka mempunyai cukup informati.. Mereka dapat menggambarkon keseluruhon peristiva sejak pemulaan pénciptoan sompai ke masa yang akan datang. Para pemikir sistem yong mengguniakan paradigm ini menggunakan diagram-diagram pengoruh don model-model persomaon diferensial-liier. Bentuk kefigo, gambar 4.2c, memandang bahwa dunia initersusun dari simpal- simpol umipan balik, dan bahwa hubungan sebab dan akibo! memberituk rantai tertutup yorig kembali ke asalnya. Gaya berpikir ini biosanya digunokan oleh para ilmuwan kibemetika dan oleh penganjurdinamike non-linierdan chaos. Manurut cera pandang made pemikiran ini adalah bohwa dunia ini penuh dengan ketidakpastian dan maso depan dunia ini tidak depat diprediksi menggunakan maso lolunya. Para pemikir sistem dalam domain ini menggunekan medel-model simpal kausal dan model persomaan diferensial non-linies, Sementara itu, dilihat dari kejelasan isi atau kenteksnya, hubungon antara sebab dan akibat dopat dikelompokkan menjadi dus, yoitu: (1), hubungan sebob dan akibat tersebut sudah jelas dan tidak perlu dipersoalkan lagi, seperti Gravitasi ‘menyebabkan’ benda jatuh, don (2) hubungon sebab dan okibat tersebut masih dapat diperdebatkan dan lebih kompleks sifeinya, seperti Ngebut ‘menyebabkan' Kecelakaan atay Pengangguran ‘menyebabkan’ Kejahatan (O" Comor, 1997). Untuk kelompok pertama, Gravitosi ‘menyebobkan’ benda jotuh, hubungan sebab dan akibat ini didasarkan pada hukum-hukum alam {hukum fisika) atau logika, berbada dengan kelompok keduc, Naebut ‘menyebobkon’ Kecelakoon atau: Penganaguron “menyebabkan’ Kejahatan, yang tidak didasarkan pada hukum-hukum fisike, okan telapi didesarkan pada teori-teori yang telah disusun sejok semule atau sebelumnyo, seperti lebih bonyak poliéi berorti kejahotan ‘akein berkurang, lebih banyak ueng di tangan berarli hidup lebih bohagia, atau komputer membuat kerja lebih cepot, Berbeda dengan conteh hubungon sebab dan akibat pada kelompok pertama, contoh hubungan sebob dan akibat pode kelompok keduo di ates mosih dapat diperdebaikan. Pada umumnya contoh-contch fersebut barangkali benar untuk kasus-kasus kebanyakan, oken tetopi hal ini menjadi mustahil untuk kosus-kasus yang sifainya: individual, Sebagai contoh ketike kita katakan bohwa ‘Merokok dapat menyebabkan penyokit kanker poru-paru’, bukan berarti bohwa semua orang yang merokok akon menderita penyakit kanker pary-pary, akan tetapi maksud dori pernyotaan ini adelah bohwa secara statistik terdapat hubungan yang kuot ontora kebiasoon merokak dengan kanker paru-poru. Dalam hal ini merokok adalah hanya merypakan soly foklar penting penyebab penyakitkanker poruspary. Ketika kita ditonyo untuk menjawab suotu pertonyoan sulit seperti ‘Apo yong, menyebabkan kejahotan?’, kita cenderung untuk menjawabnya dengan memunculkan daftor sejumloh foktor, seperti rendohnya: pendidikan, pengangguran, penegakan hukum dan aiuran, kondisi perumahan, rusaknya nilgisnilat yang ada di masyarokat, dan lein-lain. Kita juga cenderung untuk memberkon bobo! pode masing-masing faktor dari dattar tersebut, mulai dori faktor yang paling:-dominan sampai yang sangat tidak deminan. Inilah yang oleh Richmond (1993) dinamakan dengan Ioundly list thinking (hat gambar 4.3), Dalam laundry fist thinking, terdapat beberapa asumsi-asumsi yang digunakan, yaitu (1) setiop foktor berkontribusi sebagai suatu sebab terhadep. okibot (atau sebab-okibat satu arch), (2) sefiap foktor berlindak sendiri-sendiri, (3) masing-mosing faktor mempunyai bobot faktor yang relat tetop, don (4) cara pengatuh mosing-mosing foktor penyebab bekerja terhadap akibot diungkapkan: secara implisit (dinyatakan hanyo oleh tanda koefisien, positif lou negatil). Berbeda dengan loundy list thinking, systems thinking menaworkan allernatif cara pandang melebihi laundry list thinking dengan memiperlihatkan sikls-siklus pengaruh don bahwa tingkat pentingnya masing-masing faktor dapat benubah terhadap waktu, bergantung pada simpal-simpal balikan. Sebab- sebab adalsh dinamik, tidak statis. Reedalinya Pein Peicidikein [en © Penegaklan Hokum don Aluran —_—_—] Gonkor 42 [ Rusoknyo Tatanan Nilot Model Lawrie Lit (aan Mungkin lebih masuk akal untuk berpikir tentang foktorfaktor pengoruh daripada sebab-sebob. Dolam systems thinking, hal ini merupakan hubungan antora elemen-elemen yong membuotnya menjadi suatu sebab atau sual akibot. Dan hubungan tersebut bergantung pada struktur sistern. 4,2 Sebab dan Akibat Simpal Kausal Kunci untuk melihat suoty realite secara sisternik adalah dengan melihot lingkoran-lingkaran pengaruh (hubyngon melingkar) dibondingkan dengon goris lurus (hubungan linier) (Senge, 1990). Berikut adalah okan kita libat contoh yang dikenal boik oleh kita semua, yaitu pengisian air ke dalam gelas (Sudorsono, 2003; Haraldson, 2000; Senge, 1990), Dalam sudut pondong linier, kita akan secora khos mengotakon bahwa ‘Saya sedang mengisi gelas dengan gir’ yang tenty sajo kedengorannya yang songat lagis, akan tetapi hal ini hanya menceritokon seporvh cerita, Logike tradisionalnya kira-kira sebagai berikut (gambar 4,4): Soyo memutor > Gelos menjadi ‘Gombor 44 i Hubungor ariara Ftaran keran penuh berisi air i : Pada kenyatagnnya ketika kita mengisi gelos dengan air, kita akon memperhatikan level cir-dalam gelas; yang dapat mecupakan isyara! kapon kita horus membuko atau menutup kran. Kita mengomati perbedaan (gap) antora level air yang diinginkan dengon level air yang ada sekarang. Ketika air mendekati level yang diinginkan, kita mengotur posisi kran dengan memperombot aliran oir sompai akhimya:posisi kran dimatikan ketika gelos penuh. Secara taka, ketika kita mengisi gelas dengan air, kita sedang melakukan sistem pengendalian pengisian air dengan melibatkon voriabel-voriabel: (1) level air yang diinginkon, (2) level oirsekarang, (3) bedo posisi ontara keduanya, (4) posisi kran, dan (5) ofiran aie. Kelima variabel ini diaturdatam sual lingkaran =f Abanise ge i Gombar 4.5. rn Prenepisis ae Aw hubungen sebab akibat yong disebut proses ‘umpan balk’, seperti dapat dilihat pade gombor 4.5. (Konsep umpan balik akon dijeloskan pode sub bob 4.3} Jika kita ikuti“umpan balik’ dalam diagram simpal kousol gamber 4.5, kito dapat memboconya seperti sebych cerita. Karena kita menginginkan suatu lovel permukaan girtertenty di dalam gefas, kita memulainya dengon memutor kran. Saya menentykein (memutor) pasisi kran untuk menyesuoikan aliran oi, sehingga mengubdh tingkat permukaan git, Ketike tingkot permukoan air berubsh, gop gir yang dipersepsikan (level air sekarang dengan level aly yong dilnginkon) beruboh. Ketika gap tersebut berubah, posisi tangan saya poda kran akon ‘beruboh logl, Don setenisnyo... Sekorang kita sudah mengubeh cara berpikir kita dari linier tradisional ke dalam suatu hubungon melingkar Cobo kito omott perhedaan persepsi ontara pemyatoan awal ‘Soya sedarg mengisi air delam gelas’ dengan bentuk baru yong baru soja kito buat dengan systems thinking, yal Tujuanku untuk mengisi gelas dengan air dengan membuat suatu sistem yang menyebabkan oir mengalir mosuk ketika levelnys rendah, kemudian menutup aliran air ketika galas adalah penuh. Kedua pemyataan mangeksprasikan maksud yang sama, akan tetapi menjelaskan: prosesnyo dengan caro berbeda. Seperti dapat kita lihat pada contah simpal kausol di dtes (gambar 4.5), yoriabel terakhir mempengaruhi input dari variabel pertomo, yang akan menghasilkan suatu pengaturan-diri dori sistem tersebut secara keseluruhan. 4.3 Umpan Balik Secora umum, umpan balik dapot didefinisikon sebogai keluoran (outpul) suaty sistem yang mosuk kembati ke dalamy sistem tersebut sebagai masukannya (input), seperti dapat dilihat pada gambar 4.6. Konsep Uimpan balik ini seringkali dikeitkan dengan penggunaan mikropon dan speaker. Sats mikropon yong fidok dipasang secara tepal, oto salah menempatkonnyo, okan menangkop suora yang datang dori speakernya. Suara ini akon diperkuat oleh speaker secara terus-menerus dan ditangkap kembali oleh mikropon. Proses ini oka terus berjalan sampoi speaker menghasilkon suara yang paling keras yang dopet ia hasilkan atau mikrapon tidak dapat menangkop suara yang lebih keros lagi. Berbeda jiko mkropon dan speaker dipasong dengan balk, sistem akan bekerja secora linier Besamya svara yang mask ke mikropon hanya akan mempengaruhi besamya suara yang kelvar dori spaaker: Sebab akibat antara mikropon dan speaker ini saling memberikon umpan balik pada masing-masing, “=e Bae Gombor 4.6 Medel Sedthant Kersey uurmpan ball Umoar Bali Sepertitelah dijeldskan pads bob 2, bagian-bagion deri suaty sistem semuanya akan terkait boik secare fangsung atau tidak langsung, Oleh korena’ity, seperti dopot dilihat pada gambar 4.7, adanya suatu riak perubahan dalam suaty bagion sistem, misalnya pada bagion A, akon berpengeruh peda bagian lainnya, yaity begian B, sehingga bagion B ini oken mengalami gerubahan, don | CP) —$rat Helios oe perubchan yang terjadi pade begian B okan berpengaruh juga pada bagion asalnya, bagian A. Oleh kareno pengaruh tersebut kembali ke bagian semula (esol), membuat suatu laop (melingkar) dan tidak hanya searah, maka ini dikatakan sebagai feedback loop (simpal umpan balik}. Dalam kehidupan kita sehari-hari, umpan balik seringkali diarlikan sebagai respon atou konsekuensi dari finderkan-tindakan yang kita lakukon yang datang kembali kepada kita sehingga mempengaruhi apa yang okan kita lakukan berikutnya (G’Comor, 1997). Sebagai contoh adalah kritik, merupakan ungkopan pelembut untuk menyatakan ‘umpan balik’ terhadop sesuatu yang dilokukan oleh seseorang. Sekorang coba kita pikirkon suatu percakapan dengan orang lain dan bayangkan dengan seksama apa yang lerjadi tahap demi tchap. Katiko kita bicora, lowan bicare kita mendengar perkatoan yang kita ucapkon, yong akan menstimulasi pikironnyo, dan kemudion dia menanggapinya. Kite merespon copa yang dia ungkapkan. Yang menjadi output kita cdalch kata-kole yang kita ucapkan otou bahasa fubuh yang kito ekspresikan, sedongkan yang menjadi masukon kepada kita adalah perkatoan dan bahase tubuh lewan bicara kite, don kite tangkag hol itu melalui malo don telinga kilo. Output yang kita keluarkan kan menjadi masukannya, yang mempengorubi outputnya, kemudion menjadi input kita, sehinggo percakapan mengolir. ys ste XS ibuton * ie ‘ocr aabe (> exit ae Hen -~ + | sy Gombor 4,8 Simmpal Legon Bah Fao Mou ‘Conteh lain tentang umpan balik odalah rosa haus. Ketike kita: merase haus, kita. kon mempunyai sensasi yang fidak nyomon. Untuk itu kita akon mengambsil segelas air untuk menghilangken rose haus lersebut. Katike ait kita minum, rasa has kito okan berkurang, sehingga jumiah air yang kita minum menjadi lebih sedikit, Kita tetop minum hinggo kite merosa-puas, untuk kemudian kito berhenti minum. Rosa haus kita akan mempengoruhi jumlah airyong kite minum dan airyang kite minum akon mempengaruhi rasa haus. Kita anggap ini sebogal satu findakan, okan tetopi ketike kita melihat ini lebih javb log, ini merupakon suaty simpal. Dalam éistern mékarnik, unpan balk merupaken prinsip yang mengakibatian suaty peralatan mekonik depot bekerjo tanpa harus dikendaliken menusio secara langsung. Suatu sistem mekanik yong dibuat dengan rangkaion umpan balikokon lebih berdoya guna, lebih dapat dikendalikan dan tidak memerlukan supervisi manysio secaro ferus-menerus, Sebagal contoh adalah thermostat atov tonki air dengon alot pelampung. 4.4 Blok Bangunan Perilaku Sistemik Terdapat dua jenis proses umpan balik: (1) umpan balik penguatan (reinforcing feedback) dan (2) umpan bolik penyeimbongan (balancing feedback), Selyruh sistem, bagoimana pun kompleksnyo, hanya lerdiri dori dua jenis simpal umpan balik tersebut (Sterman, 2000; O'Cornor, 1997). 4.4.1 Umpan Balik Penguatan Umpon balik penguotan terjadi ketiko perubahan dalom keseluruhon sistem memborikon balikan untuk memperkuot perubohan sal, Umparn balik penguatandikenal |uge dengan istiloh umpan balik pesitif Istilah ini umumnya, dionggop kurang tepat dan seringkali menyesatkan karena ia dapat dipahami sebagoi “pujian’, atau istilah ini dapat member kesan bahwa sesuatu yong “baik*, Umpan batik penguotan sebenamya dapat mendorong ke arch pertumbuhan ofoy kehancuran ithe engines af growth and collapse), bergantung pade kendis ‘awalnya. Sebegal contoh adalah jumlah wang yang ditabung di bonk, seperti dillustrosikan pada gambar 4.9, Jiko kita mempunyai nerace tobungon positif, maka seriakin lama semakin banyak jumtah tabungan yang kita miliki di bonk tersebut. Contoh lain adaich di bidang pemosaran, seperti dillustrasikan pada gambar 4,10, Setiap pemasor akan mengetohui bohwa efek akibat pembaritghuon dori ‘mulut ke mulut’ oleh pelanggan akan mengakibatkan pade bonycknya barang yang dapat di jucl. Jika produk yang dihosilkan oleh produsen tersebu! mempunyai kualitas yang sesuai dengan selera pelanggan, moka poro pelonggan yong membeli: akan memberitahukannya ke colon pelanggan lain, sehingga penjualan produk tersebut akan semakin banyak ‘Gomber 4.10 Hlllkon Peogucton Kaus ‘Woley —fidang Fema teriuol. Sebeliknya, ja produk yang diival idk sesval dengan selero pelanggan, pelonggan yang sudah membeli akan memberitahukannya ke calon pelanggan lain bahwe produknya jelek, sehingge jumlah penjualan produktersebut semakin lamo semokin sedikit, 4.4.2 Umpan Balik Penyeimbangan Tidak ada dapat yang tumbuh selamonya. Karena okhimnya jenis umpan balife yang kedua akon muncul dan membatasi pertumbuhan tersebut. Umipon balik ini dinamakan umpon balik penyeimbangan. Umpan balik penyeimbangon ‘teradi ketike perubahan di dalany seluruh sistem memberikan vmpan bolikan untuk melowan perubohon asal, sebinggo mengurangi pengaruhnya. Suatu simpal umpan balik penyeimbongan tarjadi ketika perubahan di satu bagian sistem manghosilkon perubahon-perubahan di bagiart sistem loinnya, sehingga menohan, membotosi atau berlawanan dengan penibchan owalnya. Terdapat simpal-simpal yang menahon perubahan dan berusaho mempertahankan sistem agar tetop stabil, sedangkan umpan balik peaquoton jusiru yang akan menghancurkannyo, Umpan bolik penyeimbangon kadeng kacana dikatakan sebagai umpan balk “negotil’, oka tetapi ho! ini oka membingungkan keren duo olason berikut. Pertama, umpan balik ‘negatil” alov negative feedback secara luas dipahami untuk mengoriikan keitiken, don kedua, ‘negotil’ berkonotos! sesuaty yang odor Ne vel = Sante i oe a bee Det t ene te jelek. Umpon balik penyeimbangan itu sendiri tidak berarti baik otau buruk, io honya berarti bahwea sistem resisten untuk beruboh. Ini dapat menolong atou merintongi kite, bergantung apa yang kite ingin lokukan, Jika kita ingin mengubah suatu sistem kornpleks, umpan balik penyeimbangan muncul sebagai sebuah rinfangan. Ketiko kita ingin mempertohankan sistem, ia muncul sebogai stobilitotor. Suatu simpal umpon balik penyeimbangan di set oleh suotu perbedaan antora ‘apa yang sistem miliki —kondisi saat ini- dan apo yang sistem perlukon untuk menyeimbangkan, seperti diilustrosikan pada gombar 4.11. Simpal umpon balik selalu bertindak uriuk merigurongi perbedaan antara sistem itu berada sekorong dengan seharusnya. Sepanjana masih terdopat suatu. perbedaan ontaro kondisi saat ini dan kendis! yang diinginkannya dari suatu sistem, balikan penyeirnbangan akan menggerakkan sistem ke arah kondisi yang diinginkannya. Kite mempunyal simpal urpan balik penyeimbangan yong banyak sekali dalam tubuh kite. Sebogol contoh, kite mempertchonkon femperatur badan tetop konstan. Suatu bagien kecil deri otak yong disebut hypothalamus berlindak sebagoi ‘termostot’ tubuh kite. Ketike suatu perbedaan antara tenperaturaktual don temperature yong sehorusnyc terdeteksi, hypothalomus mendorong perubahan yang ckan mengurangi perbedaan temperatur tersebut. 4.4.3 Ketertundaan Dalam Sistem Tidak semuo hubungan:hubungon sebab dan akibat terjadi dengan seketike. Kadong-kedang konsekuensi-konsekuensi dari suatu tindekan otou kepulusan yang kita lakukan tidok muncul dengan segéro, okan félapi ie baru muncul selelah beberapo menil, jam, hari, iiinggu, bulon, atau bohkon bebaiopa tahun kemudian, don ini dinamokon dengan istilah delay atau keterlundoan, Ketertundoan terjodi dimana pun di dunia nyata ini karena ia merupakan sifat yang melekat dalam selueuh sistem, memberikan sistem lembam (inertia) serta dapot membuat sistem berosilasi. Dalam systems thinking, ketertundaan berarti edanya selang woktu antara svaty sebab dan akibotnya dan merupokan hol yong kritis dalam menciptakan dinamika. Sebagai cantoh, ketike kite: masuk satu rangan yong ber-AC sehabis melakukan aktivitas di luar ruangan pada siong hari, tidak derigan serta-merta tubuh kita akon langsung merasa nyaman berada'di nuangan tersebut, Diperlukan waktu beberapa saat agarsuhu tubuh kita: menyesvaikan diri dengan kondisi suhu ruongan lersebut sehingge kita okhimyo meroso nyaman, Gambor 4.12 Kovertundoan Kowys Tempera Baa Bab V Struktur dan Perilaku Dinamik Sistem Periloku'suatu sister muncul dari siukiumya. Strukturstuktur tersebut terdici dari simoo!-simpal umpan batik, stock don aliran-olinan (flow), dan nanlinieritas yong dihasilkan altel interaksi struktur fisik cian institusional sisiem dengan adanya campur tangon proses pengambilan keputusan dari si pengambil keputusan yang bertindak dalam sistem tersebut (Stennan, 2000). Terdapat tigo mode dosar dinamike periloku sisiem yong dapat diidentifikasi bersama dengon struktur-struktur umpan ballk yang membangkitkonnya, yaitu: (1) perlaku pertumbuhan eksponensial, yang dibuat aleh-umpan bolik positif, (2) perilakw menuju suoty sasaran (goal seeking), yang dibual oleh umipan balik negatif, dan (3) perilaku osilas: (termosuk osilosi: yang teredam, siklus yang terbatas, dan chaos), yang dibuat oleh umpan balik negatif dengan wektu tunda {time delay), Bi samping ketiga mode dosar perilaku tersebut, terdapat beberapa mode perilaku lain yang muncul darlinteraks! non-linier dari ketiga strukturdasarin\, seperti pertumbuhan kurva-S, pertumbuhan kueva-S dengan overshoal dan osilosi, dan loin-lain. 5.1 Mode Dasar Perilaku Sister 5.1.1 Pertumbuhan Eksponensial Pertumbuhon eksponensial muncul-dari umpan balik positifaritara komponen- kornponen suaty sistem. Perilaku pertumbuhan eksponensial dapat dilihat pada gambar 5,1. Dalam pertumbuhan ekspenensial, dengan semakin besar suaty sh Bn es » ——E men tine Series eee kuantitas ofau kinerja sistem, maka oken semakin besar rata-nato peningkatan kinerjo bersihnya: Banyak sistem di dunia ini memperlihatkan perilaky pertumbuhan eksponensial, Sebagai conch, dalam ekologi, kelahiran penduduk di sualu deerah okan menamboh jumloh populasi penduduk di doerah tersebut, yang selanjuinya okan terus meningkatkan jumloh penduduk yang dilahirkan. Apabila kita memiliki fabungan di bank, moka jumlah tabungan kita akan ferus bertambah karano sdanya bunga tobungan yang diberikan oleh bank. Dengan demikian, semakin besar jumlah tobungan yang kita miliki, make jumlah bunga tobungan yang akon kita peroleh akon semakin besar pula. Contoh lain dari pertumbuhan adalah tingkat pengetahuan dan belojar. Tingko! pengetahuen, woloupun merupakan variabel intangible, akan tetapi ia masih dapat digerakkon oleh suaty simpal umpan balik penguaten, yaity belajor. Semakin banyak apa yang kita ketohui otou pengetahuan yang kite miliki, moka semokin banyak yang dopat kita ketahui dari keterkaiten pengetohvan-pengetahuon tersebur, 5.1.2 Penyeimbangan (Goal Seeking) Jike simpol umpon balik positif membangkitkan petumbuhan, memperkuat deviosi don perubchon, simpal negatif akan berusaha untuk mencori keseimbangan (penyeimbangan) den menujy sosaran, Simpal Umpan balik negotif bertindak untuk membawa suatu kinerja sistem agar tetop berade pado sasaran atau keadaan yang diinginkonnya. la terus okon berusoha melawan Elagionersia: Slave ‘an Peaks Gombor 5:2 Ferstoilon: Sruftur dum Pasloks, sefiap gangguan-gongguan yang mercoba menggenakkon keadaan suotu sistem jayh dari sasaren yang ditujunyo. Semua simpal umpan balik negatif mempunyai struktur seperti gambar 5.2. Kondisi kinerja suatu sistem dibondingkan dengan sasorannya. Jikg terdopal suatu perbedaan antara kandisi yang diinginkan dengan kendisi yang sebenarriya, tndakon-tindakan perbatkan dilokukan untuk membawa keadoan sistem kemboli menyjy sasaron yang telah ditetapkan, Contoh yang dapat menggambarkon periloku penysimbangan adalah sistem pengaturan temperatur udara dalam ruangan: Keliko kita mernasuki ruangan don mierasakan bahwa temperatur udara rvangon terlaly panos atau tidok sesyai dengan keinginan kita, kite kon segera mengubah setting pengatur udora (AC) dengan nilai tertentu yang kita inginkan. Segera setelah setting point tersebut kita uboh, thermosta! secara otomatis akan mengecek perbedaan ontara temperotur ruangan nyata dengan temperatur yong diset thermostat {yang diinginkan) untuk selanjutnya menjalankan mesin pengatur dare ruangan, sehingga pode akhimyo temperatur rvangan akan mencapai-temperatur yang diinginkan.. Kelike kito lapar, kit makan untuk menghilongkan rasa lapar tersebut, Ketika kita leloh, kita akan istirahat tidur untuk mengembalikan energi yong felah lerkuros habis, Ketika persediaan barang Ui gudang berkurang dari jumlah yang diinginkan untuk memberikan jasa pelayanan yang bail, moka produk akon diprodukst sampai jumlah persedican bararg di gudang benar benarterpenuhi. 5.1.3 Osilasi Seperti halnya periloku menujusosoran, periloku osilasi disebabkan oleh simpal umpan balik negatif dengan adanya woktu funda, Kinerja suotu sistem diperbandingker dengan tujuannya dan tindakon perboikan dilakukan untuk menghilangkon perbedaan yong terjadi. Dalam suatu sistem yang berosilosi, kinerja suoly sistem secara kenstan berada di ates dan di bawah dari sosarannyo, bolak-balik, begitu seterusnya. Kinerjo sistem yang diomatf akan berflukiuast di sekitor sasaran. Sebagai contoh diperlukan woktu bagi perusahaan untuk dapot menghitung don melaporkan jumiah barang yang tersedia di gudeng pada suatu waktu. Dari informasi tersebut, pihok monojemen seringkoli juge memerdukan waktu untuk menyepakati dan mermutuskan berapa banyak borang horus diproduksi, dan dipertukan waktu lagi agar bahan baku dipesan, tenago kerja dan sumber doya lain merespon jadual produksi baru. Adanya waktu turida yang cukup lama.pade setiop tahopon proses di atas dapat menyebabkan inventor berosilasi, x Rees: a YE ses o ) a is eee, Petter ‘(Gep) = , boares illest: Seaton Oshy Adri don 5.2 Interaksi Dari Mode-Mode Dasar Keliga mode periloku dosarsistern, pertumbuhan eksporensial, penyeimbangan, don osilasi disebabkan oleh tiga struktur umpan balik dosor, yailu: umpon balik posit, Umpon balik negatif, dan umpan balik iegalif dengan ketertundaan, Beberopo mode yong lain mempunyai pole perilaku yang lebih kompleks yang muncul dai interaksi struktur-struktur tersebut diantaranyaradalah perumbukan kurva-S. 5.2.1 Pertumbuhan Kurva-5 Sepertidijelaskan sebel uninyas bahwa tidak oda yang dapat tumbuh selamonya karen bagaimana pun sesuaty yong tumbyh okan terdapat satu atau lebih perighambat yang menghalangi pertumbuhian, Salah sate mode’ periloku dinamike ysiam yang Umum dapat diamoti odalahpertumbuhan kutva-S yang pade mulanyo mengolami pertumbuhan secara eksponensial, akan tetapl kemudion secard perlahan-ldhan partumbuhannya’berkurang hingge kondlisi sistem mencopol keseimbangan. Untuk memahomi strulturpertumbuhen kurva-S, contoh konsep kopasiias beban dolam sistem ekologi dapat diguniakan. Kapasitas beban suaty habitat adalah jumlah orgonisme tertentu yang dapat mendukung dan ditentukan oleh sumber doyo yang tersedia di dalam lingkungan dan merupakan sumber kebutuhan populosi, Suatu sistem membangkitkan: perlumbuhon kurva-5 honya jiko duo kondist krilis terpenvhi. Perioma, simpol negatif horus tidak melibatkan waktu funda yang signifikan (jika hal itu terjadi, moka sistem akon mengalomi overshoot ataw berositesi di sekitar niloi kopositos bebannyo). Kedua, kapasitos beban horus bemilai tetop (fixed). Som elimina | a ; a Rar tcstgon go Poa Festumbuban KurvaS- a) eee Sreultur dan Pell: ti 5.2.2 Pertumbuhan Kurva-S dengan Overshoot Pertumbuhan kurva-S membuluhkan umpan bolik negatit yorig membotasi pertumbuhan untuk bertindok dengan cepat ketika koposites bebon tenpenuhi. Seringkall terdopot waktu:tunda yang sigitfka” dalam simpal-simpal umpan bollk een ini, Waktu tunda dolom simpal-simpal negatif ini okan memungkinkon bahwa keadaan ‘sistem akan mengalami overshoot don berasilosi di sekitor kapositas bebannya. ae 40) [ Dy Len. ra Te gat Foruhn ineis = sr = Seba’ Ooe dangon overshoot Sioltu dan Perot om 5.2.3 Kurva Overshoot dan Kolaps sums! kritis keduo yang mendosori pertumbuhan kurya-S adalah bahwa kondisi yang diinginkan ofau kapasitos bebannya telap. Seringkali, bagaimana pun, kemampuan lingkungon untuk mendukung suatu perlumbuhan populasi dikikis stay dihobiskan oleh populosi ity sendiri, Hal ini menyebabkon keadoan sistem menjadi kolaps. Gambar 5.6 mamperlihotkan struktur umpan balik dan perilaku overshoot dan kolaps. Sebogai contoh, populosi kijang di dalam suatu padang rumput dopa! tumbuh ferus menjadi sangat banyak, karena didukung oleh kemampuan don daya dukung lohan don podang rumput dalam menyedickan jumlch makanan untuk kijong fersebut. Akan tetapi ketiko daya dukung tahan dan podang rumput tidak lagi memadai untuk menyedickon makanan bagi populasi kijang, maka pertumbuhon populosi kijang tersebut akan berkurang, dan bahkan akan hancur: Bab VI Pemodelan Simpal Kausal Menggombarkan suatu sistem seperti kita menceritakan sebuah cerita dalam bentuk gambor-gambar otau karakter-karakter hurul, Cerita-cerita tersebutdapat berupa cerita roman, novel sejarah, detektif, komik atow apapun yang kita inginkan. Seberapa cerita merupakan cerite favorit yong obadi, yang dapat kito gombarkon dengan cara-cara berbeda. Jika kita pemah berkata pada din kita: sendiri, “Mengapa hol ini terjadi pada kita?", kita mungkin dapat merasokannya. Beberapo dari alur cerita mungkin saja kompleks, sedangkan lainnya sederhana. Tidak ada yang dapat menjamin bahwa cerito tersebut dapat berakhir dengan manyenangkon — kitaloh membuat akhir caritanya. Soma hainya dengan cerita roman, novel sejarah, otou detektil yang dapat diceritakan dalam bentuk visual gamboratau korakter hunif, sustu sistem dapat juga diungkapkon dalom bentuk gambar visual, salah satunya adalah dengan diagram simpal kausal (cousal loop diogroms). 6.1 Diagram Simpal Kausal Diagram simpal kausal merupakan suatu perangkat yong digunakan untuk mMenyatokan keterkaitan dinamikdan hubungon sebab okibat antora berbagol variabel yang ada dalam suatu sister (Macni, 2000). Terdapat dua komponen dosordiogram simpal kousal, yaitu: (1) variabel dan (2) tonda panah (keterkoitan atau link), 6.1.1 Variabel Variobel merupakan-suatu kondisi, situast, findakan, atau keputusan yang akon mempengaruhi, dan dopot dipengaruhi oleh voriabel-variabel lain (Maani, 2000). Suotv voriabal dapat berupa voriabel kuontitatif, seperti: profit, praduktivitas, ‘atau kefidakhadiron pekerja; otou dapat berupo variabel kualitatif, seperti: motivosi, kepercayaon masyarakat, reputasi, don sebagainya. Voriabel kuantitatf merupakan variabel dapat dihityng dan diukur, sedangkan variabel kualitatif imetupakan variabel yang umumnya suli! diukur secara langsung, Lebih rinci lagi, Ward & Audrey (19788), mengslompokkan variabel ke dalam tiga jenis ‘variabel berikut, yoitu: (1) hord variables, (2) soft variables, dan (3) performance measure variables. Hord variables dan soft variables barkaiton dengan variabe! kuantitatit don variabel kualitatif, sedongkan performance measure variables berhubungan dengan kinerja, seperti: roto-rata pertumbuhon penduduk, rasio biaya dan kinerja, pongsa posar, donrasio-rasio kevangan maupun operasional, Salah saty kekvatan dari metodolegi diagram simpal kausal ini adalah kemampuannya untuk menyertakan voriabel-voriabel kualitatif delam pendekatan systems thinking. 6.1.2 Tanda Panah Tanda panah mengindikasiken suaty pengoruh kausal (keterkaitan kausal) Jangsung antare dua variabel. Masing-masing keterkaitan kousal diberi tanda polaritas kelerkaiton, positif (+) atou negotif (J, untuk mengindikesikan Koterkeitan Kausal Polarites Keterkaitun (Cousel Link) + oop — Cambor 6.1 Diogeerm Keterkaitan Xousel Sedetione Arto ue Vesbel Viddon v2 Vy Vo ‘Gamber 6.1 merupakan contoh diagram kausal yang paling sederhana, terdiri dori dua variabel V1 dan V2, dimana variabel V1 mempengaruhi variabel V2 secara langsung. Dari diagrom tersebut terdopot dua jenis kemunakinan keterkaitan kousal. (1) Satu keterkoitan kausal dari variabel V1 ke variobel V2 dikatakan posit (+), jtke variabel V1. meningkat (menurun), maka variabel V2. akan meningkat (menurun} di atas (di bowoh) dori apa yang seharusnya terjadh (2) Suaty keterkaitan kausal dori voriabel V1 ke variabel V2 dikatakan negatif }, jike variabel VI meningkat (menunun), maka variabel V2 ckan menurun {meningkat) di bowah (di atas) dari apa yang sehanisnya terjadi, Berikut adalah beberopa contoh keterkaitan kausal antara dua voriabel, yoitu: ‘ontara variobel Promasi dengan voriabel Permintoan, antora variabel Kualitas Produk dengon voriabel Penjualan, doniantara voriabel Horga dengon variobal Permintaon. Ganbar 62 ogra Kottom a Kouta! uniara Variatat Prameth Perminiaan Romoudee Verotal Gambar 6.2 mengindikasiken bohwa gencomya Promosi suatu produk ying dilokukon oleh perusahoan akan berpengaruh pada peningkaton jumlah Permintoan konsumen akon produk tersebut. Le + Gambor 63 Diagram Ketetaiton Kualites Produk Penjuoton —Kgyxal Amare Vorabel Kuoiias Produk den \Vonobel enjuston Gambar 6.3 mengindikosikan bohwa peningkaton Kualitas produk yang | dihostlkan ckon berpéngaruh pada peningkaton jumloh Renjualan yang akon diparolah pénusshoon. Harga. Farmintoon Gombar'é.4 mengindikastkan bohwa jike Horga suatu produk meningkat, make Permintoan okan produk tersebut menunun, Selain tondo positif (+) atau negatif (-), ade tando atou notas! lain yang seringkali digunckon untuk menyatakan keterkaitan antara dua variobel, yaitu notosi ‘s* ‘atau 0". Secara umum bahwa: 1. notosi ‘s" menyatokan bohwa dua yaitabel dapat bergerak pada ‘orah yang soma (the same direction}, atav perubahan pada variabel V1 menghasilkan perubahan pode variabel V2 dalam orah yong samo, 2. motos! ‘o’ menyotaken bahwe due variobel dapat bergerak pide arch berlawanan (the opposite direction), atau perubahan yang terjadi pedo. variabel V1 menghasilkan perubahan pada voriobe! V2 dolom arah yang berlawanan. (Gambar 6.5 merupakan contoh diagrom keterkaitan kausal sederhana antara dua variabel V1. don V2 menggunakan notasi ‘s". Tanda panah ( t) dalam. gambar tersebut digunaken untuk membantu mempermudah memahami arah perubahan suatu voridbel. Artinya jiko voriabel V1 meningkat, make variabel V2 juga akon meningkat, sebaliknya jika voriabel V1 menurun, make variabel V2 juga akan mengalami penununon. ——= =f Gomber 85 t Bragram Ketartotian t s Kousal Sedechana antors ‘Vanobel V1 don Varia! Ny Ma. ‘V2 Menggurokn Natost e Berkut adalah beberapo catotan penting yong harus kite perhatikan berkaitan dengon diogram kausal: (}) Setiop keterkaitan yong terdepat di dalom diagram kausel harus merepresentasiken (apa yang menjadi keyakinan kits tentang) keterkaiton ‘antar variobel, Kita tidak horus melibalkan korelasi antor-variabet-voriabel. Korelasi ontor voriabel mereflelsikon perilaku mosa tatu dari suai sisters), Korelasi tidak mengungkopkon siruktur sistem, sehinggo jika kondisinyo beruboh atau jka simpol-simpal umpon balik yang sebelumnye diabotkan menjadi dominan atau [ike kebijakan-kebijakan bory dicobokan, korelas! ceontara voriabel yong sebelurnnya dapot diyakini betul okan berubah haheur Korelosi-korelasi antor variabel akon muncul dori periloku suaty model ketika kita melakukan simulasi terhadap model tersebut (Sterman, 2000}, Penting untuk dicatat bahwe arah dari keterkoitan antoro duo variobel tidok seloly tetap, okan tetopi ic dapat berubsh berdasarkan atas asymnsi- gsumsi atau kondisi-kondisi atou dalam sistern yang berbeda: (Maani, 2000), Sebogai contoh, pada umumnye kita akan menerima pendapat bahwa sebagai hesil dari suotuy usoho proses peningkatan (improvement process), kualitas produk yang lebih tinggi dapat memicu pembioyoan yang lebih rendch, Sebelumnya peningkaten kualitas produk melalui pengguncan Komponen dengan kuolitas bohon yong lebih tinggi akon memerlukan, bioya yang lebih tinggi. Contoh fain adalah diet don turunnya berat biodan seringkall oda koitonnye, semokin ketot melakukan diet, berat bodan akan semokin bonyok berkurang, Bagaimana pun, kadang-kadang semakin ketat kita melakukon diet tidek secora otomatis beret badan ckan semakin berkurang Karena metobolisme tubvh mempunyoi ‘baias’ yang hanyo kemudian dapat cltingkatken melalui latihan (oloh rago) (Maani, 2000). (3) Poloritas keterkaitan dalom diagram kausal menielaskan struktur sistem, Polorites keterkaitan tidak menjelaskan perloku don varinbel-voriabel, akon fetapi io menjelaskan apa yang akon terjad) jike terdapat suatu parubahan, Mereka tidok menjelaskon aps yong secoro oktval tenodi (Steman, 2000), Seringkall terjadi kekeliruan alou kesalahon logika dalam miembaca dan menginterpretasikan dliagrarm kausal ini, terutama pada pemakaian nates! 2) (4) “s' dan ‘o' dalam diagram tersebut (Sterman, 2000; Moani, 2000; Richardson, 1997), Peryataan “V1 dan V2 bergerak dalam arah yang samo”, tidak secaro umum adaloh benar Misalnya, notasi ‘s’ pada hubungan dua variobel Kelchiran dan Populasi penduduk peda gambar 6.6; tidak bergerak dalam arah yang soma: sucty penurunan pada Kelahiran tidak menyebabkan Populosi menurun. Populasi akan tetap bertombah, akan tetopitidak sebesar jiko Kelohiran mengolami peningkatan.. Sama halnya dengan notasi ‘o" pada hubyngan dua variabel antars Kemotion dan Populosi, tidak bergerak bergerak dalam arch berlawanan: suatu peningkatan pada Kematian tidak menyebabkan menurunnya Populasi, Dalam buku ini, tanda yang digunakan untuk menyatakan pélaritasketerkation adalah tanda *+"atou Sefeloh kita memahomi bageimono voriobel-voriabel fersebut berkaitan, sélanjutnye kita pelajari bagaimans sekelompok variabel dopot membentuk simpal kousal., 6.2 Simpal Kausal Svat simpal kausal menspakan suai perangkat konseptual untuk menyatakan suaty proses dinamis dimana rantoi pengarvh dari suatu sebob dapat ditelusurt melalui sekumpulan variabel-variabel yong berkaitan sampai kemboli ke: penyebob asalnya (Mooni, 2000), + + Kuolitos Keumungon r + ——— ay Gombor 6.7 Kopasitas uniuk Besean’ Srinpat Kovsal tuk Pesinghone Menace + cae Sekelompok variobel yang soling terkoit dikatakan membentuk suatu simpal kausol (satu lingkoran penuh) ike vorichel-variabel tersebut secora bersamo- some membentuk suotu polo yong tertutups. Suatu simpal tidek parly berbentuk lingkoron, cken tetopi ix horus membentuksuatu polo yong tertutup dav suatu ! variobel awol kembali ke veriabel tersebut (ihat gambar 6.7), Secara teontik, berbagai voriabel dalam suaty simpal kausal dopat kita jadiken sebagai variabel awol, Bagaimano pun, suotu variabel kite pilih menjadi variabel wal korena adanyo suatu kondist atau tindekan-tindakan kunci tertentu yang membuat voriabel tersebut baik sebagai variabel awal (Maani, 2000). Setiap simpel kausal menjelaskan suatu cerita ofau harus mempunyai arti, Cerita inl memperihatkan bagaimana pengaruh-pengaruh tersebu! pada akhimya sampai pode penyebabnys, atau bogaimano akhir dari suatu cerita sampel pada traknonya. Gambar 6.7 merupakan’contah ‘suaty diagram simpal kausal yang mempetlihatkan rontai pengaruh peningkaton kvalites pada repulas! suotu peruschaon, pangse pasos, pendapoten dan profit, yang meningkalkon kemampuan perusohoan untuk melakuken pslatihon idan peningkotas kuolitis, Disini yang meniadi variabel awal adalah kualltess, 6.3 Penentuan Polaritas Simpal Seteloh kita. memberikan tando plus (+) dan minus -) pode keseluruhan keterkaitan dalam simpal keusal, kita teruskan dengon menentukon tanda poloritas simpal, opakah simpal tersebut merupakan simpal penguatan (reinforcing) atau simpal penyeimbangan (balancing). Beberapa metode dapat diguookan untuk menentukan apakah sucty-simpal merupakan simpal penguatan (R}, atou penyeimbangan (8), tiga diontoronyo adalah: (1) Gunokan logika atau intuisi untuk mengidentifkasisifat dan simpal. Metoda ‘ni melakukan kaji ulang untuk melihat apakah simpal merepresentasikan ‘suaty tindekan pertumbuhon atau penurunan, atau menujy suatu sasaran tertento: (2) Telurusi simpal tchap demi tahap (varlabel demi veriabel dan hitung kembali pengaruh dan masing-masing voribel terhadap variabel berikutnya sompai simpal tersebut selesai (kembali pad variabel awal), Proses metoda ini dimulai dengan sucty variabel dengan menyotakan ‘peningkoton’ dalam: vanigbel ini-akan meningkatkan (atau menurunkon) [kendisi) variabel berikutnya, dan seterusnya sampal kembali lagi pada variabel awal, Hitung jumich tando negotif " ato notasi ‘o’ dalam simpol. Jika jumlehnya. 0 (nol) atau genap, maka simpal reinforcing. Jike jumich tande '— otow notast ‘6! |umlahnya gan, maka simpal balancing, (3) Disomping tando: positif otau negatif dalam kurung (+). (4), huruf R dan B, atau beberapa simbal lain seperti simbol 4 don 92° untuk menyatokan simpol penquotan don penyeimbangan, 6.4 Memberi Nama dan Nomor Simpal dalam CLD Jikoterdapat lebih deri satu simpol, moke setiag simpal perlu diberi noma dan nonor urut, Tuluannye adalah untuk membantu memudahkan pemboca, mengikuli rangkaian jejaring dari setiap simpal. Namo suatu simpal horus menggunakon kote bende:ctau frosa kata bende mengikuti aturan pemilihan namo variabel. Penomoron simpol yong digunakan umumnya adalah R1, R2, R3, ..., Re untuk simpal penguoton dan B1, B2, B3, ..., Bar untuk simpal penyeimbongon, Untuk informesi umpan balik biosanya dapat diber tanda ci lovee ssc den gin rah singer’ Garsber 8.8 misrupokor\cbnfoh ppenamaotidan pehenicran diegrattsinsal kausal modal perturibiubern ed. Simpal R1 diberi noma-Uscho Pemasaron, B1 diberi nama Perseps! Pasar dart B2 diberi nama lnvestasi Modal. 6.5 Ketertundaan dalam Keterkaitan Kausal Untuk menamboh informasi dari suai diagram simpal kausal, perlu juga ditambahkan tande delay {ketertundaan), Kopanpun terdapat suaty indikator ketertundoan dalam suaty ponah, ia mengindikasikan bahwa terdapat suatu ketertundaan signifikan dalam perilaku sistem, Diagram kausol sehorusnya memosukkan ketertundaan sehingga penting untuk hipotesis dinamik atau signifiken terhadep horison waktu (Sterman, 2000). Gambar 6.9 memperiihatkan suaty ketertundaon dalam suatu keferkaitan antdra Variabel Harga dan Persediaan. sande Kebedynidoan fo a wee Hose ee Syaty Ketokatan 6.6 Pemilihan Nama Variabel Femilihan nama variabel untuk model simpal kousol bukan merupokan suaty keahlian intuist. Penggunaan nama variabel yang tepat okon mempunyoi hubungan yang signilikan dengan fingkat akurasi, kemudahan dalam konstruksi, dan voliditas dar suatu diagram simpal kausal, Dalam beberapa | situasi, terutama ketika dalam suatu tim yang enggotanya berasal dan fungst atau departemen yang berbede, penentuan sekumpulan variabel-variabel yang bersifat lebih umum menjadi relevan-den penting ketika semua yong terlibot melakukan-curch ide, diskus?, don kadang-kadang kompromi- kampromi. Terdapat sejumlah teknik yang dapat digunakan untuk memfasilitasi proses ini, seperti diagram afinitas, hexagon, dan tain-tain. Berikut odalah beberapa pedoman yong'dapat digunakan untuk pemilihan name variabel dalom diogram simpal kausal (Kim, 1999; Sterman, 2000)- 6.6.1 Pemilihan Nama Variabel 1. Nama variabel sehorusnya menggunakan kata bendo atau trosa kato benda. Hindarkan pengqunaan kote kerf atau frosa tindokon, karena tindakan iniokan disampaikandolam fondo ponah. Diagram kausal menangkap struktursigtany, bukon parilakunya (buken opa yang secara aktual telah terjodi, okan telapi ope yong akan terjodi jike: variabel loin beruboh dalam berbagoi coro). Jongon setokan kato sifot atau penjelosan seperti ‘peningkotan’, ‘penurmnan’, “lebih kurang’, ‘tebih rendaht, don: ‘lebih tinggi’ dolor nama variabel. B won D tenor l fr % fe Gambar 6.10 4 4 Nomavaicbel i ki rnenggurokon bate ine 1 sot Leeimr Diogram yang Benar. Jika biayo meningkat, make harga meningkat (di ‘tas dari ape yang seharusnya), ckan tefopi jike bioya menurun, maka harga menurun (di bawoh dori apa yang sehorusnya). Penggunaan koto kerja 'meningkat’ akan membingungkon ketiko berbicara tentang suatu penurunan dalam Biaya maningkat. 2. Name variabel harus dapat menggambarken arah (meningkot atau menurun) yong jelos. salah © bois Gombar 6.11 fs “ % Poot Donat Menpgarsbarkan Fenghargaon Koadaon | Penghergoar Bohogia Arch yang elo ‘him Kita tidak akon dapat memahami jika suatu variabel Keodaan Pikiron dapat meningkot atau menurun, akan tetopi jika voriabel tersebut misalnyo Kebahagiaon, kita mosih dopat memahaminya sebagai sesuatu yang dapat berubah meningkat atau menutun. 3. Pilihlah suatu nama voriabel yong memiliki konotasi yang lebih positif. Konsep peningkoton don penurunon Pertumbuhan adalah tebih jelas doripada konsep peningkatan atau penurunan dalam Penyusuton, B scoh benor | a a Genter 632 Arrcmnnn Vonubel Matus Promina Pangueun | Aaminison Forwimbubon Mari Kener ang (kit Porth 6.6.2 Pembentukan Loop 1. Pikickon kemungkincin adonya konsekuensi yang tidak dilnginkan, seperti hasi! (awicame) yang diharopken untuk setiop rongkoian tindekon yong terllbat dalam diagram, Contehnya adoloh peningkatan dalom variabel Tekonian terhodap produks! dopo! meningkatkan Output Produksi, akan tétapi variabel Tekanon terhadap produksi juga dapat meningkatkan Sires dan akan menurunkan Kvalitos. (2) Semva simpal keseimbangan menspakan proses yang menuiy suaty sasoran, Cobslch untuk membuot sasaran-sasaran yang lebih eksplisit yang menagerakkan simpal. Contohnya adolah simpal B} dapat menimbulkan pertanyaan tentang mengape peningkatan variabel Kualitas Produk akan menimbulkan penurunan. pada variabel Tindakan. untuk. meningkatkon Kualitos Produk. Dengan secara eksplisit melakukan identifikosi Kualitas Produk yang diinginkan, seperti sasaran dolam simpal B2, kito dapat meliho! bahwa voriabel Perbedaon pede Kualitas secora, nysta menjadi penggerak bagi peningkotan tindakan peningkaton kualitos. BD aon Dl tne (ICe¥ re ooh Rapa (3) Bedokan ontera keadoon variabe! yang dipersepsikan dengan keadaon variabel yang nyato/ektual, seperti Kualitas yang dipersepsi (Perceived Quolity) lawan Kualitos nyotonya, adalah penting. Persepsi seringkali berubeh lebih lambet doripada perubahan keadoon nyatonya, don kesolahon keadoon yang dipersepsikan untuk suatu reatitas pade saat ini, kan dapat menyesotkan dan memberikan has!l yang tidak diinginkan. ‘ pit 4 kee Tadkom unk Gop dalam vets 7S Gabo: 6.5 haste Feeggornboron Voricbe Noreen + Peeelos tesco Fernghcton Posse! 4) Jika suoty voriobel mempunyai konsekvensi ganda, mulailah dengan mengumpulkannya ke dalam satu istilah, sementara itu. menyelesaikon terlebih dahuly sisa simpalnya. Contohnya adalah variabel Strategi Penanggulangan dapat mengungkapkan bonyak cara yang berbeda kita menanggopi stres (lathan, meditasi, penggunaan alkohol, dsb.). f os KE) pence sn Gambor 6.18 ee Keterkaan ontore ‘Voriobal Stress don Strate) Penangauiangen (8) Tindokon-tindaken yang diambil hampir selalu mempunyai konsekuensi jongko panjang don jangka pendek yang berbeda. Gambarkan loop- loap yang lebih lebar ketika loop-loop tersebut prosesnya meninakat dari jangka pendek ke jongke panjang. Contohnyo, Loop B] mamperlihatkan parilaku jangka pendek penggunaan alkohal untuk mengatast stress, sedangkan Loop R2, menggombarkon konsekvens’ jangko panjang dari perilaku ini, yang memperthatkan bohwa secara nyato keadaan ini dapat meningkatkan stress. (6) Jika dalam suatu keterkaitan di antara dua keadaan (yoriabel) membutuhkan keterongon yang lebih agar menjadi jelos, definisikon kemboli variabel-voriabel tersebut atay sisipkan beberopa yoriabel tambohan di ontara kedva voriabel yong telah dinyatokan sebelumnya, Contohnye adalah hubungon ontare variabel Perintaan dan variabel Kuolitas, mungkin lebih jelas kefiko variabel Tekanan Produksi disisipkan diantora keduo voriobel tersebut, 6.7 Panduan Membuat Diagram Simpal Kausal Hal penting untuk dicatat ketika kite: memulai suatu proses pembuaton diagram simpal kausal, diantarcnya: 1. Pemilihan Tema Pembuatan diagram simpal kausal bukan|ah sesuatu yang tidak berakhir sompai pada dirinya sendiri, okan tetapiia merupakan bagian dori proses penggambaran dan komunikasi yang lebih mendalarn tentang suatu isu kompleks. Tidak akan ada ortinya untuk memulai pembuaton diagram simpal kausal tanpa melakukan pemiliban suatu temo atau isu tertenty, sehingge kito okan memahaminya dengan lebih baik. Contohnyo, temo tentang bagaimena kita mencoba memahami implikesi perubohen suatu dorangan-teknolagi (technology push) terhadap stotegi yong berorientosi pemasoran dopat_merupakan suafu tema yang lebih baik doripode teria tentang bagaimana untuk mengarti lebih boik proses perencanaan strotegi kita, 2. Horison Waktu Akan lebih bermanfaat jiko horison waktu yang fepat dapat ditentukan untuk svat isu afou tema dengan melihat bagaimano dinamikanya berjalon. Contohnya adaleh untuk suatu perubahan di dalom strategi peruschaan, horison waktunya dapat memakan rentong waldu yang cukup lama (beberape tahun), sedangkon horison wakiy untuk melihat perubahon karena promosi iklan suatu produk, mungkin hanya membutuhkan rentang waktu dalam orde bulanan. Bagaimanapun juga, waktu itu sendiri seharusnya tidak diikutsertakan sebagai lat kausal. Contohnya, seteloh terjadinya hujan deras, kandisi permukaon air sungai meningkal secara teratur, akan tetopi otribut (sifal) ini pada perjalanan waktunya tidak akan diberikan, akan fetapi kita perlu untuk mengidentifikosi apo yong secara nyote yong telah menggerakkan perubahan itu terjadi. 3. Grafik Prilaku Terhadap Waktu Identifikasi dan penggambaron bagaimane bentuk perlakunya terhadop woldu dori voriabel-variabel kunel mecupakon suatu thapan awal yong penting untuk mengungkopkon pemahaman terhadap suatu sistem pada saat ini Panggombaran perlaku mosa dafong mengandisng suatu resiko-resiko yang dopot keliry. Foltonya adalah bohwo proyeksijproyeks! di mosa dotang mungkin kan kelitu, akan tetopi dengon membuatnya menjadi eksplisit, kita dapat mencobo osumsi-asumsi dan ketidakkonsistenan kita yang tidak dapat ditangoni yang mungkin seboliknya tidak pemah dopat dimunculkan sebelumnya. 4. Isu Pembatas Bageimana anda mengefahui kapan untuk menghentkon penambohan wariabel ‘dalom syatu diagram? Jike ondo tidok tetop memusatkan pethatian ando pada isu tertenty, onda secara cepat menemukan berlimpahnya sejumlah keterkaitan- ‘keterkaiton voriabel yong mungkin. Ingat, anda tidak mencoba untuk menggambarkan sistem secaro keseluruhan -hanyo apa yang krifis dari tema yong okan dituju. Ketika keraguan tentang keterlibatan sesuatu variabel, tonyakan, “like soya membuatrongkap atau membagi dua variabel ini, odakah pengarub signitikan pada isu yang sedang saya petakan?, Jika tidak, mungkin variobel ini dapat diabaikan. 5. Tingkatan Agregasi Saberopa rinci seharusnya suatu diagram dibuat? Sekali lagi, tingkatan seharusnya ditentukan oleh isunya itu sendifi. Horizon waktu dopat juga smembantu untuk menentukan seberapa rinci variabel-variabel yang diparluken dibuot, Jika horison wakty dolam erde minggu (luktuasi pada lini produksi), variabel-variabel yang beruboh secora perlahan sepanjang période beberapa fahun, dopat diasumsikan menjadi konston (pembuatan pabrik bony). Sebagal cturan, vaniabel-variabel sehorusnya tidak menjelaskan kejodion-kejadian khusus (misalnyo suatu pompa yang rusak), okon tetapi seharusnya menggambarken polo periloky (kerusakan pompa dalorn suatu patsik). 6. Ketertundaan yang Signifikan Pastikan untuk mengidentitikas! berbogai hubungon (keterkaitan) voriobel yong mempunyoi penundaan yong signitikan relatit dori diagram. Penundaan merupokan hal yong perting kavena mereka’ seringkall: merupakon sumber dari ketidaksetimbangan yang terakumulosi di dalam suatu sistem. Iniimurigkin dopot membanty dalam memvisualisosi penambchan daya tekon dalom sistem dengan melihot keterkaitan penundaan sebagai suaty katup pelepas tekanan yang membuka secoro perchan akibat adanya tekanan dinding otau terbuka secara mendadak ketlko tekonan tersebul mendekati nifoi kritis, 6.8, Cara Sederhana Membangun Diagram Simpal Kausal Beberapa teknik diperkenclkan untuk membangun diagram simpal kausal, diantoranyo diperkenalkan oleh Hodgson (1984) dengan Hexagon for Systems Thingking, Goodman don Karash yong memperkenatkon enam-tahap untuk bemikir secaro sisternatis, dan lain-lain. Solah satu caro sederhana yang dapot digunokon untuk membangun diagram simpal kausal dapat dilihat peda gambar 6.19, Berdosorkan gormbar 6.19, untuk membuat diogram simpol dapat dimulai dengan menentukan cerita/permosalahan/topik yang akan dipelojari atau dipecchkan, Cerita/permasalohon tersebut biesanya didesarkan atas osumsi-asumsi yong horus dilengkapi dengan dato. Selanjutnyo berdosarkan topik’ permasalohan tersebut ditentukan, identifikasi variebel-variabel yarg teribat dori penjelason/cerita tersebut. Sefelah variabel-vasiabel tersebut diidentifikasi, hubungkan keterkaitan- keterkoiton antar variobel tersebut. Terakhir adalah buat simp! kausal berdasarken kelerkaitan-keterkoitan tersebu!, sehirigga diagram simpal kausal yang dibangun dapot menielaskan cerita/pernasolahon yang akan dipecahican. Berikut adalah contoh pembuatan diagram simpal kausal dengan menggunakan. teknik di atas. 1, Cerito/Permasalahan Seliap nagara pasti mempunyai visi yang digunakan dolor pembangunan négoranye. Pada umumnya visi yang dibuat tersebut kamprehensil, termasuk didolamnya faktor-faktor ekonomi, seperti pandapatan dan tenago kerja, foktor sosial seperti kesehatan don pendidikan, dan faktor lingkungan, seperti udara dan air bersih. Selanjutnya negara horus membuat perencandan strotegis untuk mencapai visinya tersebut.. Karena visi yong dibangun komprehansif, perencancan juga harus komprehensif, Dalom melakukan perencanaan, beberapa pertimbangan horus dilakukan, seperti kesalingbergantungan, atau integrosi berbagai foktor yang mempengoruhinya. Pertumbuhan ekonomi, sebagai contch, membutuhkan, tenaga kerja yong sehat. Tentu soja untuk dapat menciptokan tenaga kerja yong sehat tersebut memerlukon cukup investosi dalam pelayanan sosial.. Jika dalam perenconaon tersebut tidak berupoyo memikirkan secora komprehensif keterkaitan-kelerkaiton antora foktor faktor ekonomi, masyarakat, don lingkungan, moka berbagai konsekvensi don harapan yang tidak diinginkon sebagai akibat kebijaken yong diombil tersebut akan menyebabkan suatu negora tidek dapat mencopai visinya. ae cotreeie Se See = 2. Cerita/permosalahan dibagi menjadi tiga faktor Untuk mempermudah dan lebih sistemotis dalam pembuatan diagram simpal kousal, cerita/permsalchan yang telah dijelaskan tersebul, dapat dibogi menjadi beberapa sub topik/sub permosalahon. Berdasorkan cerita di alas, paling tidak terdapat tiga laktor ulama dalam pembongunen negora, yailu faktor masyarakai, ekonomi, dan lingkungan, Selanjuinya ketiga faktor tersebut dapat digambarkan, seperti gambar 6,20. Mengidentifikasi yariabel-variabel yang ferlibat, Selanjutnya identifikasi variabel-variabel yang tarkait dengan faktor ekonomi, Berikut adalah confoh bagaimana identifikasi variabel-variabel dari mhasing- masing foktor yang sudah dijelaskan di atas. ~~ Masyarokot Ekonomi \& 2 Gombor 6.20 Fobtorlobior Uomo sdalom Pemongunan Negra Lingkungan Sektor produksi (dalam hal ini produksi pertanian, industri, dan jasa) dipengaruhi oleh sumber daya, tenaga kerja, modal, dan teknalagi. Produksi akan mempengoruhi GDP (populasi) yang akan mendorong pendapatan per kapita, yang pada akhimys pendapatan per kapita tersebut akan mempengaruhi investasi swasta don pajak. Pajak, regulosi, dan investasi selanjutnya akan mempengaruhi pada modal dan produksi. Kondisi sosial (terutama pemeliharaan kesehatan dan pendidikan) akan berpengoruh pada fertilitas don angka harapan hidup, yang poda okhirnya menentukan populosi. Selanjuinya populasi ckan berpengaruh podo jumiah tenaga kerja, yong selanjutnya tenaga kerjo okan berpengaruh pode ketersediaan jumioh pekerjaan. Tingkat pendidikon, bersarna-sama dengan foktor-faktor lain akan mempengaruhi produktivitas pekerjo. Pekerjaan dan produktivitas pekerja selanjuinya akon mempengaruhi produksi. Produksi akan menciptakan polusi dan mengurang| jumiah sumber daya yong tersedio. Keduanya akan kembali mempengaruhi produksi. . Keterkaiton antor voribel. Setelah voricbel diidentifikasi, tohap selanjunya adalah mencari keterkaitay ‘cantor variobel. Sebagai contoh adalah Produksi mempengaruhi GDR Modal mempengaruhi Produksi, dan lain-lain, |. Buat Simpal Kausalnyo. Setelah keterkaiton variobel selesoy dilokukon, buat simpal kausalnya. Apakoh keterkaitan-keterkaitan antor variabel yong dibongun dapat membentuk suatu simpol tertutup atau tidak. Bab Vil Pola Dasar Sistem 'Mengopa permasalahan.permasalahan yang sama selaly muncul berulang: wenger wokiu ke waliu?? “Apa yong terjodi di sini?” ‘Bagoimane kita dapat memehaminya?" Pertanyaan-pertonyaan ini mungkin akan muncul dalany benak kite ketike kito melihat situasi atav pola perilaky yang bervlong kali muncul. Untuk dapat Mmenjawab pertanyaan-pertanyaan tersebul akan kita pelajari suaty perongkat systems thinking yang dikenal dengan systems archetypes, Dalam buku ini systems archetypes diteriemohkon dengan istilah pola dasar sistem, 7.1 Pengertian Pola Dasar Sistem Pola dasor sistem) merupakan model-model generik atau femplote yang merepresentasiken struktur-sinktursistam yang berulang-ulong dan dapat muncul dalam banyak situasi yang berbeda (Braum, 2002; Depplet, 2003), Polo dasar sigan ini merupakon svatu parangkat yong sangoat efektif yang dopat diqunakan, untuk memperoleh pemahamon yong mendolam tentang pola-pola periloku yong dikendalikan sirukiur sistain (Sudarsono, 2003). Ketika pola-pola dosar sistem diterapkon, kita dapat longsung fokus pada titk-titik pengungkit terbesar, melokukan identfikasi dan menghindan solusi-solusi yang bersifol sesaot {simplomatik) pode permosolohan-permiasdlahan nyata, Hol inididasarkon ates ‘losan bahwa teknilcteknik analisis yarig menjadidesar pole-polo dosor sister telah banyak dilokukan. Pola dasar sistem dapat digunakan untuk dua hal, yaity pertama sebagai alat diognostik dan kedua sabagal alot perencunean: Sebagal alat diagnostik, pola dasar sistem merupakan suatuy perangkat efektit yong dapat kita gunakan yntuk mengenali pola-pola perilaky yung seringkali muncul don berulang-ulang, misalnya permasolahon-permesalahon yang terdapat dalam organisasi, Sebogai ala! perencancan, jrola dasar sistem diqunakan untuk membanty kita merumuskan suaty kebijokon atau mengubah struktursiruktur sistem, sehingge pola-pola, penlaky yang diinginkan dari suaty sistem dapat dihasilkan (Broum, 2002). Apabilo kita mencoba untuk mengguncken susty analog) bahaso untuk | mengilustrasikan systems thinking, kita dopat mengatakan bahwa variabe! dalam systems thioking dapat merypakan ‘kata-kata! (blok bongunan) dan seposong, | yariabel yang dihubungkan dengan panah merupakan ‘kalimat-kalimat’, | diagram simpal kausel adaloh cerito, dan pola dasor sister merupokon ungkapan yang wmum [common phroses) (Maani, 2000), Pola dasar sistem telah dikembangkan oleh System Dynamic Group

Você também pode gostar