Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
.………………
2
DAFTAR ISI
Penutup……….………………………………………….
Daftar Pustaka……………………………………………
3
BAB I
IP ADDRESS
1.1 Pendahuluan
4
255.255.255.255.
IP Address data dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni
bagian network(Net ID) dan bagian host (Host ID). Net ID
berperan untuk identifikasi suatu network dari network
lain,sedangkan host ID untuk identifikasi host dalam suatu
network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang
sama memiliki net
ID yang sama pula. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP
Address merupakan network bit/network number ,sisanya untuk
host. IP Address dibagi menjadi lima kelas, yaitu kelas A, kelas B,
kelas C, kelas D, kelas E. Perbedaaan tiap kelas adalah pada
ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit
jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap
jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara
umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E
utnuk keperluan eksperimental. Perangkat lunak Internet Protokol
menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa
bit pertama. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut ini :
5
0-127 0-255 0-255 0-255
0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh
Network ID Host ID
IP Address kelas A
Network ID Host ID
IP Address kelas B
6
IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan
berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertama IP address
kelas C selalu diset 111.
Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya
sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan
masing-masing network memiliki 256 host. IP kelas C dapat
dilukiskan pada gambar berikut ini :
Network ID Host ID
IP Address kelas C
7
Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang
digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian jaringan.Penulisan
network prefix adalah dengan
tanda slash ―/‖ yang diikuti angka yang menunjukkan panjang
network prefix ini dalam
bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas B 167.205.xxx.xxx
digunakan penulisan
167.205/16. Angka 16 ini merupakan panjang bit untuk network
prefix kelas B.
Network Address
Broadcast Address
8
Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang
haarus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network.
Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang
memproses data tersebut.
Multicast Address
9
IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat
network
digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host.
Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID
yang sama.
10
protokol-protokol lapisan yang lebih tinggi dibandingkan
dengannya. Protokol IP dapat membawa beberapa protokol
lapisan tinggi yang berbeda-beda, tapi setiap paket IP hanya
dapat mengandung data dari satu buah protokol dari banyak
protokol tersebut dalam satu waktu. Karena setiap paket dapat
membawa satu buah paket dari beberapa paket data, maka harus
ada cara yang digunakan untuk mengidikasikan protokol lapisan
tinggi dari paket data yang dikirimkan sehingga dapat
diteruskan kepada protokol lapisan tinggi yang sesuai pada sisi
penerima. Mengingat klien dan server selalu menggunakan
protokol yang sama untuk sebuah data yang saling
dipertukarkan, maka setiap paket tidak harus mengindikasikan
sumber dan tujuan yang terpisah. Contoh dari protokol-protokol
lapisan yang lebih tinggi dibandingkan IP adalah Internet
Control Management Protocol (ICMP), Internet Group
Management Protocol (IGMP), User Datagram Protocol (UDP),
dan Transmission Control Protocol (TCP).
IP mengirimkan data dalam bentuk datagram, karena
memang IP hanya menyediakan layanan pengiriman data secara
connectionless serta tidak andal (unreliable) kepada protokol-
protokol yang berada lebih tinggi dibandingkan dengan
protokol IP. Pengirimkan connectionless, berarti tidak perlu ada
negosiasi koneksi (handshaking) sebelum mengirimkan data
dan tidak ada koneksi yang harus dibuat atau dipelihara dalam
lapisan ini. Unreliable, berarti IP akan mengirimkan paket tanpa
proses pengurutan dan tanpa acknowledgment ketika pihak
11
yang dituju telah dapat diraih. IP hanya akan melakukan
pengiriman sekali kirim saja untuk menyampaikan paket-paket
kepada hop selanjutnya atau tujuan akhir (teknik seperti ini
disebut sebagai "best effort delivery"). Keandalan data bukan
merupakan tugas dari protokol IP, tapi merupakan protokol
yang berada pada lapisan yang lebih tinggi, seperti halnya
protokol TCP.
Bersifat independen dari lapisan antarmuka jaringan
(lapisan pertama dalam DARPA Reference Model), karena
memang IP didesain agar mendukung banyak komputer dan
antarmuka jaringan. IP bersifat independen terhadap atribut
lapisan fisik, seperti halnya pengabelan, pensinyalan, dan bit
rate. Selain itu, IP juga bersifat independen terhadap atribut
lapisan data link seperti halnya mekanisme Media access
control (MAC), pengalamatan MAC, serta ukuran frame
terbesar. IP menggunakan skema pengalamatannya sendiri,
yang disebut sebagai "IP address", yang merupakan bilangan
32-bit dan independen terhadap skema pengalamatan yang
digunakan dalam lapisan antarmuka jaringan.
Untuk mendukung ukuran frame terbesar yang dimiliki oleh
teknologi lapisan antarmuka jaringan yang berbeda-beda, IP
dapat melakukan pemecahan terhadap paket data ke dalam
beberapa fragmen sebelum diletakkan di atas sebuah saluran
jaringan. Paket data tersebut akan dipecah ke dalam fragmen-
fragmen yang memiliki ukuran maximum transmission unit
(MTU) yang lebih rendah dibandingkan dengan ukuran
12
datagram IP. Proses ini dinamakan dengan fragmentasi
([[Fragmentasi paket jaringan|fragmentation). Router atau host
yang mengirimkan data akan memecah data yang hendak
ditransmisikan, dan proses fragmentasi dapat berlangsung
beberapa kali. Selanjutnya host yang dituju akan menyatukan
kembali fragmen-fragmen tersebut menjadi paket data utuh,
seperti halnya sebelum dipecah.
Dapat diperluas dengan menggunakan fitur IP Options
dalam header IP. Fitur yang dapat ditambahkan contohnya
adalah kemampuan untuk menentukan jalur yang harus diikuti
oleh datagram IP melalui sebuah internetwork IP.
13
BAB II
IP Subnet
2.1 Pendahuluan
14
A, B, dan C dapat diketahui bahwa subnet masknya adalah seperti
berikut;
Bila kita ingin membagi alokasi IP kelas B ini menjadi beberapa buah
jaringan lokal dengan alokasi IP kelas C, kita bisa menggunakan
subnet mask ini. Caranya adalah sebagai berikut,
Karena network ID dari kelas B berjumlah 16 bit sementara
network ID dari kelas C berjumlah 24 bit, maka selisihnya kita
15
jadikan sebagai subnet ID. Dengan demikian subnet ID akan
berjumlah 8 bit.
Subnet ID ini diset sebagai angka 1. Dengan demikian subnet
mask untuk masing-masing jaringan lokal adalah sama dengan
subnet mask untuk IP kelas C, yaitu
11111111.11111111.11111111.00000000
Dengan cara ini sebuah alamat IP kelas B dapat dibagi menjadi 256
jaringan lokal dengan IP kelas C, yaitu 167.20.0.x, 167.20.1.x,
167.20.2.x, …, 167.20.255.x. Cara penulisan ini tidak umum. Cara
yang lebih umum adalah 167.20.0/16, 167.20.1/16, 167.20.2/16, …,
167.205.20.255/16. Angka 16 di sini menyatakan bahwa network ID
terdiri dari 16 bit.Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface.
16
BAB III
IP Router
3.1 Pendahuluan
Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari
satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur
diantara keduanya. Router-router yang saling terhubung dalam
jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing
terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari
system ke system lain. Proses routing dilakukan secara hop by hop. IP
tidak megnetahui jalur keseluruhan menuju tuuan setiap paket. IP
routing hanya menyediakan IP address dari router berikutnya yang
menurutnya lebih dekat ke host tujuan.
Router dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah
LAN sehingga trafik yang dibangkitkan oleh suatu LAN terisolasikan
dengan baik dari trafik yang dibangkitkan oleh LAN yang lain. Jika
dua atau lebih LAN terhubung dengan router, setiap LAN dianggap
sebagai subnetwork yang berbeda. Merip dengan bridge, router da[at
dihubungkan network interface yang berbeda.
17
mengguanakan routing statis,yang berarti seseorang harus mengetikan
dengan tangan tentang semua lokasi network ke routing table,atau
melalui apa yang disebut routing dinamis.
18
Pada contoh ini, seorang user di Host A melakukan ping ke
alamat IP Host B. Routing tidak lebih sederhana dari ini, tetapi masih
sendiri dari banyak langkah. Mari kita membahas langkah-langkah
tersebut :
19
5. Default gateway dari host 172.16.10.2 (Host A) dikonfigurasi
ke 172.16.10.1. Untuk dapat mengirimkan paket ini ke default
gateway, harus diketahui dulu alamat hardware dari interface
Ethernet 0 dari router (yang dikonfigurasi dengan alamat IP
172.16.10.1 tersebut) Mengapa demikian? Agar paket dapat
diserahkan ke layer data link,lalu dienkapsulasi menjadi frame,
dan dikirimkan ke interface router yang terhubung ke network
172.16.10.0. Host berkomunikasi hanya dengan alamat
hardware pada LAN local. Penting untuk memahami bahwa
Host A, agar dapat berkomunikasi dengan Host B, harus
mengirimkan paket ke alamat MAC (alamat hardware) dari
default gateway di network local.
6. Setelah itu, cache ARP dicek untuk melihat apakah alamat IP
dari default gateway sudah pernah di resolved (diterjemahkan)
ke sebuah alamat hardware:
Jika sudah, paket akan diserahkan ke layer data link
untuk dijadikan frame (alamat hardaware dari host tujuan
diserahkan bersama tersebut).
Jika alamat hardware tidak tersedia di cache ARP dari
host, sebuah broadcast ARP akan dikirimkan ke network
local untuk mencari alamat hardware dari 172.16.10.1.
Router melakukan respon pada permintaan tersebut dan
menyerahkan alamat hardware dari Ethernet 0, dan host
akan menyimpan (cache) alamat ini. Router juga akan
melakukan cache alamat hardware dari host A di cache
ARP nya.
20
7. Setelah paket dan alamat hardware tujuan diserahkan ke layer
data link, maka driver LAN akan digunakan untuk menyediakan
akses media melalui jenis LAN yang digunakan (pada contoh
ini adalah Ethernet). Sebuah frame dibuat, dienkapsulasi dengan
informasi pengendali. Di dalam frame ini alamat hardware dari
host asal dan tujuan, dalam kasus ini juga ditambah dengan
field EtherType yang menggambarkan protocol layer network
apa yang menyerahkan paket tersebut ke layer data link- dalam
kasus ini, protocol itu adalah IP. Pada akhir dari frame itu
terdapat sebuah field bernama Frame Check Sequence (FCS)
yang menjadi tempat penyimpanan dari hasil perhitungan
Cyclic Redundancy Check (CRC).
8. Setelah frame selesai dibuat, frame tersebut diserahkan ke layer
Physical untuk ditempatkan di media fisik ( pada contoh ini
adalah kabel twisted-pair )dalam bentuk bit-bit, yang dikirim
saru per satu.
9. Semua alat di collision domain menerima bit-bit ini dan
membuat frame dari bit-bit ini. Mereka masing-masing
melakukan CRC dan mengecek jawaban di field FCS. Jika
jawabannya tidak cocok, frame akan dibuang.
21
10. Paket ditarik dari frame, dan apa yang tertinggal di frame akan
dibuang. Paket lalu diserahkan ke protocol yang tercatat di field
Ether-Type—pada contoh ini adalah IP.
11. IP menerima paket dan mengecek alamat tujuan IP. Karena
alamat tujuan dari paket tidak sesuai dengan semua alamat yang
dikonfigurasi di router penerima itu sendiri, maka router
penerima akan melihat pada alamat IP network tujuan di routing
tablenya.
12. Routing table harus memiliki sebuah entri di network
172.16.20.0, jika tidak paket akan dibuang dengan segera dan
sebuah pesan ICMP akan dikirimkan kembali ke alamat
pengirim dengan sebuah pesan ―destination network
unreachable‖ (network tujuan tidak tercapai)
13. Jika router menemukan sebuah entri untuk network tujuan di
tabelnya, paket akan dialihkan ke interface keluar (exit
interface)—pada contoh, interface keluar ini adalah interface
Ethernet 1.
14. Router akan melakuakan pengalihan paket ke buffer Ethernet 1.
15. Buffer Ethernet 1 perlu mengetahui alamat hardware dari host
tujuan dan pertama kali ia akan mengecek cache ARP-nya.
22
router akan mengirimkan sebuah permintaan ARP keluar dari
interface E1 untuk alamat hardware 172.16.20.2.
16. Layer data link membuat sebuah frame dengan alamat hardware
tujuan dan asal , field Ether-Type, dan field FCS di akhir dari
frame. Frame diserahkan ke layer Physical untuk dikirimkan
keluar pada medium fisik dalam bentuk bit yang dikirimkan
satu per satu.
17. Host B menerima frame dan segera melakuakan CRC. Jika hasil
CRC sesuai dengan apa yang ada di field FCS, maka alamat
hardware tujuan akan dicek. Jika alamat host juga cocok, field
Ether-Type akan di cek untuk menentukan protocol yang akan
diserahi paket tersebut di layer Network—Pada contoh ini,
protocol tersebut adalah IP.
23
BAB IV
IP DATAGRAM
4.1 Pendahuluan
Ver/Version
protokol IP yang dipakai dan saat ini versi IP yang dipakai ialah
24
Gambar : Header Protokol IP
bit ini adalah 15, yang membatasi header pada 60 byte sehingga
25
Type of Service Jenis Pelayanan
Bit Diskripsi
Tingkat 0: Normal
rendah
tinggi
tinggi
26
6–7 Cadangan untuk penggunaan akan
datang
keputusan perutean.
Total length
Identifier / Identification
27
berisi nilai Identification yang sama, sehingga ia dapat
adalah :
fragment).
Fragment Offset.
28
merupakan perkalian 8 byte, yaitu satuan fragment elementer.
Time to Live.
routing rusak.
Transport Protocol
29
protokol di atasnya seperti TCP, UDP, ICMP dan IGMP. Ketika
Header Checksum
30
Menandai nomor jaringan dan nomor host. Source
tujuan.
Option.
byte-byte data.
31
diantaranya :
32
- Timestamp : medan tempat catatan rekaman waktu saat
Gambar : Timestamp
kerahasiaan datagram.
33
alamat IP. Datagram diperlukan untuk mengikuti lintasan
eksa tersebut.
option.
34
Fragmemntasi
Enkapsulasi Datagram
Ingat bahwa ukuran maksimum datagram IP adalah 65,535
octets (IPv4)
Agar proses pengangkutan datagram di internet dapat
dilakukan secara efisien, maka lebih dikekehendaki bahwa
datagram dapat dipetakan secara langsung ke dalam satu
frame jaringan fisik (data link networks
35
BAB V
IP CIDR
5.1 Pendahuluan
alamat IPv4.
tertentu pada jaringan itu. Divisi ini digunakan sebagai dasar lalu
satu atau lebih kelompok 8-bit, sehingga blok dari Kelas A, B, C atau
ke penyedia layanan Internet dan pengguna akhir pada setiap batas bit
36
alamat, bukan pada segmen 8-bit. Dalam IPv6, namun pengenal host
memiliki ukuran tetap 64 bit dengan konvensi, dan subnet yang lebih
diterbitkan pada tahun 1993 yang baru standar, RFC 1518 dan RFC
dan metode baru routing paket IPv4. Sebuah versi baru dari spesifikasi
37
Alamat IP dianggap sebagai terdiri dari dua bagian:
terlalu kecil untuk sebagian besar perusahaan, dan blok yang lebih
kelas lama diabaikan, sistem baru itu disebut tanpa kelas routing. Hal
ini didukung oleh protokol routing modern, seperti RIP-2, EIGRP, IS-
38
IS dan OSPF. Hal ini menyebabkan sistem yang asli yang disebut,
5.3 VLSM
39
menyembunyikan berbagai tingkat subnetting dari tabel routing
supernetting [5]
40
blok CIDR, berbagi awal urutan bit dalam representasi biner alamat IP
diikuti oleh tanda garis miring, maka angka 0 hingga 32: ABCD / N.
bilangan biner 32-bit yang telah rusak menjadi empat oktet. Nomor
bit bit daun 32-N tertandingi, yang berarti bahwa 232-N korek alamat
IPv4 CIDR diberikan prefiks N-bit. Shorter CIDR prefiks alamat lebih
41
Sebuah alamat CIDR dapat mencocokkan beberapa prefiks dengan
yang identik. Panjang prefiks dapat berkisar 0-128, karena jumlah bit
pada jaringan lapisan MAC siaran selalu memiliki pengenal host 64-
bit. prefiks lebih besar jarang digunakan bahkan pada link point-to-
point.
belas juta alamat, ini dikelola oleh RIPE NCC, yang RIR Eropa. RIR,
42
dan proyeksi kebutuhan jangka pendek. Jaringan dilayani oleh ISP
alamat, telah ditugaskan oleh ARIN (Amerika Utara RIR) untuk MCI.
untuk server yang dapat diakses publik, yang merupakan salah satu
208.130.29.33.
untuk 208.130.29.33, tetapi juga untuk setiap dari sekitar dua juta
43
alamat IP dengan 11 bit awal yang sama. Dalam jaringan MCI's,
bit sama dengan panjang prefiks, berakhir dengan 0 bit, dan dikodekan
meningkatkan efisiensi.
44
berbatasan / 24 jaringan (sebelumnya Kelas C) dapat dikumpulkan
dan diiklankan ke jaringan yang lebih besar sebagai rute tunggal / 20,
jika 20 bit pertama dari alamat jaringan mereka cocok. Dua sejajar
addr (*)
2 55 C
1 54
0 52
9 48
8 40 240
45
a.b.c.d/2 +0.0.0.31 255.255.255.2 32 1/8 C d = 0 ... (32n) ...
7 24 224
6 92
5 28
4 00
3 00
2 00
1 00
0 00 240
9 00 224
46
8 00
7 00
6 00 1B
5 00 2
4 00 4
3 00 8
2 5 00 576 240
1 5 00 152 224
0 5 00 304
55 00 608
47
a.0.0.0/8 +0.255.255.2 255.000.000.0 16,777 256 B =
55 00 ,216 1A
55 00 ,432
55 00 ,864
55 00 7,728
255 00 741,82
.255 00 483,64
48
.255 00 967,29
atau / 32, 2 perlu dipotong dari jumlah alamat host yang tersedia -
detail. Hal ini juga umum untuk IP gateway untuk subnet yang
dari jumlah host yang dapat digunakan yang dapat digunakan pada
subnet.
49
Daftar Pustaka
http://book.bojonegoro.go.id/base_routing.php
http://lecturer.eepisits.edu/amang/pdf/distance_vector.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP
http://www.total.or.id/info.php?kk=IP%20Address
http://www.sysneta.com/diagram-jaringan-komputer
http://sipx-wiki.calivia.com/index.php/Architecture_Diagram
http://iklanprima.info/search/online+ip+cidr++vlsm+supernet+cal
culator
http://compnetworking.about.com/od/workingwithipaddresses/a/c
idr_notation.htm
50