Você está na página 1de 12

1

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Osteoartritis Usia Lanjut di Wilayah Kerja


Puskesmas Kelurahan Palmerah 1 Jakarta Barat
Periode 06 Oktober 2015-31 Oktober 2015

Fransiska Ayu Kristanty 1, Nastalia Sindy1, Ricardo Clainkwee Amalo1


1.Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia
Abstrak
Osteoartritis merupakan penyakit sendi degeneratif dan progresif yang mengenai mereka di
usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang melindungi ujung tulang mulai
rusak, disertai perubahan reaktif pada tepi sendi dan tulang subkondral, yang menyebabkan
rasa sakit, disabilitas dan pengurangan kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menilai factor-faktor seperti jenis kelamin, usia lanjut, obesitas, pekerjaan, trauma, dan
olahraga terjadinya osteoarthritis pada usia lanjut di Puskesmas Kelurahan Palmerah 1,
Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat pada bulan Oktober 2015. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan metode cluster sampling.
Sampel penelitian yaitu 106 lansia di RW 03 Kelurahan Palmerah 1. Dilakukan pengukuran
berat badan, tinggi badan dan pengisian kuesioner. Analisis menggunakan Chi-Square dan
Likelihood Ratio. Dari 106 lansia subyek penelitian didapatkan responden yang terkena
osteoartritis 17 lansia laki-laki (16,0%) dan 50 lansia perempuan (47,0%). Didapatkan
hubungan antara jenis kelamin (p=0,014), obesitas (p= 0,012), pekerjaan (p=0,272), trauma
(p=0,012) dengan kejadian osteoartritis lansia, sedangkan usia lanjut (p=0,314),
olahraga(p=0,456), konsumsi susu (p=0,396) tidak memiliki hubungan bermakna dengan
kejadian osteoartritis lansia. Dari penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa adanya
hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, obesitas, trauma, dan pekerjaan terhadap
kejadian osteoarthritis.
Kata kunci: Usia lanjut, osteoartritis, obesitas, cedera sendi, palmerah

Latar Belakang

International menyatakan prevalensi

Osteoartritis
penyakit

sendi

merupakan
degeneratif

dan

progresif yang mengenai mereka di


usia lanjut atau usia dewasa dimana
rawan kartilago yang melindungi ujung
tulang mulai rusak, disertai perubahan
reaktif pada tepi sendi dan tulang
subkondral, yang menyebabkan rasa
sakit,

disabilitas

kualitas

hidup.

dan

pengurangan

Angka

kejadian

osteoartritis di dunia terbilang cukup


tinggi, pada tahun 2003 menurut
WHO, osteoarthritis menjadi penyakit
terbanyak keenam yang menyebabkan
kecacatan di dunia dan memperkirakan
25% orang berusia 65 tahun di dunia
menderita

osteoartritis,

dan

juga

memperkirakan akan naik lagi menjadi


urutan keempat pada tahun 2020.
Menurut penelitian yang dilakukan di
Inggris dan Kanada oleh University of
British Columbia terdapat trend dimana
Osteartritis cenderung meningkat dari
tahun 1997-2004 yaitu dari 10,5% pada
laki-laki menjadi 12,2% dan 13,9%
pada

perempuan

menjadi

17,4%

sedangkan, terdapat peningkatan kasus


pada usia lanjut yaitu 14,7% menjadi
16,7%. Pada penelitian yang dilakukan
di Inggris pada tahun 2004 oleh
Osteoartritis

Research

Society

dari osteoarthritis yang simptomatis


pada usia diatas 60 tahun adalah 9,6%
pada

laki-laki

perempuan.

dan

Menurut

Hongkong

18%

pada

penelitian

oleh

di

Hongkong

Physiotherapy Journal tahun 2013


mengatakan prevalensi orang obesitas
dapat

menyebabkan

osteoartritis

51,3%Sebuah sistemik review dan


meta

analisis

oleh

Osteoarthritis

Research Society Internasional pada


tahun 2008 mengidentifikasi factorfaktor yang dapat berhubungan dengan
osteoarthritis pada usia lanjut antara
lain:

obesitas,

riwayat

trauma,

pekerjaan, merokok, umur yang tua dan


gender.1-4.
Menurut Riskesdas pada tahun
2007

menyatakan

penduduk

bahwa

Indonesia

30,3%

menderita

penyakit sendi sedangkan, menurut


hasil

riskesdas

2013

prevalensi

penyakit sendi cenderung menurun


yaitu 24,7%. Di Indonesia menurut
penelitian Isbagio pada tahun 2006
prevalensi osteoarthritis sendiri adalah
15,5% pada wanita dan 12,7% pada
pria. Berdasarkan Badan Pusat statistic
tahun 2010 diperoleh angka umur
harapan

hidup

manusia

Indonesia

adalah 71 tahun perkiraan jumlah


penderita cacat akibat osteoarthritis

berkisar antara satu sampai dua juta

maka masalah yang diteliti adalah

orang dan masih akan bertambah di

faktor-faktor yang berhubungan dengan

masa

Seiring

osteoartritis usia lanjut di Wilayah

bertambahnya angka harapan hidup di

Kerja Puskesmas Kelurahan Palmerah

Indonesia

1 Jakarta Barat.

mendatang.
makin

meningkatkan

populasi manusia usia lanjut di tanah


air sehingga angka resiko kejadian
osteoarthritis sendiri akan meningkat
disertai dengan resiko kecacatan.2-4
di RS Dr.Kariadi Semarang bulan
Maret-Juni pada tahun 2005 tentang
hubungan antara factor resiko berupa
Body Mass Index dengan kejadian
osteoarthritis lutut pada pasien rawat
jalan poli reumatik mengemukakan
bahwa seseorang dengan Body Mass
Index >22 (overweight) mempunyai
resiko terkena osteoarthritis lutut 2,083
kali lebih besar daripada sesorang
Body

Mass

index

<22.

Osteoartritis mencapai 69% dari semua


penyakit reumatik yang ada di klinik
RS Hasan Sadikin Bandung

pada

tahun 2005 selama kurun waktu 2


tahun. Di Puskesmas Palmerah 1,
banyak lansia yang mengeluh nyeri
sendi, berdasarkan observasi jumlah
lansia di kelurahan ini mencapai lebih
dari 5.000 orang. Belum ada data lansia
osteoarthritis

dan

belum

studi deskriptif dengan pendekatan cross


sectional

Penelitian tentang osteoarthritis

dengan

Metoda Penelitian
Desain yang digunakan adalah

pernah

dilakukan penelitian di Puskesmas


Kelurahan Palmerah 1. Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan

mengenai

factor-faktor

yang

berhubungan dnegan osteoartritis usia


lanjut

di

wilayah

kerja

Puskesmas

Kelurahan Palmerah 1 Jakarta Barat pada


tanggal 06 Oktober 2015 sampai 31
Oktober 2015.Sumber data terdiri dari data
primer

yang

pengukuran

dikumpulkan

menggunakan

dengan

alat

ukur

timbangan dan alat ukur tinggi badan serta


dengan

memakai

bantuan

kuesioner

kepada lansia yang bertempat tinggal di


wilayah

kerja

Puskesmas

Kelurahan

Palmerah 1 Jakarta Barat.Populasi target


yang diambil adalah semua penduduk usia
lanjut di Kelurahan Palmerah,Kecamatan
Palmerah

Jakarta

Barat,Provinsi

DKI

Jakarta. Kriteria inklusinya adalah semua


usia lanjut 45 tahun yang bertempat
tinggal

di

RW

Palmerah,Kecamatan

03

Kelurahan

Palmerah,Jakarta

Barat ,provinsi DKI Jakarta,bersedia untuk


mengikuti penelitian.Sedangkan kriteria
eksklusinya adalah responden yang tidak
ada

ada

di

rumah,responden

yang

menderita penyakit osteoporosis,diabetes

mellitus,rheumatoid

artritis,dan

gout.Dalam

penelitian

pengambilan

sampel

ini

yang

tehnik
digunakan

Kelurahan

Palmerah

Kecamatan

Palmerah Jakarta Barat tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan


osteoartritis usia lanjut di Wilayah Kerja

adalah multistage random sampling.

Puskesmas Kelurahan Palmerah 1 Jakarta


Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan
penelitian

Barat periode 06 Oktober 2015-31 Oktober


yang

dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

2015

maka

diperoleh

hasil

dari

pengumpulan data sebanyak 106 sampel


penelitian sebagai berikut:

Tabel 4.1. Sebaran berdasarkan kejadian Osteoartritis

Variabel

Frekuensi

Persentase (%)

Tidak osteoartritis
39
36.8%
Osteoartritis
67
63.2%
Pada tabel 4.1 Dapat dilihat sebaran kejadian Ostearthritis pada lansia didapatkan subyek
yang terdiagnosis sejumlah 67 orang (63.2%) dan tidak osteoarthritis sejumlah 39 orang
(36.8%). Berdasarkan data RISKESDAS 2013 jumlah penderita sendi yang ada di Indonesia
24,7%, dimana dapat dikatakan bahwa terdapat kenaikan penderita osteoartritis secara kasar,
hal ini sama dengan penelitian dari University of British Columbia pada tahun 2014 dimana
terdapat trend kenaikan jumlah penderita osteoartritis dari tahun 2000-2009 yaitu 0.6%
0.8% dari 14,6% di provinsi British columbia, Canada.
Tabel 4.2. Sebaran berdasarkan indeks jenis kelamin, usia diantara lansia, obesitas,
olahraga, pekerjaan, dan riwayat trauma.

Variabel
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Usia
45-59
60-69

Frekuensi

Presentase (%)

36
70

34,0
66.0

72
25

67.9
23.6

>70
Obesitas
Tidak obesitas
Obesitas
Olahraga
Tidak berisiko
Olahraga berisiko
Pekerjaan
Pekerjaan tidak
beresiko
Bekerja risiko rendah
Bekerja risiko tinggi
Riwayat trauma
Tidak ada
Ada

8.5

65
41

61.3
38.7

70
36

66.6
34.0

3.8

36
66

34.0
62.3

68
38

64.2
35.8

Pada table 4.2 Dapat dilihat pada sebaran jenis kelamin, responden terbanyak
jenis kelamin perempuan sejumlah 70 orang (66.0%).

Hal ini sesuai dengan yang

didapatkan dari penelitian oleh FKM UNAIR tahun 2014 dimana didapatkan responden
yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 39 orang (60,9%). Berdasarkan usia,
responden terbanyak dengan umur 45 49 tahun (67,92%). Hasil sebaran diatas tidak
sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Delhi, India oleh All India Institute of Medical
Science tahun 2010 menyatakan responden berumur 60-64 tahun sebanyak 283 orang
(57,1%).Berdasarkan sebaran obesitas,responden terbanyak didapatkan yang tidak
obesitas sebanyak 65 orang (61.3%) .Hal ini tidak sesuai dengan yang didapatkan dari
penelitian oleh FKM UNAIR tahun 2014 yaitu didapatkan responden yang obesitas
sebanyak 39 orang (60%). Berdasarkan riwayat olahraga, terbanyak didapatkan reponden
olahraga tidak berisiko sejumlah 70 orang (66%).Hasil sebaran diatas sesuai dengan yang
didapatkan dari hasil penelitian oleh FKM UNAIR tahun 2014 dimana didapatkan
olahraga tidak berisiko sebanyak 57 orang (89,1%). Berdasarkan riwayat pekerjaan
didapatkan yang bekerja tidak berisiko sejumlah 4 orang (3.8%), bekerja berisiko rendah
sejumlah 36 orang (34.0%), bekerja berisiko tinggi sejumlah 66 orang (62.3%). Hasil
sebaran diatas tidak sesuai dengan

penelitian di RS Kariadi Semarang pada tahun

2007,dimana responden terbanyak tidak bekerja,di dapatkan hasil penelitian responden


bekerja (13,63%),dan responden tidak bekerja 38 (86,37%). Berdasarkan riwayat trauma
terbanyak didapatkan responden tidak pernah trauma sejumlah 68 orang (35.8%). Hasil
sebaran diatas sesuai dengan penelitian di RS Kariadi Semarang pada tahun 2007,dimana

dapatkan hasil penelitian responden tidak ada riwayat trauma lutut

46 (70,80%)

Perbedaan hasil sebaran ini dikarenakan perbedaan jumlah sampel penelitian dan
distribusi sampel di wilayah yang diteliti.

Tabel 4.3 Hubungan antara jenis kelamin, usia diantara lansia, obesitas, olahraga,
pekerjaan, dan riwayat trauma terhadap kejadian osteoarthritis.
Variabel
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Usia
45 59
60 69
>70
Obesitas
Tidak obesitas
Obesitas
Olahraga
Tidak berisiko
Olahraga berisiko
Pekerjaan
Tidak pernah bekerja
Pernah bekerja risiko
rendah
Pernah

bekerja

risiko

tinggi
Trauma
Tidak ada
Ada

Osteoartritis
Tidak
Ya

Total

Uji

H0

19
20

17
50

36
70

Chi-Square Test

0.014

Ditolak

6
24
9

9
33
25

15
57
34

Chi-Square Test
(Likelihood

0.266

Gagal

30
9

35
32

65
41

Chi-Square Test

0.012

Ditolak

Chi-Square Test

0.456

Gagal

24
15

46
21

70
36

1
17
21

3
19
45

4
36
66

31
8

37
30

ditolak

Ratio)

ditolak
Chi-Square Test
(Likelihood
Ratio)
Chi-Square Test

0.272

Gagal
ditolak

0.012
Ditolak

68
38

dari University of British Columbia pada


Terdapat hubungan yang bermakna
(p < 0,05) antara jenis kelamin dengan
kejadian osteoartritis usia lanjut. Hal ini
sesuai dengan penelitian dengan penelitian
dari Departemen FKM UNAIR pada tahun
2014 yang menunjukkan adanya hubungan
jenis

kelamin

dengan

Osteoartritis

(p=0.005). Berdasarkan hasil penelitian

tahun 2008 ternyata ada trend dimana


penderita osteoartritis pada wanita dan pria
cenderung meningkat. Dari data yang
diambil dari tahun 1997-2004 dimana
wanita memiliki kenaikan dari 13.9 per
1000 orang menjadi 17.4 per 1000 orang
dan laki-laki dari 10.5 per 1000 orang
menjadi 12.2 per 1000 orang. Trend

kenaikan

ini

menurut

hasil

analisis

tinggi indeks massa tubuh semakin tinggi

dikarenakan selain angka harapan hidup

kejadian

yang

massa tubuh pada lansia P=0.001. Insiden

tinggi

juga

dikarenakan

faktor

obesitas dan perubahan hormonal.


Tidak terdapat

obesitas

hubungan bermakna

antara usia lanjut dan osteoartritis di


dengan nilai P=0.266. Usia diantara lansia
tidak

terbukti

mempengaruhi

sebagai
kejadian

faktor

yang

Ostearthritis.

Hasil ini sama dengan penelitian dari yang


menyatakan bahwa diantara orang usia
lanjut factor usia tidak mempengaruhi
kejadian Osteoartritis P=0.354. Hubungan

Ostearthritis,
terbanyak

dimana

indeks

didapatkan

pada

perempuan dengan resiko setiap kenaikan


5 unit IMT akan menaikan resiko terkena
osteoartritis sebesar 5%.
Tidak terdapat hubungan bermakna
antara pekerjaan dan kejadian Osteoartritis
pada lansia dengan nilai P=0.456. Hasil ini
juga

sama

dengan

penelitian

dari

Chakravarty dkk yang menyatakan bahwa


olahraga tidak terbukti sebagai faktor

antara usia lanjut sendiri dengan kejadian

resiko osteoartritis P=0.25.


Terdapat hubungan bermakna antara

osteoartritis juga memiliki trend dimana

trauma dan kejadian Osteoartritis pada

setiap

kenaikan,

lansia dengan nilai P=0.012 .Trauma

menurut penelitian dari University of

terbukti sebagai faktor yang menyebabkan

British Columbia tahun 2008 didapatkan

Osteoartritis.

bahwa dari tahun 1997-2004 terdapat

penelitian dari Martin Englund dkk pada

kenaikan prevalensi lansia dari 14,7%

tahub 2008 yang menyebutkan trauma

menjadi 16,7% tapi, hal ini dianggap tidak

merupakan salah satu faktor resiko yang

terlalu signifikan.
Terdapat hubungan yang bermakna

menyebabkan Osteartritis (P=0.001) .

tahunnya

mengalami

Hal

ini

sama

dengan

antara indeks massa tubuh dengan kejadian


Osteoartritis pada lansia, dengan nilai P =

Kesimpulan

0.012. Indeks massa tubuh terbukti sebagai


salah

satu

faktor

yang

berpengaruh

Setelah
deskriptif

melakukan

dengan

penelitian

pendekatan

cross

terhadap kejadian ostearthritis. Hasil ini

sectional terhadap 106 sampel terpilih dari

juga sama dengan hasil penelitian yang

semua penduduk usia lanjut di wilayah

diperoleh dari Departemen epidemiologi

kerja

UNAIR

1,Kecamatan

pada

tahun

2014

yang

Puskesmas

Kelurahan

Palmerah

Palmerah,Jakarta

Barat

menunjukkan hasil kolerasi positif antara

,Provinsi DKI Jakarta pada bulan Oktober

indeks massa tubuh dengan kejadian

2015 didapatkan hasil sebagai berikut :

Osteoarthritis yang menunjukkan semakin

Dari total 106 lansia di RW 03 Kelurahan

Palmerah

osteoarthritis
responden

didapatkkan
lansia

distribusi

didapatkan

mutu pelayanannya terutama dalam hal

67

pelayanan kesehatan khususnya tentang

(63,2%) osteoartritid,dan 39

penyakit osteoartritis melalui program di

responden tidak osteoartritis (36,79%).


Untuk variabel jenis kelamin, jenis
kelamin yang terbanyak perempuan yaitu
sebanyak 70 responden (66,03%), untuk
variabel usia kebanyakan usia 45-59 tahun
sebanyak 72 responden (67,92%), untuk
variabel obesitas kebanyakan responden
tidak obesitas sebanyak 65 responden
(61,3%) , untuk olahraga kebanyakan
responden

olahraga

tidak

berisiko

sebanyak 70 responden (66,6%), untuk


variabel pekerjaan kebanyakan pekerjaan
berisiko tinggi sebanyak 66 responden
(62,3%) , untuk variabel riwayat trauma
kebanyakan tidak trauma sebanyak 68
responden (64,2%).
Dari

hasil

posbindu kepada semua lansia.Kepada


semua penduduk lansia khususnya yang
menderita penyakit osteoartritis disarankan
selalu mengikuti program posyandu lansia
seperti

olahraga

dan

senam

lansia

terkhususnya yang obesitas agar dapat


menurunkan

berat

badannya,

pencegahan

terhadap

keamanan

serta
diri

terutama saat berkendara ataupun berjalan


sehingga

diharapkan

lansia

tidak

mengalami cedera atau trauma, dengan


perubahan

pola

hidup

yang

baik

diharapkan penderita osteoartritis dapat


memperlambat proses degenerasi tulang
dan

diharapkan

semua

lansia

harus

berperan aktif dan mandiri dalam upaya


meningkatkan derajat kesehatannya.Untuk

penelitian

terdapat

peneliti

selanjutnya

diharapkan

dapat

hubungan bermakna antara variabel jenis

meneruskan penelitian ini agar dapat

kelamin, obesitas, dan riwayat trauma

melihat perkembangan faktor-faktor yang

terhadap osteoartritis lansia dan tidak

berhubungan

terdapat hubungan yang bermakna antara

menambahkan variabel independent dan

variabel usia, olahraga, dan pekerjaan,

variabel

terhadap osteoarthritis lansia.

mengenai

dengan

dependent

Osteoartritis,

dalam

penelitian

Osteoartritis,

dapat

memanfaatkan data penelitian ini sebagai


data dasar untuk penelitian selanjutnya,

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang

dan meningkatkan hasil subjek penelitian

kepada

agar hasil yang diperoleh dapat secara

pengelola program posbindu beserta kader

tepat mewakili populasi yang lebih luas

posbindu

dan hasilnya dapat digeneralisasikan untuk

didapat

,maka
di

disarankan

Puskesmas

Kelurahan

Palmerah 1 agar senantiasa meningkatkan

semua orang mengenai faktor-faktor yang

biomedik. Volume 1 nomor 1.

berhubungan dengan Osteoartritis lansia.

Maret 2013.h.140-146.
6. Njoto I. Epidemiologi, patogenesis
dan faktor resiko osteartritis. Jurnal

Daftar Pustaka

Universitas

1. Silverwood V, Blagojevic-Bucknall
M, Jinks C, Jordan JL, Protheroe,
Jordan KP. Current evidence on

Wijaya

Kusuma.Volume

31

Issue

1.

June;2013.h.52-57.
7. Mohan V, Arifin HB, Kamaruddin

risk factors for knee ostearthritis in

K,

older adult: asystematic review and

overweight and obesity in patient

meta-analysis.

with knee osteoarthiritis: a cross-

Ostearthritis

research

society

international.2015.h.507-515.

Henry

LJ.

sectional

Prevalence

study.

of

Hongkong

Physiotherapy Journal. 2013.h.

2. Zhang Y, Jordan JM. Epidemiology

8. World

Health

Organization.

of osteoarthritis. Clin Geriatr Med.

Definition of an older or elderly

Edisi 3 volume 26. 2010.h.355-369.

person.

3. Depkes RI. Pedoman pembinaan


kesehatan usia lanjut Jakarta :
Kementrian Kesehatan Republik

http://www.who.int/healthinfo/surv
ey/ageingdefnolder/en/

[diakses

tanggal 18 Oktober 2015].

Indonesia ;1994.
4.
Anggraini EN, Hendrati LY.

9. World Health Organization. 2014.

Hubungan obesitas dan faktor-

http://www.who.int/chp/topics/rheu

faktor

matic/en/ [diakses pada tanggal 8

pada

individu

dengan

kejadian ostearthritis genu. Jurnal


berkala epidemiologi. Volume 2
nomor 1. Januari 2014.h.93-104.
5. Sumual AS, Danes VR, Lintong F.
Pengaruh berat badan terhadap
gaya

gesek

dan

timbulnya

Chronic

rheumatic

conditions.

April 2014].
10. Brashers, Valentina L. Aplikasi
klinis

patofisiologi

pemeriksaan

dan manajemen. Edisi 2. Jakarta:


EGC;2008.h.205-206.

osteoarthritis pada orang di atas 45

11. Soeroso S., Isbagio H., Kalim H.,

tahun di RSUP PROF. DR. R. D.

Broto R., Pramudiyo R. . Buku ajar

Kandou

ilmu penyakit dalam..Edisi IV. Jilid

Manado.

Jurnal

e-

II . Jakarta: Fakultas Kedokteran

10

Universitas Indonesia; 2006. h.


1195-1201.

18. Clement ND. Is ostearthritis of the


knee hereditary: a review of the

12. Corwin, Elizabeth . Buku saku


patofisiologi

Corwin.

Jakarta:

EGC;2009.h.20-25.

literature.

Hereditary

genetics.

2013. Volume 1.h.1-3.


19. Lu Bing, Dribban JB, Duryea J,

ajar

Mcalindon T, Lapane KL, Eaton

patologi. Edisi 7. Jakarta: Penerbit

CB. Arthritis care res. Juni 2014.

Buku Kedokteran EGC; 2007. h.

Volume 6 nomor 66.h.801-809.

13. Burns,

Dennis

K.

Buku

862-864.
14. Heidari

20. Mabey T, Honsawek S. Role of


B. Knee ostearthritis

vitamin

in

ostearthritis:

factors,

molecular, cellular, and clinical

pathogenesis and features: part I.

perspectives. International journal

caspian J intern med. Volume 2

of endokrin.2015.h.1-14.

prevalence,

risk

nomor 2. 2011.h.205-212.

21. Englund M., Roos E.M., Roos H.P.,

15. Triatmaja NT, Khomsan A, Dewi

Lohmander L.S. Patient-Relevant

M. Asupan gizi, tekanan darah dan

Outcomes Fourteen Years after

hubungannya dengan keluhan sendi

Meniscectomy: Influence of Type

lansia di panti werdha bandung.

of Meniscal Tear and Size of

Jurnal gizi dan pangan. Maret 2013.

Resection. Rheumatology. Volume

Volume 8 nomor 1.h.25-32.

40. 2001.h. 631 639.

16. Turkmen F, Sever C, Toker EE,


Erkocak

Ostearthritis:

Brooks Peter, et al. Osteoarthritis.

factors

In

OM.

pathogenesis,

risk

22. Klippel John H., Dieppe Paul A.,

and

:Rheumatology.

United

current treatment option. European

Kingdom : Mosby Year Book

Journal of Medical Sciences Eur J

Europe Limited. Volume 2 nomor

Med Sci. Juni 2014; volume 1

1. 2004 : 2 10.

nomor 2.h.36-42.

23. Oliveria S.A., Felson D.T., Reed

17. Fernandez MM, Rego I, Carreira


V,

Blanco

ostearthritis.

FJ.

et

al.

Incidence

of

in

Symptomatic Hand, Hip and Knee

genomics.

Osteoarthritis among Patients in a

Genetics

Current

J.L.,

2008. Volume 9.h.542-547.

Health. arthiritis and rheumatism.


Volme 38 nomor 8. 2005.h.1134-

11

1141.

26. Isbagio,

24. Hunter DJ, Eckstein F. Exercise


and

osteoarthritis.

Journal

of

RD.

Criteria

Struktur

Rawan Sendi dan Perubahannya


pada Osteoartritis. Cermin Dunia
Kedokteran.2000.h.34-40.

anatomy. 2009.h.197-207.
25. Altman

Harry. CDK:

for

the

27. Clinical review : The Orthopaedic

classification of ostearthritis the

Approach

to

knee and hip. Scandinavian journal

Osteoarthritis of the knee. Dalam

of rheumatology. Volume 16 nomor

British

65.h.31-39.

November 2004.329:1220-24.

Medical

Managing
Journals

20

Você também pode gostar