Você está na página 1de 11

Anatomi Fisiologi Hamil Tunggal Dan Hamil Kembar

Konsep Kehamilan
Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal adalah 280 hari/40 minggu, dihitung dari hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati.
Yang menandai awal periode antepartum (Varney, 2006).
Kehamilan meupakan suatu keadaan dimana dslam rahim
seorang wanita terdapat hasil konsepsi (pertemuan ovum dan
spermatozoa) (Rustam Mochtar, 1998)
Kehamilan

merupakan

sutu

proses

yang

alamiah

dan

fisiologis, dimana wanita yang memiliki organ reproduksi yang


sehat yang telah mengalami menstruasi dan melakukan hubungan
seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat
sangat

besar

kemungkinannya

akan

mengalami

kehamilan

(Minriwati, 2007)
Hamil didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi (Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, 2008)
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin
intra uteri muli sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan
persalinan (Manuaba, 2008).
Kehamilan dibagi dalam tiga bagian ; masing-masing kahamilan triwulan
pertama (antara 0 sampai 12 minggu); kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai
28 minggu); dan kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu)
(Wiknjosastro, 2005).

Kehamilan Tunggal
Dalam proses kehamilan, seorang wanita akan mengalami adaptasi kehamilan
pada anatomi dan fisiologi tubuhnya khusunya pada sistem reproduksi. Organ
reproduksi yang terkait adalah uterus, serviks, vagina dan vulva, ovarium, dan
payudara. Berikut pembahasannya yang dibedakan dalam trimester I, II, dan III:
1. Uterus

Trimester 1
Pertumbuhan rahim yang fenomenal pada trimester pertama dirangsang oleh
tingginya tingkat estrogen dan progesteron.Awal pembesaran rahim hasil dari
peningkatan vaskularisasi dan pelebaran pembuluh darah, hiperplasia, dan hipertrofi,
dan pengembangan decidua. Dengan 7 minggu kehamilan, rahim sebesar ukuran telur
ayam betina; 10 minggu kehamilan, itu adalah ukuran dari sebuah jeruk (dua kali
ukuran tidak hamil); dan dengan 12 minggu kehamilan, itu adalah ukuran jeruk yang

besar. Setelah bulan ketiga, pembesaran uterus terutama akibat dari tekanan mekanis
dari pertumbuhan janin.
Sekitar 6 minggu kehamilan, pelunakan dan penekanan pada segmen bawah
uterus (daerah sempit rahim) terjadi. Hal ini menyebabkan anteflexion rahim
(pelengkungan rahim ke arah depan) berlebihan selama 3 bulan pertama kehamilan.
Dalam posisi ini menekan fundus uteri pada kandung kemih, menyebabkan wanita
untuk memiliki frekuensi kencing yang cukup banyak.
Trimester 2
Selama trimester kedua, sebagai dinding otot memperkuat dan menjadi lebih
elastis, rahim menjadi bulat.Kemudian, janin memanjang, rahim menjadi lebih besar
dan lebih menyerupai bulat telur dan naik keluar dari panggul ke dalam rongga
perut.Rahim naik secara bertahap ke tingkat umbilikus pada 22 hingga 24 minggu
kehamilan dan hampir mencapai proses xifoideus pada jangka panjang
Estrogen menyebabkan otot-otot rahim untuk berkontraksi.Kontraksi BraxtonHicks tidak teratur dan tanpa rasa sakit dan mulai sedini mungkin pada minggu ke-16
kehamilan.Sesuai dengan kemajuan kehamilan dan ukuran janin yang membesar,
kontraksi menjadi semakin lebih sering dan intens, dan mudah dirasakan oleh
wanita.Sampai akhir trimester kedua, kontraksi berfungsi untuk mempersiapkan otototot rahim untuk agar lebih efektif dan mudah ketika melahirkan.
Trimester 3
Diantara minggu ke 38 dan 40, tinggi fundus yang menyesuaikan janin mulai
turun dan terlibat dalam panggul (menurunnya ketegangan perut).Umumnya, sensasi
menurunnya ketegangan perut terjadi pada nullipara sekitar 2 minggu sebelum onset
persalinan dan pada saat hendak melahirkan untuk.

2. Serviks

Trimester 1
Salah satu tanda-tanda awal kehamilan adalah perubahan warna, atau kebiruan
warna ungu, yang muncul pada leher rahim, vagina,dan vulva.Perubahan warna ini
dikenal sebagai tanda Chadwick.Peningkatan aliran darah dan pembengkakan
menghasilkan perubahan warna kebiruan.
Stimulasi dari hormon estrogen dan progesteron menghasilkan pelunakan
leher rahim (Goodell tanda).Perubahan fisiologis ini terkait dengan beberapa
peristiwa, termasuk penurunan serat kolagen dari jaringan ikat, peningkatan
vaskularisasi dan edema, dan sedikit jaringan yang hipertrofi dan hiperplasia.Sebelum
kehamilan, serviks tegas dan teksturnya menyerupai ujung hidung.Setelah
pembuahan, leher rahim melembut dan teksturnya mulai menyerupai cuping telinga.
Estrogen

dan

progesteron

menyebabkan

proliferasi

kelenjar

serviks

lendir.Pada awal kehamilan, jaringan endoserviks mulai menjadi seperti sarang lebah.
Lendir serviks mengisi kanal endoserviks dan membentuk plug lendir (operculum),
yang membantu untuk menjaga agen berbahaya dari rahim.(Ward, 2009).
Trimester 2
Leher rahim semakin melunak karena berhubungan dengan stimulasi hormone
estrogen dan progesterone yang juga meningkat.Tingginya kadar estrogen yang
bersirkulasi

juga

menyebabkan

stimulasi

jaringan

kelenjar

serviks,

yang

meningkatkan jumlah sel dan menjadi hiperaktif.Selain itu, kemungkinan adanya


leukorrhea, sebuah keputihan yang meningkat, hasil dari hiperplasia mukosa vagina
dan peningkatan produksi lendir dari kelenjar endoserviks.
Trimester 3
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan
sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh
mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak.Pada keadaan ini sampai batas tertentu

masih

merupakan

keadaan

fisiologik,

karena

peningakatan

hormon

progesteron.Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada


minggu-minggu akhir kehamilan.Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi
pada waktu persalinan.

3. Ovarium
Trimester 1
Setelah ovulasi, hormon luteinizing hormone hipofisis (LH) merangsang
korpus luteum (kista fungsional yang tetap pada ovarium) untuk memproduksi
progesteron selama 6 sampai 7 minggu. Setelah plasenta dikembangkan dan
fungsional, ia mulai mengambil alih tugas produksi progesteron.Pada saat itu, korpus
luteum berhenti berfungsi dan secara bertahap diserap oleh ovarium.Kista luteal
corpus membesar sementara berfungsi dan dapat mencapai ukuran bola golf sebelum
mulai surut.Ovulasi berhenti selama kehamilan karena tingginya tingkat sirkulasi
estrogen dan progesteron, yang menghambat pelepasan hipofisis follicle stimulating
hormone (FSH) dan LH.
Trimester 2
Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuk nya plasenta yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron
(kira-kira pada kehamilan 16 minggu dan korpus luteum graviditas berdiameter
kurang lebih 3 cm).
Trimester 3

Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan progesteron di


ambil alih oleh plasenta.

4. Vagina
Trimester 1
Pada awal kehamilan, vagina dan serviks memiliki warna yang hampir biru
(normalnya, warna bagian ini pada wanita yang tidak hamil adalah merah
muda).Warna kebiruan ini disebabkan oleh dilatasi vena yang terjadi akibat kerja
hormone progesterone.Sekresi vagina yang normalnya bersifat asam meningkat
secara bermakna.
Trimester 2
Penebalan mukosa vagina mengembangkan dan lipatan vagina menjadi lebih
menonjol.Lipatannya semakin dalam dari hiperplasia dan hipertrofi epitel dan
jaringan elastis dan perubahan ini memungkinkan untuk cukup peregangan pada
vagina saat melahirkan.Hasil leukorrhea dari peningkatan lendir serviks bersama
dengan tingkat glikogen meningkat pada sel-sel vagina, yang menghasilkan
peluruhan jaringanyang cepat.Tingkat glikogen yang meningkat juga menciptakan
lingkungan vagina lebih rentan terhadap pertumbuhan Candida albicans.Dengan
demikian, selama kehamilan wanita lebih rentan terhadap perkembangan vaginitis
monilial (infeksi jamur). PH cairan vagina menjadi lebih asam, dan menurun 6,0-3,5.
Perubahan ini hasil dari aksi Lactobacillus acidophilus pada tingkat glikogen yang
meningkat pada epitel vagina.
Trimester 3
Vagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh esterogen.akibat
dari hipervaskularisi,vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna pada
vagina atau portio serviks disebut tanda chadwick.PH juga cenderung asam dan
mudah rentan terhadap terjadinya infeksi.

5. Payudara / Mamae

Trimester 1
Estrogen dan progesteron menghasilkan sejumlah perubahan dalam kelenjar
susu. Vena-vena di bawah kulit juga akan lebih terlihat. Areola mammae akan
bertambah besar pula dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar
dan cenderung menonjol keluar dinamakan tuberkel Montgomery.

Trimester 2
Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan kental
kekuning-kuningan yang disebut Kolustrum. Kolustrum ini berasal dari asinus yang
mulai bersekresi selama trimester dua. Pertumbuhan kelenjar mammae membuat
ukuran payudara meningkat secara progresif. Bila pertambahan ukuran tersebut
sangat besar, dapat timbul stria stria seperti pada abdomen. Walaupun perkembangan
kelenjar mammae secara fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi

laktasi terlambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta
lahir.
Trimester 3
Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan mensekresi cairan yang
kental kekuningan yang disebut Kolostrum. Pada trimester 3 aliran darah di dalamnya
lambat dan payudara menjadi semakin besar.
Kehamilan Kembar
1. Defenisi Hamil Kembar
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih yang
ada didalam kandungan selama proses kehamilan. Bahaya bagi ibu tidak begitu besar,
tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan perhatian dan pengawasan
khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu janin (Wiknjosastro, 2007).
Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin
atau lebih. Kehamilan ganda dapat menghasikan anak kembar dua (gemelli), kembar
tiga (triplet), kembar empat (quadruplet), kembar lima (quintuplet), dan kembar enam
(sextuplet) (Mellyna,2001)
Dalam kehamilan kembar, perubahan anatomi dan fisiologi sistem reproduksi
sama saja dengan hamil tunggal. Hanya saja, pada kehamilan ganda uterus akan
berkembang lebih besar dibandingkan dengan hamil tunggal. Serviks, vagina dan
vulva, ovarium, serta payudara akan memiliki perubahan fisiologis yang sama dengan
kehamilan tunggal.
2. Etiologi Hamil Kembar
Menurut Mellyna (2007:64) kehamilan gemelli dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain:
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur dan paritas sering
mempengaruhi kehamilan 2 telur
b. Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid dan hormone gonadotropin
dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua
c.

Faktor keturunan

d.

Faktor yang lain belum diketahui.

3. Jenis Hamil Kembar


a. Kembar Dizigot

Sekitar dua pertiga dari kembar adalah kembar dizigot atau kembar
fraternal, dan insidennya , 7-11 per 1000 kelahiran, meningkat sesuai dengan
usia ibu. Jenis kembar ini terjadi karena pengeluaran dua oosit dan
pembuahan oleh dua spermatozoa yang berlainan. Oleh karena kedua zigot
mempunyai susunan genetic yang sama sekali berlaian, kedua bayi lahir tidak
ubahnya seperti kakak beradik. Jenis kelamin mereka bisa berbeda dan
mungkin pula sama. Masing masing zigot berimplantasi sendiri pada rahim,
dan masing masing membentuk plasent, amnion, dan kantong karionnya
sendiri.

b. Kembar Monozigot

Jenis kembar kedua ini berasal dari satu telur yang dibuahi dan dikenal
sebagai kembar monozigot atau kembar identik. Angka kembar monozigot
adalah 3-4 per 1000 kelahiran. Kembar ini adalah hasil pembelahan zigot pada
berbagai tingkat perkembangan. Pemisahan yang paling dini diyakini terjadi
pada tingkat dua sel, sehingga akan berkembang dua zigot.

4. Perbedaan kehamilan kembar satu telur dan dua telur


Kehamilan kembar satu telur
Kehamilan kembar dua telur
-Jenis kelaminnya selalu sama, rupa - Jenis kelamin tidak selalu sama
miripnya
-Golongan darahnya sama
-Cap tangan dan kaki sama
-Plasenta 1, chorion 1, amnion 2 atau
placenta 1, chorion 1, amnion 1

Golongan darah tidak harus sama


Cap tangan dan kaki tidak harus

sama
Placenta 2, chorion 2, amnion 2

Daftar Pustaka
Sadler,T.W. (1997) Embriologi Kedokteran Langman;ahli bahasa, Joko
Suyono; editor, Devi H. Ronardy.-Jakarta:EGC.
Padila. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. (2014). Yogyakarta : Nuha
Medika

Você também pode gostar