Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, dan merupakan perubahan status kesadaran
yang terjadi selama periode tertentu. Setiap orang memiliki masalah tidur yang berbeda-beda,
dalam tulisan ini akan dijelaskan bagiamana asuhan keperawatan yang baik terhadap 3
masalah utama yang sering terjadi pada klien. Tiga masalah itu adalah insomnia, devaprasi
tidur, dan kesiapan untuk meningkatkan tidur. Berikut ini akan dijelaskan mengenai asuhan
keperawatan untuk menangani masalah tersebut.
1. Insomnia
Insomnia didefinisikan sebagai suatu persepsi dimana seseorang merasa tidak cukup
tidur atau merasakan kualitas tidur yang buruk walaupun orang tersebut sebenarnya
memiliki kesempatan tidur yang cukup, sehingga mengakibatkan perasaan yang tidak
bugar sewaktu atau setelah terbangun dari tidur. Tidur tidak sekadar mengistirahatkan
tubuh, tapi juga mengistirahatkan otak,khususnya serebral korteks, yakni bagian otak
terpenting atau fungsi mental tertinggi, yang digunakan untuk mengingat, memvisualkan
serta membayangkan, menilai dan memberikan alasan sesuatu. Tidur yang merupakan
kebutuhan dasar manusia menjadi kebutuhan penting bagi tubuh karena dapat
mempengaruhi fisiologis tubuh yang lain. Oleh karena itu jika terjadi gangguan, ada
baiknya untuk segera diperbaiki dengan berbagai intervensi yang bisa dilakukan oleh
perawat. Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul dan didukung dengan
intervensi yang akan dilakukan pada penderita insomnia adalah sebagai berikut:
1.Gangguan pola tidur (insomnia dini hari) berhubungan dengan ansietas.
2.Kelelahan berhubungan dengan cemas,kurang tidur,kondisi penyakit.
Diagnosa
Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi
Keperawatan
Gangguan pola tidur
Peningkatan tidur :
(insomnia dini
intervensi
Tingkat
-Fasilitas siklus
hari) berhubungan
kep.Diharapkan :
kenyamanan perasaan
dengan ansietas
-Pasien dapat
-Tentukan
tidur,ditandai
nyaman.
dengan indicator
Tingkat
berikut :
Jumlah jam
tidur
diperlihatkan.
tidak terganggu.
Penyesuaian psikososial
Tidak ada
masalahdengan
Perubahan hidup:
tidur.
pola,kualitas dan
-Penkes pasien/keluarga-
rutinitas
seseorang terhadap
Jelaskan
tidur/istirahat.
perubahan hidup.
Perasaan segar
Kualitas hidup:
Ajarkan pasien/keluarga
setelah
Pengungkapan kepuasan
tentang factor-faktor
tidur/istirahat.
individu dengan
Tidur siang
sesuai usia.
Istirahat : tingkat
- Tentukan waktu
Terjaga dengan
waktu yang
aktivitas
sesuai.
-Pasien akan :
dan mental.
- Kendalikan sumber-
sumber kebisingan di
tindakan yang
dapat
meningkatkan
Kesejahteraan :
tidur/istirahat.
Pengungkapan kepuasan
Menunjukkan
Kolaboratif
kesejahteraan
kesehatan.
-Diskusikan dengan
fisik
dan psikologis.
meninjau
kembali program
pengobatan
jika berpengaruh pada
polatidur.
-Dukung penggunaan
obat tidur yang
tidak mengandung
supresor fase tidur REM.
Aktivitas lain
Tujuan
Setelah dilakukan
Kriteria Hasil
Dengan kriteria :
Intervensi
a.Tetapkan pembatasa
intervensi
n fisik pasien.
kondisi penyakit.
keperawatan
mengalami kelelahan.
b.Tetapkan persepsi
diharapkan :
pasien tentang
-Pasien
mengalami ketegangan
penyebab kelelahan
dan
bab kelelahan.
dorong pengungkapan
verbal tentang
tirahat
pembatasan fisik.
dengan baik.
c.Tetapkan penyebab
kelelahan, awasi
pasient erhadap
kelelahan akibat
emosional.
d.Monitor pola tidur
pasien serta
tingkatkan istirahat
dan pembatasan
aktivitas.
e.Gunakan ROM
aktif/pasif untuk
menghilangkan
ketegangan otot.
f.Monitor pemberian
danefek obat yang
bersifat depresan dan
stimulant
2.Devaprasi tidur
Deprivasi tidur adalah periode panjang yang lama tanpa tidur (terputusnya kesadaran
relatif yang periodik dan alami dan secara terus menerus).
A. Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan tidur
meliputi:
1. Pola tidur
Jam berapa klien masuk kamar untuk tidur dan keteraturan pola tidur klien
2. Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku, buang air
kecil, gosok gigi dan lain-lain.
3. Kebiasaan klien untuk tidur siang
4. Lingkungan tidur klien.
Bagaimana kondisi lingkungan tidur klien?, apakah bising, gelap, atau suhunya
dingin?
5. Peristiwa yang baru dialami klien dalam hidupnya.
Perawat mempelajari apakah peristiwa yang dialami klien yang menyebabkan
klien mengalami gangguan tidur
6. Status emosi dan mental klien
7. Perilaku deprivasi tidur
1. Penampilan wajah, misalnya adakah area gelap di sekitar mata, bengkak di
kelopa mata, konjungtiva kemerahan, mata terlihat cekung
2. Apakah klien mudah tersinggung, selalu menguap. Kurang konsentrasi, atau
terlihat bingung?
3. Apakah klien tampak lelah dan lesu?
B. Diagnosa: Deprivasi tidur berhubungan dengan perubahan tahap tidur yang
berhubungan dengan proses penuaan, demensia, hipersomnolen sistem saraf pusat
idiopatik, mimpi buruk dan paralisis tidur familial
C. Tujuan/kriteria evaluasi NOC
1. Menunjukkan tidur yang dibuktikan dengan perasaan segar setelah tidur
2. Penurunan gejala deprivasi tidur
D. Intervensi NIC
- Manajemen energi
mengoptimalkan fungsi
Menejemen medikasi
Memfasilitasi penggunaan obat resep
Menejemen alam perasaan
Menciptakan keamanan, kestabilan, pemulihan, dan pemeliharaan pasien yang
dan berdoa
Anjurkan klien untuk memakan makanan yang mengandung tinggi protein dan
REM
3.Kualitas meningkatkan tidur
Tidur sama pentingnya dengan kesehatan yang baik, nutrisi yang baik, serta olahraga yang
cukup. Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan tidur. Tanpa
jumlah istirahat dan tidur yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat
keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas harian akan menurun, dan meningkatkan
iritabilitas.Pengidentifikasian dan penanganan gangguan pola tidur adalah tujuan penting
perawat. Karena teori fungsi tidur sangat berhubungan dengan penyembuhan. Maka perawat
harus profesional untuk meningkatkan kualitas tidur klien karena memperoleh kualitas tidur
terbaik adalah penting untuk peningkatan kesehatan yang baik dan pemulihan individu yang
sakit. Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan bagaimana asuhan keperawatan yang baik
untuk meningkatkan tidur klien.
1.Pengkajian
Untuk meningkatkan tidur nyenyak yang normal bagi klien, perawat mengkaji pola
tidur mereka dengan menggunakan riwayat keperawatan untuk mengumpulkan informasi
tentang faktor-faktor yang biasanya mempengaruhi tidur. Salah satu metode yang singkat dan
efektif untuk mengkaji kulaitas tidur adalah menggunakan skala analog visual. Perawat
membuat sebuah garis horizontal sepanjang kira-kira 10 cm. Tulis pernyataan-pernyataan
yang berlawanan seperti tidur malam terbaik dan tidur malam terburuk pada setiap ujung
garis. Klien diminta untuk memberi tanda titik pada garis yang menandakan persepsi mereka
terhadap tidur malam. Jarak tanda tersebut dapat diukur dengan milimeter dan diberi nilai
angka untuk kepuasan terhadap tidur. Skala ini dapat diberikan berulang-ulang untuk
menunjukkan adanya perubahan dari waktu ke waktu ( Potter & Perry, 2006).
Selanjutnya di dalam pengkajian, dibutuhkan sumber untuk mengkaji masalah tidur.
Dalam hal ini klien merupakan sumber terbaik untuk menggambarkan masalah tidur dan
sampai sejauh mana masalah tersebut mengubah pola tidur dan bangun mereka yang biasa.
Selain itu, pasangan tidur juga dapat memberikan informasi tentang pola tidur klien yang
dapat mengungkapkan sifat gangguan tidur tertetu. Misalnya, pasangan klien yang
mengalami apnea tidur sering mengeluh bahwa tidur mereka terganggu oleh dengkuran klien.
Ketika perawat mencurigai terdapat masalah tidur pada klien, perawat dapat mengkaji
kualitas tidur klien dengan cara mengkaji komponen riwayat tidur klien antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
2. Perencanaan
Setelah melakukan pengkajian, perawat dan klien juga dapat bersama-sama membuat
intervensi yang realistik untuk meningkatkan istirahat dan tidur baik dirumah maupun
dilingkungan pelayanan kesehatan. Pasangan tidur juga dapat memberikan saran yang tepat
dan bermanfaat. Dalam membuat rencana asuhan keperawatan, penting untuk memasukkan
strategi-strategi yang tepat untuk lingkungan dan gaya hidup klien. Perawat juga bermitra erat
dengan klien serta orang dekat lainnya untuk memastikan bahwa terapi seperti perubahan
jadwal tidur atau perubahan lingkungan kamar tidur, merupakan hal yang realistik dan dapat
dicapai.Keberhasilan terapi tidur tergantung dari pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan
gaya hidup klien daan sifat gangguan tidur (Closs, 1988). Tujuan dari rencana asuhan
keperawatan bagi klien yang memerlukan tidur adalah:
1.
2.
3.
4.
3. Implementasi
Intervensi keperawatan yang dirancang untuk memperbaiki kualitas tidur individu
sangat berfokus pada promosi kesehatan.
1. Mengontrol Lingkungan
a. Mengontrol temparatur yang nyaman dan ventilasi yang baik
b. Sumber bising yang minimal
c. Tempat tidur yang nyaman
d. Pencahayaan yang tepat
Ketika klien melakukan perawatan di rumah hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Suara yang mendistraksi perlu dihilangkan sedemikian rupa agar kamar tidur
setenang mungkin.
b. Perlu kerjasama dari beberapa orang yang tinggal bersama klien untuk
mengurangi kebisingan.
Ketika melakukan perawatan dirumah sakit, perawat dapat mengendalikan kebisingan
dengan beberapa cara:
a.
b.
c.
d.
e.
lembut.
f. Lakukan percakapan yang diperlukan dengan suara rendah, terutama pada malam
hari.
2. Meningkatkan rutinitas menjelang tidur
Rutinitas menjelang tidur merilekskan klien dalam persiapan untuk tidur. Pada orang
dewasa, perlu menghindari stimulasi mental berlebihan sesaat menjelang tidur.
Kegiatan- kegiatan yang perlu dilakukan untuk merilekskan klien adalah:
1. Membaca novel yang ringan
4.Evaluasi
Evaluasi terapi yang dirancang untuk meningkatkan tidur dan istirahat harus bersifat
individual. Evaluasi yang dapat dilakukan oleh perawat adalah:
1.
2.
3.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Closs S.J 1988. Assesment of sleep in hospital patient: a review of methods. J Adv
Nurs.Potter, P.A & Perry, S.G. 2005. Fundamentals of Nursing, Second Edition. Jakarta:
EGChttp://id.scribd.com/doc/58003722/Insomnia-NCP diunduh pada 27
Oktober 2012 pukul
16.26 WIB