Você está na página 1de 26

MODUL MATA KULIAH PENGAUDITAN 1

Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor

Oleh:

Romli Amrullah
A311 14 325

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin1

I. TINJAUAN MATA KULIAH


Nama Mata Kuliah

: Pengauditan 1

Jurusan

: Akuntansi

Jumlah SKS

:3

1. Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah pengauditan 1 adalah mata kuliah yang memperkenalkan
dasar-dasar pemeriksaan akuntansi (auditing). Materi yang dibahas pada
mata kuliah ini terdiri dari tiga bagian yaitu: lingkungan pengauditan,
perencanaan audit, dan metodologi pengujian audit. Bagian pertama,
Lingkungan Audit membahas tentang pengauditan dan profesi akuntan publik,
audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor, etika professional dan
kewajiban legal auditor. Bagian kedua, Perencanaan Audit membahas materi:
mengenai sasaran audit, bukti audit, dan kertas kerja; penerimaan penugasan
dan perencanaan audit; materialitas, risiko, dan strategi audit awal; serta
struktur pengendalian intern. Bagian ketiga, Metodologi Pengujian Audit
membahas tentang penilaian risiko pengendalian dan uji pengendalian; risiko
deteksi dan perancangan pengujian substantif; pengambilan sampel audit
dalam uji pengendalian, pengambilan sampel audit dalam uji subtantif, dan
terakhir pengauditan system EDP.

2. Manfaat Mata Kuliah


Manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari mata kuliah ini
adalah

mahasiswa

dapat

memahami

tentang

bagaimana

lingkungan

pengauditan, perencanaan audit, serta metodologi pengujian audit.

3. Sasaran Belajar
Mahasiswa mampu memahami setiap materi pembelajaran yang telah
disusun dalam GBRP (Garis Besar Rencana Pembelajaran).

4. Urutan Penyajian
Setiap materi disajikan setiap pekan sesuai GBRP dengan urutan
sebagai berikut:
1. Auditing dan profesi akuntan publik
2. Audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
2

3. Etika profesional
4. Kewajiban legal auditor
5. Sasaran audit, bukti audit dan kertas kerja
6. Penerimaan penugasan dan perencanaan audit
7. Materialitas. risiko audit dan strategi audit awal
8. Struktur pengendalian intern
9. Menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian
10. Risiko deteksi dan rancangan uji subtantif
11. Pengambilan sampel audit dalam uji pengendalian
12. Pengauditan system EDP

5. Petunjuk Belajar bagi Mahasiswa dalam memepelajari modul


Bentuk pembelajaran :

Collaborative Learning (CL)

Diskusi kelompok

Kuliah

Indikator Penilaian :

Dapat menjelaskan definisi auditing, tipe audit dan auditor

Dapat menjelaskan jasa-jasa yang dapat diberikan oleh KAP

Dapat menjelaskan organisasi yang berhubungan dengan profesi

Mahasiswa juga diharapkan untuk membaca dan mencari referensi materi


yang berkaitan dengan materi bahasan dengan tujuan untuk memperkaya
wawasan.

II. PENDAHULUAN
Materi Pembelajaran : Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor

1. Sasaran pembelajaran :

Mampu memahami hal-hal yang mendasari audit laporan keuangan

Mampu memahami pihak-pihak yang berhubungan dengan auditor


independen

Mampu memahami standar auditing

Mampu memahami laporan auditor dan tanggung jawabnya


3

2. Ruang lingkup bahan modul :

Hal-hal yang mendasari audit laporan keuangan

Pihak-pihak yang berhubungan dengan auditor independen

Standar auditing

Laporan auditor dan tanggung jawabnya

3. Manfaat mempelajari modul


Manfaat yang dapat diperoleh setelah mempelajari modul adalah
mahasiswa memiliki pedoman dalam proses pembelajaran agar lebih terarah
dalam kaitannya untuk:

Memahami hal-hal yang mendasari audit laporan keuangan

Memahami pihak-pihak yang berhubungan dengan auditor independen

Memahami standar auditing

Memahami laporan auditor dan tanggung jawabnya

4. Urutan pembahasan :
Ruang lingkup modul akan dibahas dengan urutan sebagai berikut:
1. Hal-hal yang mendasari audit laporan keuangan
2. Pihak-pihak yang berhubungan dengan auditor independen
3. Standar auditing
4. Laporan auditor dan tanggung jawabnya

III.

MATERI PEMBELAJARAN
AUDIT LAPORAN KEUANGAN DAN TANGGUNG JAWAB
AUDITOR
A. Azas-Azas Yang Mendasari Audit Laporan Keuangan
1. Hubungan Antara Akuntansi Dan Auditing
Metode akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan
transaksi yang dapat mempengaruhi entitas. Setelah di identifikasi, maka bukti
dan transaksi ini diukur, dicatat, dikelompokkan serta di buat ikhtisar dalam
catatan akuntansi. Hasil proses ini adalah penyusunan dan distribusi laporan
4

keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum


tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi data yang relevan dan andal,
sehingga dapat berguna bagi pengambilan keputusan. Dengan demikian,
akuntansi adalah suatu proses yang kreatif.
Audit laporan keuangan yang khas terdiri dari upaya memahami bisnis
dan industi klien serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan
dengan laporan keuangan manajemen, sehingga memungkinkan auditor
meneliti apakah pada kenyataannya laporan keuangan tersebut telah
menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, serta arus kas secara wajar
sesuai dengan GAAP. Auditor bertanggung jawab untuk mematuhi standar
auditing yang berlaku umum (GAAS) dalam mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti, serta dalam menerbitkan laporan yang memuat kesimpulan auditor yang
dinyatakan dalam bentuk pendapat atau opini atas laporan keuangan. Tujuan
utama audit laporan keuangan bukan untuk menciptakan informasi baru,
melainkan untuk menambah keandalan laporan keuangan yang telah disusun
oleh manajemen.

2. Pembuktian Dan Pertimbangan Profesional Dalam Audit Laporan


Keuangan
Audit di lakukan berdasarkan asumsi bahwa data laporan keuangan
dapat di teliti untuk pembuktian. Data dikatakan dapat di teliti untuk
pembuktian (verifiable) apabila dua atau lebih orang yang memiliki kualifikasi
dapat membrikan kesimpulan yang serupa dari data yang di periksa.
Kemampuan dapat diteliti untuk pembuktian (verifiability) terutama berkaitan
dengan tersedianya atestasi bukti pada validitas informasi yang sedang di
pertimbangkan.
Akuntansi dan auditing secara signifikan memerlukan apa yang di sebut
pertimbangan profesional. Oleh karena itu, auditor hanya mencari dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas kewajaran (fairness) laporan
keuangan. Dalam melakukan pemeriksaan, auditor memperoleh bukti-bukti
untuk meyakinkan validitas (validity) dan ketepatan perlakuan akuntansi atas
transaksi dan saldo. Dalam konteks ini, validitas berarti otentik, mantap atau
5

memiliki dasar yang kokoh, sedangkan ketepatan (propriety) berarti sesuai


dengan aturan-aturan akuntansi yang di tetapkan secara kebiasaan yang ada.

3. Kebutuhan Akan Audit Laporan Keuangan


Perlunya dilakukan audit independen atas laporan keuangan karena:
1. Pertentangan kepentingan (conflict of interest) pertentangan kepentingan
dapat terjadi di antara berbagai kelompok pengguna laporan keuangan
seperti para kreditor dan para pemegang saham, oleh karena itu para
pengguna mencari keyakinan dari auditor independen luar bahwa informasi
tersebut telah (1) bebas dari bias untuk kepentingan manajemen dan (2)
netral untuk kepentingan berbagai kelompok pengguna (dengan perkataan
lain, informasi tidak disajikan sedemikian rupa sehingga menguntungkan
salah satu kelompok pengguna di atas kelompok lainnya).
2. Konsekuensi

(consequence)

laporan

keuangan

yang

di

terbitkan

menyajikan informasi yang penting, dan dalam beberapa kasus, merupakan


satu-satunya sumber informasi yang di gunakan untuk membuat keputusan
investasi yang signifikan, peminjaman, serta keputusan lainnya. Maka para
pengguna laporan akan melirik pada auditor independen utuk memperoleh
keyakinan bahwa laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan
GAAP, termasuk semua pengungkapan yang memadai.
3. Kompleksitas

(complexity)

dengan

meningkatnya

tingkat

kompleksitas,maka risiko interpretasi dan risiko timbulnya kesalahan yang


tidak disengaja juga ikut meningkat . karena para pengguna merasa
semakin sulit, atau bahkan mustahil untuk mengevaluasi sendiri mutu
laporan keuangan, maka mereka mengandalkan auditor independen untuk
menilai mutu informasi yang dimuat dalam laporan keuangan.
4. Keterpencilan (remotenes) tidak praktis untuk mencari akses langsung
pada catatan akuntansi utama guna melaksanakan sendiri verifikasi atas
laporan keuangan, dari pada mempercayai mutu data keuangan begitu
saja, para pengguna laporan keuangan lebih mengandalkan laporan auditor
untuk memenuhi kebutuhannya.

Empat kondisi tersebut secara bersama-sama membentuk adanya risiko


informasi (information risk), yaitu risiko bahwa laporan keuangan mungkin
tidak benar, tidak lengkap, atau bias. Oleh karena itu, dapat di katakan bahwa
audit laporan keuangan dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan
dengan cara menekan risiko informasi.
4. Manfaat Ekonomi Suatu Audit
Ases ke pasar modal. Perusahaan publik harus memenuhi statuta
(ketentuan hukum) persyaratan audit terlebih dahulu, agar dapat
mencatatkan sahamnya sebelum di perdagangkan di pasar modal.
Biaya modal yang lebih rendah. Laporan keuangan Perusahaan yang
telah di audit akan menurunkan risiko informasi, maka auditor dapat
menawarkan tingkat bunga yang lebih rendah, dan investor akan setuju
untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih rendah atas
investasi mereka.
Penangguhan inefisiensi dan kecurangan. Apabila para pegawai
mengetahui akan di adakannya audit independen, mereka akan menjadi
lebih berhati-hati dan berusaha sesedikit mungkin melakukan kesalahan
dalam menjalankan fungsi akuntansi dan menyalahgunakan aset
perusahaan, selain itu dapat mengurangi kemungkinan manajemen
melakukan kecurangan dalam pelaporan keuangan.
Peningkatan

pengendalian

dan

operasional.

Sering

kali

auditor

independen memberikan saran untuk meningkatkan pengendalian serta


mencapai efisensi operasi yang lebih tinggi dalam organisasi klien

Pada umumnya penerbitan laporan keuangan setelah audit hanya


memberikan pengaruh atau tidak berpengaruh langsung pada harga saham
perusahaan, karena seringkali manajemen telah menyampaikan hasil-hasil
keuangan dan temuan audit melalui siaran pers kepada wartawan keuangan
sebelum laporan keuangan secara resmi diterbitkan. Akan tetapi, pernyataan
semacam itu dapat membantu keyakinkan efisiensi pasar uang dengan cara
mencegah atau membatasi penyebaran informasi sebelum yang tidak akurat.

Para pengguna laporan keuangan memperoleh manfaat dari keyakinan


bahwa informasi tersebut bebas dari salah saji yang material. Selain dari
manajemen dan dewan direksi juga memperoleh manfaat dari hasil sampling
suatu audit. Biasanya para auditor memiliki pengetahuan yang luas tentang
risiko bisnis, praktik terbaik, serta ukuran kinerja kunci yang terkait dengan
suatu industi tertentu. Sebagai hasil pengalaman melakukan audit atas
beberapa

atau

banyak

perusahaan.

Dengan

demikian

para

auditor

independen dari kantor akuntan dapat membagikan pengetahuan mereka


kepada manajemen. SEC memberikan perhatian tentang hubungan antara
jasa audit dengan konsultasi, setiap auditor harus menjaga keseimbangan
yang tipis antara melaksanakan audit serta membiarkan manajemen dan
dewan

direksi

memetik

keuntungan

berupa

manfaat

ekonomi

dari

pengetahuan auditor tentang perusahaan.

5. Keterbatasan Audit Laporan Keuangan


Keterbatasan auditor adalah bahwa auditor bekerja dalam batasan
ekonomi yang wajar. Batasan ekonomi yang dimaksud adalah:
Biaya yang memadai (reasonable cost). Pembatasan biaya audit dapat
menimbulkan terbatasnya pengujian, atau penarikan sampel dari catatan
akuntansi atau data pendukung yang dilakukan secara selektif. Selain itu,
auditor juga dapat memilih untuk menguji sistem pengendalian internal
dan mendapatkan keyakinan dari sistem pengendalian internal yang
berungsi dengan baik.
Jumlah waktu yang memadai (reasonable leght o time). biasanya laporan
auditor atas demikian banyak perusahaan akan terbit dalam waktu tiga
sampai lima minggu setelah tanggal neraca. Hambatan waktu ini dapat
mempengaruhi jumlah bukti yang di peroleh tentang peristiwa dan
transaksi setelah tanggal neraca yang berdampak pada laporan
keuangan. Lebih lagi, hanya tersedia waktu yang demikian siingkat untuk
memisahkan ketidakpastian yang ada pada tanggal laporan keuangan.

Keterbatasan lainnya adalah kerangka kerja akuntansi yang di tetapkan


untuk penyusunan laporan keuangan, kerangka kerja akuntansi yang di
maksud adalah:
Prinsip akuntansi alternatif (alternative accounting principles) GAAP
memperbolehkan prinsip alternatif, pengguna laporan keuangan harus
mempunyai pengetahuan luas tentang pilihan akuntansi yang dipilih oleh
perusahaan dan akibatnya terhadap laporan keuangan
Estimasi akuntansi (accounting estimates) estimasi adalah bagian yang
melekat dengan proses akuntansi, dan tidak seorang pun termasuk
auditor dapat meramalkan bagaimana hasil suatu ketidak pastian itu,
suatu audit tidak dapat menambahkan ketepatan dan kepastian pada
laporan keuangan apabila faktor-faktor tersebut tidak ada.

B. Hubungan Auditor Independen


1. Manajemen
Manajemen menunjuk pada kelompok perorangan yang secara aktif
merencanakan, melakukan koordinasi, serta mengendalikan jalannya operasi
dan transaksi klien. Dalam konteks auditing manajemen menunjuk pada para
pejabat perusahaan, pengawas, dan personel kunci sebagai penyelia
(supervisor). Untuk mendapatkan bukti yang di perlukan di dalam audit
seringkali auditor memerlukan data rahasia tentang entitas. Oleh kerena itu
adalah mutlak untuk menjalin hubungan berdasarkan saling mempercayai dan
saling menghargai. Pendekatan tipikal yang harus di lakukan auditor terhadap
asersi manajemen, dapat di sebut sebagai keraguan profesional, hal ini berarti
auditor tidak boleh tidak mempercayai asersi manajemen, namun juga tidak
boleh begitu saja menerimanya tanpa memperhatikan kebenarannya, auditor
harus senantiasa menyadari perlunya mengevaluasi secara objektif kondisikondisi yang sedang diamati serta bukti yang di peroleh selama audit.

2. Dewan Direksi Dan Komite Audit


Dewan direksi (board of directors) suatu perusahaan bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa perusahaan dioperasikan dengan cara terbaik untuk
9

kepentingan para pemegang saham. Hubungan auditor dengan para direktur


sebagian besar tergantung pada komposisi dewan itu sendiri, bila dewan
terutama terdiri dari para pejabat perusahaan , maka hubungan auditor,
dewan dan manajemen pada dasarnya adalah satu dan sama, namun apabila
dewan terdiri dari sejumlah anggota yang berasal dari luar perusahaan,
mungkin terdapat hubungan yang sedikit berbeda, anggota-anggota dewan
yang berasal dari luar bukanlah para pejabat atau pegawai perusahaan,
dalam hal ini, komite audit yang di tunjuk terutama terdiri dari anggota yang
berasal dari luar dewan , dapat bertindak sebagai penghubung antara auditor
dan manajemen. Terdapat kecenderungan meningkatnya penggunaan komite
audit sebagai alat untuk memperkuat independen auditor. Fungsi suatu komite
audit yang secara langsung mempengaruhi auditor independen adalah:
mencalonkan kantor akuntan publik untuk melaksanakan audit tahunan
mendiskusikan lingkup audit dengan auditor
mengundang

auditor

secara

langsung

untuk

mengkomunikasikan

masalah-masalah besar yang di jumpai selama pelaksanaan audit


me-review laporan keuangan dan laporan auditor bersama auditor pada
saat penyelesaian penugasan
karena dewan direksi juga berkepentingan dengan keahlian dan
pengetahuan auditor tentang faktor risiko bisnis dan daya saing perusahaan,
komite audit akan memainkan peran penting dalam memperkuat kemampuan
auditor untuk menerapkan keraguan profesional secara tepat dalam perikatan.

3. Auditor Internal
Manajemen dapat meminta auditor independen untuk me-review
kegiatan auditor internal yang telah direncanakan untuk tahun berjalan serla
melaporkan mutu kerja mereka, auditor memiliki kepentingan kepada auditor
internal yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern klien, dan
manajemen internal juga di perbolehkan membantu auditor independen dalam
melaksanakan audit laporan keuangan. Pekerjaan auditor internal tidak dapat
di gunakan sebagai pengganti auditor independen, namun pekerjaan auditor
internal dapat menjadi pelengkap yang penting bagi auditor independen.
10

Untuk menentukan pengaruh pekerjaan audit internal terhadap audit, auditor


independen harus (1) mempertimbangkan kompetensi dan objektivitas auditor
internal dan (2) mengevaluasi mutu pekerjaan auditor internal.

4. Pemegang Saham
Auditor memiliki tanggung jawab yang penting kepada para pemegang
saham sebagai pengguna utama laporan auditor, auditor tidak berhubungan
langsung dengan para pemegang saham yang bukan pejabat, pegawai kunci
atau direktur perusahaan klien, namun demikian auditor dapat di perbolehkan
mengikuti rapat umum pemegang saham serta memberikan tanggapan atas
pertayaan-pertanyaan para pemegang saham

C. Standar Auditing
AICPA bertanggung jawab menetapkan standar audit untuk profesional
akuntan publik. Salah satu lengan dari divisi ini adalah Auditing Standards
Board (ASB) atau dewan standar auditing, yang telah ditunjuk sebagai badan
teknis senior dari AICPA untuk menerbitkan dan mengumumkan standar audit.
ASB juga bertanggung jawab menyediakan pedoman bagi para auditor untuk
mengimplementasikan pengumuman tersebut dengan cara memberikan
persetujuan atas interpretasi serta pedoman audit disusun oleh staf dari divisi
standar auditing. Seluruh anggota ASB yang berjumlah 15 orang adalah
anggota AICPA. Komite perencanaan pada ASB yang terdiri dari enam
anggota memiliki tanggung jawab untuk menetapkan agenda ASB serta
memantau kemajuan proyek ASB. Dalam memenuhi tanggung jawabnya,
komite menentukan apakah ASB telah menaggapi isu-isu auditing yang
diidentifikasi oleh profesi dan publik yang dilayani.
STATEMENT ON AUDIT STANDARDS (SAS) ATAU PERNYATAAN
STANDAR AUDIDTING
Pengumuman ASB disebut Statement On Auditing Standads, sebelum
SAS diterbitkan sebuah konsep usulan tentang pernyataan tersebut di
edarkan secara luas kepada kantor-kantor CPA, lembaga pengatur seperti
11

SEC, para pendidik di bidang akuntansi dan lainnya untuk mendapatkan


komentar sebagai umpan balik, pernyataan yang di usulkan berikut komentar
yang diterima selanjutnya di bahas bersama oleh dewan dalam suatu rapat
terbuka sebelum usulan tersebut di terima. Diperlukan persetujuan setidaknya
dua per tiga anggota untuk menerbitkan suatu SAS. SAS menjelaskan sifat
dan luasnya tanggung jawab seorang auditor serta menawarkan bimbingan
bagi seorang auditor yang melaksanakan audit. Kepatuhan kepada SAS
merupakan kewajiban anggota AICPA yang harus siap untuk memberikan
alasan atas setiap penyimpangan suatu pernyataan.
Ketika di terbitkan, SAS dan semua interpretasi audit yang terkait di beri
nomor kode AU. Dokumen tersebut disatukan dalam satu berkas lembar lepas
AICPA yang di sebut profesional standards, volume 1. Standar auditing yang
diakui secara luas dalam kaitan dengan profesi akuntan publik dikenal dengan
the ten generally accepted auditing standard.
GENERALLY

ACCEPTED

AUDITING

STANDARDS

(GAAS)

ATAU

STANDAR AUDITING YANG BERLAKU UMUM


Standar auditing yang di akui secara luas dalam kaitannya profesi
akuntan publik dikenal dengan sebutan the ten (general accepted auditing
standards)/ sepuluh standar yang berlaku umum. Sepuluh standar ini awalnya
disetujui oleh para anggota AICPA pada akhir tahun 1940-an. Sejak itu
standar tersebut telah di berkaskan dalam statement on auditing standar.
Kadang kala standar lainnya yang tercantum dalam SAS disebut sebagai
interpretasi atau perluasan dari kesepuluh GAAS tersebut.
STANDAR UMUM
1. Keahlian Dan Pelatihan Teknis Yang Memadai
Kompetensi auditor ditentukan oleh tiga faktor, yaitu (1) pendidikan
universitas formal untuk memasuki profesi, (2) pelatihan praktik dan
pengalaman

dalam

auditing,

dan

(3)

mengikuti

pendidikan

profesi

berkelanjutan selama karir profesional auditor.

12

2. Independensi Dalam Sikap Mental


Auditor juga harus bebas dari pengaruh klien dalam melaksanakan audit
serta dalam melaporkan temuan-temuannya. Standar umum yang keduai ini
mengaitkan peran auditor dalam suatu audit dengan peran sebagai penengah
dalam perselisihan perburuhan atau sebagai hakim dalam kasus hukum.
Auditor juga harus memenuhi persyaratan independensi dalam kode prilaku
profesional.
3. Penggunaan Kemahiran Profesional
Auditor juga diharapkan memiliki kesungguhan dan kecermatan dalam
melaksanakan audit serta menerbitkan laporan atas temuan. Dalam
memenuhi standar ini, seorang auditor yang bepengalaman harus secara kritis
melakukan review ataspekerjaan yang dikerjakan dan pertimbangan yang di
gunakan oleh personil kurang berpengalaman yang turut mengambil bagian
dalam audir. Standar penggunaan kemahiran ini mengharuskan seorang
auditor berlaku jujur dan tidak ceroboh dalam melakukan audit.
STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN
1. Perencanaan Dan Supervisi Yang Memadai
Agar suatu audit dapat dikatakan efktif dan efisien, maka audit harus
direncanakan dengan baik. Perencanaan meliputi pengembangan strategi
audit serta rancangan program audit yang akan dipergunakan dalam
melaksanakan audit. Supervisi yang benar merupakan hal penting karena
sering kali sebagian besar pelaksanaan program audit dilaksanakan oleh
asisten staf dengan pengalaman yang terbatas.
2. Pengalaman Atas Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern klien merupakan faktor yang penting dalam
suatu audit. Sebagai contoh, struktur pengendalian internal yang dirancang
dengan baik dan efektif akan mampu melindungi aset klien dan menghasilkan
informasi keuangan yang andal. Oleh karena itu, merupakan hal yang sangat
mendasar bagi seorang auditor untuk memahami struktur pengendalian intern,
sehingga dapat merencanakan suatu audit yang efektif dan efisien.

13

3. Mendapatkan Bukti Audit Kompeten Yang Cukup


Tujuan akhir standar pekerjaan lapangan adalah menyediakan dasar yang
memadai bagi auditor untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien.
Untuk memenuhi standar ini diperlukan penggunaan pertimbangan profesional dalam
menentukan jumlah (kecukupan) dan mutu (kompetensi) bukti audit yang di perlukan
untuk mendukung pendapat auditor.

STANDAR PELAPORAN
1. Laporan Keuangan Disajikan Sesuai GAAP
Standar pelaporan yang pertama mengharuskan auditor mengetahui
bahwa GAAP merupakan kriteria yang ditetapkan untuk digunakan dalam
mengevaluasi asersi laporan keuangan manajemen.
2. Konsistensi Dalam Penerapan GAAP
Untuk

memenuhi

standar

pelaporan,

seorang

auditor

harus

mencantumkan secara eksplisit dalam laporan auditor tentang adanya setiap


kondisi dimana prinsip akuntansi tidak diterapkan secara konsisten dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam kaitannya dengan
prinsip akuntans yang diterapkan pada periode sebelumnya. Standar ini
dirancang untuk meningkatkan daya banding laporan keuangan dari satu
periode ke periode yang lain. Dengan menggunakan standar ini, dan apabila
GAAP telah diterapkan secara konsisten, maka masalah konsistensi tidak
perlu dicantumkan dalam laporan auditor.
3. Pengungkapan Informatif Yang Memadai
Setandar ini berkaitan dengan kecukupan catatan atas laporan keuangan dan
bentuk-bentuk pengungkapan lainnya. Standar ini hanya berpengaruh pada laporan
auditor, bila pengungkapan manajemen dianggap tidak mencukupi. Dalam banyak
hal, auditor diminta untuk mencantumkan pengungkapan yang tidak perlu dalam
laporan auditor.

4. Pernyataan Pendapat
Standar pelaporan mengharuskan auditor menyatakan pendapat atas
laporan keuangan secara keseluruhan atau menyatakan bahwa pendapat
tidak dapat diberikan.
14

PENERAPAN STANDAR AUDITING


Standar audit dapat diterapkan pada setiap audit laporan keuangan oleh
seorang auditor independen tanpa memandang skala ukuran kegiatan klien,
bentuk organisasi, jenis organisasi, atau apakah tujuan entitas adalah mencari
laba atau nirlaba. Konsep materialitas dan risiko akan mempengaruhi aplikasi
seluruh standar, khususnya pada standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan, materialitas berkaitan dengan arti penting relatif sesuatu hal. Risiko
berkaitan juga dengan kemungkinan suatu hal itu tidak benar
HUBUNGAN

ANTARA STANDAR

AUDITING

DENGAN

PROSEDUR

AUDITING
Prosedur auditing (auditing procedures) adalah metode-metode yang
digunakan serta tindakan yang dilakukan oleh auditor selama audit
berlangsung. Standar auditing yang dapat di terapkan pada setiap audit
laporan keuangan, maka prosedur auditing dapat berbeda antara satu klien
dengan klien yang lainnya, karena adanya perbedaan dalam skala kegiatan
suatu entitas dengan entitas lainnya, perbedaan karakteristik, serta sifat dan
kompleksitas operasi dan sebagainya.

D. Keyakinan Yang Disediakan Oleh Audit


pengguna laporan keuangan yang di audit mengharapkan auditor untuk:
1. Melaksanakan audit dengan kompetensi teknis, integritas, independensi
dan objektivitas.
2. Mencari dan mendeteksi salah saji yang material, baik yang disengaja
maupun yang tidak.
3. Mencegah penerbitan laporan keuangan yang menyesatkan.
INDEPENDENSI AUDITOR
Independensi merupakan dasar dari profesi auditing. Hal itu berarti
auditor akan bersifat netral terhadap entitas, dan oleh karena itu akan bersifat
objektif. Publik dapat mempercayai fungsi audit karena auditor bersikap tidak
memihak serta mengakui adanya kewajiban untuk bersiikap adil. Entitas
adalah klien auditor, namun CPA memiliki tanggung jawab yang lebih besar
kepada para pengguna laporan auditor yang jelas telah diketahui. Auditor
15

tidak boleh memposisikan diri atau pertimbangannya di bawah kelompok


apapun dan siapapun. Independensi, integritas dan objektivitas auditor
mendorong pihak ketiga untuk menggunakan laporan keuangan yang
tercakup dalam laporan auditor dengan rasa yakin dan percaya sepenuhnya
KEYAKINAN YANG MEMADAI
Auditor bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan
audit untuk mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan
telah bebas dari salah saji yang material, akan tetapi, konsep keyakinan yang
memadai tidak dapat memastikan atau menjamin akurasi laporan keuangan.
Konsep keyakinan yang memadai menunjukkan bahwa dalam audit telah
dilakukan sejumlah pengujian. Jarang sekali auditor melakukan pemeriksaan
100 persen atas butir-butir yang ada dalam suatu kelompok akun atau
transaksi. Yang lazim dilakukan auditor adalah memilih beberapa butir dan
menerapkan sejumlah prosedur atas butir-butir terpilih tersebut guna
membentuk suatu pendapat atas laporan keuangan. Konsep keyakinan yang
memadai

juga

menunjukkan

bahwa

laporan

keuangan

manajemen

mencantumkan adanya estimasi yang tidak pasti. Meskipun auditor telah


memberikan perhatian penuh guna memahami bisnis dan industri klien,
namun cepatnya perubahan kondisi ekonomi mengubah keterbatasan penting
pada audit laporan keuangan. Oleh kerena itu, suatu audit tidak dapat
menjamin akurasi laporan keuangan.
DETEKSI KECURANGAN
Kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting) terdiri dari
tindakan-tindakan seperti:
Memanipulasi, pemalsuan atau pengubahan catatan akuntansi atau
dokmen pendukung yang menjadi sumber penyusunan laporan keuangan.
Representasi yang salah atau penghapusan yang disengaja atas peristiwaperistiwa, transaksi transaksi, atau informasi signifikan lainnya yang ada
dalam laporan keuangan.
Salah penerapan yang disengaja atas prinsip-prinsip akuntansi yang
berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapan.

16

Penyalahgunaan

aset

(misappropriation

of

assets)

meliputi

penggelapan atau pencurian aset entitas dimana penggelapan tersebut dapat


menyebabkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai prinsip-prinsip yang
berlaku umum. Penyalahgunaan tersebut dapat dilakukan dengan cara

Menggelapkan penerimaan

Mencuri asset

Menyebabkan entitas membayar barang dan jasa yang tidak diterima


Penyalahgunaan aset dapat disertai juga dengan pemalsuan atau

pengabaian catatan atau dokumen


Tanggung jawab untuk mendeteksi kecurangan
Tangung jawab auditor untuk mendeteksi kecurangan ataupun
kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja, diwujudkan dalam perencanaan
dan pelaksanaan audit untuk mendapatkan keyakinan yang memadai tentang
apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material yang disebabkan
oleh kesalahan ataupun kecurangan. Secara spesifikasi SAS no. 82
memberikan pedoman bagaimana auditor menanggapi hasil penilaian risiko
dengan

cara

memikirkan

urutan

langkah-langkah

audit,

dan

cara

mengevaluasi hasil uji audit yang dikaitkan dengan risiko salah saji akibat
kecurangan.
Aspek penting dalam pelaksanaan audit dengan kemahiran profesional
yang cermat dan seksama adalah sikap keraguan profesional auditor. Auditor
harus mengevaluasi semua bukti dan konsisi yang diamati selama audit.
Apabila auditor mengamati indikator yang dikaitkan dengan risiko kecurangan
yang lebih tinggi, auditor harus meyakinkan bahwa pendekatan auditor yang
digunakan telah memiliki derajat keraguan profesional yang tepat.
Tanggung jawab untuk melaporkan kecurangan
Auditor juga bertanggung jawab untuk mengomunikasikan temuan
kecurangan kepada manajemen dan mungkin juga kepada pihak lainya.
Tanggung

jawab

kunci

auditor

dalam

mengkomunikasikan

temuan

kecurangan adalah sebagai berikut:

17

apabila menemukan bahwa terdapat bukti adanya kecurangan maka hal itu
harus menjadi perhatian menajemen yang pada umumnya satu tingkat lebih
tinggi dimana kecurangan terjadi.
setiap kecurangan yang melibatkan manejemen senior, dan kecurangan
yang terjadi pada tingkat manapun yang menyebabkan salah saji yang
material pada laporan keuangan, harus dilaporkan langsung oleh auditor ke
komte audit atau dewan direksi.
secara etis dan legal, pada umumnya auditor tidak dapat mengungkapkan
kecurangan yang terjadi di luar entitas, namun auditor dapat diminta
mengungkapkan dalam hal:

sebagai tanggpan atas dakwaan pengadilan

dikirimkan kepada SEC, apabila auditor mengundurkan diri atau


diberhentikan dari perikatan, atau bila auditor telah melaporkan adanya
tindakan melawan hukum kepada komite audit atau dewan direksi dan
komite maupun dewan tidak mengambil langkah tindak lanjut yang
tepat

kepada auditor pengganti yang mengajukan pertanyaan sesuai dengan


standar profesional

kepada badan pembiayaan atau badan lainnya sesuai dengan


persyaratan audit bagi entitas yang menerima bantuan keuangan dari
pemerintah

TINDAKAN MELAWAN HUKUM YANG DI LAKUKAN OLEH KLIEN


Tindakan melanggar hukum (ilegal act) meliputi pembayaran suap,
mengambil bagian dari kegiatan politik yang melanggar hukum, pelanggaran
ketentuan pemerintah dan hukum tertentu lainnya
Tanggung jawab untuk mendeteksi dan melaporkan tindakan hukum
yang dilakukan klien
Dua karakteristik tindakan melanggar hukum yang mempengaruhi
tanggung jawab auditor untuk mendeteksi adalah:
penentuan apakah suatu tindakan dikatakan menggar hukum atau tidak,
bergantung pada pertimbangan hukum yang pada umumnya di luar
kompetensi profesional auditor
18

tindakan melanggar hukum dalam kaitan dengan laporan keuangan sangat


beragam jenisnya. Beberapa ketentuan dan peraturan, seperti hukum
pajak penghasilan, memiliki akibat langsung dan material terhadap
laporan keuangan. Namun beberapa ketentuan yang berkenaan dengan
kesahatan dan keselamatan kerja perlindungan lingkungan hanya memiliki
pengaruh tidak langsung pada laporan keuangan.
Ketentuan dalam AU 317.05 Ilegal Acts By Clients, menunjukkan
bahwa tanggung jawab auditor atas salah saji yang berasal dari tindakan
melanggar hukum yang memiliki pengaruh langsung dan material pada
penentuan jumlah laporan keuangan adalah sama dengan tanggung jawab
auditor

atas

kesalahan

dan

kecurangan.

Auditor

mengembangkan

perencanaan audit berdasarkan indikator risko. Indikator berikut ini dapat


menunjukkan adanya peningkatan risiko tindakan melanggar hukum, yaitu (1)
transaksi di luar kewenangan , (2) investigasi yang dilakukan oleh pejabat
kantor pemerintah, dan (3) kegagalan mengarsipkan formulir-formulir
perpajakan. Apabila auditor mencurigai adanya tindakan melanggar hukum, ia
harus membahasnya dengan manajemen pada tingkat yang tepat serta
mengadakan konsultasi dengen penasehat hukum klien. Apabila dipandang
perlu, auditor harus menerapkan juga sejumlah prosedur tambahan untuk
memperoleh pemahaman atas tindakan tersebut dan pengaruhnya terhadap
laporan keuangan.
Tanggung jawab untuk melaporkan tindakan melanggar hukum
Tanggung jawab utama auditor adalah menyatakan pendapat atas
kewajaran penyajian suatu laporan keuangan. Apabila suatu tindakan
melanggar hukum berpengaruh material terhadap laporan keuangan, auditor
harus mendesak manajemen untuk melakukan revisi atas laporan keuangan
tersebut. apabila revisi atas laporan keuangan tersebut ternyata kurang tepat,
auditor bertanggung jawab untuk menginformasikan kepada para pengguna
laporan keuangan melalui pendapat wajar dengan pengecualian , atau
pendapat tidak wajar bahwa laporan tersebut tidak di sajikan sesuai dengan
GAAP.

19

Tanggung jawab auditor untuk mengkomunikasikan kepada pihak luar


tentang tindakan melanggar hukum yang dikaitkan dengan klien, sama halnya
dengan tanggung jawab auditor terhadap kecurangan yang material. Selain itu
Private Securities Ligitation Reform Act 1995 mengharuskan adanya suatu
persyaratan kondisi tertentu yang dihadapi auditor independen atas
perusahaan yang dimiliki publik sesuai dengan Securities Exchange Act tahun
1934. Undang-undang mengatur lebih jauh bahwa tidak satu auditor pun wajib
mengambil langkah pribadi atas setiap temuan, kesimpulan atau pernyataan
yang diberikan dalam laporan kepada SEC.
Keyakinan tentang kelangsungan klien
AU 342, The Auditors Consideration Of An Entitys Ability To Continue
As A Going Concern (SAS 59) menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab
untuk mengevaluasi apakah terdapat keraguan substansial atas kemampuan
entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern)
dalam periode waktu yang memadai, tidak melampaui waktu satu tahun
setelah tanggal laporan keuangan diaudit. Konsep tentang keraguan
substansial atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya (substansial doubt about an entitys ability to continue as a going
concern) bukan hanya sekedar keraguan.
Apabila auditor menyimpulkan bahwa terdapat keraguan substansial
tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
selama periode tahun setelah tanggal pelaporan keuangan, keraguan tersebut
harus dinyatakan dalam laporan audit. Apabila manajemen mencantumkan
pengungkapan

yang

memadai

tentang

kemampuan

etantitas

dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam laporan keuangan, auditor


akan menerbitkan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
tambahan yang menjelaskan ketidakpastian kelangsungan usaha.
SURAT KETERANGAN KESEHATAN
Beberapa pengguna laporan keuangan menganggap laporan standar
auditor sebagai surat keterangan kesehatan (bill of health). Para pengguna
keuangan lainnya merasa bahwa suatu audit akan memberikan keyakinan
positif bahwa bisnis merupakan tempat yang aman untuk berinvestasi, serta
20

tidak akan gagal. Padahal tidak ada petunjuk yang mengindikasikan tentang
keraguan substansial dalam laporan auditor memberikan keyakinan tentang
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Suatu
audit dapat meningkatkan keyakinan para pengguna bahwa laporan keuangan
tidak mengandung salah saji yang material. Karena auditor adalah seorang
ahli yang independen dan objektif yang juga mengetahui bisnis entitas serta
persyaratan pelaporan keuangan.

E. LAPORAN AUDITOR
Laporan audit adalah media formal yang di gunakan oleh auditor dalam
mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan
atas laporan keuangan yang diaudit.

LAPORAN STANDAR
Laporan standar adalah laporan yang lazim diterbitkan laporan ini
memuat pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualitfied opinion) yang
menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas sesuai
dengan prisnsip akuntansi yang berlaku umum. Kesimpulan ini hanya akan
dinyatakan bila auditor telah membentuk pendapat berdasarkan audit yang
dilaksanakan sesuai dengan GAAS,
Pada tahun 1988, ASB mengubah bentuk dan ini laporan standar
dengen menerbitkan SAS no 58, Reports On Audited Financial Statements
(AU 508). Laporan baru tersebut dirancang agar dapat berkomunikasi secara
lebih baik dengan para pengguna laporan keuangan yang telah di audit
tentang pekerjaan audit yang telah dilaksanakan oleh auditor berikut sifat dan
keterbatasan audit, tujuan kedua adalah untuk membedakan dengan jelas
tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor independen dalam
audit laporan keuangan.

21

ELEMEN DASAR LAPORAN STANDAR AUDITOR


a. Judul laporan alamat

mencantumkan kata independen


dewan direksi atau pemegang saham entitas
b. paragraf pendahuluan
Paragraf

pendahuluan

(introductory

paragraph)

memuat

tiga

pernyataan faktual. Tujuan utama paragraf ini adalah untuk membedakan


tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor.
menunjukan:
jenis jasa yang dilaksanakan (kami telah mengaudit)
laporan keuangan yang telah diaudit
entitas yang diaudit
tanggal laporan keuangan
tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan
tanggung jawab auditor untuk menyatakan pendapat
c. paragraf ruang lingkup audit
(scope paragraph) menguraikan sifat dan lingkup audit. Hal ini sesuai
dengan bagian keempat standar pelaporan yang mengharuskan auditor
menunjukkan dengen jelas sifat audit yang dilakukan. Paragraf ruang lingkup
audit juga menunjukkan beberapa keterbatasan audit.
menyatakan:
audit dilaksanakan sesuai dengan GAAS yang mengharuskan:
merencanakan dan melaksanakan audit agar mendapatkan keyakinan
yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material
memeriksa bukti atas dasar pengujian
menilai prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signikan yang
dibuat oleh manajemen
penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan
keyakinan auditor bahwa audit memberikan dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat
22

d. paragraf pendapat
(opinion paragraph) memenuhi empat standar pelaporan menyatakan:
pendapat auditor apakah laporan keuangan:
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material
posisi kuangan pada tanggal neraca
hasil usaha dan arus kas untuk periode tertentu
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP)
e. tanda tangan kantor akuntan publik
manual atau tercetak
f. tanggal laporan
hari terakhir pekerjaan lapangan

IV.

LATIHAN
Pertanyaan:
1. Jelaskan hubungan antara akuntansi dan auditing berkenaan dengan laporan
keuangan.
2. Sebutkan pihak-pihak yang memiliki hubungan profesional dengan auditor
independen dalam audit laporan keuangan.
3. Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan

ASB dan apa tanggung

jawabnya.
4. Jelaskan

tanggung

jawab

kunci

auditor

dalam

mengkomunikasikan

temuannya.

Jawaban:
1. Akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan transaksi yang dapat
mempengaruhi entitas. Setelah di identifikasi, maka bukti dan transaksi ini
diukur, dicatat, dikelompokkan serta di buat ikhtisar dalam catatan akuntansi.
Hasil proses ini adalah penyusunan dan distribusi laporan keuangan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum tujuan akhir
akuntansi adalah komunikasi data yang relevan dan andal, sehingga dapat
berguna bagi pengambilan keputusan, selanjutnya auditor meneliti apakah
23

pada kenyataannya laporan keuangan tersebut telah menyajikan posisi


keuangan entitas, hasil operasi, serta arus kas secara wajar sesuai dengan
GAAP.
2. Dalam audit laporan keuangan, auditor menjalin hubungan professional
dengan empat kelompok penting, yaitu:
a. Manajemen
b. Dewan Direksi Dan Komite Audit
c. Auditor Internal
d. Pemegang Saham
3. Auditing Standards Board (ASB) atau dewan standar auditing, adalah dewan
yang telah ditunjuk sebagai badan teknis senior dari AICPA untuk menerbitkan
dan mengumumkan standar audit. Salah satu tanggung jawab dari ASB
menyediakan pedoman bagi para auditor untuk mengimplementasikan
pengumuman tersebut dengan cara memberikan persetujuan atas interpretasi
serta pedoman audit yang disusun oleh staf dari divisi standar auditing.
4. Tanggung

jawab

kunci

auditor

dalam

mengkomunikasikan

temuan

kecurangan adalah sebagai berikut:


apabila menemukan bahwa terdapat bukti adanya kecurangan maka hal itu
harus menjadi perhatian menajemen yang pada umumnya satu tingkat lebih
tinggi dimana kecurangan terjadi.
setiap kecurangan yang melibatkan manejemen senior, dan kecurangan
yang terjadi pada tingkat manapun yang menyebabkan salah saji yang
material pada laporan keuangan, harus dilaporkan langsung oleh auditor ke
komte audit atau dewan direksi.
secara etis dan legal, pada umumnya auditor tidak dapat mengungkapkan
kecurangan yang terjadi di luar entitas, namun auditor dapat diminta
mengungkapkan dalam hal:

sebagai tanggpan atas dakwaan pengadilan

dikirimkan kepada SEC, apabila auditor mengundurkan diri atau


diberhentikan dari perikatan, atau bila auditor telah melaporkan adanya
tindakan melawan hukum kepada komite audit atau dewan direksi dan
24

komite maupun dewan tidak mengambil langkah tindak lanjut yang


tepat

kepada auditor pengganti yang mengajukan pertanyaan sesuai dengan


standar profesional

kepada badan pembiayaan atau badan lainnya sesuai dengan


persyaratan audit bagi entitas yang menerima bantuan keuangan dari
pemerintah

V.

RANGKUMAN
Hubungan

antara akuntansi dan auditing dalam proses pelaporan

keuangan melibatkan pembagian tanggung jawab dasar antara manajemen


entitas dan auditor independennya. Manajemen bertanggung jawab terhadap
penyusunan

laporan

keuangan

sesuai

dengan

GAAP,

dan

auditor

bertanggung jawab untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan


berdasarkan pada audit yang dilaksanakan

sesuai dengan GAAS. GAAS

diterbitkan oleh Dewan Standar Auditing AICPA.


Apabila auditor melakukan auditing sesuai GAAS, para pengguna
laporan keuangan dapat menggunakan laporan tersebutdengan keyakinan
yang memadai bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji
material dan laporan telah menyajikan secara wajar posisi laporan keuangan
entitas, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan GAAP. Bab ini membahas
mengenai beberapa keterbatasan yang melekat pada suatu audit, serta
tanggung jawab auditor unruk menemukan kecurangan dan tindakan
melawan

hukum,

mempertahankan

serta

mengevaluasi

kelangsungan

hidupnya.

kemampuan
Laporan

entitas

dalam

standar

auditor

membedakan dengan jelas tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab


auditor, menjelaskan keterbatasan karakteristik yang melekat pada audit,
serta menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan disajikan
secara wajar sesui dengan GAAP.

25

VI.

DAFTAR PUSTAKA
Boynton, William C.., Raymond N. Johnson & Walter G. Kell. (2003). Modern
Auditing, Jakarta: Erlangga.

26

Você também pode gostar