Você está na página 1de 32

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Kanker laring adalah keganasan pada laring. Kanker laring banyak dijumpai pada

usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada orang laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan
dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk,
logam berat.
Kanker laring dapat menyebabkan kematian. Kematian dapat terjadi tergantung
stadium dan lokasinya. Pengangkatan kanker laring stadium IV membuat pasien bisa
bertahan sampai 10 tahun, tetapi kalau sudah menyebar ke organ tubuh lain bisa
menyebabkan kematian sebelum 10 tahun.
Menurut Meyer terdapat 12.000 kasus karsinoma laring setiap tahun di Amerika
dan lebih dari 50% berasal dari pita suara, tetapi di Finlandia dan beberapa negara Eropa
2/3 bagian dari karsinoma laring merupakan karsinoma supraglotis sedang 113
bagiannya dari glotis. Bailey mendapatkan 75% dari karsinoma laring berasal dari pita
suara. Di Indonesia, tumor laring di pita suara mencapai satu persen dari semua
keganasan. Di SMF THT RSUD Dr. Suetomo kami mendapatkan sebanyak 153
panderita (1991- 1995) dan 77 penderita (2000-2001). Sedangkan menurut laporan dari
Bambang dkk. di Semarang (1972-1976), Empu dkk. diBandung (1975-1978), Sigit di
Jakarta (1967-1979) dan Abdurrachman di Jakarta (1980-1984) masing-masing
mendapatkan kasus sebanyak 69,35,162 dan 118. (Robinson,2007).
Kasus Ca Laring banyak terdapat di Indonesia dan juga dapat menyebabkan
kematian, hal tersebutlah yang membuat penulis ingin mengangkat masalah tentang Ca
laring dalam makalah ini yang akan dibahas dalam Bab Bab berikut
B.

Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep penyakit yang berhubungan dengan Tumor Laring
serta Asuhan Keperawatan pada klien dengan Tumor Laring.

2. Tujuan Khusus
a.

Untuk mengetahui pengertian Tumor Laring

b.

Untuk mengetahui anatomi fisiologi Tumor Laring

c.

Untuk mengetahui etiologi Tumor laring

d.

Untuk mengetahui patofisiologi Tumor Laring

e.

Untuk mengetahui konsep patoflowdiagram Tumor Laring

f.

Untuk mengetahui apa saja tanda dan gejala Tumor Laring

g.

Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang Tumor Laring

h.

Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan medis Tumor Laring

i.

Untuk mengetahui komplikasi pada Tumor Laring

j.

Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan Tumor Laring


1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Intervensi

k.

Untuk Mengetahui study kasus tentang Tumor Laring

C. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Sistematika
BAB II PEMBAHASAN
BAB III
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian
Carsinoma laring adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel skuamosa

laring yang tidak normal/abnormal yang terbatas pada pita suara yang bertumbuh
perlahan karena suplai limpatik yang jarang ketempat sekitar jaringan seperti epiglotis,
pita suara palsu dan sinus-sinus piriformis yang banyak mengandung banyak pembuluh
limfe dan meluas dengan cepat dan segera bermetastase kekelenjar limfe leher bagian
dalam.
Karsinoma laring adalah karsinoma ( keganasan sel skuamosa pita suara dan
jaringan sekitarnya ( C. Long Barbara : 408 ).
Ca laring merupakan tumor yang ketiga menurut jumlah tumor ganas dibidang THT
dan lebih bannyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang sering adalah jenis
karsinoma sel skuamosa (Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Hal : 136).
B.

Anatomi dan Fisiologi Laring


Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan antara

faring dan trakea. Laring juga sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :
a.

Epiglotis
Daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan

b.

Glotis
Ostium antara pita suara dalam laring

c.

Kartilago tiroid
Kartilago terbesar pada trakea, sebagian darai kartilago ini membentuk jakun
( Adam s Apple).

d.

Kartilago krikoid
Satu satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring( terletak di bawah
kartilago tiroid).

e.

Kartilago aritenoid
Digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilagotiroid

f.

Pita Suara
Ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyisuara , pita
suara melekat pada lumen laring.

C.

Etiologi
Penyebab pasti sampai saat ini belum diketahui, namun didapatkan beberapa hal

yang berhubungan erat dengan terjadinya keganasan laring yaitu : rokok, alkohol, sinar
radio aktif, polusi udara,dan radiasi leher. Ada peningkatan resiko terjadinya tumor
ganas laring pada pekerja-pekerja yang terpapar dengan debu kayu. Namun ada
beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :
a.

Faktor Lingkungan
Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru paru, mulut, laring
(pita suara), dan kandung kemih darah, seperti Leukemia.

b.

Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.


Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama
kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan
kanker adalah Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar)
meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Minuman yang mengandung
alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan. Zat
pewarna makanan. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan
laut yang tercemar seperti: kerang dan ikan. Berbagai makanan (manis,tepung)
yang diproses secara berlebihan.

c.

Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain Virus
Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus
ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor
lingkungan dan genetik.
Menurut Bunner dan Suddart, Barbara C. Long, Robbin dan Kumar serta D. Thone
R. Cody. Faktor-faktor predisposisi yang memicu munculnya Ca laring meliputi :
1.

Tembakau ( berasap/tidak )

2.

Alkhohol

3.

Penajam terhadap obsteon

4.

Gas mustard

5.

Kayu, kulit dan logam

6.

Pekerjaan yang menggunakan suara berlabihan

7.

Laringitis

8.

Defisiensi nutrisi ( Riboflavin )

9.

Riwayat keluarga ca laring

10. Asap debu pada daerah industri


11. Laringitis kronis
12. Perokok diatas 40 tahun atau lebih
13. Lebih sering pada laki-laki dari pada wanita
14. Epliglotis
15. Hemophilus unfluenzae
D.

Patifisiologi
Kanker laring yang terbatas pada pita suara tumbuh perlahan karena suplai limfatik

yang jarang. Di tempat manapun yang kering ( epiglottis, pita suara palsu, dan sinussinus piriformis ). Banyak mengandung pembuluh limfe, dan kanker pada jaringan ini
biasanya meluas dengan cepat dan segera bermefastase ke kelenjar limfe leher bagian
dalam. Orang-orang yang mengalami serak yang bertambah berat atau suara serak lebih
dari 2 minggu harus segera memeriksakan dirinya. Suara serak merupakan tanda awal
kanker pita suara, jika pengobatan dilakukan pada saat serak timbul ( yang disebabkan
tumor sebelum mengenai seluruh pita suara ) pengobatan biasanya masih
memungkinkan.
Tanda-tanda metastase kanker pada bagian laring biasanya berupa pembengkakan
pada leher, nyeri pada jakun yang menyebar ke telinga, dispread, disfagia, pembesaran
kelenjar limfe dan batuk. Diagnosa kanker laring dibuat berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik terhadap laring dengan laringoskopi langsung dan dari biopsy dan dari
pemeriksaan mikroskopi terhadap laring ( C. Long Barbara. 1996 : 408-409 ).

E.

Pathway
Faktor predisposisi
(alkohol, rokok, radiasi)

Proliferasi sel laring

Diferensiasi buruk sel laring

Ca. Laring

Metastase supraglotik

Plica vocalis

Menekan/ mengiritasi Obstruksi jalan napas


serabut syaraf

Obstruksi lumen

Mengiritasi sel laring

oesophagus

Suara parau

Nyeri dipersepsikan

Infeksi

Disfagia progresif

Afonia

Gangg. Rasa

nyaman : nyeri

Akumulasi sekret

Intake kurang

Gangg. Komunikasi

verbal

Bersihan jalan

BB turun

napas tak efektif

Gangg. Pemenuhan
nutrisi

F.

Manisfestasi klinis
1.

Serak
Suara serak adalah hal pertama yang akan tampak pada pasien dengan kanker
pada daerah glotis karena tumor mengganggu kerja pita suara selama

berbicara.
2.

Suara mungkin terdengar parau dan puncak suara rendah.


Dispneu dan stridor.
6

Gejala ini merupakan gejala yang disebabkan oleh sumbatan jalan nafas dan
dapat timbul pada tiap tumor laring. Gejala ini disebabkan oleh gangguan jalan
nafas oleh massatumor, penumpukkan kotoran atau sekret,maupun oleh fiksasi
pita suara. Pada tumor supraglotik atau transglotik terdapat dua gejala tersebut.
Sumbatan dapat terjaadi secara perlahan-lahan dapat dikompensasi oleh
pasien.
3.

Pada umumnya dispneu dan stridor adalah tanda dan prognosis kurang baik.
Nyeri tenggorok
Keluhan ini dapat bervariasi dari rasa goresan sampai rasa nyeri yang tajam.

4.

Disfagia ( Kesulitan Menelan)


Adalah ciri khas tumor pangkal lidah, supraglotik, hipofaring dan sinus
piriformis. Keluhan ini merupakan keluhan yang paling sering pada tumio
ganas postkrikoid. Rasa nyeri ketika menelan (odinofagi) menandakan adanya
tumor ganas lanjut yang mengenai struktur ekstra laring.

5.

Batuk dan hemoptisis.


Batuk jarang ditemukan pada tumor ganas glotik, biasanya timbul dengan
tertekannya hipofaring disertai sekret yang mengalir ke dalam laring.
Hemoptisis sering terjadi pada tumor glotik dan supraglotik.

6.

Gejala lain berupa nyeri alih ke telinga ipsilateral, halitosis, batuk hemoptisis
dan penurunan berat badan menandakan perluasan tumor ke luar jaringan atau
metastase lebih jauh.

7.

Pembesaran kelenjar getah bening leher dipertimbangkan sebagai metastasis

tumor ganas yang menunjukkan tumor pada stadium lanjut.


8.

Nyeri tekan laring adalah gejala lanjut yang disebabkan oleh komplikasi

supurasi tumor yang menyerang kaartilago tiroid dan perikondrium


G. Pemeriksaan Penunjang
a.

Laringoskopi
Untuk menilai lokasi tumor dan penyebaran tumor.

b.

Foto thoraks
Untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan metastasis
di paru.

c.

CT-Scan
Memperlihatkan keadaan tumor/penjalaran tumor pada tulang rawan tiroid dan
daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening leher.

d.

Biopsi laring
Untuk pemeriksaan patologi anatomik dan dari hasil patologi anatomik yang
terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa

H. Penatalaksanaan
Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan keluasan malignasi.
Pengobatan pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan. Pemeriksaan gigi
dilakukan untuk menyingkirkan setiap penyakit mulut. Semua masalah yang berkaitan
dengan gigi diatasi jika mungkin dan dilakukan sebelum pembedahan.
1.

Terapi Radiasi
Hasil yang sangat memuaskan dapat dicapai dengan terapi radiasi pada pasien
yang hanya mengalami satu pita suara yang sakit dan normalnya dapat
digerakkan ( yaitu bergerak saat fonasi )
Selain itu pasien ini masih memiliki suara yang hampir normal. Beberapa
mungkin mengalami kondriti ( inflamasi kartilagi ) atau stenosis, sejumlah
kecil dari mereka yang mengalami stenosis nantinya membutuhkan
laringotomi. Terapi radiasi juga dapt digerakkan secara pra operatif untuk
mengurangi ukuran tumor

2.

Pembedahan Parsial
A.

Laringektomi parsial ( laringotomi tirotomi )


Laringektomi parsial direkomendasikan pada kanker area glotis tahap

dini

ketika hanya satu pita suara yang kena. Tindakan ini mempunyai angka
penyembuhan yang sangat tinggi . Dalam operasi ini, satu pita suara
diangkat dan semua struktur lainnya teteap utuh. Suara pasien
kemungkinan menjadi parau, jalan nafas akan tetap utuh dan pasien
seharusnya tidak memiliki kesulitan menelan.
B.

Laringektomi supraglotis ( Horizontal )

Laringektomi supraglotis digunakan dalam penatalaksanaan tumor


supraglotis. Tulang hyoid, glottis dan pita suara palsu diangkat. Pita
suara kartilogi krikoid dan trakea tetap utuh. Selama operasi dilakukan
di seksi leher radikal pada
dipasang

tempat

yang

sakit.

Selang

traketomi

dalam trakea sampai jalan nafas glottis pulih. Selang traketomi ini
biasanya diangkat setelah beberapa hari dan stoma dibiarkan menutup.
Nutrisi diberikan melalui selang nasograstik sampai

terdapat

penyembuhan dan tidak ada lagi resiko aspirasi. Pasca operatif, klien
kemungkinan akan mengalami kesulitan untuk menelan selama 2 minggu
pertama. Keuntungan utama dari operasi ini adalah bahwa suara akan
kembali
C.

pulih seperti biasa.

Laringektomi Hemivertikal
Dilakukan jika tumor meluas di luar pita suara, tetapi perluasan tersebut
kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis. Dalam prosedur ini,
kartilago tiroid laring dipisahkan dalam garis tengah leher dan bagian pita
suara ( satu pita suara sejati dan satu pita suara palsu ) dengan
pertumbuhan tumor diangkat. Kartilago aritenoid dan setengah kartilago
tiroid diangkat. Pasien akan mempunyai selang trakeostomi dan selang
nasogastrik selama operasi. Pasien beresiko mengalami operasi pasca
operatif. Beberapa perubahan dapat terjadi pada kualitas suara ( sakit
tenggorokan ) dan proyeksi. Namun demikian fungsi nafas dan jalan
menelan tetap utuh.

D.

Langektomi Total
Dilakukan ketika kanker meluas di luar pita suara. Lebih jauh ketulang
hyoid, epiglottis, kartilago krikoid dan dua atau tiga cincin trakea
diangkat. Lidah, dinding faringeal, dan trakea ditinggalkan. Laringektomi
total membutuhkan stoma trakeal permanen. Stoma ini mencegah aspirasi
makanan dan cairan ke dalam saluran pernapasan bawah, karena laring
yang memberikan perlindungan spingter tidak ada lagi. Pasien tidak akan
mempunyai suara lagi tetapi fungsi menelan akan normal. Laringektomi

total merubah cara dimana aliran udara digunakan untuk bernafas dan
berbicara. ( Brunner & Suddarth, 2002 : 557-558 )
3.

Kemoterapi
Penggunaan obat untuk menangani kanker disebut kemoterapi atau agen
antineoplastik. Obat ini digunakan untuk membunuh sel kanker dan
menghambat perkembangannya. Semua sel baik normal maupun sel kanker
berjalan mengikuti siklus sel. Agen kemoterapi bekerja pada fase siklus sel
berbeda disebut siklus non spesifik, kebanyakan agen kemoterapeutik paling
efektif ketika sel-sel secara aktif sedang membelah.
Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati penyakit sistematik
daripada lesi setempat dan dapat diatasi dengan pembedahan atau radiasi.
Kemoterapi mungkin di kombinasi dengan pembedahan atau terapi radiasi,
atau kedua-duanya untuk menurunkan ukuran tumor sebelum operasi, untuk
merusak sel-sel tumor yang masih tertinggal pasca operasi. Tujuan dari
kemoterapi ( penyembuhan , pengontrolan, paliatif ) harus realistic, karena
tujuan tersebut akan menetapkan medikasi yang digunakan dan keagresifan
dari rencana pengobatan.
Agen kemoterapi yang digunakan pada Ca laring atau anti metabolik
membunuh sel-sel kanker dengan memblok sintesis DNA dan RNA. Mereka
melakukan ini dengan meniru struktur metabolik esensial secara kimiawi,
yaitu : Nutrien esensial untuk metabolisme sel normal, Agen umum meliputi :
Cytarabine ( ARA-C ), Floxuridine ( FUDR ), 5-Fluorourasial ( 5-FU ),
Hydroxyurea ( Hydrea ), 6-Merkaptopurine ( 6-MP ), Methotrexate ( mexate )
dan 6-Thieguanin. Efek samping yang paling umum adalah meliputi stomatitis
supresi sum-sum tulang dan diare.
Rute pemberian
Obat-obat kemoterapeutik mungkin diberikan melalui rute topical,
oral, interval, intramuskuler, subkutan, arteri, intrakavitasi dan
intratekal. Rute pemberian biasanya bergantung pada tipe obat, dosis
yang dibutuhkan dan jenis, lokasi dan luasnya tumor yang diobati.

10

Dosis
Dosis preparat anti neoplastik terutama didasarkan pada area permukaan tubuh
total pasien, respon terhadap kemoterapeutik atau terapi radiasi dahulu, fungsi
organ utama dan status kinerja fisik.
4.

Terapi Sistomatik
Terapi sistomatik yang diberikan meliputi :

I.

a.

Pemberian sadatif

b.

Pemberian antiemetik

c.

Pemberian antipiretik

Komplikasi
1)

Penderita karsinoma laring akan mengalami disfagia,stridor,dipsnea karena


terjadi pembengkakan didaerah leher yang diakibatkan oleh metastase kanker
pada daerah nasofaring.

2)

Penderita karsinoma laring juga beresiko kehilangan suara karena tindakan


pembedahan laringektomi total, dengan mengangkat pita suara.

J.
1.1
A.

Konsep Dasar Keperawatan


Pengkajian
PENGKAJIAN PRIMER

Data awal yang ditemukan pada klien dengan kanker laring adalah suara serak yang
tidak sembuh-sembuh yang disertai dengan adanya pembesaran dan perubahan pada
daerah leher. Menurut Cody D. Thaher, C. Long Barbara, Harrison, Sjmsuhidayat dan
Suddart Bunner pada pengkajian akan didapatkan data sebgai berikut :
Biografi
1) Usia

: Diatas 40 tahun

2) Jenis kelamin

: Laki laki lebih banyak dari pada perempuan 2 : 1

11

3) Pekerjaan

: Pekerjaan yang menggunakan suara yang berlebihan, seperti


penyanyi, penceramah, dosen.

4) Alamat

: Tinggal di daerah dengan tingkat pencemaran polusi yang


tinggi, seperti tinggal di wilayah industri

Keluhan utama pada klien Ca. Laring meliputi nyeri tenggorok. sulit menelan,sulit
bernapas,suara serak,hemoptisis dan batuk, penurunan berat badan, nyeri tenggorok,
lemah.

B.

PENGKAJIAN SEKUNDER
1) Pemeriksaan Fisik
a)

Keadaan umum

b) Tanda-tanda vital
-

Suhu

TD

Respirasi

Nadi

Pengukuran BB

Kepala

Pembengkakan kelenjar limfe post dan pre aurikel

Leher

2) Pemeriksaan Penunjang
a)

Laringoskopi : Cara memeriksa laring dengan melakukan inspeksi


terhadap sisi luar laring pada leher dan gerakan-gerakan pada saat
menelan. Pada kanker laring gerakan menelan akan bergerak ke bawah
saat inspirasi atau tidak bergerak. Pada palpasi ditemukan adanya
pembesaran dan nyeri.

b)

Pemeriksaan sinar x jaringan lunak : terdapat penonjolan pada


tenggorokan.

c)

Pemeriksaan poto kontras : dengan penelanan borium menunjukkan


adanya lesi-lesi loca

12

d) Pemeriksaan MRI : identifikasi adanya metastasis dan evaluasi respon


pengobatan.
C.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Biasanya suara serak adalah hal yang akan Nampak pada pasien dengan kanker pada
daerah glottis, pasien mungkin mengeluhkan nyeri dan rasa terbakar pada tenggorokan,
suatu gumpalan mungkin teraba di belakang leher. Gejala lanjut meiputi disfagia,
dispnoe, penurunan berat badan.
D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat kesehatan dahulu : adanya riwayat laryngitis kronis, riwayat sakit tenggorokan,
riwayat epiglottis.
E.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Riwayat kesehatan keluarga :Riwayat anggota keluarga yang terdiagnosa positif kanker
laring.

1.2 Pengkajian
a.

Integritas Ego
Gejala : Perasaan takut akan kehilangan suara,mati, terjadi atau berulangnya
kanker. Kuatir bila pembedahan mempengaruhi hubungan keluarga,
kemampuan kerja dan keuangan.
Tanda : Ansietas, depresi, marah dan menolak operasi.

b.

Makanan atau Cairan


Gejala :Kesulitan menelan.
Tanda : Kesulitan menelan, mudah tersedak, sakit menelan, sakit tenggorok
yang

menetap.Bengkak, luka. Inflamasi atau drainase oral, kebersihan gigi

buruk. Pembengkakan lidah dan gangguan gerak reflek.

13

c.

Higiene
Tanda : kemunduran kebersihan gigi. Kebutuhan bantuan perawatan dasar.

d.

Neurosensori
Gejala : Diplopia (penglihatan ganda), ketulian.
Tanda : Hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan submandibular). Parau
menetap atau kehilangan suara (gejala dominan dan dini kanker laring
intrinsik). Kesulitan menelan. Kerusakan membran mukosa.

e.

Nyeri atau Kenyamanan


Gejala : Sakit tenggorok kronis, benjolan pada tenggorok. Penyebaran nyeri ke
telinga, nyeri wajah (tahap akhir, kemungkinan metastase). Nyeri atau rasa
terbakar dengan pembengkakan (kususnya dengan cairan panas), nyeri lokal
pada orofaring. Pascaoperasi : Sakit tenggorok atau mulut (nyeri biasanya
tidak

dilaporkan kecuali nyeri yang berat menyertai pembedahan kepala dan

leher, dibandingkan dengan nyeri sebelum pembedahan).


Tanda : Perilaku berhati-hati, gelisah, nyeri wajah dan gangguan tonus otot.
f.

Pernafasan
Gejala : Riwayat merokok atau mengunyah tembakau. Bekerja dengan debu
serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, dan logam berat. Riwayat penyakit
paru kronik. Batuk dengan atau tanpa sputum. Drainase darah pada nasal.
Tanda : Sputum dengan darah, hemoptisis, dispnoe ( lanjut ), dan stridor.

g.

Keamanan
Gejala : Terpajan sinar matahari berlebihan selama periode bertahun-tahun
atau radiasi.Perubahan penglihatan atau pendengaran.
Tanda : Massa atau pembesaran nodul.

d.

Interaksi Sosial
Gejala : masalah tentang kemampuan berkomunikasi, dan bergabung dalam
interaksi sosial.
Tanda : Parau menetap,perubahan tinggi suara, bicara kacau, enggan untuk
bicara,dan menolak orang lain untuk memberikan perawatan atau terlibat
dalam rehabilitasi.

14

2.

Diagnosa Keperawatan
a.

Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan sebagian


atau seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan,
serta sekresi banyak dan kental.

b.

Kerusakan

komunikasi

verbal

berhubungan

dengan

defisit

anatomi

(pengangkatan batang suara) dan hambatan fisik (selang trakeostomi).


c.

Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, pembengkakan jaringan, adanya


selang nasogastrik atau orogastrik.

d.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan


jenis masukan makanan sementara atau permanen, gangguan mekanisme
umpan balik keinginan makan, rasa, dan bau karena perubahan pembedahan
atau struktur, radiasi atau kemoterapi.

e.

Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan suara, perubahan anatomi


wajah dan leher.

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan sebagian atau
seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi
banyak dan kental
Tujuan : Klien akan mempertahankan jalan napas tetap terbuka
Kriteria Hasil : Bunyi napas bersih dan jelas, tidak sesak, tidak sianosis, frekuensi
napas normal
A. Awasi
pernapasan.

INTERVENSI
frekunsi atau
Auskultasi

RASIONAL
kedalaman A. Perubahan pada pernapasan, adanya

bunyi

Selidiki kegelisahan dan sianosis

napas. ronkhi, mengi, diduga adanya retensi


sekret.

15

B. Tinggikan kepala 30-45 derajat

B. Memudahkan drainase sekret, kerja


pernapasan, dan ekspansi paru.

C. Dorong menelan bila pasien mampu

C. Mencegah pengumpulan sekret oral


menurunkan resiko aspirasi.

D. Berikan humidifikasi tambahan udara D. Fisiologi normal ( hidung ) berarti


atau oksigen dan peningkatan masukan menyaring atau melembabkan udara yang
cairan.

lewat. Tambahan kelembaban menurunkan


mengerasnya mukosa dan memudahkan
batuk atau penghisapan sekret melalui
stoma.

E. Awasi seri GDA atau nadi oksimetri foto E. Pengumpulan


dada

sekret

atau

adanya

ateletaksis dapat menimbulkan pneumonia


yang memerlukan tindakan terapi lebih
agresif.

Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anantomi ( pengangkatan


batang suara ) dan hambatan fisik ( selang trakeostomi ).
Tujuan : komunikasi klien akan efektif
Kriteria hasil : mengidentifikasi atau merencanakan pilihan metode berbiara yang tepat
setelah sembuh
INTERVENSI
A. Kaji atau diskusikan

RASIONAL
praoperasi A. Untuk mengurangi rasa takut pada klien

mengapa bicara dan bernapas terganggu,


gunakan gambaran anatomik atau model
untuk membantu penjelasan
B. Tentukan apakah pasien mempunyai B. Adanya masalah lain mempengaruhi
gangguan

komunikasi

lain

seperti rencana untuk pemilihan komunikasi


16

pendengaran dan pengelihatan.


C. Berikan pilihan cara komunikasi yang C.

Memungkinkan

pasien

untuk

tepat bagi kebutuhan pasien misalnya menyatakan kebutuhan atau masalah.


papan dan pensil, papan alfabet atau
gambar dan bahasa isyarat.
D. Konsul dengan anggota tim kesehatan D.
yang

tepat

atau

terlapis

atau

Kemampuan

untuk

menggunakan

agen pilihan suara dan bicara ( bicara esofageal )

rehabilitasi ( contoh patologis wicara, sangat bervariasi, tergantung pada luasnya


pelayanan sosial, kelompok laringektomi ) prosedur pembedahan, usia pasien, dan
selama rehabilitasi dasar di rumah sakit motivasi untuk kembali ke hidup aktif.
sesuai sumber komunikasi ( bila ada ).

Waktu rehabilitasi memerlukan waktu


panjang

dan

memerlukan

sumber

dukungan untuk proses belajar.

Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, pembengkakan jaringan, adanya selang
nasogastrik atau orogastrik.
Tujuan : Nyeri klien berkurang atau hilang.
Kriteria hasil : klien mengatakan nyeri hilang, tidak gelisah, rileks, dan ekspresi wajah
ceria.
INERVENSI
RASIONAL
A. Sokong kepala dan leher dengan bantal. A. Kelemahan otot diakibatkan
Tunjukan

pada

pasien

oleh

bagaimana reseksi otot dan saraf pada struktur leher

menyokong leher selama aktivitas

dan

atau

bahu.

meningkatkan
danmengakibatkan

Kurang

sokongan

ketidaknyamanan
cedera

pada

area

jahitan.
B. Dorong pasien untuk mengeluarkan B. Menelan menyebabkan aktivitas otot
saliva atau penghisap mulut dengan hati- yang dapat menimbulkan nyeri karena
17

hati bila tidak mampu menelan.

edema atau regangan jahitan

C. Catat indikator non verbal dan respon C. Alat menentukan nyeri dan keefektifan
automatik terhadap nyeri. Evaluasi efek obat.
analgesik.
D.

Kolaborasi

analgesik,

contoh

dengan

pemberian D. Derajat nyeri sehubungan dengan luas

codein, ASA,

Darvon sesuai indikasi.

dan dan dampak psikologi pembedahan sesuai


dengan kondisi tubuh. Diharapkan dapat
menurunkan atau menghilangkan nyeri.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan jenis
masukan makanan sementara atau permanen, gangguan mekanisme umpan balik
keinginan makan, rasa, dan bau karena perubahan pembedahan atau struktur, radiasi atau
kemoterapi
Tujuan : Klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat.
Kriteria hasil : Membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam situasi
individu, menunjukan peningkatan BB dan penyembuhan jaringan atau insisi sesuai
waktunya.
INTERVENSI
A. Auskultasi bunyi usus.

RASIONAL
A. Makan dimulai hanya setelah bunyi
usus membaik setelah operasi.

B. Pertahankan selang makan, contoh B. Selang dimasukkan pada pembedahan


periksa letak selang : dengan mendorong dan biasanya dijahit. Awalnya selang
air hangat sesuai indikasi.

digabungkan

dengan

untukmenurunkan
Dorong

air

mual

untuk

penghisap
dan

muntah.

mempertahankan

kepatenan selang.
C. Ajarkan pasien atau orang terdekat C. Membantu meningkatkan keberhasilan
teknik makan sendiri, contoh ujung spuit, nutrisi
kantong

dan

metode

dan

mempertahankan

martabat

corong, orang dewasa yang saat ini terpaksa


18

menghancurkan makanan bila pasien akan tergantung

pada

pulang dengan selang makanan. Yakinkan kebutuhan

sangat

pasien

dan

orang

terdekat

orang

lain

untuk

mendasar

pada

mampu penyediaan makanan.

melakukan prosedur ini sebelum pulang


dan bahwa makan tepat dan alat tersedia di
rumah.
D.

Berikan

diet

nutrisi

seimbang D. Macam-macam jenis makanan dapat

( misalnya semikental atau makanan dibuat untuk tambahan atau batasan faktor
halus ) atau makanan selang ( contoh tertentu, seperti lemak dan gula atau
makanan dihancurkan atau sediaan yang memberikan makanan yang disediakan
dijual ) sesuai indikasi

pasien.

Ganguan citra diri berhubungan dengan kehilangan suara, perubahan anatomi wajah dan
leher.
Tujuan : Mengidentifikasi perasaan dan metode koping untuk presepsi negatif pada diri
sendiri.
Kriteria hasil : Menunjukan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh sebagai bukti
dengan partisipasi aktivitas perawatan diri dan interaksi positif dengan orang lain.
Berkomunikasi dengan orang terdekat tentang perubahan peran yang telah terjadi. Mulai
mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup. Berpartisipasi dalam tim sebagai
upaya melaksanakan rehabilitasi.
INTERVENSI
A. Diskusikan arti kehilangan

RASIONAL
atau A. Alat dalam mengidentifikasikan atau

perubahan dengan pasien, identifikasikan mengartikan masalah untuk mengfokuskan


presepsi situasi atau harapan yang akan perhatian dan intervensi secara konstruktif.
datang.
B. Catat bahasa tubuh non verbal, perilaku B.
negatif

atau

bicara

sendiri.

Dapat

menunjukan

depresi

atau

Kaji keputusasaan, kebutuhan untuk pengkajian

pengerusakan diri atau perilaku bunuh diri.

lanjut atau intervensi lebih intensif.

19

C. Catat reaksi emosi, contoh kehilanagan, C. Pasien dapat mengalami depresi cepat
depresi, marah

setelah pembedahan atau reaksi syok dan


menyangkal. Penerimaan perubahan tidak
dapat dipaksakan dan proses kehilangan
membutuhkan waktu untuk membaik.

D. Kolaboratif dengan merujuk pasien atau D. Pendekatan menyeluruh diperlukan


orang terdekat ke sumber pendukung, untuk

membantu

contoh ahli terapi psikologis, pekerja rehabilitasi


sosial, konseling keluarga

dan

pasien

menghadapi

kesehatan.

Keluarga

memerlukan bantuan dalam pemahaman


proses yang pasien lalui dan membantu
mereka dalam emosi mereka. Tujuannya
adalah

memampukan

mereka

untuk

melawan kecenderungan untuk menolak


dari atau isolasi pasien dari kontak sosial.

3.

Evaluasi
1.

Klien dapat mempertahankan jalan napas tetap terbuka

2.

Klien dapat berkomunikasi dengan efektif

3.

Nyeri klien berkurang

4.

Kebutuhan nutrisi klien tercukupi

5.

Kepercayaan diri klien meningkat

20

STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN TN. MESERI
DENGAN KARSINOMA LARING DI RUANGAN PERAWATAN THT

I. IDENTITAS
Nama

: Tn. Meseri

Umur

: 48 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Suku/Bangsa

: Jawa/Indonesia

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Wiraswasta

Pendidikan

: SMA

Alamat

: Jl. Pandean II no. 379/Sidoarjo

MRS

: 24 Maret 2002

No. Register

: 10145532

Tempat/tanggal pengkajian

: Ruangan THT, 1 April 2002 jam 07.00

Alasan dirawat

: Sesak tiga minggu sebelumnya didahului serak


dua tahun yang lalu dan semakin memberat.

Keluhan utama sebelumnya

: Sesak,tenggorokan sakit dan tersedak waktu


makan.

21

Upaya yang telah dilakukan

: ke dokter praktek

Terapi/operasi

: ke dokter praktek dicurigai astma dan diberikan


obat oral astma dan operasi belum pernah di
lakukan.

II. RIWAYAT KEPERAWATAN ( NURSING HISTORY )


2.1

Riwayat penyakit sebelumnya


Pasien pernah menderita TBC paru lima tahun yang lalu. Dari hasil foto thorax
( medik ) di identifikasi bekas KP non aktif.

2.2

Riwayat penyakit sekarang


Pasien sesak dan parau saat di rumah dan dibawa kedokter oleh istrinya. Di
curigai pasien astma dan dokter memberikan obat oral astma, ternyata tidak ada
perubahan dan bertambah sesak kemudian pasien dibawah ke rumah sakit umum
sidoarjo dan kemudian di rujuk ke RSUD Dr. Soetomo surabaya tanggal 24
maret 2002 jam 17.00.
Setelah di kaji pasien sesak,stridor positip,foto servikal : soft tissu mass colli
dengan penyempitan trakea. Foto thorax : bekas KP dan Bronchitis.Diagnosa
medik sementara diduga kanker laring. Klien langsung dipersiapkan untuk
tracheostomi untuk mengatasi sumbatan jalan napas, sekaligus dilakukan biopsi
untuk pemeriksaan PA.Informed consend ditanda tangani oleh istri Tn.
Meseri.Tindakan dilakukan jam 18.00 dan selesai 18.15. Post trecheostomi
pasien tidak sesak, batuk tidak ada, terpasang kanule logam pada cincin trakea
3-4, sadar baik,terpasang infus RL 1000 cc/24 jam dan D 5% 1500 cc/24
jam,terpasang 02 masker 6 liter.

2.3

Riwayat Kesehatan Keluarga


Kakek,nenek,saudara kandung ibu/bapak,saudara kandung pasien tidak ada yang
sakit. Demikian juga dengan penyakit keturunan. Keluarga yang meninggal
adalah kakek dan nenek karena usia tua.

22

2.4

Keadaan kesehatan lingkungan


Tinggal di lingkungan yang cukup bersih. Ada tempat pembuangan sampah.
Tidak ada penumpukan sampah disembarang tempat.

III. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1.

Keadaan umum
Pasien kanker laring post trakeostomi dan biopsi tanggal 24 maret 2002 dan
tanggal 1 april 2002 keadaan umum tidak sesak, tidak batuk,suara
hilang,berkomunikasi dengan bahasa isyarat,terpasang kanule logam pada stoma
yang dibuat pada trakea.

2.

Tanda-tanda vital
Suhu 36 derajad / axilla,nadi 88X /menit teratur, tensi 130/70 mmHg lengan kiri
posisi berbaring,respirasi rate 20 X menit normal.

3.

Body system
3.1 Pernapasan ( B 1 : Breathing )
Pernapasan melalui trakea yang dibuat lubang ( trakeostomi ). Bentuk dada
simetris,lendir ada dan dilakukan nebuliser dan suktion oleh perawat
ruangan.
3.2 Cardiovaskuler ( B2 : Bleeding )
Tidak ada nyeri dada, palpitasi tidak ada, tidak ada pusing,udema tidak ada,
dan tidak ada udema.
3.3 Persyarafan ( B3 : Brain )
Composmentis,GCS : 15, Eye : 4, Verbal : 5, Motorik : 6. Kepala dan wajah
tidak ada cedera, Mata dan sklera normal,conjuntiva merah muda,pupil
isokor dan normal. Leher ada pembesaran kelenjar limfe,ada stoma pada
leher ( trakeostomi ) untuk mengatasi sumbatan jalan napas atas.Reflek
patela normal. Persepsi sensori pendengaran kiri-kanan normal,penglihatan
normal,perabaan normal.
3.4 Perkemihan-Eliminasi Uri ( B4 : Bladder )

23

Produksi urin kurang lebih 1500-1800 cc/24 jam.Kadang jika banyak


minum maka kencing banyak,warna kuning tua dan bau normal. Tidak ada
masalah dalam perkemihan.
3.5 Pencernaan-Eliminasi Alvi ( B5 : Bowel )
Oral higiene baik,mulut bersih,tidak ada ulkus atau tumor,tenggorok
normal,abdomen tidak ada pembesaran hepar dan limpa,bunyi perkusi
timpani atau normal,bunyi peristaltik normal,BAB 1-2X/hari konsistensi
padat-lunak. Tidak ada masalah dengan BAB. Tidak menggunakan obat
pencahar.
3.6 Tulang-Otot-Integumen ( B6 : Bone )
Kemampuan pergerakan sendi bebas, tidak ada parese,paralise dan
hemiparese. Extremitas atas dan bawah tidak ada kelainan. Tulang
belakang

tidak ada ceera. Warna kulit sawo matang,akral hangat.Tidak

ada masalah pada warna kulit dan turgor baik.


3.7 Sistem Endokrin
Tidak mendapat atau menggunakan terapi hormon,goiter tidak ada,tidak ada
polidipsi,poliphagi dan poliuri. Tidak ada exopthalmus.
IV.

SOSIAL /INTERAKSI DAN PSIKOLOGI.


Hubungan klien dengan istri dan anak-anak baik. Hubungan dengan keluarga lain
baik. Dukungan keluarga aktif baik psikologis support dan finansial. Kontak
mata saat interaksi,tidak bisa berbicara atau mengucapkan kata-kata tetapi
mengerti apa yang dikatakan orang lain,suara hilang akibat kanker laring
kususnya pada pita suara.Klien berbicara dengan bahasa isyarat dan
tulisan.Melalui tulisan klien mengatakan apakah ada alternatif lain selain
operasi.Klien mengatakan takut setelah operasi tidak bisa berbicara atau hilang
suara selamanya,serta tidak mengerti persiapan yang dilakukan sebelum dan
sesudah operasi. Klien menolak operasi.Melalui tulisan klien mengatakan malu
tidak bisa berbicara seperti dulu dan malu dengan stoma/logam trakeostomi yang
ada dileher.Klien meminta kalau nebuliser dan suction dilakukan pada malam
hari atau saat sepi.

24

V.

SPIRITUAL
Pasien beragama islam dan kegiatan ibadah yang dilakukan adalah sholat. Klien
sangat percaya akan pertolongan ALLAH dalam penyakit yang dihadapinya.

VI.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto servikal : soft tissu mass colli dengan penyimpitan trakea, foto thorax :
bekas KP dan bronchitis, laring biopsi : epidermoid carsinoma poorly
diferentiated, laboratorium : darah lengkap.

VII.

Therapy
Amox 3x500mg,asam mefenamad 3x500 mg,diit TKTP,nebuliser dan suction.

ANALISA DATA
1.

Data subyektif : melalui metode tulisan klien mengatakan sulit untuk mengucapkan
kata-kata tetapi mengerti apa yang dikatakan orang lain.
Data obyektif : klien berkomunikasi dengan bahasa isyarat dan menggunakan
metode tulisan setelah disarankan oleh perawat dengan tujuan agar mudah
dimengerti oleh orang lain,klien kehilangan kemampuan mengucapkan kata-kata
tetapi mengerti apa yang dikatakan oleh perawat, terpasang kanule logam pada
trakeostomi.
Masalah : Kerusakan komunikasi verbal
Etiologi : CA pada pita suara dan hambatan fisik ( selang trakeostomi ) pada
kemampuan bicara.

2.

Data subyektif : Melalui metode tulisan klien mengatakan malu tidak bisa berbicara
seperti dulu,malu dengan logam kanule/stoma pada leher.
Data obyektif : Tampak wajah tegang saat berinteraksi dengan perawat,kekuatiran
meningkat,kehilangan kemampuan untuk mengucapkan kata-kata walaupun klien
mengerti apa yang dikatakan perawat,suara hilang,ingin nebuliser dan suktion pada
malam hari saja.
Masalah : Gangguan citra diri

25

Etiologi : Kehilangan kemampuan untuk mengucapkan kata-kata atau bicara.


3.

Data subyektif : Pasien mengemukakan tidak nafsu makan, sakit saat menguyah
dan terkadang mual.
Data objektif : Berat badan pasien turun, kulit nampak kering dan pasien terlihat
lemas.
Masalah : Ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi
Etilogi : Kesulitan untuk menelan akibat nyeri pada tenggorokan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.

Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan CA pada pita suara dan


hambatan fisik ( selang trakeostomi ) terhadap kemampuan mengucapkan
kata-kata.

2.

Gangguan

citra

diri

berhubungan

dengan

kehilangan

kemampuan

mengucapkan kata-kata atau bicara.


3.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan


jenis masukan makanan.

Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anantomi ( pengangkatan


batang suara ) dan hambatan fisik ( selang trakeostomi ).
Tujuan : komunikasi klien akan efektif
Kriteria hasil : mengidentifikasi atau merencanakan pilihan metode berbiara yang tepat
setelah sembuh
INTERVENSI
A. Kaji atau diskusikan

RASIONAL
praoperasi A. Untuk mengurangi rasa takut pada klien

mengapa bicara dan bernapas terganggu,


gunakan gambaran anatomik atau model
untuk membantu penjelasan
B. Tentukan apakah pasien mempunyai B. Adanya masalah lain mempengaruhi

26

gangguan

komunikasi

lain

seperti rencana untuk pemilihan komunikasi

pendengaran dan pengelihatan.


C. Berikan pilihan cara komunikasi yang C.

Memungkinkan

pasien

untuk

tepat bagi kebutuhan pasien misalnya menyatakan kebutuhan atau masalah.


papan dan pensil, papan alfabet atau
gambar dan bahasa isyarat.
D. Konsul dengan anggota tim kesehatan D.
yang

tepat

atau

terlapis

atau

Kemampuan

untuk

menggunakan

agen pilihan suara dan bicara ( bicara esofageal )

rehabilitasi ( contoh patologis wicara, sangat bervariasi, tergantung pada luasnya


pelayanan sosial, kelompok laringektomi ) prosedur pembedahan, usia pasien, dan
selama rehabilitasi dasar di rumah sakit motivasi untuk kembali ke hidup aktif.
sesuai sumber komunikasi ( bila ada ).

Waktu rehabilitasi memerlukan waktu


panjang

dan

memerlukan

sumber

dukungan untuk proses belajar.

Ganguan citra diri berhubungan dengan kehilangan suara, perubahan anatomi wajah dan
leher.
Tujuan : Mengidentifikasi perasaan dan metode koping untuk presepsi negatif pada diri
sendiri.
Kriteria hasil : Menunjukan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh sebagai bukti
dengan partisipasi aktivitas perawatan diri dan interaksi positif dengan orang lain.
Berkomunikasi dengan orang terdekat tentang perubahan peran yang telah terjadi. Mulai
mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup. Berpartisipasi dalam tim sebagai
upaya melaksanakan rehabilitasi.
INTERVENSI
B. Diskusikan arti kehilangan

RASIONAL
atau A. Alat dalam mengidentifikasikan atau

perubahan dengan pasien, identifikasikan mengartikan masalah untuk mengfokuskan


presepsi situasi atau harapan yang akan perhatian dan intervensi secara konstruktif.
datang.

27

B. Catat bahasa tubuh non verbal, perilaku B.


negatif

atau

bicara

sendiri.

Dapat

menunjukan

depresi

atau

Kaji keputusasaan, kebutuhan untuk pengkajian

pengerusakan diri atau perilaku bunuh diri.

lanjut atau intervensi lebih intensif.

C. Catat reaksi emosi, contoh kehilanagan, C. Pasien dapat mengalami depresi cepat
depresi, marah

setelah pembedahan atau reaksi syok dan


menyangkal. Penerimaan perubahan tidak
dapat dipaksakan dan proses kehilangan
membutuhkan waktu untuk membaik.

D. Kolaboratif dengan merujuk pasien atau D. Pendekatan menyeluruh diperlukan


orang terdekat ke sumber pendukung, untuk

membantu

contoh ahli terapi psikologis, pekerja rehabilitasi


sosial, konseling keluarga

dan

pasien

menghadapi

kesehatan.

Keluarga

memerlukan bantuan dalam pemahaman


proses yang pasien lalui dan membantu
mereka dalam emosi mereka. Tujuannya
adalah

memampukan

mereka

untuk

melawan kecenderungan untuk menolak


dari atau isolasi pasien dari kontak sosial.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan jenis
masukan makanan sementara atau permanen, gangguan mekanisme umpan balik
keinginan makan, rasa, dan bau karena perubahan pembedahan atau struktur, radiasi atau
kemoterapi
Tujuan : Klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat.
Kriteria hasil : Membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam situasi
individu, menunjukan peningkatan BB dan penyembuhan jaringan atau insisi sesuai
waktunya.
INTERVENSI
B. Auskultasi bunyi usus.

RASIONAL
A. Makan dimulai hanya setelah bunyi
usus membaik setelah operasi.

28

B. Pertahankan selang makan, contoh B. Selang dimasukkan pada pembedahan


periksa letak selang : dengan mendorong dan biasanya dijahit. Awalnya selang
air hangat sesuai indikasi.

digabungkan

dengan

untukmenurunkan
Dorong

air

mual

untuk

penghisap
dan

muntah.

mempertahankan

kepatenan selang.
C. Ajarkan pasien atau orang terdekat C. Membantu meningkatkan keberhasilan
teknik makan sendiri, contoh ujung spuit, nutrisi
kantong

dan

metode

dan

mempertahankan

corong, orang dewasa yang saat ini terpaksa

menghancurkan makanan bila pasien akan tergantung

pada

pulang dengan selang makanan. Yakinkan kebutuhan

sangat

pasien

dan

orang

terdekat

martabat

orang

lain

untuk

mendasar

pada

mampu penyediaan makanan.

melakukan prosedur ini sebelum pulang


dan bahwa makan tepat dan alat tersedia di
rumah.
D.

Berikan

diet

nutrisi

seimbang D. Macam-macam jenis makanan dapat

( misalnya semikental atau makanan dibuat untuk tambahan atau batasan faktor
halus ) atau makanan selang ( contoh tertentu, seperti lemak dan gula atau
makanan dihancurkan atau sediaan yang memberikan makanan yang disediakan
dijual ) sesuai indikasi

pasien.

29

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Ca laring merupakan keganasan yang sering dijumpai di bidang THT.
Hal-hal yang saling mempengaruhi kesembuhan penyakit ini antara lain
kecepatan dan ketepatan diagnosa, penentuan stadium tumor, fasilitas dan sarana
yang ada, kondisi pasien serta pilihan pengobatan yang diberikan.

B.

Saran
1. Bagi para pembaca, diharapkan dapat memetik pemahaman dari uraian yang
dipaparkan diatas, sehingga dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan
tambahan.
2. Bagi dosen pembimbing, diharapkan dapat memberi masukan, baik dalam
proses penyusunan maupun dalam pemenuhan referensi untuk membantu
kelancaran dan kesempurnaan pembuatan makalah kedepannya.

30

DAFTAR PUSTAKA
Bites Barbara dkk, 1998 . Buku Saku Pemeriksaan dan Riwayat Kesehatan. Edisi 2.
Jakarta : EGC
Carpenito Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : EGC
C. Long Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung:IAPK Pajajaran
Doenges. E. Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC
Sjamsuhidayat. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC
Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol 2. Edisi 8. Jakarta : EGC
Carpenito,Lynda Juall.2006.Buku saku diagnosis keperawatan.Edisi 10, Jakarta:Penerbit
Buku Kedokteran
Nanda.2007. Diagnosa Nanda.Jakarta:EGC

31

32

Você também pode gostar