Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstrak: Persediaan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi perusahaan industri
dalam melakukan produksi. Aspek persediaan pada perusahaan perlu diperhitungkan karena tanpa
persediaan proses produksi dapat terhenti. Kelebihan persediaan dapat menyebabkan persediaan
menjadi tidak berguna atau rusak, sementara kekurangan persediaan dapat menghambat proses
produksi. PT. Bumi Putra Indonesia, site Lahat merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang pertambangan yang memiliki masalah dalam penanganan persediaan solar yang belum
maksimal sehingga
mengakibatkan sering terjadi kelebihan persediaan solar. Pengendalian
persediaan dapat dilakukan dengan menentukan jumlah kebutuhan solar pada periode berikutnya
melalui peramalan penggunan solar berdasarkan produksi yang direncanakan, menghitung jumlah
kuantitas pemesanan ekonomis (EOQ), titik minimum untuk menunjukkan waktu pemesanan
kembali (ROP), dan biaya total persediaan (TIC) solar pada perusahaan. Perencanaan penggunaan
solar berdasarkan pengendalian persediaan menunjukan bahwa untuk total produksi sebesar
117.052 LCM dibutuhkan penggunaan solar sebesar 72.054 liter, dengan jumlah pemesanan paling
ekonomis (EOQ) yang dapat dilakukan adalah sebesar 24.735,89 liter untuk satu kali melakukan
pemesanan. Persediaan pengaman yang harus selalu berada dalam tangki penyimpanan adalah
sebesar 2.543 liter, dan pemesanan kembali dilakukan saat persediaan solar atau nilai (ROP) untuk
persediaan solar sebanyak 9.515 liter. Jumlah terbanyak persediaan yang dapat tercapai (Maximum
Inventory) untuk persediaan solar adalah 27.253,87 liter, dan untuk total biaya persediaan solar
adalah sebesar Rp 29.158.827,14.
Kata-kata kunci: peramalan, pengendalian persediaan, EOQ, ROP, TIC.
Abstract: Inventory is one aspect that is very important for production in industrial companies.
Company's inventory needs to be considered because without inventory, production process can be
stopped. Excess inventory may becomes useless or damaged, while the shortage of inventory supplies
may delay the production process. PT. Bumi Putra Indonesia, Lahat site is one of the companies
engaged in mining which has problems in handling inventory of diesel fuel, resulting often in excess
supply of fuel. Inventory control can be done by determining amount of solar requirement through
forecasting need of diesel fuel based on planned production, calculating economic order quantity
(EOQ), determining minimum point which indicates time of reorder point (ROP), and calculating total
inventory cost (TIC) for diesel fuel. Planning the use of diesel fuel based on inventory control showed
that for total production of 117,052 LCM required 72,054 liters of diesel fuel, therefore the most
economical number of ordering (EOQ) is 24,735.89 liters for each order. Safety stock is equal to 2,543
liters, and reordering point is when inventory diesel fuel reaches 9,515 liters. The largest inventory
(Maximum Inventory) for diesel fuel is 27,253.87 liter, and diesel fuel total inventory cost is Rp
29,158,827.14.
Key words: forecasting, inventory control, EOQ, ROP, TIC.
1.
PENDAHULUAN
2.
METODE PENELITIAN
2.2.1
dilakukan untuk
mengetahui perbedaan rata rata pada
data berdasarkan hipotesis. Data yang
akan diuji adalah masing masing data
produksi overburden dan data penggunaan
solar. Nilai t hitung hasil one sample T-Test
dibandingkan dengan nilai t table. Nilai t
hitung < nilai t table mengartikan hipotesis
Ho diterima. Jika Ho diterima maka tidak
terdapat perbedaan rata rata pada data
(Trihendardi, 2013). Rumus perhitungan t
hitung pada one sample test adalah:
=
x o
b. Uji T berpasangan
Uji T berpasangan dilakukan untuk
mengetahui pengaruh rata rata dari
masing data. Pengujian Uji T berpasangan
menggunakan nilai rata rata dua variabel
dan menggunakan hipotesis. Nilai t hitung
hasil uji T berpasangan dibandingkan
dengan nilai t table. Nilai t hitung < nilai t
table mengartikan hipotesis Ho diterima.
Jika Ho diterima maka kedua variabel
memiliki rata rata yang sama, sehingga
2.2.2
Koefisien
korelasi
determinasi
dan
koefisien
y = a + bx
2.2.3
Koefisien
korelasi
determinasi
(r2)
r =
e
y
2.2.3
koefisien
Koefisien determinasi
merupakan nilai yang
digunakan
untuk
mengukur
besarnya
sumbangan variabel X terhadap variasi atau
naik turunnya nilai Y. Pada penelitian ini nilai
X adalah produksi overburden dan nilai Y
adalah penggunaan solar. Nilai r2 dapat
diperoleh melalui persamaan:
dan
e
y
2.2.4
Analisis EOQ
2.2.5
2.3
Safety Stock = Z
2.2.6
Penarikan Kesimpulan
Penarikan
kesimpulan
pada
penelitian
dilakukan berdasarkan hasil dari perbandingan
pengeluaran pengendalian perusahaan dan
analisis persediaan EOQ yang dilakukan. Dari
penelitian ini kesimpulan yang diperoleh
meliputi: total produksi yang diramalkan untuk
satu bulan ke depan, total penggunaan solar
satu bulan ke depan, dan perencanaan
pemesanan solar yang lebih ekonomis.
2.2.7
Penentuan
Persediaan
(Maximum Inventory)
Maksimum
Persediaan
maksimum
diperlukan
oleh
perusahaan agar kuantitas persediaan yang ada
di gudang tidak berlebihan sehingga tidak
terjadi pemborosan modal kerja. perhitungan
besarnya
persediaan
maksimum
dapat
menggunakan rumus:
Maximum Inventory = Safety Stock + EOQ
2.2.8
TIC = S
2.2.9
+H
Perbandingan Pengeluaran
EOQ
3.
HASIL PENELITIAN
Overburden.
Produksi overburden
Test Value
3.775
95%
0,002
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Lower
30
0,998
-757,405
Upper
759,1471
0,87097
Solar
Test Value
2.324
95%
0,002
df
30
Sig. (2-tailed)
95%
-4,327
df
Sig. (2-tailed)
Lower
Upper
30
0,000
-2.136,70
-766,393
0,999
Mean Difference
0,32258
Lower
-363,962
Upper
364,6075
3.3. Koefisien
Korelasi
Determinasi
dan
Koefisien
Produksi
Overburden (LCM)
5.460
Ramalan
Penggunaan
Solar (ltr)
2.673,24
2
3
2.242
4.213
2.006,54
2.414,89
4
5
2.023
3.417
1.961,17
2.249,97
6
7
8
9
1.513
4.538
3.587
1.088
1.855,50
2.482,22
2.285,19
1.767,45
10
11
3.043
1.394
2.172,49
1.830,85
12
13
4.097
2.448
2.390,85
2.049,22
14
15
5.661
4.165
2.714,88
2.404,94
16
17
3.859
2.482
2.341,55
2.056,26
18
19
2.652
2.703
2.091,48
2.102,05
20
21
2.363
2.244
2.031,61
2.006,95
22
23
5.814
1.802
2.746,58
1.915,38
24
25
5.933
7.922
2.771,23
3.183,31
26
27
28
29
30
31
7.403
7.614
7.953
2.601
663
4.155
117.052
3.075,79
3.119,50
3.189,73
2.080,91
1.679,40
2.402,87
72.054
dalam
penyediaan.
Berdasarkan
hasil
peramalan penggunaan solar tersebut, maka
dilakukan analisis economic order quantity
(EOQ) untuk mengendalikan persediaan solar.
= 3.189,73 + (3 x 2.324)
= 10.162,70 liter
2 x 5.000.000
000 x 72.054
1.180
180
= 24.710,87 liter
Jadi nilai EOQ untuk persediaan solar adalah
24.710,87 liter. Nilai EOQ menunjukan bahwa
dalam periode 31 hari untuk memenuhi
penggunaan 72.054 liter solar pada produksi
overburden,
perusahaan
harus
memesan
24.710,87 liter solar untuk satu kali melakukan
pemesanan.
2. Persediaan Pengaman (safety stock)
Perhitungan persediaan pengaman dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu berdasarkan
penggunaan maksimum sesuai dengan prediksi
peramalan atau menggunakan perhitungan
matematis
berdasarkan
rumus
umum.
Penelitian
ini
menghitung
persediaan
persedia
pengaman berdasarkan penggunaan solar
maksimum dari hasil peramalan penggunaan
solar untuk mencegah kekurangan stock solar
yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
waktu. Berdasarkan
hasil peramalan solar pada tabel 4 diperoleh
jumlah penggunaan solar maksimum yang
menjadi
enjadi acuan sebagai persediaan pengaman
adalah sebesar 3.189,73 liter.
TIC = 5.000.000
.
.
+ 1.180
EOQ
dan
117.052 LCM
72.054 liter
= 29.158.827,14
3.6. Perbandingan
Analisis
Pengeluaran Perusahaan
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
pengeluaran
perusahaan
tanpa
penggunaan analisis EOQ adalah
sebesar Rp 47.501.180,00. Perbandingan
hasil analisis persediaan menunjukan
bahwa
penggunaan
EOQ
lebih
menguntungkan dengan selisih biaya
sebesar Rp 18.342.400.
5. UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
segenap pimpinan dan karyawan PT. Bumi
Putra Indones atas kesempatan dan bimbingan
yang diberikan untuk melakukan penelitian
tugas akhir ini.
DAFTAR PUSTAKA
Gerber,S.B. and Finn,K.V. 2005. Using SPSS for Windows. New York: Springer Science+Business
Media,Inc.
Meilani, D., Saputra, R.E. 2013. Pengendalian Persediaan Bahan Baku Vulkanisir Ban (Studi Kasus:
PT. Gunung Pulo Sari), Jurnal ilmiah Teknik Industri, Vol. 12 No. 1, 326-334, Laboratorium
Perencanaan dan Optimasi Sistem Industri Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang.
Stephyna, H.G. 2011.Analisis Kinerja Manajemen Persediaan pada PT. United Tractors, Tbk Cabang
Semarang. UNDIP, Semarang.
Sugiyono. , 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Method).
Bandung: Alfabeta.
Trihendradi, C., 2013. Step By Step IBM SPSS 21 : Analisis Data Statistic. Yogyakarta: Andi.
DAFTAR PUSTAKA
Gerber,S.B. and Finn,K.V. 2005. Using SPSS for Windows. New York: Springer Science+Business
Media,Inc.
Meilani, D., Saputra, R.E. 2013. Pengendalian Persediaan Bahan Baku Vulkanisir Ban (Studi Kasus:
PT. Gunung Pulo Sari), Jurnal ilmiah Teknik Industri, Vol. 12 No. 1, 326-334, Laboratorium
Perencanaan dan Optimasi Sistem Industri Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang.
Stephyna, H.G. 2011.Analisis Kinerja Manajemen Persediaan pada PT. United Tractors, Tbk Cabang
Semarang. UNDIP, Semarang.
Sugiyono. , 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Method).
Bandung: Alfabeta.
Trihendradi, C., 2013. Step By Step IBM SPSS 21 : Analisis Data Statistic. Yogyakarta: Andi.
10
11