Você está na página 1de 15

ANALISIS PENARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PENDAPATAN PERKAPITA

MELALUI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KAWASAN MEBIDANGRO

Uswatun Hasanah
Magister Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara
hasanahuswauswatun@gmail.com
ABSTRACT
The objective of the research was to analyze the influence of the infrastructure of water,
electricity and road on income percapitain Medan, Binjai, Deli Serdang Regency, and
Regency trough the economic growth of Mebidangro as mediating variable. The data were
gathered by using time series from 1990 to 201, using path analysis.this model has eight
equations which consist of two equations in each district/towns which could be found the
influence among the variables, their influence directly, indirectly, and totally. The result of the
research showed that First, for Medan, directly only the variable of electricity which had
negative influence income per capita while the other two variables (water and road) had
positive influence, while indirectly the three variables hadpositive influence on income per
capita of Medan through the economic growth of Mebidangro. Secondly, for Binjai, directly
and directly the three variables had positive influence on income per capita of Binjai through
the economic growth of Mebidangro; thirdly, for Deli Serdang Regency, directly and
indirectly, only the variable of water which had negtive influence on income per capita of
Deli Serdang Regency, while the three variables totally hadpositive influence on income per
capita of the Deli Serdang Regency through the economic growth of Mebidangro. Fourthly,
for Karo Regency, directly and indirectly the variable of electricity and road hadnegative
influence on income per capita of Karo Regency through the economic groeth of Mebidangr,
while the three variables totally hadpositive influence on income per capita of Karo Regency
the economic growth of Mebidangro.

Uswatun Hasanah : Analisis Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pendapatan Perkapita

PENDAHULUAN
Infrastruktur merupakan salah satu faktor
yang paling penting dalam perkembangan
ekonomi, oleh sebab itu peran infrastruktur
dapat
dikatakan
sebagai
lokomotif
pembangunan nasional dan daerah. (Kwik
Kian Gie 2002) menyatakan bahwa secara
ekonomi makro ketersediaan dari jasa
pelayanan
infrastruktur
mempegaruhi
marginal productivity of private capital.
Sejalan dengan pernyataan tersebut menurut
penelitian dari (Pamungkas 2009) juga
menyatakan bahwa keberadaan infrastruktur
seperti jalan, pelabuhan, bandara, sistem
penyediaan tenaga listrik, irigasi serta
penyediaan air bersih, sanitasi dsb memiliki
keterkaitan yang sangat kuat terhadap
perkembangan suatu wilayah
Dalam berbagai analisis dari berbagai
penelitian menunjukkan bahwa infrastruktur
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi. Tingkat pengembalian dari sebuah
investasi infrastrutur adalah sebesar 60%
(Suryono Dikun 2003). World Bank (1994)
menjelaskan bahwa elastisitas PDB terhadap
infrastruktur disuatu Negara adalah 0.07
sampai dengan 0.44, yang berarti bahwa
kenaikan 1 persen kesediaan infrastruktur
akan menyebabkan pertumbuhan PDB
sebesar 7% sampai dengan 44%. Dalam
analisis makro dan mikro juga disebutkan
bahwa infrastruktur adalah salah satu faktor
penting dalam pertumbuhan ekonomi
Mebidangro merupakan metropolitan
ketiga terbesar di Indonesia, setelah
Jabodetabek
dan
Gerbangkertasusila.
Kedudukan wilayah ini sangat strategis bagi
pusat perkonomian di wilayah Barat
Indonesia yang berbatasan langsung dengan
negara-negara
tetangga.
Mebidangro
merupakan salah satu kawasan yang terletak
di Sumatera Utara yang merupakan
perpaduan dari beberapa Kabupaten/Kota
yakni Medan, Binjai, Deli Serdang, dan
sebagian Kabupaten Karo (4 Kecamatan),
kawasan tersebut telah ditetapkan melalui
Perpres No 62 pada tahun 2011 tentang
Rencana
Tata
Ruang
Metropolitan
Mebidangro. Kebijakan Tata Ruang Nasional

menempatkan Kawasan ini sebagai Kawasan


Strategis Nasional (KSN) dengan fokus
pengembangan kegiatan ekonomi. Kawasan
ini juga merupakan Pusat Kegiatan Nasional
(PKN), kawasan Mebidangro ini termasuk
kedalam kawasan yang memiliki kedudukan
strategis terhadap pengembangan Segitiga
Regional
IndonesiaThailand
Singapura(IMT GIT).
Kebijakan
pengembangan
kawasan
Mebidangro ada dalam Penataan Ruang
Kawasan Perkotaan yakni :
1. Pengembangan dan pemantapan fungsi
Kawasan Perkotaan Mebidangro sebagai
pusat perekonomian nasional yang
produktif dan efisien serta mampu
bersaing secara internasional terutama
dalam kerja sama ekonomi subregional
Segitiga Pertumbuhan Indonesia
Malaysia Thailand
2. Peningkatan akses pelayanan pusatpusat kegiatan perkotaan Mebidangro
sebagai pembentuk struktur ruang
perkotaan dan penggerak utama
pengembangan wilayah Sumatera Utara.
3. Peningkatan kualitas dan jangkauan
pelayanan
jaringan
prasarana
transportasi, energi, telekomunikasi,
sumber daya air serta prasarana
perkotaan
Kawasan
Perkotaan
Mebidangro yang merata dan terpadu
secara Internasional, nasional, dan
regional
4. Peningkatan keterpaduan antar kegiatan
budi daya dan keseimbangan antara
perkotaan dan perdesaan sesuai dengan
daya dukung dan daya tamping
lingkungan
5. Peningkatan fungsi, kuantitas dan
kualitas RTH dan kawasan lindung
lainnya
di
Kawasan
Perkotaan
Mebidangro.
Ketimpangan pertumbuhan ekonomi
tersebut juga sangat berkaitan erat dengan
kondisi ketimpangan infrastruktur yang
berbeda pula. Dengan kondisi infrastruktur
yang msih belum memadai, maka
pertumbuhan ekonomi tidak akan tumbuh
dengan baik, apabila dipaksakan untuk
tumbuh maka akan terjadi suatu gejala

ekonomi yakni gejala overheat yang berarti


sisi permintaan dalam perekonomian tumbuh
sangat cepat dan lebih tinggi dari kapasitas
produksinya. Namun dengan ketimpangan
penunjang
infrastruktur
maka
akan
mengakibatkan
turunnya
pertumbuhan
ekonomi
dan
akan
melemahkan
perekonomian.
Dalam penelitian ini akan dibahas
mengenai pengaruh infrastruktur terhadap
pendapatan perkapita melalui pertumbuhan
ekonomi di Kawasan Mebidangro baik dari
segi indikator panjang jalan, air, lisrik,
dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi
Mebidangro
maka
akan
menaikkan
pendapatan perkapita untuk masing-masing
kabupaten/kota yang berkaitan dengan
program
Mebidangro
itu
sendiri.
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas,
maka didapat rumusan masalah penelitian
dalam penelitian di Kawasan Mebidangro
(Kota Medan, Koa Binjai, Kabupaten Deli
Serdang dan Kabupaten Karo) ini adalah
sebagai berikut :
1.
Apakah infrastruktur air, listrik, dan
panjang jalan di Kota Medan
berpengaruh baik secara langsung,
tidak langsung, dan secara total
terhadap pendapatan perkapita Kota
Medan melalui pertumbuhan ekonomi
Mebidangro?
2.
Apakah infrastruktur air, listrik, dan
panjang jalan di Kota Binjai
berpengaruh baik secara langsung,
tidak langsung, dan secara total
terhadap pendapatan perkapita Kota
Binjai melalui pertumbuhan ekonomi
Mebidangro?
3.
Apakah infrastruktur
air, listrik,
panjang jalan di Kabupaten Deli
Serdang berpengaruh baik secara
langsung, tidak langsung, dan secara
total terhadap pendapatan perkapita
Kabupaten Deli Serdang melalui
pertumbuhan ekonomi Mebidangro?
4.
Apakah infrastruktur
air, listrik,
panjang jalan di Kabupaten Karo
berpengaruh baik secara langsung,
tidak langsung, dan secara total
terhadap
pendapatan
perkapita

Kabupaten Karo melalui pertumbuhan


ekonomi Mebidangro?
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Model pertumbuhan Solow ini akan
memakai fungsi produksi aggregate yakni
sebagai berikut :
Y = A K L1 a (1)
Persamaan (1) diatas apabila dinyatakan
dalam per tenaga kerja, maka :
(2)
Sehingga akumulasi kapital per tenaga kerja
menjadi :
K = i d
..(3)

Investasi diasumsikan merupakan rasio tetap


(y) dari output, dan investasi per tenaga kerja
dinotasikan sebagai :
i = y ..............
(4)Kapital diasumsikan terdepresiasi dengan
laju yang konstan () dan merupakan fungsi
dari kapital sehingga dapat dituliskan dengan
:
d = k
(5)
Sehingga akumulasi kapital tenaga kerja
dapat dituliskan sebagai fungsi dari output
per tenaga kerja dan depresiasi kapital
sebagai berikut :
k = y k
k = f (k) - k
k = Ak - k ....(6)
Steady state pada model Solow terjadi pada
saat tidak terdapat lagi akumulasi kapital per
tenaga kerja atau k = 0. Dengan demikian,
pada saat steady state,
Akss =
A = kss 1-
k ss(7)
= A/)1/(1- )
Sehingga pada saat steady state, output per
tenaga kerja adalah :
yss = Akss
yss = A1/(1- ) / ) /( -1)
3

Uswatun Hasanah : Analisis Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pendapatan Perkapita

.(8)
Infrastruktur
Infrastruktur merupakan bagian dari
capital stock dari suatu wilayah atau daerah
maupun Negara yang dapat mendukung
directly productive capital. Infrastruktur
menurut World Bank dalam laporan bank
dunia (1994:2 dalam Priyantoro 2012) yang
termasuk kedalam infrastruktur diantara
adalah :
a. Public Utilities, yang termasuk kedalam
public
utilities
adalah
energy,
telekomunikasi, ppa pensuplai air,
sanitasi, dan saluran air (selokan),
pembuang limbah/kotoran dan pipa gas
b. Public Work, yakni jalan, kanal, irigasi,
drainase, serta transportasi
Dari sudut pandang supply infrastruktur
publik merupakan bagian dari input yang
penting dalam pengembangan Negara atau
wilayah. Dalam arti luas infrastruktur dapat
digolongkan sebagai berikut :
a. Kategori fisik yang meliputi transportasi
seperti rel kereta api, jalan, jalur udara,
dan jalur perairan, listrik, irigasi,
telekomunikasi, suplai air, dll. Walaupun
pengaruh infrastruktur fisik ini bersifat
langsung terhadap produksi mealui
indikator ekonomi eksternal. Namun,
aspek tersebut berpengaruh pula secara
menguntungkan
dalam
menarik
investasi privat baik domestik maupun
asing.infrastruktur fisik berkontribusi
kepada pertumbuhan ekonomi denan
cara mengurangi biaya transaksi dan
menciptakan
banyaknya
investasi,
lapangan pekerjaan, hasil, pendapatan,
dan pertumbuhan ekonomi
b. Infrastruktur sosial yakni pendidikan,
kesehatan, perumahan, fasilitas rekreasi
dapat berkontribusi memajukan kualitas
hidup masyarakat. Infrastruktur ini
dapat
membantu
meningkatkan
produktivitas pekerja
c. Infrastruktur
finansial
adalah
infrastruktur yang meliputi kerjasama
dengan
pihak
perbankan,
pos,
perpajakan dari suatu populasi yang

mewakili kinerja finansial suatu wilayah


atau negara.
Pengaruh
Infrastruktur
Terhadap
Perekonomian
Sahoo dan Saxena (1999 dalam De dan
Ghosh
2005:95)
dalam
Priyantoro)
menggunakan pendekatan fungsi produksi,
yang menyimpulkan bahwa transportasi,
listrik, gas dan suplai dari air serta fasilitas
komunikasi memiliki efek positif terhadap
pertumbuhan ekonomi dan secara simultan
memiliki pendapaan dengan skala yang
meningkat.
Pembangunan
fasilitas
infrastruktur tambahan di tahap awal dapat
memiliki pengaruh positif secara langsung
terhadap pendapatan.
Maryaningsih (2014) menyatakan bahwa
kondisi infrastruktur jalan dan listrik
berdampak signifikan terhadap pertumbuhan
pendapatan per kapita, namun tidak dengan
pelabuhan,
ketimpangan
penggunaan
anggaran secara bijaksana dapat mendukung
akumulasi kapital baik infrastruktur keras
maupun human capital.
World
Bank
dalam Fay dan Yepres (2003) dan Bappenas
(2003) menyebutkan bahwa listrik dan air
serta telekomunikasi berpengaruh signifikan
terhadap perekonomian di seluruh wilayah
kabupaten/kota. Legowo (2009) menyatakan
bahwa jalan berpengaruh signifikan terhadap
aktivitas ekonomi (sektorl) di wilayah
JABODETABEK.
METODE
Penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan metode explanatory research.
Penelitian ini menjelaskan hubungan kausal
antara variabel-variabel yang melalui
pengujian berdasarkan hipotesa (hubungan
kausal
antara
infrastruktur
terhadap
pendapatan perkapita dari masing-masing
Kabupaten/Kota (Medan, Binjai, Deli
Serdang, Karo) melalui pertumbuhan
ekonomi Mebidangro. Sedangkan metode
deskriptif yakni metode yang digunakan
dalam meneliti suatu status kelompok
manusia atau pemikiran dimasa yang
sekarang, tujuan deskriptif ini juga

mengambarkan secara sistematis, mengenai Z2 : Pertumbuhan ekonomi Mebidangro


fakta-fakta.
X1.2 : Air
Data yang digunakan dalam penelitian ini X2.2 : Listrik
menggunakan data sekunder dari tahun X3.2 : Panjang jalan
1990-2014.
Data
sekunder
tersebut
merupakan data yang diproses oleh hasil c.Persamaan
Analisis
Pengaruh
publikasi dari BPS (Badan Pusat Statistik),
Infrastruktur Air, Listrik,
Jalan
serta data-data pendukung lainnya yang
Terhadap
Pendapatan
Perkapita
berhubungan dengan infrastruktur seperti
Kabupaten Deli Serdang Melalui
jurnal-jurnal ilmiah serta buku-buku yang
Pertumbuhan Ekonomi Mebidangro
berkaitan
dengan
infrastruktur
dan Z =PZ X +PZ X +PZ X +e .(5)
3
3 1.3
3 2.3
3 3.3
5
pertumbuhan ekonomi.
Y3=PY3X1.3+PY3X2.3+PY3X3.3+PY3Z+e6(6)
Metode yang adalah analisis Jalur (Path Dimana :
Analysis). Analisis Jalur (Path Analysis) Y : Pendapatan perkapita Kabupaten Deli
3
merupakan sebuah model yang digunakan
Serdang
untuk menganalisis pola hubungan antar Z : Pertumbuhan ekonomi Mebidangro
3
variabel dengan tujuan mengetahui pengaruh X : Air
1.3
langsung maupun tidak langsung seperangkat X : Listrik
2.3
variabel bebas (eksogen) terhadap variabel X : Panjang jalan
3.3
terikat (endogen). (Riduwan dan Kuncoro,
2007).
Untuk melihat pengaruh dari d. Persamaan
Analisis
Pengaruh
infrastruktur (Panjang jalan, listrik, air)
Infrastruktur Air, Listrik,
Jalan
terhadap pendapatan perkapita melalui
Terhadap
Pendapatan
Perkapita
pertumbuhan
ekonomi
di
kawasan
Kabupaten Karo Melalui Pertumbuhan
Mebidangro dapat ditransformasikan dalam
Ekonomi Mebidangro
bentuk sebagai berikut :
Z4=PZ4X1.4+PZ4X2.4+PZ4X3.4+e7.(7)
a. Persamaan
Analisis
Pengaruh
Y4=PY4X1.4+PY4X2.4+PY4X3.4+PY4Z4+e8(8)
Infrastruktur Air, Listrik,
Jalan
Dimana :
Terhadap Pendapatan Perkapita Kota
Y4 : Pendapatan perkapita Kabapaten Karo
Medan Melalui Pertumbuhan Ekonomi
Z4 : Pertumbuhan ekonomi Mebidangro
Mebidangro
X1.4 : Air
Z1 = PZ1X1.1+PZ1X2.1+PZ1X3.1+ e1.......(1)
X2.4 : Listrik
Y1=PY1X1.1+PY1X2.1+PY1X3.1+PY1Z1+e2(2)
X3.4 : Panjang jalan
Dimana :
Y1 : Pendapatan perkapita Kota Medan
HASIL
Z1: Pertumbuhan ekonomi Mebidangro
X1.1 : Air
Gambaran Umum Kawasan Mebidangro
X2.1 : Listrik
Kawasan perkotaan Mebidangro terbagi
X3.1 : Panjang jalan
aas 10 kawasan perkotaan terdiri dari 1
kawasan perkotaan inti yakni Kota Medan,
b. Persamaan
Analisis
Pengaruh dan 9 kawasan perkotaan penyeimbang.
Infrastruktur Air, Listrik,
Jalan Kesembilan
kawasan
perkotaan
Terhadap Pendapatan Perkapita Kota penyeimbang tersebut yakni adalah Kota
Binjai Melalui Pertumbuhan Ekonomi Binjai, Kawasan Perkotaan Hamparan Perak
Mebidangro
di Kabupaten Deli Serdang, Kawasan
Perkotaan Sunggal di Kabupaten Deli
Z2=PZ2X1.2+PZ2X2.2+PZ2X3.2+e3(3)
Serdang, Kawasan Perkotaan Tanjung
Y2=PY2X2.2+PY2X2.2+PY2X3.2+PY2Z2+e4(4)
Morawa Kabupaten Deli Serdang, Kawasan
Dimana :
Perkotaan Percut Si Tuan Kabupaten Deli
Y2 : Pendapatan perkapita Kota Binjai
5

Uswatun Hasanah : Analisis Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pendapatan Perkapita

Serdang, Kawasan Perkotaan Pancur Batu di


Kabupaten Deli Serdang,
Kawasan Perkotaan Lubuk Pakam di
Kabupaten
Deli
Serdang,
Kawasan
Perkotaan Galang Kabupaten Deli Serdang,
dan Kawasan Perkotaan Berastagi di
Kabupaten Karo, dengan pembangunan
infrastruktur yang baik untuk kawasankawasan yang termasuk dalam Kawasan
Perkotaan Mebidangro maka akan memiliki
keterkaitan yang sangat kuat terhadap
perkembangan suatu wilayah Mebidangro itu
sendiri.
Pembenahan infrastruktur yang lebih
baik akan meningkatkan pendapatan
perkapita di suatu wilayah Kota/Kabupaten.
Tabel 1. Uraian Kota/Kabupaten yang Termasuk
Kawasan Mebidangro
Uraian

Kota
Medan

Kota
Binjai

Kabupaten
Deli Serdang

Kabupaten
Karo

Luas
Wilayah
(km2)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Jumlah
Kecamatan
Jumlah
Desa/Kelur
ahan
Aktivitas

265.10

90.23

249.77

2.127

2.191.1
40

261.49
0

1.984.598

382.622

21

22

13

151

37

394

259

Perdaga
ngan
dan Jasa

Perdag
angan
dan
Jasa

Perdagangan
dan Jasa

Pertanian

Sumber : BPS, Provinsi Sumatera Utara, diolah 2016

Perkembangan jumlah penduduk


tersebut juga harus didukung oleh
infrastruktur fisik yakni infrastruktur
pembangkit tenaga listrik, perlu diketahui
bahwa infrastruktur Mebidangro ditopang
oleh pembangkit listrik yang ada di
Sumatera Utara, pembangkit listrik
tersebut berjumlah 13 unit dengan jenis
pembangkit air, minyak, gas, batubara, dan
panas bumi, untuk lebih jelas dapat dilihat
melalui tabel dibawah ini :
No

Lokasi
Pembangkit

Belawan

Jenis Bahan Bakar

Minyak dan Gas

Kapasitas
Terpasang
(MW)
1254,8

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Glugur
Paya Pasir
Titi Kuning
PLTMH
tersebar
Sipansihapora
s
Renun
Asahan I
PLTM
Parlilitan
PLTM
Aek
Silau
PLTM
Huta
Raja
Labuhan
Angin
Sibayak

Minyak dan Gas


Minyak
Air
Air

31,5
141,3
20,5
7,5

Air

50

Air
Air
Air

82
180
8,8

Air

7,5

Air

Batu Bara

230

Panas Bumi

Total

11,3
1881,4

Sumber : PT PLN Wilayah I Sumatera Utara

Transportasi
selanjutnya
yang
menghubungkan keempat Kota yakni adalah
transportasi jalur bebas hambatan yakni jalan
tol, disebelah timur dilakukan pembangunan
tol menuju arah bandara udara Kuala Namu
(Kabupatn Deli Serdang), disebelah utara
memiliki jalur bebas hambatan (jalan tol)
menuju pelabuhan Belawan, sedangkan
disebelah
barat
masih
dilakukan
pembangunan jalan tol untuk menuju Kota
Binjai.
Dan
jalan-jalan
nasional
menghubungkan
keempat
kabupaten
tersebut. Untuk lebih jelas dapat dilihat
melalui gambar dibawah ini :

Pertumbuhan ekonomi secara makro


adalah proses peningkatan produksi
barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi
yang dilihat dari pningkatan hasil
produksi. Pertumbuhan ekonomi ini juga
yang menjadi tolak ukur yang dapat
dipakai untuk meningkatkan adanya
pembangunan suatu daerah dari berbagai
sektor,
pertumbuhan
ekonomi
Mebidangro dapat menunjukkan sejauh
mana
aktifitas
dari
keempat
Kabupaten/Kota
dalam
mencapai
kemakmuran. Peningkatan pertumbuhan
ekonomi
Mebidangro
merupakan
peluang untuk kemajuan sektor ekonomi
modern.
Dalam
penelitian
ini
pertumbuhan Mebidangro diukur dari
PDRB atas harga Konstan yang
menunjukkan sejauh mana aktivitas
perekonomian Mebidangro.

Tahun
2005
2006
2007
2008

PDRB MEBIDANGRO
(Milyar Rupiah)
33.102.426,40
35.476.330,71
38.050.377,21
40.512.544,16

Pertumbuhan
(%)
11,86
7,17
7,26
6,47

Uswatun Hasanah : Analisis Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pendapatan Perkapita

2009
2010
2011
2012
2013
2014

43.115.485,28
46.090.156,35
49.486.255,21
53.106.892,03
55.915.277,51
59.362.027,06

6,43
6,90
7,37
7,32
5,29
6,16

Sumber : BPS, Medan, Binjai, Del Serdang dan Karo


dalam Angka 2006 - 2015

Persamaan Struktur II
Y2 = 0.352 X1.2 + 0.335 X2.2 + 0.193 X3.2 + 0.237 Z2
t-sig
(0.001)
(0.000)
(0.04)
(0.03)
Adjusted R-Square = 93,8%
F-sig = 0,000
KOTA
BINJAI
PERSAMAAN
I

Z1

X1.2
+
sig

X2.2
+
tidak
sig

VARIABEL
X3.2 X1.2 X2.2
+
sig

X3.2

Hasil Persamaan Jalur


Variabel-variabel yang akan diuji dalam PERSAMAAN Y1
+
+
+
persamaan jalur ada 4 Kota yakni Kota II
sig sig
sig
Medan. Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang,
Sum Sumber : Hasil Regres Kota Binjai Persamaan I dan II
dan Kabupaten Karo dengan memiliki 8
(delapan) persamaan, yang masing-masing 2
(dua) persamaan di masing-masing Kota,Pengaruh Langsung
Y2
Z2
variabel dari masing-masing Kota adalah
X1.2
+ (0,352)
+ (0,398)
listrik, air, jalan terhadap pendapatan
X2.2
+ (0,335)
+ (0,048)
perkapita
untuk
masing-masing
X3.2
+ (0,193)
+ (0,520)
kota/kabupaten dengan pertumbuhan ekonomi
Pengaruh
tidak
langsung
PY
Z2
2
Mebidangro sebagai variabel antara
PZ2X1.2

+ (0,09)

a. Pengaruh Air, Listrik, dan Panjang


PZ2X2.2
Jalan di Kota Medan Terhadap
PZ2X3.2
Pendapatan Perkapita Kota Medan
melalui
Pertumbuhan
Ekonomi Pengaruh Total
Mebidangro
PZ2X1.2
Persamaan Struktur I
Z1 = 0.273 X1.1 + 0.341 X2.1 + 0.472 X3.1
t-sig
(0.106)
(0.016)
(0.007)
Adjusted R-Square = 63%
F-sig = 0,000

+ (0,12)
PY2Z2
+ (0,63)

PZ2X2.2

+ (0,28)

PZ2X3.2

+ (0,75)

Sumber : Hasil Analisis 2016

Persamaan Struktur II
Y1
= 0.305 X1.1 - 0.190 X2.1 + 0.244 X3.1 + 0.557 Z1
t-sig
(0.01)
(0.06)
(0.04)
(0.00)
Adjusted R-Square = 85,7%
F-sig = 0,000
Sumber : Hasil Analisis 2016

b. Pengaruh Air, Listrik, dan Panjang


Jalan di Kota Binjai Terhadap
Pendapatan Perkapita Kota Medan
melalui
Pertumbuhan
Ekonomi
Mebidangro
Persamaan Struktur I
Z2 = 0.398 X1.2 + 0.048 X2.2 + 0.520 X3.2
t-sig
(0.024)
(0.752)
(0.002)
Adjusted R-Square = 72,2%
F-sig = 0,000

+ (0,01)

c. Pengaruh Air, Listrik, dan Panjang


Jalan di Kabupaten Deli Serdang
Terhadap
Pendapatan Perkapita
Pengaruh Langsung

Y1

Z1

X1.1
X2.1

+ (0,305)
- (0,190)

+(0,273)
+(0,341)

X3.1
Pengaruh tidak langsung

+ (0,224)
PY1Z1

+(0,472)

PZ1X1.1

+ (0,15)

PZ1X2.1

+ (0,19)

PZ1X3.1

+ (0,26)

Pengaruh Total

PY1Z1

PZ1X1.1

+ (0,83)

PZ1X2.1

+ (0,90)

PZ1X3.1

+ (1,03)

Z2

+
sig

Kabupaten Deli Serdang melalui


Pertumbuhan Ekonomi Mebidangro

Pendapatan Perkapita Karo melalui


Pertumbuhan Ekonomi Mebidangro

Persamaan Struktur I
Z3 = -0.02 X1.3 + 0,126 X2.3 + 0.720 X3.3
t-sig
(0.994)
(0.559)
(0.002)
Adjusted R-Square = 60,8%
F-sig = 0,000

Persamaan Struktur I
Z4
= 0.600 X1.4 - 0.224 X2.4 + 0.326 X3.4
t-sig
(0.002)
(0.154)
(0.094)
Adjusted R-Square = 57,6%
F-sig = 0,000

Persamaan Struktur II
Y3 = 0.325 X1.3 + 0.255 X2.3 + 0.040 X3.3 + 0.479 Z3
t-sig
(0.003)
(0.008)
(0.705)
(0.000)
Adjusted R-Square = 93,6%
F-sig = 0,000

Persamaan Struktur II
Y4
= 0.004 X1.4 0.060 X2.4 - 0.016 X3.4 + 0.984 Z4
t-sig
(0.957)
(0.304)
(0.822)
(0.000)
Adjusted R-Square = 94.6%
F-sig = 0,000

KABUPATEN
DELI
SERDANG
PERSAMAAN
I
PERSAMAAN
II

Z3

X1.3

X2.3

Tidak
sig

+
tidak
sig

VARIABEL
X3.3 X1.3

X2.3

X3.3

Z3

+
sig

Y3

+
sig

+
sig

+
+
tidak sig
sig
Sumber : Hasil Regres Kabupaten Deli Serdang Persamaan I dan II
Sumber

KABUPATEN
KARO

VARIABEL
X3.4

Z4

+
tidak tidak tidak
sig
sig
sig
Sumber : Hasil Regres Kabupaten Deli Serdang Persamaan I

+
sig

PERSAMAAN
I

Z4

PERSAMAAN
II

Y4

X1.4

X2.4

X3.4

+sig

tidak
sig

+
tidak
sig

Pengaruh Langsung

Z2

X1.4

+ (0,004)

+(0,600)

X2.4

-(0,060)

-(0,224)

-(0,016)
PY4Z4

(0,326)

Y2

X1.3

+ (0,325)

- (0,002)

X2.3

+ (0,225)

+(0,126)

X3.3
Pengaruh tidak langsung

+ (0,040)
PY3Z3

PZ3X1.3

- (0,001)

+(0,720) X3.4
Pengaruh tidak
langsung
PZ4X1.4

PZ3X2.3

+ (0,06)

PZ4X2.4

- (0,22)

PZ3X3.3

+ (0,34)

PZ4X3.4

-(0,015)

Pengaruh Total

PY3Z3

Pengaruh Total

PY4Z4

PZ3X1.3

+ (0,48)

PZ4X1.4

+ (1,54)

PZ3X2.3

+ (0,61)

PZ4X2.4

+ (0,76)

PZ3X3.3

+ (1,20)

PZ4X3.4

+ (0,96)

d. Pengaruh Air, Listrik, dan Panjang


Jalan di Kabupaten Karo Terhadap

X2.4

Y2

Pengaruh Langsung

Sumber : Hasil Analisis 2016

X1.4

+(0,59)

Sumber : Hasil Analisis 2016

PEMBAHASAN

Uswatun Hasanah : Analisis Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pendapatan Perkapita

a. Analisis
Pengaruh
Infrastruktur
Variabel Air, Listrik, Panjang Jalan
Kota Medan Terhadap Pendapatan
Perkapita Kota Medan Melalui
Pertumbuhan Ekonomi Mebidangro
Dari hasil analisis data pada persamaan I
pengaruh infrastruktur air, listrik dan panjang
jalan di Kota Medan terhadap pertumbuhan
ekonomi Mebidangro dapat diketahui bahwa
variabel air memiliki tingkat signifikansi >
5% yang berarti bahwa variabel air tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Mebidangro, tetapi
memiliki arah koefisien yang positif yakni
0,273, sehingga semakin tinggi nilai dari
variabel air maka akan diikuti dengan
meningkatnya tingkat pertumbuhan ekonomi
Mebidangro.
Temuan empiris menunjukkan bahwa
air memberikan dampak yang positif tapi
tidak signifikan, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya penggunaan
ketersediaan air di Kota Medan yang terbatas
untuk menunjang aktivitas penduduk Kota
Medan yang beragam, temuan empiris kedua
volume
timpangnya
permintaan
dan
penawaran (supply dan demand) banyaknya
cluster perumahan baru di Kota Medan
mengakibatkan sistem perpipaan dialihkan
ke daerah cluster perumahan, akibatnya Kota
Medan sering mengalami gangguan aliran air
seperti air mati, temuan empiris ketiga,
tingkat kebocoran yang bisa saja besar,
kebocoran tersebut dikarenakan oleh
kebocoran teknis (rusaknya water meter, atau
pipa bocor). Hal ini sesuai dengan penelitian
Margono (2009), air merupakan salah satu
infrastruktur penting walaupun pengaruhnya
tidak begitu besar, namun dapat menopang
pertumbuhan ekonomi, namun ada faktorfaktor tertentu mengakibatkan air tidak
berpengaruh signifikan, karena ketimpangan
distribusi air, volume air tidak begitu besar
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
ekonomi, dan terjadi ketidakefisienan dalam
penyaluran air karena kesalahan teknis.
Tingkat signifikansi listrik < 5% yang
berarti bahwa variabel listrik berpengaruh
secara signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi Mebidangro dengan arah koefisien

yang juga positif yakni 0,341 artinya


semakin tinggi nilai variabel listrik maka
akan
diikuti
meningkatnya
tingkat
pertumbuhan ekonomi Mebidangro. Namun
pada pengaruh langsung dan pada persamaan
II variabel listrik memiliki pengaruh negatif
terhadap pendapatan perkapita Kota Medan,
variabel listrik memiliki tingkat signifikansi
> 5% dengan arah koefisien negatif yakni
-0,190 yang mempunyai arti bahwa semakin
rendah nilai variabel listrik, maka akan
diikuti oleh dengan menurunkan tingkat
pendapatan perkapita Kota Medan, hal ini
dikarenakan kebutuhan listrik semakin
meningkat sementara persediaan jumlah
listrik semakin menurun dan berimbas
pemadaman listrik bergilir di Kota Medan,
temuan empris kedua pemadaman listrik
secara bergilir dikarenakan terjadi kesalahan
teknis seperti kerusakan pada UPS
(uninterruptible
power
supply)
atau
kesalahan teknis pada SUTET (saluran udara
tegangan ekstra tinggi) atau kerusakan pada
gardu. Temuan ini sesuai dengan penenlitian
Atmaja (2013) dengan penelitian mengenai
pengaruh peningkatan infrastruktur di Kota
Sibolga, listrik berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap pendapatan perkapita
dikarenakan terjadinya pemadaman listrik
secara bergilir
Tingkat signifikansi variabel jalan <
5%
terhadap
pertumbuhan
ekonomi
Mebidangro pada persmaan I dengan
koefisien 0,472, pada persamaan II pengaruh
jalan terhadap pendapatan perkapita dengan
koefisien 0,557, dan pengaruh langsung
dengan koefisien 0,22 dan tidak langsung
dengan koefisien 0,26, dan secara total
dengan koefisien 1,03 yang berarti bahwa
variabel jalan berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi Mebidangro
dan pendapatan perkapita artinya semakin
tinggi nilai variabel jalan maka akan semakin
meningkat pula tingkat pertumbuhan
ekonomi Mebidangro. Penelitian ini sama
dengan teori solow yang menyatakan bahwa
jalan memiliki pengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi, penelitian ini juga
didukung oleh penelitian Agenor dan
Moreno-Dodson (2009) dimana semua

penelitian menjelaskan bahwa jalan memiiki


pengaruh
yang
signifikan
terhadap
pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
b. Analisis
Pengaruh
Infrastruktur
Variabel Air, Listrik, Panjang Jalan
Kota Binjai Terhadap Pendapatan
Perkapita
Kota
Binjai
Melalui
Pertumbuhan Ekonomi Mebidangro
Dari hasil analisis data pada persamaan I
pengaruh infrastruktur air, listrik dan panjang
jalan di Kota Binjai terhadap pertumbuhan
ekonomi Mebidangro dapat diketahui bahwa
variabel air memiliki tingkat signifikansi <
5% yang berarti bahwa variabel air
berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Mebidangro. Pada
persaman II pengaruh air terhadap
pendapatan perkapita juga berpengaruh
positif dan signifikan, pada pengaruh secara
langsung, tidak langsung dan total juga
memiliki pengaruh yang positif, penelitian
ini sama dengan penelitian-penlitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Rindang
(2009), Wylie (1996), Herranz-Loncan
(2008), Agenor dan Moreno Dodson (2009)
yan menyatakan bahwa air memiliki
hubungan positif terhadap pertumbuhan
ekonomi dikarenakan adanya kaitan antara
infrastruktur publik dan pertumbuhan
ekonomi.
Tingkat signifikansi listrik > 5% yang
berarti bahwa variabel listrik tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Mebidangro namun
memiliki arah koefisien yang bernilai positif
yakni 0,355 artinya semakin tinggi nilai
variabel
listrik
maka
akan diikuti
meningkatnya tingkat pertumbuhan ekonomi
Mebidangro begitu sebaliknya. Namun untuk
pengaruh langsung, tidak langsung dan total
listrik di Kota Binjai berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan perkapita melalui
pertumbuhan ekonomi Mebidangro
Tingkat signifikansi variabel jalan <
5% yang berarti bahwa variabel jalan
berpengaruh
signifikan
terhadap
pertumbuhan ekonomi Mebidangro dengan
arah koefisien positif yakni 0,752 artinya
semakin tinggi nilai variabel jalan di Kota

Binjai maka akan semakin meningkat pula


tingkat pertumbuhan ekonomi Mebidangro.
Dari hasil analisis data persamaan II,
pengaruh langsung, tidak langsung dan total
pengaruh infrastruktur terhadap pendapatan
perkapita Kota Binjai, menunjukkan arah
yang positif, artinya apabila kondisi jalan
baik maka akan meningkatkan pendapatan
perkapita Kota Binjai. Hal ini juga sesuai
dengan penelitian-penelitian sebelumnya
yakni penelitian Atmaja (2013) dengan hasil
penelitian jalan berpengaruh positif terhadap
peningkatan pendapatan perkapita, apabila
semakin tinggi nilai variabel jalan maka akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi begitu
sebaliknya.
c. Analisis
Pengaruh
Infrastruktur
Variabel Air, Listrik, Panjang Jalan
Kabupaten Deli Serdang Terhadap
Pendapatan Perkapita Kabupaten Deli
Serdag Melalui Pertumbuhan Ekonomi
Mebidangro
Dari hasil analisis data pada persamaan I
pengaruh infrastruktur air, listrik dan panjang
jalan di Kabupaten Deli Serdang terhadap
pertumbuhan ekonomi Mebidangro dapat
diketahui bahwa variabel air memiliki
tingkat signifikansi > 5% yang berarti
bahwa variabel air tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
Mebidangro, arah koefisien juga bernilai
negatif yakni 0,994, sehingga semakin
rendah nilai dari variabel air, maka akan
diikuti menurunnya tingkat pertumbuhan
ekonomi Mebidangro, begitupun sebaliknya
apabila semakin tinggi nilai dari variabel air
maka akan diikuti dengan meningkatnya
tingkat pertumbuhan ekonomi Mebidangro.
Temuan empiris ini hampir mirip dengan
Kota Medan yakni penggunaan ketersediaan
air di Kabupaten Deli Serdang yang terbatas
untuk menunjang aktivitas penduduk
Kabupaten Deli Serdang yang juga beragam,
temuan empiris kedua banyak dari
Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang yang
masih menggunakan air sumur bor yang
tidak tercatat di penelitian ini sehingga
mempengaruhi
pertumbuhan
ekonomi
Mebidangro secara negatif dari persamaan I
11

Uswatun Hasanah : Analisis Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pendapatan Perkapita

dan pada penaruh langsung dan secara total.


Hasil ini didukung oleh penelitian Hapsari
(2010) dengan hasil penelitian elastisitas air
terlalu kecil dikarenakan masih banyak
daerah yang menggunakan air sumur gali,
bor yang mengakibatkan air berpengaruh
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Tingkat signifikansi listrik > 5% pada
persamaan I yang berarti bahwa variabel
listrik tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi Mebidangro
namun arah koefisien positif yakni 0,126
artinya semakin tinggi nilai variabel listrik
maka akan diikuti meningkatnya tingkat
pertumbuhan ekonomi Mebidangro. Listrik
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi Mebidangro karena kebutuhan
listrik semakin meningkat sementara
persediaan jumlah listrik semakin menurun
dan berimbas pemadaman listrik bergilir di
Kabupaten Deli Serdang Margono (2009)
dengan hasil penelitian permintaan listrik
yang begitu besar namun penawaran listrik
yang tidak sebesar permintaan listrik maka
terjadi pemadaman listrik secara bergilir.
Tingkat signifikansi variabel jalan > 5%
pada persamaan I tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
Mebidangro Hal ini tidak sesuai dengan teori
ekonomi
bahwa
jalan
merupakan
infrastruktur penunjan palin penting untuk
mobilitas pekerja,distribusi barang dan
aktivitas lainnya, karena jalan di Kabupaten
dekat dengan Kota Medan maka akses
Kabupaten Deli Serdang sering dilewati oleh
Kota Medan, banyaknya jalan yang rusak di
Kabupaten Deli Serdang bagian selatan
mengakibatkan jalan tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi Mebidangro.
d. Analisis
Pengaruh
Infrastruktur
Variabel Air, Listrik, Panjang Jalan
Kabupaten Karo Terhadap Pendapatan
Perkapita Kabupaten Karo Melalui
Pertumbuhan Ekonomi Mebidangro
Dari hasil analisis data pada persamaan I
dan persamaan II pengaruh infrastruktur air,
listrik dan panjang jalan di Kabupaten Karo
terhadap pertumbuhan ekonomi Mebidangro
dapat diketahui bahwa variabel air memiliki

tingkat signifikansi < 5% yang berarti


bahwa variabel air di Kabupaten Karo
berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Mebidangro, arah
koefisien juga bernilai positif yakni 0,600,
variabel lsitrik berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
Mebidangro, itu artinya bahwa semakin
rendah nilai variabel listrik, maka akan
diikuti oleh dengan menurunkan tingkat
pertumbuhan ekonomi Mebidangro, temuan
empiris diduga akibat kebutuhan listrik
semakin meningkat sementara persediaan
jumlah listrik semakin menurun.
Variabel jalan juga berpengaruh positif
namun
tidak
signifikan
terhadap
pertumbuhan ekonomi Mebidangro, namun
memiliki arah koefisien yang positif, artinya
semakin tinggi nilai variabel jalan maka akan
diikuti meningkatnya pertumbuhan ekonomi
Mebidangro, perlu diketahui bahwa di
Kabupaten Karo ada beberapa jalan yang
memiliki kualitas jalan yang masih buruk
atau emiliki kondisi jalan yang rusak seperti
Kecamatan
Mardingding,
Lubaleng,
Tigapanah, Juhar, Merek, Kutabuluh dan
Munteh.
Secara langsung dan tidak langsung
listrik, dan panjang jalan berpengaruh negatif
terhadap pendapatan perkapita Kabupaten
Karo melalui pertumbuhan ekonomi
Mebidangro. Listrik berpengaruh negatif
terhadap pendapatan perkapita Kabupaten
Karo karena kebutuhan akan listrik semakin
meningkat sementara persediaan jumlah
listrik semakin menurun. Jalan berpenaruh
negatif terhadap pendapatan perkapita, hal
ini tidak sesuai dengan teori ekonomi bahwa
jalan merupakan infrastruktur pnting untuk
mobilitas pekerja dan distribusi barang dan
aktivitas lainnya, akibat kualitas jalan yang
buruk tidak memenuhi kelancaran produksi
barang, maka hasil produksi pertanian di
Kabupaten Karo juga kurang terdistribusi
secara baik.
KESIMPULAN
1. Untuk Kota Medan, pada pengaruh
langsung infrastruktur air, listrik dan
jalan di Kota Medan terhadap pendapatan

perkapita
Kota
Medan
melalui
pertumbuhan ekonomi Mebidangro dapat
diketahui bahwa hanya variabel listrik
(X2.1) yang memiliki pengaruh negatif,
dengan koefisien yakni adalah (-0,190)
yang mempunyai arti bahwa semakin
rendah nilai variabel listrik, maka akan
diikuti oleh dengan menurunkan tingkat
pendapatan perkapita Kota Medan, hal
ini karena kebutuhan konsumsi listrik
semakin meningkat sementara persediaan
jumlah listrik semakin menurun dan
berimbas pemadaman listrik bergilir di
Kota Medan, atau kerusakan teknis pada
UPS dan SUTET listrik. Sementara untuk
pengaruh langsung, tidak langsung dan
total seluruh variabel berpengaruh
positif.
2. Untuk Kota Binjai, seluruh variabel
berpengaruh positif secara langsung
terhadap pendapatan perkapita Kota
Binjai melalui pertumbuhan ekonomi
Mebidangro. begitupun pada pengaruh
tidak langsung dan total keseluruhan
variabel berpengaruh positif terhadap
pendapatan perkapita Kota Binjai melalui
pertumbuhan ekonomi Mebidangro
3. Untuk Kabupaten Deli Serdang, pada
pengaruh langsung infrastruktur air,
listrik dan jalan di Kabupaten Deli
Serdang terhadap pendapatan perkapita
Kabupaten Deli Serdang melalui
pertumbuhan ekonomi Mebidangro
dapat diketahui bahwa hanya variabel
air (X1.3) yang memiliki pengaruh
negatif artinya semakin rendah nilai
dari variabel air, maka akan diikuti
menurunnya
tingkat
pendapatan
perkapita Kabupaten Deli Serdang, hal
ini karena
volume timpangnya
permintaan dan penawaran (supply dan
demand) air, atau tingkat kebocoran
teknis perpipaan, atau dikarenakan
masih banyak Kecamatan di Kabupaten
yang belum menggunakan air dari
PDAM melainkan menggunakan air
penggalian (sumur bor) yang tidak
tercatat dalam penelitian ini.
4. Untuk Kabupaten Karo, pada pengaruh
langsung infrastruktur listrik dan jalan

di
Kabupaten
Karo
terhadap
pendapatan perkapita Kabupaten Karo
melalui
pertumbuhan ekonomi
Mebidangro dapat diketahui bahwa
variabel listrik (X2.4), dan jalan
memiliki pengaruh negatif, artinya
semakin rendah nilai variabel listrik
dan jalan maka akan menurunkan
pertumbuhan ekonomi Mebidangro dan
pendapatan perkapita Kabupaten Karo.
Listrik berpengaruh negatif karena
timpangnya kebutuhan listrik yang
semakin
meningkat
sementara
persediaan listrik semakin menurun.
Begitupun dengan variabel jalan akibat
kualitas jalan yang buruk tidak
memenuhi kelancaran produksi barang,
maka hasil produksi pertanian di
Kabupaten
Karo
juga
kurang
terdistribusi secara baik
SARAN
1. permasalahan listrik diajukan saran
agar
dilakukan
pembangunan
transmisi listrik berdaya lebih besar
untuk
menopang
kebutuhan
konsumsi listrik yang semakin
besar pula untuk Kota Medan, Kota
Binjai, Kabupaten Deli Serdang
maupun Karo, namun karena
pembangunan
transmisi
baru
membutuhkan
perizinan
dan
sulitnya ketersediaan lahan kosong,
bisa
dilakukan
dengan
menyambung aliran listrik dari
Kota Palembang, Kota ini dipilih
sebagai saran pada penelitian ini
karena Kota Palembang merupakan
lumbung listrik Nasional. Selain
itu, untuk mengatasi permasalahan
listrik jangka pendek
bisa
dilakukan pemenuhan tambahan
energi listrik dari PT Inalum, atau
pemeliharaan rutin untuk gangguan
pembangkit di PLTGU di Belawan.
2. permasalahan air, walaupun air
memiliki pengaruh yang positif
namun tidak signifikan di Kota
Medan, maka dapat diajukan saran
yakni dapat dilakukan dangan
beberapa cara pertama peningkatan
13

Uswatun Hasanah : Analisis Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pendapatan Perkapita

akses air minum perpipaan untuk


wilayah Medan Utara seperti
Belawan, kedua sebaiknya PDAM
memberikan
pelayanan
untuk
kendala-kendala air yang sering
mati dengan cara meningkatkan
kapasitas pompa air, ketiga
meningkatkan debit air dengan cara
menemukan sumber air baru, hal ini
dapat dilakukan dengan cara
mempercepat pembangunan waduk
lau sememe untuk kapasitas
pasokan debit air, percepatan
pembangunan waduk lau sememe
bukan hanya mengatasi masalah air
di Kota Medan, juga dapat megatasi
masalah air di Kabupaten Deli
Serdang dan Kota Binjai. Untuk
Kabupaten Deli Serdang sebaiknya
beberapa Kecamatan yang masih
belum menggunakan air PDAM
masih menggunakan (sumur bor) di
survei ulang agar mengunakan air
PDAM
guna
meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Mebidangro
3. Untuk jalan di Kota Medan, agar
meningkatkan kualitas jalan dan
memperbaiki jalan yang rusak di
Kota Medan. Untuk jalan di Kota
Binjai
sebaiknya
juga
meningkatkan
kualitas
dan
memperbaiki jalan yang rusak
khususnya di Kecamatan Binjai
Selatan, dan Kecamatan Binjai
Barat. Untuk jalan di Kabupaten
Deli Serdang juga memperbaiki
kualitas
jalan untuk daerah
Kabupaten Deli Serdang bagian
Selatan.
Sementara
untuk
Kabupaten Karo meningkatkan
kualitas
jalan
agar
dapat
memperlancar sistem pengangkutan
dan distribusi hasil pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Agenor, R. & Blanca, DM. 2006. Public
Infrastructure and Growth : New
Channels and Policy Implications.

World Bank Policy Research


Working Paper No. 4064.2006.
Atmajaya, H. & Mahali, K. 2011. Pengaruh
Peningkatan Infrastruktur Terhadap
Pertumbuhan

Ekonomi

di

Kota

Sibolga. Jurnal Ekonomi Vol. (3) : 4


Cahyono, E., Kelege., & David. 2010.
Analisis Pengaruh Infrastruktur
Publik Terhadap PDRB perkapita di
Indonesia .
Tesis.
Universitas
Brawijaya.
Calderon, C. & Luis, S. 2006. The Effect of
Infrastructure
Development
on
Growth and Income Distribution.
Working Paper n. 3400
Canning, D. & Pedroni, P. 1999.
Infrastructure
and
Long
Run
Economics Growth. The World Bank,
Discusion Paper No 57
Fan, Shanggen. 2007. Linkages Between
Government Spending, Growth
and Poverty in India and China.
Publication Journal International
Firdaus, M. & Prasetyo. 2009. Pengaruh
Infrastruktur Pada Pertumbuhan
Ekonomi Wilayah di Indonesia.
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan
Pembangunan Vol (2):222-236.
Gujarati, D.N. 2003. Basic Econometrics.
New York : Mc. Graw-Hill.
Herranz, A. 2008 Infrastructure Invesment
and Spanish Economic Growth 18501935. Exploration in Economic
History 44 (2007) 452-468, Elsevier
Margono, F. 2009. Analisis Infrastruktur
Terhadap Konvergensi Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia : Analisis Data
Panel 1995-2005. Skripsi. Universitas
Indonesia

Maryaningsih., Hermasnyah., & Myrnawati,


M. 2011. Pengaruh Infrastruktur World Bank, 1994. World Development Report
: Infrastructure for Development.
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Oxford University Press, New
Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter
York.
dan Perbankan Bank Indonesia
Vol(17) : 1.
Nugroho, 2010. Analisis Pengaruh Investasi,
Pengeluaran
Pembangunan
Pemerintah, Tenaga Kerja dan
Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Provinsi Kaltim. Tesis
Pamungkas,

Bagus.
2009.
Analisis
Infrastruktur Ekonomi, Sosial dan
Administrasi/Institusi Terhadap
Pertumbuhan Provinsi-Provinsi di
Indonesia.
Tesis.
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas
Indonesia.

Prasetyo., Rindang, B. & Firdaus, M. 2009.


Pengaruh
Infrastruktur
Pada
Pertumbuhan Ekonomi Wilayah di
Indonesia, Jurnal Ekonomi dan
Kebijakan
Pembangunan,
Fakultas
Ekonomi
dan
Manajemen Institut Pertanian
Bogor,
Priyantoro.

& Wiwik. 2009. Analisis


Pengaruh Pengeluaran Publik
Infrastruktur dan Otonomi Daerah
Terhadap PDRB (Studi Kasus
pada 6 Kabupaten di Prov NTB
Periode
1990-2008).
Tesis.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia.

Sahoo., Pravakar., & Dash, K., et all 2010.


Infrastructure Development and
Economic Growth in China (Ide
Diskusi Paper No 261) : Institute
of Developing Ecomomics.
Srimivasu,

B. 2013.
Infrastructure
Development Economic Growth
Prospect
and
Perspective.
Journal Of Business Management
and Social Sience.
15

Você também pode gostar