Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Uswatun Hasanah
Magister Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara
hasanahuswauswatun@gmail.com
ABSTRACT
The objective of the research was to analyze the influence of the infrastructure of water,
electricity and road on income percapitain Medan, Binjai, Deli Serdang Regency, and
Regency trough the economic growth of Mebidangro as mediating variable. The data were
gathered by using time series from 1990 to 201, using path analysis.this model has eight
equations which consist of two equations in each district/towns which could be found the
influence among the variables, their influence directly, indirectly, and totally. The result of the
research showed that First, for Medan, directly only the variable of electricity which had
negative influence income per capita while the other two variables (water and road) had
positive influence, while indirectly the three variables hadpositive influence on income per
capita of Medan through the economic growth of Mebidangro. Secondly, for Binjai, directly
and directly the three variables had positive influence on income per capita of Binjai through
the economic growth of Mebidangro; thirdly, for Deli Serdang Regency, directly and
indirectly, only the variable of water which had negtive influence on income per capita of
Deli Serdang Regency, while the three variables totally hadpositive influence on income per
capita of the Deli Serdang Regency through the economic growth of Mebidangro. Fourthly,
for Karo Regency, directly and indirectly the variable of electricity and road hadnegative
influence on income per capita of Karo Regency through the economic groeth of Mebidangr,
while the three variables totally hadpositive influence on income per capita of Karo Regency
the economic growth of Mebidangro.
PENDAHULUAN
Infrastruktur merupakan salah satu faktor
yang paling penting dalam perkembangan
ekonomi, oleh sebab itu peran infrastruktur
dapat
dikatakan
sebagai
lokomotif
pembangunan nasional dan daerah. (Kwik
Kian Gie 2002) menyatakan bahwa secara
ekonomi makro ketersediaan dari jasa
pelayanan
infrastruktur
mempegaruhi
marginal productivity of private capital.
Sejalan dengan pernyataan tersebut menurut
penelitian dari (Pamungkas 2009) juga
menyatakan bahwa keberadaan infrastruktur
seperti jalan, pelabuhan, bandara, sistem
penyediaan tenaga listrik, irigasi serta
penyediaan air bersih, sanitasi dsb memiliki
keterkaitan yang sangat kuat terhadap
perkembangan suatu wilayah
Dalam berbagai analisis dari berbagai
penelitian menunjukkan bahwa infrastruktur
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi. Tingkat pengembalian dari sebuah
investasi infrastrutur adalah sebesar 60%
(Suryono Dikun 2003). World Bank (1994)
menjelaskan bahwa elastisitas PDB terhadap
infrastruktur disuatu Negara adalah 0.07
sampai dengan 0.44, yang berarti bahwa
kenaikan 1 persen kesediaan infrastruktur
akan menyebabkan pertumbuhan PDB
sebesar 7% sampai dengan 44%. Dalam
analisis makro dan mikro juga disebutkan
bahwa infrastruktur adalah salah satu faktor
penting dalam pertumbuhan ekonomi
Mebidangro merupakan metropolitan
ketiga terbesar di Indonesia, setelah
Jabodetabek
dan
Gerbangkertasusila.
Kedudukan wilayah ini sangat strategis bagi
pusat perkonomian di wilayah Barat
Indonesia yang berbatasan langsung dengan
negara-negara
tetangga.
Mebidangro
merupakan salah satu kawasan yang terletak
di Sumatera Utara yang merupakan
perpaduan dari beberapa Kabupaten/Kota
yakni Medan, Binjai, Deli Serdang, dan
sebagian Kabupaten Karo (4 Kecamatan),
kawasan tersebut telah ditetapkan melalui
Perpres No 62 pada tahun 2011 tentang
Rencana
Tata
Ruang
Metropolitan
Mebidangro. Kebijakan Tata Ruang Nasional
.(8)
Infrastruktur
Infrastruktur merupakan bagian dari
capital stock dari suatu wilayah atau daerah
maupun Negara yang dapat mendukung
directly productive capital. Infrastruktur
menurut World Bank dalam laporan bank
dunia (1994:2 dalam Priyantoro 2012) yang
termasuk kedalam infrastruktur diantara
adalah :
a. Public Utilities, yang termasuk kedalam
public
utilities
adalah
energy,
telekomunikasi, ppa pensuplai air,
sanitasi, dan saluran air (selokan),
pembuang limbah/kotoran dan pipa gas
b. Public Work, yakni jalan, kanal, irigasi,
drainase, serta transportasi
Dari sudut pandang supply infrastruktur
publik merupakan bagian dari input yang
penting dalam pengembangan Negara atau
wilayah. Dalam arti luas infrastruktur dapat
digolongkan sebagai berikut :
a. Kategori fisik yang meliputi transportasi
seperti rel kereta api, jalan, jalur udara,
dan jalur perairan, listrik, irigasi,
telekomunikasi, suplai air, dll. Walaupun
pengaruh infrastruktur fisik ini bersifat
langsung terhadap produksi mealui
indikator ekonomi eksternal. Namun,
aspek tersebut berpengaruh pula secara
menguntungkan
dalam
menarik
investasi privat baik domestik maupun
asing.infrastruktur fisik berkontribusi
kepada pertumbuhan ekonomi denan
cara mengurangi biaya transaksi dan
menciptakan
banyaknya
investasi,
lapangan pekerjaan, hasil, pendapatan,
dan pertumbuhan ekonomi
b. Infrastruktur sosial yakni pendidikan,
kesehatan, perumahan, fasilitas rekreasi
dapat berkontribusi memajukan kualitas
hidup masyarakat. Infrastruktur ini
dapat
membantu
meningkatkan
produktivitas pekerja
c. Infrastruktur
finansial
adalah
infrastruktur yang meliputi kerjasama
dengan
pihak
perbankan,
pos,
perpajakan dari suatu populasi yang
Kota
Medan
Kota
Binjai
Kabupaten
Deli Serdang
Kabupaten
Karo
Luas
Wilayah
(km2)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Jumlah
Kecamatan
Jumlah
Desa/Kelur
ahan
Aktivitas
265.10
90.23
249.77
2.127
2.191.1
40
261.49
0
1.984.598
382.622
21
22
13
151
37
394
259
Perdaga
ngan
dan Jasa
Perdag
angan
dan
Jasa
Perdagangan
dan Jasa
Pertanian
Lokasi
Pembangkit
Belawan
Kapasitas
Terpasang
(MW)
1254,8
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Glugur
Paya Pasir
Titi Kuning
PLTMH
tersebar
Sipansihapora
s
Renun
Asahan I
PLTM
Parlilitan
PLTM
Aek
Silau
PLTM
Huta
Raja
Labuhan
Angin
Sibayak
31,5
141,3
20,5
7,5
Air
50
Air
Air
Air
82
180
8,8
Air
7,5
Air
Batu Bara
230
Panas Bumi
Total
11,3
1881,4
Transportasi
selanjutnya
yang
menghubungkan keempat Kota yakni adalah
transportasi jalur bebas hambatan yakni jalan
tol, disebelah timur dilakukan pembangunan
tol menuju arah bandara udara Kuala Namu
(Kabupatn Deli Serdang), disebelah utara
memiliki jalur bebas hambatan (jalan tol)
menuju pelabuhan Belawan, sedangkan
disebelah
barat
masih
dilakukan
pembangunan jalan tol untuk menuju Kota
Binjai.
Dan
jalan-jalan
nasional
menghubungkan
keempat
kabupaten
tersebut. Untuk lebih jelas dapat dilihat
melalui gambar dibawah ini :
Tahun
2005
2006
2007
2008
PDRB MEBIDANGRO
(Milyar Rupiah)
33.102.426,40
35.476.330,71
38.050.377,21
40.512.544,16
Pertumbuhan
(%)
11,86
7,17
7,26
6,47
2009
2010
2011
2012
2013
2014
43.115.485,28
46.090.156,35
49.486.255,21
53.106.892,03
55.915.277,51
59.362.027,06
6,43
6,90
7,37
7,32
5,29
6,16
Persamaan Struktur II
Y2 = 0.352 X1.2 + 0.335 X2.2 + 0.193 X3.2 + 0.237 Z2
t-sig
(0.001)
(0.000)
(0.04)
(0.03)
Adjusted R-Square = 93,8%
F-sig = 0,000
KOTA
BINJAI
PERSAMAAN
I
Z1
X1.2
+
sig
X2.2
+
tidak
sig
VARIABEL
X3.2 X1.2 X2.2
+
sig
X3.2
+ (0,09)
+ (0,12)
PY2Z2
+ (0,63)
PZ2X2.2
+ (0,28)
PZ2X3.2
+ (0,75)
Persamaan Struktur II
Y1
= 0.305 X1.1 - 0.190 X2.1 + 0.244 X3.1 + 0.557 Z1
t-sig
(0.01)
(0.06)
(0.04)
(0.00)
Adjusted R-Square = 85,7%
F-sig = 0,000
Sumber : Hasil Analisis 2016
+ (0,01)
Y1
Z1
X1.1
X2.1
+ (0,305)
- (0,190)
+(0,273)
+(0,341)
X3.1
Pengaruh tidak langsung
+ (0,224)
PY1Z1
+(0,472)
PZ1X1.1
+ (0,15)
PZ1X2.1
+ (0,19)
PZ1X3.1
+ (0,26)
Pengaruh Total
PY1Z1
PZ1X1.1
+ (0,83)
PZ1X2.1
+ (0,90)
PZ1X3.1
+ (1,03)
Z2
+
sig
Persamaan Struktur I
Z3 = -0.02 X1.3 + 0,126 X2.3 + 0.720 X3.3
t-sig
(0.994)
(0.559)
(0.002)
Adjusted R-Square = 60,8%
F-sig = 0,000
Persamaan Struktur I
Z4
= 0.600 X1.4 - 0.224 X2.4 + 0.326 X3.4
t-sig
(0.002)
(0.154)
(0.094)
Adjusted R-Square = 57,6%
F-sig = 0,000
Persamaan Struktur II
Y3 = 0.325 X1.3 + 0.255 X2.3 + 0.040 X3.3 + 0.479 Z3
t-sig
(0.003)
(0.008)
(0.705)
(0.000)
Adjusted R-Square = 93,6%
F-sig = 0,000
Persamaan Struktur II
Y4
= 0.004 X1.4 0.060 X2.4 - 0.016 X3.4 + 0.984 Z4
t-sig
(0.957)
(0.304)
(0.822)
(0.000)
Adjusted R-Square = 94.6%
F-sig = 0,000
KABUPATEN
DELI
SERDANG
PERSAMAAN
I
PERSAMAAN
II
Z3
X1.3
X2.3
Tidak
sig
+
tidak
sig
VARIABEL
X3.3 X1.3
X2.3
X3.3
Z3
+
sig
Y3
+
sig
+
sig
+
+
tidak sig
sig
Sumber : Hasil Regres Kabupaten Deli Serdang Persamaan I dan II
Sumber
KABUPATEN
KARO
VARIABEL
X3.4
Z4
+
tidak tidak tidak
sig
sig
sig
Sumber : Hasil Regres Kabupaten Deli Serdang Persamaan I
+
sig
PERSAMAAN
I
Z4
PERSAMAAN
II
Y4
X1.4
X2.4
X3.4
+sig
tidak
sig
+
tidak
sig
Pengaruh Langsung
Z2
X1.4
+ (0,004)
+(0,600)
X2.4
-(0,060)
-(0,224)
-(0,016)
PY4Z4
(0,326)
Y2
X1.3
+ (0,325)
- (0,002)
X2.3
+ (0,225)
+(0,126)
X3.3
Pengaruh tidak langsung
+ (0,040)
PY3Z3
PZ3X1.3
- (0,001)
+(0,720) X3.4
Pengaruh tidak
langsung
PZ4X1.4
PZ3X2.3
+ (0,06)
PZ4X2.4
- (0,22)
PZ3X3.3
+ (0,34)
PZ4X3.4
-(0,015)
Pengaruh Total
PY3Z3
Pengaruh Total
PY4Z4
PZ3X1.3
+ (0,48)
PZ4X1.4
+ (1,54)
PZ3X2.3
+ (0,61)
PZ4X2.4
+ (0,76)
PZ3X3.3
+ (1,20)
PZ4X3.4
+ (0,96)
X2.4
Y2
Pengaruh Langsung
X1.4
+(0,59)
PEMBAHASAN
a. Analisis
Pengaruh
Infrastruktur
Variabel Air, Listrik, Panjang Jalan
Kota Medan Terhadap Pendapatan
Perkapita Kota Medan Melalui
Pertumbuhan Ekonomi Mebidangro
Dari hasil analisis data pada persamaan I
pengaruh infrastruktur air, listrik dan panjang
jalan di Kota Medan terhadap pertumbuhan
ekonomi Mebidangro dapat diketahui bahwa
variabel air memiliki tingkat signifikansi >
5% yang berarti bahwa variabel air tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Mebidangro, tetapi
memiliki arah koefisien yang positif yakni
0,273, sehingga semakin tinggi nilai dari
variabel air maka akan diikuti dengan
meningkatnya tingkat pertumbuhan ekonomi
Mebidangro.
Temuan empiris menunjukkan bahwa
air memberikan dampak yang positif tapi
tidak signifikan, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya penggunaan
ketersediaan air di Kota Medan yang terbatas
untuk menunjang aktivitas penduduk Kota
Medan yang beragam, temuan empiris kedua
volume
timpangnya
permintaan
dan
penawaran (supply dan demand) banyaknya
cluster perumahan baru di Kota Medan
mengakibatkan sistem perpipaan dialihkan
ke daerah cluster perumahan, akibatnya Kota
Medan sering mengalami gangguan aliran air
seperti air mati, temuan empiris ketiga,
tingkat kebocoran yang bisa saja besar,
kebocoran tersebut dikarenakan oleh
kebocoran teknis (rusaknya water meter, atau
pipa bocor). Hal ini sesuai dengan penelitian
Margono (2009), air merupakan salah satu
infrastruktur penting walaupun pengaruhnya
tidak begitu besar, namun dapat menopang
pertumbuhan ekonomi, namun ada faktorfaktor tertentu mengakibatkan air tidak
berpengaruh signifikan, karena ketimpangan
distribusi air, volume air tidak begitu besar
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
ekonomi, dan terjadi ketidakefisienan dalam
penyaluran air karena kesalahan teknis.
Tingkat signifikansi listrik < 5% yang
berarti bahwa variabel listrik berpengaruh
secara signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi Mebidangro dengan arah koefisien
perkapita
Kota
Medan
melalui
pertumbuhan ekonomi Mebidangro dapat
diketahui bahwa hanya variabel listrik
(X2.1) yang memiliki pengaruh negatif,
dengan koefisien yakni adalah (-0,190)
yang mempunyai arti bahwa semakin
rendah nilai variabel listrik, maka akan
diikuti oleh dengan menurunkan tingkat
pendapatan perkapita Kota Medan, hal
ini karena kebutuhan konsumsi listrik
semakin meningkat sementara persediaan
jumlah listrik semakin menurun dan
berimbas pemadaman listrik bergilir di
Kota Medan, atau kerusakan teknis pada
UPS dan SUTET listrik. Sementara untuk
pengaruh langsung, tidak langsung dan
total seluruh variabel berpengaruh
positif.
2. Untuk Kota Binjai, seluruh variabel
berpengaruh positif secara langsung
terhadap pendapatan perkapita Kota
Binjai melalui pertumbuhan ekonomi
Mebidangro. begitupun pada pengaruh
tidak langsung dan total keseluruhan
variabel berpengaruh positif terhadap
pendapatan perkapita Kota Binjai melalui
pertumbuhan ekonomi Mebidangro
3. Untuk Kabupaten Deli Serdang, pada
pengaruh langsung infrastruktur air,
listrik dan jalan di Kabupaten Deli
Serdang terhadap pendapatan perkapita
Kabupaten Deli Serdang melalui
pertumbuhan ekonomi Mebidangro
dapat diketahui bahwa hanya variabel
air (X1.3) yang memiliki pengaruh
negatif artinya semakin rendah nilai
dari variabel air, maka akan diikuti
menurunnya
tingkat
pendapatan
perkapita Kabupaten Deli Serdang, hal
ini karena
volume timpangnya
permintaan dan penawaran (supply dan
demand) air, atau tingkat kebocoran
teknis perpipaan, atau dikarenakan
masih banyak Kecamatan di Kabupaten
yang belum menggunakan air dari
PDAM melainkan menggunakan air
penggalian (sumur bor) yang tidak
tercatat dalam penelitian ini.
4. Untuk Kabupaten Karo, pada pengaruh
langsung infrastruktur listrik dan jalan
di
Kabupaten
Karo
terhadap
pendapatan perkapita Kabupaten Karo
melalui
pertumbuhan ekonomi
Mebidangro dapat diketahui bahwa
variabel listrik (X2.4), dan jalan
memiliki pengaruh negatif, artinya
semakin rendah nilai variabel listrik
dan jalan maka akan menurunkan
pertumbuhan ekonomi Mebidangro dan
pendapatan perkapita Kabupaten Karo.
Listrik berpengaruh negatif karena
timpangnya kebutuhan listrik yang
semakin
meningkat
sementara
persediaan listrik semakin menurun.
Begitupun dengan variabel jalan akibat
kualitas jalan yang buruk tidak
memenuhi kelancaran produksi barang,
maka hasil produksi pertanian di
Kabupaten
Karo
juga
kurang
terdistribusi secara baik
SARAN
1. permasalahan listrik diajukan saran
agar
dilakukan
pembangunan
transmisi listrik berdaya lebih besar
untuk
menopang
kebutuhan
konsumsi listrik yang semakin
besar pula untuk Kota Medan, Kota
Binjai, Kabupaten Deli Serdang
maupun Karo, namun karena
pembangunan
transmisi
baru
membutuhkan
perizinan
dan
sulitnya ketersediaan lahan kosong,
bisa
dilakukan
dengan
menyambung aliran listrik dari
Kota Palembang, Kota ini dipilih
sebagai saran pada penelitian ini
karena Kota Palembang merupakan
lumbung listrik Nasional. Selain
itu, untuk mengatasi permasalahan
listrik jangka pendek
bisa
dilakukan pemenuhan tambahan
energi listrik dari PT Inalum, atau
pemeliharaan rutin untuk gangguan
pembangkit di PLTGU di Belawan.
2. permasalahan air, walaupun air
memiliki pengaruh yang positif
namun tidak signifikan di Kota
Medan, maka dapat diajukan saran
yakni dapat dilakukan dangan
beberapa cara pertama peningkatan
13
Ekonomi
di
Kota
Bagus.
2009.
Analisis
Infrastruktur Ekonomi, Sosial dan
Administrasi/Institusi Terhadap
Pertumbuhan Provinsi-Provinsi di
Indonesia.
Tesis.
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas
Indonesia.
B. 2013.
Infrastructure
Development Economic Growth
Prospect
and
Perspective.
Journal Of Business Management
and Social Sience.
15