Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
yang pernapasan yang lebih berat dan menimbulkan sekuele. Masa inkubasi
RSV 2 - 5 hari.
Sejumlah virus dikenal sebagai penyebab bronkiolitis telah secara nyata
diperluas dengan keberadaan tes diagnosis yang sensitif dengan menggunakan
teknik molekular tambahan.
RSV tetap menjadi penyebab 50 % 80 % kasus. Penyebab lain termasuk virus
parainfluenza, terutama parainfluenza tipe 3, influenza, dan
human
Pathway
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
Sesak
Ketidakefektifan
pola napas
4. Klasifikasi
Klasifikasi bronkiolitis berdasarkan gejala klinis
Keparahan
Ringan
Sedang
Tanda
Anak sadar, warna kulit merah muda
Kesulitan makan
Lemah
Berat
5. Gejala Klinis
Tanda-tanda dan gejala infeksi RSV biasanya kelihatan pada empat hingga
enam hari setelah terjadi paparan terhadap infeksi virus. Pada orang dewasa
dan anak-anak yang berusia lebih dari 3 tahun, RSV biasanya menyebabkan
terjadinya tanda-tanda seperti selesma ringan dan gejala yang mirip dengan
gejala yang ada pada infeksi saluran pernapasan atas. Tanda-tanda ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Terjadi distress nafas dengan frekuensi nafas lebih dari 60 kali per menit,
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum dan tanda-tanda vital
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada klien dengan bronkiolitis
biasanya di dapatkan peningkatan suhu tubuh >40 oC, frekuensi nfas
meningkat dari frekuensi nafas normal, nadi biasanya meningkat seirama
dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernafasan, serta biasanya
tidak ada masalah dengan tekanan darah.
B1 (Breathing)
B2(Blood)
Sering di dapatkan kelemahan secara umum. Denyut nadi takikardi.
Tekanan darah biasanya normal. Bunyi jantung tambahan biasanya tidak
di dapatkan berarti tidak mengalami pergeseran.
B3 (brain)
Tingkat kesadaran klien biasanya komposmetis apabila tidak ada
komplikasi penyakit yang serius.
B4 (bladder)
Pengukuran volume output urin berhubungan erat dengan intake cairan.
Oleh karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria yang
merupakan salah satu tanda awal dari syok.
B5 (bowel)
Klien biasanya sering mengalami mual dan muntah, penurunan nafsu
makan, dan penurunan berat badan.
B6 (bone)
Kelemahan dan kelelahan fisik, secara umum sering menyebabkan klien
memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
sehari hari.
7. Pemeriksaan Diagnostic/Penunjang
Darah lengkap
Dengan hitungan jumlah sel darah lengkap jarang bermanfaat karena sel
darah putih pada umumnya di dalam batas normal atau naik dan hitung
jenis mungkin normal atau bergeser kekanan atau kekiri
Urin
Berat jenis urin dapat menyediakan informasi bermanfaat mengenai
balance cairan dan kemungkinan dehidrasi.
Serum darah
Kimia
serum darah
tidaklah
terpengaruh
secara
langsung
oleh
Radiologi
Foto sinar x dada cukup diperlukan meliputi foto anterior-posterior dan
lateral. dapat terlihat gambaran (tergantung berat ringannya penyakit)
o
Ateletaksis fokal
Peribronchial Cuffing
Pemeriksaan lainnya:
o
Kultur positif
dengan
9. Terapi/Tindakan Penanganan
Obat-obatan umumnya
tidak
menolong
bayi
yang
mengalami
dapat mengancam jiwa, maka harus segera dibawa ke rumah sakit untuk
memperoleh penanganan lanjut serta pemantauan jantung dan laju pernafasan.
Karena penyebab bronchitis pada umunya disebabkan oleh virus maka
belum ada obat kausal. Antibiotuik tidaki berguna, obat yang biasanyan
diberikan adalan obat penurun demam, banyak minum terutama sari buahbuahan. Obat penekan batuk tidak diberikan pada batuk yang banayk lender
lebih baik diberi banyak minum. Bila batuk tetap ad dan dalam 2 minggun
tidak ada perbaikan maka perlu dicurigai adanya infeksi bakteri sekunder dan
antibiotic perlu diberikian.pemberian antibiotic yang serasi untuk M.
pneumonia dan H. influensae sebagai bakteri penyerang sekunder misalnya
amoksilin, kontrimoksasol dan golongan makrolid. (Ngastiyah, 1997)
a. Penatalaksanaan medis
1) Terapi farmakologis
a) Bronkodilator, diberikan untuk membantu anak lebih mudah bernapas
dengan cara membuka saluran udara di paru-paru dan mengurangi
sesak napas. Obat ini dapat diberikan dengan nebulasi, contoh obat ini
adalah proventil, ventolin.
b) Steroid, untuk mengatasi radang saluran pernapasan, membantu
mengurangi
sesak
napas
dan
mengontrol
demam,
namun
Ringan
Tidak memerlukan
Bronkiolitis
Sedang
Perawatan di rumah sakit
Berikan oksigen
Perawatan dirumah,
> 93 %
-
dijelaskan keadaannya
-
Berobat ulang ke
dokter setelah 2 3 hari
kemudian
Berat
Perawatan di rumah sakit
Pertimbangkan
antisipasi kemungkinan
pemberian cairan
intravena
pemakaian ventilator
Pengamatan seksama
terhadap perburukan
Monitor system
kondisi
cardiorespiratori
Foto thorak
Foto thorak
Aspirasi nasopharyngeal
Aspirasi nasopharyngeal
untuk virus
untuk virus
imunoflurorecency
imunoflurorecency
dan kultur
dan kultur
- Pertimbangkan pengawasan
gas pembuluh darah arteri
-
Pertimbangkan untuk
konsultasi perawatan ICU
anak.
10. Komplikasi
a. Radang paru-paru. Virus maupun organisme yang menyebabkan infeksi
dapat menginvasi ke bagian paru-paru yang lain bahkan seluruh bagian.
b. Radang saluran tengah, terjadi saat ada virus yang masuk ke daerah di
belakang gendang telinga.
c. Kemungkinan timbulnya penyakit asma di kemudian hari. Reaksi radang
yang terjadi saat anak-anak dapat meningkatkan sensitivitas pada saluran
napas terhadap allergen, sehingga dapat memicu terjadinya astma.
d. Gangguan respiratorik jangka panjang pasca bronchiolitis dapat timbul
berupa batuk berulang, mengi, dan hiperreaktivitas bronkus, yang
cenderung membaik sebelum usia sekolah.
e. Bronkiolitis obliterans dan sindrom paru hiperlusen unilateral (Sindrom
Swyer-James). Komplikasi ini sering dihubungkan dengan adenovirus.
f. Kematian. Pada anak-anak yang berusia kurang dari 6 bulan, bayi-bayi
yang lahir prematur, dan bayi-bayi yang memiliki kelainan bawaan pada
jantung dan paru-parunya, infeksi RSV dapat berakibat serius sampai
menimbulkan kematian
g. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna
ataukolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks
batuk hilang.
h. Hipoksia yaitu kondisi sindrom kekurangan oksigen pada jaringantubuh.
i. Gangguan Asam Basa (asidosis metabolic, alkalosis respiratorik,
danasidosis respiratorik). (Suriadi & Rita. 2006)
B2(Blood)
Sering di dapatkan kelemahan secara umum. Denyut nadi takikardi.
Tekanan darah biasanya normal. Bunyi jantung tambahan biasanya tidak
di dapatkan berarti tidak mengalami pergeseran.
B3 (brain)
Tingkat kesadaran klien biasanya komposmetis apabila tidak ada
komplikasi penyakit yang serius.
B4 (bladder)
Pengukuran volume output urin berhubungan erat dengan intake cairan.
Oleh karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria yang
merupakan salah satu tanda awal dari syok.
B5 (bowel)
Klien biasanya sering mengalami mual dan muntah, penurunan nafsu
makan, dan penurunan berat badan.
B6 (bone)
Kelemahan dan kelelahan fisik, secara umum sering menyebabkan klien
memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
sehari hari.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
b. Resiko Infeksi
c. Risiko jatuh
d. Hipertermi
e. Ketidakefektifan pola napas
Diagnosa
O Keperawatan
1 Ketidakefekti
Intervensi
Rasional
Hasil
Setelah
dilakukan 1.Monitor frekuensi napas 1.Frekuensi
pasien/status
jalan napas
pasien
selama
...x...
diharapkan
jam
pasien
mampu
oksigen
meningkatkan
dan
ventilasi
mempertahankan
keefektifan
nafas,
1. Tidak mengeluh
teratur
Dewasa: 1420x/mnt
apakah
dengan
sesak
2. Pernafasan
menunjukan
masuknya oksigen ke
jalan
kriteria hasil:
pernapasan
efektif
membantu
pengeluaran dahak
4.Chest fisioterapi
membantu
pengeluaran dahak
5.Mengetahui bunyi nafas
kalau diperlukan
6.Lakukan
pengisapan 6.Suction
x/mnt
1-2 th: 25-35
(suction)
x/mnt
2-5 th: 25-35
3. Mampu
secara
berkala.
7.Kaji suara nafas sebelum
dan sesudah melakukan
sputum/batuk
pengisapan
paru
bersih, vesikuler,
secret
terjadi
pada
perubahan
suara
nafas
8.Pertahankan
suhu
(>37oC)
tidak ada suara
9.Kolaborasi
nafas abnormal
pemberian
mengsisap
dengan cepat
7.Mengetahui
apakah
mengeluarkan
efektif
4. Suara
membatu
suction
8.Agar perbedaan dengan
suhu
dalam
mukolitik,
tubuh
tidak
terlalu jauh
9.Mukolitik
membantu
menghancurkan
dahak, bronkodilator
membuka
nafas
saluran
yang
menyempit
2
Resiko
Setelah
infeksi
asuhan keperawatan
selama
...x...jam
diharapkan
hilang,
faktor
kriteria hasil:
faktor yang
meningkatkan infeksi,
tanda
infeksi
serta
mengikuti prosedur
pencegahan
membawa virus
dan
pemantauan
6.Intruksikan untuk
lingkungan
6.menjaga hygiene
menjaga hygiene
pribadi dan melindungi
tubuh dri infeksi
7.Ajarkan pasien cara
pribadi dapat
mencegah infeksi
benar
8.Kolaborasi dalam
mencegah penularan
pemberian antibiotika
infeksi
8.pemberian antibiotika
akan menekan
penyebab infeksi
Resiko Jatuh
Setelah
dilakukan 1.Lakukan
asuhan keperawatan
selama ... x ... jam
diharapkan
pasien
pengkajian 1.Mengetahui
dengan
dapat
menyebabkan
- Dapat
pasien
pasien
jatuh
pada
dari
3.Monitor
jatuh
tinggi
atau rendah
2.Keluarga juga
harus
memahami
apa
saja
tentang
yang
mungkin
menyebabkan pasien
mempertahankan
orientasi,
risiko
terjatuh
kekuatan 3.Mengetahui
keseimbangan
dan
pasien
kesiapan
untuk
melakukan mobilisasi
4.Bed
bed
yang
mengurangi
pasie jatuh
5.Mengurangi
terkunci
rsiko
- Tidak
jatuh
meminta
bantuan
tempat ke tempat
ketika
lainnya.
berjalan/berpindah
ingin
tempat
6.Pasang pengaman tempat
tidur di kedua sisi bed
4
Hipertermi
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
1.Monitor temperatur
tubuh setiap 6 jam
kemungkinan pasien
jatuh
6.Pemasangan pengaman
tempat tidur penting
untuk mencegah agar
pasien tidak erjatuh
dari tempat tidur
1.Pemantaukan yang
teratur akan
menunjukan
diharapkan
perkebangan kondisi
peningkatan suhu
tubuh dapat teratasi. 2.Perhatikan pola nafas,
Dengan kriteria
pola nafas
3.Penggunaan selimut
Suhu : 36 37.5
o
C
3.Batasi penggunaan
Nadi:
selimut
Dewasa: 80 100
x/mnt
< 1 th: 110-160
x/mnt
1-2 th: 100-150
x/mnt
2-5 th: 95-140
20x/mnt
< 1 th: 30-40
tebal akan
menghambat
pertukaran panas
dengan lingkungan
4.Pemberian kompres
dapat menurunkan
suhu tubuh karena
akan terjadi
x/mnt
5-12 th: 80-120
x/mnt
Respirasi
Dewasa: 14-
kadang disertai
peningkatan nadi dan
hasil:
-
pasien
2.Peningkatan suhu tubuh
pertukaran panas
5.Penggunaan pakaian
5.Anjurkan pasien
menggunakan pakaian
yang tipis dan
x/mnt
1-2 th: 25-35
menyerap keringat
6.Anjurkan pasien minum
x/mnt
2-5 th: 25-35
air putih/susu/ASI
sesuai kebutuhan tubuh
x/mnt
5-12 th: 20-25
5
Ketidakefekti
fan
napas
7.Kolaborasi dalam
akan membantu
pemberian antipiretik
x/mnt
Tidak menggigil
Kulit hangat,
tidak kemeraha
Setelah dilakukan
menurunkan suhu
tubuh
ekpansi
memaksimalkan
pernafasan
ventilasi
2.Auskultasi suara napas 2.Mengetahui adanya suara
dan
catat
adanya
pernapasan
3.Monitor tanda-tanda vital 3.Mengetahui
keadaan
4.Kolaborasi
dalam
umum
pasien
dan
pemberian oksigenasi
perkembangan kondisi
pasien
teratur
sianosis dan
dyspnea (mampu
mengeluarkan
sputum dan
mampu bernapas
dengan mudah)
- Menunjukkan jalan
napas yang paten
(pasien tidak
merasa tercekik,
irama napas,
frekuensi
pernapasan, dalam
rentang normal,
tidak ada suara
napas abnormal,
dan penggunaan
otot napas
tambahan)
- Tanda-tanda vital
dalam rentang
normal:
Suhu : 36 37.5 oC
Nadi:
Dewasa: 80
100 x/mnt
< 1 th: 110-160
x/mnt
1-2 th: 100-150
x/mnt
2-5 th: 95-140
x/mnt
5-12 th: 80-120
x/mnt
Respirasi
Dewasa: 1420x/mnt
< 1 th: 30-40
x/mnt
1-2 th: 25-35
x/mnt
2-5 th: 25-35
x/mnt
5-12 th: 20-25
x/mnt
C. Daftar Pustaka
Astuti, H Widya, Rahmat A Saeful.2010.Asuhan Keperawatan Anak Dengan
Gangguan Sistem Pernapasan.Trans Infi Media:Jakarta
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Salemba
Medika.
Mansjoer, Arif. Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 2. Jakarta : Media
Aesculapius.
NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Edisi 10. Jakarta: EGC.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Nurarif, A. H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan NANDA NIC NOC. Yogyakarta: MediAction Publishing.