Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
55 tahun mengalami haid yang berlebih dan dari jumlah tersebut 10% dalam
kategori menoragia.
Penyebab menoragia terletak pada kondisi dalam uterus. Hemostasis di
endometrium pada siklus haid berhubungan erat dengan platelet dan fibrin.
Formasi trobin akan membentuk plugs dan selanjutnya diikuti vasokontriksi
sehingga terjadi hemostasis. Pada penyakit darah tertentu misalnya penyakit von
Willebrands dan trombositopenia terjadi defisiensi kompenen tersebut sehingga
menyebabkan terjadi menoragia. Gangguan anatomi juga akan menyebabkan
terjadi menoragia, termasuk diantaranya adalah mioma uteri, polip, dan
hyperplasia endometrium. Mioma yang terletak pada dinding uterus akan
mengganggu kontraktilitas otot rahim, permukaan endometrium menjadi lebih
luas dan akan menyebabkan pembesaran pembuluh darah serta berisiko
mengalami nekrosis. Proses patologis ini akan menghambat hemostasis normal.
Etiologi
Biasanya muncul sebagai kejadian yang biasa hanya sekali:
-
Kehamilan
Intrauteri
Ektopik
Neoplasma tromboplastik gestasional (ex: mola hidatidosa)
Endometriasis
Salpingitis
Penggunaan AKDR
Neoplasma
Kista Ovarium
Fibroid uteri (mioma)
Adenomiosis (jaringan endometrium yang berlokasi dalam miometrium)
Hiperplasia endometrium
Polip
Karsinoma
-
Kelainan koagulasi
Bawaan (ex: penyakit von Willebrand)
Didapat (ex: idiopatihic thrombocytopenia purpura/ITP)
Farmakologis (ex: penggunaan heparin, atau bahkan aspirin)
Endokrin
Hipotiroidisme
Lesu
Anemia
Hipo/Hipertiroid
Obesitas
Pemeriksaan Penunjang
-
Uji Lab
Mencakup uji hemoglobin dan hematocrit untuk menentukan apakah
perdarahan yang terjadi pada wanita mengarah ke keadaan anemia.
Pemeriksaan hitung darah lengkap juga memungkinkan untuk mendeteksi
jumlah trombosit yang rendah (tromositopenia) yang dapat menyertai
kelainan perdarahan. Uji kadar tyroid-Stimulating hormon (TSH) untuk
menyingkirkan penyakit thyroid, waktu protombin (PT), waktu paruh
tromboplastin (PTT) untuk mengkaji adanya kelainan darah tertentu.
Sonografi
mampu
mendeteksi
mioma
serta
polip
endometrium
Etiologi
Sebagian besar penyebab terjadi hipomenorea adalah karena kekurangan
hormone estrogen dan maupun hormon progesterone, tetapi dari beberapa
sumber mengatakan tentang penyebab-penyebab hipomenorea antara lain :
1. Hipomenorea disebabkan oleh pada konstitusi penderita, pada uterus
(misalnya : sesudah miomektomi). Pada gangguan endokrin, dan lain-lain
dan tidak menyebabkan fertilitas. (www.sindrom-pra haid. com)
2. Hipomenorea menyebabkan oleh pada gangguan hormonal (Estrogen dan
progesterone) dan gangguan
(terjadi
pada
Penatalaksanaan
Tidak perlu terapi jika siklus ovulatoar subsitusi hormon E&P bila perlu
induksi ovulasi jika siklus anovulatoar dan ingin anak. Tindakan:
1) Menenangkan penderita
2) Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap
3) diberi obat berupa: endometril
bermacam-macam
antara
lain
gangguan
endokrin
yang
Ketidak
seimbangan
hormon
tersebut
dapat
mencegah
perdarahan
berulang,
mencegah
komplikasi,
Patofisiologi
Ketidakteraturan siklus haid disebabkan karena gangguan hormone
dalam tubuh. Atau bisa juga terjadi karena penyakit di dalam tubuh organ
reproduksi, contohnya tumor Rahim, tumor di indung telur. Selian itu
gangguan haid disebabkan juga karena faktor lainnya seperti stress, kelelahan,
gangguan gizi dan penggunaan kontrasepsi. Siklus haid yang tidak teratur
kebanyakan akibat faktor hormonal. Seorang wanita yang memiliki hormone
estrogen dan progesterone secara berlebihan memungkinkan terjadinya haid
dalam waktu yang lebih cepat. Jika gangguan haid dikarenakan oleh faktor
hormonal maka dapat dipastikan wanita tersebut mengalami gangguan
kesuburan. Dan dapat diatasi dengan suntikan untuk mempercepat
pematangan telur.
4. Oligomenorea
Oligomenorea adalah haid dengan siklus yang lebih panjang dari normal
yaitu lebih dari 35 hari. Sering terjadi pada sindroma ovarium polikistik yang
disebabkan oleh peningkatan hormon androgen sehingga terjadi gangguan
ovulasi. Pada remaja oligomenorea dapat terjadi karena imanuritas poros
hipotalamus hipofisis ovarium endometrium. Penyebab lain oligomenorea antara
lain stress fisik dan emosi, penyakit kronis, serta gangguan nutrisi. Oligomenorea
memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk mencari penyebab. Perhatian perlu
diberikan bila oligomenorea disertai dengan obesitas dan infertilitas karena
mungkin berhubungan dengan sindroma metabolik.
Pada perkembangan selanjutnya mulai dipikirkan terminologi keluhan
gangguan haid yang gampang dipahami oleh petugas kesehatan dan juga para
penderita sehingga bisa dimengerti kedua belah pihak dengan menggunakan satu
bahasa. Terminologi keluhan gangguan haid tersebut membutuhkan parameter,
karakteristik haid normal yang ditunjukkan oleh frekuensi haid, keteraturan siklus
dalam 12 bulan, durasi haid dan volume darah haid. Haid yang terjadi lebih besar
atau lebih kecil dari persentil ke-5 dan ke-95 dikategorikan sebagai abnormal,
demikian juga durasi haid diluar persentil tersebut dikategorikan sebagai
Parameter Haid
Frekuensi haid (hari)
Keteraturan siklus (hari)
dalam 12 bulan
Durasi Haid (hari)
Volume darah haid (ml)
Definisi Klinis
Normal
Sering
Jarang
Normal
Tidak Teratur
Tidak Ada
Normal
Panjang
Pendek
Normal
Banyak
Sedikit
Periode siklus menstruasi yang lebih dari 35 hari sekali, dimana hanya
didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun.
Haid yang tidak teratur dengan jumlah ayang tidak tentu. Pada beberapa
wanita yang mengalami oligomenorea terkadang juga mengalami
kesulitan untuk hamil.
Penatalaksanaan
-
5. Amenorea
Amenorea adalah tidak terjadi haid pada seorang perempuan dengan
mencakup salah satu tiga tanda sebagai berikut.
1. Tidak terjadi haid pada usia 14 tahun, disertai tidak adanya
pertumbuhan atau perkembangan tanda kelamin sekunder.
2. Tidak terjadi haid sampai usia 16 tahun disertai adanya pertumbuhan
normal dan perkembangan tanda kelamin sekunder.
3. Tidak terjadi haid untuk sedikitnya selama 3 bulan berturut-turut pada
perempuan yang sebelumnya pernah haid.
Amenorea dibagi menjadi dua golongan yaitu:
a. Amenorea primer
Pada usia 14 tahun lebih tidak terjadi haid dan pada yang bersangkutan
tidak di temukan adanya perkembangan karakteristik seksual sekunder
seperti penonjolan payudara atau rambut pubis, atau pada usia 16 tahun tidak
terjadi
haid
(menarche)
namun
pada
yang
bersangkutan
terjadi
Hypogonadotropic Hypogonadism:
-
Keterbelakangan mental
Hypothyroidism
Hiperprolaktenia
Hypergonadotropic Hypogonadism:
-
Perkembangan
abnormal
kelamin
(Gonadal
Dydgnesis);
45XO,46XX, 46XY
-
Bentuk abnormal:
-
Hymen Inperforata
Androgen Insensitivity
Hemaprodit
Kegagalan ovarium
b. Amenorea sekunder
Proses haid sudah terjadi namun berhenti selama 6 bulan atau dalam
jangka waktu yang setara dengan siklus haid.
Etiologi
Penyebab yang biasanya sering terjadi:
-
Pregnancy
Kerusakan Hypothalamus
Anoreksia nervosa
Idhiopatic
Penyakit kronik
Anovulation
Hyperprolactemia
Hyper/Hypothyroid
Penyakit chusing
Andrenal tumor
Diabetes
Radiation of chemotheraphy
Operasi
Malnutrisi
Sirosis hepatis
Sakit kepala
Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak
menyusui)
Vagina kering
Pemeriksaan Penunjang
-
Biopsi endometrium
Progestin withdrawal
Kadar prolactin
Tes kehamilan
Penatalaksanaan
Amenorea Primer:
-
Amenorea Sekunder:
- Penatalaksanaan pada amenorea sekunder tergantung dari etiologinya dan
gangguan reproduksi
-
Patofisiologi
Tidak adanya uterus, baik itu sebagai kelainan atau sebagai bagian dari
sindrom hemaprodit seperti testicular feminization, adalah penyebab utama
dari amenore primer. Testicular feminization disebabkan oleh kelainan
genetik. Pasien dengan aminore primer yang diakibatkan oleh testicular
feminization menganggap dan menyampaikan dirinya sebagai wanita yang
normal, memiliki tubuh feminin. Vagina kadang kadang tidak ada atau
mengalami kecacatan, tapi biasanya terdapat vagina. Vagina tersebut berakhir
sebagai kantong kosong dan tidak terdapat uterus. Gonad, yang secara
morfologi adalah testis berada di kanal inguinalis. Keadaan seperti ini
menyebabkan pasien mengalami amenore yang permanen.
Amenore primer juga dapat diakibatkan oleh kelainan pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan
keadaan dimana terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum.
Akibatnya, ketidakadekuatan hormon ini menyebabkan kegagalan stimulus
terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen dan progesteron. Kegagalan
perempuan
tanpa
disminorea.
Peningkatan
kadar
prostaglandin tertinggi saat haid terjadi pada 48 jam pertama. Hal ini
sejalan dengan awal muncul dan besarnya intensitas keluhan nyeri
haid. Keluhan mual, muntah, nyeri kepala, atau diare sering menyertai
disminorea yang diduga karena masuknya prostaglandin ke sirkulasi
sistemik.
Faktor psikis
Remaja dan ibu-ibu emosinya tidka stabil sehingga mudah
mengalami nyeri menstruasi
Faktor endokrin
Timbulnya nyeri menstruasi diduga karena kontraksi rahim
uterus yang berlebihan.
Faktor Prostaglandin
keadaan
patologis
di
organ
genetalia,
misalnya
Rasa letih
Diare
Sakit kepala
Pemeriksaan Penunjang
-
Penatalaksanaan
-
Secara umum olah raga dan latihan peragangan otot-otot dan ligament
sekitar rongga panggul, agar aliran darah dirongga panggul lancar. Selain
itu, dengan berolah raga perlu di atasi, misalnya dengan kebiasaan makan
berserat. Bila perlu sekali-sekali boleh diberi obat pencahar. Penderita
dianjurkan tetap melakukan aktivitasnya sehari-hari. Pemberian obat-obat
anti sakit.
posis rahim yang tidak normal dibenarkan menggunakan alat yang disebut
pessarium. Setelah posisi rahim benar dan kelihatannya disminore menjadi
berkurang/hilang kemudian dilanjutkan dengan penegangan ligament
rahim. Penyakit radang di daerah rongga panggul memerlukan obat-obatan
anti biotik atau penyinaran/pemanasan daerah panggul.
-
Patofisiologi
7. Sindroma Prahaid
Sindroma Prahaid (Pre Menstrual Syndrome/PMS) berbagai keluhan yang
muncul sebelum haid yaitu antara lain cemas, lelah, susah konsentrasi, susah
tidur, hilang energi, sakit kepala, sakit perut, dan sakit pada payudara.
Sindroma prahaid biasanya ditemukan 7-10 hari menjelang haid. Penyebab
pasti belum diketahui, tetapi diduga hormone estrogen, progesterone, prolactin,
dan aldosterone berperan dalam terjadinya sindroma prahaid. Gangguan
keseimbangan hormone estrogen dan progesterone akan menyebabkan retensi
cairan dan natrium sehingga berpotensi menyebabkan terhjadi keluhan
sindroma prahaid. Perempuan yang peka terhadap factor psikologi, perubahan
hormone sering mengalami gangguan prahaid.
Tanda dan Gejala
Berikut tanda dan gejala yang timbul sesuai tipe PMS:
1. PMS tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitive,
saraf tegang, perasaan labil. Bahkan bebrapa wanita mengalami depresi
ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid. Gejala ini timbul
berdebar,
pusing
yang
kadang-kadang
sampai
pingsan.
bersmaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari seluruh tipe PMS
benar-benar murni tipe D. PMS tipe D murni disebabkan oleh
ketidakseimbangan hormone progesterone dan estrogen, dimana hormone
progesterone dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan
hormone estrogennya. Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu stress, kekurangan asam amino tyrosine,
penyerapan dan penyimpanan timbal ditubuh, atau kekurangan magnesium
dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang
mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi
gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS tipe A.
Penatalaksanaan
Pencegahan PMS (sindrom pra haid) dapat dilakukan melalui diet yang tepat
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Batasi konsumsi makanan tinggi gula, tinggi garam, daging merah (sapi
dan kambing), alcohol, kopi, teh, coklat, serta minuman bersoda.
2. Kurangi rokok atau berhenti merokok.
3. Batasi konsumsi protein (sebaiknya sebanyak 1,5 gr/kg berat badan per
orang).
4. Meningkatkan konsumsi ikan, ayam, kacang-kacangan, dan biji-bijian
sebgai sumber protein.
5. Batasi konsumsi makanan produk susu dan olahannya (keju, es krim, dan
lainnya) dan gunakan kedelai sebagai penggantinya.
6. Batasi konsumsi lemak dari bahan hewani dan lemak dari makanan yang
digoreng.
7. Meningkatkan konsumsi sayuran hijau.
Jumlah
prolaktin
yang
terlalu
banyak
dapat
mengganggu
8. Metrorhagia
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan
dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus
sebagai suatu bercak-bercak (spotting) dan dapat lebih diyakinkan dengan
pengukuran suhu basal tubuh.
Etiologi
Kehamilan
Intrauteri
Ektopik
Neoplasma trophoblastik gastosional (mis, mola hidatisoda)
Penggunaan AKDR
Ovulasi
Penyebab hormone
Neoplasia
Kista ovarium
Mioma uteri (fibroid)
Adenomiosis (jaringan endometrium yang berada dalam miometrium)
Hiperplasia endometrium
Polips
Karsinoma
Keterangan :
Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak
sembuh; carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari
haemorrhagis
(seperti
kolpitis
haemorrhagia,
endometritis
haemorrhagia);
hormonal.
Perdarahan fungsional :
a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser,
ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik,
penyakit akut maupun kronis.
b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan
endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun
kronis..
Penatalaksanaan
Menstimulasi
kelenjar
pituitary
di
otak
dan
adrenal
untuk
sudah menikah
pemeriksaan
Polip endometrium
Hyperplasia endometrium
Trauma
b. Lesi Dalam
-
Endometriosis
Abortus
Kehamilan:
Gangguan
hormonal
Intrauterine
ektopik
Gangguan
perdarahan
Medikamentosa
Lepasnya
implantasi hasil
konsepsi
hipotiroi
d
Gangguan haid
Endometriosis
Mioma Uteri
infeksi
Keganasan
Polip
Perdarahan
endometrium
Kelainan
koagulasi
Perdarahan fase
menstruasi yg
berlebih
Ptekie,
memar
/
ekimos
is,purp
Anemia
keletihan
Menoragi
a
Perdarahan di
anatara dua siklus
haid
Nyeri
abdomen
bawah
Dx Nyeri
lesu
Depoprovera,
norplant,
AKDR
Penggunaan/penghen
tian kontrasepsi
hormone
Gangguan
hormone
dlm tubuh
Estrogen dan
progesteron
e meningkat
Anovulasi pada
remaja
Ovulasi
belum
teratur
Waktu
haid lebih
Ganggu
an
kesubur
infertilita
s
Penurunan
aliran
menstruasi
oligomeno
ria
Ansietas,
stress,
penyakit
kronis,
obatobatan,
lingkunga
n,status
penyakit,
keletihan
tumor rahim,
tumor di
indung telur.
menopause
nyeri
fisiolog
is
-Sebelum
-Menarche
-Hamil
-Post
partum
menopaus
patologis
hipertiroi
d
TRH
Primer
Sekunder
Menopaus
e Stres,
BB
,olahraga
=kolestrol
Hormona
l:
Kelainan kromosom,
agenesis genetalia,
kriptomenorea,hime
n imperforate,dst
Ganggua
n citra
tubuh
-pem
hormone
dll
Galaktore
Kehamil
an
GnRh
-Tanpa obat
-ANC
-Perawatan
post partum
Factor
endometrium:
estrogen
tinggi
Factor
ovarium: FSH
tinggi
mual
-prwtan
menopause
Faktor
hipofise:
-FSH & LH
rendah
-Kelainan
congenital
Ganggua
n
penglihat
Mual dan
muntah
-Peningkatan
hormone
progesterone
-hormon
prostaglandin
meningkat
-proliferasi
endometrium dan
Disminor
hea
Dx:
resiko
kuran
g
nutrisi
Keluhan
pd seluruh
bag tubuh
Kerusaka
n jarigan
Nyeri
Disminorh
ea primer
Disminorhea
sekunder
Nyeri
haid
Cemas &
tegang
bingun
g
Nyeri
Intolera
nsi
Rasa
letih
j. Respiratori
- Jalan nafas
k. Abdomen
- Nodul/pembesaran tmbulnya mioma
l. Genitalia.
- Perinium
m. Vesika urinaria
n. Extrimitas (Integumen)
o. Turgor kulit (CRT)\
a. Warna kulit
b. Kesulitan dalam pergerakan.
10. Data penunjang
a) Lab (Urine,Hb)
b) USG
2) Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Nyeri akut b/d agen cedera biologis : perdarahan endometrium
2. Nyeri akut (haid) b/d kontraktilitas uterus, hipersensitivitas, dan saraf nyeri
uterus.
3. Keletihan b/d Anemia akibat kehilangan darah berlebih.
4.
Diagnosa
Nyeri akut (haid) b/d
kontraktilitas uterus,
hipersensitivitas, dan saraf
nyeri uterus.
Tujuan/NOC
NIC
Tujuan:
Aktivitas Keperawatan:
Stelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri
selama 1x24 jam rasa nyeri
secara
konprehensif
haid teratasi
meliputi
lokasi,
Kriteria Hasil:
karakteristik,
Menunjukkan tingkat nyeri,
awitan/durasi, frekuensi,
dibuktikan
dengan
kualitas, intensitas, atau
indicator:
keperahan nyeri.
-Ekspresi nyeri lisan atau
2. Berikan informasi tentang
pd wajah (4)
nyeri, penyebab nyeri
-posisi tubuh melindungi
yaitu menoragia.
(4)
-kegelisahan
atau
3. Ajarkan
penggunaan
ketegangan otot (4)
teknik nonfarmakologis:
-perubahan
dalam
relaksasi, distraksi,
kecepatan
pernapasan,
denyut jantung atau tekanan
Aktivitas Kolaboratif:
darah (5)
4. Laporkan pada dokter jika
tindakan tidak berhasil.
Aktivitas lain:
5. Pastikan
pemberian
analgesic ketika nyeri
akibat perdarahan tidak
tertahankan.
2
Keletihan
b/d Anemia Tujuan:
akibat kehilangan darah Setelah dilakukan tindakan
dalam waktu 2x24 jam
berlebih.
keletihan teratasi.
Kriteria hasil:
Pasien akan menunjukkan
pengehematan
energy,
dibuktikan
dengan
indicator:
Tingkat daya tahan
adekuat
untuk
beraktivitas (4)
Mempertahankan
nutrisi yg adekuat (4)
Aktivitas Perawat:
1. Pantau
bukti
adanya
keletihan
fisik
yang
berlebihan pada pasien.
2. Tentukan presepsi pasien
tentang
penyebab
keletihan: menoragia
3. Ajarkan pasien untuk
mengenali tanda dan
gejala keletihan yang
memerlukan pengurangan
aktivitas.
Aktivitas Kolaboratif:
dengan
Keseimbangan aktivitas 4. Konsulltasikan
ahli gizi tentang cara
dan istirahat(4)
untuk
meningkatkan
asupan makanan berenergi
Gunakan
teknik
tinggi (untuk mengatasi
penghematan energy (4)
anemia)
Kriteria lain:
3.
Pasien
menyatakan Aktivitas lain:
tidak merasa lelah terus 5. Kurangi ketidaknyamanan
fisik pada pasien
menerus
Tidak lesu
Perdarahan berkurang
stimulus
Tujuan:
Aktivitas Keperawatan:
Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau
status
nutrisi
selama 1x24 jam mual
pasien
dapat dikurangi
2. Pertahankan
kekuatan
Kriteria Hasil:
pencatatan asupan dan
Menunjukkan status nutrisi
haluran cairan; pantau
dengan indicator:
makanan/ cairan yang
Asupan makanan oral
diingestikan
dan
perhitungkan
asupan
Asupan cairan
kalori setiap hari.
Lain-lain:
Melaporkan
dari mual
4.
6. Batasi
lingkungan.
terbebas
3. Ajarkan untuk
secara berlahan.
makan
Aktivitas Kolaboratif
Mengidentifikasi
4. Berikan obat antiemetic
tindakan yang dapat
sesuai dengan anjuran
menurunkan mual
Aktivitas lain:
5. Perhatikan
perubahan
status
nutrisi
yang
signifikan
dan
mulai
lakukan penanganan
Keletihan
berhubungan Tujuan:
1. Bina hubungan saling
dengan anemia
Setelah dilakukan tindakan
percaya
selama 1x24 jam keletihan
2. Pantau
bukti
adanya
dapat dikurangi
keletihan fisik dan emosi
Kriteria hasil
berlebihan pada pasien
Pasien akan beradaptasi
3. Pantau
nutrisi
untuk
dengan keletihan yang
menjamin
keadekuatan
dibuktikan
dengan
konsentrasi
4. Pantau
Pasien
dapat
tingkatan
energy
sumber energy
Pasien
efek
pemberian
stimulant
dan
serta
depresan
5. Jelaskan pada keluarga
tentang teknik mengatur
waktu untuk mencegah
dapat
keletihan
adekuat
5.
Ketakutan berhubungan
dengan kondisi fisik: tumor
ovarium
Tujuan:
Pengkajian
Setelah dilakukan tindakan
selama 1x24 jam ketakutan 1. Kaji respons takut subjektif
dapat dikurangi
dan obyektif pasien
Kriteria Hasil:
- Pasien akan
memperlihatkan
pengendalian ketakutan,
dibuktikan dengan
indicator sebagai berikut
(Ketentuan 1-5 : tidak
pernah, jarang, kadangkadang, sering, atau
secara konsisten
menampilkan)
- Mencari information untik
menurunkan ketakutan
- Menghindari sumber
ketakutan bila mungkin
- Menggunakan teknik
relaksasi untuk
menurunkan ketakutan
- Mempertahankan control
terhadap kehidupan
- Mempertahankan
Aktifitas Lain
5. Sering berikan penguatan
positif bila pasien
mendemonstrasikan
hubungan social.
menurunkan atau
mengurangi takut.
6. Tetap dengan pasien selama
dalam situasi baru.
C. Daftar Pustaka
Varney,Helen dkk.2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Edisi 4. EGC: Jakarta
Duff, Patrick dkk.2005.Obstetrick & Gynecology.International Edition. Mc. Grow Hill
Medical: North America
DTM, Dr Faisal Yatim.2001.Haid Tidak Wajar dan Menopause.Pustaka Populer
Obor:Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC.EGC: Jakarta
Nanda Internasional.2011. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 20092011.EGC:Jakarta.