Você está na página 1de 10

BAB VI

SPESIFIKASI TEKNIS
6.1

PETUNJUK UNTUK PESERTA


Peserta Lelang harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja, rencana
kerja dan syarat ini dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi
dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan
yang akan dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak
membaca, tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar,
atau pernyataan kesalah-pahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini.

6.2
KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS
PASAL 1
: PENJELASAN UMUM.
1.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, maka berlaku dan mengikat, yaitu:
1.1.1 Gambar-gambar pelaksanaan konstruksi dan detail terlampir.
1.1.2 Uraian dan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan (spesifikasi).
1.1.3 Berita acara Penjelasan (Aanwijijzing).
1.1.4 Petunjuk dari Pengelola Kegiatan dan Pengawas Lapangan
1.2. Dalam melaksanakan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) ini, maka akan berlaku dan mengikat peraturan
peraturan dibawah ini, termasuk segala perubahan dan tambahan, yaitu :
1.2.1 Peraturan umum tentang Pelaksanaan Bangunan di Indonesia ( AV
. 41 tahun 1941)
1.2.2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBBI ) tahun 19971 / NI.2.
1.2.3 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBBI ) tahun 19971 / NI.2.
1.2.4 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI ) tahun 1997 1 / NI.2
1.2.5 Peraturan Muatan Indonesia ( PMI ) tahun 1970 / NI 18
1.2.6 Standar Nasional Indonesia (SNI)
1.2.7 Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen
Tenaga Kerja
1.2.8 Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh jawatan / instansi
Pemerintah setempat,
yang berkaitan
dengan pelaksanaan
bangunan.
1.2.9 Kontraktor dan Konsultan Pengawas diharuskan meneliti Rencana
Gambar Bestek dan Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS),
termasuk penambahan/pengurangan atau perubahan yang
tercantum dalam berita acara Aanwijzing.
1.2.10 Bila perbedaan-perbedaan antara gambar, RAB dan spesifikasi
menimbulkan keragu-raguan, sehingga menimbulkan kesalahankesalahan dalam pekerjaan,
1.2.11 maka harus segera dikonsultasikan kepada Konsultan Pengawas
atau Konsultan Perencana dan keputusan-keputusannya harus
dilaksanakan.

6.3

PERSIAPAN PENDAHULUAN

PASAL 1 : LINGKUP PEKERJAAN


1. Nama Kegiatan : Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Minum (DANA DAK)
2.
Nama Pekerjaan : Pembangunan PMA dan Jaringan distribusi SPAM Desa
Mangkupum RT.09 (Dana DAK Reguler Sarpras Air Minum TA
2016)
3. Lokasi
: Kecamatan Muara Uya
PASAL 2 : IZIN BANGUNAN
2.1. Setelah surat Perintah Kerja (SPK) dikeluarkan, maka izin bangunan dan
izin lainnya akan diurus oleh Pemberi Tugas, namun pelaksanaan dan
pembiayaannya akan ditanggung oleh Kontraktor.
2.2. Ijin Mendirikan Bangunan adalah termasuk salah satu retribusi yang harus
dibayarkan oleh Kontraktor, sebagai satu syarat administrasi proyek.
2.3. Besarnya nilai IMB sesuai yang disyaratkan oleh Peraturan.
2.4. Untuk memulai pekerjaan, maka Kontraktor harus dapat menunjukkan
kepada Konsultan Pengawas surat izin bangunan atau minimal tanda bukti
bahwa izin bangunan tersebut sedang diproses.
2.5. Tanpa adanya izin bangunan dari Instansi yang berwenang, maka
Kontraktor tidak diperkenankan memasang papan reklame dalam bentuk
apapun disekitar lingkungan proyek.
PASAL 3 : PENJELASAN GAMBAR BESTEK DAN RKS
3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, yang berlaku dan mengikat yaitu :
3.1.1
3.1.2
3.1.3

Gambar, Bestek, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)


Surat Perintah Keja ( SPK )
Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang disetujui oleh Pemberi
Tugas
3.2. Kontraktor dan Direksi Pengawas harus menelilti rencana gambar bestek
dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
3.3. Bila terdapat perselisihan antara rencana gambar bestek dengan rencana
kerja dan syarat-syarat (RKS) maka yang mengikat adalah rencana kerja
dan syarat-syarat (RKS)
3.4. Bila terdapat perbedaan antara rencana gambar bestek yang satu dengan
rencana gambar bestek yang lain, maka diambil rencana gambar bestek
yang ukuran skalanya lebih besar.
3.5. Bila perbedaan-perbedaan tersebut diatas yang menimbulkan keraguraguan sehingga akan menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan,
maka harus segera dikonsultasikan kepada Konsultan Perencana/Pengawas
dan keputusan keputusannya harus dilaksanakan.

PASAL 4 : JADWAL PELAKSANAAN ( TIME SCHEDULE )


4.1. Sebelum pekerjaan dimulai, maka Kontraktor wajib membuat jadwal
pelaksanaan
( Time Schedule ) yang memuat uraian pekerjaan, waktu pekerjaan, bobot
pekerjaan dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci serta jadwal
penggunaan bahan bangunan dan tenaga kerja.
4.2. Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci, Kontraktor didampingi oleh
Konsultan Perencana/Pengawas :
4.2.1
4.2.2
4.2.3
4.2.4

Harus membuat rencana kerja harian, mingguan dan bulanan.


Harus membuat gambar kerja, untuk pegangan/pedoman bagi
kepala tukang dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Harus membuat daftar yang memuat pemasukan bahan
bangunan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan bangunan.
Kontraktor di dampingi konsultan harus menilai prestasi pekerjaan
di lapangan berdasarkan rencana kerja (time schedule) yang ada.

PASAL 5 : BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT


5.1. Untuk kelancaran pekerjaan, maka maka Kontraktor diharuskan :
5.1.1
5.1.2
5.1.3

Mendatangkan bahan - bahan yang diperlukan untuk bangunan


tersebut tepat pada waktunya dengan kualitas dan kuantitas yang
sesuai dengan rencana.
Menyediakan alat-alat bantu dan pekerja/tenaga yang diperlukan.
Bilamana dalam pelaksanaan terdapat perbedaan ketentuan antara
bestek
dan
gambar
maka
harus
melaporkan
dan
mengkonsultasikannya dengan konsultan dan pemberi pekerjaan.

6.4
URAIAN PEKERJAAN
PASAL 1 : LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pembangunan PMA dan Jaringan
distribusi SPAM Desa Mangkupum RT.09 (Dana DAK Reguler Sarpras Air
Minum TA 2016), yang berlokasi di Kecamatan Muara Uya Kabupaten
Tabalong.
PASAL 2 : PEKERJAAN PERSIAPAN
Pembersihan Lokasi.
Untuk pekerjaan pembersihan lokasi ini, perlu diperhatikan rencana
gambar dan bestek.
Tanah lokasi harus dibersihkan dari tumbuh-tumbuhan/pohonpohon/akar-akar/tanah berhumus atau berlumpur , dalam batas lokasi
lebih kurang 10 m dari rencana bouwplank.
Bila menurut Konsultan atau Kontraktor, ada tumbuh-tumbuhan dan atau
pohon yang tidak perlu disingkirkan, maka harus dikonsultasikan dengan
Pemberi Tugas.
Tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohon diluar lokasi ayat 2.1.3., tidak
boleh di tebang atau dibongkar, kecuali ada izin dari Pemberi Tugas.
Bila tanah ternyata tanah berhumus atau berlumpur bekas bahan
bongkaran pada ayat 2.1.2., ternyata menurut penelitian dapat

digunakan untuk tanah penghijauan di halaman, maka tanah tersebut


dikumpulkan dulu di suatu tempat yang tidak mengganggu pekerjaan
dan penggunaannya diatur kemudian.
Pembersihan lokasi dinyatakan selesai bila telah mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas Lapangan.

Pengukuran Situasi
Untuk pekerjaan pengukuran situasi ini, perlu diperhatikan rencana
gambar dan bestek.
Untuk membantu ketepatan titik pondasi poer, titik sumbu kolom
kontruksi dan lain-lain dipergunakan alat ukur theodolit.
Untuk menentukan titk sumbu kolom/titik tengah pondasi, harus
dipasang patok-patok dari kayu galam, yang ditanamkan sedemikian
rupa sehingga tidak bergerak diberikan cat merah dikepala galam dan
ditengah-tengah permukaan galam dipasang paku.
Titik yang dimaksudkan pada ayat 2.2.3., dapat dikontrol/ diperiksa
pada tanda-tanda yang terdapat pada papan bouwplank.
Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengukuran situasi ini,
harus diketahui dan disetujui proyek, Pengelola Proyek dan Konsultan
Pengawas.
Kontruksi Bouwplank
Untuk pekerjaan kontruksi bouwplank ini, perlu diperhatikan rencana
gambar dan bestek.
Untuk membantu ketepatan berdirinya bangunan/titik sumbu
pondasi/kolom kontruksi, maka harus dibuat kontruksi bouwplank yang
kuat / tidak dapat bergeser karena pekerjaan disekitarnya.
Kontruksi bouwplank dibuat dari bahan setara papan lanan berkwalitet
baik dengan ukuran 3/20 cm dan tongkat dari galam diameter 5 cm atau
7 cm panjang 3 meter dengan jarak satu sama lain adalah 100 cm dan
ditanam sedemikian rupa , sehingga tidak mudah bergerak.
Papan bouwplank harus diserutkan di bagian atas dengan jalan diketam
sehingga lurus.
Pembuatan kontruksi bouwplank dinyatakan selesai, bila mendapat
persetujuan Pengawas Lapangan.
Papan bouwplank bagian atas harus dibuat setinggi peil lantai kurang
lebih 0,00.
PASAL 3 : PEKERJAAN GALIAN

Sebelum diadakan pengggalian, harus diadakan pemeriksaan pada lokasi


dengan memperhatikan batas-batas yang tertera pada gambar rencana.
Untuk galian tanah dilakukan galian dengan usuran lebar dan kedalaman
sesuai gambar dari rencana.
Apabila dalam pelaksanaan galian terjadi kelongsoran yang mengganggu
haruslah diadakan konstrusi penguat (dari turap kayu dan bahan lainnya)
agar terjamin efisiensi kerja dan biaya yang ditimbulkan dengan adanya
tambahan konstruksi penguat tersebut sudah harus diperhitungkan
dalam rangka penawaran dan tidak diterima adanya klaim atau menjadi
tanggung jawab kontraktor.

Apabila juga ternyata bahwa didalam penggalian dijumpai air yang


mengganggu pengeringan, maka pemborong harus mempunyai pompa
untuk mengeringkan dan biaya yang timbul akibat pekerjaan tersebut
berikut pompa dan peralatannya menjadi tanggung jawab pemborong.
Semua pekerjaan pengurugan tanah harus dilaksanakan lapis demi lapis
dan tebal tiap lapis diambil 15 cm. Pemadatan harus dilakukan tiap lapis
secara bertahap dengan menggunakan alat pemadat mekanik
(compactor/stemper) dan untuk pekerjaan besar sifatnya dapat memakai
roller dsb, dengan kapasitas yang sesuai. Tanah harus dipisahkan lebih
dahulu dari bahan-bahan yang dapat membahayakan misalnya dapat
merusak permukaan beton ataupun lapisan finishing yang lain.
Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan
diratakan sampai nantinya tidak timbul cacat-cacat seperti turunnya
permukaan, bergelombang dan sebagainya.

PASAL 4 : PENENTUAN PEIL

Untuk pekerjaan penentuan peil ini, harus diperhatikan rencana gambar


dan bestek.
Untuk menentukan permukaan peil, diambil permukaan atas lantai dari
bangunan utama.
Untuk pedoman menentukan ketinggian peil dari muka tanah, ketinggian
permukaan tanah asal sampai permukaan lantai adalah 80 cm (atau
sesuaikan dengan gambar rencana).
Untuk pedoman selanjutnya dari bangunan yang lain, maka harus
dibuatkan patok permanen dari tiang beton bertulang yang ditanam
kedalam tanah dan tidak mudah bergerak/bergeser patok ditanamkan
sebelum pekerjaan bouwplank dimulai, tempat penanaman patok harus
dikonsultasikan kepada pengelola Proyek dan Konsultan Pengawas .
Pada patok yang dimaksudkan pada ayat 4.4. diatas harus dibuat tanda
yang menunjukan ketinggian lantai.
Ukuran ketinggian lantai dari bangunan lainnya, maka harus dibuatkan
patok permanen yang dimaksudkan pada ayat 4.4.
Kontraktor diwajibkan membuat patok beton (BM) ukuran 20 x 20 cm
yang ditempatkan pada posisi yang aman tidak terganggu hingga
pekerjaan selesai.

PASAL 5 : PEKERJAAN URUGAN PASIR

Di bawah pondasi dilaksanakan urugan pasir urug tebal 5 cm.


Urugan pasir harus dilaksanakan selapis demi selapis dengan disiram air
agar betul-betul padat, dan pasir yang digunakan adalah pasir urug yang
bersih/bebas dari segala kotoran.
Urugan pasir dilakukan dengan memadatkan pasir yang dilakukan
dengan cara penyiraman dan serta ditumbuk menggunakan stamper.
Pasir berasal dari galian setelah dibersihkan satu dan lain hal, hanya atas
pertimbangan Pengawas Teknis, baru dapat digunakan untuk perkerjaan
pengurugan.
Pemadatan urugan pasir harus menggunakan cara yang disetujui oleh
Pengawas Teknis dari Satker dengan mengikuti peraturan-peraturan
yang tertera dalam Standarisasi Nasional Indonesia yang berlaku.

Sebelum pekerjaan selanjutnya dimulai, maka seluruh pekerjaan siring


dan pasir urug harus terlebih dahulu mendapat persetujuan Tim Teknis
Satuan Kerja atau Konsultan Pendamping.

PASAL 6 : PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

Penggalian dan urugan tanah


Penggalian harus dilaksanakan sesuai panjang, kedalaman serongan
dan kelokan yang diperlukan untuk konstruksi pekerjaan menurut
ukuran-ukuran yang telah ditetapkan/tertera dalam gambar. Tanah
bekas galian tersebut harus digunakan untuk pengurugan atau
dibuang sesuai petunjuk direksi.
Apabila dalam pelaksanaan penggalian terjadi kelongsoran yang
mengganggu haruslah diadakan konstruksi penguat (dari turap kayu
atau bahan lainnya) agar terjamin effisiensi kerja dan biaya yang
ditimbulkan dengan adanya tambahan konstruksi penguat tersebut
sudah harus diperhitungkan dalam rangka penawaran dan tidak
diterima adanya klaim atau menjadi tanggung jawab kontraktor.
Apabila juga ternyata bahwa didalam penggalian dijumpai air yang
mengganggu pengeringan, maka pemborong harus mempunyai
pompa untuk mengeringkan dan biaya yang timbul akibat pekerjaan
tersebut berikut pompa dan peralatannya menjadi tanggung jawab
pemborong.
Semua pekerjaan pengurugan tanah harus dilaksanakan lapis demi
lapis dan tebal tiap lapis diambil 15 cm. Pemadatan harus dilakukan
tiap lapis secara bertahap dengan menggunakan alat pemadat
mekanik (compactor/stemper) dan untuk pekerjaan besar sifatnya
dapat memakai roller dsb, dengan kapasitas yang sesuai. Tanah
harus dipisahkan lebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan misalkan dapat merusak permukaan beton ataupun
lapisan finishing yang lain. Pengurugan dilaksanakan sampai
mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai nantinya tidak
timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainya.
Urugan pasir
Pasir untuk pengurugan lantai kerja mempunyai kualitas baik
Urugan pasir dilakukan :
a. Sebagai lantai kerja pipa dan bahan pengurug pipa terpasang
b. Ketebalan urugan disesuaikan dengan gambar.
Pemasangan pipa dan accessories
Pipa-pipa yang digunakan dari jenis PVC SNI S-12,5. Semua pipa
PVC yang digunakan adalah pipa yang mempunyai standar mutu
SNI (Standar Nasional Indonesia) dan standar untuk pipa air bersih,
dengan ukuran diameter seusi bestek atau sesuai gambar. Pipapipa tersebut terpasang dengan posisi tulisan SNI berada di atas
atau dapat terlihat dengan jelas oleh direksi saat pemasangan.
Pipa, accessories dan bangunan perlengkapannya yang akan
dipasang terlihat pada gambar-gambar bestek terlampir.
Pengangkutan pipa dan accesoriesnya ke tempat pemasangan
menjadi tanggung jawab kontraktor termasuk pembiayaannya.
Apabila di dalam pelaksanaan pemasangan pipa dan accessories

terdapat kelebihan dalam keadaan baik/utuh, begitu pula sisa


pemotongan yang didapat selama pemasangan harus diangkut dan
dikembalikan ke gudang/ke tempat pengumpulan yang ditentukan
oleh konsultan pengawas dan direksi teknis. Biaya pengembalian
pipa, accessories dan bekas-bekas potongan pipa menjadi tanggung
jawab kontraktor sepenuhnya.
Pipa dan accessories yang telah diserahkan kepada kontraktor untuk
dilaksanakan pemasangannya harus dijaga baik-baik jangan sampai
rusak atau hilang. Kerusakan atau hilang setelah diserahkan, diganti
sesuai kualitas/bentuk aslinya dan biaya yang timbul akibat
penggantian tersebut menjadi tanggungan kontraktor sendiri. Pipapipa tersebut telah terpasang dengan baik sesuai ketentuan.
Untuk galian tanah/kedalaman pemasangan pipa 50 mm sesuai
ukuran pada gambar rencana/spesifikasi untuk pemasangan pipa air
minum.
Sebelum dan sesudah dipasang, pipa dan accesoriesnya terutama
bagian sebelah dalam harus dijaga bersih dan diperiksa lagi atas
kerusakan-kerusakan dan retak-retak.
Pemotongan apabila benar-benar diperlukan dapat dilakukan
kontraktor dengan persetujuan konsultan pengawas dan direksi
teknis dan harus dilakukan dengan alat yang sesuai/khusus untuk
jenis bahan/pipa yang dipasang agar benar-benar terjamin
penyambungan
yang
baik
sesuai
dengan
syarat-syarat
teknis/petunjuk dari pabrik pipa yang bersangkutan.
Tikungan/belokan (vertikal/horizontal) tanpa elbow dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga sudut sambungan antara dua pipa tidak
boleh lebih besar dari yang diijinkan oleh pabrik pipa yang
bersangkutan. Untuk itu akan diberikan petunjuk lebih lanjut oleh
konsultan pengawas dan direksi teknis.
Pada waktu pemasangan pipa harus benar-benar diperhatikan
mengenai kedudukan pipa agar betul-betul lurus serta pada feil
yang benar dan dasar pipa harus letak rata tidak boleh ada batubatu (puing-puing) atau benda keras yang dapat merusak pipa
dikemudian hari.
Pada waktu pemasangan pipa, parit galian untuk perletakan pipa
harus kering tidak boleh ada air sama sekali dan dalamnya pipa
harus diperiksa kembali dalam keadaan kering.
Semua peralatan dan perlengkapan pipa (accessories) yaitu : tee,
elbow/bend dan lain-lain diberi blok angker dari beton campuran 1 :
2 : 3 agar terhindar dari pergeseran alat-alat tersebut, karena akibat
dari tekanan air yang timbul.
Semua ujung pipa yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi harus
ditutup dengan standered, gilbout joint dengan blanker dan blank
flanged (cap/dop PVC) saja,kemudian mulai flanged diberi penahan
dari beton campuran 1 : 3 : 5.
Cara pengangkutan, penyambungan dari pipa, ketentuan teknis,
cara pemasangan akan diberikan oleh konsultan pengawas dan
direksi teknis.
Sewaktu pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu di
luar jam kerja, ujung-ujung pipa harus ditutup rapat untuk

Pasal 7

mencegah masuknya benda-benda asing ke dalam pipa dan air yang


bocor. Dan sebelum dipasang pipa diberi alas pasir urug sesuai
gambar.
Material yang digunakan untuk menutup ujung pipa harus bersih
dan bebas dari minyak, olie, ter, aspal atau bahan pelumas lainnya.
Apabila air masuk ke dalam parit galian, sebelum pemasangan pipa,
tutup ujung pipa-pipa tersebut jangan dibuka dahulu sebelum air
parit galian dipompa kering.
Peil dari perletakan pipa serta terhadap muka jalan/tanah asam
harus diperiksa dengan teliti dan dilaksanakan oleh konsultan
pengawas dan direksi teknis.
Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan) harus
dilaksanakan dengan bantuan alat penyambungan benda/elbow
yang sesuai, begitu juga untuk pencabangan harus dengan tee
cross (sesuai dengan keperluan). Pembengkokan atau perubahan
bentuk pipa dengan cara apapun tidak diperbolehkan (secara
mekanis maupun pemanasan).

Perlintasan jalan dan bongkaran lainnya.


Semua pipa yang melintasi jalan raya (crosing) ataupun tempattempat yang diperkirakan akan mendapat beban luar yang besar
(lintasan kendaraan) harus diberi pasir perata tekanan pada bagian
atas dan bawah pipa 10 cm dan harus dikerjakan sesuai dengan
bestek.
Pipa perlintasan seperti pada jembatan pipa, harus dikerjakan sesuai
gambar dengan jenis pipa GI medium seperti ditentukan dalam
daftar kuantitas dan harga. Penyangga pipa terbuat dari kayu ulin
dengan bentuk dan ukurannya sesuai gambar atau petunjuk
pengawas lapangan/direksi teknis.
Pemborong berkewajiban serta bertanggung jawab untuk
memperbaiki kembali seperti keadaan konstruksi semula dan
kualitas yang minimal harus sama, yaitu bagi semua bangunan dan
yang rusak oleh pemborong akibat pelaksanaan pemasangan pipa
antara lain :
a. jalan aspal harus kembali beraspal
b. jalan batu harus kembali berbatu
c. trotoar beton harus kembali berbeton
d. tanaman berumput harus kembali berumput
dan sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa,
segala biaya yang timbul akibat perbaikan ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pemborong.

PEKERJAAN SAMBUNGAN PIPA


Pengadaan pipa dan accessories harus mengikuti ketentuan sebagai
berikut :

Pipa PVC harus sesuai standar SNI 06-0084-1987-A/SII-0344-1982,


untuk pipa PE sesuai standar SNI 06-4829-1998/ISO 4427.96, klas
pipa SDR-17 (S-8) dengan tekanan kerja minimal 3-6 bar.
Pipa PVC digunakan SNI S-12.5
Ukuran pipa 75 mm s.d 100 mm dan pipa-pipa tersebut
terpasang dengan posisi tulisan SNI berada di atas atau dapat
terlihat jelas oleh direksi saat pemasangan.
Penyambungan pipa PVC dengan menggunakan sistem cincin karet
(rubber ring) khusus untuk 75 mm dan lebih kecil dapat menggunakan
sistem sambungan lem PVC (solvent cement), untuk pipa PE
menggunakan fitting PE (compression fitting) atau pengelasan (but
fusion welding).
Perubahan arah (treser) jalur pipa vertikal dan horizontal harus dilakukan
dengan menggunakan accessories yang belokan sesuai.
Belokan arah aliran pipa, penyambungan pada perkecilan/perbesaran
diameter pipa, dll tidak boleh dilakukan dengan menggunakan
pemanasan dan tidak dibenarkan ditanam dalam dinding beton.
Fitting dan accessories harus terbuat dari bahan yang mempunyai
karakteristik dan kekuatan yang sama atau lebih baik dari bahan yang
digunakan.
Pada titik-titik penyambungan pipa-pipa tersebut terlebih dahulu diberi
bahan perekat pipa agar sambungan benar-benar rapat dan kedap air.
Accessories sambungan-sambungan yang digunakan adalah socket,
elbow socket, tee socket. Alat-alat sambungan tersebut disesuaikan
dengan jenis bahan pipa yang digunakan. Pemasangan disesuaikan
dengan gambar dan atas petunjuk dari konsultan pengawas.
Tidak dibenarkan melaksanakan penyambungan pipa di dalam galian,
pipa-pipa tersebut harus sudah tersambung seluruhnya di atas galian.
Untuk itu perlu petunjuk dari konsultan pengawas atau direksi.
Ukuran-ukuran pipa dan accessories yang digunakan disesuaikan dengan
lokasi pekerjaan seperti yang dijelaskan pada gambar-gambar kerja dan
uraian RAB.
Pipa yang pemasangannya dengan crosing pada jalan, menggunakan
pipa galvanis. Pengrossingan harus memperhatikan petunjuk gambar
mengenai lokasi dan lain sebagainya, dalam pelaksanaannya harus
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas atau direksi teknis.
Sambungan pipa galvanis untuk jembatan menggunakan steel flange
yang di las dan dipasang menggunakan baut serta diberi rubber packing,
untuk yang menggunakan sock digunakan isolatif atau bahan lem khusus
untuk pipa galvanis sebelum pipa disambungkan.
-

PASAL 8 : HU

HU menggunakan bahan tangki fiber dengan kapasitas tertentu, lengkap


dengan aksesories dan instalasinya.
Untuk dudukan HU menggunakan pondasi batu gunung di plester,
sedang isi didalamnya menggunakan tanah urug.
Untuk atas dari dudukan HU menggunakan besi tulangan yang dilapisi
cor untuk dudukan yang kokoh
HU di lengkapi dengan rabat dan rolag bata untuk membentuk saluran
pembuangan air.

PASAL 9 : PEKERJAAN JEMBATAN PIPA

Pengerjaan Jembatan Pipa di laksanakan apabila ada jembatan


menyeberangi sungai atau gorong-gorong.
Bahannya adalah Pipa Galvanize Medium A yang di lengkapi aksesories
penunjang lainnya
Di Perlukan Beton penahan pada Ujung ke ujung jembatan pipa. Dan
apabila di perlukan di pasang Flexible rubber joint.
Untuk Kontruksi Penahan Bawah di buat dengan konstruksi kayu ulin
atau kombinasi kolom Cor.

PASAL 10 : PEKERJAAN LAIN-LAIN

Pengecatan Identitas Proyek 2016


Pengetesan Pipa PVC harus sesuai standar SNI S-12.5 dengan tekanan
kerja minimal 3-6 bar.Pipa PVC digunakan SNI S-12.5
Pekerjaan bak Valve Menggunakan Pasangan Bata Serta Plat baja t=5
mm dan di plat siku.

PASAL 11 : PERATURAN PENUTUP


Meskipun dalam spesifikasi teknis ini pada uraian pekerjaan dan uraian
bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus dipasang oleh
pemborong, tidak disebutkan atau diuraikan dalam penjelasan pekerjaan,
perkataan-perkataan tersebut diatas tetap dianggap ada dan dimuat dalam
spesifikasi teknis ini.
Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangun,
tetapi tidak dimuat atau diuraikan dalam spesifikasi teknis ini, tetap
diselenggarakan dan diselesaikan oleh pemborong, harus dianggap seakanakan pekerjaan ini dimuat dan diuraikan kata demi kata pada spesifikasi
teknis ini untuk menuju penyerahan selesai yang lengkap dan sempurna
sesuai menurut pertimbangan pengelola kegiatan.

Você também pode gostar