Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
html
Komponen Minyak Bumi
Secara umum, komposisi minyak bumi dapat digolongkan sebagai berikut.
1. Senyawa Golongan Alkana
Senyawa alkana merupakan komponen utama minyak bumi. Pada suhu kamar, metana dan etana
berupa gas. Metana dan etana merupakan komponen utama LNG. Sementara itu, propana dan butana
merupakan komponen utama LPG berbentuk cair.[1] Golongan alkana yang tidak bercabang terbanyak
adalah noktana, sedang alkana bercabang terbanyak adalah isooktana (2,2,4trimetilpentana).
4. Senyawa isoalkana
Hanya sedikit isoalkana yang terkandung dalam minyak bumi.
5. Senyawa-senyawa Lain
Senyawa-senyawa mikro yang lain, seperti senyawa belerang berkisar 0,01
7%, senyawa nitrogen berkisar 0,01 0,9%, senyawa oksigen berkisar 0,06
0,4%, dan mengandung sedikit senyawa organologam yang mengandung logam vanadium dan nikel.
B. Komponen Gas Alam
Sementara itu sumber energi yang lain, yaitu gas alam memiliki komponen alkana suku rendah, yaitu
metana, etana, propana, dan butana. Sebagai komponen terbesarnya adalah metana. Dalam gas alam,
selain mengandung alkana, terkandung juga di dalamnya berbagai gas lain, yaitu karbon dioksida
(CO2)
dan hidrogen sulfida (H2S), meskipun beberapa sumur gas alam yang lain ada juga yang mengandung
helium. Dalam gas alam ini, metana digunakan sebagai bahan bakar, sumber hidrogen, dan untuk
pembuatan metanol. Etana yang ada dipisahkan untuk keperluan industri, sedangkan propana dan
butana juga dipisahkan, dan kemudian dicairkan untuk bahan bakar yang dikenal dengan nama LPG
(Liquid Petroleum Gas) yang biasa digunakan untuk bahan bakar kompor gas rumah tangga.
Tabel 1. senyawa alkana dan senyawa lainnya dari fraksi hidrokarbon beserta titik didihnya.
No.
Fraksi
Kegunaan
Gas
1.
2.
Petroleum eter
C5 C7
30 90
3.
Bensin
C6 C12
30 180
4.
5.
Minyak tanah
Minyak gas
C10 C15
C10 C20
6.
7.
Solar
Minyak pelumas
C16 C20
> C20
8.
Parafin (lilin)
> C20
meleleh
52 C 57 C
8.
> C25
Residu
9.
Kokas petroleum
residu
lilin
gereja,
pengendapan
air bagi kain, korek
api,dan
pengawetan
Lilin, malam, pelapis
jalan raya
Bahan bakar, elektrode
Referensi :
Utami, B. A. N. Catur Saputro, L. Mahardiani, dan S. Yamtinah, Bakti Mulyani.2009. Kimia : Untuk
SMA/MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 250.
Referensi Lainnya :
[1] Setyawati, A. A. Kimia : Mengkaji Fenomena Alam Untuk Kelas X SMA/MA. Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 186.
Sumber : https://www.scribd.com/document/267493881/Makalah-Minyak-Bumi-Final
Proses Pengolahan Minyak Bumi
Minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari tanah dan belum diproses umumnya tidak
begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak mentah tersebut harus
diproses terlebih dahulu di dalam kilang minyak.Minyak mentah merupakan campuran yang
amat kompleks yang tersusun dari berbagai senyawa hidrokarbon. Di dalam kilang minyak
tersebut, minyak mentah akan mengalami sejumlah proses yang akan memurnikan dan
mengubah struktur dan komposisinya sehingga diperoleh produk yang bermanfaat.
Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam kilang minyak dapat digolongkan menjadi
3 bagian, yaitu:
Proses Konversi
Pencampuran
Gambar ini memperlihatkan proses distilasi (penyulingan) minyak mentah yang berlangsung di Kolom Distilasi
Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris yang tinggi (sekitar 40 m) dan di dalamnya terdapat
tray-tray yang berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida panas yang menguap ke atas.
Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom, sementara fraksi-fraksi yang lebih
ringan akan mengumpul di bagian-bagian kolom yang lebih atas.Fraksi-fraksi hidrokarbon yang
diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproses lebih lanjut di unit-unit proses yang lain,
seperti:Fluid Catalytic Cracker, dll. Hasil-hasil frasionasi minyak bumi yaitu sebagai berikut.
1) Fraksi pertama
Pada fraksi ini dihasilkan gas, yang merupakan fraksi paling ringan. Minyak bumi dengan titik
didih di bawah 30oC, berarti pada suhu kamar berupa gas. Gas pada kolom ini ialah gas yang
tadinya terlarut dalam minyak mentah, sedangkan gas yang tidak terlarut dipisahkan pada waktu
pengeboran. Gas yang dihasilkan pada tahap ini yaitu LNG (Liquid Natural Gas) yang
mengandung komponen utama propana (C3H8) dan butana (C4H10), dan LPG (Liquid Petroleum
Gas) yang mengandung metana (CH4)dan etana (C2H6).
2) Fraksi kedua
Pada fraksi ini dihasilkan petroleum eter. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil 90 oC, masih
berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendinginan dengan suhu 30oC 90oC. Pada trayek ini,
petroleum eter (bensin ringan) akan mencair dan keluar ke penampungan petroleum eter.
Petroleum eter merupakan campuran alkana dengan rantai C5H12 C6H14.
3) Fraksi Ketiga
Pada fraksi ini dihasilkan gasolin (bensin). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 175 oC
, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 90 oC 175oC. Pada trayek
ini, bensin akan mencair dan keluar ke penampungan bensin. Bensin merupakan campuran
alkana dengan rantai C6H14C9H20.
4) Fraksi keempat
Pada fraksi ini dihasilkan nafta. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 200 oC, masih
berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175 oC - 200oC. Pada trayek ini,
nafta (bensin berat) akan mencair dan keluar ke penampungan nafta. Nafta merupakan campuran
alkana dengan rantai C9H20C12H26.
5) Fraksi kelima
Pada fraksi ini dihasilkan kerosin (minyak tanah). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil
dari 275oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175 oC - 275oC.
Pada trayek ini, kerosin (minyak tanah) akan mencair dan keluar ke penampungan kerosin.
Minyak tanah (kerosin) merupakan campuran alkana dengan rantai C12H26C15H32.
6) Fraksi keenam
Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas (minyak solar). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil
dari 375oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 250 oC - 375oC.
Pada trayek ini minyak gas (minyak solar) akan mencair dan keluar ke penampungan minyak gas
(minyak solar). Minyak solar merupakan campuran alkana dengan rantai C15H32C16H34.
7) Fraksi ketujuh
Pada fraksi ini dihasilkan residu. Minyak mentah dipanaskan pada suhu tinggi, yaitu di atas
375oC, sehingga akan terjadi penguapan. Pada trayek ini dihasilkan residu yang tidak menguap
dan residu yang menguap. Residu yang tidak menguap berasal dari minyak yang tidak menguap,
seperti aspal dan arang minyak bumi. Adapun residu yang menguap berasal dari minyak yang
menguap, yang masuk ke kolom pendingin dengan suhu 375oC. Minyak pelumas (C16H34C20H42)
digunakan untuk pelumas mesin-mesin, parafin (C21H44C24H50) untuk membuat lilin, dan aspal
(rantai C lebih besar dari C36H74) digunakan untuk bahan bakar dan pelapis jalan raya.
2. Proses Konversi
Proses konversi pada dasarnya adalah proses reaksi kimia untuk mengubah susunan
kimia hidrokarbon agar didapatkan senyawa hidrokarbon baru yang mempunyai nilai
ekomonis tinggi.
Craking
Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi
molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan
minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin. Proses ini terutama ditujukan untuk
memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat
ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan.
Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :
a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang
rendah. Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :
b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang
digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui
mekanisme perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam
menambahkna proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga
menyebabkan terbentuknya ion karbonium :
c. Hidrocracking
Hidrocracking
merupakan
kombinasi
antara
perengkahan
dan
hidrogenasi
untuk
menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi.
Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam
minyak diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan
Coking
Coking merupakan pemecahan molekul hidrokarbon yang disertai dengan proses kimia
perangkaian molekul hidrokarbon menjadi jauh lebih berat lagi seperti proses pengubahan
residu menjadi cake
Reforming
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai
karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua
jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh
karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan
katalis
dan
pemanasan.
Isomerisasi
Dalam proses ini, susunan dasar atom dalam molekul diubah tanpa menambah atau
mengurangi bagian asal. Hidrokarbon garis lurus diubah menjadi hidrokarbon garis
bercabang yang memiliki angka oktan lebih tinggi. Dengan proses ini, n-butana dapat diubah
menjadi isobutana yang dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam proses alkilasi.
Cm+nH2(m+n)
3. Treating
Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotorpengotornya. Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :
Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap.
Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat molekul tinggi dari
fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas dengan pour pointyang
rendah.
1.
Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak pelumas
Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam
rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai
persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di
barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik,
terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi
menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh
kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif.
Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan
pencemaran udara.
3.1 Diagram Blok Unit Pengilangan Minyak
Keterangan :
ARHDM Atmospheric Residue Hydrodemetalization (unit penghilang kandungan metal yang
ada di produk atmospheric residue/long residue)
CDU
Crude Distillation Unit
CN
Coker Naphtha (Produk Naphtha dari DCU)
CCR
Continuous Catalytic Regeneration
DCO
Decant Oil
DCU
Delayed Coking Unit
FCC
Fluid Catalytic Cracking
GO
HDT Gas Oil Hydrotreater
HCC
Hydrocracking Complex
HCGO
Heavy Coker Gas Oil
HCN
Heavy Cracked Naphtha
HGO
Heavy Gas Oil
HN
Heavy Naphtha
HOMC High Octane Mogas (Motor Gasoline) Component
HVGO Heavy Vacuum Gas Oil Kerosene Minyak Tanah
KHDT Kerosene Hydrotreater
LBO
Lube Base Oil
LCGO Light Coker Gas Oil
LCN
Light Cracked Naphtha
LCO
Light Cycle Oil
LGO
Light Gas Oil
LN
Light Naphtha
LPG
Liquid Petroleum Gas
LR
Long Residue
LSWR Low Sulphur Waxy Residue (biasanya dijual untuk dipakai sebagai bahan bakar)
LVGO Light Vacuum Gas Oil
NHDT Naphtha Hydrotreating unit
NRU
Naphtha Rerun Unit atau (pilihan proses)
RCC
Residual Catalytic Cracking
Sour HCN Fraksi HCN yan lebih berat
SRN
Straight Run Naphtha
UCO
Unconverted Oil (produk bottom kolom fraksinasi HCC)
VDU Vacuum Distillation Unit