Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
perempuan.
Sindrom
Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser
diperkirakan
sebagai keadaan sporadik dan saudara perempuan dari pasien tampaknya tidak
mengalami peningkatan risiko. Namun, dijumpai kasus familial sehingga risiko
saudara perempuan pasien untuk mengalami sindrom ini meningkat. Sindrom ini
dapat terjadi pada semua ras dan hanya mempengaruhi wanita. Sindrom MayerRokitansky-Kuster-Hauser merupakan kelainan kongenital yang muncul sejak lahir.
Namun, sindrom ini mungkin tidak terdiagnosis sampai remaja atau awal masa
dewasa.
Patogenesis
Sekitar umur kehamilan 5 minggu, duktus muleri berhenti berkembang. Kerangka
tulang yang berasal dari jaringan mesoderm embrio rentan mengalami gangguan
perkembangan pada masa ini. Uterus, serviks, dan 2/3 proksimal vagina terbentuk dari
penggabungan ujung akhir duktus mulerian. Sedangkan tuba falopi terbentuk dari
bagian ujung awal duktus muleri yang tidak menyatu. Sindrom Mayer-RokitanskyKuster-Hauser sebelumnya diperkirakan sebagai kasus anomali yang sporadik, tetapi
adanya kasus familial mendukung hipotesis bahwa sindrom ini disebabkan oleh
kelainan genetik. Walaupun gen penyebab sindrom ini belum dapat ditentukan,
sindrom ini kemungkinan diwariskan melalui gen autosomal dominan.5
Manifestasi klinis
Amenore Primer dan Nyeri Abdomen
o Gejala ini umum dijumpai pada penderita sindrom Mayer-RokitanskyKuster-Hauser .
o Pasien dapat mengalami pubertas dengan thelarche dan adrenarche
normal, namun menstruasi tidak terjadi.
o Pasien dapat mengalami nyeri abdomen bersiklus sesuai dengan siklus
peluruhan endometrium.
mengalami dispareunia.
Malformasi ginjal
o Tidak terbentuknya ginjal atau ektopia ginjal umum dijumpai. Diagnosis
dapat mengarah pada penemuan kelainan ginjal.
o Beberapa pasien memiliki riwayat inkontinensia uri atau infeksi traktus
urniraia berulang.
Abnormalitas Vertebra
Dapat dijumpai gangguan vertebra yang bervariasi derajat keparahannya.
KESIMPULAN
Amenore primer bisa terjadi karena banyak hal. Salah satunya adalah sindrom turner.
Sindrom turner adalah suatu monosomi kromosom seks, yang merupakan suatu kelainan
jumlah (aneuploidi). Dalam populasi umum, sindrom turner terjadi pada sekitar satu per
5.000 kelahiran bayi perempuan hidup. Bayi yang lahir dengan sindrom turner memiliki 45
kromosom; 22 pasang kromosom somatic dan satu kromosom seks, biasanya X (45 X/O).
Sindrom turner terjadi pada sekitar 1-2 persen kehamilan yang diketahui secara klinis, tapi 99
persen janin dengan kondisi sindrom turner meninggal sebelum dilahirkan. Hal ini
menjadikan sindrom turner sebagai anomaly kromosom yang paling umum dilaporkan pada
kasus aborsi spontan.
DAFTAR PUSTAKA
1
Nelson. Nelson Textbook of Pediatrics. 18th Edition. 2007. United States of America:
EGC. 2007.183-4.
Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Ilmu kesehatan anak nelson. Vol 3. Edisi ke-
penyakit. Edisi 6. 2006. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC. Hal: 26-7
10 Yudha EK, wahyuningsih E, Yulianti D, Karyuni PE. Buku saku patofisiologi:
genetika. Edisi ke-3. Jakarta: EGC;2007.h.63-6.
11 Sybert Virginia P, McCauley Elizabeth. Turners syndrome. N Engl J Med 2004;
351:1227-38
12 Kosim, MS, et.al. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. Edisi I,
cetakan pertama 2008. Hal 63-70.
13 Effendi SH, Indrasanto E. Kelainan kongenital. Dalam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi
R, Sarosa GI, Usman A, penyunting. Buku ajar neonatologi. Edisi ke-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI;2008.h.63-9.
14 Lee HJ, Chang C. Recent advances in androgen receptor action. Cellular and
Molecular Life Sciences. 2003. p. 161322.
15 Nitsche EM, Hiort O. The molecular basis of androgen insensitivity. Hormone
Research. 2000. p. 32733.
16 Norwitz ER, Schorge JO. At a glance obstetri dan ginekologi, edisi ke 2. Jakarta:
penerbit Erlangga. 2007. h.47.
17 Emans J, Laufer MR, Goldstein DP.
I. PENDAHULUAN
Secara berkala, fungsi seksual wanita berada di bawah kendali
hormon. Tanda yang khas untuk suatu siklus haid adalah timbulnya
perdarahan melalui vagina setiap bulan pada seorang wanita. Perdarahan
ini
terjadi
akibat
rangsangan
hormonal
secara
siklik
terhadap
proses
hubungan
ovulasi,
yang
hipotalamus,
pituitary-ovarium
axis).
memegang
hipofisis,
Menurut
peranan
dan
teori
penting
ovarium
neurohumoral
adalah
(hypothalamicyang
dianut
lewat
sirkulasi
menghasilkan
faktor
yang
portal
telah
yang
dapat
khusus.
diisolasi
Hipotalamus
dan
disebut
Lutenizing
Hormone
(LH)
dan
Follicle
Stimulating
haid
normal
dapat
dipahami
dengan
baik
dengan
membaginya atas dua fase dan satu saat, yaitu fase folikuler, saat
ovulasi, dan fase luteal. Perubahan-perubahan kadar hormon sepanjang
siklus haid disebabkan oleh mekanisme umpan balik (feedback) antara
hormon steroid dan hormon gonadotropin. Estrogen menyebabkan umpan
balik
negatif
terhadap
FSH,
sedangkan
terhadap
LH,
estrogen
menyebabkan umpan balik negatif jika kadarnya rendah, dan umpan balik
positif jika kadarnya tinggi. Tempat utama umpan balik terhadap hormon
gonadotropin ini mungkin pada hipotalamus.1,2,4
Tidak lama setelah haid mulai, pada fase folikular dini, beberapa
folikel berkembang oleh pengaruh FSH yang meningkat. Meningkatnya
FSH ini disebabkan oleh regresi korpus luteum, sehingga hormon steroid
ini
hanya
membantu
pembuatan
estrogen
dalam
folikel.
Perkembangan folikel yang cepat pada fase folikel akhir ketika FSH mulai
menurun, menunjukkan bahwa folikel yang telah masak itu bertambah
peka terhadap FSH. Perkembangan folikel berakhir setelah kadar estrogen
LH
(LH-surge)
pada
pertengahan
siklus,
mengakibatkan
berdasarkan
etiologi,
tidak
jarang
diperlukan
pemeriksaan-
selalu
perlu.
Ada
jenis-jenis
amenorea
yang
memerlukan
penyakit
akut
atau
menahun;
apakah
ada
gejala-gejala
penyakit
semua
ini
penting
untuk
pembuatan
diagnosis.
Pada
sebab
amenorea,
pemeriksaan lanjutan.
Dalam menangani ka
maka
dapat
dilakukan
pemeriksaan-