Você está na página 1de 1

Mohammad Ganda Arbeta Putra

13/348924/HK/19599

Analisis Putusan MA RI Nomor 858 K/Sip/1971 tanggal 27 Oktober 1971


Pada intinya, Putusan MA RI Nomor 858 K/Sip/1971 tanggal 27 Oktober 1971
merupakan putusan mengenai kekuatan pembuktian dimana suatu keterangan saksi
yang tidak disertai dengan sebab musababnya tidak dapat dianggap sebagai alat bukti
yang sempurna.
Mengenai keterangan saksi, Pasal 285 ayat (1) KUHAP menyatakan bahwa keterangan
saksi yang dinyatakan dimuka sidang harus mengenai apa yang ia lihat dengan mata
kepala sendiri, dia rasakan dengan persaannya sendiri, dan dia alami dengan panca
indranya sendiri. Keterangan saksi yang didapat dari pihak ketiga hanya berdasarkan
informasi disebut dengan testimonium de auditu atau kesaksisan yang tidak dapat
diartikan sebagai saksi namun bersifat tambahan alat bukti, dan secara hukum
kesaksian testimonium de auditu dalam hukum tidak diperkenankan sebagai alat bukti
karena keterangan saksi tersebut tidak berhubungan dengan peristiwa hukum yang
dialami sendiri oleh saksi. Sedangkan suatu saksi tanpa disertai sebab musababnya
tidak dapat dianggap sebagai alat bukti yang sempurna (pasal 185 ayat (6) huruf (c)
KUHAP). Bagi saksi, memberikan keterangan dalam persidangan disertai dengan
sebab musababnya merupakan suatu kewajiban.
Hakim dalam menilai keterangan saksi-saksi dalam persidangan tidak jarang menemui
kebeneran bahwa saksi tidak mengetahui secara pasti mengenai perkara yang sedang
diproses di pengadilan, seperti misalnya saksi tidak mengetahui secara pasti kapan,
dimana, atau berapa atau hal lain mengenai kesaksian yang harusnya diketahui secara
pasti oleh saksi secara pasti. Hal tersebut tentunya mengurangi nilai kekuatan
pembuktian dalam suatu persidangan. Kesaksian tanpa sebab musabab tersebut juga
dapat menghambat berjalannya suatu persidangan karena kurangnya alat bukti yang
sah dan sempurna. Oleh karena itu hakim tidak diperbolehkan menjatuhkan putusannya
jika saksi memberikan keterangannya tanpa disertai sebab musababnya atas
kesaksiannya tersebut. hakim harus mendapatkan alat bukti yang sempurna lainnya
untuk dapat menjatuhkan putusan.
Apabila hakim telah menjatuhkan putusan dimana terdapat keterangan saksi diduga
tidak disertai sebab musababnya, maka dapat dilakukan perlawanan dengan
membuktikan bahwa keterangan saksi-saksi yang telah diterima dan dianggap
bersesuaian dalam judex facti merupakan pertimbangan hukum yang tidak cermat dan
keliru oleh hakim dalam menilai keterangan saksi-saksi. Misalkan membuktikan bahwa
benar saksi hanya mendengar cerita dari orang-orang sekitar, atau misalakan bahwa
benar saksi tidak mengetahui secara pasti mengenai kesaksiaannya.

Você também pode gostar