Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Contoh :
1 MPa = 1 N/mm2 = 10 kg/cm2
fc. 5 Mpa setara dengan = (5x10) / 0,83 = 50 / 0,83 = 60,24 kg/cm2
K. 100 kg/cm2 setara dengan = (100/10) x 0.83 = 10 x 0,83 = 8,3
Mpa
( cara praktis )
tabel diatas merupakan contoh yang bisa dijadikan sebagai acuan
dalam menentukan mutu beton dalam pelaksanaan terkait dengan
pemahaman antara Kualitas Beton dengan fc ( Mpa ) dan K
( kg/cm2 ).
Untuk mengetahui kepastian komposisi campuran dan kualitas yang
diinginkan bisa dilakukan uji laboratorium Mix Design ( penyelidikan
material ) serta melakukan slump tes
tabel slump test beton
Penentuan nilai Fc bisa juga didasarkan pada hasil
pengujian pada nilai fck yang didapat dari hasil uji
tekan benda uji kubus bersisi 150 mm.
Dalam hal ini fc didapat dari perhitungan konversi
berikut ini :
Fc=(0,76+0,2 log (fck/15) fck
Atau perbandingan kedua benda uji ini, untuk
kebutuhan praktis bisa diambil berkisar 0,83
(sebagaimana penjelasan diatas).
Contoh :
K.300 (kg/cm2) ------> MPa. Dengan mengalikan 0,098
==> fck = 300 x 0,098 = 29,4 MPa
Konversi K ke Fc sebagai berikut :
Fc=(0,76+0,2 log (fck/15) fck
K 300 = 300 kg/cm2 = ............MPa ;
1 MPa = (100/9,81) kg/cm2 ; gravitasi = 9.81 m/s2
1. K.300 = 300 x 0,098 = 29,4 MPa
2. K.300 = (0,76 + (0,2xlog(29,4/15)))x29,4 = 24,06
MPa
terima kasih ..
semoga bermanfaat ....
2.
Cetok
3.
4.
Kaliper
Ukur dimensi benda uji, beserta jarak dua titik ukur awal.
2.
3.
4.
Berikut adalah contoh hasil pengujian dan cara mengolah data hasil
pengujian
A. Benda uji :
Diameter Terukur
jembatan
Perencanaan Jembatan
PENDAHULUAN
I. Pengertian
Jembatan adalah bangunan pelengkap jalan yang
menghubunkan suatu lintasan yang terputus akibat
suatu rintangan atau sebab lainnya, dengan cara
melompati rintangan tersebut tanpa menimbulkan /
menutup rintangan itu.
Lintasan tersebut bisa merupakan jalan kendaraan,
jalan kereta api atau jalan pejalan kaki, sedangkan
rintangan tersebut dapat berupa sungai, jalan, jalan
kereta api, atau jurang (bisa juga berupa jurang
pemisah antar gedung bertingkat)
Jembatan mempunyai ciri-ciri khusus yaitu mempunyai
Bangunan atas, Bangunan bawah dan Bangunan
pelengkap.
Bangunan atas adalah komponen jembatan yang
menerima beban kendaraan di atas perlekatan.
Termasuk katagori Bangunan atas adalah :
- Balok, Rangka, Dek yang terdiri atas plat, dsb.
- Perletakan.
Bangunan bawah adalah bangunan untuk
meneruskan beban ke tanah dasar. Bangunan bawah
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala jembatan
(abutment) atau pilar (pier) dan pondasi.
Termasuk katagori Bangunan bawah adalah :
- Kepala jembatan/pilar
- Pondasi untuk kepala jembatan/pilar
PEMBAHASAN
I. Pekerjaan Lapangan
Pekerjaan lapangan ini mencakup keseluruhan kegiatan
survei dan investigasi di lapangan untuk memperoleh
data-data akurat yang diperlukan dalam proses
perencanaan jembatan, yaitu :
Kegiatan lapangan yang perlu dilakukan meliputi
beberapa item, yaitu :
Data Penunjang
Survei Pendahuluan
Survei AMDAL
Survei Topografi
Survei Hidrologi
Survei Lalu lintas
Survei Geoteknik
Data Penunjang : data penunjang dan data dasar yang
tersedia, yang diperlukan sebagai referensi pada saat
pelaksanaan survei.
Kegiatan pengumpulan data penunjang dan analisis
atau studi data awal (desk study) ini sangat diperlukan
agar regu survei mendapatkan gambaran tentang
kondisi lokasi dan pencapaian lokasi, serta gambaran
rencana.
Data-data yang perlu di kumpulkan:
1. Peta :
Peta Jaringan Jalan : dari DPU, info.jaringan jalan yang
sudah ada di sekitar loasi rencana jembatan & batasbatas wilayah, skala peta antara 1:1.000.000
1:1.500.000
Peta Topografi : dari Direktorat Geologi dan Jawatan
Topografi A.D. (JANTOP), data yang paling fundamental,
karena merupakan peta dasar sebagai pedoman route
survei, skala peta antara 1:250.000 1:25.000
Peta Geologi Regional : dari Direktorat Geologi,
info.kondisi geologi (formasi batuan, proses
pembentukan, umur geologi suatu lapisan, struktur
geologi, dll.), skala peta 1:250.000
Photo Udara / citra satelit : info.batuan dasar dan
kelembabannnya dengan mengamati jenis vegetasi,
penyebaran serta kesuburannya serta memperkirakan
PetaTopografi
Peta Topografi dengan skala 1:5000 yang disertai
penggambaran perkiraan
jalannya arus air (sungai dan anak-anak sungai) dan
perkiraan luas daerah yang
mempengaruhi debit anak-anak sungai dan debit
sungai yang akhirnya akan
mempengaruhi debit sungai di lokasi jembatan yang
diusulkan, yang kesemuanya
ini diplotkan di peta tersebut. Jarak garis batas daerah
pengaruh ini diambil dari
ketinggian garis tinggi kontur terhadap sungai/anakanak sungai, dengan melihat
keadaan tanah, kondisi curah hujan yang tidak merata.