Você está na página 1de 6

ANALISA MANFAAT BIAYA PENDIDIKAN

Pendahuluan
Hampir dapat dipastikan bahwa proses pendidikan tidak dapat berjalan tanpa dukungan
biaya yang memadai. Implikasi diberlakukannya kebijakan desentralisasi pendidikan, membuat
para pengambil keputusan sering kali mengalami kesulitan dalam mendapatkan referensi tentang
komponen pembiayaan pendidikan. Kebutuhan tersebut dirasakan semakin mendesak sejak
dimulainya pelaksanaan otonomi daerah yang juga meliputi bidang pendidikan. Apalagi masalah
pembiayaan ini sangat menentukan kesuksesan program MBS, KBK, ataupun KTSP yang saat
ini diberlakukan.
Dalam makalah ini, kami akan memfokuskan pada satu permasalahan pembiayaan
pendidikan yaitu analisis manfaat biaya pendidikan, namun untuk memperjelas dan
mempermudah pembahasan makalah ini, pemakalah akan membahas terlebih dahulu apa yang
dimaksud dengan biaya pendidikan.
A. Pengertian Biaya Pendidikan
Secara bahasa biaya (cost) dapat diartikan pengeluaran, dalam istilah ekonomi,
biaya/pengeluaran dapat berupa uang atau bentuk moneter lainnya. Pengertian biaya dalam
ekonomi adalah pengorbanan-pengorbanan yang dinyatakan dalam bentuk uang, diberikan secara
rasional, melekat pada proses produksi, dan tidak dapat dihindarkan. Bila tidak demikian, maka
pengeluaran tersebut dikategorikan sebagai pemborosan. Dan biaya pendidikan menurut Prof.
Dr. Dedi Supriadi, merupakan salah satu komponen instrumental (instrumental- input) yang
sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan (di sekolah). Biaya dalam pengertian ini
memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan
penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga.
Secara umum pembiayaan pendidikan adalah sebuah kompleksitas, yang didalamnya
akan terdapat saling keterkaitan pada setiap komponennya, yang memiliki rentang yang bersifat
mikro (satuan pendidikan) hingga yang makro (nasional), yang meliputi sumber-sumber
pembiayaan pendidikan, sistem dan mekanisme pengalokasiannya, efektivitas dan efisiensi

dalam penggunaanya, akuntabilitas hasilnya yang diukur dari perubahan-perubahan yang terjadi
pada semua tataran, khususnya sekolah, dan permasalahan-permasalahan yang masih terkait
dengan pembiayaan pendidikan, sehingga diperlukan studi khusus untuk lebih spesifik mengenal
pembiayaan pendidikan ini.
Nanang Fattah menambahkan biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung (direct
cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa seperti
pembelian alat-alat pembelajaran, penyediaan sarana pembelajaran, biaya transportasi, gaji guru,
baik yang dikeluarkan pemerintah, orang tua maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak
langsung berupa keuntungan yang hilang dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang yang
dikorbankan oleh siswa selama belajar, contohnya, uang jajan siswa, pembelian peralatan
sekolah (pulpen, tas, buku tulis,dll).
B. Analisis Biaya Manfaat
Analisis biaya manfaat merupakan metodologi yang banyak digunakan dalam melakukan
analisis investasi pendidikan. Metode ini dapat membantu para pengambil keputusan dalam
menentukan pilihan diantara alternatif alokasi sumber-sumber pendidikan yang terbatas tetapi
memberikan keuntungan yang tinggi.
Dalam konsep dasar pembiayaan pendidikan ada dua hal penting yang perlu dikaji atau
dianalisis, yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total cost) dan biaya satuan per siswa (unit
cost). Biaya satuan ditingkat sekolah merupakan Aggregate biaya pendidikan tingkat sekolah
baik yang bersumber dari pemerintah, orang tua, dan masyarakat yang dikerluarkan untuk
menyelenggarakan pendidikan dalam satu tahun pelajaran. Biaya satuan per-murid merupakan
ukuran yang menggambarkan seberapa besar uang yang dialokasikan sekolah secara efektif
untuk kepentingan murid dalam menempuh pendidikan. Oleh karena biaya satuan ini diperoleh
dengan memperhitungkan jumlah murid pada masing-masing sekolah, maka ukuran biaya satuan
dianggap standar dan dapat dibandingkan antara sekolah yang satu dengan yang lainnya. Analisis
mengenai biaya satuan dalam kaitannya dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya dapat
dilakukan dengan menggunakan sekolah sebagai unit analisis. Dengan menganalisis biaya

satuan, memungkinkan kita untuk mengetahui efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber di


sekolah, keuntungan dari investasi pendidikan, dan pemerataan pengeluaran masyarakat,
pemerintah untuk pendidikan. Disamping itu, juga dapat menjadi penilaian bagaimana alternatif
kebijakan dalam upaya perbaikan atau peningkatan sistem pendidikan.
Komponen Biaya Pendidikan meliputi:
1. Peningkatan KBM 13. Peningkatan pembinaan kegiatan siswa
2. Pembinaan tenaga kependidikan 14. Rumah tangga sekolah
3. Pengadaan alat-alat belajar 15. Kesejahteraan
4. Pengadaan bahan pelajaran 16. Perawatan
5. Sarana kelas 17. Pengadaan alat-alat belajar
6. Sarana sekolah 18. Pembinaan tenaga kependidikan
7. Pembinaan siswa 19. Pengadaan bahan pelajaran
8. Pengelolaan sekolah
9. Pemeliharaan dan penggantian sarana dan prasarana pendidikan
10. Biaya pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pelaporan.
11. Peningkatan mutu pada semua jenis dan jenjang pendidikan;
12. Peningkatan kemampuan dalam menguasai iptek.
C. Cara-cara Memperkirakan Biaya Pendidikan
Ada dua cara untuk memperkirakan biaya pendidikan, yaitu (1) memperkirakan biaya
atas dasar sumber-sumber pembiayaan, dan (2) memperkirakan biaya atas dasar laporan dari
lembaga-lembaga pendidikan.

Cara yang pertama dilakukan dengan cara meneliti laporan dari sumber-sumber
pembiayaan pendidikan. Menurut sifatnya sumber-sumber ini dibedakan atas: (1)
pengeluaran yang menyeluruh, dan (2) pengeluaran menurut status, tingkat, dan
sifatnya.
Pengeluaran menyeluruh terdiri atas: (a) sumber-sumber pemerintah, yang terdiri atas:
(1) pemerintah pusat, (2) pemerintah daerah, dan (3) bantuan luar negeri.
Pengeluaran menurut status dan sifatnya; Menurut statusnya: pengeluaran dibedakan
atas pengeluaran dari lembaga pendidikan pemerintah dan pengeluaran pendidikan swasta.
Kemudian menurut tingkatnya, yaitu TK, SD, SLTP, SLTA (SMU dan SMK), dan
perguruan tinggi. Selanjutnya menurut sifatnya: pengeluaran dibedakan atas pengeluaran
berulang, pengeluaran modal, dan pengeluaran lainnya.
Cara yang kedua, ialah menggunakan secara langsung laporan dari lembaga-lembaga
pendidikan. Untuk keperluan membuat perkiraan tersebut harus dipenuhi syarat-syarat
sebagai berikut: Yang pertama, dan yang terpenting adalah harus ada laporan dari lembagalembaga pendidikan. Kedua, laporan tersebut harus dibuat menurut pola standar fungsional
yang seragam. Ketiga, laporan harus memperlihatkan keseluruhan biaya operasi dari
lembaga tersebut.
Sumber-sumber dana pendidikan antara lain meliputi: Anggaran rutin (DIK); Anggaran
pembangunan (DIP); Dana Penunjang Pendidikan (DPP); Dana BP3; Donatur; dan lain-lain yang
dianggap sah oleh semua pihak yang terkait. Pendanaan pendidikan pada dasarnya bersumber
dari pemerintah, orang tua dan masyarakat (pasal 33 No. 2 tahun 1989). Sejalan dengan adanya
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), sekolah dapat menggali dan mencari sumber-sumber dana
dari pihak masyarakat, baik secara perorangan maupun secara melembaga, baik di dalam
maupun di luar negeri, sejalan dengan semangat globalisasi.
Dana yang diperoleh dari berbagai sumber itu perlu digunakan untuk kepentingan
sekolah, khususnya kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu,
setiap perolehan dana, pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telah
disesuaikan dengan rencana anggaran pembiayaan sekolah (RAPBS).

D. Tujuan Analisis Manfaat Biaya


Setelah memahami bentuk biaya, tujuan dari analisis biaya adalah untuk memberikan
kemudahan, memberikan informasi pada para pengambil keputusan untuk menentukan
langkah/cara dalam pembuatan kebijakan sekolah, guna mencapai efektivitas maupun efisiensi
pengolahan dana pendidikan serta peningkatan mutu pendidikan.
Secara khusus, analisis manfaat biaya pendidikan bagi pemerintah menjadi acuan untuk
menetapkan anggaran pendidikan dalam RAPBN, dan juga sebagai dasar untuk meningkatkan
kualitas SDM dengan meningkatkan mutu pendidikan nasional. Sedangkan bagi masyarakat,
analisis manfaat biaya pendidikan ini berguna sebagai dasar/pijakan dalam melakukan
investasi di dunia pendidikan. Hal ini dirasakan penting untuk diketahui dan dipelajari, karena
menurut sebagian masyarakat pendidikan hanya menghabis-habiskan uang tanpa ada
jaminan/prospek peningkatan hidup yang jelas dimasa yang akan datang.
PENUTUP
Biaya pendidikan dapat dikatakan memegang peranan penting dalam keberlangsungan
pendidikan. Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan yang
bermutu juga tidak terlepas dari perencanaan anggaran yang mantap, alokasi yang tepat sasaran
dan efektif sehingga membuat seluruh komponen lembaga pendidikan tersebut bersinergi dan
memberikan hasil yang optimal dalam pencapaian tujuan. Lembaga pendidikan dapat dikatakan
juga sebagai produsen jasa pendidikan, seperti halnya pada bidang usaha lainnya menghadapi
masalah yang sama, yaitu biaya produksi.
Dan tidak bisa dipungkiri bahwa analisis manfaat biaya pendidikan menjadi bahan
perhatian yang penting bagi pemerintah, masyarakat, dan para penyelenggara pendidikan untuk
menentukan langkah progresif dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang, Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT.Rosda Karya, 2002)

Hallak, J, Analisis Biaya dan Pengeluaran Untuk Pendidikan (Paris: International Institute For
Planning, UNESCO, 1985)
Supriadi, Dedi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT.Rosda Karya,
2003)
Konsep dan Analisis Biaya Pendidikan CARI ILMU ONLINE BORNEO.html
ums.ac.id/staf/syamsudin/.../Perencanaan%20Biaya%20Pendidikan.pdf

Você também pode gostar