Você está na página 1de 7

Analisis Petrofisika Batuan

Karbonat dari Bukit Bayat,


Klaten, untuk Menentukan
Potensi
Batuan
sebagai
Batuan Reservoir
Tim Gazprom, Jurusan Teknik
Perminyakan, UPN Veteran Yogyakarta.
Copyright 2016, Society of Petroleum Engineers Inc.
This paper was prepared for presentation at the 2016 final test of practical work core analyzes, The Indonesian, 23 April 2016.
This paper was selected for presentation by Seven Sisters team research. Following review of information contained in an abstract submitted by the author(s). Contents of
the paper, as presented, have not been reviewed by the Society of Petroleum Engineers and are subject to correction by the author(s). the material as presented, does not
necessarily reffect any position of the Society of Petroleum engineers, its officers, or member. Paper presented at SPE meetings are subject to publication review by
Editorial Committes of the Society of Petroleum Engineers. Electronic reproduction, distribution, or storage of any part of this paper for commercial purposes without the
written consent of the Society of Petroleum engineers is prohibited. Permission to reproduce in print is restricted to an abstract of not more than 300 words, illustrations
may not be copied. The abstract must contain conspicuous acknowledgment of where and by whom the paper was presented. Write Librarian, SPE, P.O. Box 833836,
Richardson, TX 75083-3836, U.S.A., fax 01-972-952-9435.

2. Dasar Teori
2.1 Porositas
Porositas adalah besaran kemampuan batuan
untuk menyimpan fluida. Secara kuantitatif,
porositas adalah perbandingan volume pori
dengan volume total (volume bulk).
Berdasarkan bagaimana ia terbentuk, porositas
dibagi menjadi dua sub-kategori, yaitu:
-Porositas Primer
Porositas
batuan
yang
terbentuk
bersamaan dengan proses pengendapan
batuan.
-Porositas Sekunder
Porositas batuan yang terbentuk setelah
proses pengendapan, disebabkan oleh
proses
pelarutan,
perekahan,
dan
dolomitisasi.
Sedangkan porositas berdasarkan perspektif
teknis reservoir, dibagi menjadi dua subkategori, yaitu:
-Porositas Absolut
-Porositas Absolut didefinisikan sebagai
perbandingan volume ruang pori total
dengan volume bulk. Porositas absolut
secara umum persamaan matematisnya
adalah:

||

total pori volume


x 100
bulk volume

||

bulk volumegrain volume


x 100
bulk volume

-Porositas Efektif
Porositas Efektif adalah presentasi
perbandingan volume ruang pori yang
saling berhubungan di dalam batuan
dengan volume bulk.

eff =

Permeabilitas adalah kemampuan batuan


untuk mengalirkan fluida melalui pori batuan
tanpa merusak partikel batuan itu sendiri.
Permeabilitas secara umum dituliskan secara
matematis yaitu:

c m3
. ( cp ) . L(cm)
sec
k ( darcy)=
A ( sq . cm ) . P ( atm )
Q

( )

Di reservoir, ada lebih dari satu jenis fluida


yang mengalir di dalamnya, sehingga ada
beberapa jenis permeabilitas pula, yaitu:
-Permeabilitas Absolut
Permeabilitas yang terdiri dari satu jenis
fluida yang mengalir dalam media berpori.
-Permeabilitas Efektif
Permeabilitas yang terdiri dari lebih dari 2
jenis fluida yang mengalir dalam media
berpori (air, minyak, dan gas).
-Permeabilitas Relatif
Perbandingan
Permeabilitas
Efektif
dengan Permeabilitas Absolut batuan.
2.3 Saturasi
Saturasi didefinisikan sebagai perbandingan
dari volume pori yang terisi oleh fluida
dengan volume bulk. Ruang pori batuan terisi
luida, seperti: air, minyak, dan gas.
Saturasi fluida berbeda dari satu tempat ke
tempat lainnya di dalam reservoir, air selalu
berada di bawah minyak dan gas. Dari saturasi
kita bisa menentukan Water Oil Contact
(WOC), cadangan minyak dan saturasi tiap
fluida di reservoir untuk mengetahui
produktivitas dari batuan reservoir.

2.4 Kadar larut sampel terhadap larutan


interconnected pore volume
x 100 asam.
bulk volume

2.2 Permeabilitas

Salah satu metode untuk meningkatkan


produksi minyak di batuan karbonat adalah
dengan meninjeksikan larutan asam seperti

HCl ke dalam reservoir. Batuan reservoir yang bisa


dilakukan pengasaman adalah: Limestone, Dolomite, dan
Dolomite-Limestone. Metode ini menggunakan teknik
gravimetri untuk menentukan kereaktifan formasi
terhadap asam. Tapi, ada beberapa syarat dalam
penggunaan asam, yaitu:
-Tidak terlalu reaktif dengan peralatan metal.
-Dalam kategori amannya, harus bisa menunjukkan
indikasi keberhasilan proses pengasamannya.
-Harus bisa bereaksi dengan karbonat atau mineral
pengendapan lainnya dan membentuk produk larutan.
Ada beberapa jenis asam yang umumnya digunakan
untuk proses pengasaman, yaitu:
-Asam organik, CH3COOH dan CHO2H
-Asam klorida, HCl
-Asam Florida, HF
3. Metode penelitian
3.1. Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam tugas ini yaitu :

Rekomendasi
4. Hasil
4.1. Perhitungan Porositas
Berat core kering di udara (W1) = 29.27 gr
Berat core kering di kerosin (W2) = 20
gr
Berat core jenuh di udara (W3) = 29.6 gr
Densitas Kerosin = 0.8 gr/cc

W3 - W 2
Volume Bulk (Vb) = Berat Jensi Kerosen
=

Studi Pustaka

Volume Grain (Vg)=

W1 - W 2
Berat Jenist Kerosen
29.27-20
0,8

= 11,6 cc
Volume Pori (Vp) =

W3 - W 1
Berat Jenis Kerosen
29.6-29.27
0,8

= 0.4125 cc
Porositas ()

Vp
x 100%
Vb

0.4125
x
100%
12

= 3.4 %

Pengumpulan Data

Data Petrofisik

Analisa
Kesimpulan

29.620
0,8

= 12 cc

3.1.1. Studi Pustaka


Studi pustaka dilakukan pada beberapa referensi yang
mendukung penelitian ini secara keilmuan sehingga
dalam pembahasannya akan ditunjang dengan latar
belakang serta teori yang kuat.
3.1.2 Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan
percobaan di laboratorium analisa inti batuan.
a. Data primer
Data hasil pengukuran fisik yaitu Porositas,
permeabilitas, saturasi dan ke larutan dalam asam.
b. Data sekunder
Harga viskositas gas dan air didapatkan dari data
laboratorium analisa inti batuan yang telah ada
sebelumnya.

22,110,2
0,8

4.2. Perhitungan Saturasi


Berat Core Kering (W1) = 28.21 gr
Berat Core Jenuh (W2)
= 28.45 gr
Volume Pori
= 0.4125 cc
Volume Air
= 0,05 cc
Berat Air
= 0.05 gr
Core tidak dijenuhi oleh gas, sehingga :
Sg = 0
So + Sw = 1

Saturasi Air (Sw)

Vw
= V
p
=

Saturasi Minyak (So)

= 0.12
= 1 Sw
= 1 0.12
= 0.88

QL
= AP
=

0.0178 x 2.5 x 2.5


40.25

0.114 Darcy

Percobaan Kedua
Panjang core(L)
= 2.5cm
Luas penampang(A)
= 4cm2
Beda tekanan (P)
= 0.5 atm
Flow reading
= 0.52 cm
Laju Alir (Q)
= 3,7 cm3/detik
Gas viskositas() = 0.0178 cp
Permeabilitas (K2)

Permeabilitas (K3)

QL
AP

0.0178 5 2.5
41

0.057 Darcy

QL
AP

Nilai dari permeabilitas absolut (K abs) didapat melalui


pengeplotan nilai permeabilitas dan nilai 1/Pm (Pm = P
mean). Di mana rumus dari

1) Pm1

Pm=

Pinlet+Poutlet
2

( 0.25+1 ) +1
=1.125 atm
2

1/Pm1 = 0.89 atm-1


2) Pm2

( 0.5+1 ) +1
=1.25 atm
2

1/Pm2 = 0.8 atm-1


3) Pm3

( 1+1 ) +1
=1.5 atm
2

1/Pm3 = 0.67 atm-1


Absis
(1/Pm)
0.89
0.8
0.67

Ordinate
(K)
0.114
0.0846
0.057

Dari grafik (terlampir), dapat diketahui persamaan garis


y=0.3854x 0.2183 dan dari persamaan tersebut didapat
:

y 0.114-0.057
=
=0.2258
x 0.89-0.67

tan

= 0.116

= 0.0846 Darcy

tan 0.2258
=
= 2.205
k
0.116

= 2.5cm
= 4cm2
= 1atm
= 0.62 cm
= 5 cm3/detik

0.25+0.5+1
=0.583 atm
3

Percobaan Ketiga
Panjang core (L)
Luas penampang(A)
Beda tekanan (P)
Flow reading
Laju Alir (Q)

=0.0183 cp

0.05
0.4125

4.3 Perhitungan Permeabilitas dengan Gas


Permeameter
Percobaan Pertama
Panjang core (L)
= 2.5 cm
Luas penampang (A)
= 4 cm2
Beda tekanan (P)
= 0.25 atm
Flow reading
= 0.41 cm
Laju Alir (Q)
= 2.5 cm3/detik
Gas viskositas()
= 0.0183cp
Permeabilitas (K1)

Gas viskositas ()

0.01783.72.5
40.5

Jadi, K actual (K*) = K

(1+ bP )

= 0.116

(1+ 2.205
0.583 )

Ppr

= 0.554 Darcy
4.4. Perhitungan Permeabilitas dengan Liquid
permeameter
Beda tekanan (P)
= 1 atm
Luas penampang(A)
= 4 cm2
Panjang core(L)
= 2.5 cm
Viskositas cairan ()
= 0.895 cp
Waktu alir (T)
= 651 detik
Volume liquid (V)
= 50 cc
Flow liquid (Ql)
= 0.076 cm3/detik
Kabs

=
=

VL
APT
0.895502.5
41651
0.0429 Darcy

2000
668.4

Tpr

Tres
Tc

580
395.5

= 1.46
Berdasarkan Grafik Standing Katz Kompresibilitas
didapat nilai z = 0.77
Bg =

0.082 z Tres
P

0.082 0.77 580


2000

= 0.006297 BBL/SCF

4.5. Perhitungan Larutan Asam


Sampel Core
= batu karbonat
Jenis Asam
= HCl 15%
Berat Awal (W1)
= 29.6 gr
Berat Core Kering (W2) = 19.7 gr
Berat yang Bereaksi (W3) = W1- W2
= 29.6 19.7
= 9.9 gr
=

Ps
Pr

= 2.992

Bo = 1.3170

% Solubility

=1.3170

e[C 0( P Pb) ]
e[0.00153 (20001000 ) ]

= 0.285286 BBL/STB
Dengan diperoleh harga Bg dan Bo dapat dihitung
OOIP dan OGIPnya.

OOIP =

7758 Vb (1-Swi)
Boi

W3
100
W1

9.9 gr
100%
= 29.6 gr
= 33.44%
4.6. Perhitungan Cadangan Volumetrik
Vb
= 51831.16
Ps
= 2000 psi
Pb
= 1000 psi
Tres
= 120oF = 580 R
Pc
= 668.4 psi
Tc
= 395.5 R
Bo@Pb
= 1.1317 psi
Co
= 0.00153

7758 51831.16 0.034 (1-0.15)


0.285286
= 23864637,6 STB
= 23 MMSTB

OGIP =

43560 Vb (1-Swi)
Bgi
4356051831.16 0.34 (1-0.12)
0.00 6297

= 6070649711SCF
= 6070 MMSCF
5. Pembahasan

6. Kesimpulan
7. Rekomendasi
8. Daftar Pustaka
Dake,
L.P.:
The
Practice
of
Reservoir
Engineering, revised edition, Elsevier
Science, Department Petroleum
Trondheim
University, 1983.
Tarek, Ahmed: Reservoir Engineering
Handbook,
4th edition, Elsevier Inc, Burlington, USA, 2010.
Hariyadi, dkk: Pengantar Teknik Perminyakan,
Yogyakarta : UPN
Veteran Yogyakarta. 2004.
Buku Petunjuk Analisa Inti Batuan. Laboratorium
Fakultas Teknologi Mineral. Prodi Teknik Perminyakan.
UPN Veteran Yogyakarta.

Tambahan

Grafik 1/P vs k
0.12
0.1

0.11
f(x) = 0.26x - 0.12
0.08

0.08
K ( Darcy ) 0.06
0.04

0.06

0.02
0
0.65

0.7

0.75

0.8

0.85

1/Pm ( 1/Psia)

Grafik 1.1. Grafik K vs 1/Pm

0.9

0.95

Grafik 1.2. Grafik Penentuan Z (Faktor Kompresibilitas)

Você também pode gostar