Você está na página 1de 5

BAB 3

PENGENDALIAN INTERNAL

Pengendalian internal berkaitan dengan pemeriksaan laporan keuangan dan pengendalian


menajemen yang berkaitan dengan kinerja audit mempunyai karakteristik yang sama, namun
mempunyai tujuan berbeda. Akuntan yang melakukan pemeriksaan laporan keuangan memahami
bahwa pengendalian internal berkaitan dengan kompetensi bukti yang dibutuhkan dalam suatu
pemeriksaan. Pengendalian manajemen dalam kinerja audit meliputi pengendalian internal dan
pengendalian eksternal.

A.

PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERNAL DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN

Perbedaan Pengendalian Manajemen dan Pengendalian Internal


Pengendalian Manajemen
Terdiri
dari
pengendalian
pengendalian eksternal

internal

Pengendalian Internal
dan Terdiri dari pengendalian
pengendalian akuntansi

administratif

dan

Lebih menekankan pada pencapaian tujuan Lebih menekankan pada pengendalian terhadap
perusahaan dan menghubungkan pengendalian otorisasi atas transaksi dan mengamankan aktiva
manajemen untuk mencapai tujuan tersebut.
perusahaan dengan melakukan pencatatan
akuntansi yang baik
Lebih menekankan pada pengendalian eksternal

Lebih menekankan pada pengendalian internal

Pengendalian meliputi semua kegiatan majanemen Pengendalian meliputi (i) aktivitas akuntansi
seperti produksi, transportasi, dan riset pada untuk
mengamankan
assets
perusahaan,
aktivitas akuntansi
memeriksa akurasi dan keandalan data akuntansi
(ii) meningkatkan efisien dan efektif, (iii)
mendorong ketaatan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku.
a.

Definisi Pengendalian
SAS 55 (AU 319.6) menyebutkan bahwa suatu susunan pengendalian internal terdiri dari

kebijakan- kebijakan dan prosedur- prosedur yang dibuat untuk memberikan kepastian secara wajar
bahwa tujuan perusahaan secara khusus akan dicapai. AICPA (American Institute of Certified Public
Accountance) dalam Herbert (1979:121-122) mengatakan bahwa pengendalian internal terdiri dari
pengendalian administratif dan pengendalian akuntansi.

1. Pengendalian administratif meliputi perencanaan organisasi, prosedur dan pencatatan yang


berkaitan dengan proses keputusan berdasarkan otorisasi manajemen atas transaksi. Otorisasi
merupakan fungsi manajemen yang berkaitan langsung dengan tanggung jawab pencapaian
tujuan organisasi dan merupakan langkah awal untuk menetapkan pengendalian transaksi
akuntansi.
2. Pengendalian akuntansi terdiri dari perencanaan organisasi, prosedur dan catatan yang berkaitan
dengan perlindungan aktiva (asset), dan kendala pencatatan akuntansi yang dirancang untuk
memberikan keyakinan yang wajar.
b.

Unsur-Unsur Pengendalian Internal


Sawyer et. al., (2003:66) mengatakan bahwa terdapat lima komponen pengendalian internal

yang saling berkaitan pada pernyataan COSO (committee of sponsoring organization) atau disebut
dengan model pengendalian COSO3. Kelima komponen tersebut adalah :
1. Lingkungan pengendalian
2. Penentuan risiko
3. Aktivitas pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
5. Pengawasan
c.

Pengendalian Preventif, Detektif, dan Korektif


Pengendalian Preventif merupakan pengendalian yang diterapkan untuk mencegah terjadinya

kecurangan. Pengendalian preventif bisa meliputi karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya,
penggunaan komputer yang memadai, prosedur pencatatan yang layak.
Pengendalian Detektif dirancang untuk menemukan terjadinya kecurangan. Pengendalian ini mencakup
pemeriksaan dan perbandingan seperti catatan kinerja dan pemeriksaan independen atas kinerja. Selain
itu, pengendalian detektif juga meliputi konfirmasi dengan pemasok utang usaha, penggunaan teknikteknik komputer seperti limit transaksi, kata kunci, pengeditan, dan sistem pemeriksaan seperti audit
internal.
Pengendalian Korektif dirancang untuk memastikan bahwa tindakan korektif diambil untuk
memperbaiki hal-hal yang tidak diharapkan atau untuk memastikan bahwa hal-hal tersebut (seperti
penyalahgunaan, otorisasi yang tidak layak, atau pencurian) tidak terulang.

B.

STANDAR-STANDAR PENGENDALIAN INTERNAL

Secara details standar meliputi :


1. Dokumentasi struktur, semua transaksi, dan kejadian signifikan harus didokumentasikan dengan
baik, dokumentasi tersebut harus siap tersedia.
2. Pencatatan transaksi dan kejadian dilakukan dengan wajar dan tepat waktu.
3. Transaksi dan kejadian harus diotorisasi dan dilaksanakan oleh yang berwenang memberikan
otorisasi tersebut.
4. Pembagian tugas, otorisasi,pemrosesan dan pemeriksaan transaksi harus dipisahkan ke masingmasing individu (per unit).
5. Pengawasan harus dilakukan dengan baikdan berkelanjutan untuk memastikan pencapaian
tujuan pengendalian internal.
6. Akses dan akuntabilitas ke sumber daya atau catatan.

C.

SARANA UNTUK MENCAPAI PENGENDALIAN


Ada beberapa sarana operasional yang dapat digunakan manajer untuk mengendalikan fungsi

didalam perusahaan adalah sebagai berikut:


1. Organisasi
2. Kebijakan
3. Prosedur
4. Personalia
5. Akuntansi
6. Penganggaran
7. Pelaporan
D.

PERAN AUDITOR INTERNAL


Auditor Internal bisa sangat membantu manajemen dengan mengevaluasi sistem pengendalian

dan menunjukkan kelemahan-kelemahan dalam pengendalian internal. Auditor internal juga berperan
untuk membantu manajemen dalam beberapa hal, yakni:
1. Memonitor aktivitas manajemen puncak yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh manajemen
puncak.
2. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko.Semua organisasi menetapkan manajemen risiko
dengan melakukan pendekatan yang holistik meliputi semua risiko pada perusahaan, yang

berasal dari hukum, politik dan pembuat peraturan, hubungan dengan pemegang saham, dan
pengaruh persaingan.
3. Memvalidasi laporan kepada manajemen puncak. Para manajemen membuat keputusan
berdasarkan laporan yang dibuat oleh auditor internal.
4. Melindungi manajemen dalam bidang teknis, Auditor internal harus tau data berasal, bagaiman
memprosesnya, dan pengaman data-data perusahaan.
5. Membantu membuat proses keputusan.
6. Mereview aktivitas perusahaan tidak hanya masa lalu, tetapi juga masa depan.
7. Membantu manajer membuat perencanaan, mengorganisasi, mengarahkan dan mengendalikan
masalah.
E.

PENDEKATAN SIKLUS UNTUK PENGENDALIAN INTERNAL AKUNTANSI

Lima siklus transaksi


Siklus

Contoh transaksi

Pendapatan

Penerimaan pelanggan, kredir, pengiriman barang, penjualan, pengurangan


penjualan, penerimaan kas, piutang, garansi, penyisihan piutang tak tertagih

Pengeluaran

Pembelian, gaji, pengeluaran kas, utang usaha, utang biaya

Produksi atau konversi Produksi, perencanaan persediaan, akuntansi peralatan danbiaya tangguhan,
serta akuntansi biaya
Pendanaan
Pelaporan
Eksternal

F.

Saham dan utang, investasi, saham yang diperoleh kembali, opsi saham,
dividen
Keuangan Penyusunan laporan keuangan dan pengungkapanterkait atas informasi
keuangan lainnya, termasuk misalnya pengendalian atas evaluasi laporan
keuangan dan kebijakan estimasi, pemilihan prinsip-prinsip akuntansi,
aktivitas-aktivitas dan kebijakan- kebijakan yang tidak biasa atau jarang
terjadi, dan yang tidak bersifat transaksional seperti kontijensi.

AUDIT TERHADAP PENGENDALIAN

Audit pengendalian adalah untuk menentukan bahwa:


1. Pengendalian memang diterapkan
2. Pengendalian secara struktural memang wajar
3. Pengendalian dirancang untuk mencapai tujuan manajemen khusus atau untuk mencapai
ketaatan dengan persyaratan yang ditentukan, atau untuk memastikan akurasi dan kelayakan
transaksi.

4. Pengendalian memang digunakan.


5. Pengendalian secara efisien melayani tujuan tersebut.
6. Pengendalian bersifat efektif, dan
7. Manajemen menggunakan keluaran yang dihasilkan sistem pengendalian.
G.

AUDITING COSO
Audit internal yang dirancang untuk mempertimbangkan konsep pengendalian COSO yang baru

menjadi lebih rumit dibandingkan audit pengendalian internal yang tradisional. Kebanyakan
meningkatnya kesulitan muncul dari kebutuhan untuk mempertimbangkan pengendalian lunak yang
melekat pada filosofi COSO dan juga lebih banyak pendekatan tradisional yang dilakukan dalam audit
pengendalian.

H.

HUBUNGAN ANTARA COSO DAN SERBANES OXLEY (SOX)


Hubungan antara COSO dan SOX adalah SOX memerlukan penilaian dari asersi manajemen

terhadap pengendalian internal atas laporan keuangan. Penilaian ini diukur oleh kerangka kerja
(framework) yang menentukan apakah pengendalian internal sudah berjalan efektif. Kerangka kerja
COSO merupakan kebutuhan penilaian pengendalian internal.

I.

COSO ASSERTION

COSO assersi meliputi:


1. Existence adalah keberadaan yang meliputi aktiva, kewajiban dan kepemilikan yang ada pada
saat pelaporan.
2. Occurrence adalah pencatatan transaksi
3. Completeness merupakan semua transaksi selama
4. Rights dan Obligations merupakan aktiva dan kewajiban yang dilaporkan di neraca pada
periode pelaporan.
5. Valuation dan allocation merupakan aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban yang dicatat
dalam jumlah yang tepat sesuai dengan prinsip akuntansi.
6. Presentation dan disclosure merupakan item-item dalam laporan keuangan yang disajikan
secara wajar.

Você também pode gostar